Anda di halaman 1dari 13

Manajemen Pelayanan HCU dan ICU

Ledy Diana*, Purwito Nugroho **

ABSTRACT

Treatment room in the hospital is divided into 2, namely: 1. Space Intensive Care
(ICU = Intensive Care Unit) is part of the hospital building with critical care categories, in
addition to the installation of surgical and emergency department. At this time, the modern
ICU is not limited to dealing with patients post-surgery or mechanical ventilation alone, but
it has become its own branch of the intensive care medicine. 2. High care unit (HCU) is a
unit of hospital services for patients with stable conditions of the respiratory function,
hemodynamics, and awareness but still require treatment, care and close monitoring. Both
are inter-related, including services that must be owned by the hospital.

Keywords: HCU, ICU, Nursing

ABSTRAK

Ruang perawatan di dalam rumah sakit terbagi menjadi 2 yaitu: 1. Ruang Perawatan
Intensif (ICU= Intensive Care Unit) merupakan bagian dari bangunan rumah sakit dengan
kategori perawatan kritis, selain instalasi bedah dan instalasi gawat darurat. Pada saat ini,
ICU modern tidak terbatas menangani pasien pasca bedah atau ventilasi mekanis saja, namun
telah menjadi cabang ilmu sendiri yaitu intensive care medicine. 2. High care unit (HCU)
adalah unit pelayanan rumah sakit bagi pasien dengan kondisi stabil dari fungsi respirasi,
hemodinamik, dan kesadaran namun masih memerlukan pengobatan, perawatan dan
pemantauan secara ketat. Keduanya saling berkaitan, termasuk pelayanan yang harus dimiliki
oleh rumah sakit.

Kata kunci: HCU, ICU, Perawatan

PENDAHULUAN

Ruang Perawatan Intensif (ICU= Intensive Care Unit) merupakan bagian dari
bangunan rumah sakit dengan kategori pelayanan kritis, selain instalasi bedah dan instalasi

*Coassistant Anestesi FK Universitas Tarumanagara Jakarta

** Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif di BLUD RSUD Kota Semarang

1
gawat darurat. Ruang Perawatan Intensif menyediakan pelayanan yang komprehensif dan
berkesinambungan selama 24 jam. Pada ICU perawatan dilaksanakan dengan melibatkan
berbagai tenaga professional yang terdiri dari multidisiplin ilmu yang bekerja sama dalam
tim. Pengembangan tim multidisiplin yang kuat sangat penting dalam meningkatkan
keselamatan pasien. Selain itu dukungan sarana, prasarana serta peralatan juga diperlukan
dalam rangka meningkatkan pelayanan ICU 1,2

Untuk efektivitas, keselamatan dan ekonomisnya pelayanan ICU, maka


dikembangkan unit pelayanan tingkat tinggi (High Care Unit= HCU). Fungsi utama HCU
adalah menjadi unit perawatan antara bangsal rawat dan ICU. Adanya keterkaitan antara ICU
dan HCU yaitu kedudukan HCU dalam menjalankan fungsi pelayanan dan fungsi pendidikan
dibawah koordinasi ICU. High care unit (HCU) merupakan unit pelayanan rumah sakit bagi
pasien dengan kondisi respirasi, hemodinamik, dan kesadaran yang stabil yang masih
memerlukan pengobatan, perawatan dan observasi secara ketat. Untuk mewujudkan
pelayanan HCU yang optimal perlu adanya kebijakan tata kelola manajemen tertulis meliputi;
uraian tugas dan tanggung jawab yang terinci maupun secara klinis/teknis medis yang
dituangkan dalam standar prosedur operasional HCU. 3,4

1. INTENSIVE CARE UNIT ( ICU )

Gambar 1: ICU 5

DEFINISI ICU

ICU adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri, dengan staf yang khusus dan
perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-
pasien yang menderita penyakit, cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau
potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia. 1,2

2
KEMAMPUAN MINIMAL INTENSIF CARE UNIT ( ICU )

Intensif Care Unit (ICU) memiliki kemampuan minimal, yaitu:


Resusitasi jantung paru

Pengelolaan jalan napas, termasuk intubasi trakeal dan penggunaaan ventilator

Terapi oksigen

Pemantauan EKG terus menerus

Pemasangan alat pacu jantung dalam keadaan gawat

Pemberian nutrisi enteral dan parenteral

Pemeriksaaan laboratorium khusus dengan cepat dan menyeluruh

Pemakaian pompa infus atau semprit untuk terapi secara titrasi

Kemampuan melakukan tekhnik khusus sesuai dengan keadaan pasien

Memberikan bantuan fungsi vital dengan alat-alat portabel selama transportasi pasien
gawat 5

KLASIFIKASI PELAYANAN ICU

Dalam menyelenggarakan pelayanan, pelayanan ICU di rumah sakit dibagi dalam 3 (tiga)
klasifikasi pelayanan, yaitu:

1. Pelayanan ICU Primer (Standar Minimal) Rumah sakit tipe C


Pelayanan ICU primer mampu memberikan pengelolaan resusitatif segera untuk
pasien sakit gawat, tunjangan kardio-respirasi jangka pendek, dan mempunyai peran
penting dalam pemantauan dan pencegahan penyulit pada pasien medik dan bedah yang
berisiko. Dalam ICU dilakukan ventilasi mekanik dan pemantauan kardiovaskuler
sederhana selama beberapa jam.
2. Pelayanan ICU Sekunder (menengah) Rumah sakit tipe B
Pelayanan ICU sekunder memberikan standar ICU umum yang tinggi, yang
mendukung peran rumah sakit yang lain yang telah digariskan, misalnya kedokteran
umum, bedah, pengelolaan trauma, bedah saraf, bedah vaskular dan
lain-lainnya. ICU hendaknya mampu memberikan tunjangan ventilasi mekanis
lebih lama dan melakukan dukungan/bantuan hidup lain tetapi tidak terlalu
kompleks.

3. Pelayanan ICU tersier (tertinggi) Rumah sakit tipe A

3
Pelayanan ICU tersier merupakan rujukan tertinggi untuk ICU, memberikan
pelayanan yang tertinggi termasuk dukungan/ bantuan hidup multi-sistem yang kompleks
dalam jangka waktu yang tak terbatas. ICU ini melakukan ventilasi mekanis, pelayanan
dukungan/ bantuan renal ekstrakorporal dan pemantauan kardiovaskular invasif dalam
jangka waktu yang terbatas dan mempunyai dukungan pelayanan penunjang medik. 1,2

RUANG LINGKUP PELAYANAN ICU

Ruang lingkup pelayanan yang diberikan di ICU adalah sebagai berikut:

1. Diagnosis dan penantalaksanaan spesifik penyakit-penyakit akut yang mengancam


nyawa dan dapat menimbulkan kematian dalam beberapa menit sampai beberapa hari
2. Memberikan bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh sekaligus melakukan
penatalaksanaaan spesifik problema dasar
3. Pemantauan fungsi vital tubuh terhadap komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit atau
iatrogenik
4. Memberikan bantuan psikologis pada pasien yang kehidupannya sangat bergantung pada
alat/ mesin dan orang lain. 1,2

INDIKASI MASUK DAN KELUAR INTENSIF CARE UNIT (ICU)

Penentuan indikasi pasien masuk ke ICU dan keluar dari ICU serta pasien yang tidak
dianjurkan untuk dirawat di ICU ditentukan berdasarkan kriteria sebagai berikut:

1. Kriteria Masuk

a. Pasien Prioritas 1 (Satu)

Kelompok ini merupakan pasien sakit kritis, tidak stabil yang memerlukan
terapi intensif seperti dukungan/bantuan ventilasi dan alat bantu suportif organ/sistem
yang lain, infus obat-obat vasoaktif kontinyu, obat aritmia kontinyu dan lain-
lainnya. Contoh pasien kelompok ini antara lain pasca bedah kardiotoraksik, pasien
sepsis berat, gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit yang mengancam
nyawa. Terapi pada pasien prioritas 1 (satu) umumnya tidak mempunyai batas.

b. Pasien Prioritas 2 (Dua)

Pasien ini memerlukan pelayanan pemantauan canggih di ICU, sebab sangat


berisiko bila tidak mendapatkan terapi intensif segera, misalnya pemantuan intensif

4
menggunakan pulmonary arterial catheter. Contoh pasien seperti ini antara lain
mereka yang menderita penyakit dasar jantung, paru, gagal ginjal akut dan berat atau
yang telah mengalami pembedahan major. Terapi pada pasien prioritas 2 tidak terbatas
karena kondisi mediknya senantiasa berubah.

c. Pasien Prioritas 3 (Tiga)

Pasien golongan ini adalah pasien sakit kritis, yang tidak stabil status
kesehatan sebelumnya, penyakit yang mendasarinya, atau penyakit akut secara
sendirian atau kombinasi. Kemungkinan sembuh dan
atau manfaat terapi di ICU sangat kecil. Contoh pasien
ini antara lain pasien dengan keganasan metastase disertai penyulit infeksi,
pericardial tamponade, sumbatan jalan napas, atau pasien penyakit jantung,
penyakit paru terminal disertai komplikasi penyakit akut berat.
Pengelolaan hanya untuk mengatasi kegawatan akutnya saja.

2. Kriteria Keluar

Prioritas pasien dipindahkan dari ICU berdasarkan pertimbangan medis oleh


kepala ICU dan tim yang merawat pasien.

a. Pasien Prioritas 1 (Satu)

Pasien prioritas 1 (satu) dikeluarkan dari Intensive Care Unit (ICU) bila
kebutuhan untuk terapi intensif telah tidak ada lagi, atau bila terapi telah gagal
dan prognosis jangka pendek jelek dengan kemungkinan kesembuhan atau
manfaat dari terapi intensif kontinu kecil. Contoh hal terakhir adalah pasien dengan
tiga atau lebih gagal sistem organ yang tidak berespons terhadap pengelolaan
agresif dan meninggal dunia.

b. Pasien Prioritas 2 (Dua)

Pasien prioritas 2 (dua) dikeluarkan bila kemungkinan untuk mendadak memerlukan


terapi intensif telah berkurang.

c. Pasien Prioritas 3 (Tiga)

5
Pasien prioritas 3 (tiga) dikeluarkan dari Intensive Care Unit (ICU) bila
kebutuhan untuk terapi intensif telah tidak ada lagi, tetapi mereka mungkin
dikeluarkan lebih dini bila kemungkinan kesembuhannya atau manfaat dari terapi
intensif kontinu kecil. Contohnya adalah pasien dengan penyakit lanjut (penyakit
paru kronis, penyakit jantung atau liver terminal, karsinoma yang telah menyebar
luas dan lain-lainnya) yang telah tidak berespons terhadap terapi Intensive Care
Unit (ICU)) untuk penyakit akutnya, yang tidak ada terapi yang potensial untuk
memperbaiki prognosisnya. 5

SARANA DAN PRASARANA

Gambar 2: Bentuk ICU yang baik5

Sarana dan prasarana yang tersedia di ICU meliputi:

a. Lokasi
Dianjurkan satu komplek dengan kamar bedah dan kamar pulih, berdekatan atau
mempunyai akses yang mudah ke Unit Gawat Darurat, laboratorium dan
radiologi. 1,2,5
b. Desain
Pelayanan ICU yang memadai ditentukan berdasarkan desain yang baik dan pengaturan
ruang yang adekuat. Desain berdasarkan klasifikasi pelayanan ICU.

Ketentuan bangunan ICU adalah sebagai berikut :


1) Terisolasi.
2) Mempunyai standar tertentu terhadap: bahaya api, ventilasi, AC, exhaust fan, pipa air,
komunikasi, bakteriologis, kabel monitor, dan lantai mudah dibersihkan, keras dan rata.

Ruangan ICU dibagi menjadi beberapa area yang terdiri dari :

1) Area pasien :
a) Unit terbuka 12 - 16 m2/tempat tidur.
b) Unit tertutup 16 - 20 m2/tempat tidur.
6
c) Jarak antara tempat tidur: 2 m.
d) Unit terbuka mempunyai 1 tempat cuci tangan setiap 2 tempat tidur.
e) Unit tertutup 1 ruangan 1 tempat tidur cuci tangan.
f) Harus ada sejumlah outlet yang cukup sesuai dengan level ICU. ICU tersier paling
sedikit 3 outlet udara-tekan, dan 3 pompa isap dan minimal 16 stop kontak untuk tiap
tempat tidur.
g) Pencahayaan cukup dan adekuat untuk observasi klinis dengan lampu TL day light 10
watt/m2. Jendela dan akses tempat tidur menjamin kenyamanan pasien dan personil.
Desain dari unit juga memperhatikan privasi pasien.
2) Area kerja meliputi :
a) Ruang yang cukup untuk staf dan dapat menjaga kontak visual perawat dengan
pasien.
b) Ruang yang cukup untuk memonitor pasien, peralatan resusitasi dan penyimpanan obat
dan alat (termasuk lemari pendingin).
c) Ruang yang cukup untuk mesin X-Ray mobile dan dilengkapi dengan viewer.
d) Ruang untuk telepon dan sistem komunikasi lain, komputer dan koleksi data, juga
tempat untuk penyimpanan alat tulis dan terdapat ruang yang cukup resepsionis dan
petugas administrasi.

3) Lingkungan
Mempunyai pendingin ruangan/AC yang dapat mengontrol suhu dan
kelembaban sesuai dengan luas ruangan. Suhu 22-- 25oC kelembaban 50 -
70%.
4) Ruang Isolasi
Dilengkapi dengan tempat cuci tangan dan tempat ganti pakaian sendiri.
5) Ruang penyimpanan peralatan dan barang bersih
Untuk menyimpan monitor, ventilasi mekanik, pompa infus dan pompa syringe,
peralatan dialisis, alat-alat sekali pakai, cairan, penggantung infus, troli, penghangat darah,
alat isap, linen dan tempat penyimpanan barang dan alat bersih.
6) Ruang tempat pembuangan alat/bahan kotor
Ruang untuk membersihkan alat-alat, pemeriksaan urine, pengosongan dan pembersihan
pispot dan botol urine. Desain unit menjamin tidak ada kontaminasi.
7) Ruang perawat
Terdapat ruang terpisah yang dapat digunakan oleh perawat yang bertugas dan
pimpinannya.
8) Ruang staf dokter
Tempat kegiatan organisasi dan administrasi termasuk kantor Kepala bagian dan staf, dan
kepustakaan.
9) Ruang tunggu keluarga pasien
10) Laboratorium1,2,5

7
Peralatan

Peralatan yang memadai baik kuantitas maupun kualitas sangat membantu


kelancaran pelayanan. Peralatan dasar meliputi:

1) Ventilasi mekanik.
2) Alat ventilasi manual dan alat penunjang jalan nafas.
3) Alat hisap.
4) Peralatan akses vaskuler.
5) Peralatan monitor invasif dan non-invasif.
6) Defibrilator dan alat pacu jantung.
7) Alat pengatur suhu pasien.
8) Peralatan drain thorax.
9) Pompa infus dan pompa syringe.
10) Peralatan portable untuk transportasi.
11) Tempat tidur khusus.
12) Lampu untuk tindakan.
13) Continous Renal Replacement Therapy. 1,2,5

1. HIGH CARE UNIT ( HCU )

Gambar 3: HCU 6

DEFINISI HCU

High care unit (HCU) adalah unit pelayanan rumah sakit bagi pasien dengan kondisi
stabil dari fungsi respirasi, hemodinamik, dan kesadaran namun masih memerlukan
pengobatan, perawatan dan pemantauan secara ketat.6

PELAYANAN HCU

Pelayanan HCU adalah tindakan medis yang dilaksanakan melalui


pendekatan multidisiplin yang terdiri dari dokter spesialis dan dokter serta dibantu oleh
perawat yang bekerja secara interdisiplin dengan fokus pelayanan
8
pengutamaan pada pasien yang membutuhkan pengobatan, perawatan dan
observasi secara ketat sesuai dengan standar prosedur operasional yang
berlaku di rumah sakit.6

Ruang lingkup pemantauan yang harus dilakukan antara lain:


a. Tingkat kesadaran
b. Fungsi pernapasan dan sirkulasi dengan interval waktu minimal empat jam
atau disesuaikan dengan keadaan pasien
c. Oksigen dengan menggunakan oksimeter secara terus menerus
d. Keseimbangan cairan dengan interval waktu minimal delapan jam atau

disesuaikan dengan keadaan pasien

Tindakan medik dan asuhan keperawatan yang dilakukan:


a. Bantuan Hidup Dasar/Basic Life support (BHD/BLS) dan Bantuan Hidup
Lanjut / Advanced Life Support ( BHL/ALS)
 Jalan nafas (Airway): membebaskan jalan nafas (sampai dengan melakukan intubasi
endotrakeal)
 Pernafasan/ventilasi (Breathing): Mampu melakukan bantuan nafas (breathing
support)
 Sirkulasi (Circulation): mampu melakukan resusitasi cairan, defibrilasi, dan
kompresi jantung luar.
b. Terapi oksigen
c. Penggunaan obat-obatan untuk pemeliharaan/stabilisasi (obat inotropik, obat
anti nyeri, obat aritmia jantung, obat-obat yang bersifat vasoaktif, dan lain-lain).
d. Nutrisi enteral atau parenteral campuran
e. Fisioterapi sesuai dengan keadaan pasien
f. Evaluasi seluruh tindakan dan pengobatan yang telah diberikan 6
INDIKASI MASUK DAN KELUAR HCU

Penentuan indikasi pasien masuk ke HCU dan keluar dari HCU serta pasien yang tidak
dianjurkan untuk dirawat di HCU ditentukan berdasarkan kriteria sebagai berikut:

1. Indikasi masuk
a. Pasien gagal organ tunggal yang mempunyai resiko tinggi untuk
terjadi komplikasi
b. Pasien yang memerlukan perawatan perioperatif.
2. Indikasi keluar
a. Pasien sudah stabil yang tidak lagi membutuhkan pemantauan yang ketat

b. Pasien/keluarga yang menolak untuk dirawat di HCU (atas dasar “informed


consent”).

9
Contoh kasus indikasi masuk berdasarkan keluhan sistem organ

A. Sistem Kardiovaskuler
1. Miokard infark dengan hemodinamik stabil.
2. Gangguan irama jantung dengan hemodinamik stabil.
3. Gangguan irama jantung yang memerlukan pacu jantung sementara/menetap
dengan hemodinamik stabil.
4. Gagal jantung kongestif NYHA Class I dan II.
5. Hipertensi “urgensi” tanpa ada gagal organ target.
B. Sistem pernapasan
Gangguan pernapasan yang memerlukan fisioterapi yang intensif dan agresif.
C. Sistem saraf
1. Cedera kepala sedang sampai berat/stroke yang stabil dan memerlukan tirah
baring dan memerlukan pemeliharan jalan nafas secara khusus, seperti hisap
lendir berkala.
2. Cedera sumsum tulang belakang bagian leher yang stabil.
D. Sistem saluran pencernaan
Perdarahan saluran cerna bagian atas tanpa hipotensi ortostatik dan respon dengan
pemberian cairan.
E. Sistem kelenjar buntu (endokrin)
DKA dengan infus insulin yang konstan.
F. Pembedahan
Paska bedah besar dengan hemodinamik stabil tapi masih memerlukan resusitasi
cairan.
G. Kebidanan dan kandungan
Pre Eklamsia pada kehamilan atau paska persalinan.6
SARANA DAN PRASARANA

Gambar 4: Bentuk HCU yang baik 6

Pengadaan sarana, prasarana, dan peralatan HCU mengikuti pedoman seperti berikut:

1. Lokasi: Bergantung dari modal yang dipilih


a. Intergrated: bergabung dengan ICU
b. Paralel: bersebelahan dengan ICU

10
c. Separated: terpisah dengan ICU ( dapat dibuat di setiap bagian: bagian
bedah, bagian neurologi, penyakit dalam, anak, bagian kebidanan, dan
lain-lain)
2. Desain:
a. Luas daerah untuk satu tempat tidur adalah 3 x 3 meter
b. Mempunyai alat pendingin ruangan (AC)
c. Ventilasi baik, memiliki exhaust fan
d. Pencahayaan cukup
e. Lantai bersih
f. Memiliki sumber energi listrik cadangan
g. Luas ruangan di sesuaikan sesuai kebutuhan
h. Jumlah tempat tidur disesuaikan sesuai kebutuhan
i. Memiliki sumber oksigen (sentral/tabung)
j. Memiliki tempat cuci tangan (wastafel) yang disesuaikan dengan jumlah
tempat tidur
3. Peralatan
a. Bedside monitor (yang dapat memonitor tekanan darah dan nadi secara
berkala, EKG dan oksimetri)
b. Defibrilator
c. Alat penghisap lendir (suction pump) (sentral atau manual)
d. Alat pembebas jalan nafas (laringoskop, pipa endotracheal, dan lain-lain)
e. Alat akses pembuluh darah
f. Pompa infus (infusion pump syringe pump)
g. Alat transfortasi pasien 6
ALUR PELAYANAN

Pasien yang mendapatkan pelayanan HCU dapat berasal dari ICU, UGD, kamar operasi, dan
bangsal (ruang rawat inap).
Pasien Baru

Gawat

Tidak Ya

Poliklinik IGD

Meninggal ICU HCU Bangsal

Kamar operasi 11
Gambar 5: Alur pasien dari dan ke HCU (Dikutip dari daftar pustaka no.6)

KESIMPULAN

ICU adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri, dengan staf yang khusus dan
perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-
pasien yang menderita penyakit, cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau
potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia. Pelayanan ICU di rumah sakit dibagi
dalam 3, yaitu pelayanan primer (rumah sakit tipe C), pelayanan sekunder (rumah sakit tipe
B), dan pelayanan tersier (rumah sakit tipe A). Kriteria masuk dan keluar ICU terbagi
menjadi 3 prioritas.

High care unit (HCU) adalah unit pelayanan rumah sakit bagi pasien dengan kondisi
stabil dari fungsi respirasi, hemodinamik, dan kesadaran namun masih memerlukan
pengobatan,perawatan dan pemantauan secara ketat. Indikasi masuk HCU adalah pasien
gagal organ tunggal yang mempunyai resiko tinggi untuk terjadi komplikasi, dan pasien yang
memerlukan perawatan perioperatif. Indikasi keluar HCU adalah pasien sudah stabil yang
tidak lagi membutuhkan pemantauan yang ketat dan pasien/keluarga yang menolak untuk
dirawat di HCU.

DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1778/MENKES/SK/XII/2010.


Pedoman Penyelenggaraan Intensive Care Unit (ICU) di Rumah Sakit. Jakarta:
Kemenkes RI; 2010.

2. Petunjuk Teknis penyelenggaraan Pelayanan Intensive Care Unit (ICU) Di Rumah


Sakit. Available from: http://www.perdici.org/wp-content/uploads/Pedoman-
ICU.pdf. Diunduh pada tanggal 9 Januari 2014.

3. Peranan Ruangan Perawatan Intensif (ICU) Dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan di


Rumah Sakit. Available from:
http://www.usu.ac.id/id/files/pidato/ppgb/2007/ppgb2007achsanuddinhanafie.pdf.
Diunduh pada tanggal 9 Januari 2014.

4 Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan High Care Unit (HCU) di Rumah Sakit. Available
from:

12
http://kebijakankesehatanindonesia.net/sites/default/files/file/2011/kepmenkes/KMK
%20No.%20834%20ttg%20High%20Care%20Unit.pdf. Diunduh pada tanggal 9 Januari
2014.

5. Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Intensive Care Unit (ICU) di Rumah Sakit.


Available from: http://www.scribd.com/doc/46894053/Pedoman-ICU. Diunduh pada
tanggal 9 Januari 2014.

6. Depkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.834/MENKES/SK/XII/2010. Pedoman


Penyelenggaraan High Care Unit (HCU) di Rumah Sakit. Jakarta: Kemenkes RI; 2010.

13

Anda mungkin juga menyukai