Hal tersebut diatas (pada point 1 dan 2) menyebabkan waktu tunggu pasien dan
Pelayanan pasien menjadi lebih lama karena pasien masuk ruangan antri satu
orang demi satu, sehingga berdampak pada promosi kualitas Pelayanan yang
kurang baik ditengah masyarakat.
3. Tempat tidur tindakan sebaiknya berbahan kayu. Tidak baik terbuat dari besi
karena alat-alat Fisioterapi pada umumnya menggunakan arus listrik dan
magnet, yang dapat menyebabkan terganggunya konsentrasi arus listrik pada
mesin (alat), sehingga alat mudah menjadi rusak dan terhadap pasien berisiko
terjadinya kontak arus yang tidak diinginkan.
4. Suhu ruangan kurang sejuk.
Diruangan fisioterapi terdapat AC kapasitas 1/2 PK, tetapi suhu udara tidak sejuk.
Petugas instalatir AC sudah pernah informasikan untuk dibersihkan tetapi sampai
saat ini tidak ditindaklanjuti.
5. Terdapat alat Fisioterapi yaitu Short Wave Diathermy (SWD) tetapi tidak dapat
difungsikan karena menggunakan kode nomor. Sebagai Fisioterapis yang baru di
RS BK, kode nomor alat tersebut tidak diketahui. Sudah pernah dikonfirmasi
kepada petugas Fisioterapi yang pernah menggunakan alat tersebut tetapi
mantan petugasnya juga tidak mengetahui dan mungkin karena ala ttersebut
jarangdigunakansehingga SOP pengoperasiannya sudah lupa.
Solusiuntukmengaktifkanperalatan SWD tersebut adalah mendatangkan teknisi
uji fungsi dari perusahaan yang menjual alat tersebut. Kami membutuhkan buku
petunjuk alat SWD dan TENS, agar memudahkan dalam pengoperasian,
pemeliharaan dan perbaikan alat tersebut jika dibutuhkan.
6. Tidak adanya alat pengaman arus/ STAVOL untuk dihubungkan ke alat SWD dan
TENS. STAVOL sangat dibutuhkan dalam pengoperasian alat – alat Fisioterapi
yang mana alat tersebut berfungsi untuk mencegah terjadinya kerusakan alat
akibat lonjakan arus listrik yang terjadi secara tiba-tiba
7. Tidak adanya alat colokan ganda yang dihubungkan ke alat. Hal ini
mengakibatkan kepala colokan cepat menjadi rusak karena selalu dicabut, ditarik
dan terpasang kembali sehingga kabelnya bias cepat putus.
8. Antrean waktu tunggu pasien sangat lama, dimana 1 (satu) pasien membutuhkan
waktu tunggu antara½ jam s/d 3 jam. Hal ini dikarenakan ruang periksa sekaligus
ruang tindakan sangat sempit dan hanya dapat menampung 1 bed, sehingga
pasienhanya dapat ditindaki satu persatu.
9. Dampak dari point 8 tersebut, beberapa pasien pulang tidak mendapatkan
Pelayanan pada hari kunjungannya. Hal ini mengakibatkan kerugian pada Rumah
Sakit karena surat jaminan Pelayanan BPJS tidak di input pada hariitu juga (klaim
menjadi berkurang).
10. Tidak tersedianya bahan kesehatan dan kebersihan seperti salep, babby oil,
tissue basah, tissue kering
11. Belum terpenuhinya secara rutin format assessment dan tindakan fisioterapi,
bersama map plastic sebagai kulit/ sampulnya. Contoh format sudah ada pada
bagian SDM RS.
KepadaYth,
Bapak Direktur RS BalaKeselamatan Palu
di-
T e m p a t.
Dengan hormat,
Sehubungan dengan peningkatan dan perbaikan Mutu Pelayanan
Fisioterapi di RS Bala Keselamatan Palu, maka bersama ini kami beritahukan
beberapa masalah dan usulan perbaikan seperti tercantum dalam lampiran surat
ini.
Demikian surat ini kami sampaikan kepada Bapak Direktur, kiranya
menjadi pertimbangan dan tindaklanjutnya.
JUSTINUS DUMA