19 Votes
Pemberian obat intravena adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat kedalam
pembuluh darah vena menggunakan spuit. Pemberian obat secara intravena merupakan
pemberian obat yang sangat berbahaya. obat tersebut bereaksi dengan cepat karena obat
masuk kedalam sirkulasi klien secara langsung. Berikut SOP pemberian obatnya, cekidot.
1) Pengertian
Injeksi intravena adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam pembuluh
darah vena dengan menggunakan spuit.
2) Tujuan
Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorbsi daripada dengan injeksi
parenteral lain.
Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan
Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar
3) Tempat injeksi
Pada lengan (vena basalika dan vena sefalika)
Pada tungkai (vena saphenous)
Pada leher (vena jugularis)
Pada kepala (vena frontalis atau vena temporalis)
4) Peralatan
5) Prosedur kerja
Cuci tangan
Siapkan obat dengan prinsip 6 benar
Salam terapeutik
Identifikasi klien
Beritahu klien dan jelaskan prosedur yang akan diberikan
Atur klien pada posisi yang nyaman
Pasang perlak pengalas
Bebaskan lengan klien dari baju atau kemeja
Letakkan pembendung
Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan, peradangan, atau rasa gatal.
Menghindari gangguan absorbsi obat atau cidera dan nyeri yang berlebihan.
Pakai sarung tangan
Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alkohol, dengan gerakan
sirkuler dari arah dalam keluar dengan diameter sekitar 5 cm. Tunggu sampai kering.
Metode ini dilakukan untuk membuang sekresi dari kulit yang mengandung
mikroorganisme.
Pegang kapas alkohol, dengan jari-jari tengah pada tangan non dominan.
Buka tutup jarum. Tarik kulit kebawah kurang lebih 2,5 cm dibawah area penusukan
dengan tangan non dominan. Membuat kulit menjadi lebih kencang dan vena tidak
bergeser, memudahkan penusukan. Sejajar vena yang akan ditusuk perlahan dan pasti.
Pegang jarum pada posisi 30.
Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum ke dalam vena
Lakukan aspirasi dengan tangan non dominan menahan barel dari spuit dan tangan
dominan menarik plunger.
Observasi adanya darah pada spuit
Jika ada darah, lepaskan terniquet dan masukkan obat perlahan-lahan.
Keluarkan jarum dengan sudut yang sama seperti saat dimasukkan, sambil melakukan
penekanan dengan menggunakan kapas alkohol pada area penusukan
Tutup area penusukan dengan menggunakan kassa steril yang diberi betadin
Kembalikan posisi klien
Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan ke dalam bengkok
Buka sarung tangan
Cuci tangan
Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
Cara Menyuntikkan Insulin Sendiri di Rumah
Oleh Lika Aprilia Samiadi Data medis direview oleh dr. Le Thi My Duyen.
Jika Anda mengidap diabetes tipe 2, Anda bisa mulai menggunakan insulin untuk beberapa
saat dan tidak perlu meneruskannya lagi jika berat badan Anda sudah seimbang dan Anda
rajin berolahraga secara rutin. Namun jika Anda mengidap diabetes tipe 1, Anda harus rutin
menggunakan insulin untuk menjaga level gula darah Anda agar tetap stabil.
Bagi Anda yang harus rutin menyuntikkan insulin, Anda tentu ingin bisa melakukannya
sendiri di rumah. Kami punya tips supaya Anda bisa menyuntikkan insulin sendiri di rumah.
Langkah-langkah:
Suntikkan sedikit insulin keluar dari ampul ke udara, untuk memastikan ujung jarum terisi
penuh oleh insulin, dan bukan udara. Langkah ini disebut “air shot”
Suntikkan insulin ke bagian yang mengandung banyak lapisan lemak seperti paha bagian atas
atau bokong.
Cubit area kulit yang akan disuntik (namun jangan terlalu keras karena akan membuat kulit
pucat dan sakit) dan masukkan jarum dengan sudut 90 derajat. Tidak perlu mengganti
dengan jarum yang lebih pendek, kecuali jika tubuh Anda sangat kurus. Konsultasikan
dengan dokter jika Anda memiliki pertanyaan tentang hal ini.
Suntikkan jarum ke area yang Anda inginkan. Jika area Anda terasa sakit setelah Anda selesai
menyuntik, kompres dengan es selama 15-20 detik.
Pastikan jarum suntik dan pen benar-benar masuk ke dalam kulit dan hitung selama 10
detuk sebelum mencabut suntikan
Lepaskan cubitan dan buang jarum suntik di tempat aman
Paha: Suntikkan pada jarak 10 cm di atas lutut atau sekurang-kurangnya 10 cm di bawah area
selangkangan. Tempat terbaik di bagian kaki untuk diberi suntikan insulin adalah paha bagian
atas dan terluar.
Lengan: jaringan lemak di bagian lengan atas adalah daerah yang paling tepat untuk injeksi.
Memijat atau berolahraga segera setelah pemberian suntikan dapat mempercepat penyerapan.
Jika Anda berencana untuk melakukan aktivitas fisik yang berat tak lama setelah
menyuntikkan insulin, jangan suntikan insulin di daerah yang terkena efek saat berolahraga.
A. Pengertian
Pemasangan Infus merupakan pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh lewat sebuah jarum
ke dalam pembuluh darah intra vena (pembuluh balik) untuk dapat menggantikan cairan atau
zat-zat makanan dari tubuh
D. Kontraindikasi
E. Persiapan Alat
1. Standar infuse
2. Set infuse
3. Cairan sesuai program medic
4. Jarum infuse dengan ukuran yg tepat
5. Pengalas
6. Torniket
7. Kapas alcohol
8. Plester
9. Gunting Kasa steril
10. Betadin
11. Sarung tangan
F. Prosedur Kerja :
1. waktu pemasangan
2. type cairan
3. Tempat insersi (melalui IV)
4. Kecepatan aliran (tetesan/menit)
5. Respon klien sesudah dilakukan tindakan pemasangan infuse
inShare
Kali ini admin ingin memberikan informasi mengenai SOP Injeksi Subcutan , Sebelumnya
sudah ada yang tau bagaimana SOP Injeksi Subcutan ? Baiklah jika belum, admin akan
berbagi sedikit informasi tersebut. Sebelum kita berbicara lebih jauh mengenai SOP Injeksi
Subcutan , mari kita mulai dengan membahas dari pengertiannya.
Pengertian
Pemberian obat secara subcutan ialah memasukkan obat kedalam bagianbawah kulit.
lokasi yg dianjurkan untuk suntikan ini merupakan lengan bagian atas,kaki bagian atas,&
daerah di sekitar pusar.
Tujuan
Pemberian obat subcutan ialah untuk memasukkan sejumlah toksin atau obat kepada jaringan
subcuta di bawah kulit untuk proses di absorbsi .
Persiapan Peralatan
Prosedur
1. cuci tangan
2. siapkan obat sesuai dengan prinsip 5 benar
3. identifikasi identitas klien
4. beri tahu klien prosedur tindakan yang akan segera dilakukan
5. atur klien pada posisi yg nyaman
6. memilih lokasi penusukan
7. gunakan sarung tangan
8. bersihkan lokasi penusukan dengan kapas alkohol
9. pegang kapas alkohol dengan jari tengah pada tangan yang non dominan
10. buka tutup jarum menggunakan tehnik one hand
11. tarik kulit & jaringan lemak dengan ibu jari & jari tangan non dominan dengan ujung jarum
menghadap ke atas & menggunakan tangan dominan,masukkan jarum dengan sudut 45º
atau 90º .
12. lepaskan tarikan tangan non dominan
13. tarik plunger & observasi adanya darah pada spuit.
14. seandainya tidak ada darah,masukan obat perlahan-lahan.apabila ada darah tarik kembali
jarum dari kulit tekan lokasi penusukan selama 2menit,& observasi adanya memar, apabila
butuh berikan plester,siapkan obat yangbaru.
15. cabut jarum dengan sudut yg sama disaat jarum di masukan,sambil melakukan penekanan
dengan menggunakan kapas alkohol yang telah di desikfetan pada lokasi penusukan.
16. bila ada perdarahan,tekan lokasi itu bersama memanfaatkan kasa steril hingga perdarahan
mogok.
17. kembalikan posisi klien
18. buang alat yg telah tidak dipakai
19. buka sarung tangan
Tahap Terminasi
★★★★★
Kali ini admin akan membagikan sedikit informasi mengenai berbagai jenis ukuran jarum
infus
( abocath ) agar dapat membantu teman-teman semua dalam memahami berbagai jenis
ukuran jarum infus .
Definisi
Infus ialah salah satu cara atau bagian dari sebuah pengobatan untuk memasukkan obat atau
vitamin kedalam tubuh pasien melalui pembuluh darah. Infeksi bisa saja terjadi dan menjadi
komplikasi utama dari terapi intra vena ( IV ) terletak pada infus atau lokasi pada penusukan
vena (darmawan, 2008).
Untuk melakukan prosedur tindakan pemasangan infus, salah satu alat & bahan yg sering
digunakan yaitu yaitu abocath/jarum infus IV. Abocath amat sangat menetukan mengenai
tingkat keberhasilan dalam melakukan pemasangan infus dikarenakan tergantung dari
pemilihan ukuran & bentuk sesuai dengan ukuran vena pasien.
inShare
1. Cairan Hipotonik :
Osmolaritasnya lebih rendah di bandingkan serum (konsentrasi ion Na+ lebih rendah di
bandingkan serum), maka larut dalam serum, & menurunkan osmolaritas serum. Sehingga
cairan ditarik dari dalam pembuluh darah menuju ke luar ke jaringan sekitarnya (prinsip
cairan berpindah dari osmolaritas yang rendah ke osmolaritas lebih tinggi), sampai akhirnya
mengisi sel-sel yg dituju. Digunakan pada kondisi sel “mengalami” dehidrasi, contohnya
pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, serta pada pasien hiperglikemia
(dengan kadar gula darah tinggi) dengan gangguan ketoasidosis diabetik. Komplikasi yg
membahayakan ialah perpindahan tiba-tiba cairan dari dalam pembuluh darah ke sel,
menyebabkan kolaps kardiovaskular & peningkatan tekanan intrakranial (didalam otak) pada
sebagian beberapa orang. Misalnya ialah NaCl 45% & Dekstrosa 2,5%.
2. Cairan Isotonik :
Osmolaritas (merupakan tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (merupakan bagian
cair dari komponen darah), maka terus berada di dalam pembuluh darah. Berguna pada
pasien yg mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, maka tekanan darah konsisten
menurun). Mempunyai risiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada
penyakit gagal jantung kongestif & hipertensi. Misalnya ialah cairan Ringer-Laktat (RL), &
normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).
3. Cairan hipertonik :
Osmolaritasnya lebih tinggi di bandingkan serum, maka “menarik” cairan & elektrolit dari
jaringan & sel ke dalam pembuluh darah. Dapat mengurangi edema (bengkak), menstabilkan
tekanan darah & meningkatkan produksi urin . Penggunaannya kontradiktif dengan cairan
hipotonik. Contohnya NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5%, Dextrose 5%+Ringer-Lactate,
Dextrose 5%+NaCl 0,9%, product darah (darah), & albumin.
4. Kristaloid
bersifat isotonik, sehingga efektif dalam mengisi sejumlah volume cairan ke dalam pembuluh
darah dalam waktu yg singkat, & bermanfaat pada pasien yg memerlukan cairan segera.
Contohnya Ringer-Laktat & garam fisiologis.
5. Koloid
Ukuran molekulnya (umumnya protein) cukup besar maka tidak akan ke luar dari membran
kapiler, & terus berada dalam pembuluh darah, sehingga sifatnya hipertonik, & mampu
menarik cairan dari luar pembuluh darah. Misalnya ialah albumin & steroid.
ASERING
Indikasi : Dehidrasi (syok hipovolemik & asidosis) pada keadaan : gastroenteritis akut,
demam berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma.
Komposisi : Setiap liter asering terkandung didalamnya :
Na 130 MEq
Cl 109 MEq
K 4 MEq
Ca 3 MEq
Asetat (garam) 28 MEq
Keunggulan :
Asetat dimetabolisme di otot, & masihlah dapat ditolelir pada pasien yg mengalami
gangguan hati
Pada pemberian sebelum operasi sesar, RA akan mengatasi asidosis laktat lebih baik
dibanding RL pada neonatus
Pada kasus bedah, asetat akan mempertahankan suhu tubuh sentral pada anestesi dengan
isofluran
Memiliki resiko vasodilator
Pada kasus stroke akut, penambahan MgSO4 20 persen sebanyak 10 ml pada 1000 ml RA,
bisa meningkatkan tonisitas larutan infus maka memperkecil risiko edema serebral
KA-EN 1B
Indikasi :
Sebagai larutan awal apabila status elektrolit pasien belum diketahui, misalnya ditemukan
pada kasus emergensi (dehidrasi lantaran asupan oral tidak memadai, demam)
Dosis lazim 500-1000 ml untuk sekali pemberian dengan cara IV. Kecepatan sebaiknya 300-
500 ml/jam (dewasa) & 50-100 ml/jam pada anak-anak
< 24 jam pasca operasi
Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak diberikan lebih dari 100 ml/jam
Indikasi :
KA-EN MG3
Macam Macam Cairan Infus
Indikasi :
KA-EN 4A
Macam Macam Cairan Infus
Indikasi :
K 0 MEq/L
Na 30 MEq/L
Cl 20 MEq/L
Laktat 10 MEq/L
Glukosa 40 Gr/L
KA-EN 4B
Macam Macam Cairan Infus
Indikasi :
Adalah larutan infus rumatan untuk bayi & anak umur kurang 3 th
Mensuplai 8 MEq/L kalium pada pasien maka meminimalkan risiko hipokalemia
Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik
Komposisi :
Na 30 MEq/L
K 8 MEq/L
Glukosa 37,5 Gr/L
Laktat 10 MEq/L
Cl 28 MEq/L
Otsu-NS
Macam Macam Cairan Infus
Indikasi :
Untuk resusitasi
Kehilangan Na > Cl, misal diare
Sindrom yg berkaitan dengan kehilangan natrium (asidosis diabetikum, insufisiensi
adrenokortikal, luka bakar)
Otsu-RL
Macam Macam Cairan Infus
Indikasi :
MARTOS-10
Macam Macam Cairan Infus
Indikasi :
Suplai air & karbohidrat dengan cara parenteral pada penderita diabetik
Kondisi kritis lain yg membutuhkan nutrisi eksogen seperti tumor, stres berat, infeksi berat &
defisiensi protein
Dosis : 0,3 gr/kg BB/jam
Mengandung 400 Kcal/L
AMIPAREN
Macam Macam Cairan Infus
Indikasi :
Luka bakar
Stres metabolik berat
Infeksi berat
Kwasiokor
Pasca operasi
Dosis dewasa 100 ml selama 60 menit
Total Parenteral Nutrition
AMINOVEL-600
Macam Macam Cairan Infus
Indikasi :
PAN-AMIN G
Macam Macam Cairan Infus
Indikasi :
inShare
Kali ini admin ingin memberikan informasi mengenai SOP Injeksi Intramuskular ,
sebelumnya sudah ada yang tau bagaimana SOP Injeksi Intramuskular ? Baiklah jika belum,
admin akan berbagi sedikit informasi tersebut. Sebelum kita berbicara lebih jauh mengenai
SOP Injeksi Intramuskular , mari kita mulai dengan membahas dari pengertiannya.
Pengertian
Pemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan langsung ke dalam otot (muskulus)
Tujuan
Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter pada klien yang yg diberikan obat dengan
cara intramuscular
Peralatan
Tahap PraInteraksi
Tahap Orientasi
Tahap Kerja
Tahap Terminasi
Paha (vastus lateralis) : posisi klien terlentang dengan lutut sedikit agak fleksi.
Ventroglteal : posisi klien berbaring miring, telentang, atau telentang dengan lutut atau
panggul miring dgn lokasi yg diinjeksi fleksi.
SOP Injeksi Intramuskular
Lengan atas (deltoid) : posisi klien duduk atau berbaring datar dengan lengan bawah fleksi
namun rileks menyilangi abdomen atau pangkuan.
SOP Injeksi Intramuskular
SOP Injeksi Intracutan
inShare
Kali ini admin ingin memberikan informasi mengenai SOP Injeksi Intrcutan , Sebelumnya
sudah ada yang tau bagaimana SOP Injeksi Intracutan ? Baiklah jika belum, admin akan
berbagi sedikit informasi tersebut. Sebelum kita berbicara lebih jauh mengenai SOP Injeksi
Intracutan , mari kita mulai dengan membahas dari pengertiannya.
Pengertian
Pemberian obat secara intracutan ialah pemberian obat dengan caramemasukkan obat
kedalam permukaan kulit. lokasi utama yg banyak digunakan utk melakukan suntikan
intrakutan yaitu bagian atas dari lengan bawah.
Tujuan
Persiapan alat
1. sarung tangan sekali pakai
2. buku catatan pemberian obat
3. kapas alkohol
4. obat yg sesuai
5. spuit 1 ml dengan uk.25,26,atau 27, panjang jarum ¼ samapi 5/8 inci
6. bak spuit
7. baki obat
8. pulpen atau spidol
Prosedur Tindakan
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yg akan dilakukan.
3. Bebaskan daerah yg akan disuntik, apabila memakai baju lengan panjang buka & ke ataskan.
4. Pasang perlak atau pengalas tepat di bawah bagian yg disuntik.
5. Ambil obat buat tes alergi selanjutnya larutkan/encerkan dengan aquadcs (cairan pelarut)
selanjutnya ambil 0,5 cc & encerkan lagi sampai kurang lebih 1 cc, & sletakan pada bak
injeksi atau tempat steril.
6. Desinfeksi dengan kapas alkohol pada daerah yg akan dilakukan penyuntikan.
7. Tegangkan dengan tangan kiri atau daerah yg akan disuntik.
8. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan sudut 5º – 15º dengan
permukaan kulit.
9. Suntikan obat kedalam kulit hingga terjadi gelembung.
10. Tarik spuit & tidak boleh dilakukan masase.
Tahap Terminasi