MAKALAH
OLEH :
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
TAHUN 2017
1
BAB I
PENDAHULUAN
Mikosis adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur (mikos/ fungi/ jamur). Sebernarnya
mikosis nanti dibagi menjadi beberapa yaitu : m. Superfisialis, m. Profunda/ subkutan, dan m.
Sistemik tergantung dari organisme dan faktor host. Nah InsyaAllah dari ketiganya ingin aku
bahas tetapi karena yang tersering adalah mikosis superfisialis jadi saya akan utamakan di
bahasan itu dulu.
Mikosis superfisialis : adalah infeksi jamur yang terbatas hanya di stratum korneum epidermis,
rambut dan kuku. Mikosis superfisialis sangat bervariasi dari yang inflamasi yang hebat seperti
pada dermatofitosis dan inflamasi sangat ringan seperti non-dermatofitosis.
1. Dermatofitosis : infeksi jamur yang disebabkan oleh golongan dermatofita. Dermatofita
adalah golongan jamur yang keratinofilik (menyukai keratin) dan menjadikan keratin sebagai
sumber nutrisinya sehingga dapat berkoloni di jaringan yang mengalami keratinisasi
2. Non- dermatofitosis : infeksi yg bukan dr golongan non-dermatofita. Seperti : M. Furfur
dkk.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Etiologi
2.2 Morfologi
1. Trichophyton mentagrophytes
Mikrokonidia :
Bentuk bulat tersusun berkelompok seperti buah anggur (engrappe)
Mikrokonidia yang tersusun di sepanjang sisi hifa (enthyrse) ditemukan
lebih sedikit
Koloni :
Zoofilik: Powdery , putih kekuningan
Antopofilik: velvety, merah muda
2. Microsporum gypseum
Makrokonidia :
Bentuk lonjong, simetris, ujung tumpul, berdinding tipis dan permukaan
kasar
Makrokonidia berisi 4 - 6 sel
2.3 Gejala
Para scutulum, kerak cangkir berbentuk kuning yang mengelilingi rambut dan
menembus pusat, adalah khas.Scutula membentuk plak padat, masing-masing
3
terdiri dari miselia dan puing-puing epidermis.Seringkali, infeksi bakteri sekunder
terjadi pada plak.Penghapusan Plak meninggalkan basis eritematosa lembab.Massa
padat kerak kuning mungkin soliter atau banyak, dan pada pasien yang terkena
dampak parah, melibatkan seluruh kulit kepala.Bau pemalu biasanya hadir.Kulit
berbulu mungkin menunjukkan krusta kuning serupa.[15]
Pada kulit berbulu, favus adalah letusan papulovesikular dan papulosquamous di
mana scutula khas mungkin jelas.Sebagai sebuah onikomikosis, favosa tinea
menyerupai bentuk-bentuk tinea unguium.
Selain favus scutular khas pada kulit kepala, manifestasi atipikal beberapa favus
telah dijelaskan.
3.follicularis dicirikan oleh kerucut berbentuk lilin berwarna papula sekitar folikel.
Rambut menunjukkan fitur khas favus.
5.Favus papyroides ditandai dengan lokus kecil pada kulit kepala yang ditutupi oleh
zat rapuh mirip dengan perkamen. Di bawah, scutula kecil khas mungkin ada.
2.4 Diagnosis
4
memberikan flourosensi positif, yaitu dari golongan M. Canis dan M.
Audouinii sedangkan untuk patogen endotrix menunjukkan flourosensi negatif.
Ketika ingin dilakukan pengecatan, rambut harus di cabut dan jangan di potong,
taruh di slide/ gelas objeks mikroskop dan ditetesi dengan potassium Hydroxide
(KOH) 10-20 % 1-2 tetes. Setelah itu dipanaskan dengan tujuan untuk
melarutkan dan diamati dari perbesaran lemah 10 x 10 dilanjutkan dengan 10 x
45 tetapi tidak diperlukan mencapai 10 x 100 perbesaran dan akan tampak
gambaran khas berupa ektotrix atau endotrix. Ektotix (artroconidia mengelilingi
batang rambut) dan endotrix (antrokonidia didalam batang rambut). Kulit dapat
didapatkan dari kerokan kulit dengan sisi tumpul skapel pada tepi lesi yang
aktif. Kuku termasuk potongan potongan dari bagian distrofik kuku, seperti
mulai bagian proximal ke bagian distal. Pada sediaan kulit dan kuku sering
dapat di lihat gambaran hifa sejajar dengan adanya sekat dan kadang terlihat
spora pada infeksi yang lama dan atau sudah diobati.
2. Kultur test. Agar sabouroud’s merupakan media yang sering digunakan untuk
membiakkan jamur. Walaupun demikian dapat juga tumbuh organisme saprofit
yang akan me- masking organisme yang sesungguhnya. Biasanya di butuhkan
cycloheximide (0,5 g/L) dan chlorampenicol (0,05 g/L) untuk membuat media
agar sangat selektif hanya pada dermatofita. Media kultur disimpan dalam
ruangan suhu 26 C selama 4 minggu.
Pengobatan
5
Pencegahan
Orang meningkatkan risiko mendapatkan infeksi jamur ketika kulit mereka tetap
basah untuk waktu yang lama.Jamur tumbuh dengan cepat di area yang hangat dan
lembab.Pakaian, ubin kamar mandi, dan dek kolam renang adalah tempat umum
bagi jamur untuk tumbuh.
1. Mandilah dua kali sehari. Cuci pangkal paha Anda dengan bersih, pastikan
benar-benar kering setiap kali selesai mandi. Pengeringan mungkin adalah
hal paling penting. Banyak orang mengenakan pakaian ketika pangkal paha
belum cukup kering. Selangkangan basah adalah tempat ideal bagi jamur
untuk berkembang biak.
2. Ganti pakaian setiap hari. Jamur dapat berkembang biak dalam bentuk
serpihan kulit di pakaian kotor.
3. Jangan berbagi handuk dengan orang lain. Cucilah handuk dengan sering.
4. Jauhkan handuk Anda sendiri ketika Anda memiliki infeksi kulit jamur
untuk mengurangi kesempatan menularkan jamur ke orang lain.
5. Jangan berjalan tanpa alas kaki di gym, kamar mandi, loker, kolam renang,
atau kamar hotel. Jamur yang menyebabkan kaki atlet mungkin ada di
lantai. Untuk melindungi kaki Anda, pakailah sandal kamar mandi atau
sandal jepit.
6. Bila Anda berisiko tinggi terkena kaki atlet, taburkan bubuk anti-jamur
pada kaki Anda dan di dalam sepatu.
7. Jangan memakai sepatu orang lain.
8. Cuci kaki Anda setiap hari dengan sabun, dan benar-benar keringkan kaki
Anda.
9. Kenakan kaus kaki yang terbuat dari kain yang cepat kering atau menjaga
kelembaban kulit. Jangan lupa untuk mengganti kaus kaki Anda setiap hari,
dan cepat mengganti jika kaus kaki basah.
6
DAFTAR PUSTAKA
http://sriendangkesumawatinyank.blogspot.co.id/2012/03/tinea-favosa.html
https://dokterbagus.wordpress.com/2015/03/23/dermatofitosis/
https://id.wikipedia.org/wiki/Favus
https://dokmud.wordpress.com/2010/01/15/tinea-kapitis/
https://www.google.com/search?q=morfologi+Trichophyton+schoenleinii&client=f
irefox-
b&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjFk6Kf5_TWAhVGoZQKHQ8
0C40Q_AUICigB&biw=1366&bih=659#imgrc=_
https://www.slideshare.net/jrryanjyp/lk-4-tinea-favosa