Spesifikasi Dan Gambar PDF
Spesifikasi Dan Gambar PDF
BAB V
PENJELASAN DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
Pasal 1
URAIAN PEGIATAN
3. Sarana Pekerjaan
3.3 Bahan-bahan
Bahan-bahan untuk kebutuhan pekerjaan antara lain bahan material kontruksi
beton, bahan material arsitektur, bahan mekanikal elektrikal, bahan plumbing
dan sanitair, Batu Alam, dan lainnya harus dalam jumlah yang cukup untuk
setiap jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan dan tepat pada waktunya.
`
4. Teknis Pelaksanaan
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) serta Gambar kerja yang
diterbitkan. Selain RKS dan gambar sebagi pegangan fihak pelaksana. Juga fihak
Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan
STAB Negeri Sriwijaya
Pasal 2
PENJELASAN RKS & GAMBAR
1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dn Syarat-syarat (RKS)
termasuk tambahan dan perubahannnya yang dicantumkan dalam Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing)
2. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yan
mengikat/berlaku adalah (RKS) yang setelah mendapat persetujuan Konsultan
pengawas.
3. Ukuran
3.1 Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja dan
Gambar pelengkap meliputi : As- as luar dalam, diameter ( d ),ukuran panjang
dengan simbul ( m1 ) ukuran luas dengan simbul ( m2 ) ukuran kubikasi dengan
simbul ( m3 ) dan untuk baja besi yang dinyatakan dalam inch atau mm (
Milimeter ) Ukuran tanamandengan polybeg, ketinggian, diameter batang dan
tajuk.
3.2 Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, maka Kontraktor diwajibkan
menelititerlebih dahulu ukuran-ukuran yang tercantum di dalam gambar kerja
struktur dangambar kerja lainnya yang termuat di dalam Dokumen
lelang/Dokumen Kontrak; terutama untuk peil, ketinggian, lebar, ketebalan,
luas penampang dan lain-lai
3.3 Kontaktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran-ukuran yang
tercantum didalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan direksi dan segala
akibat yang terjadi adalah tanggung jawab kontraktor baik dari segi biaya
maupun waktu.
3.4 Khusus ukuran-ukuran dalam gambar kerja arsitektur pada dasarnya adalah
ukuran jadi seperti dalam keadaan selesai (finised)
4. Perbedaan gambar
4.1 Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin
kerja maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang
mengikat/berlaku.
4.2 Bila ada perbedaan antara gambar kerja desain dengan lapangan, maka yang
berlaku/mengikat adalah gambar kerja mengingat pekerjaan telah dilaksanakan.
4.3 Bila perbedaan-perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan sehinggal dalam
pelaksanaanakan menimbulkan kesalahan, kontraktor wajib menanyakan
kepada Konsultan pengawas/pengelola proyek dan kontraktor harus mengikuti
keputusan tersebut.
Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan
STAB Negeri Sriwijaya
Pasal 3
STANDARD RUJUKAN
Pasal 4
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR
1. Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
2. Kehadiran direksi selaku wakil pemberi tugas untuk melihat, mengawasi, menegur,
ataumemberi nasehat tidak mengurangi tangung jawab penuh tersebut diatas
3. Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
4. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan
menjadi tanggung jawab kontraktor.
5. Selama pembangunan berlangsung, kontraktor harus menjaga keamanan bahan/
material, barang milik proyek, direksi dan milik pihak ketiga yang ada di lapangan
maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima. Bila terjadi
kehilangan bahan-bahan bangunan pertamanan yang telah disetujui, baik yang telah
dipasang maupun belum adalah tanggung jawab kontraktor dan tidak akan
diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
6. Apabila pekerjaan telah selesai kontraktor harus segera mengangkut bahan
bongkaran dan sisa-sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar
lokasi pekerjaan. Segala pembiayaan menjadi tanggung jawab kontraktor.
Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan
STAB Negeri Sriwijaya
Pasal 5
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN
Pasal 6
KETENTUAN & SYARAT-SYARAT BAHAN
1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) ini
maupun dalam berita acara penjelasan, bahan-bahan yang akan dipergunakan
maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi Persyaratan Umum Bahan
Bangunan Indonesia (PUBI th 1982) Standart Industri Indonesia (SII) untuk bahan
termasuk serta ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat Tentang Taman dalam
Penggunaan Materi Tanaman Hias yang berlaku di Indonesia.
2. Merk Pembuatan Bahan/ Material & Komponen Jadi
2.1 Semua Merk Pembuatan atau merk dagang dalam Rencana Kerja dan Syarat-
syarat Teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas dan tidak
diartikan sebagai suatu yang mengikat.
`
2.2 Bahan dan material komponen jadi yang dipasang/ dipakai harus sesuai dengan
yang tercantum dalam gambar, memenuhi standart spesifikasi bahan tersebut,
Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan
STAB Negeri Sriwijaya
Pasal 7
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN
Pasal 8
KOORDINATOR PELAKSANAAN
1. Jadwal Pelaksanaan
1.1 Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan dilapangan, kontraktor wajib membuat
rencana kerja pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-chat dan
Scurve bahan dan tenaga kerja.
1.2 Rencana kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah Surat
Keputusan Penunjukan (SKP) diterima Kontraktor. Rencana kerja yang telah
disetujui oleh Direksi, akan disyahkan oleh pemberi tugas. Pengawas dari Dinas
Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan
STAB Negeri Sriwijaya
Pasal 9
PEKERJAAN PERSIAPAN
Yang dimaksud dengan pekerjaan persiapan meliputi pekerjaan permulaan, pekerjaan
penunjang yang saling mendukung satu sama lain untuk melengkapi kegiatan secara
keseluruhan yang terdiri dari :
1. Mobilisasi /Demobilisasi
Termasuk dalam pekerjaan Mobilisasi/demobilisasi disini adalah kewajiban Kontraktor
untuk :
• Mendatangkan peralatan untuk sarana bekerja.
• Memindahkan peralatn-peralatan sesuai kebutuhan.
PASAL 10
PELAKSANAAN PEIL DAN UKURAN
a. Pemborong bertanggungjawab penuh atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan, peil-peil
dan ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja dan RKS.
b. Pemborong dalam pelaksanan pekerjaan menurut peil yang sudah ditentukan, bila
terjadi kelalaian, Pemborong tidak akan ditolelir kesalahannya dan pekerjaannya
berhak untuk diulang kembali (bongkar) atas beban biaya ditanggung pemborong.
c. Pemborong wajib mencocokkan ukuran-ukuran dengan yang lain dalam setiap
pekerjaan, jika terjadi selisih/perbedaan segera melaporkan kepada Direksi, untuk
diberikan keputusan pembetulannya.
Pasal 11
PENGUPASAN PERATAAN LAPISAN TANAH
a. Pemborong harus melakukan pengupasan (stripping) terlebih dahulu pada lokasi
proyek tersebut, sehingga didapatkan permukaan datar / rata / bersih yang bebas
dari sisa-sisa rumput liar dan material lain yang dapat mengganggu.
b. Ketebalan pengolahan tanah minimal 30 cm dari permukaan tanah asli. Tanah
sampah bekas Stripping (kupasan) harus dibuang jauh dari lokasi pekerjaan/sesuai
dengan petunjuk Direksi.
Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan
STAB Negeri Sriwijaya
PASAL 12
PEKERJAAN TANAH
a. Pekerjaan Galian
Galian lubang atau menerus pada permukaan Lahan dilaksanakan pada :
• Semua bagian untuk pekerjaan galian pondasi Pedestrian bangunan atau
Pagar
• Semua jalur untuk pekerjaan drainase
• Semua jalur untuk pekerjaan pemasangan instalasi pipa penyiraman
• Semua jalur untuk pekerjaan pemasangan instalasi listrik
Galian lobang tanah dilaksanakan seperti yang tertera dalam gambar, baik lebar,
panjang, dalam, kemiringan. Bila terjadi kesulitan pelaksanaan pekerjaan menurut
gambar,Pemborong segera mengajukan usulan kepada Direksi mengenai
penyelesaiannya.
b. Pekerjaaan urugan
Pekerjaan pengurugan tanah dilaksanakan pada :
• Semua Bekas bagian untuk pekerjaan galian pondasi Pedestrian bangunan
atau Pagar
• Semua bekas jalur untuk pekerjaan drainase
• Semua bekas jalur untuk pekerjaan pemasangan instalasi pipa penyiraman
• Semua bekas jalur untuk pekerjaan pemasangan instalasi listrik
• Semua bagian dari tanah yang akan ditanam Pohon / semak / perdu
• Pelaksanaan Pengurugan menurut gambar serta peil-peil yang telah
ditetapkan.
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, alat-alat bantu yang
dibutuhkan, bahan dan semua pasangan batu bata pada tempat – tempat seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
Pekerjaan ini terdiri tetapi tidak pada hal-hal berikut:
- Pasangan batu bata,
- Adukan,
- Pengaplikasian bahan penutup celah antara dinding dengan kolom bangunan,
dinding dengan bukaan dinding dan dinding dengan peralatan, sesuai dengan
petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
`
2. STANDAR/ RUJUKAN
2.1. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
2.2. Standar Industri Indonesia (SII)/Standar Nasional Indonesia (SNI)
2.3. American Society for Testing and Materials (ASTM).
2.4. Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (SK SNI S-04-1989-F).
3. PROSEDUR UMUM
3.1 Contoh Bahan
Contoh bahan-bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Pengawas
Lapangan untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirimkan ke lokasi proyek.
Contoh bahan batu bata diserahkan sebanyak minimal 10 buah, untuk keperluan
pengujian kuat tekan yang disyaratkan.
Biaya pengadaan contoh dan pengujian menjadi tanggung jawab Kontraktor.
3.2. Pengiriman dan Penyimpanan
Semua bahan harus disimpan dengan baik, terlindung dari kerusakan. Bata harus
disusun dengan baik dan teratur dengan tinggi maksimum 150 cm.
Batu Bata harus dikirim sesuai contoh yang telah di setujui Direksi
Penyimpanan Batu bata harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis
Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan
STAB Negeri Sriwijaya
4. BAHAN-BAHAN
4.1. Batu-Bata
4.1.1. Batu bata harus batu bata merah dari mutu yang terbaik dengan
pembakaran sempurna dan merata, produksi lokal dengan ukuran
nominal 55 mm x 110 mm x 230 mm atau sesuai dengan ukuran lokal
yang dapat diperoleh, yang dibakar dengan baik dan bersudut runcing
dan rata, tanpa cacat dan mengandung kotoran. Meskipun ukuran bata
yang biasa diperoleh di suatu daerah mungkin berbeda dengan ukuran
tersebut diatas, harus diusahakan supaya tidak terlalu menyimpang dari
ukuran-ukuran tersebut.
4.1.2. Bata merah yang digunakan harus mempunyai kuat tekan minimal 25
kg/cm2, sesuai ketentuan SII-0021-78/SNI.15-2049-1991 dan SK SNI S-
04-1989-F.
4.2. Adukan Pasangan Bata
Adukan dan plesteran untuk pasangan batu-bata harus memenuhi ketentuan
Spesifikasi Teknis seperti pada BAB II.11 (Spesifikasi Teknis Adukan dan
Plesteran).
4.3. Bahan Penutup dan Pengisi Celah
Bahan penutup dan pengisi celah harus memenuhi persyaratan Spesifikasi
Teknisseperti pada BAB II.20 (Spesifikasi Teknis Penutup dan Pengisian
Celah).
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1. Adukan
5.2.1. Adukan harus dicampur dalam alat/tempat mencampur yang telah
disetujui.
Sangat dilarang memakai adukan yang sudah mulai mengeras dan
membubuhkannya untuk dipakai lagi.
5.2.2. Adukan yang dipakai seperti berikut:
• Untuk pasangan kedap air di daerah basah, 15 cm di bawah
permukaan tanah sampai 20 cm di atas lantai (tergambar ataupun
tidak tergambar dalam Gambar Kerja), dan ditempat-tempat lain
sesuai petunjuk Gambar Kerja digunakan adukan 1 semen dan 2
pasir.
• Untuk pasangan biasa digunakan adukan 1 semen dengan 5 pasir.
5.2. Pemasangan
5.2.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor wajib memeriksa dengan
seksama Gambar Kerja dan melihat keadaan tempat pekerjaan tersebut
diatas yang akan dilaksanakan. Sebelum digunakan, batu bata harus
direndamdalam air menggunakan bak air/drum hingga jenuh. Dinding
harus dipasang dan didirikan menurut masing-masing ukuran, ketebalan
Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan
STAB Negeri Sriwijaya
PASAL 14
BETON COR DI TEMPAT
1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini meliputi struktur beton, yang dilaksanakan sesuai dengan
garis mutu dan dimensi sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
Semua pekerjaan, bahan dan unjuk kerja yang berkaitan dengan beton cor di tempat
harus sesuai dengan Spesifikasi Teknis ini dan standar terkait.
2. STANDAR/RUJUKAN
2.1. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2, 1971)
2.2. Peraturan Beton Bertulang (1991)
Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan
STAB Negeri Sriwijaya
2.2. Standar Industri Indonesia (SII) and/or Standar Nasional Indonesia (SNI):
- SII.0013-81/SNI. 15-2049-1992 Semen Portland, Mutu dan Cara Uji
Semen.
- SNI. 03-2847-1992- Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung.
- American Concrete Institute (ACI)
- ACI 318-95 Building Requirements for Reinforced Concrete
- ACI 347-94 Formwork for Concrete
`
3. PROSEDUR UMUM
3.1. Gambar Detail Pelaksanaan
Gambar Detail Pelaksanaan berikut harus di sertakan Kontraktor kepada
Pengawas Lapangan untuk disetujui dan harus meliputi:
- Diagram penulangan yang menunjukkan pembengkokan, kait, lewatan,
sambungan dan lainnya sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
- Bentuk cetakan harus menunjukkan batang struktur, spasi, ukuran,
sambungan, sisipan dan pekerjaan lainnya yang terkait.
- Metoda pengecoran termasuk desain campuran, tenaga kerja, peralatan dan
alat-alat kerja.
4. BAHAN-BAHAN
4.1. Beton
4.1.1. Komposisi beton, baik berat atau volume, harus ditentukan oleh Pengawas
Lapangan dan harus memenuhi kondisi berikut:
- Slump harus ditentukan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
- Campuran alternatif tidak boleh digunakan sebelum disetujui Pengawas
Lapangan.
- Tanpa air yang berasal dari batu pecah.
4.1.2. Beton dikelompokkan dalam kelas yang berbeda, sesuai ketentuan berikut:
- Beton mutu K-225 (fc = 291 kg/cm2) digunakan untuk Struktur
bangunan.
Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan
STAB Negeri Sriwijaya
4.4.2. Agregat halus tidak boleh mengundang bahan-bahan organik, asam, alkali
dan bahan lainnya yang merusak.
Agregat halus merata didegradasi dan harus memenuhi ketentuan gradasi
berikut:
SARINGAN % BERAT YANG LOLOS (AASHTO T 27)
3/8” (9,5 mm) 100
No. 4 (4,75 mm) 95 – 100
No. 18 (1,18 mm) 45 – 80
No. 50 (0,30 mm) 10 – 30
No. 100 (0,15 mm) 1 – 10
`
4.5. Agregat Kasar
4.5.1. Agregat kasar untuk konstruksi harus terdiri dari batu butiran, batu pecah,
kerak dapur tinggi dan bahan lainnya yang disetujui dan memiliki
karakteristik serupa yang keras, tahan lama dan bebas dari bahan-bahan yang
tidak diinginkan.
Agregat kasar harus bebas dari bahan-bahan yang merusak dan harus
memenuhi ketentuan berikut:
Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan
STAB Negeri Sriwijaya
-
METODA UJI MAX.
NO.
AASHTO BERAT %
1. Gumpalan tanah liat T 112 0,25 %
2. Bahan lolos saringan no. 200 T 11 1%
3. Bahan tipis panjang lebih dari 5x - 10 %
ketebalan maksimal
Bahan-bahan lain yang merusak harus tidak lebih dari batas presentase yang
ditentukan dalam Spesifikasi Teknis ini dan/atau disetujui Pengawas
Lapangan.
4.5.2. Ketentuan gradasi batuan kasar harus memenuhi ketentuan ASTM A 33 :
5. PELAKSANAAAN PEKERJAAN
5.1. Perancah dan Acuan
5.1.1. Perancah harus dibuat di atas pondasi dengan kekuatan yang memadai
untuk menerima beban tanpa penurunan.
5.1.2. Perancah yang berdiri di atas tanah lembek harus didukung dan diperkuat
dengan perancah tambahan yang sesuai. Sebelum menempatkan perancah,
gambar rancangan pemasangan/ penempatan perancah harus diserahkan
kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui.
5.1.3. Acuan harus memenuhi ketentuan berikut :
- Semua acuan harus dilengkapi dengan lubang pembersihan yang memadai
untuk pemeriksaan dan pembersihan setelah pemasangan baja tulangan.
- Bahan acuan harus berasal dari papan kayu tebal minimal 20 mm, kayu
lapis tebal minimal 9 mm, baja pelat lembaran tebal minimal 0,6 mm, atau
bahan lain yang disetujui.
- Permukaan beton yang menghendaki penyelesaian halus dan diekspos
harus menggunakan acuan kayu lapis.
- Desain dan konstruksi acuan, penopang dan penguat menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
- Acuan harus rapat dan kaku agar tidak terjadi distorsi yang diakibatkan
oleh tekanan alat penggetar dan beban beton atau lainnya.
- Acuan harus dibuat dengan teliti dan diperiksa kemampuan konstruksinya
sebelum pengecoran.
- Semua sudut sambungan, pertemuan harus kaku untuk
mencegahterbukanya acuan selama pekerjaan pengecoran berlangsung.
Kontraktor bertanggung jawab untuk acuan dan penopangnya yang
memadai.
- Ikatan metal, penunjang, baut dan batang harus disusun sedemikian rupa
sehingga ketika acuan dibuka, semua metal harus berada tidak kurang dari
5 mm dari permukaan beton ekspos.
- Untuk permukaan beton ekspos, ikatan metal, bila diijinkan, harus
disingkirkan sampai kedalaman minimal 25 mm dari permukaan beton
tanpa merusak.
-
5.1.4. Bila dasar acuan sukar dicapai, dinding bagian bawah acuan harus dibiarkan
Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan
STAB Negeri Sriwijaya
terbuka, dan acuan kayu harus dibasahi dengan air sebelum penempatan
beton.
5.6.3. Bila diperlukan penggunaan lebih dari 1 lembar pengisi untuk mengisi
sambungan, lembaran harus ditempatkan secara rapat dan celah diantaranya
diisi dengan aspal kelas 18 kg, dan salah satu sisinya harus ditutup dengan
aspal panas agar tersimpan dengan baik.
5.6.4. Segera setelah pembongkaran acuan, sambungan muai harus diperiksa
dengan teliti.
5.6.5. Beton atau adukan yang menutup sambungan harus dipotong dengan rapih
dan dibuang. Bila, selama pelaksanaan, bukaan sebesar 3 mm atau lebih
muncul pada sambungan yang akan dilalui lalu lintas, bukaan tersebut harus
ditutup dengan ter panas atau aspal sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
5.8. Toleransi
Kontraktor harus menjaga dan menyetel acuan untuk memastikan, setelah
pembongkaran acuan dan sebelum pekerjaan akhir, bahwa tidak ada bagian
beton yang melebihi toleransi yang diijinkan dalam Gambar Kerja. Variasi
ketinggian lantai harus diukur sebelum pembongkaran pelindung dan
penumpu.
PASAL 15
ADUKAN DAN PELESTERAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan adukan dan plesteran (kasar dan halus),
seperti dinyatakan dalam Gambar Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis
ini.
2. STANDAR/ RUJUKAN
2.1. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (N1-2, 1971)
2.2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (N1-2, 1971)
2.3. Spesifikasi Teknis – Beton Cor di Tempat.
3. PROSEDUR UMUM
3.1 Contoh Bahan
Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Pengawas
Lapangan untuk terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek.
4. BAHAN-BAHAN
4.1. Semen
Semen tipe I harus memenuhi standar SII.0013-81/SNI.15-2049-1992 atau
ASTM C 150-89 serta Spesifikasi Teknis seperti pada BAB II.4 (Spesifikasi
Teknis Beton Cor Di Tempat). Semen yang digunakan harus berasal dari satu
merek dagang yang dikenal luas dan mudah diperoleh.
4.2. Pasir
Pasir harus bersih, keras, padat dan tajam, tidak mengandung lumpur atau
kotoran yang lain yang merusak. Perbandingan butir-butir harus seragam dari
yang kasar sampai dengan yang halus, sesuai dengan ketentuan ASTM C 33.
4.3. Air
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat-zat organic yang
bersifat merusak. Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat diminum
tidak perlu diuji. Pada dasarnya semua air, kecuali yang telah disebutkan
diatas, harus diuji sesuai ketentuan AASHTO T26 dan/atau disetujui
Pengawas Lapangan.
4.4. Bahan Tambahan
Bahan tambahan untuk meningkatkan kekedapan air terhadap air dan
menambah daya lekat harus berasal dari merek yang dikenal luas, seperti
Super Cement, Febond SBR, Cemecryl, Barra Emulsion 57 atau yang setara.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1. Perbandingan Campuran Adukan dan/atau Plesteran
5.1.1. Campuran 1 semen dan 3 pasir digunakan untuk adukan kedap air, adukan
kedap air 150 mm di bawah permukaan tanah sampai 200 mm di atas
lantai, tergambar atau tidak tergambar dalam Gambar Kerja, plesteran
permukaan beton yang terlihat dan tempat-tempat lain seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
5.1.2. Campuran 1 semen dan 5 pasir untuk semua pekerjaan adukan dan plesteran
selain tersebut di atas.
5.1.3. Bahan tambahan untuk menambah daya lekat dan meningkatkan kekedapan
terhadap air harus digunakan dalam jumlah yang sesuai dengan petunjuk
penggunaan dari pabrik pembuat.
5.2. Pencampuran
Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam kotak pencampur atau alat
pencampur yang disetujui sampai diperoleh campuran yang merata, untuk
kemudian ditambahkan sejumlah air dan pencampuran minimal 1 sampai 2
menit sebelum pengaplikasian. Adukan harus dibuat dalam jumlah tertentu
Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan
STAB Negeri Sriwijaya
5.4. Pemasangan
5.4.1. Plesteran Batu Bata
- Pekerjaan plesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan dan
pembersihan selesai.
- Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempurna, bidang plesteran
dibagi-bagi dengan kepala plesteran yang dipasangi kelos-kelos sementara
dari bambu. Kepala plesteran dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang
tegak dengan menggunakan kepingan kayu lapis tebal 6 mm untuk
patokan kerataan bidang.
- Setelah kepala plesteran diperiksa kesikuannya dan kerataannya,
permukaan dinding baru dapat ditutup dengan plesteran sampai rata dan
tidak ada kepingan-kepingan kayu yang tertinggal dalam plesteran.
Seluruh permukaan plesteran harus rata dan rapi, kecuali bila pasangan
akan dilapis dengan bahan lain. Sisa-sisa pekerjaan yang telah selesai
harus segera dibersihkan.
- Tali air (naad) selebar 4 mm digunakan pada bagian-bagian pertemuan
dengan bukaan dinding atau bagian lain yang ditentukan dalam Gambar
Kerja, dibuat dengan menggunakan profil kayu khusus untuk itu yang
telah diserut rata, rapi dan siku.
5.4.2. Plesteran Permukaan Beton
- Permukaan beton yang akan diberi plesteran harus dikasarkan,
dibersihkan dari bagian-bagian yang lepas dan dibasahi air, kemudian
diplester.
- Permukaan beton harus bersih dari bahan-bahan cat, minyak, lemak,
lumut dan sebagainya sebelum pekerjaan plesteran dimulai. Permukaan
beton harus dibersihkan menggunakan kawat baja. Setelah plesteran
selesai dan mulai mengeras, permukaan plesteran dirawat dengan
Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan
STAB Negeri Sriwijaya
5.6. Pengacian
Pengacian dilakukan setelah plesteran disiram air sampai jenuh sehingga
plesteran menjadi rata, halus, tidak ada bagian yang bergelombang, tidak ada
bagian yang retak dan setelah plesteran berumur 8 (delapan) hari atau sudah
kering betul. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai dilakukan,
Kontraktor harus selalu meyirami bagian permukaan yang diaci dengan air
sampai jenuh, sekurangkurangnya dua kali setiap harinya.
5.7. Pemeriksaan dan Pengujian
Semua pekerjaan harus dengan mudah dapat diperiksa dan diuji. Kontraktor
setiap waktu harus memberi kemudahan kepada Pengawas Lapangan untuk
dapat mengambil contoh pada bagian yang telah diselesaikan. Bagian yang
ditemukan tidak memuaskan harus diperbaiki dan dikerjakan dengan cara
yang sama dengan sebelumnya tanpa biaya tambahan dari Pemilik Proyek.
Pasal 16
PEKERJAAN PLAMBING/SANITASI
a. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material, peralatan dan lain
lain,pengiriman ke site, pemasangan, pengujian atau pengetesan
(commissioning) dan pemeliharaan seluruh Pekerjaan Plambing/Sanitasi seperti
disyaratkan dalam :
1) Spesifikasi Teknik
2) Gambar Perencanaan
3) Bill Of Quantity
Pada dasarnya spesifikasi teknis, gambar perencanaan dan bill of quantity
merupakan satu kesatuan dan bersifat saling melengkapi dan
menyempurnakan. Apabila terdapat hal-hal yang tidak termuat didalam
spesifikasi teknis, namun ada pada gambar perencanaan atau ada pada bill
of quantity maka spesifikasi teknis harus mengikuti gambar perencanaan
atau bill of quantity, Berita Acara Aanwijzing
4) Addendum
Dalam pekerjaan ini termasuk pula pekerjaan-pekerjaan lain yang
berhubungan dengan pekerjaan plambing yang tidak mungkin disebutkan
Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan
STAB Negeri Sriwijaya
c. Kemampuan Operasi
a. Sistem Instalasi Air Bersih
1) Instalasi pipa dan kelengkapannya menyalurkan air dari sumur
2) Pompa distribusi untuk pendistribusian air ke Kolam
d. Spesifikasi Teknis Material dan Peralatan
a. Sistem Instalasi air Bersih
1) Pipa
a. Pipa saluran air bersih dari pipa PAM ke reservoir Diameter pipa seperti
yang ditunjukkan dalam gambar dan terbuat dari bahan GIP (Galvanise
Iron Pipe).
b. Pipa distribusi dari kolam
Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan
STAB Negeri Sriwijaya
c. Diameter pipa seperti ditunjukkan dalam gambar dan terbuat dari bahan
GIP. Diameter pipa antara dia. 1” s/d dia. 3” baik pipa utama maupun
pipa cabang terbuat dari bahan GIP
2) Accessories
Fitting harus terbuat dari material yang sama dengan material pipa yaitu
GIP
3) Valve
a. Gate Valve
(1) Untuk diameter 2 1/2 “ keatas harus mempunyai spesifikasi SNI
(2) Valve pada fixture unit terbuat dari Brass metal atau dari bahan
Alloy yang anti karat, khusus dibuat untuk fixture-fixture unit
tersebut, tampak harus mengkilat tanpa ada cacat seperti stainless
steel.
4) Pompa Air Bersih dan Perlengkapannya
a. Kontraktor harus memasang Pompa Air Bersih sesuai dengan gambar
dokumen untuk Pompa distribusi kapasitas : 110 liter/menit Total Head
: 33 - 57 Meter
b. Motor listrik harus sesuai dengan N.E.M.A Standard dan National
Electric Code.
c. Brosur lengkap harus disertakan dalam penawaran berisikan curve-curve
karakteristik dan susunan bagian-bagian pompa. Pemilihannya harus
diberi tanda dengan warna.
e. Sistem Instalasi air Buangan
1. Pipa
Semua pipa dan air buangan harus ada pipa vent yang terdapat
didalam kolam, demikian pula dengan pipa dari Bak kontrol terbuat
dari bahan PVC class AW, dari buatan WAVIN atau yang setara,
yang disetujui Konsultan Pengawas/Direksi lapangan.
2. Accessories
Semua fitting harus terbuat dari bahan yang sama dengan pipa, yaitu
PVC Class 5 Bar Semua Floor Drain dan Clean Out terbuat dari
bahan Stainless Steel sesuai dengan daftar merk.
f. Peralatan Pendukung/Alat Bantu
a) Pemipaan pada peralatan/unit mesin seperti tangki, pompa dan
lainnya harus ditopang secara terpisah sehingga tidak membebani
unit mesin/peralatan tersebut, dan jika diperlukan harus disertai
peredam getaran.
b) Sistem sambungan harus dilengkapi dengan peralatan yang berfungsi
untuk mengatasi gerakan-gerakan thermal dan/atau gerakan-
gerakan akibat aliran fluida pada tempattempat tertentu dengan
system sambungan swing, flexible expansion loop dan lainnya.
Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan
STAB Negeri Sriwijaya
6) Kontraktor wajib menempatkan 2 (dua) orang pada setiap hari kerja untuk
mengoperasikan/merawat peralatan Plambing dan mendatangkan 1 (satu)
orang supervisor sekali seminggu untuk memeriksa atau melakukan
balancing selama masa pemeliharaan.
7) Kontraktor harus memberikan service secara Cuma-Cuma untuk seluruh
system Plambing selama 180 (seratus delapan puluh) hari setelah ini
diserah terimakan pertama kali dan garansi 1 (satu) tahun setelah serah
terima kedua.
c. Perijinan
1) Semua ijin-ijin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin diperlukan itu
untuk melaksanakan instalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor atas
tanggungan dan biaya Kontraktor.
2) Kontraktor harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang
dipatenkan serta kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang
diperlukan untuk ini. Untuk hal ini Kontraktor wajib menyerahkan Surat
Pernyataan mengenai hal tersebut diatas.
3) Kontraktor harus menyerahkan semua perijinan atau keterangan resmi
yang diperoleh mengenai instalasi proyek ini kepada Pengelola
Kegiatan/Konsultan Pengawas/Direksi Konstruksi atau pihak ditunjuk,
sebelum penyerahan kedua dilakukan.
4) Kontraktor harus memperoleh ijin terlebih dahulu dari Pengelola
Proyek/Konsultan Pengawas/Direksi setiap akan melakukan sesuatu
tahapan pekerjaan, demikian pula bila akan melaksanakan pekerjaan di
luar jam kerja (kerja lembur).
5) Kontraktor harus mendapatkan ijin-ijin yang berhubungan dengan pajak,
pemerintahan setempat, badan yang berwenang terhadap instalasi yang
dikerjakan. Dalam hal ini, semua biaya yang dikeluarkan sehubungan
dengan permintaan ijin tersebut harus dibayar oleh Kontraktor.
6) Penyetelan seluruh system agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik
sesuai dengan persyaratan dokumen pelelangan dan gambar-gambar yang
ada.
7) Pengadaan pemasangan seluruh instalasi Plambing sesuai dengan
persyaratan dokumen, spesifikasi dan yang lainnya sesuai dengan kontrak.
8) Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan lebih lanjut kepada Pengelola
Proyek/Kontraktor Konsultan Pengawas/Direksi, Konsultan atau pihak
lain yang ditunjuk untuk ini. Apabila sampai terjadi kelalaian dan
kekurangan, Kontraktor harus bertanggung jawab atas kerugiankerugian
yang mungkin terjadi.
9) Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi
Plambing harus berdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai dengan
spesifikasi teknik, serta addendum lainnya. Bila dalam spesifikasi ini
Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan
STAB Negeri Sriwijaya
Pasal 17
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadan tenaga kerja, peralatan dan bahan serta
pemasangan berikut penyerahan seluruh system, penerangan dalam keadaan baik
dan siap untuk dipergunakan pada tempat-tempat seperti ditunjukkan pada
GambarKerja.diantaranya :
• Instalasi Penerangan dan pompa air termasuk pemasangan Titik Lampu,Stop
kontak dan Saklar
• Lighting Fixtures
2. Standar/Rujukan
2.1. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL-1987)
2.2. International Electrotechnical Comission
2.3. Standar Industri Indonesia (SII)/Satandar Nasional Indonesia (SNI)
3. Prosudur Umum
3.1. Contoh Bahan, Data Teknis dan Daftar Bahan
3.1.1. Sebelum diadakan kelapangan, contoh dan/atau brosur/ data teknis
bahan/peralatan untuk pekerjaan ini harus diajukan dahulu kepada
Engineer untuk disetujui.
3.1.2. Kontraktor harus membuat daftar bahan/peralatan yang akan digunakan
dan menyerahkannya kepada Engineer untuk disetujui.
4. Persyaratan Bahan
a. Kabel yang digunakan adalah kabel yang memenuhi SPLN dan LMK yang
ditandai dengan adanya tulisan pada kabel tersebut
b. Jenis Kabel yang digunakan adalah sebagai berikut:
• Kabel Power induk digunakan jeni NYY HY 4 x 10 mm Sek. Prima ( Kabel
tanah )
• Kabel Power Pompa digunakan jenis NYY HY 3 x 2,5 mm Sek. Prima (
Kabel tanah )
• Kabel Untuk Pentanahan digunakan jenis Bc 50 mm + pipa giv 1 inc.
• NFB dan perlengkapannya
• Instalasi titik lampu/Saklar adalah jenis kabel 3 X 2,50 mmNYM
• Instalasi Stop Kontak adalah jenis kabel 3 x 2,5 mm NYY
• Untuk Instalasi kabel yang tertanam dalam tembok harus dilindungi dengan
pipa PVC listrik dia 5/8” dan diklem pada dinding
• Penampang minimum kabel adalah 2,5 mm,merek yang dapat digunakan
adalah merek PRIMA / setaraf,Penyambungan kabel menggunakan
Terminal Box dan dengan sistim terminal
c. Instrumen Panel
Instrumen Panel dipasang pada ruanagn bangunan dengan jumlah group pada
setiap panel,sesuai yang tercantum pada gambar kerja Instrumen Panel
Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan
STAB Negeri Sriwijaya
6. Pelaksanaan Pekerjaan
6.1. Pemasangan Penerangan
Kontraktor harus melengkapi semua armatur, perlengkapan penerangan,
komponen, tenaga kerja dan bahan pemasangan yang diperlukan agar system
penerangan terpasang dengan lengkap seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja.
• Semua Armatur dan peralatanpenerangan harus dipasang lengkap dengan
aksesori penggantung, rumah lampu, soket, pemegang, reflector, penyebar
cahaya, balas, kapasitor dan komponen lain yang diperlukan serta seluruh
pengkabelan yang dibutuhkan.
• Setelah selesainya pekerjaan dan sebelum penyerahan, Kontraktor harus
melakukan pengujian lengkap dan pengukuranyang dianggap perlu dengan
dihadiri Engineer. Semua system dan peralatan harus dioperasikan agar
berfungsi sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
• Peralatan, fasilitas pengujian, Konsultan Pengawas/Direksi pengujian dan
pemeliharaan peralatan agar tetap dalam kondisi baik, harus diadakan oleh
Kontraktor.
• Catatan pengujian harus dibuat Kontraktor dan diserahkan secara resmi
kepada Engineer sebelum serah terima pekerjaan.
• Pengujian dan uji pengoperasian harus ditentuka oleh Engineer.
• Semua peralatan harus lulus uji fungsional.
• Kontraktor bertanggung jawab untuk menganti setiap
peralatan/perlengkapan yang rusak, termasuk kaca, plastik atau penyebar
cahaya sampai pada saat pemeriksaaan terakhir dan penyerahan kepada
Engieer.
Pasal 18
PEKERJAAN SARANA ( FURNITUR ) TAMAN DAN HALAMAN
Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan ini adalah :
1. Pasangan Paving Block
2. Beton
3. Batu alam
Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan
STAB Negeri Sriwijaya
4. Pasangan Kanstin
5. Profilan pada bangunan
6. Pekerjaan Saluran batu kali
7. Pekerjaan Septictank dan Rembesan
3. PROSEDUR UMUM
3.1. Contoh Bahan dan Data Teknis
Contoh bahan dan data teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus
diserahkan terlebih dahulu kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui
sebelum dikirim ke lokasi proyek.
Contoh bahan Paving Block harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) buah
dengan 4 (empat) gradasi warna untuk setiap bahan.
Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab kontraktor.
3.2. Pengiriman dan Penyimpanan
Pengiriman Paving Block ke lokasi proyek harus dalam label/merek
dagang yang utuh dan jelas.
Kontraktor wajib menyediakan cadangan sebanyak 2,5% dari keseluruhan
bahan terpasang untuk diserahkan kepada Pemilik Proyek.
4. BAHAN-BAHAN
4.1. Umum.
Paving Block harus dari kualitas yang baik dan dari merek yang dikenal.
Paving Block yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak
lurus, sudut-sudutnya tidak siku, retak atau cacat-cacat yang lainnya, tidak
boleh dipasang.
4.2. Tipe dan warna masing-masing Paving Block harus sesuai Skema warna
yang ditentukan kemudian, berasal dari merek yang setara yang disetujui
oleh Pengawas Lapangan.
4.3. Paving Block Beton
Paving Block beton harus dari jenis dengan permukaan yang terdiri dari
butiran batu alam warna hijau, seperti tipe Pearl stone buatan Cisangkan
Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan
STAB Negeri Sriwijaya
atau yang setara, dengan ukuran dan tebal sesuai ketentuan dalam Gambar
Kerja.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN.
5.1. Persiapan
5.1.1. Pekerjaan pasangan Paving Block baru boleh dilakukan setelah pekerjaan
lainnya benar-benar selesai.
5.1.2. Pemasangan Paving Block harus menunggu sampai semua pekerjaan
pemipaan air bersih/air kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak di
belakang atau di bawah pasangan Paving Block ini telah diselesaikan
terlebih dahulu.
5.2. Pemasangan
5.2.1. Sebelum pemasangan Paving Block pada Lahan, Tanah dalam keadaan
kering, padat, rata dan bersih.
5.2.2. Sebelum dipasang, Paving Block harus dipilah terlebih dahulu.
5.2.3. dengan direncanakan atau sesuai petunjuk Gambar Kerja.
5.2.4. pasangan Paving Block pada lantai harus ditempatkan di atas lapisan
pasir padat, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja
permukaannya harus dimiringkan dan sedemikian rupa menuju ke arah
lubang pembuangan
5.2.5. Paving Block harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh
berongga.
Harus dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang Paving Block
yang terpasang tetap lurus dan rata.
Paving Block yang salah letaknya, cacat atau pecah, harus dibongkar dan
diganti.
5.2.6. Paving Block mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang
dikehendaki dapat terbentuk dengan baik.
5.2.7. Sambungan atau celah-celah antara Paving Block harus lurus, rata dan
seragam, saling tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1.6mm,
kecuali bila ditentukan lain.
5.2.8. Pemotongan Paving Block harus dengan keahlian dan dilakukan hanya
pada satu sisi, bila tidak terhindarkan. Pada pemasangan khusus seperti
pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran dan bentuk-bentuk yang
lainnya harus dikerjakan rapih dan sesempurna mungkin.
5.3.2. Siar/celah antara Paving Block dicor dengan pasir beton II,Pengecoran
dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-garis siar.
5.3.3. Setelah pasir pengisi cukup rata, bekas-bekas pengecoran segera
dibersihkan.
5.3.4. Setelah permukaan paving block di pasang dan di cor rata selanjutnya di
lakukan pemadatan dengan stamper kodok sampai permukaan rata dan
disetujui oleh konsultan pengawas.
5.4. Pembersihan dan Perlindungan
Setelah pemasangan selesai, permukaan Paving Block harus benar-benar
bersih, tidak ada cacat, bila dianggap perlu permukaan Paving Block harus
diberi perlindungan misalnya dengan coating anti lumut atau cara lain
yang diperbolehkan, tanpa merusak permukaan Paving Block.
dibongkar dan diganti dengan perkerasan beton sikat yang baru tanpa ada
biaya tambahan ke pemilik/ owner.
3.3.2. Unit perkerasan batu sikat yang tidak melalui uji labolatorium seperti yang
disyaratkan dalam spesifikasi ini harus ditolak dan diganti dengan produk
berkualitas lebih baik, oleh kontraktor tanpa biaya tambahan apapun.
4.0. MATERIAL
4.1. Lapisan Batu Alam
Lapisan Batu Candi harus terbuat dari batu alam gunungdengan warna yang telah
ditentukan (hitam/gelap) berukuran 300mm x 300mm, 300mm x 600mm, 200mm
x 400mm seperti produk lokal atau setara produk kepulauan jawa.
4.2. Pasir
Pasir untuk dasar harus keras, bersih, bebas dari tanah liat dan lumpur dan harus
diurug dengan benar dan disetujui oleh Konsultan pengawas.
5.3.4. Setelah meletakkan batu candi setelah itu perlu untuk mencapai level dan bentuk
yang didisain.
3.3.3. Unit perkerasan Batu Templek yang tidak memnuhi persyaratan dalam
spesifikasi ini harus ditolak dan diganti dengan produk berkualitas lebih baik,
oleh kontraktor tanpa biaya tambahan apapun.
4.0. MATERIAL
4.1. Lapisan Batu Templek
Lapisan Batu Templek harus terbuat dari batu alam asli dengan warna yang
telah ditentukan (hitam/gelap) produk lokal Bandung atau cimahi
4.2. Pasir
Pasir untuk dasar harus keras, bersih, bebas dari tanah liat dan lumpur dan
harus diurug dengan benar dan disetujui oleh Konsultan pengawas.
PASAL 19
PENGECATAN
4.0. BAHAN-BAHAN
4.1. Umum.
4.1.1. Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan masih
jelas menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau spesifikasi cat,
nomor takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrik, petunjuk dari pabrik
dan nama pabrik pembuat, yang kesemuanya harus masih absah pada saat
pemakaiannya. Semua bahan harus sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan
pada daftar cat.
4.1.2. Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus berasal dari satu pabrik/merek
dagang dengan cat akhir yang akan digunakan. Untuk menetapkan suatu standar
kualitas, disyaratkan bahwa semua cat yang dipakai harus
berdasarkan/mengambil acuan pada cat-cat hasil produksi yang setara.
4.2. Cat Dasar
Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut atau yang setara:
- Alkali Resisting Primer/Alkali Resistant Sealer untuk permukaan plesteran,
beton, gypsum dan semen berserat.
- Aluminium Wood Primer Undercoat untuk permukaan kayu lapis.
- Quick-Drying Metal Primer Chromate/Zinc Chromate Primer untuk
permukaan lapis besi/baja.
harus dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan cat kering), sesuai
ketentuan berikut:
Pasal 20
PEKERJAAN PEMBONGKARAN, PENGAMAN DAN PEMBERSIHAN
SETELAH PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam
Lingkup pekerjaan seperti tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam buku
RKS ini dari semua barang atau bahan material lainnya yang dinyatakan tidak
digunakan lagi setelah pekerjaan selesai menjadi tanggung jawab Kontraktor
bersangkutan.
2. Semua bekas bongkaran sisa bahan, sampah dan sebagainya harus dikeluarkan
dari lokasi tapak/site
Pasal 21
PEKERJAAN LAIN-LAIN / PENUTUP
1. Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian di
lapangan akan dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Pengawas/Direksi dan
Kontraktor. Bila diperlukan akan dibicarakan bersama konsultan perencana.
2. Sebelum penyerahan pertama, Kontraktor wajib meneliti semua bagian
pekerjaan yang belum sempurna, dan harus diperbaiki, arean taman harus
ditata rapi dan semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari
proyek.
3. Selama pemeliharaan, pemborong wajib merawat, memupuk, mendangir,
menyiram memangkas, mengamankan dan memperbaiki ornament taman dari
segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan kedua dilaksanakan
pekerjaan benar-benar telah sempurna.
4. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini dan pada penjelasan
ternyata diperlukan, akan dicantumkan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
Ooooo0ooooO