Anda di halaman 1dari 6

Pel ajaran 10

Kesal ahan logika (2): lompat an logika

Di pelajaran sebelumnya, kita membahas tentang kesalahan logika dan mengapa itu perlu
dihindari. Kita juga sudah berkenalan dengan jenis-jenis kesalahan logika yang masuk dalam
kategori ?salah fokus?.
Kali ini, kita akan membahas jenis-jenis kesalahan logika yang juga sering kita lakukan secara
tak sadar, yaitu membuat kesimpulan tanpa memiliki premis pendukung yang cukup.
Jenis-jenis kesalahan ini termasuk ke dalam kategori ?lom pat an logika?.

Jenis-jenis kesal ahan ?lompat an logika?

?A t erjadi sebelum B, berart i A menyebabkan B?


Kesalahan logika ini terjadi ketika kita menyimpulkan bahwa ?karena B t erjadi set elah
A, m aka A m enyebabkan B?. Secara internasional, kesalahan ini jamak disebut dengan
istilah Latin ?post hoc ergo propter hoc?, yang secara harfiah berarti ?set elah ini,
dengan dem ikian disebabkan ini?.
Misalnya:
Almarhum pesepakbola legendaris Belanda, Johan Cruyff, selalu mengunyah permen
karet dan membuangnya ke bagian lapangan lawan sebelum pertandingan. Suatu
kali, klub Cruyff saat itu, Ajax Amsterdam, kalah telak 4-1 dari AC Milan. Setelah
diusut, ternyata hari itu Cruyff lupa melakukan ritualnya.
Potongan artikel olahraga di atas menyiratkan bahwa kekalahan Ajax Amsterdam
disebabkan oleh Cruyff karena ia tidak melakukan kebiasaannya. Padahal, ingatlah
pelajaran 7: korelasi tidak selalu berarti sebab-akibat 1. Walaupun kemenangan Ajax
Amsterdam berkorelasi dengan kebiasaan Johan Cruyff mengunyah permen karet
sebelum bertanding, bukan berarti hal itulah yang menyebabkan kemenangan mereka.
Yang sebaliknya pun berlaku: kekalahan mereka juga tidak berhubungan dengan
kebiasaan tersebut.

1
Kesalahan ini banyak berhubungan dengan pelajaran 7. Lihat kembali bab tersebut untuk mengingat
bagaimana caranya menyusun argumen tentang sebab-akibat yang kuat.

Latih Logika | Pelajaran 10 : Kesalahan logika (2): lompatan logika


1
Membesar-besarkan dampak
Jika seseorang berusaha menyanggah argumen kita
Slippery slope adalah
dengan mengatakan bahwa argumen tersebut akan
sebuah argum en yang
membawa konsekuensi buruk yang besar, maka
m em besar-besarkan
kita harus bertanya: seberapa besar konsekuensi
buruk itu mungkin terjadi? Jika sangat kecil atau dam pak konsekuensi
hampir tidak mungkin, maka bisa jadi orang dari suat u hal at au
tersebut telah melakukan kesalahan perist iwa
membesar-besarkan dampak, atau biasa disebut
dengan ?slippery slope?.
Secara harfiah, istilah bahasa Inggris tersebut berarti ?lereng yang licin?. Orang yang
melakukan kesalahan ini ibarat mengatakan bahwa kita tidak mungkin menuruni
sebuah gunung tanpa jatuh terguling-guling dan terluka parah di kaki gunung.
Misalnya, Tasya berkata, ?Agar konsum si rokok berkurang, cukai rokok harus
dinaikkan.? Lalu, Dina menanggapi:
?Jika cukai dinaikkan, maka tidak akan ada orang yang membeli rokok. Perusahaan
rokok dan petani tembakau akan bangkrut, sehingga mengakibatkan pengangguran
massal dan melonjaknya kemiskinan.?
Naiknya cukai rokok memang akan membuat harga rokok lebih mahal. Bisa jadi
penjualan akan menurun, namun bukan berarti semua orang akan berhenti membeli
rokok, sebagaimana telah terbukti oleh kenaikan harga rokok sebelumnya. Karena
premis pertama yaitu ?orang akan berhent i m em beli rokok? sudah tidak logis, maka
premis berikutnya juga tidak logis. Karena itu, kesimpulan Dina bahwa satu hal akan
mengakibatkan hal buruk lain, dan hal buruk tersebut pada akhirnya akan menjadi
bencana, adalah bentuk kesalahan membesar-besarkan dampak.
Kita harus berhati-hati pada jenis kesalahan ini bukan hanya karena tidak logis, namun
orang seringkali sengaja melakukannya untuk menimbulkan reaksi emosional yang
kuat ? takut, marah, sedih, jijik, dan sebagainya ? pada diri lawan bicara. Karena itu,
jika muncul perasaan tertentu setelah mendengar sebuah argumen, sebaiknya kita
tidak langsung mengambil sikap, melainkan memeriksa kembali logis tidaknya
argumen tersebut lebih dahulu.

Menyodorkan dilema palsu


?Dilem a? adalah kesulitan yang kita alami ketika harus memilih antara dua hal yang
sama buruknya atau sama bagusnya.
Sebagai argumen deduktif, dilema dapat dijelaskan dengan rumus sebagai berikut:
a atau b.
Jika a, maka x.
Jika b, maka y.
Jadi, x atau y.

Latih Logika | Pelajaran 10 : Kesalahan logika (2): lompatan logika


2
Salah satu contoh dilema yang paling terkenal adalah ?Dilem a Landak? yang ditulis
oleh seorang filsuf bernama Arthur Schopenhauer, sebagai berikut:
Semakin dekat jarak antara dua ekor landak, semakin besar kemungkinan yang satu
menusuk yang lain dengan durinya. Namun, jika mereka terus berjauhan, mereka
akan kesepian. Demikian pula dengan manusia: berada dekat dengan seseorang
meningkatkan konflik yang berpotensi menyakiti diri kita, namun jika hidup sendirian
kita akan kesepian.
Contoh tersebut dapat dibedah mengikuti formula di atas, menjadi:
Kita bisa hidup bersama orang lain [a] atau sendiri [b].
Jika kita hidup bersama orang lain [a], kita akan saling menyakiti [x].
Jika kita hidup sendiri [b], kita akan kesepian [y].
Jadi, pilihan kita adalah saling menyakiti [x] atau terus kesepian [y].
Dari uraian di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa dilema yang sahih hanya memiliki
dua pilihan, yaitu a dan b. ?Dilem a palsu? terjadi ketika ada lebih dari dua pilihan atau
kemungkinan, namun kita hanya menyodorkan dua saja, sehingga lawan bicara
?t erjebak? untuk memilih salah satu dari yang kita sodorkan.
Misalnya, lihat dilema berikut: ?Jika kit a t idak m enaikkan subsidi BBM, kesejaht eraan
rakyat m iskin t idak akan m eningkat .? Dalam dilema ini, hanya terdapat dua pilihan,
yaitu menaikkan subsidi BBM atau tidak menaikkan subsidi BBM.
Namun, ada banyak alternatif lain untuk tidak meningkatkan kesejahteraan rakyat
miskin, antara lain memperbaiki fasilitas umum dan membuat rakyat miskin mudah
mengakses pelayanan dasar seperti kesehatan serta pendidikan.

Menyodorkan dilema palsu


Kesalahan ini terjadi ketika kita menyatakan bahwa (1)suatu pernyataan salah karena
tidak/belum bisa dibuktikan kebenarannya, atau ? sebaliknya ? bahwa (2)suatu
pernyataan benar karena tidak/belum bisa dibuktikan kesalahannya.
Contoh kasus dari situasi (1) adalah seperti ini:
?Bu Titin mencurigai Ipan sebagai pencuri mangga di kebunnya. Tapi, tidak ada saksi
yang melihat Ipan melakukan perbuatan tersebut. Jadi, pasti bukan Ipan pelakunya.?
Pernyataan tersebut mengatakan bahwa kecurigaan Bu Titin salah, karena tidak ada
yang dapat membuktikan Ipan melakukan pencurian. Namun, hanya karena tidak ada
yang melihatnya, bukan berarti Ipan tidak melakukan pencurian. Bisa saja Ipan
melakukannya tanpa ketahuan siapa pun 2.
Dengan kasus yang sama, kita juga bisa membuat contoh dari situasi (2), yaitu:

2
Namun, kita juga tidak boleh memperlakukan Ipan sebagai pelaku pencurian sampai benar-benar terbukti
bahwa ia memang melakukannya. Inilah yang disebut ?asas praduga tak bersalah? dalam hukum.

Latih Logika | Pelajaran 10 : Kesalahan logika (2): lompatan logika


3
?Karena tidak ada yang mengetahui keberadaan Ipan saat waktu kejadian, berarti
Ipan memang pelaku pencurian mangga di kebun Bu Titin. Jadi, kecurigaan Bu Titin
benar.?
Pernyataan ini mengatakan bahwa Ipan pasti bersalah, karena tidak ada orang yang
sedang bersama Ipan atau melihat Ipan di tempat lain pada saat pencurian terjadi.
Padahal, hanya karena Ipan tidak diketahui keberadaannya, bukan berarti sudah pasti
ia sedang berada di kebun Bu Titin.
Kita sudah mempelajari empat jenis kesalahan yang termasuk dalam kategori
?lom pat an logika?. Sebenarnya, masih ada banyak lagi kesalahan yang masuk ke
kategori tersebut, namun yang kita bahas di bab ini merupakan yang paling sering
ditemui di kehidupan sehari-hari.
Agar tidak melakukan kesalahan ?lom pat an logika?, kita harus berhati-hati ketika
menyusun argumen. Tanyakan kepada diri sendiri, apakah premis-premis yang
menyokong argumen kita sudah lengkap? Apakah kesimpulan kita masuk akal dan
seimbang dengan premis-premisnya? Jika tidak, mungkin kita harus menambah premis
kita, atau mengganti kesimpulan awal yang sudah kita buat.

Latih Logika | Pelajaran 10 : Kesalahan logika (2): lompatan logika


4
Pel ajaran 10

Soal Lat ihan


Di bawah ini m erupakan cont oh-cont oh argum en yang m engandung kesalahan ?lom pat an
logika?. Tent ukan jenis kesalahan ?lom pat an logika? yang sesuai dengan m asing-m asing
argum en dengan m elingkari salah sat u huruf sesuai dengan ket erangan sebagai berikut :

A. ?A terjadi sebelum B, berarti A menyebabkan B?


B. Membesar-besarkan dampak
C. Menyodorkan dilema palsu
D. Menyalahgunakan ketidaktahuan

1. Jika kita membiarkan pemerintah membatasi


konsumsi rokok dengan dalih mencegah kanker
paru-paru, sakit jantung, dan masalah kesehatan
A B C D
lain, maka lama-kelamaan mereka akan mengatur
apa pun yang kita konsumsi. Bisa-bisa makanan
cepat saji juga dilarang karena mengandung
kolesterol dan lemak tinggi, demikian juga permen
karena bisa menyebabkan diabetes.

2. Greta menolak ketika dokter hendak meresepkan


Prozac untuknya. Sebab, ia membaca bahwa banyak A B C D
kasus bunuh diri yang terjadi setelah penderita
depresi mengonsumsi Prozac.

3. Jika pemerintah tidak memberikan pinjaman modal


berbunga rendah pada pengusaha UMKM (usaha A B C D
mikro, kecil, dan menengah), keadaan ekonomi yang
sulit ini akan membuat ribuan UMKM gulung tikar.

4. Sebelum perempuan memiliki hak pilih, tidak ada A B C D


senjata pemusnah massal. Karena itu, sebaiknya kita
mencabut hak pilih perempuan.

5. Melakukan percobaan terhadap hewan berarti tidak


A B C D
menghargai kehidupan. Jika kita tidak menghormati
kehidupan, kita akan lebih toleran terhadap tindak
kekerasan, mulai pembunuhan hingga perang.

Latih Logika | Pelajaran 10 : Kesalahan logika (2): lompatan logika


5
6. Memberi izin dokter untuk mencabut alat
penyokong kehidupan seorang kerabat yang
kemungkinan sembuhnya sudah nyaris tidak ada
kita menunjukkan bahwa kita tidak benar-benar
A B C D
ingin ia selamat. Tenaga medis akan melihatnya
sebagai sinyal bahwa mereka tidak perlu berusaha
sekuat tenaga menyelamatkan nyawa. Ini akan
menurunkan kualitas tenaga medis di masa depan
dan mengancam nyawa banyak orang.

7. Saat ini nyawa rakyat negara S sedang terancam


karena perang saudara. Jika dunia internasional A B C D
tidak melakukan intervensi militer, maka sama saja
menutup mata dari penderitaan jutaan orang.

8. Selama puluhan tahun, peneliti dari seluruh dunia


mencoba mencari tahu siapa yang mendirikan
struktur batuan purba Stonehenge di Inggris dan A B C D
untuk apa bangunan tersebut didirikan, namun
mereka tidak menemukan jawabannya. Karena itu,
pasti Stonehenge merupakan wujud
keajaiban Tuhan.

9. Jangan sekali-sekali memberikan komik untuk


anak-anak. Jika mereka terbiasa melihat gambar,
mereka akan kesulitan ketika belajar membaca dan A B C D
menulis. Bahkan mereka bisa menderita disleksia
(gangguan perkembangan baca-tulis) hingga
dewasa.

10.Ketika ditanya tentang bukti yang menunjukkan


bahwa staf ahlinya merupakan seorang mata-mata,
A B C D
sang jenderal mengatakan bahwa dalam
dokumen-dokumen yang telah diserahkannya tidak
ada hal yang dapat menyanggah hubungan staf ahli
tersebut dengan negara musuh.

Latih Logika di produksi oleh Yayasan Cahaya Guru bekerja


sama dengan The Asia Foundation. Dokumen elektronik ini
diunduh dari situs www.latihlogika.com.

Ciptaan disebar luaskan di bawah Lisensi Creative Commons


Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 4.0 Internasional.

Latih Logika | Pelajaran 10 : Kesalahan logika (2): lompatan logika


6

Anda mungkin juga menyukai