Anda di halaman 1dari 99

LANGKAH-LANGKAH PENGGUNAAN SOFTWARE

HAMPSON RUSSELL & PETREL

FAID MUHLIS
115.120.034

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2015

i
HALAMAN PERSEMBAHAN

Pertama-tama saya ucapkan terimakasih kepada Allah SWT karena rahmat


dan kuasaNya maka saya dapat menyelesaikan Modul ‘Langkah-langkah
penggunaan software HRS & Petrel’ ini dengan tepat pada waktunya.

Ucapan terimakasih ditujukan kepada:


 Bapak Steven Palar selaku Manager Subsurface dan Bapak Willy Brianno
yang telah memberikan kesempatan dan waktunya untuk menjadi
pembimbing saat melaksanakan Kerja Praktek di Chevron Indonesia
Company. Banyak ilmu bermanfaat yang saya dapatkan dari bimbingan
serta pengajaran.
 Bapak Ardian Novianto, ST, MT sebagai dosen prodi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta yang mengampu mata kuliah seismik
diantaranya yaitu Pengolahan Data Seismik, Interpretasi Data Seismik,
Inversi Seismik dan Seismik Atribut.
 Adit Saputra, ST, Muhammad Masnur, ST dan Adi Wijayanto,ST sebagai
pembimbing selama pengajaran software Hampson Russell serta software
Petrel.

ii
KATA PENGANTAR

Ucapan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, Zat yang maha kuasa
dan segala daya bagiNya yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan
sehingga dapat mengerjakan Modul “Langkah-langkah Penggunaan Software
Hampson Russell & Petrel”. Meskipun terdapat banyak hambatan dalam tahap
pengerjaanya, namun Modul ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Tidak lupa ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses pengerjaan mulai dari awal sampai akhir pembuatanya. Kemudian
dalam penyusunan, tidak henti-hentinya diharapkan saran serta kritik dari para
pembaca. Kesalahan dan kekurangan dalam penyusunanya, disadari dapat
bermanfaat dalam hal penyusunan pada edisi berikutnya berikutnya.
Demikian laporan “Langkah-langkah Penggunaan Software Hampson
Russell & Petrel” ini dibuat semoga dapat berguna bagi diri sendiri khususnya dan
pembaca pada umumnya. Atas perhatiannya diucapkan terimakasih.

Yogyakarta, 30 Desember 2015


Penulis

Faid Muhlis

iii
DAFTAR ISI MODUL

HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
HALAMAN PERSEMBAHAN .........................................................................ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................iii
DAFTAR ISI MODUL .......................................................................................iv
- PENDAHULUAN ..........................................................................................v
- SOFTWARE HAMPSON RUSSELL .............................................................vi
- SOFTWARE PETREL ....................................................................................vii
DAFTAR PUSTAKA
BIOGRAFI SINGKAT PENULIS

iv
v
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN

I. Seismik Refleksi ................................................................................................1


I.1. Hukum Dasar Seismik ...............................................................................1
I.2. Tahapan Metode Seismik...........................................................................2
I.3. Komponen Seismik Refleksi......................................................................3
I.3.1. Impedansi Akustik ...........................................................................3
I.3.2. Koefisien Refleksi............................................................................3
I.3.3. Wavelet.............................................................................................4
I.3.4. Polaritas Seismik..............................................................................4
I.3.5. Trace Seismik ..................................................................................5
I.3.6. Resolusi Vertikal Seismik................................................................ 6
II. Data Sumur (Log) .............................................................................................7
II.1. Gamma Ray Log .......................................................................................7
II.2. Density Log ...............................................................................................7
II.3. Neutron Porosity Log ...............................................................................8
II.4. Sonic Log ..................................................................................................8
II.5. Resistivity Log...........................................................................................9
II.6. Caliper Log...............................................................................................9
II.7. Checkshot..................................................................................................9
III. Well Seismic Tie ..............................................................................................10
III.1. Seismogram Sintetik................................................................................11
III.2. Ekstrak Wavelet .......................................................................................11
IV. Metode Inversi AI ..........................................................................................12
V. Seismik Atribut ................................................................................................13
PENDAHULUAN

I. Seismik Refleksi
Seismik refleksi merupakan metode geofisika yang memanfaatkan
gelombang pantul dari batas lapisan di bawah permukaan. Pengiriman sinyal dalam
bentuk gelombang ke dalam bumi, kemudian sinyal tersebut akan terpantulkan oleh
batas antara dua lapisan, dan selanjutnya sinyal pantulan direkam oleh receiver
(geophone atau hidrophone), seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Ilustrasi penjalaran gelombang seismik dari sumber ke penerima (Sukmono,


1999)

Gelombang seismik ada yang merambat melalui interior bumi yang disebut
sebagai body wave dan ada juga yang merambat melalui permukaan bumi yang
disebut surface wave. Body wave dibedakan menjadi dua berdasarkan arah
getarnya. Gelombang P (longitudinal) merupakan gelombang yang arah getarnya
searah dengan arah perambatan gelombang sedangkan gelombang yang arah
getarnya tegak lurus dengan arah perambatannya disebut gelombang S
(transversal). Surface wave terdiri atas Reyleigh wave dan Love wave.

I.1. Hukum Dasar Seismik


Metode seismik refleksi menggunakan 3 hukum dasar antara lain Hukum
Snellius, Asas Fermat dan Hukum Huygens.

Pendahuluan 1
1. Hukum Snellius
Gelombang datang, gelombang pantul dan gelombang bias terletak
pada satu bidang. Sudut pantul sama dengan sudut datang.
2. Asas Fermat
Fermat menyatakan bahwa gelombang akan menempuh jarak yang
terpendek dengan waktu yang tercepat bila melalui sebuah medium.
3. Hukum Huygens
Gelombang akan membentuk muka gelombang yang baru ketika
mengenai bidang diskontinu.

I.2. Tahapan Metode Seismik


Secara umum, metode geofisika mempunyai tiga bagian penting dalam
pengerjaannya. Metode seismik refleksi terbagi dalam 3 kegiatan, yaitu akuisisi
data seismik, pengolahan data seismik, dan interpretasi data seismik.
1. Akuisisi Data Seismik
Akuisisi data merupakan pekerjaan pengambilan data di lapangan.
Menggunakan peralatan seismik refleksi, diharapkan mampu memperoleh
gambaran bawah permukaan secara baik nantinya. Maka diperlukan
penentuan parameter-parameter lapangan yang cocok dari suatu daerah
penelitian.
2. Pengolahan Data Seismik
Data seismik direkam ke dalam pita magnetik setelah kegiatan
akuisisi selesai. Setelah itu data tersebut diproses di pusat pengolahan data
seismik. Tujuan dari pengolahan data seismik adalah menghasilkan
penampang seismik dengan S/N (signal to noise ratio) yang baik tanpa
mengubah bentuk kenampakan-kenampakan refleksi, sehingga dapat
dihasilkan sebuah penampang yang dapat menggambarkan keadaan dan
bentuk dari perlapisan di bawah permukaan bumi seperti keadaan
sebenarnya.
3. Interpretasi Data Seismik
Interpretasi data seismik adalah menjelaskan arti geologis pada
suatu data seismik. Sering interpretasi juga dilakukan dengan mengaitkan

Pendahuluan 2
data seismik (dengan resolusi lateral) dengan data lain, contohnya data
sumur (dengan resolusi vertikal), sehingga kondisi bawah permukaan
dapat dijelaskan dengan baik dan berdasarkan bukti yang nyata.

I.3. Komponen Seismik Refleksi


Komponen seismik refleksi ini meupakan hal-hal yang diturunkan
(derivative value) atau dihasilkan dari parameter dan data seismik refleksi.
I.3.1. Impedansi Akustik
Seismik adalah metode yang memanfaatkan penjalara waktu
gelombang pada suatu medium. Sedangkan penjalaran gelombang tersebut
dipengaruhi oleh adanya densitas serta kecepatan medium yang dilaluinya,
Impedansi akustik (AI) yang merupakan gambaran dari tubuh lapisan
merupakan hasil perkalian antara keduanya.

AI = vp.ρ
Dimana:
AI = Nilai acoustic impedance
vp = Kecepatan gelombang P
ρ = Densitas batuan

Dalam teorinya, Sukmono (1999), menganalogikan AI dengan


acoustic hardness. Batuan yang keras dan sukar dimampatkan, seperti
batugamping mempunyai AI yang tinggi, sedangkan batuan yang lunak
seperti lempung yang lebih mudah dimampatkan mempunyai AI rendah.

I.3.2. Koefisien Refleksi


Sebuah gelombang akan terpantulakan pada suatu lapisan yang
mempunyai nilai impedansi akustik yang berbeda. Maka koefisien refleksi
merupakan cerminan dari bidang batas lapisan tersebut. Koefisien refleksi
dapat bernilai postitif (+) maupun negative (-).

Pendahuluan 3
AI2 − AI1 (ρ2.v2) − (ρ1.v1)
KR = =
AI2 + AI1 (ρ2.v2) + (ρ1.v1)

Dimana:
KR = Koefisien refleksi
AI1 = Impedansi akustik lapisan atas
AI2 = Impedansi akustik lapisan bawah

I.3.3. Wavelet
Wavelet merupakan kumpulan dari sejumlah gelombang harmonik
yang mempunyai amplitudo, frekuensi, dan fasa tertentu. Ada empat macam
jenis wavelet (Gambar 2) berdasarkan fase gelombangnya, yaitu wavelet
fase nol, fase maksimum, fase minimum, dan fase campuran. Tipe-tipe
wavelet ini mempunyai letak konsentrasi energi (simpangan maksimum atau
amplitudo) yang berbeda-beda.

Gambar 2. Jenis fase : (a) fasa minimum, (b) fasa campuran, (c) fasa maksimum,
dan (d) fasa nol (Sukmono, 1999)

I.3.4. Polaritas Seismik


Brown, 2006, cited by Sukmono, (2001) membagi kedua jenis
polaritas tersebut menjadi polaritas konvensi Amerika (SEG) dan konvensi
Eropa yang polanya saling berkebalikan. Dari kedua jenis polaritas tersebut,
polaritas konvensi Amerika (SEG) yang sering digunakan sebagai polaritas
standar. Badley dan Michael mendefinisikan polaritas normal dan terbalik

Pendahuluan 4
menurut SEG (Society of Exploration Geophysicist) sebagai berikut
(Sukmono, 1999):
1. Sinyal yang memiliki polaritas positif (menandakan adanya kenaikan
impedansi akustik) direkam dengan angka negatif pada perekam,
memiliki defleksi gelombang negatif pada monitor dan ditampilkan
sebagai lembah (trough) pada tampilan seismik.
2. Sedangkan sinyal yang memiliki polaritas negatif (menandakan
adanya penurunan nilai impedansi akustik), dinyatakan dengan
puncak (peak).

Gambar 3. Polaritas normal dan polaritas terbalik menurut SEG, a. pada


minimum phase dan b. pada zero phase (Sukmono, 1999)

Mengunakan konvensi ini, dalam sebuah penampang seismik


dengan tampilan polaritas normal SEG, maka dapat diperkirakan:
1. Batas refleksi berupa trough pada penampang seismik, jika AI2 > AI1.
2. Batas refleksi berupa peak pada penampang seismik, jika AI2 < AI1.

I.3.5. Trace Seismik


Model dasar dalam model satu dimensi kondisi bawah permukaan
dapat digambarkan oleh trace seismik. Mengacu pada model konvolusi,

Pendahuluan 5
menyatakan bahwa tiap trace merupakan hasil konvolusi sederhana dari
refelektivitas bumi dengan fungsi sumber seismik ditambah dengan noise.
Dapat dituliskan sebagai berikut (tanda * menyatakan konvolusi):

S (t) = W (t) * r (t) + n (t)


Dimana:
S(t) = Trace seismik
W(t) = Wavelet seismik
r(t) = Reflektivitas bumi
n(t) = Noise

Konvolusi dapat dinyatakan sebagai “penggantian (replacing)”


setiap koefisien refleksi dalam skala wavelet kemudian menjumlahkan
hasilnya seperti yang dinyatakan oleh Russell, 1996. Konvolusi tersebut
akan saling mengurangkan, menambahkan ataupun tidak memberikan
pengaruh antar wavelet tergantung jarak antar batas lapisan dan frekuensi
yang digunakan.

I.3.6. Resolusi Vertikal Seismik


Resolusi adalah jarak minimum antara dua objek yang dapat
dipisahkan oleh gelombang seismik (Sukmono, 1999). Range frekuensi dari
seismik hanya antara 10 – 70 Hz yang secara langsung menyebabkan
keterbatasan resolusi dari seismik. Nilai dari resolusi vertikal adalah:

𝑣
r =
4𝑓
Dimana:
r = Jarak
v = Kecepatan gelombang
f = Frekuensi gelombang

Pendahuluan 6
Dapat dilihat dari persamaan diatas bahwa hanya batuan yang
mempunyai ketebalan di atas 1/4 λ yang dapat dibedakan oleh gelombang
seismik. Ketebalan ini disebut ketebalan tuning (tunning thickness). Dengan
bertambahnya kedalaman, kecepatan bertambah tinggi dan frekuensi
bertambah kecil, maka ketebalan tuning bertambah besar.

II. Data Sumur (Log)


Log adalah suatu grafik kedalaman (bisa juga waktu) dari suatu data yang
menunjukkan parameter yang diukur secara berkesinambungan di dalam sebuah
sumur (Harsono, 1997). Log tersebut akan membantu interpreter dalam membaca
informasi penampang seismik. Ada berbagai macam jenis log yang mempunyai
fungsinya masing-masing. Sebuah sumur tidak selalu mempunyai data log secara
keseluruhan. Terdapatnya data log pada usatu sumur dapat dilihat berdasarkan
keekonomisan yang bergantung pada keperluan data pada suatu sumur. Fungsi log
berdasarkan jenisnya dapat dijelaskan sebgai berikut.

II.1. Gamma Ray Log


Prinsip gamma ray log adalah suatu rekaman tingkat radioaktifitas alami
yang terjadi karena tiga unsur, yaitu: Uranium (U), Thorium (Th), dan Potassium
(K) yang ada pada batuan. gamma ray sangat efektif dalam membedakan lapisan
permeabel dan impermeabel karena unsur-unsur radioaktif cenderung berpusat
di dalam serpih yang impermeabel dan tidak banyak terdapat dalam batuan
karbonat atau pasir yang secara umum adalah permeabel. Gamma ray log biasa
digunakan untuk menentukan jenis litologi dari suatu batuan.

II.2. Density Log


Prinsip kerja log ini yaitu alat memancarkan sinar gamma energi
menengah ke dalam suatu formasi sehingga sinar gamma akan bertumbukan
dengan elektron-elektron yang ada. Tumbukan tersebut akan menyebabkan
hilangnya energi (atenuasi) sinar gamma yang kemudian akan dipantulkan dan
diterima oleh detektor yang akan diteruskan untuk direkam ke permukaan.
Dalam hubungan fisika atenuasi merupakan fungsi dari jumlah elektron yang

Pendahuluan 7
tedapat dalam formasi yaitu densitas elektron yang mewakili densitas
keseluruhan. Beberapa kelebihan dari log densitas antara lain mampu mengukur
berat jenis batuan yang kemudian digunakan untuk menentukan porositas batuan
tersebut, dapat membedakan minyak dan gas dalam ruang pori-pori karena fluida
tadi berbeda berat jenisnya, dan bersama log lain misalnya neutron log, lithologi
batuan dan tipe fluida yang dikandung batuan dapat ditentukan.

II.3. Neutron Porosity Log


Neutron log tidak mengukur volume pori secara langsung tetapi
menggunakan karakter fisik dari air dan mineral untuk melihat kontras rigid dan
mengabaikan pengukuran volume pori atau porositas. Cara kerja log ini yaitu
partikel-partikel neutron energi tinggi dipancarkan dari suatu sumber ke dalam
formasi batuan. Partikel-partikel ini akan bertumbukan dengan atom-atom pada
batuan sehingga mengakibatkan hilangnya energi dan kecepatan. Tumbukan
neutron dengan atom H pada formasi yang mempunyai massa atom yang sama
adalah yang paling signifikan. Partikel yang telah kehilangan energi tersebut
kemudian akan dipantulkan kembali, diterima detektor dan direkam ke atas
permukaan. Dengan mengetahui banyaknya kandungan atom hidrogen dalam
batuan maka akan dapat diketahui besarnya harga porositas batuan tersebut.

II.4. Sonic Log


Sonic log adalah log yang bekerja berdasarkan kecepatan rambat
gelombang suara. Gelombang suara dipancarkan ke dalam suatu formasi
kemudian akan dipantulkan kembali dan diterima oleh receiver. Waktu yang
dibutuhkan gelombang suara untuk sampai ke penerima disebut interval transite
time. Besarnya selisih waktu tersebut tergantung pada jenis batuan dan besarnya
porositas batuan tersebut sebagai fungsi dari parameter elastik seperti K (bulk
modulus), μ (shear modulus), dan densitas (ρ) yang terkandung dalam
persamaan kecepatan gelombang kompresi (Vp) dan gelombang shear (Vs).
Sehingga log sonik sering digunakan untuk mengetahui porositas litologi selain
itu juga digunakan untuk membantu interpretasi data seismik, terutama untuk
mengkalibrasi kedalaman formasi. Pada batuan yang porous maka kerapatannya

Pendahuluan 8
lebih kecil sehingga kurva log sonik akan mempunyai harga lebih besar dan
sebaliknya pada batugamping. Besaran dari pengukuran log sonik dituliskan
sebagai harga kelambatan (1 per kecepatan atau slowness).

II.5. Resistivity Log


Log resistivitas adalah log yang bekerja berdasarkan konduktivitas
batuan. Jadi semakin tinggi nilai konduktivitasnya maka resistivitasnya
(hambatan) semakin kecil. Arus listrik dapat mengalir di dalam formasi batuan
dikarenakan konduktivitas dari air yang dikandungnya. Resitivitas formasi
diukur dengan cara mengirim arus bolak-balik langsung ke formasi (laterolog)
atau menginduksikan arus listrik ke dalam formasi (alat induksi). Dalam aplikasi
lapangan, laterolog menawarkan banyak kelebihan dibandingkan alat induksi
lama antara lain resolusi vertikal lebih baik daripada alat induksi lama dan
mampu mengukur resistivitas dari 0.2 sampai dengan 40 ohm. Akan tetapi untuk
mendeteksi hidrokarbon diperlukan data geologi setempat atau dari data sumur
di sekitarnya, dimana untuk resistivitas rendah digunakan induksi sedangkan
untuk resistivitas tinggi adalah laterolog (Harsono, 1997).

II.6. Caliper Log


Caliper log adalah log yang menjelaskan mengenai besar-kecilnya suatu
lubang bor. Hal tersebut dikarenakan batuan yang terdapat di bawah permukaan
dapat mengalami runtuh akibat tidak kompaknya suatu batuan.

II.7. Checkshot
Checkshot dilakukan bertujuan untuk mendapatkan hubungan antara
waktu dan kedalaman yang diperlukan dalam proses pengikatan data sumur
terhadap data seismik (well tie seismik).

Pendahuluan 9
Gambar 4. Geometri source dan receiver pada : (a) survei checkshot di darat dan (b)
pada sumur deviasi (Anstey and Geyer, 1987; Goetz, et al., 1979)

Survei ini memiliki kesamaan dengan akuisisi data seismik pada


umumnya namun posisi geofon diletakkan sepanjang sumur bor atau dikenal
dengan survei Vertical Seismic Profilling (VSP). Data yang didapatkan berupa
one way time yang dicatat pada kedalaman yang ditentukan sehingga didapatkan
hubungan antara waktu jalar gelombang seismik pada lubang bor tersebut.

III. Well Seismic Tie


Well seismic tie merupakan suatu tahapan untuk mengikatkan data sumur
terhadap data seismik. Pinsip proses tersebut adalah menempatkan reflektor seismik
pada kedalaman yang sebenarnya dengan seismogram sumur yang bersesuaian
dengan suatu bidang batas. Pencocokkan dilakukan dengan mengkoreksi nilai tabel
time depth dari data checkshot tiap sumur agar two way time pada seismogram
sintetik jatuh pada time data seismik. Hasil analisis well seismic tie akan
memperlihatkan bahwa pada seismogram sintetik dapat dialakukan korelasi dengan
horison-horison pada data seismik yang merepresentasikan perubahan koefisien
refleksi atau suatu bidang batas perlapisan batuan.
Digunakan parameter pencocokan yang sama antara data seismik dengan
data sumur sehingga dapat dilakukan pengikatan antara keduanya. Dalam hal ini
parameter yang digunakan adalah RC (menggambarkan batas lapisan) yang di dapat
dari nilai AI (menggambarkan tubuh batuan). AI di dapat dari perkalian antara

Pendahuluan 10
kecepatan (kecepatan gelombang merambat pada tubuh batuan) dengan densitas
(tubuh batuan). Sehingga diperlukan antara lain seismogram seismik (data seismik
alsi) dan seismogram sintetik (berdasarkan data sumur) yang diikat.

III.1. Seismogram Sintetik


Seismogram sintetik adalah rekaman seismik buatan yang dibuat dari
data log kecepatan dan densitas. Data kecepatan dan densitas membentuk fungsi
koefisien refleksi yang selanjutya dikonvolusikan dengan wavelet. Seismogram
sintetik ini dapat membantu mengidentifikasi horizon (picking horizon) pada
penampang seismik (aspek lithologi, umur, kedalaman, dan sifat-sifat fisis
lainnya) karena resolusi vertikalnya lebih baik dari data seismik. Disatu sisi
seismogram sintetik menunjukkan data kedalaman yang akurat (sehingga dapat
dilakukan konversi time to depth). Seismogram sintetik biasanya ditampilkan
dengan format (polaritas dan fasa) yang sama dengan rekaman seismik.
Sehingga perlu dilakukan ekstrak wavelet dari data seismik.

Gambar 5. Seismogram sintetik merupakan hasil konvolusi wavelet dengan koefisien


refleksi (Sukmono, 1999)
III.2. Ekstrak Wavelet
Salah satu kelemahan dari seismogram sintetik adalah umumnya dibuat
dengan menggunakan frekuensi yang sama untuk seluruh penampang melakui
proses ekstraks wavelet. Padahal frekuensi yang dipakai tersebut umumnya
diambil dari zona target (misalnya daerah reservoar). Hal ini sering

Pendahuluan 11
mengakibatkan terjadinya miss tie pada daerah di luar zona target tersebut. Miss
tie adalah perbedaan waktu refleksi terhadap horison yang sama, namun direkam
dari arah yang berbeda. Penyebab miss tie adalah salah satu atau kombinasi dari
geometri reflektor, parameter perekaman, dan parameter pengolahan.

IV. Metode Inversi AI


Refleksi gelombang seismik memberikan gambaran data bawah permukaan
secara lateral, sedangkan data sumur memberikan data bawah permukaan secara
vertikal. Langkah awal yang dilakukan yaitu menghubungkan (tie) data sumur ke
data seismik dan mengestimasi nilai wavelet. Proses inversi melakukan pemodelan
impedansi akustik dengan cara mengkonvolusi nilai wavelet dengan seismogram
sintetis sesuai dengan tras penampang seismik.

Gambar 6. Skema proses konvolusi dan dekonvolusi (Yilmaz, 1987)

Seismik impedansi akustik dapat digolongkan sebagai data atribut seismik


yang diturunkan dari amplitudo. Hasil akhir dari inversi seismik adalah impedansi.
Apabila data seismik konvensional melihat batuan di bawah permukaan sebagai
batas antar lapisan batuan, maka data impedansi akustik melihat batuan di bawah
permukaan bumi sebagai susunan lapisan batuan itu sendiri. Oleh karena itu data
impedansi akustik lebih mendekati gambaran nyata lapisan di bawah permukaan
sehingga lebih mudah untuk diinterpretasi dan mampu memberikan gambaran yang
lebih jelas untuk penyebaran batuan baik secara vertikal maupun lateral.

Pendahuluan 12
V. Seismik Atribut
Seismik atribut merupakan pengukuran spesifik dari geometri, dinamika,
kinematika, dan juga analisis statistik yang diturunkan dari data seismik. Informasi
awal dari penerapan seismik atribut adalah gelombang seismik konvensional yang
kemudian diturunkan menjadi fungsi tertentu dengan manipulasi matematis,
sehingga kita dapat memperoleh informasi atau gambaran yang dapat membantu
kita dalam menginterpretasi kondisi bawah permukaan. Secara umum, atribut
turunan waktu akan cenderung memberikan informasi struktur, sedangkan atribut
turunan amplitudo lebih cenderung memberikan informasi perihal stratigrafi dan
reservoir. Peran atribut frekuensi sampai saat ini belum betul-betul dipahami,
namun terdapat keyakinan bahwa atribut ini akan memberikan informasi tambahan
yang berguna perihal reservoir dan stratigrafi. Atribut atenuasi juga praktis belum
dimanfaatkan saat ini, namun dipercaya dimasa datang akan berguna untuk lebih
memahami informasi mengenai permeabilitas.
Contoh atribut adalah RMS dan variance. RMS (amplitudo seismik) dapat
digunakan sebagai DHI (Direct Hydrocarbon Indicator), fasies, dan pemetaan sifat-
sifat reservoar. Perubahan nilai amplitudo secara lateral dapat digunakan untuk
membedakan satu fasies dengan fasies lainnya. Contohnya, lapisan concordant
yang memiliki nilai amplitudo tinggi, sedangkan hummocky dicirikan oleh
amplitudo yang rendah, dan chaotic memiliki amplitudo yang paling rendah
dibandingkan ketiganya. Lingkungan yang didominasi oleh batupasir juga memiliki
nilai amplitudo yang lebih besar dibandingkan batuan serpih. Sehingga kita dapat
memetakan penyebaran batupasir lebih mudah dengan peta amplitudo. Sedangkan
atribut variance menyoroti variasi vertikal pada impedansi akustik. Atribut ini
membandingkan jejak samping satu sama lain pada setiap posisi sampel. Jika ada
perbedan itu mungkin karena kesalahan atau adanya noise. Penggunan atribut ini
harus diaplikasikan dengan structural smoth atribute untuk mengurangi noise.

Pendahuluan 13
vi
DAFTAR ISI
SOFTWARE HAMPSON & RUSSELL

I. Membuat Database .......................................................................................... 1


II. Input Data ......................................................................................................... 3
II.1. Data Sumur ............................................................................................... 3
II.1.1. Data Log ......................................................................................... 3
II.1.2. Data Directional Survey ................................................................. 7
II.1.3. Data Marker .................................................................................... 10
II.2. Data Seismik ............................................................................................. 13
III. Analisa Log .................................................................................................... 18
III.1. Analisa Zona Target ................................................................................ 18
III.2. Analisa Crossplot .................................................................................... 25
IV. Well Tie Seismik ............................................................................................ 30
IV.1. Koreksi Checkshot .................................................................................. 30
IV.2. Ekstrak Wavelet ....................................................................................... 32
IV.3. Korelasi ................................................................................................... 39
V. Inversi Seismik ................................................................................................. 42
SOFTWARE HAMPSON & RUSSELL

Software Hampson & Russell dapat membantu dalam melakukan


interpretasi data geofisika di bidang Oil & Gas. Interpretasi dapat dilakukan dengan
proses inversi seismik sehingga mendapat tampilan penampang seismik berupa
Acoustic Impedance (AI). Berbeda dengan Reflection Coefficient (RC) yang
menunjukan batas lapisan, nilai AI telah menunjukan tubuh batuan yang dilalui
gelombang. Proses tersebut dibantu dengan kehadiran data seismik yang diikat
dengan data sumur melalui proses Well Tie Seismik.

I. Membuat Database
Buat folder sebelum melakukan project untuk mempermudah pengerjaan.
Siapkan juga dua folder dalam Olahan yaitu folder Well dan Seismik, sehingga hasil
pengerjaan nanti tidak saling bercampur antara pengerjaan data sumur dengan data
seismik.

Buka software Geoview pada Hampson-Russell (HRS) dan buat project baru,
kemudian simpan dengan nama yang diinginkan > OK.

Langkah-langkah penggunaan software HRS 1


database

buka database

database baru
Catatan: Tanda (√) pada Show the Well Explorer after loading the database
menunjukan bahwa window Well Explorer akan terbuka secara otomatis.

lokasi penyimpanan

nama database
yang tersimpan

format database

Kemudian akan muncul window Geoview (atas) dan window Explorer (bawah).

Langkah-langkah penggunaan software HRS 2


II. Input Data
Setelah Database dibuat, proses berikutnya adalah input data. Data yang
dimasukan berupa data sumur dan data seismik.

II.1. Input Data Sumur


Data sumur yang dimasukan dalam proses iniput data sumur berupa data
log, data directional sumur (untuk sumur deviasi) dan data marker.

II.1.1. Data Log


Lakukan input data log pada window Explorer dengan cara, pilih
Import Data > Logs, Check Shots, Tops Deviated Geometry from Files. Data
yang dimasukan berupa data log seperti GR, RHOB, NPHI, P-Wave, dll.

Langkah-langkah penggunaan software HRS 3


Setelah muncul window File Import, tentukan lokasi tersedianya data sumur.
Pilih data sumur yang mempunyai format .LAS yang akan dimasukan lalu klik
Add > Next.

lokasi penimpanan data


format data
saat pencarian
(.LAS)

data tersedia
data terinput

format input
data

Kemudian pada window Destination Well untuk meletakan data log yang
dimaukan pada data sebuah sumur (sehingga input dapat dilakukan tidak dalam
waktu yang sama, hal tersebut dikarenakan nama sumur akan tersimpan dan akan
menjadi tujuan dari data lain yang akan dimasukan). Lakukan perubahan nama
jika diinginkan > Next.

Langkah-langkah penggunaan software HRS 4


nama data nama sumur nama sumur
sesuai file sesuai data yang diinginkan

Pada window Well Data Settings digunakan untuk memasukan informasi sumur
seperti data Koordinat, Tipe Sumur (bisa dikosongkan), Ketinggian Kelly
Bushing dan Ketinggian Permukaan (bias dikosongkan). Perhatikan juga pada
Elevasi Unit menggunakan satuan yang sesuai pada data log yang dapat dilihat
pada View File Contens. kemudian > Next.

ketik nama sumur satuan koordinat (UTM) satuan elevasi


yang sudah tersimpan

untuk melihat informasi sumur

Pada window Log File Details digunakan untuk menentukan jenis-jenis data log.
Informasi mengenai jenis data log yang digunakan dapat dilihat pada View File
Contens. Kemudian akan muncul pilihan file yang ingin dilihat informasinya >
View File. Setelah semua informasi diisikan > OK.

Langkah-langkah penggunaan software HRS 5


tanda (√) berarti log
tipe log dan nama log satuan log dan satuan elevasi log akan ditampilkan

sesuaikan dengan acuan jenis log dan


satuan log nilai log setiap kedalaman

Jika data log berhasil dimasukan maka akan muncul


pesan seperti gambar disamping > OK.

Kemudian akan muncul pilihan metode perhitungan dalam proses input data,
pilih Metric > OK.

Kemudian pada window Well Explorer akan muncul sumur CIC-1 yang sudah
diinput.

Langkah-langkah penggunaan software HRS 6


sumur CIC-1 yang sudah terinput

II.1.2. Data Directional Survey


Perlu diketahui tipe sumur berdasarkan bentuknya ada dua yaitu sumur
vertikal dan sumur deviasi. Keduannya dapat dilihat berdasarkan nilai
kedalamannya (MD dan TVD).
- MD = TVD, maka berupa sumur vertikal
- MD > TVD, maka berupa sumur deviasi
Apabila berupa sumur vertikal, maka kedalaman sumur telah diinput bersamaan
dengan input data log.

Namun apabila sumur berupa sumur deviasi, maka perlu dilakukan input
data deviasi dari sumur tersebut. Menggunakan cara yang sama seperti input log
yaitu pilih Import Data > Logs, Check Shots, Tops Deviated Geometry from
Files. Pada window Import File, tentukan lokasi tersedianya data deviasi sumur
yang akan dimasukan, kemudian pilih data berformat .txt. Rubah Log File
Format dengan General ASCII, kemudian pilih tipe data adalah Deviated
Geometry > Next.

Langkah-langkah penggunaan software HRS 7


lokasi penimpanan data
format data
saat pencarian
(.txt)

data tersedia
data terinput

format input
data

Kemudian pada window Import Deviated Geomery, pilih View File Contents
untuk melihat informasi data. Tentukan satuan, data deviasi yang akan diinput,
kemudian tentukan lokasi tersedianya data > Next.

jenis data yang diinput (koordinat/sudut) dan satuannya

lihat pada kolom line column 1 2 3 4


data dimulai dari line 1
Sehingga line to skip=0 referensi dan tipe data kedalaman (MD)

Kemudian pada window Destination Well Settings digunakan untuk


memasukan data pada sumur. Pilih nama sumur yang telah tersimpan
sebelumnya pada Destination Well Name > Next > OK.

Langkah-langkah penggunaan software HRS 8


nama file (.txt) nama sumur

Selain dilakukan dengan cara melakukan input data. Cara lain dapat dilakukan
secara manual (copy-paste). Klik tanda panah warna biru pada data sumur yang
telah dimasukan, pilih Create Derivation Geometry.

Deviated Geometry (Not Available)


menunjukan bahwa tidak terdapat
informasi mengenai sumur deviasi

Kemudian tentukan satuan dan pengukuran kedalaman yang berasal dari Kelly
Bushing. Pindahkan data dari Ms Exel lalu copy nilai kedalaman dan
koordinat X & Y yang telah disusun teratur sesuai tampilan dalam HRS. Blok
semua kolom lalu klik pada Log Data Options, pilih Paste from clipboard to
selected > Update.

Langkah-langkah penggunaan software HRS 9


1

referensi data sumur samakan satuan antara


MD (ft) dan KB (ft) 3

untuk menyimpan data

Perhatikan gambar sumur pada sebelah nama sumur,


berubah menjadi sumur deviasi.

II.1.3. Data Marker


Kemudian melakukan input data marker yang berguna sebagai penanda
kemenerusan lapisan pada interpretasi picking horizon (Petrel). Data dapat
dimasukan dengan cara yang sama seperti data directional survey, yaitu secara
input data maupun manual.
- Apabila dilakukan dengan input data, maka pilih Import Data > Logs,
Check Shots, Tops Deviated Geometry from Files. menentukan lokasi
tersedianya data marker yang akan dimasukan, kemudian pilih data
berformat .txt dengan tipe data adalah Top > Next. Sesuaikan dengan
informasi data pada View File Contents dan sesuaikan dengan nama
sumur > OK.
- Apabila dilakukan dengan cara manual, klik tanda panah warna biru di
sebelah sumur. Kemudian pilih tanda panah biru lagi pada Top. Sesuaikan
satuan kemudian paste data marker pada tabel > Update.

Langkah-langkah penggunaan software HRS 10


Kedua cara tersebut akan menghasilkan hasil yang sama setelah dilakukan input
data marker.

data marker telah berhasil dimasukan

Kemudian perihal keperluan proses Well Seismic Tie maka diperlukan data
yaitu checkshot dan P-wave. Sseperti dengan data sebelumnya bahwa dapat
dimasukan pada menu Import Data > Logs, Check Shots, Tops Deviated
Geometry from Files (dengan nama sumur yang sama) maupun input secara
manual (copy-paste). Apabila dilakukan secara manual maka pilih Log Options
> Create a new log in table > pilih jenis log yaitu P-wave. Klik tanda panah di
sebelah log P-wave yang telah ditambah. Kemudian lakukan paste data
kedalaman dan kecepatan pada tabel > Update.

Langkah-langkah penggunaan software HRS 11


jenis log yang akan ditambahkan

Perlu diperhatikan mengenai


informasi data log, sesuai atau tidak

Tentukan nilai satuan dalam feet dan pengukuran adalah Kelly Bushing, agar
sesuai dengan informasi data log yang lain. Selanjutnya lakukan input pada data
Checkshot (jenis log: checkshot, satuan: two way time, perhatikan satuan
kedalaman yaitu ft dan referensinya yaitu KB). Data sumur telah selesai
dimasukan, dimana di dalamnya terdapat informasi tipe log, directional survey
sumur dan marker.

(√) sumur CIC-1


(√) data top

(√) deviated survey sumur

(√) checkshot

(√) P-wave
(√) jenis log dan satuan (√) satuan dan referensi kedalaman

Langkah-langkah penggunaan software HRS 12


II.2. Data Seismik
Kembali pada menu Geoview, pilih Strata lalu Start New Project > OK.
Tentukan letak penyimpanan, tulis nama project dengan nama yang sama pada saat
pertama pembuatan project. Hal tersebut agar memungkinkan dapat dilakukan well
seismic tie. Karena bila data mempunyai nama yang sama, data antara sumur dan
seismik akan saling terkorelasi.

membuat database baru


lokasi penyimpanan
membuka database
yang tersimpan (.pjr)

membuka database
yang berhubungan
dengan window
Well Explorer
yang terbuka
nama database yang tersimpan (gunakan nama format database
yg sama dengan sumur agar dapat terkorelasi)

Kemudian akan muncul window Hampsom-Russell - Strata pilih menu Data


Manager > Open Seismic > From SEG-Y File untuk melakukan input data
seismik.

Langkah-langkah penggunaan software HRS 13


Selanjutnya akan muncul window File Selection Page seperti gambar dibawah.
Tentukan lokasi tersedianya data seismik dengan memilih format pada filter pilih
format *.*. Pilih data seismik kemudian Add > Next.

lokasi penimpanan data


format data
saat pencarian
(*.*)

data tersedia data terinput

Pada window Geometry Type Page digunakan untuk menentukan jenis data
seismik (3D atau 2D Line), 3D (dikarenakan tipe data seismik berupa 3D) > Next.

Langkah-langkah penggunaan software HRS 14


Pada window General Parameter Page for Single File, digunakan untuk
menentukan informasi pada data seismik (dapat dilihat pada Header Dump) antara
lain:
- Tipe Amplitudo : Seismic
- Domain berupa : Time
- Pengolahan seismik : Post Stack
- Nomer Inline & Xline : Yes
- Koordinat X & Y : Yes
- Penomoran CDP secara sekuen : Yes (default)
Serta letak penyimpanan hasil dari proses import data seismik > Next.

informasi data seismik


yang dapat dilihat pada
Header Dump

informasi data seismik

lokasi penyimpanan
hasil proses import

Pada window SEG-Y Format and Header Page, digunakan untuk melakukan
pengaturan terhadap data SEG-Y seismik. Klik Detail Specification kemudian
isikan data inline dan xline yang dimulai pada byte yaitu 189 dan 193, koordinat
X dan Y pada byte 73 dan 77, lokasi CDP pada byte 21 serta lokasi Offset pada
byte 37. Kemudian pada Detail Specification > OK untuk mengatur skala
𝟏 𝟏
koordinat secara otomatis (-100.00 = 𝟏𝟎𝟎 sehingga nilai koordinat × 𝟏𝟎𝟎).

Langkah-langkah penggunaan software HRS 15


2 1

Catatan: Ignore Receiver X & Y coordinates dikarenakan tidak terdapat informasi


koordinat receiver pada Detail Specification.

Kemudian apabila byte (interval 4 byte) yang diisikan telah sesuai maka dapat
dilihat pada Header Dump yang menunjukan nilai yang sesuai juga > Next > Scan.
Kemudian data akan diproses….

Progress….

Langkah-langkah penggunaan software HRS 16


Setelah proses selesai akan muncul window Geometry Grid Page seperti pada
gambar di bawah. Maka bentuk line pengukuran akan muncul pada tampilan. Perlu
diingat untuk melakukan pengecekan terhadap input data agar sesuai dengan data
yang diatur pada window SEG-Y Format and Header Page > OK > Proses….

display geometri pengukuran

lakukan cek data agar sesuai

Progress….

Kemudian setelah proses selesai akan muncul 3 window. Window pertama (Well to
Seismic Map Menu) adalah window yang menunjukan telah tersambungnya data
seismik dengan data sumur yang dimasukan dengan terdapatnya (√), window kedua
(Strata: Seismic Window Data Menu) adalah pilihan menu data seismik yang
ingin ditampilkan maupun dihapus, sedangkan window ketiga adalah tampilan
penampang seismik dalam 2D berdasarkan data seismik dan data sumur yang telah
berhasil diinput.

Langkah-langkah penggunaan software HRS 17


karena data seismik berupa data 3D maka
tampilan penampang seismik (inline/xline)
terdapat inline dan xline, xline menunjukan
yang digeser setiap step (1 step)
perpotongan terhadap tampilan dari inline

3 display
penampang
seismik dan
sumur CIC-
1 yang telah
ditampilkan
2
1

(√) pada kolom plot menunjukan


sumur telah ditampilkan pada
display penampang seismik

kedalaman
dalam domain
file data seismik yang telah
time (ms) nilai inline/xline, time dan amplitudo
diinput dengan pilihan show
untuk ditampilkan dan pilihan trace yang ditunjuk oleh cursor
delete untuk menghapus

Catatan: Apabila tidak muncul sumur CIC pada window pertama maka data sumur dan data
seismik tidak terkorelasi dikarenakan penggunaan nama project yang berbeda.

III. Analisa Log


Sebelum melakukan analisa terhadap data seismik, dilakukan analisa
terlebih dahulu terhadap data sumur. Analisa tersebut berupa analisa zona target
dan analisa crossplot. Analisa zona target untuk menentukan penentuan zona
prospek berdasarkan log sumur (quick look). Sedangkan analisa crossplot untuk
mengetahui sensitifitas data terhadap kemampuan untuk memisahkan antara sand
dan shale guna untuk kelayakan proses inversi.

III.1. Analisa Zona Target


Analisa ini digunakan untuk mengetahui respon data log berdasarkan jenis
log yang dimasukan (GR, Resistivity, RHOB, NPHI, P-Wave, dll). Berdasarkan

Langkah-langkah penggunaan software HRS 18


respon dari data log tersebut, maka dapat diketahui indikasi keberadaan
hidrokarbon (DHI yaitu Direct Hydrocarbon Indication). Namun cara lain dapat
dilakukan yaitu berdasarkan data hasil sumur produksi yang telah ada. Marker pada
sumur produksi tersebut digunakan sebagai acuan terhadap potensi keberadaan
hidrokarbon.
Analisa zona target dilakukan dengan menampilkan data log ke dalam
kolom-kolom pengelompokan log berdasarkan fungsinya masing-masing. Buka
menu elog pada Geoview, kemudian Open Project > OK.

membuat database baru

membuka
database
yang telah
tersimpan
(.pjr)

membuka database yang berhubungan


dengan window Well Explorer yang
terbuka, buka project data seismik

Kemudian akan muncul window eLog beserta window Select Well Menu yang
digunakan untuk pemilihan sumur yang akan ditampilkan > Open.

pilih well untuk


ditampilkan

Selanjutnya pada window eLog akan muncul kurva data log (garis warna merah).
Pada display tersebut akan ditampilkan juga data marker (garis warna hitam) yang

Langkah-langkah penggunaan software HRS 19


telah dimasukan. Informasi lain yang ditampilkan cukup lengkap, antara lain nama
log, nilai dan satuan log, koordinat log beserta ketinggian KB, ditampilkan juga
kedalaman dalam dua domain yaitu domain depth dan time. Hal tersebut
dikarenakan data log dan data seismik telah terintegrasi, namun perlu diingat bahwa
posisi sumur belum berada pada posisi sebenarnya dikarenakan kedua domain
tersebut belum dikorelasi.
Pada display window eLog dapat dilakukan pengaturan agar dapat
membantu mempermudah dalam analisa zona target. Klik icon pada tampilan
menu display untuk melakukan setting pengaturan tampilan.

menu display informasi data sumur kedalaman domain time

marker kurva log beserta nama log, nilai dan satuan

kedalaman domain depth track log, digunakan untuk mengelompokan


log berdasarkan fungsinya masing-masing
menu-menu eLog

Setelah icon dipilih, maka akan muncul window Parameter Menu for Well
CIC-1. Terdapat banyak menu pada window tersebut, pada menu Layout
digunakan untuk penentuan tipe log yang akan dimunculkan yang dilakukan dengan
pemberian tanda (√) pada kolom. Penggolongan jenis log juga dapat dilakukan pada
menu ini. Sehingga terdapat 3 track utama yaitu track 1 untuk litologi, track 2 untuk
keberadaan dan jenis fluida, track 3 untuk keberadaan fluida pada porositas batuan,

Langkah-langkah penggunaan software HRS 20


sedangkan 2 track penunjang adalah track 4 sebagai checkshot dan track 5 sebagai
P-wave.

menu terpilih

penomoran track

jenis log yang ditampilkan pada


track yang diinginkan

untuk menghapus semua (√)

Pada menu Curves digunakan untuk melakukan pengaturan terhadap tampilan log
seperti nilai maksimal & minimal, satuan, skala, dll. Pengaturan tersebut dapat
dimanfaatkan guna analisa petrophysics (quick look) mengenai kandungan fluida
pada porositas batuan berdasarkan dua jenis log yaitu log Neutron Porosity dan
log Density.
Caranya dengan membalikan nilai Start dan End pada log Density guna
untuk mendapatkan perpotongan pada kedua log tersebut, kemudian pilih Fill
Option: Single Color untuk memunculkan satu warna yaitu Yellow sesuai pada
Fill Color guna untuk mengetahui perpotongan kedua log yang dapat dilihat dengan
terisi warna pada perpotongan kedua log tersebut. Kemudian pada Area yaitu From
2nd Curve yang menunjukan bahwa batas warna yaitu antara kurva density log
dengan kurva kedua yang dipilih yaitu neutron porosity log pada pilihan kolom 2nd
Curve.

Langkah-langkah penggunaan software HRS 21


menu terpilih

lakukan pengaturan seperti berikut

Kemudian pada menu Scale & Details digunakan untuk mengatur skala yang
dipakai, pengaturan tampilan pada track dan juga detail mengenai penampilan
marker.

menu terpilih

pengaturan penampilan marker (top):


1. tampilkan semua
2. tampilkan sebagian
3. tidak ditampilkan

pengaturan warna pada display log:


1. kurva log
2. grid
3. line top

Langkah-langkah penggunaan software HRS 22


Pada menu Synthetics berhubungan dengan sintetik seismik seismogram yang akan
digunakan dalam proses Well Tie. Sintetik seismogram ini dibuat berdasarkan
ekstrak wavelet yang dilakukan. Namun karena belum dilakukan ekstrak wavelet,
maka wavelet yang muncul adalah wavelet bawaan yang telah ada.

menu terpilih

wavelet terinput wavelet yang ditampilkan

Pada menu Seismic Views digunakan untuk melakukan pengaturan terhadap


tampilan penampang seismik (letaknya bersebelahan dengan data sumur).
Pengaturan yang dapat dilakukan, antara lain tampilan trace sampai horizon yang
akan dimunculkan.
menu terpilih

data seismk dimasukan data seismik yang ditampilkan

pengaturan horizon yang ditampilkan

pengaturan tampilan trace:


tebal garis, warna, fill color,
polaritas, wiggle

Langkah-langkah penggunaan software HRS 23


Terakhir menu Template digunakan untuk melakukan penyimpanan (Save as)
terhadap pengaturan yang sudah dilakukan sehingga dapat dilakukan penampilan
tampilan yang sama (Load) pada project yang lain > Apply > OK.

menu terpilih

Setelah pengaturan tampilan selesai dilakukan maka akan terlihat tampilan seperti
pada gambar di bawah. Sehingga jenis log telah dikelompokan sesuai fungsinya
masing-masing, kemudian disebelahnya terdapat tampilan penampang seismik.
Serta marker pun telah dimunculkan.
Terlihat data seismik mempunyai kedalaman yang lebih dalam dari pada
data sumur, jika sebaliknya maka lakukan pengecekan terhadap satuan yang
digunakan sumur. Garis merah pada penampang menunjukan bentuk sumur. Perlu
diingat bahwa sampai pada proses ini posisi sumur belum berada pada posisi
kedalaman sebenarnya dikarenakan belum dilakukan koreksi.

Langkah-langkah penggunaan software HRS 24


III.2. Analisa Crossplot
Analisa crossplot digunakan untuk menentukan zona target layak untuk
dilakukan inversi atau tidak dilihat dari kemampuannya memisahkan antara sand
dengan shale. Pada window eLog, pilih Crossplot > General maka akan muncul
window Well Log Crossplot Menu. Kemudian Add jenis log yang ingin dilakukan
crossplot, berkaitan dengan penentuan batuan maka digunakan log P-Impedance,
log Density dan log Gamma Ray > Next.

jenis log log yang


dipakai

Langkah-langkah penggunaan software HRS 25


Kemudian Add sumur yang akan dilakukan crossplot > Next. Selanjutnya letakan
log sesuai dengan X-axis maupun Y-axis yang diinginkan untuk dianalisa > Next.

log pada X-axis log pada Y-axis

sumur yang sumur yang


tersedia akan dianalisa
nama dan
judul crossplot

Selanjutnya sesuaikan jenis log dengan satuan yang diinginkan > Next. Kemudian
tentukan rentang kedalaman Start & End Vertical Depth (dapat berdasarkan
marker Start & End Tops) untuk menentukan zona target yang akan dianalisa >
Next > OK.

satuan log

jenis log

rentang berdasarkan kedalaman

rentang berdasarkan marker

Langkah-langkah penggunaan software HRS 26


Setelah selesai akan muncul window Crossplot Display. Untuk melakukan
pengaturan pilih New Plot > Gammya Ray vs P-Impedance (primary). Akan
muncul window Data Specification Menu yang digunakan untuk mengatur
terhadap tampilan X-axis dan Y-axis > OK.

Langkah-langkah penggunaan software HRS 27


Tampilan sesuai yang diinginkan akan munsul seperti gambar di bawah. Sebelum
melakukan analisa perlu diketahu antara perbedaan sand dan shale berdasarkan
masing-masing jenis log, antara kain:
- Density log akan menunjukan respon shale lebih besar dibandingkan sand. Hal
tersebut dikarenakan shale lebih kompak sehingga akan lebih padat
dibandingkan sand.
- Gamma Ray log akan menunjukan respon shale lebih besar dibandingkan sand.
Hal tersebut dikarenakan shale lebih mengandung unsur radioaktif
dibandingkan sand.
- P-Impedance log akan menunjukan respon shale lebih tinggi dibandingkan
sand. Hal tersebut berkaitan dengan P-Impedance merupakan perkalian dari
kecepatan dengan densitas.
Analisa dapat dilakukan dengan memilih menu Zones > Add.

Kemudian akan muncul window Add/Edit Zone Filter. Pada Current Zone
Selection diisikan sesuai analisa litologi yang diinginkan (Sand/Shale). Kemudian
pilih jenis Mode Gambar dan Warna Litologi (perlu diingat untuk tidak menekan
OK terlebih dahulu). Untuk menggambar lakukan cara sebagai berikut:

Langkah-langkah penggunaan software HRS 28


1. Menentukan panjang zona, klik cursor pada sisi tepi area Shale lalu klik (bila
dilakukan analisa terhadap Shale). Langsung lanjut klik cursor kesisi tepi
yang lain.
2. Menentukan lebar zona dengan mengarahkan cursor menjauhi garis pada
point 1, klik cursor.
Tanda silang berwarna merah menunjukan bahwa data telah masuk ke dalam zona
analisa. Bila telah sesuai > OK. Kemudian lakukan hal yang sama untuk analisa
Sand.

analisa yang diinginkan (sand/shale)

data (merah) telah


dikelompokan
berdasarkan zona

bentuk zona:
- rectangle = segiempat
- polygon = membuat bangun sendiri
- ellipse = bulat

warna zona klik OK setelah


selesai menggambar

Langkah-langkah penggunaan software HRS 29


Terkhir untuk memunculkan hasil analisa dapat dipilih menu Cross-Section.
Selanjutnya akan muncul window Cross Section Display. Dapat dilakukan
pengaturan terhadap tampilannya dengan memilih menu View > Display Options.

untuk menentukan arah defleksi untuk memunculkan legenda

tampilan pengaturan
keterangan warna Y-axis
pada gambar
tampilan pengaturan X-axis:
- grid mengatur garis background
- range mengatur memunculkan
scroll pada X-axis

IV. Well Seismik Tie


Penampang seismik dengan kemampuan menentukan kemenerusan lapisan
perlu dikontrol menggunakan data sumur dengan high vertical resolution. Sehingga
apabila kondisi lapisan bawah permukaan dapat diketahui melalui analisa sumur
(berdasarkan log maupun tes coring) akan dapat disebarkan dengan menggunakan
penampang seismik untuk mengetahui kemenerusannya (picking horizon). Maka
diperlukan proses Well Tie Seismic yang bertujuan pengikatan antara data seismik
dengan data sumur. Pada proses pengikatan ini diperlukan parameter yang sama,
yaitu nilai Reflection Coefficient (RC). RC seismik sudah bernilai mutlak dari hasil
pengukuran dan pengolahan sedangkan RC sumur (seismogram sintetik) berasal
dari nilai Acoustic Impedance (AI) buatan. AI buatan dihasilkan dari perkalian
antara log P-wave sebagai data kecepatan dengan log RHOB sebagai data densitas.

IV.1. Koreksi Checkshot


Data checkshot membantu untuk memposisikan sumur pada posisi
sebenarnya. Sehingga disinilah perlunya intergrasi antara data checkshot dengan

Langkah-langkah penggunaan software HRS 30


log P-wave. Pilih menu Check Shot, muncul dua window antara lain window Check
Shot Analysis dan Check Shot Parameters. Pada window Check Shot
Parameters pilih tipe interpolasi adalah Spline (pada penentuan ini bersifat
optional tergantung data sumur, penentuan yang dilakukan bersifat penentuan
interpolasi data) > Apply. Pada window Check Shot Analysis > OK.

penentuan persifat optional:


linier, spline atau polinomial

Kemudian akan dibuat data baru yaitu data


checkshot yang telah dikorelasi dengan P-
wave, beri nama > OK (untuk
menyimpan).

Setelah disimpan maka posisi sumur akan berubah seperti pada gambar di bawah.
Perhatikan kedalaman sumur pada gambar 1 dan 2. Pada gambar 1 2250 ms
sedangkan pada gambar 2 posisi sumur berada pada kedalaman yang lebih dalam
yaitu 2600 ms. Kemudian penamaan nama log juga akan berubah, gambar 1 yaitu
P-wave sedangkan gambar 2 adalah P-wave 1_chk.

Langkah-langkah penggunaan software HRS 31


1

IV.2. Ekstrak Wavelet


Wavelet merupakan kumpulan dari sejumlah gelombang harmonik yang
mempunyai amplitudo, frekuensi, dan fasa tertentu. Parameter tersebut tidak selalu
sama pada suatu lokasi dengan lokasi yang lain. Sehingga bentuk wavelet
dipengaruhi oleh kondisi bumi sebenarnya. Berkaitan dengan perlunya dibuat
seismogram sintetik, maka perlu diketahui wavelet pada lokasi dengan cara ekstrak
wavelet. Ada beberapa cara dalam ekstrak wavelet antara lain use well, statistical,
ricker dan bandpass.
- Use Well melakukan pembuatan wavelet dengan menggunakan bantuan sumur.

Langkah-langkah penggunaan software HRS 32


- Statistical melakukan pembuatan wavelet dengan menggunakan perhitungan
statistik berdasarkan spectrum amplitude.
- Ricker melakukan pembuatan wavelet secara langsung.
- Bandpass melakukan pembuatan wavelet berdasarkan frekuensi yang
ditentukan.
Salah satu cara adalah Use Well yaitu dengan melakukan ekstrak wavelet
pada daerah sekitar sumur. Sebelumnya perlu diketahui Panjang Gelombang di
daerah sumur yang akan dimasukan dalam parameter Wavelength. Panjang
Gelombang di dapatkan dari perhitungan Kecepatan dibagi dengan Frekuensi.

 Frekuensi
Pada menu Strata > Process > Utility > Amplitude Spectrum.

Maka akan muncul window Amplitudo Spectrum Menu. Pada Volume Range
Specification digunakan untuk membatasi volume seismik (karena data berupa
3D dengan sumur deviasi) untuk mengetahui frekuensi dominan yang ingin
diketahui > Next > OK.

Langkah-langkah penggunaan software HRS 33


volume seismik yang dipilih

inline dan xline muncul berdasarkan


bentuk sumur pada volume seismik

Progress….

Kemudia akan muncul window Amplitude Spectrum Plot yang menunjukan


kurva Frequency terhadap Amplitude. Pada kurva tersebut, cursor dapat
diarahkan pada nilai amplitudo maksimal.

cursor diarahkan pada nilai


amplitudo maksimal

nilai yang ditunjukan oleh cursor


X adalah frequency (Hz)
Y adalah amplitude

 Kecepatan
Pada menu Well Explorer dengan melakukan convert satuan dari us/f
(berdasarkan data) ke m/s (untuk mempermudah perhitungan). Pilih jenis log
yang akan dilakukan convert (P wave 1) > Log Options > Duplicate selected
logs in table. Selanjutnya akan muncul log P wave 1 copy 1 > Options > Log
Unit Coversion.

Langkah-langkah penggunaan software HRS 34


Kemudian akan muncul window Log Unit Conversion. Pilih jenis log yang akan
dikonvesi (P-wave). Selanjutnya atur Satuan Awal dan Satuan yang
Diinginkan > Apply. Hasil proses akan muncul pada Log Unit Conversation
Status Report.
jenis konversi yang diinginkan (Amplitudo)

jenis log (P-wave)


success / mis – matched amplitude unit
satuan awal (us/ft)

satuan akhir (m/s)

Selanjutnya copy nilai kecepatan pada Ms. Excel untuk mencari nilai rata-rata
kecepatan. Kemudian dapat diketahui nilai Panjang Gelombang yaitu 152,51.

Langkah-langkah penggunaan software HRS 35


amplitudes dengan satuan m/s

kecepatan rata − rata


panjang gelombang =
frekuensi dominan

Untuk mempermudah dalam pengerjaannya maka analisa difokuskan pada


zona prospek yang diharapkan saja. Contoh diambil batasan zona prospek
berdasarkan marker 100-1 (top) dan 112-3 (bottom). Munculkan marker yang
diperlukan, Klik icon > Scales & Details, pilih Show selected top > Tops
Selection. Kemudian muncul window Select Tops Menu, pilih marker dengan
menekan Add > OK. OK.

menu terpilih

data marker marker terpilih


keseluruhan

Kemudian pada window eLog, akan muncul marker sesuai pilihan. Selanjutnya
melakukan Ekstrak Wavelet dengan Use Well, pilih menu Wavelet > Extract
Wavelet > Use Well.

Langkah-langkah penggunaan software HRS 36


Akan muncul window Wavelet Extraction Using Well Menu. Pada window Select
Wells To Use For Wavelet Extraction digunakan untuk memilih sumur yang akan
digunakan, pilih Add > Next. Pada window Composite Trace Extraction
Parameters digunakan untuk memilih volume seismik, penentuan jenis
interpolasinya dan radius interpolasi > Next.

Pada Wavelet Extraction Window digunakan untuk penentuan volume seismik


yang akan diekstrak > Next. Pada window Wavelet Parameter digunakan untuk
penamaan wavelet, parameter wavelength, tipe ekstraksinya > Next.

Langkah-langkah penggunaan software HRS 37


fokuskan pada zona prospek gunakan domain diisikan dengan acuan wavelength 152,51
waktu / horizon (harus sudah picking horizon)

nama wavelet

wavelet yang
pernah dibuat

tipe ekstraksi

Terakhir pada Wavelet Extraction Summary > OK.

Progress….

Setelah selesai maka akan muncul window Display Wavelet(s). Pada window ini
dapat ditampilkan beberapa wavelet yang telah dibuat serta dapat ditampilkan
Time, Frequency dan History dari setiap wavelet.

taper length

wavelet length

Langkah-langkah penggunaan software HRS 38


IV.3. Korelasi
Korelasi merupakan proses penyamaan domain antara data seismik (domain
time) dengan data sumur (domain depth). Proses korelasi dapat dilakukan dengan
pilih menu Correlate. Maka akan muncul window Extract Composite Trace
Menu yang digunakan untuk memunculkan trace seismik yang berada di sekitar
area sumur sehingga akan memudahkan tampilan saat korelasi antara seismogram
seismik dengan seismogram sumur. Pilih jenis interpolasi > OK.

Progress….

Setelah selesai maka pada window eLog akan muncul tampilan seperti di bawah.
Akan muncul tampilan seismogram sumur (biru), seismogram seismik (merah) dan
penampang seismik yang dilalui oleh sumur. Tujuan dari tampilan ini adalam
melakukan korelasi semirip mungkin antara seismogram sumur dengan
seismogram seismik. Parameter korelasi dapat dilihat dari nilai Current
Correlation dan Time Shift. Nilai Current Correlation bergantuk terhadap
seberapa mirip seismogram sumur dengan seismogram seismik yang ditentukan
berdasarkan wavelet yang digunakan. Sedangkan Time Shift menunjukan adanya
pergeseran (time domain) antara bentuk seismogram sumur dengan seismogram
seismik.

Langkah-langkah penggunaan software HRS 39


Contoh: Digunakan wavelet wave0 untuk membuat seismogram sumur.
 Mengatur Time Shift: terlihat bahwa bentuk seismogram sumur sedikit lebih
tinggi posisinya dibandingkan seismogram seismik (time 850-900 ms). Maka
sejajarkan posisi dari kedua seismogram tersebut dengan cara arahkan cursor
pada Pick/Trough (berdasarkan Snap to) di seismogram sumur kemudian
arahkan lagi cursor pada Pick/Trough di seismogram seismik > Stretch
(perhatikan perubahan nilai Time Shift).
 Mengatur Current Correlation: ganti wavelet dengan melakukan ekstrak
wavelet lagi untuk mendapatkan bentuk yang sesuai dengan seismogram
sumur.

penampang seismik yang penampang seismik yang penampang seismik (hitam)


dilalui lintasan sumur dilalui lintasan sumur lintasan sumur (merah)

wavelet
terpilih parameter
korelasi

klik untuk menyamakan


time shift (orange)

untuk mengakhiri untuk menyetujui untuk menghapus untuk melakukan


proses (disimpan) perubahan time shift pilihan time shift undo setelah stretch

pilihan:
- Snap Peak/Trough = untuk memilih pada Peak/Trough
- Snap Peak = untuk memilih pada Peak saja
- Snap Trough = untuk memilih pada Trough saja
- Do Not Snap = untuk memilih secara acak

Catatan: Stretch dapat dilakukan berkali-kali sesuai kebutuhan. Dilakukan lebih dari
sekali dalam sekali proses Stretch juga dapat dilakukan namun dapat berdampak terhadap
perubahan interval kedalaman sumur. Pilihan Apply Shift akan melakukan Stretch secara

Langkah-langkah penggunaan software HRS 40


otomotasi untuk mendapatkan time shift = 0 ms namun interval sumur akan berubah
semuanya (jadi tidak disarankan). Setelah selesai > OK maka akan muncul perrintah
untuk menyimpan data Checkshot baru hasil Stretch.

Cara lain dapat dilakukan tanpa melakukan Stretch (karena dapat merubah
posisi sumur) yaitu dengan menu Parameters. Digunakan wave2 kemudian
mengatur window corelasi disekitar marker yang dianalisa (warna kuning).

hasil pengaturan

Setelah mendapatkan Time Shift = 0 ms dan Current Correlation yang mendekati


bentuk seismogram seismik (range dari 0-1, semakin kearah 1 maka semakin mirip)
> Close. Maka hasilnya adalah sebagai berikut > OK.

wavelet yang dipakai dan


hasil korelasi yang didapat

Langkah-langkah penggunaan software HRS 41


V. Inversi Seismik
Proses selanjutnya akan disempurnakan pada edisi berikutnya. Sselanjutnya
satu tehnik lain dalam interpretasi adalah inversi seismik yaitu merubah data
seismik yang berupa RC (coefficient reflection) menjadi berupa AI (acoustic
impedance) dengan bantuan proses sebelumnya yaitu ekstrak wavelet. AI seismik
akan menampilkan penampang seismik yang menggambarkan tubuh batuan
langsung. Berikut adalah contoh tampilan penampang seismik hasil inversi.

Langkah-langkah penggunaan software HRS 42


vii
DAFTAR ISI
SOFTWARE PETREL

I. Tahap Persiapan ............................................................................................... 1


I.1. Buka Software ............................................................................................ 1
I.2. Project Settings .......................................................................................... 3
II. Input Data ......................................................................................................... 4
II.1. Data Sumur ............................................................................................... 4
II.1.1. Well Head ....................................................................................... 4
II.1.2. Data Log ......................................................................................... 5
II.1.3. Data Directional Survey ................................................................. 6
II.1.4. Data Marker .................................................................................... 8
II.2. Data Seismik ............................................................................................. 10
II.2.1 Input Data Seismik .......................................................................... 11
II.2.2 Realize ............................................................................................. 13
II.3. Checkshot ................................................................................................. 14
III. Log ................................................................................................................ 16
III.1. Pengaturan Log ........................................................................................ 16
III.2. Marker Manual ........................................................................................ 19
IV. Interpretasi ..................................................................................................... 21
IV.1. Picking Fault ........................................................................................... 24
IV.2. Picking Horizon ...................................................................................... 27
V. Depth Structure Map ........................................................................................ 29
VI. Seismik Atribut ............................................................................................... 29
SOFTWARE PETREL

Software Petrel dapat membantu dalam melakukan interpretasi data


geofisika di bidang Oil & Gas. Interpretasi awal yang dilakukan pada penampang
seismik adalah picking fault dan picking horizon. Picking fault yaitu menganalisa
keberadaan sesar pada penampang vertikal berdasarkan ketidakmenerusan defelsi
seismik. Sedangkan picking horizon yaitu menganalisa kemenerusan lapisan
dengan melihat kemenerusan defleksi seismik yang dibantu dengan keberadaan
sesar dan marker pada data sumur.
Selanjutnya dilalakukan konversi terhadap domain waktu menjadi domain
kedalaman agar penentuan mengenai kedalaman sebenarnya lebih mudah.
Terakhir adalah dengan bantuan attribute seismic pada software, dapat
memudahkan melakukan interpretasi berdasarkan melihat sudut pandang lain dari
salah satu parameter seismik. Semua proses di atas akan mudah dilakukan karena
Petrel mampu menampilkan hasil secara 2D, 3D maupun berupa slice
(berdasarkan kedalaman atau horizon).

I. Tahap Persiapan
Sebelum melakukan pekerjaan, lakukan beberapa tahap untuk
mempersiapkan pekerjaan. Antara lain menjalankan software, menyimpan project
dan melakukan pengaturan project.

I.1. Buka Software


Hal pertama yang dilakukan sebelum memulai project adalah melakukan
persiapan awal. Jalankan software (klik dua kali), kemudian booting hingga
muncul tampilan seperti gambar di bawah kemudian OK.

Langkah-langkah penggunaan software Petrel 1


Progress….

Software Petrel mempunyai banyak bagian dalam satu window Petrel. Bagian-
bagian tersebut mempunyai fungsi masing-masing yang dapat memudahkan
dalam proses. Akan dijelaskan mengenai fungsi dari bagian-bagian sesuai dengan
proses yang akan dilajankan.

Input: semua data yang dimasukan


akan muncul pada menu ini jendela kerja/tampilan hasil pekerjaan

menu umum pada software & menu tampilan software

menu Processes yang aktif (bold) menu tersedia berdasarkan Processes yang aktif

Catatan: semua pekerjaan akan dipengaruhi berdasarkan menu pada Processes


dimana yang aktif (bold) akan mempengaruhi proses pekerjaan yang dapat

Langkah-langkah penggunaan software Petrel 2


dilakukan dan juga mempengaruhi menu-menu yang akan muncul di sebelah kanan
jendela kerja.

I.2. Project Settings


Sebelum memulai pekerjaan, disarankan untuk mengatur sistem koordinat
terlebih dahulu. Hal ini cukup penting dikarenakan koordinat menjadi hal yang
sangat diperhatikan sehingga perlu diperhatikan dengan baik. Sehingga pada
pengaturan ini, koordinat yang dimasukan akan sesuai pada zona UTM yang
dipilih. Pada menu software pilih Project > Project settings.

Kemudian akan muncul window Settings > Coordinates and units >
Coordinates. Sehingga akan muncul window Coordinate reference system
selection, tentukan zona UTM yang sesuai > OK.

tampilan yang dipilih

tampilan zona

pilih zona UTM/zona koordinat


berdasarkan daerah pekerjaan
2
1

Langkah-langkah penggunaan software Petrel 3


II. Input Data
Seletah sistem koordinat ditentukan lakukan proses input data. Data yang
dimasukan berupa data sumur dan data seismik.

II.1. Data Sumur


Data sumur yang dimasukan berupa data Well Head, data Log, data
Directional Sumur (untuk sumur deviasi) dan data Marker.

II.1.1. Well Head


Tahap awal dalam proses input data sumur adalah melakukan input
Well Head. Data Well Head memuat informasi sumur seperti nama,
koordinat, tipe semur, kedalaman, dll yang ingin disertakan. Pilih Insert >
New well folder. Kemudian akan muncul folder Well pada Input. Klik kanan
pada simbol > Import (on selection) dan open data Well Head.

New well hanya digunakan untuk memunculkan satu sumur

format Well head

Kemudian akan muncul window Import well head. Buat kolom sesuai data
Well Head yang dimasukan. Perlu diperhatikan Attribute type disesuaikan
dengan Attribute, Continuous untuk data berupa nilai dan Text untuk data
berupa informasi. Kemudian Number of header lines menunjukan line pada
data Well Head yang belum menunjukan informasi data yang akan dimasukan
> OK.

Langkah-langkah penggunaan software Petrel 4


kolom yang dibuat

data Well head yang dimasukan

Kemudian akan muncul window Input data (kanan) > OK. Namun apabila
belum dilakukan pengaturan koordinat awal pada Project settings maka akan
muncul pesan seperti pada gambar di bawah (kiri) > Select Null.

untuk melakukan pengaturan koordinat

Informasi Well head

untuk memasukan koordinat


data secara langsung

Catatan: Ok for all untuk melakukan OK secara keseluruhan data yang


dimasukan, sehingga apabila data yang dimasukan berjumlah lebih dari satu maka
akan langsung terbaca semua. Sedangkan untuk OK, data akan dimasukan satu
persatu sehingga setiap data akan ditanyakan setiap datanya.

II.1.2. Data Log


Melakukan input data log, klik kanan pada simbol >
Import (on selection). Kemudian akan muncul window Import File lalu open
data log sumur yang akan dimasukan. Akan muncul window Match files and

Langkah-langkah penggunaan software Petrel 5


wells yang digunakan untuk menentukan data log yang masuk dengan data
Well head yang dimasukan sebelumnya > OK.

cocokan data log dengan


data Well head

input data log


(dapat lebih dari satu)

format log

Hasil dari proses import file akan muncul pada window Petrel message log
(kiri). Sesaat kemudian akan muncul window Import well logs (kanan) yang
digunakan untuk melakukan pengaturan terhadap data log yang akan masuk >
OK for all.

Automatic untuk melakukan


pengaturan secara langsung
(otomatis) tanpa dilakukan
pengaturan.
hasil dari proses import Specified untuk melakukan
pengaturan terhadap log yang
akan dimasukan antara lain
jenis log yang akan dimasukan
sesuai atau tidak.

II.1.3. Data Directional Survey


Diketahui jenis sumur berupa sumur deviasi, sehingga perlu dilakukan
input mengenai data lintasan sumur. Klik kanan pada simbol >
Import (on selection). Kemudian akan muncul window Import File lalu open
data directional survey yang akan dimasukan. Akan muncul window Match

Langkah-langkah penggunaan software Petrel 6


files and wells yang digunakan untuk menentukan data directional survey yang
masuk dengan data Well head yang dimasukan sebelumya > OK.

cocokan data directional


survey dengan data
Well head

format log

Selanjutnya akan muncul window Import well path / deviation yang


digunakan untuk melakukan pengaturan terhadap data input mengenai data
deviasi. Pada Input data tentukan informasi yang terdapat pada data dan
cocokan dengan kolom sesuai isi data deviasi sumur > OK.

tampilan yang dipilih

sesuai dengan kolom


data directional survey

sesuai dengan data


directional survey

referensi KB

Catatan: Skip MD values equal to or smaller than previous MD digunakan


untuk melakukan penghapusan data nilai MD yang mempunyai nilai lebih kecil

Langkah-langkah penggunaan software Petrel 7


dibandingkan MD sebelumnya. Karena nilai MD harus semakin bertambah
nilainya.

II.1.4. Data Marker


Input data marker dilakukan untuk memudahkan proses picking fault
dalam proses interpretasi. Pilih Insert > New well tops. Kemudian akan
muncul folder Well tops pada Input. Klik kanan pada simbol >
Import (on selection) dan open data Marker pada window Import file.

format tops

Akan muncul window Import petrel well tops yang digunakan untuk
melakukan pengaturan terhadap data marker yang akan dimasukan. Buat kolom
sesuai data well tops yang dimasukan. Perlu diperhatikan Attribute type
disesuaikan dengan Attribute, Continuous untuk data berupa nilai dan Text
untuk data berupa informasi. Kemudian Number of header lines (0)
menunjukan line pada data well tops yang belum menunjukan informasi data
yang akan dimasukan > OK.

Langkah-langkah penggunaan software Petrel 8


kolom yang dibuat

data Well head yang dimasukan

Setelah data log, deviasi sumur dan marker selesai dimasukan centang
folder Well dan Well tops untuk memunculkan sumur dan data marker.

centang well untuk memunculkan sumur


centang well tops untuk memunculkan marker

hasil sumur dan marker arah orientasi utara


yang dimasukan atas (hijau) dan
bawah (merah)
pilih Windows kemudian pilih 3D window untuk
memunculkan hasil dalam jendela kerja secara 3D

menu terpilih

Langkah-langkah penggunaan software Petrel 9


Selanjutnya untuk mempermudah pembacaan terhadap data log tampilkan hasil
berupa penampang sumur. Klik menu Window > New well section window maka
akan dibuat jendela kerja baru pada window Select new well section template >
OK.

Kemudian akan muncul tampilan seperti gambar di bawah apabila telah diaktifkan
Well section untuk merubah jendela kerja. Aktifkan juga data log untuk
memunculkan data log.

II.2. Data Seismik


Setelah data sumur selesai dimasukan, berikutnya adalah input data
seismik. Sedikit berbeda pada data 3D sehingga data berupa kumpulan inline dan

Langkah-langkah penggunaan software Petrel 10


xline dapat di rubah menjadi sebuah volume seismik dengan menu Realize. Menu
ini akan merubah tampilan seismik sehingga menjadi mudah untuk di akses tiap
penampang tanpa memerlukan waktu lebih lama, namun juga akan memakan
banyak memori data seismik.

II.2.1. Input Data Seismik


Pilih menu Insert > New seismic main folder sehingga akan muncul
simbol pada Input. Selanjutnya klik kanan pada simbol tersebut
kemudian pilih Insert seismik survey sehingga akan muncul simbol .
Kemudin klik kanan pada simbol yang baru dan pilih Import (on selection)
untuk memasukan data seismik.

Selanjutnya akan muncul window Import file (kiri), pilih data seismik yang
akan dimasukan, sesuaikan formatnya > OK. Kemudian akan muncul pesan
mengenai input data sesimik (kanan atas), dan bersamaan dengan munculnya
window Input data (kanan bawah), apabila telah sesuai > OK. Proses….

Langkah-langkah penggunaan software Petrel 11


input data sesimik
yang diinginkan
1

format data seismik

Progress….
3

Setelah proses selesai, pilih window 3D window untuk menampilkan tampilan


seismik 3D maka akan terlihat luasan dan kedalaman pengukuran. Aktifkan
sumur juga untuk melihat letak sumur pada penampang seimik.

sumur, marker,
seismik aktif

luasan dan kedalaman


Pengukuran seismik

Langkah-langkah penggunaan software Petrel 12


II.2.2. Realize
Klik kanan pada hasil input data seismik kemudian pilih Realize.
Kemudian akan muncul window Settings – Operations – Realize. Pada menu
ini pilih kualitas yang diinginkan (disarankan 16 bit agar data tidak terlalu berat
untuk dijalankan dan juga akan lebih mempunyai memori yang lebih ringan). >
Realized. Prosess….

kualitas memepengaruhi tampilan,


resolusi dan kecepatan proses

Seletah proses selesai akan muncul data seismik baru pada Input. Data hasil
realize akan berbentuk volume seismik dan dapat lihat penampang secara Z.

proses realize telah selesai

seismik sebelum realize seismik setelah realize

Langkah-langkah penggunaan software Petrel 13


II.3. Checkshot
Klik kanan pada simbol pada Input > Import (on selection).
Kemudian masukan data checkshot pada window Import file dengan format data
yang sesuai > Open.

format data checkshot

Buat kolom sesuai data yang tertera pada data checkshot. Pastikan data terkoneksi
pada sumur yang diinginkan pada window Import checkshots > OK. Selanjutnya
pada window Input data > OK.

koneksikan data checkshot dengan sumur

Langkah-langkah penggunaan software Petrel 14


Setelah selesai dimasukan maka klik kanan kembali pada simbol yang sama >
Settings. Pada window Settings pada bagian Time, koneksikan kembali antara
data Well tops dengan sumur. Cara yang dilakukan yaitu pertama klik simbol
Well tops pada input kemudian pilih garis panah biru pada window Settings.
Lakukan hal sama pada sumur > Run.

1
2

Pada proses ini apabila telah dilakukan maka data sumur dan data seismik telah
otomatis dikerelasi sehingga sumur telah berada pada posisi sebenarnya. Dapat
dilihat pada gambar di bawah.

Langkah-langkah penggunaan software Petrel 15


III. Log
Tampilan log dapat dirubah sehingga dalam pembacaannya lebih mudah.
Tampilan tersebut antara lain, warna, peletakan jenis log yang baik dapat
membantu pembacaan menjadi lebih jelas. Kemudian pada bab ini akan dibahas
mengenai pembuatan marker secara manual. Data marker dapat dibentuk sendiri
dengan melakukan analisa quick look dari jumlah sumur yang banyak sehingga
dapat menjadi satu marker yang dapat mempermudah proses picking horizon.

III.1. Pengaturan Log


Beri warna pada defleksi log dan posisikan jenis log berdasarkan track.
Penggolongan jenis log juga dapat dilakukan pada menu ini. Sehingga terdapat 3
track utama yaitu track 1 untuk litologi, track 2 untuk keberadaan dan jenis fluida,
track 3 untuk keberadaan fluida pada porositas batuan. Pilih icon yaitu
Show well section template settings pada menu window software. Kemudian
akan muncul window Update well section template > Ignore changes > OK.

Maka akan muncul window Settings template. Klik pada Add new object >
Track untuk memunculkan track. Klik Track kemudian pilih Add new object >
Log untuk memunculkan jenis log.

Langkah-langkah penggunaan software Petrel 16


menu-menu pilihan
pengaturan template log

jenis log terpilih


Pada jenis log yang telah
pilih maka sesuaikan
dengan jenis log yang
diinginkan. Definition >
Templates untuk
memilih jenis log.

pengaturan curva Kemudian pengaturan


log: warna,
ukuran garis, tipe dapat dilakukan pada
garis, arah curva
Style > 2D.

Langkah-langkah penggunaan software Petrel 17


Lakukan hal tersbut
untuk memasukan log
resistivitas, RHOB dan
NPHI. Maka hasil akan

nilai masimal dan seperti gambar


minimal yang dimasukan disamping. Untuk Track
ke-3 pada log RHOB
lakukan pengaturan pada
Style > Gerenal
settings > Reverse
untuk menampilkan
kedua log yang saling
crossover.

Kemudian lakukan
pengaturan Track ke-3

untuk memunculkan pada Curve filling >


warna pada crossover Add new curve filling
kedua log
interval sumur kemudian dicentang (√).
yang akan
ditampilkan Lakukan pengaturan
seperti gambar
batas pewarnaan
yang diinginkan disamping.
(antara RHOB
dan NPHI)
warna fill pada crossover kedua log

Setelah itu > OK. Hasil dari pengaturan tampilan log dapat dilihat pada gambar
sebagai berikut:

Langkah-langkah penggunaan software Petrel 18


track secara berurutan:
1, 2, dan 3

hasil crossover (kuning)

III.2. Marker Manual


Pada submenu Well tops yaitu Stratigraphy, klik kanan pada
Stratigraphy tersebut kemudian pilih Insert zone/horizon into. Sehingga akan
muncul Horizon.

Selanjutnya aktifkan menu membuat marker yaitu pada menu Processes >
Stratigraphy > Make/edit well tops. Sehingga akan muncul menu kerja
disebelah kanan window software. Pilih Create/edit well tops (bisa dengan
menekan T pada keyboard) untuk membuat marker.

Langkah-langkah penggunaan software Petrel 19


Kemudian klik kiri pada window Well section untuk memunculkan marker. Klik
(tahan) pada marker untuk memposisikannya (ke atas atau ke bawah). Untuk
mendapatkan kedalaman yang tepat maka klik kanan pada marker sehingga akan
muncul window Set well top depth lalu isikan nilai kedalaman > OK.

marker buatan

marker hasil input data

Catatan: nama marker dapat dirubah sesuai keinginan dengan klik kanan pilih
Settings.

Langkah-langkah penggunaan software Petrel 20


IV. Interpretasi
Interpretasi dilakukan untuk mengetahui keberadaan sesar dan
kemenerusan lapisan. Untuk mempermudah pengerjaannya dilakukan pengaturan
terhadap jendela kerja. Data seismik hasil Realize dapat memunculkan time slice.
Untuk memunculkannya pilih Window > New 2D window. Kemudian akan
muncul window 2D window, aktifkan sesimik dan sumur untuk melihat posisinya.

untuk memunculkan
bermacam-macam window

untuk merubah tampilan


semua window

window yang sudah ada


dan yang aktif (centang)

muculkan informasi yang diharapkan,


2
Z untuk melihat penampang time slice

aktifkan windows terlebih dahulu


untuk memunculkan jendela kerja 1

Kemudian untuk memunculkan penampang seismik pada xline atau inline, pilih
Windows > New interpretation window.

Langkah-langkah penggunaan software Petrel 21


informasi inline/xline
time domain yang dilewati penampang

2
muculkan informasi
yang diharapkan,
inline/xline untuk
melihat penampang

penampang seismik
yang aktif
1
aktifkan windows
terlebih dahulu
untuk memunculkan
jendela kerja

pilih play untuk melihat tampilan nomor inline/xline pewarnaan trace (peak/trough)
penampang seismik digeser pada penampang seismik
setiap interval 1 (tergantung
pilihan 1, 5, 10, 50 dll)

Dapat dilakukan pengaturan tampilan jendela kerja secara otomoatis yang dapat
dipilih pada menu Windows.

Catatan: untuk menampilkan informasi pada jendela kerja maka: 1. Pilih jendela
kerja yang aktif pada Windows terelbih dahulu kemudian 2. Pilih informasi yang
akan ditampilkan.

Langkah-langkah penggunaan software Petrel 22


Selanjutnya buat batasan mengenai daerah analisa yang diinginkan (akan dibuat
luasan sebesar daerah pengukuran). Cara ubah proses pada menu Processes >
Make/edit polygons untuk memunculkan menu-menu kerja pada sebelah kanan
tampilan software > icon Add new points untuk dapat menggambar, kemudian
klik dengan cursor sesuai batasan yang diharapkan (bentuk dapat terdiri dari
banyak titik dan untuk mengakhirinya klik 2x pada titik terakhir). Apabila terjadi
kesalahan dapat dilakukan edit pada menu yang sama. Setelah proses menggambar
polygon selesai maka akan muncul Polygons pada Input, untuk pengaturannya
pilih Settings.

muncul
Poliygon
setelah
proses
menggambar
selesai
menu aktif

Lakukan pengaturan terhadap garis polygon > OK.

Catatan: garis poligon (ungu),


garis xline aktif (kuning), garis
inline (garis putus-putus) dan
grid (biru).

Langkah-langkah penggunaan software Petrel 23


Kemudian dilakukan pengaturan tampilan pada lembar kerja. Tetap diperhatikan
untuk mengaktifkan jendela kerja yang diinginkan aktif terlebih dahulu lalu
aktifkan informasi (seismik, sumur, dll) untuk ditampilkan (karena bila diaktifkan
informasi pada Input, tidak akan muncul secara otomatis pada semua jendela
kerja).

IV.1. Picking Fault


Pilih Insert > New interpretation folder untuk memunculkan folder
interpretasi. Klik kanan pada (rubah nama) > Insert
Fault untuk memunculkan interpretasi picking fault. Maka akan muncul Fault
interpretation pada submenu Interpretation folder di menu Input. Selanjutnya
pada menu Processes pilih Geophysics > Seismic interpretation untuk
memunculkan menu kerja pada samping kanan jendela kerja. Pilih icon
Interpretation fault (atau tekan F pada keyboard).

Langkah-langkah penggunaan software Petrel 24


Selanjutnya klik pada keberadaan sesar di penampang. Perlu diketahui mengenai
data geologi lapangan terlebih dahulu untuk mengetahui keberadaan sesar utama
kemudian sesar-sesar minor dapat di gambarkan. Dalam penampilannya, masih
dengan cara yang sama yaitu mengaktifkan lembar kerja kemudian informasi pada
menu Input.

hasil picking fault

Langkah-langkah penggunaan software Petrel 25


Catatan: untuk mempermudah mengetahui keberadaan
dan posisi sesar, lihat pata Interpretation window
kemudian play penampang seismik untuk melihat data
seimik yang dijalankan berdasarkan inline/xline.
Dilakukan pada setiap interval pada inline/xline, maka
diantara interval tersebut akan terlihat garis putus-putus
menunjukan kemenerusan sesar.
Untuk mempermudah
proses berikutnya, maka
sebaiknya banyak titik
pada picking fault
berjumlah sama dengan
interval titik sama.

Lakukan pada setiap sesar yang terdapat pada penampang. Maka akan terlihat
kemenerusan sesar secara keseluruhan, ukuran, lebar, bentuk dll. Pada hasil
picking yang ditampilkan maka akan ditampilkan hasil picking dalam semua
jendela kerja yang tersedia.

Langkah-langkah penggunaan software Petrel 26


IV.2. Picking Horizon
Pilih Insert > New interpretation folder untuk memunculkan folder
interpretasi. Klik kanan pada Interpretation folder 2 > Insert seismik horizon
untuk memunculkan interpretasi picking horizon. Maka akan muncul Horizon
interpretation pada submenu Interpretation folder 2 di menu Input.
Selanjutnya pada menu Processes pilih Geophysics > Seismic interpretation
untuk memunculkan menu kerja pada samping kanan jendela kerja. Pilih icon
Interpretation horizon (atau tekan H pada keyboard).

Lakukan pengaturan terhadap picking horizon. Klik kanan pada simbol


> Settings, kemudian pilih picking berdasarkan Peaks, Trough, None, dll. > OK.

pilihan picking

Langkah-langkah penggunaan software Petrel 27


Selanjutnya klik (tahan) pada kemenerusan lapisan berdasarkan defleksi seismik
di penampang. Lakukan pada setiap marker yang terdapat pada sumur terlebih
dahulu sebagai acuan picking. Maka akan terlihat kemenerusan lapisan secara
keseluruhan, ukuran, lebar, bentuk dll. Pada hasil picking yang ditampilkan maka
akan ditampilkan hasil picking dalam semua jendela kerja yang tersedia.

hasil picking horizon

Catatan: akitifkan Cursor tracking pada setiap jendela kerja untuk mengetahui
posisi cursor setiap jendela kerja. Dalam proses picking dilakukan secara
bertahap dimulai dari data marker pada sumur. Picking dilakukan bergantian
pada penampang inline dan xline karena setiap dari hasil picking, di
penampang yang memotong hasil picking akan terlihat titik biru untuk
mempermudah picking berikutnya.

Langkah-langkah penggunaan software Petrel 28


V. Depth Structure Map
Proses selanjutnya akan disempurnakan pada edisi berikutnya. Setelah
interpretasi mengenai picking fault dan picking horizon dilakukan, selanjutnya
dilakukan konversi dari domain time menjadi domain kedalaman sehingga
didapatkan posisi mengenai keberadaan hidrokarbon lebih akurat untuk
ditentukan. Berikut adalah hasil dari proses konversi time to depth domain. Hasil
berupa peta kedalaman.

VI. Seismik Atribut


Kemudian dilakukan proses seismik atribut untuk melakukan analisa
mengenai fault dan DHI (Direct Hydrocarbon Indication). Karena seismik
attribute diperlukan untuk memperjelas anomali yang tidak terlihat secara kasat
mata pada data seismik biasa. Seismik attribute antara lain RMS dan varian.
Berikut adalah hasil dari proses atribut seismik RMS untuk penentuan DHI
(lingkaran merah). Kemudian berturut di bawahnya adalah hasil proses ateibut
seismik varian untuk melihat posisi kemenerusan struktur sesar (garis putus-
putus).

Langkah-langkah penggunaan software Petrel 29


Langkah-langkah penggunaan software Petrel 30
DAFTAR PUSTAKA

Anstey, N. A., and Geyer, R. L., 1987, Borehole velocity measurements and the
synthetic seismogram: Boston, MA, IHRDC, 355 p.
Brown, 2006, Op.Cit, Sukmono, S., 2001, Seismic Attributes for Sequence
Stratigraphy and Seismic Geomorphology Analysis, Diktat Kuliah, Institut
Teknologi Bandung.
Harsono, A., 1997, Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log, Schlumberger Oilfield
Services, Jakarta.
Russell, B.H., 1996, Strata Workshop, Hampson-Russell Software Services Ltd.
Sukmono, S., 1999, Interpretasi Seismik Refleksi, Lab. Teknik Geofisika, Institut
Teknologi Bandung.
Sukmono, S., 2001, Seismic Attributes for Sequence Stratigraphy and Seismic
Geomorphology Analysis, Diktat Kuliah, Institut Teknologi Bandung.
Yilmaz, O., 1987, Seismic Data Processing, Tulsa: Society of Exploration
Geophysicist.
BIOGRAFI SINGKAT PENULIS
Lahir di Yogyakarta tanggal 24 November 1993. Memiliki
nama lengkap yaitu Faid Muhlis dengan nama panggilan Faid.
Duduk di bangku perkuliahan Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Yogyakarta angkatan 2012. Menuntut ilmu strata S1
program studi Teknik Geofisika dengan NIM 115.120.034.

“Dengan adanya modul ini semoga


teman-teman sekalian dapat membaca,
mencoba dan belajar. Dan apabila
terdapat kekurangan dan kesalahan
dalam pemahaman saya, saya berharap
untuk diluruskan. Terimakasih”

Email: faid.muhlis3@gmail.com
Linkedin: https://id.linkedin.com/in/faid-muhlis-283b8176
Web: http://faidmuhlis.blogspot.co.id
“we cannot solve our problem
with the same thinking we used when we created them.”

Albert Einstein

Anda mungkin juga menyukai