Anda di halaman 1dari 34

[SOP] Prosedur Pemberian Obat Melalui Intravena (IV)

6 April 2012 dazspecta Tinggalkan komentar Go to comments

19 Votes

Pemberian obat intravena adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat kedalam
pembuluh darah vena menggunakan spuit. Pemberian obat secara intravena merupakan
pemberian obat yang sangat berbahaya. obat tersebut bereaksi dengan cepat karena obat
masuk kedalam sirkulasi klien secara langsung. Berikut SOP pemberian obatnya, cekidot.

1) Pengertian

Injeksi intravena adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam pembuluh
darah vena dengan menggunakan spuit.

2) Tujuan

 Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorbsi daripada dengan injeksi
parenteral lain.
 Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan
 Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar

3) Tempat injeksi
 Pada lengan (vena basalika dan vena sefalika)
 Pada tungkai (vena saphenous)
 Pada leher (vena jugularis)
 Pada kepala (vena frontalis atau vena temporalis)

4) Peralatan

 Buku catatan pemberian obat atau kartu obat


 Kapas alkohol
 Sarung tangan
 Obat yang sesuai
 Spuit 2 ml – 5 ml
 Bak spuit
 Baki obat
 Plester
 Perlak pengalas
 Pembendung vena (torniquet)
 Kassa steril (bila perlu)
 Bengkok

5) Prosedur kerja

 Cuci tangan
 Siapkan obat dengan prinsip 6 benar
 Salam terapeutik
 Identifikasi klien
 Beritahu klien dan jelaskan prosedur yang akan diberikan
 Atur klien pada posisi yang nyaman
 Pasang perlak pengalas
 Bebaskan lengan klien dari baju atau kemeja
 Letakkan pembendung
 Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan, peradangan, atau rasa gatal.
Menghindari gangguan absorbsi obat atau cidera dan nyeri yang berlebihan.
 Pakai sarung tangan
 Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alkohol, dengan gerakan
sirkuler dari arah dalam keluar dengan diameter sekitar 5 cm. Tunggu sampai kering.
Metode ini dilakukan untuk membuang sekresi dari kulit yang mengandung
mikroorganisme.
 Pegang kapas alkohol, dengan jari-jari tengah pada tangan non dominan.
 Buka tutup jarum. Tarik kulit kebawah kurang lebih 2,5 cm dibawah area penusukan
dengan tangan non dominan. Membuat kulit menjadi lebih kencang dan vena tidak
bergeser, memudahkan penusukan. Sejajar vena yang akan ditusuk perlahan dan pasti.
Pegang jarum pada posisi 30.
 Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum ke dalam vena
 Lakukan aspirasi dengan tangan non dominan menahan barel dari spuit dan tangan
dominan menarik plunger.
 Observasi adanya darah pada spuit
 Jika ada darah, lepaskan terniquet dan masukkan obat perlahan-lahan.
 Keluarkan jarum dengan sudut yang sama seperti saat dimasukkan, sambil melakukan
penekanan dengan menggunakan kapas alkohol pada area penusukan
 Tutup area penusukan dengan menggunakan kassa steril yang diberi betadin
 Kembalikan posisi klien
 Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan ke dalam bengkok
 Buka sarung tangan
 Cuci tangan
 Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
Cara Menyuntikkan Insulin Sendiri di Rumah

Oleh Lika Aprilia Samiadi Data medis direview oleh dr. Le Thi My Duyen.

 12Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)12


 Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi via Google+(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi di Line new(Membuka di jendela yang baru)

Jika Anda mengidap diabetes tipe 1 Anda tentu sudah terbiasa untuk mendapatkan suntikan
insulin. Bagi Anda yang mengidap diabetes tipe 2, Anda mungkin tidak akan rutin
mendapatkan suntikan insulin namun apa salahnya untuk berjaga-jaga? Suntikan insulin bagi
pasien diabetes tipe 1 dan 2 disesuaikan berdasarkan berat badan, kondisi kesehatan, pola
makan, rutinitas berolahraga, dan resistensi insulin Anda.

Jika Anda mengidap diabetes tipe 2, Anda bisa mulai menggunakan insulin untuk beberapa
saat dan tidak perlu meneruskannya lagi jika berat badan Anda sudah seimbang dan Anda
rajin berolahraga secara rutin. Namun jika Anda mengidap diabetes tipe 1, Anda harus rutin
menggunakan insulin untuk menjaga level gula darah Anda agar tetap stabil.

Bagi Anda yang harus rutin menyuntikkan insulin, Anda tentu ingin bisa melakukannya
sendiri di rumah. Kami punya tips supaya Anda bisa menyuntikkan insulin sendiri di rumah.

Sebelum memulai, hal yang harus Anda lakukan adalah:

 Belajar cara menyuntikkan insulin sendiri


 Suntikkan insulin Anda di tempat yang berbeda
 Tes kadar gula darah Anda
 Pastikan tangan dan alat suntik dalam keadaan steril
 Selalu gunakan jarum yang baru tiap menyuntik

Langkah-langkah:

 Suntikkan sedikit insulin keluar dari ampul ke udara, untuk memastikan ujung jarum terisi
penuh oleh insulin, dan bukan udara. Langkah ini disebut “air shot”
 Suntikkan insulin ke bagian yang mengandung banyak lapisan lemak seperti paha bagian atas
atau bokong.
 Cubit area kulit yang akan disuntik (namun jangan terlalu keras karena akan membuat kulit
pucat dan sakit) dan masukkan jarum dengan sudut 90 derajat. Tidak perlu mengganti
dengan jarum yang lebih pendek, kecuali jika tubuh Anda sangat kurus. Konsultasikan
dengan dokter jika Anda memiliki pertanyaan tentang hal ini.
 Suntikkan jarum ke area yang Anda inginkan. Jika area Anda terasa sakit setelah Anda selesai
menyuntik, kompres dengan es selama 15-20 detik.
 Pastikan jarum suntik dan pen benar-benar masuk ke dalam kulit dan hitung selama 10
detuk sebelum mencabut suntikan
 Lepaskan cubitan dan buang jarum suntik di tempat aman

Tips saat menyuntikkan insulin


Perut: Berikan jarak sekitar 5 cm dari pusar atau tempat bekas luka.

Paha: Suntikkan pada jarak 10 cm di atas lutut atau sekurang-kurangnya 10 cm di bawah area
selangkangan. Tempat terbaik di bagian kaki untuk diberi suntikan insulin adalah paha bagian
atas dan terluar.

Lengan: jaringan lemak di bagian lengan atas adalah daerah yang paling tepat untuk injeksi.

Pantat: Suntikkan di bagian dekat pinggul bukan dekat bokong.


Daerah suntikkan sebaiknya berjarak 2,5cm dari daerah suntukan sebelumnya. Lakukanlah
rotasi di dalam satu daerah selama satu minggu, lalu baru pindah ke daerah yang lain. Hindari
menyuntikkan ke dekat jaringan parut atau daerah yang terdapat varises.

Memijat atau berolahraga segera setelah pemberian suntikan dapat mempercepat penyerapan.
Jika Anda berencana untuk melakukan aktivitas fisik yang berat tak lama setelah
menyuntikkan insulin, jangan suntikan insulin di daerah yang terkena efek saat berolahraga.
A. Pengertian
Pemasangan Infus merupakan pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh lewat sebuah jarum
ke dalam pembuluh darah intra vena (pembuluh balik) untuk dapat menggantikan cairan atau
zat-zat makanan dari tubuh

B. Tujuan pemasangan infus

1. Mempertahankan dan mengganti cairan tubuh yg didalamnya mengandung air,


vitamin, elektrolit,lemak, protein ,& kalori yg tidak mampu untuk dapat
dipertahankan secara adekuat melalui oral
2. Agar dapat memperbaiki keseimbangan asam basa
3. Memperbaiki volume komponen-komponen darah Memberikan jalan/jalur masuk
dalam pemberian obat-obatan kedalam tubuh
4. Memonitor tekanan darah Intra Vena Central (CVP)
5. Memberikan nutrisi pada saat sistem pencernaan untuk di istirahatkan.

C. Indikasi pemasangan infus

1. Kondisi emergency (misalnya ketika tindakan RJP), yg memungkinkan untuk


pemberian obat secara langsung ke dalam pembuluh darah Intra Vena
2. Untuk dapat memberikan respon yg cepat terhadap pemberian obat (seperti
furosemid, digoxin)
3. Pasien yg mendapat terapi obat dalam jumlah dosis besar secara terus-menerus
melalui pembuluh darah Intra vena
4. Pasien yg membutuhkan pencegahan gangguan cairan & elektrolit
5. Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan mengurangi kepentingan dgn
injeksi intramuskuler.
6. Pasien yg mendapatkan tranfusi darah
7. Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (contohnya pada operasi
besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk persiapan
seandainya berlangsung syok, juga untuk memudahkan pemberian obat)
8. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yg tidak stabil, contohnya syok (meneror
nyawa) & risiko dehidrasi (kekurangan cairan) , sebelum pembuluh darah kolaps (tak
teraba), maka tak mampu dipasang pemasangan infus.

»» Lihat SOP Pemasangan EKG

D. Kontraindikasi

1. Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) & infeksi di area pemasangan infus.


2. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, lantaran lokasi ini dapat digunakan
untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada tindakan hemodialisis (cuci
darah).
3. Obat-obatan yg berpotensi iritan pada pembuluh vena kecil yg aliran darahnya lambat
(contohnya pembuluh vena di tungkai & kaki).

E. Persiapan Alat

1. Standar infuse
2. Set infuse
3. Cairan sesuai program medic
4. Jarum infuse dengan ukuran yg tepat
5. Pengalas
6. Torniket
7. Kapas alcohol
8. Plester
9. Gunting Kasa steril
10. Betadin
11. Sarung tangan

»» Lihat Jenis jenis Cairan Infus

F. Prosedur Kerja :

1. Jelaskan prosedur yg akan dilakukan Pemasangan infus | dok. Aristianto


2. Cuci tangan
3. Hubungkan cairan & infus set dgn memasukkan ke bagian karet atau akses selang ke
botol infuse
4. Isi cairan ke dalam set infus dgn menekan ruang tetesan sampai terisi sebagian &
buka klem slang sampai cairan memenuhi selang & udara selang ke luar
5. Letakkan pangalas dibawah lokasi ( vena ) yg akan dilakukan penginfusan
6. Lakukan pembendungan dengan tornikut (karet pembendung) 10 sampai 12 cm di
atas tempat penusukan & anjurkan pasien untuk menggenggam dengan gerakan
sirkular ( apabila sadar )
7. Gunakan sarung tangan steril
8. Disinfeksi daerah yg akan ditusuk dengan kapas alcohol
9. Lakukan penusukan pada pembuluh intra vena dengan meletakkan ibu jari di bagian
bawah vena da posisi jarum ( abocath ) mengarah ke atas
10. Perhatikan adanya keluar darah melalui jarum ( abocath / surflo ) maka tarik ke luar
bagian dalam ( jarum ) sambil melanjutkan tusukan ke dalam vena
11. Setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan atau dikeluarkan, tahan bagian atas vena
dengan melakukan tekanan menggunakan jari tangan agar darah tidak ke luar.
Seterusnya bagian infus dihubungkan atau disambungkan dengan slang infuse
12. Buka pengatur tetesan & atur kecepatan sesuai dengan dosis yg diberikan
13. Jalankan fiksasi dengan kasa steril
14. Tuliskan tanggal & waktu pemasangan infus serta catat ukuran jarum
15. Lepaskan sarung tangan & cuci tangan

»» Lihat SOP Pemasangan Kateter

G. Dokumentasi Pendokumentasian keperawatan mesti jelas :

1. waktu pemasangan
2. type cairan
3. Tempat insersi (melalui IV)
4. Kecepatan aliran (tetesan/menit)
5. Respon klien sesudah dilakukan tindakan pemasangan infuse

»» Lihat Ukuran Jenis Ukuran Jarum Infus ( Abocath )


SOP Injeksi Subcutan





 inShare

SOP Injeksi Subcutan

SOP Injeksi Subcutan

Kali ini admin ingin memberikan informasi mengenai SOP Injeksi Subcutan , Sebelumnya
sudah ada yang tau bagaimana SOP Injeksi Subcutan ? Baiklah jika belum, admin akan
berbagi sedikit informasi tersebut. Sebelum kita berbicara lebih jauh mengenai SOP Injeksi
Subcutan , mari kita mulai dengan membahas dari pengertiannya.

Pengertian
Pemberian obat secara subcutan ialah memasukkan obat kedalam bagianbawah kulit.
lokasi yg dianjurkan untuk suntikan ini merupakan lengan bagian atas,kaki bagian atas,&
daerah di sekitar pusar.

Tujuan
Pemberian obat subcutan ialah untuk memasukkan sejumlah toksin atau obat kepada jaringan
subcuta di bawah kulit untuk proses di absorbsi .

Persiapan Peralatan

1. Buku catatan pemberian obat


2. Kapas alkohol
3. Sarung tangan sekali pakai
4. Obat yg sesuai
5. Spuit 2 ml dengan ukuran 25, panjang jarum 5/8 hingga ½ inci
6. Bak spuit
7. Plester
8. Baki obat
9. Bengkok
10. Kasa steril

»» Lihat SOP Injeksi Intramuskular

Prosedur

1. cuci tangan
2. siapkan obat sesuai dengan prinsip 5 benar
3. identifikasi identitas klien
4. beri tahu klien prosedur tindakan yang akan segera dilakukan
5. atur klien pada posisi yg nyaman
6. memilih lokasi penusukan
7. gunakan sarung tangan
8. bersihkan lokasi penusukan dengan kapas alkohol
9. pegang kapas alkohol dengan jari tengah pada tangan yang non dominan
10. buka tutup jarum menggunakan tehnik one hand
11. tarik kulit & jaringan lemak dengan ibu jari & jari tangan non dominan dengan ujung jarum
menghadap ke atas & menggunakan tangan dominan,masukkan jarum dengan sudut 45º
atau 90º .
12. lepaskan tarikan tangan non dominan
13. tarik plunger & observasi adanya darah pada spuit.
14. seandainya tidak ada darah,masukan obat perlahan-lahan.apabila ada darah tarik kembali
jarum dari kulit tekan lokasi penusukan selama 2menit,& observasi adanya memar, apabila
butuh berikan plester,siapkan obat yangbaru.
15. cabut jarum dengan sudut yg sama disaat jarum di masukan,sambil melakukan penekanan
dengan menggunakan kapas alkohol yang telah di desikfetan pada lokasi penusukan.
16. bila ada perdarahan,tekan lokasi itu bersama memanfaatkan kasa steril hingga perdarahan
mogok.
17. kembalikan posisi klien
18. buang alat yg telah tidak dipakai
19. buka sarung tangan

»» Lihat SOP Injeksi Intravena

Tahap Terminasi

1. Melakukan evaluasi dari hasil tindakanyang telah dilakukan


2. Melakukan kontrak untuk kegiatan/tindakan yang akan datang
3. Berpamitan dengan klien
4. Membereskan/merapihkan alat-alat yang telah digunakan ketika tindakan
5. Mencuci tangan
6. Mencatat/mendokumentasikan kegiatan dalam lembar catatan
Berbagai Ukuran Jarum Infus ( Abocath )
infoapaDecember 16th, 2016, 12:12 pm2 comments 12000 views

★★★★★

Jenis Ukuran Jarum Infus ( Abocath )

Berbagai Ukuran Jarum Infus ( Abocath )

Kali ini admin akan membagikan sedikit informasi mengenai berbagai jenis ukuran jarum
infus
( abocath ) agar dapat membantu teman-teman semua dalam memahami berbagai jenis
ukuran jarum infus .

Definisi
Infus ialah salah satu cara atau bagian dari sebuah pengobatan untuk memasukkan obat atau
vitamin kedalam tubuh pasien melalui pembuluh darah. Infeksi bisa saja terjadi dan menjadi
komplikasi utama dari terapi intra vena ( IV ) terletak pada infus atau lokasi pada penusukan
vena (darmawan, 2008).
Untuk melakukan prosedur tindakan pemasangan infus, salah satu alat & bahan yg sering
digunakan yaitu yaitu abocath/jarum infus IV. Abocath amat sangat menetukan mengenai
tingkat keberhasilan dalam melakukan pemasangan infus dikarenakan tergantung dari
pemilihan ukuran & bentuk sesuai dengan ukuran vena pasien.

»» Lihat SOP Pemasangan Infus

Macam-macam Ukuran Abocath


Menurut Potter (1999) ukuran jarum infus yg umumnya sering digunakan ialah :
1. Ukuran 16
Guna : Untuk Dewasa, Trauma, Bedah Mayor, Apabila sejumlah besar cairan perlu
diinfuskan
Pertimbangan Perawat : Sakit pada insersi, umumnya digunakan pada vena besar
2. Ukuran 18
Guna : Untuk Anak & dewasa, biasanya untuk darah, komponen darah, & infus kental
lainnya
Pertimbangan Perawat : Sakit pada insersi, Butuh vena besar
3. Ukuran 20
Guna : Untuk Anak & dewasa, umunya sering digunakan untuk beberapa cairan infus, darah,
komponen darah, & infus kental lainnya
Pertimbangan Perawat : Umum untuk sering digunakan
4. Ukuran 22
Guna : Untuk bayi, anak, & dewasa (terutama pada usia lanjut), Cocok untuk sebagian besar
cairan infus
Pertimbangan Perawat : Lebih mudah untuk melakukan insersi ke vena yg kecil, tipis &
rapuh, Kecepatan tetesan mesti dipertahankan untuk lambat, Sulit melakukan insersi melalui
kulit yg keras
5. Ukuran 24, 26
Guna : Umumnya untuk nenonatus, bayi, anak dewasa (terutama pada usia lanjut), Sesuai
untuk sebagian besar cairan infus, namun kecepatan tetesan lebih lambat
Pertimbangan Perawat : biasanya digunakan pada vena yg amat sangat kecil, Sulit insersi
melalui kulit keras

Beberapa hal yg Perlu Diperhatikan


1. ubah lokasi penusukan setiap 48-72 jam
2. Gunakan tegaderem untuk penutup luka setiap 24-48 jam & evaluasi tanda infeksi
3. Observasi adanya tanda / reaksi alergi terhadap infus atau komplikasi lain
4. Apabila therapy infus tidak diperlukan lagi, buka fiksasi pada area lokasi penusukan
5. Jika infus ingin di lepas tekan lokasi penusukan dengan menggunakan kasa steril, lalu
cabut jarum infus perlahan.
6. Bersihkan lokasi penusukan dengan menggunakan alcohol swab seperti bekas-bekas
plester
7. Dalam melakukan pemasagan infus gunakan alat-alat yg steril.
8. Hindarkan memasang infus pada daerah-daerah yg infeksi, vena yg telah rusak, vena
pada daerah fleksi & vena yg tidak stabil.
9. Mengatur ketepatan aliran infus & regulasi infus ialah tanggung jawab seorang perawat.
Macam Macam Cairan Infus





 inShare

Macam Macam Cairan Infus


Macam Macam Cairan Infus

A. Pengertian Kebutuhan Cairan & Elektrolit


Kebutuhan cairan & elektrolit ialah sebuah proses dinamik lantaran metabolisme tubuh
membutuhkan perubahan yg tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologis & lingkungan.
Cairan & elektrolit saling berhubungan, ketidakseimbangan yg berdiri sendiri jarang terjadi
dalam bentuk kelebihan atau kekurangan.

B. Pengelompokan Cairan Infus


Menurut pengelompokannya, cairan infus dapat di kelompokkan menjadi :

1. Cairan Hipotonik :
Osmolaritasnya lebih rendah di bandingkan serum (konsentrasi ion Na+ lebih rendah di
bandingkan serum), maka larut dalam serum, & menurunkan osmolaritas serum. Sehingga
cairan ditarik dari dalam pembuluh darah menuju ke luar ke jaringan sekitarnya (prinsip
cairan berpindah dari osmolaritas yang rendah ke osmolaritas lebih tinggi), sampai akhirnya
mengisi sel-sel yg dituju. Digunakan pada kondisi sel “mengalami” dehidrasi, contohnya
pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, serta pada pasien hiperglikemia
(dengan kadar gula darah tinggi) dengan gangguan ketoasidosis diabetik. Komplikasi yg
membahayakan ialah perpindahan tiba-tiba cairan dari dalam pembuluh darah ke sel,
menyebabkan kolaps kardiovaskular & peningkatan tekanan intrakranial (didalam otak) pada
sebagian beberapa orang. Misalnya ialah NaCl 45% & Dekstrosa 2,5%.

2. Cairan Isotonik :
Osmolaritas (merupakan tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (merupakan bagian
cair dari komponen darah), maka terus berada di dalam pembuluh darah. Berguna pada
pasien yg mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, maka tekanan darah konsisten
menurun). Mempunyai risiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada
penyakit gagal jantung kongestif & hipertensi. Misalnya ialah cairan Ringer-Laktat (RL), &
normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).

3. Cairan hipertonik :
Osmolaritasnya lebih tinggi di bandingkan serum, maka “menarik” cairan & elektrolit dari
jaringan & sel ke dalam pembuluh darah. Dapat mengurangi edema (bengkak), menstabilkan
tekanan darah & meningkatkan produksi urin . Penggunaannya kontradiktif dengan cairan
hipotonik. Contohnya NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5%, Dextrose 5%+Ringer-Lactate,
Dextrose 5%+NaCl 0,9%, product darah (darah), & albumin.

4. Kristaloid
bersifat isotonik, sehingga efektif dalam mengisi sejumlah volume cairan ke dalam pembuluh
darah dalam waktu yg singkat, & bermanfaat pada pasien yg memerlukan cairan segera.
Contohnya Ringer-Laktat & garam fisiologis.

5. Koloid
Ukuran molekulnya (umumnya protein) cukup besar maka tidak akan ke luar dari membran
kapiler, & terus berada dalam pembuluh darah, sehingga sifatnya hipertonik, & mampu
menarik cairan dari luar pembuluh darah. Misalnya ialah albumin & steroid.

»» Lihat SOP Pemasangan Infus


C. Jenis-Jenis Cairan Infuse & Fungsinya
Adapun jenis-jenis cairan infus antara lain :

ASERING

Macam Macam Cairan Infus

Indikasi : Dehidrasi (syok hipovolemik & asidosis) pada keadaan : gastroenteritis akut,
demam berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma.
Komposisi : Setiap liter asering terkandung didalamnya :

 Na 130 MEq
 Cl 109 MEq
 K 4 MEq
 Ca 3 MEq
 Asetat (garam) 28 MEq

Keunggulan :

 Asetat dimetabolisme di otot, & masihlah dapat ditolelir pada pasien yg mengalami
gangguan hati
 Pada pemberian sebelum operasi sesar, RA akan mengatasi asidosis laktat lebih baik
dibanding RL pada neonatus
 Pada kasus bedah, asetat akan mempertahankan suhu tubuh sentral pada anestesi dengan
isofluran
 Memiliki resiko vasodilator
 Pada kasus stroke akut, penambahan MgSO4 20 persen sebanyak 10 ml pada 1000 ml RA,
bisa meningkatkan tonisitas larutan infus maka memperkecil risiko edema serebral

KA-EN 1B

Macam Macam Cairan Infus

Indikasi :

 Sebagai larutan awal apabila status elektrolit pasien belum diketahui, misalnya ditemukan
pada kasus emergensi (dehidrasi lantaran asupan oral tidak memadai, demam)
 Dosis lazim 500-1000 ml untuk sekali pemberian dengan cara IV. Kecepatan sebaiknya 300-
500 ml/jam (dewasa) & 50-100 ml/jam pada anak-anak
 < 24 jam pasca operasi
 Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak diberikan lebih dari 100 ml/jam

KA-EN 3A dan KA-EN 3B


Macam Macam Cairan Infus

Indikasi :

 Mensuplai kalium sebesar 20 MEq/L untuk KA-EN 3B


 Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air & elektrolit dengan
kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada kondisi asupan oral
terbatas
 Mensuplai kalium sebesar 10 MEq/L untuk KA-EN 3A
 Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)

KA-EN MG3
Macam Macam Cairan Infus

Indikasi :

 Rumatan untuk kasus di mana suplemen NPC dibutuhkan 400 Kcal/L


 Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air & elektrolit dengan
kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada kondisi asupan oral
terbatas
 Mensuplai kalium 20 MEq/L
 Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)

KA-EN 4A
Macam Macam Cairan Infus

Indikasi :

 Adalah larutan infus rumatan untuk bayi & anak


 Tidak Dengan kandungan kalium, maka dapat diberikan kepada pasien dengan berbagai
kadar konsentrasi kalium serum normal
 Tepat digunakan buat dehidrasi hipertonik

Komposisi (per 1000 ml) :

 K 0 MEq/L
 Na 30 MEq/L
 Cl 20 MEq/L
 Laktat 10 MEq/L
 Glukosa 40 Gr/L

KA-EN 4B
Macam Macam Cairan Infus

Indikasi :

 Adalah larutan infus rumatan untuk bayi & anak umur kurang 3 th
 Mensuplai 8 MEq/L kalium pada pasien maka meminimalkan risiko hipokalemia
 Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik

Komposisi :

 Na 30 MEq/L
 K 8 MEq/L
 Glukosa 37,5 Gr/L
 Laktat 10 MEq/L
 Cl 28 MEq/L

Otsu-NS
Macam Macam Cairan Infus

Indikasi :

 Untuk resusitasi
 Kehilangan Na > Cl, misal diare
 Sindrom yg berkaitan dengan kehilangan natrium (asidosis diabetikum, insufisiensi
adrenokortikal, luka bakar)

Otsu-RL
Macam Macam Cairan Infus

Indikasi :

 Suplai ion bikarbonat


 Resusitasi
 Asidosis metabolik

MARTOS-10
Macam Macam Cairan Infus

Indikasi :

 Suplai air & karbohidrat dengan cara parenteral pada penderita diabetik
 Kondisi kritis lain yg membutuhkan nutrisi eksogen seperti tumor, stres berat, infeksi berat &
defisiensi protein
 Dosis : 0,3 gr/kg BB/jam
 Mengandung 400 Kcal/L

AMIPAREN
Macam Macam Cairan Infus

Indikasi :

 Luka bakar
 Stres metabolik berat
 Infeksi berat
 Kwasiokor
 Pasca operasi
 Dosis dewasa 100 ml selama 60 menit
 Total Parenteral Nutrition

AMINOVEL-600
Macam Macam Cairan Infus

Indikasi :

 Nutrisi tambahan pada gangguan saluran GI


 Penderita GI yg dipuasakan
 Kebutuhan metabolik yg meningkat (misal luka bakar, trauma & pasca operasi)
 Dosis dewasa 500 ml selama 4-6 jam (20-30 tpm)
 Stres metabolik sedang/ringan

PAN-AMIN G
Macam Macam Cairan Infus

Indikasi :

 Suplai asam amino pada hiponatremia & stres metabolik ringan


 Nitrisi dini pasca operasi
 Tifoid
SOP Injeksi Intramuskular





 inShare

SOP Injeksi Intramuskular

SOP Injeksi Intramuskular

Kali ini admin ingin memberikan informasi mengenai SOP Injeksi Intramuskular ,
sebelumnya sudah ada yang tau bagaimana SOP Injeksi Intramuskular ? Baiklah jika belum,
admin akan berbagi sedikit informasi tersebut. Sebelum kita berbicara lebih jauh mengenai
SOP Injeksi Intramuskular , mari kita mulai dengan membahas dari pengertiannya.

Pengertian
Pemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan langsung ke dalam otot (muskulus)

Tujuan
Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter pada klien yang yg diberikan obat dengan
cara intramuscular

Peralatan

1. Sarung tangan 1 pasang


2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
3. Jarum steril 1 (21-23G & panjang 1 – 1,5 inci untuk dewasa; 25-27 G & panjang 1 inci buat
anak-anak)
4. Bak spuit 1
5. Kapas alkohol dalam kom (secukupnya)
6. Perlak & pengalas
7. Obat sesuai program terapi
8. Bengkok 1
9. Buku injeksi/daftar obat

»» Lihat SOP Pemasangan Infus

Tahap PraInteraksi

1. Melakukan verifikasi data pada awal mulanya bila ada


2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan obat dengan benar
4. Menempatkan/meletakan alat di dekat klien dengan benar

Tahap Orientasi

1. Memberikan salam yang merupakan pendekatan terapeutik


2. Menjelaskan tujuan & prosedur perbuatan kepada keluarga/klien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum gerakan dilakukan

»» Lihat SOP Pemasangan EKG

Tahap Kerja

1. Mengatur posisi pada klien, sesuai tempat penyuntikan


2. Memasang perlak & alasnya
3. Membebaskan daerah yg akan di injeksi
4. Memakai sarung tangan
5. Menentukan lokasi penyuntikan dengan benar ( palpasi lokasi injeksi terhadap adanya
edema, massa, nyeri tekan. Hindari lokasi jaringan parut, memar, abrasi atau infeksi.
6. Membersihkan kulit dengan menggunakan kapas alkohol (melingkar dari arah dalam keluar
diameter ±5cm)
7. Menggunakan ibu jari & telunjuk untuk mereganggkan kulit
8. Memasukkan spuit dengan sudut 90º, jarum masuk 2/3
9. Melakukan aspirasi & pastikan darah tidak masuk spuit
10. Memasukkan obat dengan cara perlahan (kecepatan 0,1 cc/detik)
11. Mencabut jarum dari lokasi penusukan
12. Menekan daerah tusukan dengan kapas yang telah desinfektan
13. Membuang spuit ke dalam bengkok

»» Lihat SOP Pemasangan Kateter

Tahap Terminasi

1. Melakukan evaluasi hasil tindakan


2. Melakukan kontrak untuk kegiatan/tindakan selanjutnya
3. Berpamitan dengan klien
4. Membereskan alat-alat yang telah digunakan
5. Mencuci tangan
6. Mencatat/mendokumentasikan kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

»» Lihat SOP Pemasangan NGT

Pilihan Lokasi Injeksi Intra Muskuler

 Paha (vastus lateralis) : posisi klien terlentang dengan lutut sedikit agak fleksi.

SOP Injeksi Intramuskular

 Ventroglteal : posisi klien berbaring miring, telentang, atau telentang dengan lutut atau
panggul miring dgn lokasi yg diinjeksi fleksi.
SOP Injeksi Intramuskular

 Lengan atas (deltoid) : posisi klien duduk atau berbaring datar dengan lengan bawah fleksi
namun rileks menyilangi abdomen atau pangkuan.
SOP Injeksi Intramuskular
SOP Injeksi Intracutan





 inShare

SOP Injeksi Intracutan

SOP Injeksi Intracutan

Kali ini admin ingin memberikan informasi mengenai SOP Injeksi Intrcutan , Sebelumnya
sudah ada yang tau bagaimana SOP Injeksi Intracutan ? Baiklah jika belum, admin akan
berbagi sedikit informasi tersebut. Sebelum kita berbicara lebih jauh mengenai SOP Injeksi
Intracutan , mari kita mulai dengan membahas dari pengertiannya.

Pengertian
Pemberian obat secara intracutan ialah pemberian obat dengan caramemasukkan obat
kedalam permukaan kulit. lokasi utama yg banyak digunakan utk melakukan suntikan
intrakutan yaitu bagian atas dari lengan bawah.

Tujuan

Pemberian obat dengan intracutan :

1. Membantu menentukan diagnosa pada penyakit tertentu (contohnya tuberculin tes).


2. Pasien mendapatkan pengobatan sesuai dengan program pengobatan/prosedur.
3. Memperlancar proses pengobatan & menghindari kesalahan dalam pemberian obat.
4. Menghindarkan pasien dari efek alergi obat ( dengan skin test).

Persiapan alat
1. sarung tangan sekali pakai
2. buku catatan pemberian obat
3. kapas alkohol
4. obat yg sesuai
5. spuit 1 ml dengan uk.25,26,atau 27, panjang jarum ¼ samapi 5/8 inci
6. bak spuit
7. baki obat
8. pulpen atau spidol

»» Lihat SOP Injeksi Intramuskular

Prosedur Tindakan

1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yg akan dilakukan.
3. Bebaskan daerah yg akan disuntik, apabila memakai baju lengan panjang buka & ke ataskan.
4. Pasang perlak atau pengalas tepat di bawah bagian yg disuntik.
5. Ambil obat buat tes alergi selanjutnya larutkan/encerkan dengan aquadcs (cairan pelarut)
selanjutnya ambil 0,5 cc & encerkan lagi sampai kurang lebih 1 cc, & sletakan pada bak
injeksi atau tempat steril.
6. Desinfeksi dengan kapas alkohol pada daerah yg akan dilakukan penyuntikan.
7. Tegangkan dengan tangan kiri atau daerah yg akan disuntik.
8. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan sudut 5º – 15º dengan
permukaan kulit.
9. Suntikan obat kedalam kulit hingga terjadi gelembung.
10. Tarik spuit & tidak boleh dilakukan masase.

»» Lihat SOP Injeksi Intrasubcutan

Tahap Terminasi

1. Melakukan evaluasi dari hasil tindakanyang telah dilakukan


2. Melakukan kontrak untuk kegiatan/tindakan yang akan datang
3. Berpamitan dengan klien
4. Membereskan/merapihkan alat-alat yang telah digunakan ketika tindakan
5. Mencuci tangan
6. Mencatat/mendokumentasikan kegiatan dalam lembar catatan

»» Lihat SOP Injeksi Intravena

Anda mungkin juga menyukai