Anda di halaman 1dari 2

NEAR MISS DAN RASIO KECELAKAAN

Apakah anda pernah:

1. menyalip sebuah kendaraan lalu tiba-tiba muncul kendaraan dari arah depan
sehingga anda harus menginjak rem dalam-dalam dan, phiuuh, anda berhasil
menghindari kendaraan tersebut?
2. terpeleset di tangga dan � hanya karena refleks � tangan anda berhasil
memegang pegangan tangga? lagi-lagi phiuuh�
3. atau peristiwa lainnya saat anda hampir celaka yang membuat jantung anda
seolah-olah lepas dan adrenalin anda mengalir deras?

Jika pernah, maka percayalah bahwa anda pernah mengalami apa yang disebut dengan
Near Miss.

Apa itu Near Miss?


Near miss adalah kondisi atau situasi dimana kecelakaan hampir terjadi. Secara
sederhana Anda dapat menerjemahkannya menjadi �hampir celaka�. Jangan terlalu
khawatir bila anda kemudian mengerutkan kening setelah membaca pengertian ini.
Memang benar bahwa jika suatu �nearly miss� terjadi maka sudah pasti kecelakaan
telah terjadi (bukan hampir celaka) � sehingga Anda, kemungkinan, menyatakan bahwa
hampir celaka lebih diwakili oleh Near Hit. Meskipun demikian, near miss lebih
dikenal secara universal.

Dalam Klausul 3 dari OHSAS 18001:1999 tentang Terms and Definitions dimana di dalam
Sub-Clause 3.6 tertulis:

Incident

Event that gave rise to an accident or had the potential to lead to an


accident.

Ada satu hal yang menjadi kunci dari near miss yaitu event. �Near miss� hanya bisa
dikatakan near miss bila event-nya terjadi � bukan potential event. jika Anda
mengalami suatu insiden dimana Anda akan berkata

hampir saja

maka near miss event telah terjadi. dan bukan asumsi lagi meskipunAnda terjatuh
dari lantai tiga, namun Anda bisa mendarat dengan mulus tanpa terjadi luka, maka
kategori ini juga masuk ke dalam near miss.

Lalu apa hubungan near miss dan rasio kecelakaan?

Near miss pada dasarnya menunjukan potensi kecelakaan yang akan terjadi. Hal ini
dikemukakan pertama kali oleh Heinrich yang melakukan penelitian statistik atas
kecelakaan dan membuat sebuah piramida kecelakaan atau saat ini lebih dikenal
dengan istilah rasio kecelakaan. Hasil penelitian ini kemudian disempurnakan pada
tahun 1960 oleh seorang spesialis asuransi industri bernama Frank Bird.

Rasio kecelakaan yang dipaparkan oleh Frank Bird adalah sebagai berikut:

Dalam pemaparannya, Bird menyatakan bahwa kecelakaan pada prinsipnya memiliki pola
dimana semua jenis kecelakaan diawali dari near miss. Berdasarkan hasil
penelitiannya, Bird menyatakan bahwa dalam setiap 600 buah kasus near miss akan
terdapat 30 kasus kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan peralatan, 10 kasus
kecelakaan yang mengakibatkan cidera ringan, hingga 1 buah kasus kematian atau
cidera serius akibat kecelakaan.
Berdasarkan pengalaman saya, near miss bukan hanya sulit diterjemahkan. Ia juga
cenderung untuk terlewatkan dari catatan dan pengamatan. Hal ini disebabkan
kesadaran akan keselamatan masyarakat kita masih sangat rendah sehingga near miss,
yang pada dasarnya merupakan potensi kecelakaan, dianggap sebagai kejadian lumrah.
Dua buah contoh yang saya ungkapkan di awal posting ini adalah contoh kasus near
miss yang kemudian dilupakan sesaat setelah kejadian tersebut berlalu � �ah, itu
kan biasa � toh saya tidak celaka�. Padahal di dalam 600 kasus near miss terdapat 1
kasus kematian atau cidera serius.

Naik kereta di atas gerbong dan melewati ratusan meter kabel listrik, melintasi rel
kereta api sesaat sebelum kereta lewat, menyeberang jalan sambil mengacungkan
tangan untuk menghentikan kendaraan yang sedang melaju kencang, dan masih banyak
contoh lagi. Jadi, jangan heran jika ada orang yang meninggal akibat kasus-kasus
tersebut sebab kita memang sengaja bermain dengan maut dan nyawa kita.

Tips:
Salah satu cara mudah mengenali near miss adalah jika anda menghembuskan nafas lega
dan kemudian berkata
�hampir saja��
�untung saja��
maka anda sudah menambah 1 buah data statistik near miss.

Anda mungkin juga menyukai