I. Pendahuluan
III. Tujuan
Umum :
Menurunnya angka kecacatan pada pasien baru dan tidak bertambahnya
kecacatan saat dan post RFT
Khusus :
1. Meningkatnya tata laksana paripurna program kusta (mulai dari penemuan
– rehabilitasi).
2. Meningkatnya dukungan dari pengambil kebijakan lintas sektor & lintas
program.
3. Menguatnya kemitraan dengan organisasi strategis seperti ormas, tomas,
toga
4. Masyarakat semakin berdaya sebagai sekutu penemuan kasus dan
mereduksi stigma.
5. Manajemen program makin optimal
III. Sasaran
Sasarannya adalah seluruh warga yang tinggal di Kota Surabaya
IV. Strategi
1. Pelaksanaan pemberantasan penyakit kusta diintegrasikan ke dalam
pelayanan kesehatan di Puskesmas.
2. Pada prinsipnya kegiatan difokuskan di wilayah/area dengan prevalensi tinggi
dengan tetap meningkatkan kewaspadaan dan kepedulian di wilayah dengan
prevalensi rendah.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada penderita di Puskesmas.
4. Meningkatkan upaya penemuan penderita secara aktif dan pasif untuk daerah
prevalensi tinggi dan secara pasif untuk daerah prevalensi rendah.
5. Pengobatan MDT sesuai regimen yang direkomendasi WHO dilaksanakan
disemua Puskesmas dan bagi semua penderita yang ditemukan (PB 6 dosis
dalam 6-9 bulan, MB 12 dosis dalam 12-18 bulan).
6. Memberdayakan masyarakat dalam penemuan penderita, pembinaan
penderita baik keteraturan berobat maupun upaya-upaya perawatan diri
sendiri serta dalam upaya rehabilitasi.
7. Pendekatan untuk rujukan di RSD terdekat, dan untuk kasus tertentu di RSUD
Dr. Soetomo dan RS Kusta Sumberglagah dan Kediri.
8. Penyebarluasan informasi untuk menurunkan stigma di masyarakat.
V. Kegiatan
Kegiatan penanggulangan penyakit kusta di Kota Surabaya dilakukan dengan
menggunakan pendekatan endemisitas. Untuk Puskesmas yang termasuk daerah
high endemic, kegiatan dilakukan dengan mengoptimalkan semua sumber daya
yang ada, dengan kegiatan memberikan pelayanan secara paripurna (mulai dari
penemuan, pengobatan, case holding, deteksi reaksi, pencegahan dan perawatan
diri, upaya rujukan dan rehabilitasi sosial dan ekonomi). Sedangkan untuk daerah
low endemic kegiatan dilakukan secara intensif dan berkesinambungan pada
daerah-daerah fokus sasaran, sehingga kalau ditemukan pasien baru dapat
dilayani secara baik dan benar.
Kegiatan meliputi :
VII. Anggaran
Anggaran berasal dari dana APBD TK II dan bantuan NLR dalam East Java
Leprosy Control Project.
Demikian Kerangka Acuan Kerja ini disusun sebagai panduan dalam
pelaksanaan) kegiatan Program P2 Kusta di Puskesmas.
Mengetahui
Kepala Bidang Kepala Seksi
Pengendalian Masalah Kesehatan Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit