ABSTRACT
Treatment room in the hospital is divided into 2, namely: 1. Space Intensive Care
(ICU = Intensive Care Unit) is part of the hospital building with critical care categories, in
addition to the installation of surgical and emergency department. At this time, the modern
ICU is not limited to dealing with patients post-surgery or mechanical ventilation alone, but
it has become its own branch of the intensive care medicine. 2. High care unit (HCU) is a
unit of hospital services for patients with stable conditions of the respiratory function,
hemodynamics, and awareness but still require treatment, care and close monitoring. Both
are inter-related, including services that must be owned by the hospital.
ABSTRAK
Ruang perawatan di dalam rumah sakit terbagi menjadi 2 yaitu: 1. Ruang Perawatan
Intensif (ICU= Intensive Care Unit) merupakan bagian dari bangunan rumah sakit dengan
kategori perawatan kritis, selain instalasi bedah dan instalasi gawat darurat. Pada saat ini,
ICU modern tidak terbatas menangani pasien pasca bedah atau ventilasi mekanis saja, namun
telah menjadi cabang ilmu sendiri yaitu intensive care medicine. 2. High care unit (HCU)
adalah unit pelayanan rumah sakit bagi pasien dengan kondisi stabil dari fungsi respirasi,
hemodinamik, dan kesadaran namun masih memerlukan pengobatan, perawatan dan
pemantauan secara ketat. Keduanya saling berkaitan, termasuk pelayanan yang harus dimiliki
oleh rumah sakit.
PENDAHULUAN
Ruang Perawatan Intensif (ICU= Intensive Care Unit) merupakan bagian dari
bangunan rumah sakit dengan kategori pelayanan kritis, selain instalasi bedah dan instalasi
** Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif di BLUD RSUD Kota Semarang
1
gawat darurat. Ruang Perawatan Intensif menyediakan pelayanan yang komprehensif dan
berkesinambungan selama 24 jam. Pada ICU perawatan dilaksanakan dengan melibatkan
berbagai tenaga professional yang terdiri dari multidisiplin ilmu yang bekerja sama dalam
tim. Pengembangan tim multidisiplin yang kuat sangat penting dalam meningkatkan
keselamatan pasien. Selain itu dukungan sarana, prasarana serta peralatan juga diperlukan
dalam rangka meningkatkan pelayanan ICU 1,2
Gambar 1: ICU 5
DEFINISI ICU
ICU adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri, dengan staf yang khusus dan
perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-
pasien yang menderita penyakit, cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau
potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia. 1,2
2
KEMAMPUAN MINIMAL INTENSIF CARE UNIT ( ICU )
Resusitasi jantung paru
Pengelolaan jalan napas, termasuk intubasi trakeal dan penggunaaan ventilator
Terapi oksigen
Pemantauan EKG terus menerus
Pemasangan alat pacu jantung dalam keadaan gawat
Pemberian nutrisi enteral dan parenteral
Pemeriksaaan laboratorium khusus dengan cepat dan menyeluruh
Pemakaian pompa infus atau semprit untuk terapi secara titrasi
Kemampuan melakukan tekhnik khusus sesuai dengan keadaan pasien
Memberikan bantuan fungsi vital dengan alat-alat portabel selama transportasi pasien
gawat 5
Dalam menyelenggarakan pelayanan, pelayanan ICU di rumah sakit dibagi dalam 3 (tiga)
klasifikasi pelayanan, yaitu:
3
Pelayanan ICU tersier merupakan rujukan tertinggi untuk ICU, memberikan
pelayanan yang tertinggi termasuk dukungan/ bantuan hidup multi-sistem yang kompleks
dalam jangka waktu yang tak terbatas. ICU ini melakukan ventilasi mekanis, pelayanan
dukungan/ bantuan renal ekstrakorporal dan pemantauan kardiovaskular invasif dalam
jangka waktu yang terbatas dan mempunyai dukungan pelayanan penunjang medik. 1,2
Penentuan indikasi pasien masuk ke ICU dan keluar dari ICU serta pasien yang tidak
dianjurkan untuk dirawat di ICU ditentukan berdasarkan kriteria sebagai berikut:
1. Kriteria Masuk
Kelompok ini merupakan pasien sakit kritis, tidak stabil yang memerlukan
terapi intensif seperti dukungan/bantuan ventilasi dan alat bantu suportif organ/sistem
yang lain, infus obat-obat vasoaktif kontinyu, obat aritmia kontinyu dan lain-
lainnya. Contoh pasien kelompok ini antara lain pasca bedah kardiotoraksik, pasien
sepsis berat, gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit yang mengancam
nyawa. Terapi pada pasien prioritas 1 (satu) umumnya tidak mempunyai batas.
4
menggunakan pulmonary arterial catheter. Contoh pasien seperti ini antara lain
mereka yang menderita penyakit dasar jantung, paru, gagal ginjal akut dan berat atau
yang telah mengalami pembedahan major. Terapi pada pasien prioritas 2 tidak terbatas
karena kondisi mediknya senantiasa berubah.
Pasien golongan ini adalah pasien sakit kritis, yang tidak stabil status
kesehatan sebelumnya, penyakit yang mendasarinya, atau penyakit akut secara
sendirian atau kombinasi. Kemungkinan sembuh dan
atau manfaat terapi di ICU sangat kecil. Contoh pasien
ini antara lain pasien dengan keganasan metastase disertai penyulit infeksi,
pericardial tamponade, sumbatan jalan napas, atau pasien penyakit jantung,
penyakit paru terminal disertai komplikasi penyakit akut berat.
Pengelolaan hanya untuk mengatasi kegawatan akutnya saja.
2. Kriteria Keluar
Pasien prioritas 1 (satu) dikeluarkan dari Intensive Care Unit (ICU) bila
kebutuhan untuk terapi intensif telah tidak ada lagi, atau bila terapi telah gagal
dan prognosis jangka pendek jelek dengan kemungkinan kesembuhan atau
manfaat dari terapi intensif kontinu kecil. Contoh hal terakhir adalah pasien dengan
tiga atau lebih gagal sistem organ yang tidak berespons terhadap pengelolaan
agresif dan meninggal dunia.
5
Pasien prioritas 3 (tiga) dikeluarkan dari Intensive Care Unit (ICU) bila
kebutuhan untuk terapi intensif telah tidak ada lagi, tetapi mereka mungkin
dikeluarkan lebih dini bila kemungkinan kesembuhannya atau manfaat dari terapi
intensif kontinu kecil. Contohnya adalah pasien dengan penyakit lanjut (penyakit
paru kronis, penyakit jantung atau liver terminal, karsinoma yang telah menyebar
luas dan lain-lainnya) yang telah tidak berespons terhadap terapi Intensive Care
Unit (ICU)) untuk penyakit akutnya, yang tidak ada terapi yang potensial untuk
memperbaiki prognosisnya. 5
a. Lokasi
Dianjurkan satu komplek dengan kamar bedah dan kamar pulih, berdekatan atau
mempunyai akses yang mudah ke Unit Gawat Darurat, laboratorium dan
radiologi. 1,2,5
b. Desain
Pelayanan ICU yang memadai ditentukan berdasarkan desain yang baik dan pengaturan
ruang yang adekuat. Desain berdasarkan klasifikasi pelayanan ICU.
1) Area pasien :
a) Unit terbuka 12 - 16 m2/tempat tidur.
b) Unit tertutup 16 - 20 m2/tempat tidur.
6
c) Jarak antara tempat tidur: 2 m.
d) Unit terbuka mempunyai 1 tempat cuci tangan setiap 2 tempat tidur.
e) Unit tertutup 1 ruangan 1 tempat tidur cuci tangan.
f) Harus ada sejumlah outlet yang cukup sesuai dengan level ICU. ICU tersier paling
sedikit 3 outlet udara-tekan, dan 3 pompa isap dan minimal 16 stop kontak untuk tiap
tempat tidur.
g) Pencahayaan cukup dan adekuat untuk observasi klinis dengan lampu TL day light 10
watt/m2. Jendela dan akses tempat tidur menjamin kenyamanan pasien dan personil.
Desain dari unit juga memperhatikan privasi pasien.
2) Area kerja meliputi :
a) Ruang yang cukup untuk staf dan dapat menjaga kontak visual perawat dengan
pasien.
b) Ruang yang cukup untuk memonitor pasien, peralatan resusitasi dan penyimpanan obat
dan alat (termasuk lemari pendingin).
c) Ruang yang cukup untuk mesin X-Ray mobile dan dilengkapi dengan viewer.
d) Ruang untuk telepon dan sistem komunikasi lain, komputer dan koleksi data, juga
tempat untuk penyimpanan alat tulis dan terdapat ruang yang cukup resepsionis dan
petugas administrasi.
3) Lingkungan
Mempunyai pendingin ruangan/AC yang dapat mengontrol suhu dan
kelembaban sesuai dengan luas ruangan. Suhu 22-- 25oC kelembaban 50 -
70%.
4) Ruang Isolasi
Dilengkapi dengan tempat cuci tangan dan tempat ganti pakaian sendiri.
5) Ruang penyimpanan peralatan dan barang bersih
Untuk menyimpan monitor, ventilasi mekanik, pompa infus dan pompa syringe,
peralatan dialisis, alat-alat sekali pakai, cairan, penggantung infus, troli, penghangat darah,
alat isap, linen dan tempat penyimpanan barang dan alat bersih.
6) Ruang tempat pembuangan alat/bahan kotor
Ruang untuk membersihkan alat-alat, pemeriksaan urine, pengosongan dan pembersihan
pispot dan botol urine. Desain unit menjamin tidak ada kontaminasi.
7) Ruang perawat
Terdapat ruang terpisah yang dapat digunakan oleh perawat yang bertugas dan
pimpinannya.
8) Ruang staf dokter
Tempat kegiatan organisasi dan administrasi termasuk kantor Kepala bagian dan staf, dan
kepustakaan.
9) Ruang tunggu keluarga pasien
10) Laboratorium1,2,5
7
Peralatan
1) Ventilasi mekanik.
2) Alat ventilasi manual dan alat penunjang jalan nafas.
3) Alat hisap.
4) Peralatan akses vaskuler.
5) Peralatan monitor invasif dan non-invasif.
6) Defibrilator dan alat pacu jantung.
7) Alat pengatur suhu pasien.
8) Peralatan drain thorax.
9) Pompa infus dan pompa syringe.
10) Peralatan portable untuk transportasi.
11) Tempat tidur khusus.
12) Lampu untuk tindakan.
13) Continous Renal Replacement Therapy. 1,2,5
Gambar 3: HCU 6
DEFINISI HCU
High care unit (HCU) adalah unit pelayanan rumah sakit bagi pasien dengan kondisi
stabil dari fungsi respirasi, hemodinamik, dan kesadaran namun masih memerlukan
pengobatan, perawatan dan pemantauan secara ketat.6
PELAYANAN HCU
Penentuan indikasi pasien masuk ke HCU dan keluar dari HCU serta pasien yang tidak
dianjurkan untuk dirawat di HCU ditentukan berdasarkan kriteria sebagai berikut:
1. Indikasi masuk
a. Pasien gagal organ tunggal yang mempunyai resiko tinggi untuk
terjadi komplikasi
b. Pasien yang memerlukan perawatan perioperatif.
2. Indikasi keluar
a. Pasien sudah stabil yang tidak lagi membutuhkan pemantauan yang ketat
9
Contoh kasus indikasi masuk berdasarkan keluhan sistem organ
A. Sistem Kardiovaskuler
1. Miokard infark dengan hemodinamik stabil.
2. Gangguan irama jantung dengan hemodinamik stabil.
3. Gangguan irama jantung yang memerlukan pacu jantung sementara/menetap
dengan hemodinamik stabil.
4. Gagal jantung kongestif NYHA Class I dan II.
5. Hipertensi “urgensi” tanpa ada gagal organ target.
B. Sistem pernapasan
Gangguan pernapasan yang memerlukan fisioterapi yang intensif dan agresif.
C. Sistem saraf
1. Cedera kepala sedang sampai berat/stroke yang stabil dan memerlukan tirah
baring dan memerlukan pemeliharan jalan nafas secara khusus, seperti hisap
lendir berkala.
2. Cedera sumsum tulang belakang bagian leher yang stabil.
D. Sistem saluran pencernaan
Perdarahan saluran cerna bagian atas tanpa hipotensi ortostatik dan respon dengan
pemberian cairan.
E. Sistem kelenjar buntu (endokrin)
DKA dengan infus insulin yang konstan.
F. Pembedahan
Paska bedah besar dengan hemodinamik stabil tapi masih memerlukan resusitasi
cairan.
G. Kebidanan dan kandungan
Pre Eklamsia pada kehamilan atau paska persalinan.6
SARANA DAN PRASARANA
Pengadaan sarana, prasarana, dan peralatan HCU mengikuti pedoman seperti berikut:
10
c. Separated: terpisah dengan ICU ( dapat dibuat di setiap bagian: bagian
bedah, bagian neurologi, penyakit dalam, anak, bagian kebidanan, dan
lain-lain)
2. Desain:
a. Luas daerah untuk satu tempat tidur adalah 3 x 3 meter
b. Mempunyai alat pendingin ruangan (AC)
c. Ventilasi baik, memiliki exhaust fan
d. Pencahayaan cukup
e. Lantai bersih
f. Memiliki sumber energi listrik cadangan
g. Luas ruangan di sesuaikan sesuai kebutuhan
h. Jumlah tempat tidur disesuaikan sesuai kebutuhan
i. Memiliki sumber oksigen (sentral/tabung)
j. Memiliki tempat cuci tangan (wastafel) yang disesuaikan dengan jumlah
tempat tidur
3. Peralatan
a. Bedside monitor (yang dapat memonitor tekanan darah dan nadi secara
berkala, EKG dan oksimetri)
b. Defibrilator
c. Alat penghisap lendir (suction pump) (sentral atau manual)
d. Alat pembebas jalan nafas (laringoskop, pipa endotracheal, dan lain-lain)
e. Alat akses pembuluh darah
f. Pompa infus (infusion pump syringe pump)
g. Alat transfortasi pasien 6
ALUR PELAYANAN
Pasien yang mendapatkan pelayanan HCU dapat berasal dari ICU, UGD, kamar operasi, dan
bangsal (ruang rawat inap).
Pasien Baru
Gawat
Tidak Ya
Poliklinik IGD
Kamar operasi 11
Gambar 5: Alur pasien dari dan ke HCU (Dikutip dari daftar pustaka no.6)
KESIMPULAN
ICU adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri, dengan staf yang khusus dan
perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-
pasien yang menderita penyakit, cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau
potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia. Pelayanan ICU di rumah sakit dibagi
dalam 3, yaitu pelayanan primer (rumah sakit tipe C), pelayanan sekunder (rumah sakit tipe
B), dan pelayanan tersier (rumah sakit tipe A). Kriteria masuk dan keluar ICU terbagi
menjadi 3 prioritas.
High care unit (HCU) adalah unit pelayanan rumah sakit bagi pasien dengan kondisi
stabil dari fungsi respirasi, hemodinamik, dan kesadaran namun masih memerlukan
pengobatan,perawatan dan pemantauan secara ketat. Indikasi masuk HCU adalah pasien
gagal organ tunggal yang mempunyai resiko tinggi untuk terjadi komplikasi, dan pasien yang
memerlukan perawatan perioperatif. Indikasi keluar HCU adalah pasien sudah stabil yang
tidak lagi membutuhkan pemantauan yang ketat dan pasien/keluarga yang menolak untuk
dirawat di HCU.
DAFTAR PUSTAKA
4 Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan High Care Unit (HCU) di Rumah Sakit. Available
from:
12
http://kebijakankesehatanindonesia.net/sites/default/files/file/2011/kepmenkes/KMK
%20No.%20834%20ttg%20High%20Care%20Unit.pdf. Diunduh pada tanggal 9 Januari
2014.
13