Anda di halaman 1dari 439

PENGENDALIAN SISTEM

Dr. Ario Sunar Baskoro, ST, MT, MEng.


Pengajar dan Referensi
 Pengajar: Dr. Ario Sunar Baskoro, ST, MT, MEng
Dr. Ir. Engkos A Kosasih, MT
Dr. Sugeng Supriadi, ST, Meng.
 Kantor: Laboratorium Teknologi Manufaktur DTM UI
 Telpon: 727-0032
Mechanical Engineering Department UI

 E-mail: ario@eng.ui.ac.id, kosri@eng.ui.ac.id


 Referensi:
 K. Ogata, Modern Control Engineering 4th Edition, Pearson
Education International, 2002
 F. Golnaraghi, B.C. Kuo, Automatic Control System 9th Edition,
John Wiley & Sons, 2010.

2 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Evaluasi Hasil Pembelajaran
 Pekerjaan rumah : (10 %)
 Praktikum dan tugas : (15 %)
 Kuis : (15 %)
 Ujian tengah semester 1 (tutup buku) : (15 %)
 Ujian tengah semester 2 (tutup buku) : (15 %)
Mechanical Engineering Department UI

 Ujian tengah semester 3(tutup buku) : (15 %)


 Ujian akhir semester (tutup buku) : (15 %)

3 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Penyelenggaraan Pembelajaran
 Kuliah Terstruktur : 21 pertemuan dalam kelas ditambah
 Praktikum dengan software Math Lab : 4 pertemuan dalam
lab. Komputasi ditambah
 Demonstrasi alat : 1 pertemuan di-laboratorium
Mechanical Engineering Department UI

4 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Topik Kuliah
1. Pengenalan Pengendalian Sistem
2. Dasar-dasar Matematika
3. Permodelan Matematis untuk Sistem Dinamik
4. Permodelan Matematis untuk Sistem Fluida dan Sistem Termal
5. Analisis Respon Transien dan Keadaan Tunak
6. Analisis Tempat Kedudukan Akar (TKA)
7. Desain Pengendalian Sistem Menggunakan TKA
Mechanical Engineering Department UI

8. Analisis Respon Frekuensi


9. Desain Pengendalian Sistem Menggunakan Respon Frekuensi
10. Kontrol PID dan Pengendalian Sistem Dua Derajat Kebebasan
11. Analisis Pengendalian Sistem dalam State Space
12. Desain Pengendalian Sistem Menggunakan State Space

5 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


1. Pengenalan Pengendalian
Sistem

6
1. Pengenalan Pengendalian Sistem

1. Tujuan Pembelajaran:
 Mampu menjelaskan sistem kontrol
 Mampu menjelaskan mengapa pengendalian itu penting
 Mempu mengetahui komponen sistem kontrol
 Mampu menjelaskan beberapa contoh aplikasi sistem
kontrol
Mampu menjelaskan berbagai tipe sistem kontrol
Mechanical Engineering Department UI

7 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


1. Pengenalan Pengendalian Sistem

Pengenalan Pengendalian Sistem


 Komponen Dasar Pengendalian Sistem

Objektif Hasil
Sistem Kendali
Mechanical Engineering Department UI

 Objektif: input, actuating signal


 Output: variabel terkontrol
 Tujuan Pengendalian Sistem:
 Mengendalikan output sesuai dengan yang diinginkan oleh input
melalui elemen pengendalian sistem

8 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


1. Pengenalan Pengendalian Sistem

Istilah dalam Pengendalian Sistem


 Plant
 Merupakan gabungan part untuk sebuah operasi tertentu/mengontrol
obyek fisik (seperti peralatan mekanis, tungku pemanas, reaktor kimia,
pesawat terbang, dll)
 Proses
 Setiap operasi yang harus dikontrol
 Sistem
 Kombinasi komponen yang bekerja bersama dan meghasilkan tujuan
Mechanical Engineering Department UI

tertentu.
 Gangguan (disturbance)
 Sinyal yang cenderung memberi efek balik dari nilai output sebuah
sistem
 Pengendalian umpan balik (feedback control)
 Operasi aygn mengurangi perbedaan antara output sebuah sistem
dengan input referensi.

9 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


1. Pengenalan Pengendalian Sistem

Contoh Aplikasi Pengendalian Sistem


 Sistem Cerdas
Mechanical Engineering Department UI

Mesin Perkakas Robot

Fotolitografi
10 Biomekanik Solar panel PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
1. Pengenalan Pengendalian Sistem

Contoh Aplikasi Pengendalian Sistem

Solar collector field


Mechanical Engineering Department UI

Sistem kontrol kecepatan idle

Steering control

11 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


1. Pengenalan Pengendalian Sistem

Contoh Aplikasi Pengendalian Sistem


Mechanical Engineering Department UI

Sistem kontrol kecepatan

12 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


1. Pengenalan Pengendalian Sistem

Contoh Aplikasi Pengendalian Sistem


Mechanical Engineering Department UI

Sistem kontrol temperatur

13 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


1. Pengenalan Pengendalian Sistem

Sistem Pengendalian Open Loop


Mechanical Engineering Department UI

Konsep pompa air menggunakan energi matahari

14 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


1. Pengenalan Pengendalian Sistem

Sistem Pengendalian Closed Loop


Mechanical Engineering Department UI

Sistem kontrol sun tracking

15 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


1. Pengenalan Pengendalian Sistem

Sistem Pengendalian Open Loop

Reference Actuating Controlled


input r signal u Controlled variable y
Controller
process
Mechanical Engineering Department UI

Elemen sistem kontrol open loop

16 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


1. Pengenalan Pengendalian Sistem

Sistem Pengendalian Closed Loop

TL(Torque Load)

Error
detection +
r e 
+ + Controlled
Controller
process
Mechanical Engineering Department UI

Speed
transducer

Elemen sistem kontrol closed loop untuk kecepatan idle

17 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


1. Pengenalan Pengendalian Sistem

Sistem Pengendalian Closed Loop

Tipikal respon sistem kendali open loop kecepatan idle


Mechanical Engineering Department UI

Tipikal respon sistem kendali closed loop kecepatan idle

18 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


1. Pengenalan Pengendalian Sistem

Sistem Pengendalian Closed Loop


Studi Kasus 1:
 Buatlah sistem kontrol temperatur untuk kendaraan
penumpang. Temperatur yang diinginkan (dikonversi dari
voltase) adalah input dari controller. Temperatur aktual
dari ruang kabin harus dikonversi menjadi sebuah voltas
melalui sebuah sensor dan diumpan balik ke controller
Mechanical Engineering Department UI

untuk membandingkan inputnya.

19 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


1. Pengenalan Pengendalian Sistem

Sistem Pengendalian Closed Loop


Mechanical Engineering Department UI

Sistem kontrol untuk kabin kendaraan berpenumpang

20 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


1. Pengenalan Pengendalian Sistem

Sistem Pengendalian Closed Loop


Studi Kasus 2:
 Buatlah sistem pengendalian untuk sistem organisasi di
sebuah industri.
Mechanical Engineering Department UI

21 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


1. Pengenalan Pengendalian Sistem

Sistem Pengendalian Closed Loop


Mechanical Engineering Department UI

Sistem kontrol untuk sistem organisasi industri

22 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


1. Pengenalan Pengendalian Sistem

Perbedaan Open Loop dan Closed Loop


Open Loop Closed Loop
Keuntungan • Konstruksi mudah dan mudah • Respon sistem relatif tidak
dirawat sensitif terhadap gangguan
• Lebih murah dari pada closed loop eksternal dan variasi internal
• Tidak terdapat masalah stabilitas dalam parameter sistem
• Mudah untuk output yang sulit
diukur atau kepresisian output yg
tidak terlalu ekonomis
Mechanical Engineering Department UI

Kerugian • Disturbansi atau perubahan dalam • Stabilitas merupakan masalah


kalibrasi akan menyebabkan utama
kesalahan dan output akan berbeda • Biaya lebih tinggi
dari yang diinginkan
• Rekalibrasi selalu diperlukan untuk
menjaga kualitas output
Aplikasi • Digunakan untuk sistem yang • Digunakan untuk sistem yang
diketahui inputnya setiap waktu dan tidak diketahui disturbasi atau
tidak terdapat disturbansi variasi yang tidak terprediksi
23 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
1. Pengenalan Pengendalian Sistem

Sistem Kendali Umpan Balik


 Sistem kendali umpan balik (feedback control system)
dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori
 Metode analisis dan desain:
 Linear & Non-linear
 Time-varying & Time-invariant
 Metode tipe sinyal dalam sistem:
Mechanical Engineering Department UI

 Continuous–data sytem & Discrete-data system


 Modulated & Unmodulated system
 Metode tujuan utama dari sistem:
 Position-control system
 Velocity-control system

24 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


1. Pengenalan Pengendalian Sistem

Perbedaan Sistem Linear & Non-linear


Linear Non-linear
• Dalam prakteknya, sistem linear • Sistem kendali di alam nyata memiliki
tidak ada karena semua sistem fisik karakteristik non-linear
adalah non-linear • Digunakan pada range yang lebih
• Sistem kontrol umpan balik linear besar dari sistem linear
digunakan untuk mengidealisasikan • Sulit untuk dipecahkan secara
model agar lebih simpel dalam matematis, dan tidak terdapat
analisis dan desain metode umum untuk memecahkan
Mechanical Engineering Department UI

• Digunakan untuk range sinyal yang sistem non-linear


terbatas
• Teknik analitis dan grafis dapat
digunakan untuk desain dan analisis

25 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


1. Pengenalan Pengendalian Sistem
Perbedaan Sistem Time-invariant &
Time-varying
Time-invariant Time-varying
• Parameter sistem kontrol stasioner • Dalam prakteknya, hampir setiap
terhadap waktu selama sistem sistem fisik memiliki elemen yang
beroperasi. bervariasi setiap waktu
Mechanical Engineering Department UI

26 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


1. Pengenalan Pengendalian Sistem
Perbedaan Sistem Continuous-data &
Discrete-data
Continuous-data Discrete-data
• Sinyal pada berbagai bagian dari • Sinyal pada satu atau lebih titik dalam
sistem semua merupakan fungsinya sistem dalam bentuk pulsa atau kode
variabel waktu yang kontinyu t digital
• Sinyal sistem data kontinyu • Dibagi menjadi sistem sampled-data
diklasifikan sebagai AC dan DC dan kontrol digital.zs
Mechanical Engineering Department UI

27 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


1. Pengenalan Pengendalian Sistem
Perbedaan Sistem Modulated dan
Unmodulated
Modulated Unmodulated
• Sistem kontrol AC • Sistem kontrol DC
Mechanical Engineering Department UI

Sistem kontrol closed loop DC

28 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


1. Pengenalan Pengendalian Sistem
Perbedaan Sistem Modulated dan
Unmodulated
Modulated Unmodulated
• Sistem kontrol AC • Sistem kontrol DC
Mechanical Engineering Department UI

Sistem kontrol closed loop AC

29 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


1. Pengenalan Pengendalian Sistem
Perbedaan Sistem Sampler dan Digital
Control
Sampler Digital Control
• Data sinyal berbentuk data pulsa • Data sinyal dalam bentuk sinyal
• Menerima data secara intermiten digital atau kode biner
dalam waktu yang tertentu • Komputer digital lebih fleksibel dan
• Dapat diklasifikasikan sebagai sistem ukurannya lebih kecil
AC karena sinyal sistem adalah pulsa
termodulasi
• Biaya lebih murah dan sinyal tidak
Mechanical Engineering Department UI

terganggu noise

Sistem kontrol sample-data

30 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


1. Pengenalan Pengendalian Sistem
Perbedaan Sistem Sampler dan Digital
Control
Sampler Digital Control
• Data sinyal berbentuk data pulsa • Data sinyal dalam bentuk sinyal
• Menerima data secara intermiten digital atau kode biner
dalam waktu yang tertentu • Komputer digital lebih fleksibel dan
• Dapat diklasifikasikan sebagai sistem ukurannya lebih kecil
AC karena sinyal sistem adalah pulsa
termodulasi
• Biaya lebih murah dan sinyal tidak
Mechanical Engineering Department UI

terganggu noise

Sistem autopilot digital untuk misil terpandu


31 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
1. Pengenalan Pengendalian Sistem

Penggunaan Software Matlab


 Untuk membantu pemahaman konsep Pengendalian
Sistem, akan digunakan software Matlab guna keperluan
simulasi dan perhitungan
 Penggunaan perintah Matlab untuk setiap teori akan
diberikan dalam slide pengajaran.
Mechanical Engineering Department UI

33 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


1. Pengenalan Pengendalian Sistem

Review
 Jelaskan definisi sistem kontrol
 Jelaskan mengapa pengendalian sistem itu penting
 Sebutkan komponen-komponen dalam pengendalian
sistem
 Jelaskan beberapa contoh aplikasi sistem kontrol
Jelaskan beberapa tipe sistem kontrol
Mechanical Engineering Department UI

34 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


2. Dasar-dasar Matematika

35
2. Dasar-dasar Matematika

Tujuan Pembelajaran
 Mampu menjelaskan dasar-dasar bilangan kompleks
 Mampu menjelaskan dasar-dasar transformasi laplace
 Mampu menyelesaikan transformasi laplace untuk
memecahkan persamaan diferensial
 Mampu menggunakan Matlab untuk memecahkan studi
kasus
Mechanical Engineering Department UI

36 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


2. Dasar-dasar Matematika

Bilangan Kompleks
 Bilangan kompleks ditunjukkkan sbb:

 , x adalah koefisien real dan y


koefisien imajiner thd z.
 Dari grafik didapat
Mechanical Engineering Department UI

 R adalah besar z dan  adalah fase z


dan diukur dari sumbu x, sehingga 
  (Formula Euler)
Bentuk Polar
 Konjugasi z: atau Cat:
37 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
2. Dasar-dasar Matematika

Sifat Dasar Bilangan Kompleks


Mechanical Engineering Department UI

38 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


2. Dasar-dasar Matematika

Contoh Kasus Bilangan Kompleks


 Carilah j3 dan j4.
Mechanical Engineering Department UI

39 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


2. Dasar-dasar Matematika

Contoh Kasus Bilangan Kompleks


 Carilah zn menggunakan
Mechanical Engineering Department UI

40 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


2. Dasar-dasar Matematika

Teorema Euler
 Ekspansi deret dari sin  dan cos  adalah

 Dan juga
 Karena
Mechanical Engineering Department UI

 Sehingga  Teorema Euler


 Karena

 Didapatkan

41 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


2. Dasar-dasar Matematika

Variabel Kompleks
 Variabel kompleks s memiliki 2 komponen:
 Komponen real   arah horizontal
 Komponen imajiner   j arah vertikal
Mechanical Engineering Department UI

Bidang kompleks s

42 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


2. Dasar-dasar Matematika

Fungsi Sebuah Variabel Kompleks


 Fungsi G(s) merupakan fungsi variable komplesk s jika
setiap nilai s terdapat satu atau lebih nilai yang
berhubungan dengan G(s)

 Re[G(s)] adalah aksis real dan Im[g(s)] sebagai aksis


imajiner
Mechanical Engineering Department UI

Mapping satu nilai dari bidang s ke bidang G(s)


43 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
2. Dasar-dasar Matematika

Fungsi Analitis
 Sebuah fungsi G(s) dari variabel kompleks disebut sebagai
sebuah fungsi analitis sebuah daerah bidang s jika fungsi
dan semua turunannya ada dalam daerah.
 Misalnya untuk fungsi adalah analitis di setiap
titik di bidan s kecuali pada s=0 dan s=-1. Pada dua titik ini
fungsi menjadi tak hingga (infinite).
Mechanical Engineering Department UI

 Contoh lain: G(s) = s+2 adalah analitis pada setiap titik di


bidang hingga s.

44 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


2. Dasar-dasar Matematika
Singularitas dan Kutub (Pole) Sebuah
Fungsi
 Singularitas sebuah fungsi adalah titik-titik dalam bidang-s
yang tidak memiliki fungsi atau turunannya.
 Jika sebuah fungsi G(s) adalah analitis dan single-valued
dalam tetangga point pi, , akan memiliki sebuah kutub
dengan orde r pada s = pi jika limit memiliki
nilai hingga dan tidak nol.
Mechanical Engineering Department UI

 Atau denominator G(s) harus termasuk faktor (s-pi)r


sehingga ketika s=pi, fungsi menjadi tidak hingga.
 Jika r=1, pole pada s=pi, disebut sebagai kutub sederhana
 Contoh: memiliki pole orde 2 pada s=-3
dan simple pole pada s=0 dan s=-1

45 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


2. Dasar-dasar Matematika

Nol (Zero) Sebuah Fungsi


 Jika fungsi G(s) adalah analitis pada s=zi, akan memiliki
sebuah Nol (Zero) dengan orde r pada s=zi jika limit
memiliki sebuah nilai hingga dan tidak nol.
 Atau G(s) memiliki sebuah zero orde r pada s=zi jika
1/G(s) memiliki sebuah pole orde ke-r pada s=zi.
 Contoh memiliki zero pada s= -2
Mechanical Engineering Department UI

Representasi fungsi G(s) di bidang s:


x-pole, O-zero
46 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
2. Dasar-dasar Matematika
Program Matlab Untuk Membuat
Fungsi Alih
 Program untuk membuat model zero-pole-gain
 >>G=zpk([-2],[0,-1,-3,-3],10)
 Zero/pole/gain:
 10 (s+2)
 ---------------
s (s+1) (s+3)^2
Mechanical Engineering Department UI

 Mengkonversi fungsi alih menjadi bentuk polinomial


 >>Gp=tf(G)
 Transfer function:
 10 s + 20
 --------------------------
 47s^4 + 7 s^3 + 15 s^2 + 9 s PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
2. Dasar-dasar Matematika
Program Matlab Untuk Membuat
Fungsi Alih
 Cara lain membuat fungsi alih
 >>clear all
 >>s=tf(‘s’)
 >>Gp=10*(s+2)/(s*(s+1)*(s+3)^2)
 Transfer function:
10 s + 20
Mechanical Engineering Department UI


 --------------------------
 s^4 + 7 s^3 + 15 s^2 + 9 s

48 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


2. Dasar-dasar Matematika
Program Matlab Untuk Mencari Pole
dan Zero
 >>pole(Gp)
 ans =
 0
 -3.0000
 -3.0000
 -1.0000
Mechanical Engineering Department UI

 >>zero(Gp)
 ans =
 -2

49 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


2. Dasar-dasar Matematika
Program Matlab Untuk Mengubah Fungsi
Alih Gp menjadi bentuk zero-pole
 >>Gzpk=zpk(Gp)
 Zero/pole/gain:
 10 (s+2)
 ---------------
 s (s+3)^2 (s+1)
Mechanical Engineering Department UI

50 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


2. Dasar-dasar Matematika

Transformasi Laplace
 Merupakan salah satu alat matematika untuk
menyelesaikan persamaan diferensial biasa linear.
 Metode ini memiliki dua keunggulan
 Persamaan homogen dan integral tertentu dari hasil persamaan
diferensial didapatkan dalam satu operasi
 Transformasi Laplace mengubah persamaan diferensial menjadi
Mechanical Engineering Department UI

persamaan aljabar di domain s. Sehingga dapat memanipulasi


persamaan aljabar dengan aturan aljabar untuk mendapatkan
hasil di domain-s. Hasil akhir diperoleh dengan menggunakan
transformasi balik laplace.

51 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


2. Dasar-dasar Matematika

Definisi Transformasi Laplace


 Jika diberikan fungsi f(t) yang memenuhi kondisi
untuk beberapa  hingga dan real, Transformasi Laplace
dari f(t) didefinisikan sebagai
 Atau F(s) = Transformasi Laplace f(t) =
 s adalah operator Laplace dimana s=  + j
 adalah simbol operasional yang menunjukkan jumlah
Mechanical Engineering Department UI

yang akan ditransformasikan oleh integral Laplace


 Transformasi Laplace

 Transformasi Laplace Balik

52 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


2. Dasar-dasar Matematika
Transformasi Laplace Fungsi Unit
Satuan
 Jika f(t) adalah fungsi unit satuan (unit-step) yang
didefinisikan sbg:
 Transformasi Laplacenya adalah
 Dan valid jika
 Sehingga s,  harus lebih besar dari nol.
Selanjutnya untuk transformasi Laplace fungsi unit satuan
Mechanical Engineering Department UI


adalah 1/s

53 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


2. Dasar-dasar Matematika
Transformasi Laplace Fungsi
Eksponensial
 Jika ada fungsi eksponensial
 Dimana  adalah sebuah konstanta real.
 Transformasi Laplacenya adalah
Mechanical Engineering Department UI

54 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


2. Dasar-dasar Matematika

Tranfsormasi Laplace Fungsi Ramp


 Jika terdapat fungsi Ramp
dimana A konstanta.
 Transformasi Laplace-nya adalah
Mechanical Engineering Department UI

55 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


2. Dasar-dasar Matematika

Tranfsormasi Laplace Fungsi Sinusoidal


 Jika terdapat fungsi Sinusoidal
dimana A dan  konstanta.
 sin t dapat ditulis menjadi
 Sehingga transformasi Laplace-nya adalah
Mechanical Engineering Department UI

 Sedangkan untuk fungsi kosinus

56 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


2. Dasar-dasar Matematika

Transformasi Laplace
Mechanical Engineering Department UI

57 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


2. Dasar-dasar Matematika

Transformasi Laplace
Mechanical Engineering Department UI

58 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


2. Dasar-dasar Matematika

Transformasi Laplace
Mechanical Engineering Department UI

59 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


2. Dasar-dasar Matematika

Transformasi Laplace
Mechanical Engineering Department UI

60 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


2. Dasar-dasar Matematika
Program Matlab untuk Transformasi
Laplace
 >>syms t
 >>f=t
 f=
 t
 >>laplace(f)
Mechanical Engineering Department UI

 ans =
 1/s^2

61 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


2. Dasar-dasar Matematika

Teorema Transformasi Laplace


Mechanical Engineering Department UI

62 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


2. Dasar-dasar Matematika

Teorema Transformasi Laplace


Mechanical Engineering Department UI

63 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


2. Dasar-dasar Matematika

Contoh Teorema Transformasi Laplace


 Jika diberikan fungsi:
 Karena sF(s) analitis di sumbu imajiner dan di sebelah
kanan bidang s, teorema harga akhir dapat diterapkan.
 Didapatkan
Mechanical Engineering Department UI

64 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


2. Dasar-dasar Matematika

Transformasi Laplace Balik


 Merupakan proses untuk mengubah variabel kompleks
menjadi ekspresi waktu
 Dapat menggunakan sebuah tabel transformasi Laplace
Mechanical Engineering Department UI

65 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


2. Dasar-dasar Matematika

Transformasi Laplace Balik


 Metode Uraian Pecahan Parsial
 Jika ada sebuah bentuk transformasi Laplace:
 Dimana A(s) dan B(s) adalah polinomial dalam s, dan
derajat B(s) tidak lebih tinggi dari A(s). Jika lebih besar,
maka pembilang B(s) harus dibagi oleh penyebut A(s)
 Jika F(s) dibagi menjadi komponen:
Mechanical Engineering Department UI

 Maka transformasi Laplace baliknya adalah:

66 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


2. Dasar-dasar Matematika

Transformasi Laplace Balik


 Uraian Pecahan Parsial jika F(s) melibatkan pole-pole yang
berbeda
 Jika F(s) dituliskan sbb:
 Dimana p1, p2,…, pn dan z1, z2, …, zm adalah real atau
kompleks tetapi untuk setiap bilangan kompleks p dan z
masing-masing akan mempunyai konjugasi kompleks.
Mechanical Engineering Department UI

Disini pangkat tertinggi dari s pada A(s) dianggap lebih


tinggi dari B(s)

67 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


2. Dasar-dasar Matematika

Transformasi Laplace Balik


 Untuk penjumlahan parsial sederhana:
 Dimana ak adalah konstantata. Di sini ak disebut residu
pada pole s=-pk. Nilai ak dapat dierpoleh dengan
mengalikan harga s=-pk
Mechanical Engineering Department UI

 Sehingga residu ak diperoleh


 Karena
 Diperoleh

68 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


2. Dasar-dasar Matematika

Contoh 1 Tranformasi Laplace Balik


 Carilah transformasi Laplace balik dari
 Uraian pecahan parsial dari F(s) adalah

 Dimana a1 dan a2 diperoleh dengan menggunakan


persamaan ak sbb:
Mechanical Engineering Department UI

 Sehingga didapatkan

69 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


2. Dasar-dasar Matematika

Contoh 2 Transformasi Laplace Balik


 Carilah transformasi Laplace balik dari
 Karena pembilang lebih besar dari penyebut , kita harus
membagi pembilang dengan penyebut

 Karena transformasi Laplace dari fungsi impulsa satuan


(t) adalah 1 dan transforamsi Laplace d (t) /dt adalah s.
Mechanical Engineering Department UI

Sedangkan suku ketiga adalah seperti contoh 1 sehingga


didapatkan

70 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


2. Dasar-dasar Matematika

Transformasi Laplace Balik


 Uraian Pecahan Parsial Jika F(s) Melibatkan Pole Konjugasi
Kompleks
 Jika diketahui F(s):
 Uraian pecahan parsial dari F(s) melibatkan 3 suku

Dimana b3, b2 dan b1 diperoleh dengan mengalikan kedua


Mechanical Engineering Department UI


sisi dengan persamaan (s+1)3 dan didapatkan

 Jika s=-1 maka


 Jika diturunkan kedua sisinya didapatkan
 Jika s=-1 maka
71 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
2. Dasar-dasar Matematika

Transformasi Laplace Balik


 Jika persamaan sebelumnya diturunkan lagi didapatkan

 Sehingga untuk mendapatkan nilai b3, b2 dan b1 adalah


Mechanical Engineering Department UI

 Sehingga didapatkan

72 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


2. Dasar-dasar Matematika
Program Matlab Untuk Uraian Pecahan
Parsial
 Jika diberikan persamaan
 >> b=[5 3]  pembilang
>> [r,p,k]=residue(b,a)
 b= r=
 5 3 -6.0000
 >> a=[1 6 11 6]  penyebut 7.0000
 a= -1.0000
Mechanical Engineering Department UI

p=
 1 6 11 6
-3.0000
-2.0000
 Hasilnya: -1.0000
k=
[]

73 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


2. Dasar-dasar Matematika
Program Matlab Untuk Uraian Pecahan
Parsial
 Jika diberikan persamaan
 >>clear all
 >> a=[1 3 3 1]  penyebut >> [r,p,k]=residue(b,a)
 a= r=
1.0000
 1 3 3 1 0.0000
 >> b=[0 1 2 3]  pembilang 2.0000
Mechanical Engineering Department UI

 b= p=
 0 1 2 3 -1.0000
-1.0000
 Hasilnya
-1.0000
k=
[]
74 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
2. Dasar-dasar Matematika
Program Matlab Untuk Mencari Zero
dan Pole dari B(s)/A(s)
 Jika diberikan persamaan
 >>clear all
 >> a=[1 3 3 1]  penyebut >> [r,p,k]=residue(b,a)
 a= r=
1.0000
 1 3 3 1 0.0000
 >> b=[0 1 2 3]  pembilang 2.0000
Mechanical Engineering Department UI

 b= p=
 0 1 2 3 -1.0000
-1.0000
 Hasilnya
-1.0000
k=
[]
75 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
2. Dasar-dasar Matematika
Aplikasi Transformasi Laplace Untuk
Menyelesaikan Persamaan Diferensial Biasa
 Persamaan diferensial biasa untuk sistem linear orde
pertama:

 Sistem linear orde kedua:

Untuk memecahkan persamaan diferensial adalah sbb:


Mechanical Engineering Department UI


 Transformasikan persamaan diferensial ke dalam domain-s
menggunakan transformasi Laplace (gunakan tabel)
 Manipulasikan persamaan aljabar tertransformasi dan pecahkan
untuk variabel output
 Uraikan pecahan parsial ke persamaan aljabar tertransformasi
 Carilah transformasi Laplace balik (gunakan tabel)
76 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
2. Dasar-dasar Matematika
Contoh Aplikasi pada Persamaan
Diferensial
 Carilah solusi dari persamaan diferensial
Mechanical Engineering Department UI

77 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


2. Dasar-dasar Matematika

Tujuan Pembelajaran
 Carilah solusi x(t) dari persamaan diferensial
Mechanical Engineering Department UI

78 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Kuis
 Carilah Transformasi Laplace Balik dari persamaan:

s5
F ( s) 
s( s  1)(s  2)
Mechanical Engineering Department UI

79 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


2. Dasar-dasar Matematika

PR – Pengsis 01
1. Carilah Laplace balik dari persamaan
a. F (s)  s  3s  4 b. F (s)  s(s2(1s)(s3) 2)
2

s2

s 2  3s  4 s 1
c. F ( s) 
s( s  1)
d. F ( s) 
( s  2)( s  3)
2. Pecahkanlah persamaan diferensial di bawah ini
menggunakan transformasi Laplace
Mechanical Engineering Department UI

  
a. x 2 x 3x  5, x(0)  0, x(0)  1
b. x x  sin 3t, x(0)  0, x(0)  0
 

Dikumpulkan hari Jumat, 26 September 2014 jam 12.00 di Loket DTM.

80 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


2. Dasar-dasar Matematika

PR – Pengsis 02
1. Carilah Laplace balik dari persamaan
a. F (s)  s  2s  4 b. F (s)  s(s (s1)(5s) 2)
2

s2

2s 2  2s  3 s3
c. F ( s) 
s( s  1)
d. F ( s) 
( s  2)( s  3)
2. Pecahkanlah persamaan diferensial di bawah ini
menggunakan transformasi Laplace
Mechanical Engineering Department UI

  
a. x 3 x 2x  4, x(0)  0, x(0)  2
b. x 2x  sin 4t, x(0)  0, x(0)  0
 

Dikumpulkan hari Jumat, 26 September 2014 jam 12.00 di Loket DTM.

81 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3. Permodelan Matematika
Sistem Dinamik

82
Tujuan
 Mampu menjelaskan fungsi alih sebuah sistem dinamik
 Mampu menjelaskan pengendalian sistem otomatis
 Mampu menjelaskan aksi kontrol otomatis
 Mampu mereduksi diagram blok
 Mampu menjelaskan permodelan ruang keadaan (state-
space) sebuah sistem dinamik
Mechanical Engineering Department UI

83 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Pendahuluan
 Model matematika digunakan tergantung dari sistem dan
kondisi masing-masing.
 Optimal control biasanya menggunakan state-space
 Untuk respon transien dan respon frekuensi single-input-
single-output, linear dan sistem time-invariant, sebaiknya
menggunakan fungsi alih.
Mechanical Engineering Department UI

 Terkadang kita menyederhanakan model matematika


untuk memudahkan analisis. Tetapi hanya dapat
dioperasikan pada frekuensi rendah. Untuk frekuensi
tinggi, parameter-parameter yang diabaikan mungkin
menjadi faktor yang penting dalam perilaku sistem.

84 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Pendahuluan
 Sistem Linear: jika prinsip supersposisi dapat dilakukan
 Sistem Linear Time-Invariant: jika koefisien persamaan
diferensialnya adalah konstan
 Sistem Linear Time-Varying: jika koefisien persamaan
diferensialnya adalah merupakan fungsi waktu. (Contoh:
masa sebuah pesawat yang berubah karena konsumsi
Mechanical Engineering Department UI

bahan bakar)

85 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Fungsi Alih
 Fungsi Alih: Rasio dari Output Tranfsormasi Laplace
(Fungsi Respon) dan Input Transformasi Laplace (Fungsi
Driving) dengan asumsi inisial awal adalah nol
 Jika terdapat sistem linear time-invariant dengan
persamaan diferensial sbb:
Mechanical Engineering Department UI

 Sistem disebut sistem orde ke-n

86 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Contoh
 Sistem kendali arah satelit
 Yang dikontrol hanya sudut 
 Jet A dan B beroperasi untuk rotasi
 Thrust tiap jet: F/2 dan torsi T=Fl. Karena jet diberikan
pada durasi waktu tertentu, maka torsinya adalah T(t)
 Momen inersia terhadap rotasi sumbu pada pusat massa:J.
Mechanical Engineering Department UI

 Torsi T(t):input dan perubahan sudut (t): output


1. Tulis persamaan diferensial
2. Transformasi Laplace PD (inisial kondisi nol):

3. Rasio input/output: Fungsi alih:


87 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Pengendalian Sistem Otomatis


 Diagram Blok: representasi grafis
dari fungsi setiap komponen dan
arah sinyal.
 Blok fungsional adalah sebuah
simbol dari operasi matematika
pada sinyal input ke blok yang
Mechanical Engineering Department UI

menghasilkan output
 Panah menunjukkan sinyal
 Dimensi dari sinyal output dari blok
adalah besar sinyal input dikali
dimensi dari fungsi alih dalam blok

88 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Pengendalian Sistem Otomatis


 Titik penjumlahan: sebuah lingkaran
dengan sebuah tanda silang dalam
simbol menunjukkan operasi
penjumlahan
 Tanda positif dan negatif menunjukkan
penjumlahan atau pengurangan
Mechanical Engineering Department UI

 Titik cabang: sebuah titik dari sinyal dari


sebuah blok yang menuju blok atau titik
penjumlahan

89 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Pengendalian Sistem Otomatis


 Input referensi R(s)
 Output blok C(s)
 Fungsi alih G(s)
 Input blok E(s)
 Sinyal feedback B(s) = H(s)C(s)
Mechanical Engineering Department UI

90 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Pengendalian Sistem Otomatis


 Fungsi alih lup tertutup
Mechanical Engineering Department UI

91 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Program Matlab untuk Fungsi Alih


 Jika ada 2 komponen:

 Perintahnya
Mechanical Engineering Department UI

 Untuk menampilkan num/den

92 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Contoh
 Jika
Mechanical Engineering Department UI

93 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Kontroler Otomatis

 Klasifikasi kontroler otomatis di industri


Mechanical Engineering Department UI

1. Kontroler dua posisi atau “on-off”


2. Kontroler proporsional
3. Kontroler integral
4. Kontroler proporsional plus integral
5. Kontroler proporsional plus turunan
6. Kontroler proporsional plus integral plus turunan
94 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Aksi Kontrol Dua Posisi atau On-Off

 Elemen aktuator hanya memiliki dua posisi fix, on dan off


Karena murah, banyak digunakan di industri dan domestik
Mechanical Engineering Department UI


 Jika sinyal output u(t) dan sinyal error penggerak e(t).
Sinyal u(t) tetap dalam kondisi nilai maksimum atau
minimum tergantung sinyal kesalahan penggerak bernilai
positif atau negatif:
 U1 dan U2 konstan
95 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Aksi Kontrol Dua Posisi atau On-Off


Mechanical Engineering Department UI

 Osilasi amplitudo output dapat dikurangi dengan mengurangi


gap diferensial, tapi akan menaikkan jumlah switching on-off
per menit dan mengurangi umur komponen
96 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Aksi Kendali Proporsional


 Hubungan antara output kontroler u(t) dan sinyal
kesalahan penggerak e(t):
 Atau dalam transformasi Laplace:
 Kp adalah gain penguatan (gain) proporsional
 Kontroler proporsional adalah sebuah penguat dengan
gain yang dapat diatur
Mechanical Engineering Department UI

97 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Aksi Kontrol Integral


 Hubungan antara output kontroler u(t) dan sinyal
kesalahan penggerak e(t): atau
 Dimana Ki adalah konstanta yang dapat disetel
 Fungsi alih kontroler integral adalah:
Mechanical Engineering Department UI

98 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Aksi Kendali Proporsional plus Integral


 Hubungan antara output kontroler u(t) dan sinyal
kesalahan penggerak e(t):
 Dan fungsi alihnya:
 Ti adalah waktu integral
Mechanical Engineering Department UI

99 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Aksi Kendali Proporsional plus Turunan


 Hubungan antara output kontroler u(t) dan sinyal
kesalahan penggerak e(t):
 Dan fungsi alihnya:
 Td adalah waktu turunan
Mechanical Engineering Department UI

100 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik
Aksi Kendali Proporsional plus Integral plus
Turunan
 Hubungan antara output kontroler u(t) dan sinyal
kesalahan penggerak e(t):
 Dan fungsi alihnya:
Mechanical Engineering Department UI

101 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Sistem Lup Tertutup yang Dikenai Gangguan

 Untuk melihat efek gangguan D(s), R(s) diasumsikan nol,


Mechanical Engineering Department UI

respon Cd(s) terhadap gangguan:

 Untuk melihat respon terhadap referensi R(s), Gangguan


dianggap nol, respon Cr(s) terhadap input R(s)

102 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Sistem Lup Tertutup yang Dikenai Gangguan


 Jika diaplikasikan secara simultan, input referensi dan
gangguan dapat didapatkan dengan menjumlahkan dua
respon individual

 Jika dan maka


Mechanical Engineering Department UI

hampir nol dan efek gangguan ditekan.


 Jika mendekati maka meningkat.
 Artinya jika maka menjadi
independen terhadap dan
 Jika digabung, H(s) =1 akan menyamakan input dan output
103 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Prosedur Membuat Diagram Blok


Mechanical Engineering Department UI

104 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Mereduksi Diagram Blok


 Diagram blok yang rumit dapat disederhanakan menjadi
lebih simpel.
 Tetapi harus diingat bahwa fungsi alih dari diagram blok
baru akan menjadi kompleks karena munculnya pole dan
zero yang baru
 Dalam menyederhanakan diagram blok harus mengikuti
Mechanical Engineering Department UI

hal-hal sbb:
 Perkalian fungsi alih dalam arah maju harus tetap sama
 Perkalian fungsi alih dalam lup harus tetap sama

105 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mereduksi Diagram Blok
Mechanical Engineering Department UI

106 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Contoh Penyederhanaan Diagram Blok


Mechanical Engineering Department UI

 Lup feedback positif membuat term negatif di penyebut

107 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Permodelan di Ruang Keadaan


 Keadaan: keadaan sebuah sistem dinamik adalah set
terkecil dari variable sehingga kondisi variabel pada t=t0,
dan tt0 dapat menentukan perilaku sistem untuk setiap
waktu tt0
 Variabel keadaan: variabel yang membentuk set terkecil
dari variabel untuk memperoleh keadaan sistem dinamik.
Mechanical Engineering Department UI

 Vektor Keadaan: vektor yang menghasilkan keadaan sistem


x(t) untuk setiap waktu tt0 , pada saat t=t0 diberikan
dan input u(t) untuk tt0 ditentukan
 Ruang Keadaan: ruang dimensi ke-n dimana sumbu
koordinat terdiri dari sumbu x1, sumbu x2, …, sumbu xn
dimana x1,x2, …,xn adalah variabel keadaan
108 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Permodelan di Ruang Keadaan


 Diasumsikan terdapat r input u1(t),u2(t),…,ur(t) dan m
output y1(t),y2(t),…,ym(t).
 Didefinisikan n output integrator sebagai variabel keadaan:
x1(t),x2(t),…,xn(t) sehingga sistem dapat ditulis sbb:

 Dan output sistem adalah:


Mechanical Engineering Department UI

109 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Permodelan di Ruang Keadaan


 Jika didefinisikan:
Mechanical Engineering Department UI

 Maka persaman ruang dan persamaan outputnya adalah


 :
 Jika vektor f dan g melibatkan waktu t disebut time-
varying sistem
110 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Permodelan di Ruang Keadaan


 Jika persamaan keadaan dan output dilinearkan pada
keadaan operasi, maka persamaan keadaan dan outpunya:

 Dimana A(t) adalah matriks keadaan, B(t) adalah matriks


input, C(t) adalah matriks output dan D(t) adalah matriks
Mechanical Engineering Department UI

transmisi langsung

111 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Permodelan di Ruang Keadaan


 Jika fungsi vektor f dan g tidak melibatkan waktu t secara
explisit dalam sistem  time-invariant system
 Sehingga persamaan menjadi:
Mechanical Engineering Department UI

112 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Contoh
 Sistem adalah single-input-single-output
 Gaya external u(t) input, perpindahan y(t) output
 Persamaan sistem adalah:
 Sistem adalah orde dua, sehingga melibatkan 2
integrator, sehingga variabel keadaannya:
Mechanical Engineering Department UI

 Didapatkan atau

 Persamaan output
 Dalam bentuk matriks-vektor:

113 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Contoh
 Persamaan output:
 Dalam bentuk standard:
 Dimana
Mechanical Engineering Department UI

114 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik
Hubungan Antara Fungsi Alih dan
Persamaan Ruang Keadaan
 Untuk SISO, jika diberikan fungsi alih:
 Dan dapat ditulis sbb:
 Dimana x adalah vektor keadaan, u adalah input, y adalah
output
 Persamaan transformasi Laplace adalah:
Mechanical Engineering Department UI

115 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik
Hubungan Antara Fungsi Alih dan
Persamaan Ruang Keadaan
 Kondisi inisial adalah nol, sehingga x(0) harus nol sehingga:

 
Mechanical Engineering Department UI

  

116 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Contoh
 Dari soal sebelumnya, carilah fungsi alihnya:
Mechanical Engineering Department UI

117 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik
Representasi Ruang Keadaan untuk Sistem
Dinamik: Tanpa Turunan
 Jika terdapat sistem dengan orde ke-n:
 Jika didefinisikan
output
Mechanical Engineering Department UI

118 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik
Representasi Ruang Keadaan untuk Sistem
Dinamik: Dengan Turunan
 Jika terdapat sistem dengan orde ke-n:

 Jika didefinisikan
Mechanical Engineering Department UI

119 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik
Representasi Ruang Keadaan untuk Sistem
Dinamik: Dengan Turunan
Mechanical Engineering Department UI

120 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik
Representasi Ruang Keadaan untuk Sistem
Dinamik: Dengan Turunan
Mechanical Engineering Department UI

121 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Contoh
 Spring, mass, dashpot
 Gaya gesek dashpot:
 Gaya pegas:
 Hukum kedua Newton
Mechanical Engineering Department UI

122 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Contoh
 Dengan ruang keadaan
Mechanical Engineering Department UI

123 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik
Transformasi Model Matematika Dengan
Matlab
 Transformasi dari Fungsi Alih ke Ruang Keadaan
Mechanical Engineering Department UI

124 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik
Transformasi Model Matematika Dengan
Matlab
 Transformasi dari Ruang Keadaan ke Fungsi Alih

 Untuk satu input:


Mechanical Engineering Department UI

125 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Contoh
 Carilah fungsi alih dari sistem dengan persamaan ruang
keadaan:
Mechanical Engineering Department UI

126 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


PR02
 Sederhanakanlah blok diagram di bawah ini.
Mechanical Engineering Department UI

(a) (b)

 Dikumpulkan paling lambat hari Jumat, 7 Oktober


2011 jam 11.00 di loket DTM.

127 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


PR02-Pengsis01
 Sederhanakanlah blok diagram di bawah ini.
 a)
Mechanical Engineering Department UI

 b)

 Dikumpulkan paling lambat hari Jumat, 3 Oktober


2014 jam 15.00 di loket DTM. PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
128
PR02-Pengsis01
 Sederhanakanlah blok diagram di bawah ini.
 a)
Mechanical Engineering Department UI

 b)

 Dikumpulkan paling lambat hari Jumat, 3 Oktober


2014 jam 15.00 di loket DTM. PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
129
PR02-Pengsis02
 Sederhanakanlah blok diagram di bawah ini.
 a)
Mechanical Engineering Department UI

 b)

 Dikumpulkan paling lambat hari Jumat, 3 Oktober


2014 jam 15.00 di loket DTM. PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
130
3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

NEXT – Hari Senin, 20 September 2010


 Pelajarilah Permodelan Sistem Mekanik
 Persiapan Quiz
Mechanical Engineering Department UI

131 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Pendahuluan Sistem Mekanis


 Massa adalah sebuah sifat elemt yang menyimpan energi
kinetik gerakan translasi
 Gerakan translasi,

 Pegas liner  menyimpan energi potensial


Mechanical Engineering Department UI

 K=konst. Pegas, T=preload tension

132 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Pendahuluan Sistem Mekanis


 Gesekan untuk gerakan translasi
 Yang biasa digunakan: gesekan viskos, gesekan statis,
gesekan Coulomb
 Gesekan viskos:

Gesekan statik: Gesekan Coulomb;


Mechanical Engineering Department UI

133 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Contoh
Mechanical Engineering Department UI

134 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Contoh
 Dengan state-space
Mechanical Engineering Department UI

135 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Program Matlab
Mechanical Engineering Department UI

136 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Kuis
 Sederhanakan diagram blok berikut ini
Mechanical Engineering Department UI

 Carilah permodelan matemaika dari sistem mekanis


berikut ini

137 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Review Sistem Mekanik


 Free body diagram
Mechanical Engineering Department UI

 Massa dan inersia, bentuk Newton

138 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Pegas
 Batang pegas solid

Kompresi positif Tarik positif


Mechanical Engineering Department UI

139 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Pegas
 Ketika gaya diberikan di kedua ujung pegas
Mechanical Engineering Department UI

 Sebaiknya mengasumsikan pegas dalam kondisi kompresi


atau tarik dan kemudian menyelesaikan permasalahan
tersebut dengan asumsi yang telah dibuat
140 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Contoh

Asumsi pegas dalam tarik Asumsi pegas dalam tekan


Mechanical Engineering Department UI

141 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Damper
Mechanical Engineering Department UI

142 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Viskos damping
Mechanical Engineering Department UI

143 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Kabel
Mechanical Engineering Department UI

144 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Gesekan
Mechanical Engineering Department UI

145 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Titik kontak dan sambungan


Mechanical Engineering Department UI

146 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Contoh
Mechanical Engineering Department UI

147 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Latihan
Mechanical Engineering Department UI

149 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Tugas Kelompok
 Carilah permodelan matematika sistem
 Carilah fungsi alihnya
 Uji cobalah dengan fungsi input step dg Matlab
 Semua nilai konstanta asumsinya = 1
Mechanical Engineering Department UI

(a) (b)

150 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

PR 03
 Carilah permodelan matematika sistem & fungsi alihnya
 Uji cobalah dengan fungsi input step dg Matlab (semua nilai konstanta asumsinya = 1,
T=0)
Mechanical Engineering Department UI

 Dikumpulkan paling lambat hari Senin, 10 Oktober 2011 jam 12.00 di Loket
DTM

151 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Gerakan Rotasi
 Penjumlahan momen atau torsi terhadap sebuah sumbu
tetap sama dengan perkalian inersia dan percepatan
angular
 Inersia J adalah sifat suatu elemen yang menyimpan energi
kinetik gerakan rotasi. Misalnya inersia poros dg radius r
dan massa M adalah
Mechanical Engineering Department UI

 Ketika torsi diberikan ke benda dg inersia J, maka

153 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Pegas torsional
 Sebuah batang atau poros yang diberikan torsi, dimana
memiliki konstanta pegas torsional K, maka

 Jika preload dengan torsi TP


Mechanical Engineering Department UI

154 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Gesekan untuk Gerakan Rotasional


 Gesekan viskos
 Gesekan statik
 Gesekan Colulomb
Mechanical Engineering Department UI

155 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Sistem Rotasi
Mechanical Engineering Department UI

156 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Sistem Motor-Beban
Mechanical Engineering Department UI

157 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Contoh 1
Mechanical Engineering Department UI

158 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Contoh 2
Mechanical Engineering Department UI

159 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Tuas
Mechanical Engineering Department UI

160 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Roda Gigi dan Belt


Mechanical Engineering Department UI

161 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Roda gigi gabungan


Mechanical Engineering Department UI

162 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Roda Gigi Transmisi Pada Mobil


Mechanical Engineering Department UI

163 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Konversi dari Gerakan Translasi ke Rotasi


Mechanical Engineering Department UI

164 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Roda Gigi Dengan Gesekan dan Inersia


Mechanical Engineering Department UI

165 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Latihan Gerakan Rotasi


Mechanical Engineering Department UI

166 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


PR 03
 Carilah fungsi alih dari sistem berikut ini.
 Dikumpulkan hari Senin, 4 September 2010
Mechanical Engineering Department UI

167 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Permodelan Sistem Elektrik

 Contoh
Mechanical Engineering Department UI

168 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Fungsi Alih Cascaded


Mechanical Engineering Department UI

169 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Impedansi Kompleks
Mechanical Engineering Department UI

170 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Amplifier
 Op-amp Inverting Amp
Mechanical Engineering Department UI

171 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Signal Flow Graph


Mechanical Engineering Department UI

172 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

SFG Untuk Sistem Kontrol


Mechanical Engineering Department UI

173 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Formula Mason untuk SFG
Mechanical Engineering Department UI

174 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Contoh
Mechanical Engineering Department UI

175 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Sistem Fluida
Mechanical Engineering Department UI

176 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI 3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

177 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI 3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

178 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Perbedaan sistem pneumatik dan hidrolik


Mechanical Engineering Department UI

179 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Perbedaan sistem pneumatik dan hidrolik


Mechanical Engineering Department UI

180 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Sistem Pneumatik
Mechanical Engineering Department UI

181 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Sistem Pneumatik
Mechanical Engineering Department UI

182 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Sistem Tekanan
Mechanical Engineering Department UI

183 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Sistem nozzle dan flapper


Mechanical Engineering Department UI

184 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Relay pneumatik
Mechanical Engineering Department UI

185 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Reverse acting relay


Mechanical Engineering Department UI

186 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik
Force distance pneumatic proportional
controller
Mechanical Engineering Department UI

187 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Sistem hidrolik: keuntungan


Mechanical Engineering Department UI

188 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Sistem hidrolik: kerugian


Mechanical Engineering Department UI

189 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Hidrolik servo
Mechanical Engineering Department UI

190 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Hidrolik servo
Mechanical Engineering Department UI

191 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI 3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

192 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI 3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

193 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI 3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

194 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI 3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

195 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Kontroler hidrolik proporsional


Mechanical Engineering Department UI

196 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Dashpot
Mechanical Engineering Department UI

197 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

Sistem Termal
Mechanical Engineering Department UI

198 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI 3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

199 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI 3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

200 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Analisis Respon Transien
Bagian 1

201
Uraian pecahan parsial

 Contoh fungsi transfer:

 Command di Matlab:
>>num=[2 5 3 6]  numerator
Mechanical Engineering Department UI

>>den=[1 6 11 6]  denumerator
>>[r,p,k]=residue(num,den)  residues, poles

PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Sistem orde pertama

 Dengan transformasi Laplace balik didapatkan:

 Persamaan tsb menyatakan bahwa keluaran c(t) mula2 nol


kemudian akhirnya menjadi satu.
 Pada saat t=T, harga c(t) adalah 0,632 atau respon c(t)
Mechanical Engineering Department UI

telah mencapai 63,2% perubahan totalnya, yaitu:

 T adalah konstanta waktu sistem, semakin kecil konstanta


waktu, respon sistem semakin cepat.

PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Uraian pecahan parsial

 Hasil Atau
Mechanical Engineering Department UI

PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Analisis respon transien

 Sinyal masukan uji biasanya adalah fungsi tangga, fungsi


“ramp”, fungsi percepatan, fungsi impulsa, fungsi sinusoida,
dsb
 Respon transien: respon sistem yang berlangsung dari
keadaan awal sampai keadaan akhir
Mechanical Engineering Department UI

 Respon keadaan tunak (steady state): perlaku keluaran


sistem jika t mendekati tak hingga

PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI

PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Sistem orde pertama

 Hubungan input output:


Mechanical Engineering Department UI

 Respon tangga satuan sistem orde pertama  substitusi


R(s) = 1/s maka:

 Dengan menguraikan C(s) menjadi pecahan parsial:

PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Sistem orde pertama

• Kemiringan garis singgung pada saat t=0 sama dengan 1/T


karena:

• Kemiringan kurva respon c(t) turun monoton dari 1/T


pada t=0 menjadi nol pada t=
Mechanical Engineering Department UI

• Kurva respon eksponensial

PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Sistem orde pertama

 Respon ramp
 Dengan menguraikan C(s) menjadi pecahan parsial:

 Dengan transformasi Laplace balik kita dapatkan:


Mechanical Engineering Department UI

 Sinyal kesalahan e(t) adalah:

PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Sistem orde pertama

• Jika t mendekati tak terhingga, maka sinyal kesalahan


mendekati T:
Mechanical Engineering Department UI

• Respon Ramp satuan

PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Sistem orde pertama

• Respon impulsa satuan:


atau

Mechanical Engineering Department UI

• Respon impulsa satuan

PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Contoh soal
Mechanical Engineering Department UI

 Proportional controller Perubahan inflow:


 Transfer function:
Kp:gain controller, gain control valve
PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
Contoh soal

 Fungsi transfer closed loop:


 Fungsi step satuan:
 Pengembangan H(s) menjadi pecahan parsial

Didapatkan:
Mechanical Engineering Department UI


 Dimana:
 Jika t mendekati tak hingga, h(t) mendekati K/1+K

PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Sistem orde kedua
Mechanical Engineering Department UI

 Servo system
PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
Sistem orde kedua

• Kesalahan sinyal: e = r – c  r: posisi angular reference, c:


posisi angular poros
• Kesalahan voltase: ,
• K0 = konstanta proporsional
• K1 = konstanta gain amplifier
Mechanical Engineering Department UI

• Torsi yang dihasilkan motor:


• K2 = konstanta torsi motor
• ia = arus jangkar
• Voltase yang dibangkitkan
• eb = gaya gerak listrik balik (back emf)
• K3 = konstanta back emf,  = sudut poros motor
PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
Sistem orde kedua

• Voltase jangkar:
• Persamaan diferensial rangkaian jangkar:

• Atau
Mechanical Engineering Department UI

• Persamaan untuk kesetimbangan torsi adalah

• J0 adalah inersia gabungan dari motor, beban, dan


rangkaian roda gigi pada poros motor
• b0 adalah koefisien gesekan viskos gabungan dari motor,
beban, dan rangkaian roda gigi pada poros motor.
PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
Sistem orde kedua

 Fungsi transfer:
 Dan
 Didapatkan:
 Fungsi transfer:
Karena La biasanya kecil, sehingga dapat diabaikan:
Mechanical Engineering Department UI

PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Sistem orde kedua

 Jika:

 Maka
atau
Mechanical Engineering Department UI

 Dimana

PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Sistem orde kedua

 Respon tangga satuan


 Atau

Dapat dituliskan:
Mechanical Engineering Department UI


 Dengan  = atenuasi, n = frekuensi alamiah tak teredam,
 = rasio redaman sistem
 Rasio redaman:

PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Sistem orde kedua

• Persamaan dapat ditulis sbb:


• Perilaku dinamik sistem orde kedua dapat dijelaskan
dalam bentuk parameter  dan 
• Jika 0< <1, maka pole2 lup tertutup merupakan konjugasi
kompleks dan terletak di sebelah kiri sumbu khayal bidang
Mechanical Engineering Department UI

s  redaman kurang, respon transien berisolasi


• Jika  = 1  redaman kritis, tidak berisolasi
• Jika  > 1  redaman lebih, tidak berisolasi
• Jika  = 0  respon transien berosilasi terus tanpa
redaman

PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Sistem orde kedua

 Kasus redaman kurang:


 Dimana Frekuensi d: frekuensi alamiah
teredam
 Untuk tangga satuan:
 Transformasi Laplace balik:
Mechanical Engineering Department UI

 Sehingga didapatkan

PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Sistem orde kedua

• Frekuensi osilasi transien adalah frekuensi alamiah teredam


d  harganya dipengaruhi oleh rasio redaman 
• Sinyal kesalahan sistem:
Mechanical Engineering Department UI

• Jika  = 0, respon menjadi tak teredam sehingga berosilasi


terus.
• n merupakan frekuensi alamiah tak teredam sistem
• Jika  diperbesar hingga melebihi satu, respon menjadi
redaman lebih dan dan tidak berisolasi
PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
Sistem orde kedua

 Redaman kritis: jika dua pole dengan harga yg hampir


sama
 Masukan tangga satuan:

 Transformasi Laplace baliknya:


Mechanical Engineering Department UI

 Dengan menggunakan limit:

PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Sistem orde kedua

 Redaman lebih: jika dua pole mempunyai harga nyata


negatif dan berbeda
 Masukan tangga satuan:

 Transformasi Laplace balik:


Mechanical Engineering Department UI

 Dengan
PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
Sistem orde kedua

 Setelah bentuk penurunan eksponensial, respon sistem


dapat didekati dengan:

 Respon tangga satuan:


Mechanical Engineering Department UI

 Respon waktu c(t):

PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Sistem orde kedua
• Sistem redaman kurang
dengan  antara 0,5 dan
0,8 mencapai harga akhir
lebih cepat dari sistem
redaman kritis atau
redaman lebih
Sistem redaman kritis
Mechanical Engineering Department UI


menunjukkan respon yang
tercepat
• Sistem redaman lebih
selalu lamban dalam
memberikan respon
Kurva respon tangga satuan dari sistem
terhadap setiap masukan
PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
PR 04: No.1/2

 Sebuah armature-controlled dc servomotor


Mechanical Engineering Department UI

menggerakkan sebuah beban dengan momen inersia JL.


Perpindahan angular dari rotor motor adalah m dan
elemen beban adalah . Rasio gigi adalah n= / m. Carilah
fungsi (s)/Ei(s).
 Jika asumsi semua nilai sama dengan 1, ujilah sistem
dengan menggunakan fungsi tangga, impulse dan ramp.
PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
PR04 No:2/2

Rasio redaman dari sistem (a)


adalah 0.15 dan frekuensi
alamiah tak teredam adalah
3,15 rad/sec. Untuk
memperbaiki stabilitas relatif,
digunakan umpan balik
tachometer seperti pada
Mechanical Engineering Department UI

gambar b. Carilah nilai Kh


sehingga rasio peredaman dari
sistem adalah 0,5. Gambarlah
kurva respon tangga satuan
kedua sistem (a) dan (b).
Gambarlah juga kurva
kesalahan vs waktu untuk
respon ramp satuan kedua
sistem
PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
Analisis Respon Transien
Bagian 2

229
Respon transien
• Dalam menentukan karakteristik
respon transien terhadap
masukan tangga satuan, dicari
parameter sbb:
– Waktu tunda (delay time), td
 Waktu yg diperlukan respon
untuk mencapai setengah harga
akhir yang pertama kali
Mechanical Engineering Department UI

– Waktu naik (rise time), tr


 Waktu yg diperlukan respon
untuk naik dari 10 sampai 90%, 5
sampai 95% atau 0 sampai 100%
dari harga akhirnya
– Waktu puncak (peak time),
Kurva respon tangga satuan tp
 Waktu yang diperlukan respon
untuk mencapai puncak lewatan
pertama kali
PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
Respon transien
– Lewatan maksimum
(maximum overshoot), Mp
 Harga puncak maksimum
dari kurva respon yang diukur
dari satu
 Persen lewatan maksimum
= (c(tp) – c())/c() x 100%
 Menunjukkan kestabilan
relatif sistem
Mechanical Engineering Department UI

– Waktu penetapan (settling


time), ts
Spesifikasi respon transien  Waktu yang diperlukan
kurva respon untuk mencapai
dan menetap dalam daerah
sekitar harga akhir yang
ukurannya ditentukan dengan
persentase mutlak dari harga
akhir (biasanya 5% atau 2%)

PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Sistem orde kedua dan spesifikasi
respon transien
 Pada persamaan:

 Waktu naik, tr: c(tr) = 1 sehingga


Mechanical Engineering Department UI

 Karena didapatkan:
atau
 Sehingga

Definisi sudut 

PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Sistem orde kedua dan spesifikasi
respon transien
 Waktu puncak tp  mendiferensiasikan c(t) terhadap
waktu dan sama dengan nol

 Disederhanakan:
Mechanical Engineering Department UI

 Sehingga atau
 Karena waktu puncak berkaitan dengan lewatan puncak
pertama, maka
 Sehingga
 Waktu puncak sama dengan setengah periode osilasi
teredam PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
Sistem orde kedua dan spesifikasi
respon transien
 Lewatan maksimum Mp  terjadi pada waktu puncak
atau pada
 Sehingga
Mechanical Engineering Department UI

 Persen lewatan maksimumnya adalah


 Waktu penetapan ts  untuk sistem orde kedua
redaman kurang, respon transiennya diperoleh dengan
persamaan sbb

PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Sistem orde kedua dan spesifikasi
respon transien
 Kurva
adalah kurva
selubung dari
respon transien
untuk masukan
tangga satuan.
Mechanical Engineering Department UI

 Konstanta waktu
kurva terselubung
adalah

Sepasang kurva selubung untuk


kurva respon tangga satuan
PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
Sistem orde kedua dan spesifikasi
respon transien
 Contoh 1

 Maka: num = [0 0 25]


den = [1 4 25]
Mechanical Engineering Department UI

 Plot respon tangga satuan: step(num,den)


 Tambahkan grid: grid
 Tambahkan label: title(‘Respon tangga satuan
G(s)=25/(s^2+4s+25)’)

PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Sistem orde kedua dan spesifikasi
respon transien
 Contoh 2

 Maka: num = [0 0 1]
den = [1 0.2 1]
Mechanical Engineering Department UI

 Plot respon implusa satuan: impulse(num,den)


 Tambahkan grid: grid
 Tambahkan label: title(‘Respon impulsa satuan
G(s)=1/(s^2+0.2s+1)’)

PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Sistem orde kedua dan spesifikasi
respon transien
 Contoh 3 maka

 Maka: num = [0 0 0 1]
den = [1 1 1 0]
 Setting waktu: t=0:0.1:7
 c=step(num,den,t)
Mechanical Engineering Department UI

 Plot respon tangga satuan: plot(t,c,’o’,t,t,’-’)


 Tambahkan grid: grid
 Tambahkan label: title(‘Respon Ramp satuan
G(s)=1/(s^2+s+1)’)
 Label: xlabel(‘t Sec’)
ylabel(‘Input dan Output’)

PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Aksi Kontrol Dasar dan Respon
Sistem Kontrol
Frekuensi Alami Tidak Teredam
Mechanical Engineering Department UI

240 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI

241 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI

242 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Contoh 1
 Gambarlah dalam bidang s dimana pole seharusnya
diletakkan
 a.   0.707 n  2 rad/sec
 b.   0.5 1 n  5 rad/sec
Mechanical Engineering Department UI

243 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Steady-State Error

 Fungsi alih antara sinyal kesalahan penggerak e(t) dan


sinyal masukan r(t):
 Karena E(s) adalah
Mechanical Engineering Department UI

 Maka sinyal kesalahan penggerak keadaan tunaknya adalah

 Koefisien kesalahan statik yang didefinisikan merupakan


ukuran kebaikan sistem kontrol. Semakin tinggi koefisien
ini,k kesalahan keadaan tunaknya semakin kecil.
244 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
Koefisien kesalahan posisi statik Kp
 Kesalahan penggerak keadaan tunak sistem untuk
masukan tangga satuan adalah
Mechanical Engineering Department UI

 Koefisien kesalahan posisi statik Kp didefinisikan sebagai

 Untuk sistem tipe 0,

 Untuk sistem tipe 1 dan orde tinggi

245 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Koefisien kesalahan posisi statik Kp
 Untuk masukan tangga satuan , kesalahan penggerak
keadaan tunak dapat diringkas sbb:
untuk sistem tipe 0
untuk sistem tipe 1 atau orde tinggi
Mechanical Engineering Department UI

246 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Contoh 2
 Carilah tipe dari fungsi alih feedforward di bawah ini.
Mechanical Engineering Department UI

247 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Koefisien kesalahan kecepatan statik Kv
 Kesalahan penggerak keadaan tunak sistem dengan
masukan Ramp satuan adalah

 Koefisien kesalahan kecepatan statik Kv didefinisikan


sebagai
Mechanical Engineering Department UI

 Jadi kesalahan penggerak keadaan keadaan tunak

 Kesalahan kecepatan digunakan untuk menyatakan


kesalahan keadaan tunak terhadap masukan ramp
248 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
Koefisien kesalahan kecepatan statik Kv
Mechanical Engineering Department UI

249 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Koefisien kesalahan kecepatan statik Kv
Mechanical Engineering Department UI

250 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Koefisien Kesalahan Percepatan Statik
Ka
 Kesalahan penggerak keaadaan tunak sistem dengan
masukan parabolik satuan (masukan percepatan) yang
didefinisikan
Mechanical Engineering Department UI

 Koefisien kesalahan percepatan statik Ka didefinisikan

 Kesalahan penggerak keadaan tunaknya

251 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Koefisien Kesalahan Percepatan Statik
Ka
Mechanical Engineering Department UI

252 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Koefisien Kesalahan Percepatan Statik
Ka
Mechanical Engineering Department UI

253 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI

254 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI

255 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI

256 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI

257 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI

258 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI

259 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI

260 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI

261 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI

262 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI

263 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Tempat Kedudukan Akar

264
Diagram Tempat Kedudukan Akar (TKA)
 Untuk fungsi transfer
 Persamaan karakteristik sistem loop tertutup
 Harus memiliki syarat
Mechanical Engineering Department UI

 Harga2 s yang memenuhi syarat sudut dan syarat besar


adalah akar2 persamaan karakteristik, atau pole2 lup
tertutup

PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Diagram Tempat Kedudukan Akar (TKA)
 Dalam banyak kasus, G(s) H(s) melibatkan sebuah gain
parameter K, sehingga

 Dimana K dari nol sd tak hingga


 Jika diberikan
Mechanical Engineering Department UI

 Maka sudut G(s)H(s)


 Dan besar G(s)H(s)

PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Diagram Tempat Kedudukan Akar (TKA)
 Contoh
Mechanical Engineering Department UI

PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Diagram Tempat Kedudukan Akar (TKA)
 Contoh

 K (non-negatif)
 Sudut
Mechanical Engineering Department UI

 Besar

PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Diagram Tempat Kedudukan Akar (TKA)
1. Carilah TKA pada sumbu nyata
2. Tentukan asimtot TKA
3. Tentukan titik breakaway
4. Tentukan titik potong TKA
dg sumbu khayal
Mechanical Engineering Department UI

PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Diagram Tempat Kedudukan Akar (TKA)
5. Pilih suatu titik uji yg cukup jauh dari sumbu j dan titik
asal, kemudian tetapkan syarat sudut.
Mechanical Engineering Department UI

PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Analisis Tempat Kedudukan
Akar

271
Penghapusan pole dari G(s) dengan zero
dari H(s)

 Misalkan:
Mechanical Engineering Department UI

 Persamaan karakteristiknya:
 Penghapusan suku (s+1) maka:

 Disederhanakan:

272 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Contoh TKA

 Soal: gambarlah TKA dan cari nilai k sehingga rasio


peredaman pole lup tertutupnya adalah 0.4
Mechanical Engineering Department UI

 Fungsi transfernya lup terbuka:


 Persamaan karakteristiknya:
 Didefinisikan: 20k = K
 Maka:
 Jika persamaan diubah menjadi:
 Atau:
273 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
Contoh TKA
 Didapatkan pole lup terbuka,
 Zero lup terbuka,
 TKA berada pada sumbu nyata antara 0 sd -5
 Karena
 Didapatkan sudut asimtot:
Mechanical Engineering Department UI

 Perpotongan dengan sumbu nyata didapatkan dari

 Sehingga
 Sudut berangkat  pada s = j2 didapatkan

274 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Contoh TKA
 Pada titik P nilai K
adalah

 Atau di P
 Pada Q nilainya
Mechanical Engineering Department UI

 Atau di Q

275 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


 Untuk k=0.4490
 Untuk k=1.4130
 Sistem tidak memiliki zero lup tertutup karena

 Fungsi transfer dengan k=0.4490 didapatkan


Mechanical Engineering Department UI

 Fungsi transfer dengan k=1.4130 didapatkan

276 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Eksperimen TKA dengan MATLAB
Mechanical Engineering Department UI

277 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Contoh
Mechanical Engineering Department UI

278 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI

279 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI

280 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Desain Sistem Pengendalian dengan
Metode Tempat Kedudukan Akar

281
Pendahuluan
 Sistem kontrol didesain untuk menyelesaikan tugas
tertentu. Persyaratan yang harus dipenuhi sistem kontrol
biasanya disebut sebagai spesifikasi performa. Berkaitan
dengan ketelitian, kestabilan relatif dan kecepatan respon
 Sistem dapat didesain dengan pendekatan coba2 terbatas
untuk sistem linear parameter konstan satu masukan satu
Mechanical Engineering Department UI

keluaran.
 Plant dalam hal ini tidak dapat diubah
 Perangkat tambahan yang disisipkan ke dalam sistem
untuk mengubah perilaku keseluruhan sistem sehingga
seperti yang diinginkan disebut dengan kompensator.

282 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Pendahuluan
 Kompensator seri dan
kompensator umpan balik
atau pararel
 Kompensator: Lead, Lag,
Lag-Lead
 Bentuknya berupa:
Mechanical Engineering Department UI

perangkat listrik, mekanik,


pneumatik, hidraulik atau
kombinasinya yang terdiri
dari rangkaian RC(listrik,
mekanik, pneumatik atau
hidraulik) dan penguat

283 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Pertimbangan dalam desain
 Metoda TKA adalah metoda grafis untuk menentukan
letak semua pole lup tertutup dengan mengetahui letak
pole2 dan zero2 lup terbuka jika suatu parameter
(biasanya penguatan) diubah dari nol sampai tak terhingga.
 Keunggulan TKA: kita dapat memperoleh informasi
mengenai respon transien maupun respon frekuensi dari
Mechanical Engineering Department UI

konfigurasi pole-zero sistem pada bidang s.

284 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Pengaruh penambahan pole
Mechanical Engineering Department UI

 Penambahan pole pada fungsi alih lup terbuka mempunyai


pengaruh menarik TKA ke kanan, sehingga cenderung
menurunkan kestabilan relatif sistem dan memperlambat
waktu penetapan dari respon.

285 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Pengaruh penambahan zero
Mechanical Engineering Department UI

 Penambahan zero pada fungsi alih lup terbuka mempunyai


pengaruh menarik TKA ke kiri, sehingga cenderung
membuat sistem lebih stabil dan mempercepat waktu
penetapan dari respon.
286 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
Kompensasi Lead

 Fungsi alihnya:
Mechanical Engineering Department UI

 Dimana

287 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Kompensasi Lead
 Dc gain dari Kc=

 Sistem akan menjadi lead jika R1C1 > R2C2


 Dan akan menjadi lag jika R1C1<R2C2
Mechanical Engineering Department UI

288 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Kompensasi Lead dengan TKA

1. Cek lokasi yang diinginkan untuk pole lup tertutup yang dominant
2. Dengan menggambar diagram TKA, pastikan bahwa hanya dengan mengatur
penguatan, dapat menghasilkan pole2 lup tertutup yang diinginkan atau tidak. Jika
tidak hitung kekurangan sudut . Sudut ini harus ditambahkan oleh rangkaian lead
apabila tempat kedudukan yang baru harus melalui letak pole2 lup tertutup
Mechanical Engineering Department UI

3. Asumsikan kompensator lead Gc(s)

4. Jika koefisien kesalahan statik tidak disebutkan, tentukan letak pole dan zero
rangkaian lead sedemikian rupa sehingga rangkaian lead tersebut menambah sudut
sebear  yang diperlukan dan memerlukan penguatan tambahan dengan besar
minimum
5. Tentukan penguatan lup terbuka dari sistem dengan kompensasi dengan
289
menggunakan syarat besar
PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
Contoh
Mechanical Engineering Department UI

 Fungsi alih lup terbuka:


 Fungsi alih lup tertutup:

 Pole lup tertutup:


291 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
 Damping ratio closed loop (): 0.5
 Underdamped natural frequency (n): 2 rad/sec
 Static velocity error constant (Kv): 2 sec-1
 Diinginkan untuk mengubah (n): 4 rad/sec tanpa
mengubah (): 0.5
Mechanical Engineering Department UI

292 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


 Didapatkan

 Sudut G(s)
Mechanical Engineering Department UI

293 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI

294 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Kompensator Lag
Mechanical Engineering Department UI

 Kompensator Lag

295
atau
PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
 Konstanta error kecepatan statik tdk terkompensasi
 Konstanta error kecepatan statik terkompensasi
Mechanical Engineering Department UI

 Jadi koefisien kesalahan statik diperbesar dengan faktor


Kc

296 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Prosedur desain kompensator lag
1. Gambarlah tempat kedudukan akar untuk sistem tanpa kompensasi.
Letakkan pole2 lup tertutup dominan pada tempat kedudukan akar
2. Asumsikan fungsi alih kompensator lag adalah

3. Tentukan penguatan lup terbuka dengan menggunakan syarat besar


4. Evaluasi koefisien kesalahan yg diberikan persoalan tersebut
Mechanical Engineering Department UI

5. Tentukan besarnya pembesaran koefisien kesalahan yang diperlukan agar


memenuhi spesifikasi
6. Tentukan pole dan zero rangkaian lag yg menghasilkan pembesaran
koefisien kesalahan yg diperlukan tanpa mengubah TKA asal
7. Gambarlah diagram TKA yg baru untuk sistem dengan kompensasi.
Letakkan pole2 lup tertutup dominan yg diperlukan pada TKA tsb.
8. Atur penguatan dg menggunakan syarat besar, sehingga pole2 lup tertutup
dominan terletak pad posisi yg diinginkan.

297 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Contoh
Mechanical Engineering Department UI

 Fungsi alih umpan maju


 Fungsi alih lup tertutup

298
Pole lup tertutup dominan
PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
 Damping ratio closed loop (): 0.491
 Underdamped natural frequency (n): 0.673 rad/sec
 Static velocity error constant (Kv): 0.53 sec-1
 Diinginkan untuk meningkatkan static velocity error constant
(Kv): 5 sec-1 tanpa mengubah lokasi pole lup tertutup
dominan
Mechanical Engineering Department UI

 Untuk meningkatkan Kv 10 kali lipat, kita pilih dan


kita tempatkan zero dan pole kompensator lag pada

 Fungsi transfer kompensator lag


 Sudut jaringan lag dekat pole lup tertutup dominan adalah 4o
 299 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
 Fungsi alih lup terbuka sistem terkompensasi
Mechanical Engineering Department UI

 Jika rasio peredaman pole lup tertutup dominan


dipertahankan pole TKA yg baru adalah

300 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


 Gain lup terbuka K

 Gain kompensator lag Kc


 Fungsi alih kompensator lag
 Fungsi alih lup terbuka sistem terkompensasi
Mechanical Engineering Department UI

 Konstanta kesalahan kecepatan statik


 Naik 9.66 kali nilai awalnya.

301 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI

 Sistem terkompensasi
(fungsi Ramp)
 Sistem tidak terkompensasi
302 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
Kompensator Lag-Lead
 Kompensasi lead akan mempercepat respon dan
meningkatkan stabilitas sistem
 Kompensasi Lag memperbaiki akurasi steady-state sistem
tetapi mengurangi kecepatan respon
 Jika menginginkan keduanya maka diperlukan
kompensator lead dan lag secara bersamaan
Mechanical Engineering Department UI

303 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Kompensator Lag-Lead
 Kompensator lag-lead elektronik menggunakan
operational amplifier, fungsi alihnya:
Mechanical Engineering Department UI

304 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Kompensator Lag-Lead
 Fungsi alih sign inverter
 Fungsi alih kompensator
Mechanical Engineering Department UI

 Biasanya diambil sama dengan 

305 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Kompensator Lag-Lead

 Kompensator lag-lead
Mechanical Engineering Department UI

306 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Kompensator Lag-Lead
 Jika
 Prosedur desain:
1. Dari spesifikasi performa yg diberikan, tentukan letak pole2 lup
tertutup dominan yg diinginkan
2. Agar pole2 lup tertutup dominan terletak pada posisi yg
diinginkan, hitung kontribusi sudut , yg diperlukan dari bagian
fasa-mendahului rangkaian lag-lead
Mechanical Engineering Department UI

3. Dengan mengasumsikan kita akan memilih T2 cukup besar


sehingga besar bagian lag

adalah seragam dimana s = s1 adalah salah satu pole lup


tertutup dominan, pilihllah nilai dari T1 dan  dari persyaratan
yang mana

307 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Kompensator Lag-Lead
 Pilihan T1 dan  tidak unik. Carilah nilai Kc dengan kondisi
besar:

 Jika konstanta kesalahan kecepatan statik Kv ditentukan,


carilah nilai dari  untuk memenuhi persyaratan Kv.
Mechanical Engineering Department UI

 Dimana Kc dan  ditentukan di langkah 3.


308 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
Kompensator Lag-Lead
 Dengan menggunakan nilai , carilah nilai T2 sehingga
Mechanical Engineering Department UI

309 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Kompensator Lag-Lead
 Jika  - 
1. Dari spesifikasi performa yg diberikan, tentukan letak
pole2 lup tertutup dominan yg diinginkan
2. Kompensator Lag-lead dimodifikasi menjadi
Mechanical Engineering Department UI

3. Jika konstanta kesalahan kecepatan statik Kv ditentukan,


carilah nilai Kc dari persamaan berikut

310 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Kompensator Lag-Lead
 Untuk mendapatkan pole lup tertutup dominan pada
lokasi yang diinginkan, hitunglah sudut kontribusi  yg
diperlukan dari bagian fase mendahului dari kompensator
lag-lead.
4. Dari kompensator Lag-lead, kita pilih T2 yang cukup besar
sehingga
Mechanical Engineering Department UI

adalah seragam, dengan s=s1 adalah salah satu pole lup


tertutup dominan. Carilah nilai T1 dan  dari kondisi
besar dan sudut
311 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
Kompensator Lag-Lead
5. Menggunakan nilai  yang telah didapatkan, pilihilah nilai
T2 sehingga
Mechanical Engineering Department UI

Nilai T2, konstanta waktu kompensator lag-lead


terbesar tidak boleh melebihi fisik yang direalisasikan

312 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Contoh
 Fungsi transfer
 Pole lup tertutup
 Rasio peredaman 0.125 dan frekuensi natural tidak
teredam 2 rad/sec dan konstanta kesalahan kecepatan
statik 8 sec-1.
Diinginkan membuat rasio peredaman pole lup tertutup
Mechanical Engineering Department UI


dominan menjadi 0.5 untuk meningkatkan frekuensi
natural tidak teredam menjadi 5 rad/sec dan konstanta
kesalahan kecepatan statik menjadi 80 sec-1.

313 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


 Sistem terkompensasi

 Pole lup tertutup dominan


 Karena
Mechanical Engineering Department UI

 Fase mendahului kompensator lag-lead memberikan 55o


sehingga TKA melewati lokasii yg diingin dari pole lup
tertutup dominan.
 Dengan analisis grafis pole akan berada di s=-5.021.

314 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


 Bagian fase lag dari kompensator didesai sbb: Nilai 
ditentukan sehingga memenuhi persyaratan konstanta
kesalahan kecepatan statik
Mechanical Engineering Department UI

 Carilah nilai T2 yang sebesar mungkin sehingga

315 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


 Karena memenuhi persyaratan tsb kita memilih
T2=5
 Fungsi alih kompensator lag-lead yg didesain adalah
Mechanical Engineering Department UI

 Sistem terkompensasi memiliki fungsi alih lup terbuka

316 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


 Lanjutan soal di atas
 Jika diinginkan menggunakan kompensator lag-lead dengan
persamaan sbb:

 Lokasi pole lup tertutup dominan yang diinginkan


Mechanical Engineering Department UI

 Fungsi alih lup terbuka sistem terkompensasi menjadi

 Karena persyaratan konstanta kesalahan kecepatan statik


Kv adalah 80sec-1 didapatkan

317 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


 T1 dan  didapatkan dari

Kita dapat menentukan lokasi


titik A dan B
Mechanical Engineering Department UI

318 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


 Bagian fase lead dari jaringan lag-lead adalah
 Untuk bagian fase lag kita pilih sehingga

 Kompensatornya menjadi
 Sistem terkompensasi memikliki fungsi alih terbuka
Mechanical Engineering Department UI

 Pole lup tertutup dominan berada di


 Dua lainnya di
 Karena pole lup tertutup sangat dekat dengan zero s=-
0.1 maka hampir meniadakan satu sama lain  efeknya kecil.
 Efek zero s=-2.38 menyebabkan overshoot yang lebih besar.
319 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
SIMLAB & VIRTUAL LAB
Mechanical Engineering Department UI

320 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


SIMLAB & VIRTUAL LAB
Mechanical Engineering Department UI

321 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI

322 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI

323 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


PID Control
Pendahuluan

 Ziegler dan Nichols mengajukan suatu aturan untuk


mendapatkan gain proporsional Kp, waktu integral Ti, dan
waktu derivatif Td berdasarkan karakteristik respon
transien.
Mechanical Engineering Department UI

Ada 2 metode dikenal dengan


Ziegler-Nichols tuning rules.
Kedua metode ini dilakukan
pada overshoot maksimum
25% di respon step.

Unit step respon dari plant


325 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
Metode 1
 L=time delay
 T=time constant
 c(t) = K
 Fungsi alih:
Mechanical Engineering Department UI

S-shape response curve

326 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Metode 1
Mechanical Engineering Department UI

 Pole di titik asal dan dobel zero di


327 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
Metode 2
 Kita gunakan
 Dengan menggunakan aksi pengendalian proporsional
seperti gambar di bawah
Mechanical Engineering Department UI

 Meningkatkan nilai Kp dari 0 ke nilai kritis Kcr dimana


output menghasilkan osilasi.

328 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Metode 2
Mechanical Engineering Department UI

 Pole di titik asal dan dobel zero di

329 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Contoh

 Sebuah sistem menggunakan PID controller dengan fungsi alih


sbb:
 Ujilah agar sistem memiliki maksimum overshoot 25%. Jila lebih
dari 40%, buatlah fine tuning dan kurangi maksimum overshoot
Mechanical Engineering Department UI

hingga 25%
 Karena plant memiliki integrator kita gunakan metode kedua
Ziegler-Nichols tuning rule. Dengan mensetting
 Fungsi alih lup tertutup:
 Nilai Kp yang membuat sistem stabil dapat dicari dg kriteria
kestabilan Routh
330 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
 Didapatkan osilasi akan terjadi pada Kp=30
Mechanical Engineering Department UI

 Sehingga gain kritis, Kcr = 30


 Persamaan karakteristiknya:
 Untuk mendapatkan frekuensi dari osilasi kita
substitusikan
ke dalam persamaan karateristik

331 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


 Sehingga periode osilasi adalah
 Dari tabel didapatkan

 Sehingga fungsi alih PID adalah:


Mechanical Engineering Department UI

332 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


 PID controller memiliki pole di titik asal dan dobel zero di
s = -1.4235.
 Kita uji dengan unit-step response pada sistem. Fungsi alih
Mechanical Engineering Department UI

lup tertutup menjadi:

333 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


 Dengan fine tuning yaitu Kp=18, Ti = 3.077, Td=0.7692
Mechanical Engineering Department UI

334 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


 Jika gain proporsional Kp dinaikkan menjadi 39.42 tanpa
mengubah lokasi dobel zero didapatkan

 Kecepatan respon naik tetapi overshoot juga naik 28%


Mechanical Engineering Department UI

335 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


 Sehingga didapatkan nilai fine tuning

 Ziegler-Nichols tuning rule telah menyediakan sebuah titik


awal yang baik untuk fine tuning.
Mechanical Engineering Department UI

336 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


 Karena TKA dominan sepanjang
garis  =0.3, maka dengan
Mechanical Engineering Department UI

memvariasikan nilai K (dari 6 sampai


30) tidak akan mengubah damping
ratio dari pole lup tertutup
dominan.
 Namun dengan mengubah lokasi
dobel zero akan mengubah
overshoot maksimum secara
signifikan, karena damping ratio pole
lup tertutup dominan akan berubah
secara signifikan
337 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
 Pada Gain K = 30.322, pole lup
tertutup dominan adalah
 Dua pole lain dekat dengan
Mechanical Engineering Department UI

dobel zero s= -0.65 yang saling


meniadakan.
 Pada K = 13.846, pole lup
tertutup di tidak
terlalu dominan karena dua
pole yang lainnya dekat dengan
dobel zero di s = -0.65 yang
mempengaruhi respon.
338 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
Modifikasi PID
Mechanical Engineering Department UI

339 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


PI-D controller

 Kita operasikan aksi derivatif hanya pada jalur feedback


Mechanical Engineering Department UI

sehingga diferensiasi hanya terjadi pada signal feedback


bukan pada sinyal referensi

B(s) = Y(s)
 Jika tanpa kehadiran noise didapatkan
atau

(PID) (PI-D)
340 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
I-PD controller

 Memindahkan aksi proporsional dan derivatif ke jalur


feedback
Mechanical Engineering Department UI

 Tanpa kehadiran gangguan dan noise didapatkan

 Tanpa input referensi dan signal noise


341 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
Respon Frekuensi
Pendahuluan
 Respon frekuensi: respon keadaan tunak suatu sistem
terhadap masukan sinusoida
 Kelebihan metode ini: kita tidak perlu menentukan akar2
persamaan karakteristik dan pengujian respon frekuensi
dilakukan dengan sederhana menggunakan pembangkit
sinyal sinusoida
Mechanical Engineering Department UI

 Karakteristik respon frekuensi suatu sistem dapat


diperoleh secara langsung dari fungsi alih sinusoida, yang
diperoleh dengan mengganti s dengan j dimana  adalah
frekuensi

343 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Steady state output to sinusoidal input

 Masukan x(t) adalah sinusoida dan diberikan oleh


Mechanical Engineering Department UI

 Jika sistem stabil maka output y(t) menjadi


 Dimana

Jadi
 344 karakteristik respon menjadi PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
Contoh 1
Mechanical Engineering Department UI

345 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Contoh 1 (lanjt.)
Mechanical Engineering Department UI

346 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Contoh 2
Mechanical Engineering Department UI

347 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Contoh 2 (lanjt.)
Mechanical Engineering Department UI

348 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Respon frekuensi dalam bentuk grafis
 Dapat digambarkan dengan 3 diagram:
 Bode diagram atau plot logaritmik
 Plot Nyquist atau plot polar
 Log-magnitude vs plot fase
Mechanical Engineering Department UI

349 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Diagram Bode
 Ada 3 penyajian untuk fungsi alih sinusoida:
 Diagram polar atau diagram Bode
 Diagram polar
 Diagram log besar terhadap fasa
 Diagram Bode terdiri dari dua buah grafik
 Diagram dari logaritma besar fungsi alih sinusoida
Mechanical Engineering Department UI

 Diagram sudut fasa


 Satuan yang digunakan adalah desibel, db dan digambar di
kertas semilog
 Dalam diagram logaritmik, perkalian dapat diubah menjadi
penjumlahan.
350 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
Diagram Bode
 Faktor dasar dari G(j)H(j).
Mechanical Engineering Department UI

351 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Diagram Bode
 Penguatan K
 Setiap angka yang lebih besar dari satu mempunyai harga positif
dalam desibel, sedangkan angka lebih kecil dari satu mempunyai
harga negatif
 Jika bilangan membesar dengan faktor 10, maka harga desibel
membesar dengan faktor 20
Mechanical Engineering Department UI

352 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Diagram Bode
 Faktor integral dan turunan
 Besar logaritmik dari 1/j dalam db adalah
 Sudut fasa 1/j adalah konstan dan sama dengan -90o
 Dalam diagram bode, rasio frekuensi dinyatakan dalam bentuk
oktaf atau dekade.
 Oktaf adalah pita frekuensi dari 1 sampai 2 1, dimana 1
Mechanical Engineering Department UI

adalah suatu harga frekuensi sembarang


 Dekade adalah pita frekuensi dari 1 sampai 10 1 dimana
1 juga merupakan suatu frekuensi sembarang.
 Jarak horisontal dari =1 sampai =10 sama dengan jarak
horisontal dari =3 sampai =30

353 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Diagram Bode
 Jika log besar/magnitude -
20 log  dB digambar
terhadap  pada skala
logaritmik akan diperoleh
suatu garis lurus
Mechanical Engineering Department UI

 Maka kemiringan garis


tersebut adalah -20
db/dekade
 Log besar dari j dalam
db

354 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Diagram Bode
 Jika fungsi alih mengandung faktor atau maka
log besar masing2 menjadi

 Atau
 Kemiringan kurva log-besar untuk faktor dan
masing2 adalah -20 db/dekade dan 20n db/dekade
Mechanical Engineering Department UI

 Sudut fasa dari adalah sama dengan -90o x n


diseluruh daerah frekuensi.
 Sudut fasa dari adalah sama dengan -90o x n
diseluruh daerah frekuensi.

355 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Diagram Bode
 Faktor orde pertama
 Log besar dari faktor orde pertama adalah

 Untuk frekuensi rendah log besar dapat didekati dengan


Mechanical Engineering Department UI

 Sehingga kurva log besar pada frekuensi rendah adalah konstan


0db
 Untuk frekuensi tinggi

356 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Diagram Bode
 Sudut fasa eksak  dari
faktor 1/(1+jT) adalah

 Pada frekuensi nol, sudut


fasanya adalah 0o
Pada frekuensi patah sudut
Mechanical Engineering Department UI


fasanya adalah

 Di titik tak hingga sudut


fasanya menjadi -90o

357 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Diagram Bode
Mechanical Engineering Department UI

358 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Diagram Bode
 Faktor kuadratik
 Biasanya sistem kontrol mempunyai faktor kuadratik spt

 Jika >1, maka faktor kuadratik dapat dinyatakan sebagai


perkalian dua buah elemen orde pertama dengan pole nyata.
Mechanical Engineering Department UI

 Jika 0< <1, maka faktor kuadratik ini merupakan perkalian dua
buah faktor konjugasi kompleks.
 Kurva respon frekuensi asimtotik dapat diperoleh sbb:

 Untuk frekuensi yang rendah sehingga log besar menjadi


359 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
Diagram Bode
 Asimtot frekuensi rendah adalah garis horizontal pada 0 db
 Untuk frekuensi tinggi sehingga log besar
menjadi
 Persamaan untuk asimtot frekuensi tinggi merupakan garis
lurus dengan kemiringan -40dB/dekade karena
Mechanical Engineering Department UI

 Asimtot frekuensi tinggi memotong frekuensi rendah pada


karena pada frekuensi ini
 Sudut fase faktor kuadratik adalah

360 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Diagram Bode
Mechanical Engineering Department UI

361 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Contoh 3
Mechanical Engineering Department UI

362 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Contoh 3 (lanjt.)
Mechanical Engineering Department UI

363 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Contoh 3 (lanjt)
Mechanical Engineering Department UI

364 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Contoh 4
Mechanical Engineering Department UI

365 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI

366 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Command Matlab untuk Menggambar
Diagram Bode
Mechanical Engineering Department UI

367 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Contoh
Mechanical Engineering Department UI

368 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Contoh 5
Mechanical Engineering Department UI

369 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Korelasi Lokasi
Pole, Unit-step
Response,
Magnitude
Frequency Respon
Mechanical Engineering Department UI

370 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI

371 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Diagram Polar
 Diagram polar suatu fungsi
alih sinusoida G(j) adalah
suatu diagram besar dari
G(j) terhadap sudut fasa
dari G(j) pada koordinat
polar jika  diubah dari nol
sampai tak terhingga.
Mechanical Engineering Department UI

 Merupakan tempat
kedudukan vektor
jika  diubah dari nol sampai
tak terhingga.
 Sering disebut dengan
diagram Nyquist
372 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
Diagram Polar
 Faktor integral dan turunan
 Diagram polar dari G(j) = 1/j adalah sumbu khayal negatif
karena

 Diagram polar dari G(j) = j adalah sumbu khayal positif


 Faktor orde pertama
Mechanical Engineering Department UI

 Untuk fungsi alih sinusoida

 Nilai G(j) pada  = 0 dan  = 1/T masing2 adalah


dan

373 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Diagram Polar

Jika  mendekati tak hingga maka besar G(j ) mendekati


Mechanical Engineering Department UI


nol dan sudut fasa -90o. Diagram polar dari fungsi alih
adalah setengah lingkaran.

374 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


 Diagram polar adalah garis dengan melewati titik
(1,0).
Mechanical Engineering Department UI

375 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


 Faktor Kuadrat
 Bagian frekuensi rendah dan tinggi dari fungsi

 adalah
Mechanical Engineering Department UI

 Plot polar dimulai dari dan berakhir di dimana


 bertambah dari nol ke tak hingga.
 Bagian frekuensi tinggi G(j) adalah tangent dari sumbu
nyata negatif

376 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI 3 Permodelan Matematika Sistem Dinamik

377 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


 Nilai puncak G(j) didapatkan
sebagai rasio besar vektor pada
frekuensi resonansi r
terhadap besar vektor pada
=0
Mechanical Engineering Department UI

378 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


 Untuk fungsi

 Untuk bagian frekuensi rendah


Mechanical Engineering Department UI

 Sedangkan bagian frekuensi tinggi

379 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Contoh
 Jika sebuah fungsi
 Buatlah diagram polar
 Fungsi alih sinusoid didapatkan

 Bagian frekuensi rendah


Mechanical Engineering Department UI

 Bagian frekuensi tinggi

380 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Bentuk Umum Diagram Polar
 Tipe 0: titik mula =0 adalah
terbatas dan di positif nyata.
Titik akhir = berada pada
titik origin.
 Tipe 1: titik mula =0, besar
G(j) di tak hingga dan sudut
Mechanical Engineering Department UI

fase lebih dari -90o. Pada frek


rendah, asimtotik pada garis
pararel terhadap sumbu
imajiner. Pada =, besar
menjadi nol dan kurva menuju
titik origin.
381 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
Bentuk Umum Diagram Polar
 Tipe 2: titik mula =0, besar
G(j) di tak hingga dan sudut
fase lebih dari -180o. Pada frek
rendah, asimtotik pada garis
pararel terhadap sumbu
negatif nyata. Pada =,
Mechanical Engineering Department UI

besar menjadi nol dan kurva


menuju titik origin.

382 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI

383 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Diagram Polar Untuk Fungsi Alih
Sederhana
Mechanical Engineering Department UI

384 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Diagram Polar Untuk Fungsi Alih
Sederhana
Mechanical Engineering Department UI

385 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Diagram Polar dengan MATLAB
Mechanical Engineering Department UI

386 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Contoh
Mechanical Engineering Department UI

387 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI

388 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Kesalahan Dalam Diagram Polar
Mechanical Engineering Department UI

389 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Kesalahan Dalam Diagram Polar
Mechanical Engineering Department UI

390 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Hubungan antara Diagram Nyquist,
Respon Step dan Respon Frekuensi
Mechanical Engineering Department UI

391 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Hubungan antara Diagram Nyquist,
Respon Step dan Respon Frekuensi
Mechanical Engineering Department UI

392 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Hubungan antara Diagram Nyquist,
Respon Step dan Respon Frekuensi
Mechanical Engineering Department UI

393 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Hubungan antara Diagram Nyquist,
Respon Step dan Respon Frekuensi
Mechanical Engineering Department UI

394 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI

395 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI

396 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI

397 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Contoh
Mechanical Engineering Department UI

398 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI

399 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI

400 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Diagram Bode, Diagram Polar, Diagram
Log Besar - Fase
Mechanical Engineering Department UI

401 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Stabilitas Nyquist
 Merupakan
stablitas dari
sebuah
sistem lup
tertutup
dari respon
Mechanical Engineering Department UI

frekuensi lup
terbukan
pole lup
terbuka

402 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Kriteria Stabilitas Nyquist
 Kriteria dapat ditunjukkan dengan persamaan berikut
Z=N+P
Dimana:
Z = jumlah zero dari 1+G(s)H(s) pada separuh bagian kanan
bidang s
N = jumlah pelingkaran searah jarum jam terhadap titik -
Mechanical Engineering Department UI

1+j0
P = Jumlah pole dari G(s)H(s) pada separuh bagian kanan
bidang s
 Jika P tidak nol, untuk sistem kendali yang stabil kita harus
memiliki Z=0 atau N=-P yang berarti P adalah pelingkaran
berlawanan arah jarum jam dari titik -1+j0
403 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
Contoh
 Carilah stabilitas sistem
 G(s)H(s) tidak memiliki
pole di sebelah kanan
bidang s, tidak terdapat
lingkaran pada -1+j0
oleh G(s)H(s), sehingga
Mechanical Engineering Department UI

sistem stabil untuk


semua nilai K, T1 dan T2

404 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Contoh
 Carilah stabilitas sistem
Mechanical Engineering Department UI

405 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Contoh
 Carilah stabilitas sistem
Mechanical Engineering Department UI

406 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Contoh
 Carilah stabilitas sistem
 P=1 (s=+1)
 N=1 (satu kali
mengelilingi -1+j0
 Z=N+P=1+1=2
Memiliki 2 pole lup
Mechanical Engineering Department UI


tertutup di sebelah
kanan bidang s
 Sistem tidak stabil

407 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Contoh
 Carilah stabilitas sistem
 P=1 (s=1)
 N=-1 (melingkari -1+j0
berlawanan arah jarum
jam)
 Z=N+P=1-1=0
Mechanical Engineering Department UI

 Tidak terdapat pole lup


tertutup di sebelah
kanan bidang s
 Sistem stabil

408 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Desain Kontrol Sistem dalam
Domain Frekuensi

409
Pendahuluan
 Performa Respon Transien dalam bentuk margin fase,
margin gain, besar resonansi puncak (estimasi kasar
peredaman sistem), frekuensi crossover gain, frekuensi
resonansi, bandwith (estimasi kecepatan respon stransien)
dan konstanta kesalahan statik (akurasi keadaan tunak)
Mechanical Engineering Department UI

410 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI

411 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI

412 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Kompensasi Lead
Mechanical Engineering Department UI

Sudut fase pada =n

413 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI

Frekuensi pojok

 High pass filter

414 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Langkah-langkah Desain Kontrol

1. Kompensator Lead
Mechanical Engineering Department UI

415 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


2. Setelah mendapat nilai K, gambar diagram Bode G1(j), gain
diadjut tetapi sistem tidak terkompensasi. Evaluasi margin
fase
3. Carilah sudut fase lead yang diperlukan untuk ditambahkan
dalam sistem. Tambahkan 5o hingga 12o kepada sudut fase
yang dibutuhkan karena penambahan kompensator lead akan
menggeser frekuensi crossover gain ke kanan dan
Mechanical Engineering Department UI

mengurangi margin fase.


4. Carilah faktor atenuasi  dengan persamaan kompensator
lead. Carilah frekuensi dimana sistem tidak terkompensasi
G1(j) sama dengan Pilih frekuensi ini
sebagai frekuensi crossover gain yg baru. Frekuensi ini
berhubungan dengan dan pergeseran fase
416
maksimum m yang terjadi pd frekuensi ini.
PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01
5. Carilah frekuensi pojok dari kompensator lead sbb:

6. Dengan menggunakan nilai K pada langkah 1, dan  pada


langkah 4, hitung konstanta Kc dari
Mechanical Engineering Department UI

7. Cari margin gain yang memuaskan. Jika tidak ulangi


proses dengan memodifikasi lokasi pole-zero
kompensator sehingga hasilnya memuaskan.

417 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Contoh
 Fungsi alih lup terbuka:
 Diinginkan untuk mendesain kompensator untuk sistem
sehingga konstanta kesalahan kecepatan statik Kv adalah
20 sec-1, fase margin paling sedikit 50o, margin gain paling
sedikit 10 dB.
Mechanical Engineering Department UI

418 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


 Plot diagram bode untuk
Mechanical Engineering Department UI

419 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


 Margin fase adalah 50o, fase lead tambahan agar mencapai
stabilitas relatif adalah 33o.
 Maksimum fase lead adalah 38o.
Mechanical Engineering Department UI

420 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI

421 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI

422 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Program

Pole lup tertutup sistem


terkompensasi
Mechanical Engineering Department UI

423 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI

424 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI

425 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Analisis Kontrol dengan Metode
Ruang Keadaan

426
Representasi Ruang Keadaan Fungsi
Alih Sistem
 Representasi ruang keadaan dalam bentuk kanonikal

 Bentuk kanonikal terkontrol  penempatan pole


Mechanical Engineering Department UI

427 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Representasi Ruang Keadaan Fungsi
Alih Sistem
 Bentuk kanonikal terobservasi  transpose dari bentuk
kanonikal terkontrol
Mechanical Engineering Department UI

428 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Representasi Ruang Keadaan Fungsi
Alih Sistem
 Bentuk kanonikal diagonal 
Mechanical Engineering Department UI

429 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Representasi Ruang Keadaan Fungsi
Alih Sistem
 Bentuk kanonikal Jordan
Mechanical Engineering Department UI

430 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Contoh
 Carilah representasi ruang keadaan sistem di bawah ini.
Mechanical Engineering Department UI

431 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Eigenvalue dari sebuah matrik A nxn
 Eigenvalue dari sebuah matriks A nxn adalah akar dari
persamaan karakteristik dari
 Biasa disebut akar-akar karakteristik
 Misalnya matriks A,
 Pers karakteristiknya
Mechanical Engineering Department UI

 Akar-akar karakteristiknya adalah -1, -2, -3.

432 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Diagonalisasi matriks nxn
 Transformasinya x=Pz dimana
Mechanical Engineering Department UI

 Akan mentransformasi menjadi matriks diagonal

433 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


 Jika matriks A 3x3
 Memiliki eigenvalue 1, 2, 3 dan transformasi x=Sz
dimana

 Akan menghasilkan
Mechanical Engineering Department UI

 Disebut bentuk kanonikal Jordan

434 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Contoh
 Untuk representasi ruang keadaan
 Dapat dibentuk dalam persamaan

 Dimana
Mechanical Engineering Department UI

 Eigenvalue matriks A adalah


 Bila didefinisikan variabel keadaan z yang baru z1,z2,z3
dengan transformasi

 Atau

435 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI

436 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Ruang Keadaan menggunakan Matlab

 Contoh
Mechanical Engineering Department UI

437 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI

438 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Contoh
 Carilah persamaan fungsi alih dari persamaan ruang
keadaan berikut ini
Mechanical Engineering Department UI

439 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI

440 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Materi UAS
 TKA
 PID Control
 Respon Frekuensi: Analisis dan Desain Kompensator
 Ruang Keadaan
Mechanical Engineering Department UI

441 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI

442 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01


Mechanical Engineering Department UI

443 PENGENDALIAN SISTEM – ASB/2010-08-01

Anda mungkin juga menyukai