Anda di halaman 1dari 2

Internship? Perlu atau tidak ?

Babak baru bagi dokter gigi telah dimulai. Baru-baru ini muncul pembaharuan dari UU
Pendidikan Kedokteran, dimana Pasal 7 ayat 7 menyatakan bahwa program profesi dokter dan
dokter gigi dilanjutkan dengan internship. Hal ini tentu menjadi “viral” dikalangan dokter gigi dan
mahasiswa kedokteran gigi, pasalnya terdahulu internship ini hanya berlaku pada pendidikan
prosfesi dokter dan tidak melibatkan kedokteran gigi.

Indonesia, dilihat dari segi pelayanan kesehatan dan akses kesehatannya memang tidak
merata. Saat ini dimana tenaga kesehatan, dokter gigi khusunya di Indonesia sangatlah banyak,
namun itu hanya tersebar dibeberapa pulau-pulau besar seperti pula jawa, sehingga terdapat
ketimpangam antara daerah yang sudah baik akses kesehatannya dengan daerah yang belum.
Lantas bagaimanakan cara mengatasinya? dan pemerintah menjawab: Internship. Terjadilah
pemberlakuan program profesi pendidikan dokter terhadap pendidikan dokter gigi, dan akhirnya
program internship kedokteran gigi menjadi masalah yang diperdebatkan, menuai pro dan kontra.

Program Internship merupakan program pemahiran dan pemandirian dokter, dimana


mahasiswa kedokteran gigi yang telah lulus menjalani penempatan wajib sementara di didaerah
tertu dan mendapat tanggungan BBH ( Bantuan Biaya Hidup) dari pemeritah. Akan tetapi
diberlakukannya internship ini banyak menuai kontra di kalangan kedokteran gigi. Point
pemahiran, poin ini telah diterapkan atau dilaksanakan pada waktu kepaniteraan klinik atau saat
menjalani dokter muda, begitu juga dengan pemandirian. Berbeda dengan koas dokter umum,
dokter gigi telah menangani sendiri pasien dengan kasus-kasus tertentu meskipun masih dalam
pengawasan dosen, namun hal tersebut sudah cukup mampu membuat lulusan dokter gigi menjadi
lebih mandiri karena dimulai dari mendiagnosis hingga menentukan rencana perawatan dilakukan
sendiri, dengan acc dari dosen pembimbing. Jika dilihat kembali pada saat sebelum ada pembaruan
UU Pendidikan Dokter yang menyatakan adanya Internship Kedokteran Gigi, mahasiswa
kedokteran gigi yang telah diangkat sumpahnya menjadi dokter gigi dapat langsung terjun
kelapangan dengan berkerja dirumah sakit atau general practisioner, banyak yang menuai
kesuksesan tanpa perlu menjalani masa internship, atau ini hanya cara paksa pemerintah agar dapat
“membayar” dokter gigi dengan harga murah?
Jika pemerataan tenaga kesehatan menjadi permasalahan untuk melayani kesehatan
masyarakat, keberadaan dokter gigi disetiap jengkal daerah bukanlah suatu hal yang bersifat
urgensi. Sejauh ini masalah kesehatan gigi dan mulut tidak ada yang bersifat gawat darurat,
berbeda dengan kegawat daruratan di kedokteran umum dengan keterlambatan sedetik saja bisa
berakibat fatal, yang mengharuskan dilaksanakannya internship bagi kalangan profesi pedidikan
dokter.

Sampai saat ini belum tau pasti mekanisme yang akan dijalankan dan entah seperti apa
gambaran internship kedokteran gigi, sebagai gambaran contoh, dapat kita lihat bagaimana
perjalanan internship kedokteran umum yang pertama kali di uji coba pada tahun 2010. Mau tidak
mau nampaknya internship pasti akan dilaksanakan sehubungan dengan dikeluarkannya undang-
undangan, lantas bagaimanakah “petualangan” internship kedokteran gigi? Akankah memiliki
catatan hitam persis internship kedokteran umum, atau bahkan lebih parah? Membuka lagi
lembaran-lembaran berita mengenai peristiwa-peristiwa yang menimpa rekan-rekan dokter yang
sedang menjalani internship di daerah-daerah terpencil, rasanya menjadi bahan evaluasi besar
dalam pelaksanaan internship. Seorang dokter yang diharapkan dapat memberikan layanan
kesehatan di daerah-daerah, justru harus meregang nyawa didaerah tersebut, lalu apakah
pemerintah akan menambah deretan peristiwa-peristiwa memilukan dengan tetap melaksanakan
program internship dokter gigi?

Anda mungkin juga menyukai