Anda di halaman 1dari 15

MEMBEDAKAN LARUTAN

ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

OLEH:
NAMA: ARTHUR BUNGASUGI

KELAS: X IPS 4

SMA NEGERI 1 TORAJA


UTARA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. yang telah memberikan
Rahmat serta kesehatan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, berbagai hambatan telah penulis alami. Oleh
karena itu, terselesaikannya makalah ini tentu saja bukan karena kemampuan
penulis semata - mata. Namun karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak -
pihak yang terkait. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya penulis dengan
ketulusan hati mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari pengetahuan dan
pengalaman penulis masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak agar makalah ini dapat
menjadi lebih baik.
DAFTAR ISI

Sampul

Kata Pengantar ..................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1

A. Latar Belakang ...............................................................................................1

B. Rumusan masalah ..........................................................................................1

C. Tujuan ............................................................................................................1

D. Manfaat ..........................................................................................................1

BAB II Landasan Teori ........................................................................................5

A. Kajian Teori ...................................................................................................5

B. Hipotesis ........................................................................................................9
BAB III METODE PERCOBAAN ....................................................................10

1. Jenis Percobaan ...........................................................................................10

2. Alat & Bahan ...............................................................................................10

3. Cara Kerja ....................................................................................................10

4. Data Hasil Pengamatan ................................................................................11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................12

A. Analisis Data & Pembahasan ......................................................................12

BAB V Kesimpulan dan Saran ..........................................................................14

A. Kesimpulan .................................................................................................14

B. Saran ...........................................................................................................14

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Larutan memiliki peran besar dalam kehidupan sehari-hari beberapa
contoh diantaranya seperti air mineral yang kita konsumsi sehari-hari,
larutan elektrolit, dan air garam. Selain itu kita sering tidak
menyadari bahwa ternyata larutan-larutan di atas bisa menghantarkan
listrik jika disambungkan dengan alat uji tertentu.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mengidentifikasi larutan elektrolit dan non-elektrolit?
C. Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui larutan elektrolit dan non-elektrolit.
D. Manfaat Penelian
1. Menfaat praktis
- Manfaat untuk siswa yaitu, pengalaman belajar yang lebih baik dan
menyenangkan ya ng dapat membantu siswa dalam memahami konsep
konsep yang ada pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit
- Manfaat untuk guru yaitu, di harapkan dapat memberikan masukan
dalam pemilihan metode pembelajaran yang diharapakan lebih
memberikan efektivitas pembelajaran
- Maanfaat bagi sekolah yaitu, dihaprapkan dapat memberikan
masukan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam
proses belajar mengajar kimia
2. Manfaat teoritis
Memperkuat teori yang sudah ada dalam bidang pendidikan khususnya
teori tentang pembelajaran kimia dengan metode scientific inquiry yang dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

a. Pengertian larutan

Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling
melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara
fisik. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau
solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam
larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam
larutan ini dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran
zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau sovulasi.

b. Pengertia larutan elektrolit dan nonelektrolit

Larutan elektrolit adalah Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik.


Svante Arrhenius, ahli kimia terkenal dari Swedia mengemukakan teori elektrolit
pada tahun 1884. Menurut Arrhenius, ‘‘larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke
dalam partikel-partikel bermuatan listrik positif dan negatif yang disebut ion (ion
positif dan ion negatif) Jumlah muatan ion positif akan sama dengan jumlah
muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion dalam larutan netral’’ Ion-ion inilah
yang bertugas mengahantarkan arus listrik.

Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya


gelembung gas dalam larutan. Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel
yang bermuatan (kation dan anion). Larutan ini dapat bersumber dari senyawa ion
(senyawa yang mempunyai ikatan ion) atau senyawa kovalen polar (senyawa yang
mempunyai ikatan kovalen polar).
c. Awal mula larutan elektrolit

Berdasarkan sifat daya hantar listriknya, larutan dibagi menjadi dua


yaitu larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Sifat elektrolit dan non elektrolit
didasarkan pada keberadaan ion dalam larutan yang akan mengalirkan arus listrik.
Jika dalam larutan terdapat ion, larutan tersebut bersifat elektrolit. Jika dalam
larutan tersebut tidak terdapat ion larutan tersebut bersifat non elektrolit.Larutan
elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Larutan non
elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Hantaran
listrik melalui larutan dapat dtunjukkan dengan alat uji elektrolit . Jika larutan
menghantarkan arus listrik, maka lampu dalam rangkaian tersebut akan menyala
dan timbul gas atau endapan pada salah satu atau kedua elektroda.

pada tahun 1884, svante arrhennius mengajukan teorinya, bahwa


dalam larutan elektrolik yang berperan menghantar listrik adalah pertikel
partikel bermuatan (ion) yang bergerak bebas di dalam larutan. Biala kristal
NaCL akan terurai menjadi ion positif Na+( kation) dan ion negatif CL- (anion)
yang bebas bergerak .ion ion inilah yang bergerak sambil membawa muatan listrik
dan kedua ujung kawat ( kutub elektrode) alat uji elektrolit.Peristiwa pergerakan
ion negatif dan positif ke kutub elektrode dapat diperagakan dengan percobaan
sederhana. Kertas saring yang di basahi dengan larutan CuCrO4 dijepit dengan
jepit buaya yang dihubungkan dengan sumber arus. Pada kutub yang bermuatan
positif akan berwarna kuning ( warna ion CrO2-4 ) dan kutub negatif kertas saring
menjadi warna biru ( warna ion Cu2+)
Dari pengamatan itu dapat disimpulkan bahwa ion ion positif bergerak
menuju ke kutub negatif dan ion ion negatif akan bergerak ke kutub positif.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa suatu zat dapat menjadi elektrolit bila di
dalam larutannya zat tersebut terurai menjadi ion ion yang bergerak.
Zat elektrolit dapat berasal dari senyawa ion atau beberapa senyawa
kovalen yang di dalam larutan dapat terurai menjadi ion ion.

Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan arus


listrik dengan baik. Hal ini disebabkan karena zat terlarut akan terurai sempurna
(derajat ionisasi = 1) menjadi ion-ion sehingga dalam larutan tersebut banyak
mengandung ion-ion. Karena banyak ion yang dapat menghantarkan arus listrik,
maka daya hantarnya kuat.
Contohnya: NaCl

d. Sumber Ion Dalam Larutan Elektrolit


 Senyawa ion
Senyawa ionik tersusun atas ion-ion sekalipun dalam dalam bentuk
padat atau kering. Senyawa-senyawa ionik dalam keadaan padat tidak dapat
menghantarkan arus listrik karena ion-ion yang terikat dengan kuat, sehingga
ion-ion tersebut tidak mengalami mobilisasi ketika diberi beda potensial.
Namun apabila senyawa ionik dilarutkan dalam pelarut polar misalnya air,
maka senyawa ionik akan menjadi elektrolit. Hal ini disebabkan ion-ion yang
awalnya terikat kuat pada kisi terlepas kemudian segera masuk dan menyebar,
dengan air sebagai medium untuk bergerak.
Perlu diketahui bahwa semua senyawa ionik yang dapat larut dalam
pelarut polar seperti air dan lelehan senyawa ionik merupakan suatu elektrolit.
Lelehan senyawa ionik memiliki daya hantar listrik yang lebih baik dibanding
larutannya. Hal ini disebabkan susunan ion-ion dalam lelehan senyawa ionik
lebih rapat dibanding dalam bentuk larutan, sehingga ion-ion yang ada lebih
mudah atau lebih cepat bergerak menuju anoda dan katoda ketika diberi beda
potensial.

 Senyawa kovalen
Senyawa-senyawa kovalen baik kovalen polar maupun nonpolar dalam
keadaan murni tidak dapat menghantarkan arus listrik. Tetapi senyawa
kovalen polar dapat menghantarkan arus listrik jika dilarutkan dalam pelarut
yang sesuai. Hal ini disebabkan senyawa kovalen polar dalam pelarut yang
sesuai mampu membentuk ion-ion. Misalnya senyawa kovalen polar mampu
membentuk ion di dalam air sehingga dapat menghantar arus listrik. HCl,
NH3 dan CH3COOH merupakan beberapa contoh senyawa kovalen polar.

e. Jenis jenis larutan elektrolit


 Larutan elektrolit kuat
adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan baik. Hal ini
disebabkan karena zat terlarut akan terurai sempurna (derajat ionisasi = 1)
menjadi ion-ion sehingga dalam larutan tersebut banyak mengandung ion-ion.
Karena banyak ion yang dapat menghantarkan arus listrik, maka daya hantarnya
kuat.
Contohnya: NaCl

Elektrolit kuat, karakteristiknya adalah sebagai berikut:


1. Menghasilkan banyak ion
2. Molekul netral dalam larutan hanya sedikit/tidak ada sama sekali
3. Terionisasi sempurna, atau sebagian besar terionisasi sempurna
4. Jika dilakukan uji daya hantar listrik: gelembung gas yang
dihasilkan banyak, lampu menyala
5. Penghantar listrik yang baik
6. Derajat ionisasi = 1, atau mendekati 1
7. Contohnya adalah: asam kuat (HCl, H2SO4, H3PO4, HNO3,
HClO4); basa kuat (NaOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2, LiOH), garam NaCl

 Larutan elektrolit lemah


adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan lemah. Hal
ini disebabklan karena zat terlarut akan terurai sebagian (derajat ionisasi = 0 < α <
1) menjadi ion-ion sehingga dalam larutan tersebut sedikit mengandung ion. Hal
ini disebabkan tidak semua terurai menjadi ion-ion (ionisasi tidak sempurna)
sehingga dalam larutan hanya ada sedikit ion-ion yang dapat menghantarkan arus
listrik. Contohnya: air biasa, dan NH3
Pada larutan non elektrolit, molekul-molekulnya tidak terionisasi dalam
larutan, sehingga tidak ada ion yang bermuatanyang dapat menghantarkan arus
listrik. (derajat ionisasi = 0) Contohnya: Larutan urea, dan glukosa
Elektrolit lemah, karakteristiknya adalah sebagai berikut:
1. Menghasilkan sedikit ion
2. Molekul netral dalam larutan banyak
3. Terionisasi hanya sebagian kecil
4. Jika dilakukan uji daya hantar listrik: gelembung gas yang
dihasilkan sedikit, lampu tidak menyala
5. Penghantar listrik yang buruk
6. Derajat ionisasi mendekati 0
7. Contohnya adalah: asam lemah (cuka, asam askorbat, asam semut),
basa lemah [Al(OH)3, NH4OH, Mg(OH)2, Be(OH)2]; garam NH4CN

 Larutan non elektrolit

Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus
listrik karena zat terlarutnya di dalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion – ion (
tidak mengion ). Yang tergolong jenis larutan ini adalah larutan urea, larutan
sukrosa, larutan glukosa, alcohol dan lain – lain.

B. Hipotesis
Larutan cuka,garam ,HCl merupakan larutan elektrolit kuat dan larutan gula
dan kapur merupakan larutan non-elektrolit.
BAB III
METODE PENELITIAN

1. Jenis Percobaan
Ekperimen

2. Alat Dan Bahan


 Alat dan Bahan
Baterai Kabel
Kabel Elektroda
Gelas Kimia Larutan yang diujikan
Bola Lampu
3. Cara kerja
 menyiaapkan alat dan bahan
 Membuat rangkaian uji elektrolit dengan elektroda yang di pasang di
masing masing ujung kabel
 Melarutkan garam, gula, kapur, dengan aquades di wadah yang
berberda
 menyimpan jenis larutan di wadah yang berbeda
 Kemudian mulai menguji larutan satu persatu
 Larutan di uji dengan cara mengcelupkan ujung elekttroda ke dalam
larutan, dan pastikan jangan sampai elektroda bersebtuhan
 Sebelum pindah untuk mencoba larutan lain elektroda harus di cuci
dengan aquades dan dilap dengan tissue, dan tissue yang di gunakan
harus baru atau jangan dipakai berulang, karena apabila di[ppakai
berulang maka larutan sebelumnya akan menempel pada elektroda dan
akan bercampur dengan larutan berikutnya apabila hal ini terjadi maka
akan membuat percobaan akan gagal.
 Terakhir mencatat hasil percobaan kedalam tabel pengamatan.
4. Hasil pengamatan
Hasil Pengamatan yang Benar :
No. Larutan uji Hasil pengamatan

Nyala lampu Gelembung

Terang Redup Tidak Ada Tidak ada


menyala
1. Garam  

2. Gula  

3. Urea  

4. Sabun  

5. Air Sumur  

6. Air Aki  

7. Asam Cuka  
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Analisis Data Dan Pembahasan

Dari percobaan diatas di peroleh dat sebagai berikut:


1. Larutan garam seharusnya dapat menyalakan lampu dengan terang dan
memiliki banyak gelembung di sekitarnya juga merupakan larutan elektolit
kuat. Namun, pada percobaan kelompok kami garam mrupakan larutan
elektrolit lemah hanya dapat memiliki gelembung dan tidak dapat
menyalakan lampu hal ini mungkin terjadi karena kesalahan dalam
rangkaian ataupun percobaan kami.
2. Larutan cuka seharusnya lampu menyala dengan redup dan memiliki
gelembung .namun, pada percobaan kelompok kami larutan ini hanya
memiliki gelembung dan tidak dapat menyalakan lampu hal ini mungkin
terjadi karena kesalahan dari percobaan kami
3. Larutan HCL seharusnya menyalakan lampun dengan terang dan memiliki
gelembung .namun, pada percobaan kami larutan HCL hanya memiliki
gelembung dan tidak dapat menyalakan lampu hal ini mungkin terjadi
karena kesalahan darp percobaan kami
4. Larutan gula merupakan larutan elektrolit lemah di mana larutan ini tidak
dapat menyalakan lampu dan hanya memiliki gelembung, hal ini terbukti
dalam percobaan kelompok kami.
5. Larutan kapur/ aporo merupakan larutan elektrolit lemah karena tidak
dapat menyalakan lampu dan hanya memiliki gelembung hal ini terbukti
dari percobaan kelompok kami

Dari hasil diatas kita dapat mengetahui apa saja perbedaan antara larutan
elektrolit kuat, lemah, dan non elektrolit sebagai berikut :
1. larutan elektrolit kuat ialah larutan elektrolit yang terionisasi sempurna
sehingga larutan tersebut dapat menghantarkan arus listrik dengan
baik yang ditandai dengan munculnya banyak gelembung disekitar
elektroda dan lampu indikator menyala terang
2. larutan elektrolit lemah ialah larutan elektrolit yang terionisasi tidak
sempurna sehingga larutan tersebut hanya dapat menimbulkan
sedikit gelembung disekitar elektroda namun lampu indikator tidak
menyala
3. larutan non elektrolit ialah laritan yang tidak dapat terionisasi sehingga
tidak terdapat ion-ion yang dapat menghantarkan listrik hal ini
ditandai dengan tidak menyalanya lampu dan tidak terdapat
gelembung disekitar elektroda
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari analisis dan pembahasan data dapat disimpulakan bahwa
larutan garam dan HCL merupakan larutan dengan tingkat hantaran
listrik kuat karena memiliki gelembung yang banyak disekitar
elektroda dan bisa menyalakan indikator lampu dengan sangat terang.
Selain itu larutan cuka, gula, dan aporo merupakan larutan dengan
tingkat hantaran listrik rendah yang hanya menampilkan gelembung
yang sedikit di sekitar elektroda.
B. Saran
Adapun saran dari kami yaitu kepada pembaca agar memanfaatkan
laporan ini sebagai media penambah wawasan dalam pelajaran kimia
tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit, selain itu kami juga
berharap kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga laporan
percobaan atau hasil percobaan berikutnya bisa lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

https://nebulasmansa.wordpress.com/2013/11/25/laporan-hasil-pengamatan-
praktikum-larutan-elektrolit-dan-non-elektrolit/

https://taufiqdaly.blogspot.co.id/2017/02/laporan-larutan-elektrolit-dan-
non.html

http://mytugashismaa.blogspot.co.id/2016/10/laporan-praktikum-larutan-
elektrolit.html

Anda mungkin juga menyukai