Menimbang
c.
Mengingat
: 1.
2.
Nomor 125,
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Indonesia
Nomor
12. Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU
:
KEDUA
KETIGA
Direktur
Rumah Sakit Umum Daerah Brigjend H. Hasan Basry
Kota Kandangan
dr.
Pembina Utama Muda
NIP.
PANDUAN
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK)
Penulis Dokumen :
Tanggal
:
Jumlah Halaman :
Tim PONEK
6 Januari 2016
43 Halaman
PANDUAN
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal
PANDUAN
PELAYANAN KESEHATAN MATERNAL DAN NEONATAL
I
Definisi
Maternal adalah wanita dalam masa kehamilan atau periode 42 hari setelah
berakhirnya kehamilan.
Neonatal adalah bayi yang lahir hidup hingga 28 hari sejak dilahirkan.
Regionalisasi pelayanan Obstetric dan neonatal adalah suatu sistem pembagian wilayah
kerja rumah sakit dengan cakupan area pelayanan yang dapat dijangkau oleh masyarakat
dalam waktu kurang dari 1 jam, agar dapat memberikan tindakan darurat sesuai standar.
Untuk menjamin rujukan berjalan secara optimal.
Tujuan
Maternal
1. Untuk menilai dan mengenali kelompok rentan resiko
2. Untuk menurunkan jumlah kematian maternal.
Neonatal
Untuk menurunkan angka kematian bayi dan meningkatkan pelayanan kesehatan bayi
yang memiliki komplikasi persalinan dan kelahiran kurang.
III
Ruang Lingkup
1. Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal normal meliputi :
Pelayanan kehamilan
Pelayanan nifas
Pelayanan kehamilan
Pelayanan nifas
Endoskopi
2. Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal dengan resiko tinggi
MASA ANTENATAL
Perdarahan pada kehamilan muda / abortus. Nyeri perut dalam kehamilan muda
Jantung
MASA INTRANATAL
Persalinan dengan perut uterus
Perbaikan robekan servik, Perbaikan robekan vagina dan perineum, perbaikan robekan
dinding uterus, Reposisi Inersio Uteri, Histerektomi
Sukar bernapas
Kompresi bimanual dan aorta
Dilatasi dan kuretase
Ligase arteri uterine
Anestesi umum dan lokal untuk seksio sesaria
Anestesia spinal, ketamin
Blok pudendal
MASA POST NATAL
Masa nifas
Demam pasca persalinan
Perdarahan pasca persalinan
Nyeri perut pasca persainan
Keluarga Berencana
Asuhan bayi baru lahir sakit
3. Pelayanan kesehatan neonatal
Hiperbilirubinemi,
Asfiksia,
Trauma kelahiran,
Hipoglikemi
Kejang
Sepsis neonatal
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, gangguan pernapasan,
Kelainan jantung (payah jantung, payah jantung bawaan, PDA),
Gangguan pendarahan,
Renjatan (shock),
Aspirasi mekonium,
Koma,
Inisiasi dini ASI (Breast Feeding),
Kangaroo Mother Care,
Resusitasi neonatus,
Penyakit membrane hyalin,
Pemberian minum pada bayi resiko tinggi,
Pemberian cairan Parenteral
Kelainan bawaan
4. Pelayanan Ginekologis
Kehamilan ektopik
Perdarahan uterus disfungsi
Perdarahan menoragia
Kista ovarium akut
Radang Pelvik akut
Abses Pelvik
Infeksi Saluran Genitalia
HIV - AIDS
5. Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal dengan resiko tinggi :
Masa Antenatal :
Perdarahan pada kehamilan muda / abortus
Nyeri perut pada kehamilan muda dan lanjut / kehamilan ektopik.
Kehamilan ektopik (KE) dan kehamilan ektopik terganggu (KET)
Hipertensi, preeklamsi / eklamsi
Pendarahan pada masa kehamilan
Kehamilan metabolic
Masa Intranatal :
Persalinan dengan parut uterus
Persalinan dengan Distensi uterus
Gawat janin dalam persalinan
Pelayanan terhadap syok
Ketuban pecah dini
Persalinan macet
Induksi dan akselerasi persalinan
Aspirasi vakum manual
Seksio Sesarea
Malpresentasi dan Malposisi
Distosia bahu
Prolapsus tali pusat
Plasenta manual
Perbaikan robekan serviks
Histerektomi
Sukar bernapas
Kompresi bimanual dan aorta
Dilatasi dan kuretase
Anastesi umum dan local untuk seksio sesaria
Anastesi spinal, ketamine
Blok pudental
Masa Post Natal :
IV
Masa nifas
Demam pasca persalinan
Pendarahan pasca persalinan
Nyeri perut pasca persalinan
Keluarga berencana
Asuhan bayi baru lahir sakit
Pelayanan kesehatan
6. Pelayanan kesehatan neonatal :
Hiperbilirubinemia
Asfiksia
Trauma kelahiran
Hipoglikemia
Kejang
Sepsis neonatal
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Gangguan pernapasan
Renjatan (shock)
Aspirasi meconium
Inisiasi dini ASI (Breast Feeding)
Kangaroo mother care resusitasi neonatus
Penyakit membrane hyaline
Pemberian minum pada bayi resiko tinggi
Pemberian cairan parenteral
Kelainan bawaan
7. Pelayanan Ginekologi :
Kehamilan ektopik
Perdarahan uterus disfungsi
Perdarahan menoragia
Kista ovarium akut
Radang pelvic akut
Abses pelvic
Infeksi saluran Genitalia
HIV - AIDS
Tata Laksana
Elemen elemen penting dalam stabilisasi pasien adalah :
1. Menjamin kelancaran jalan nafas, memperbaiki fungsi sistem respirasi dan sirkulasi,
2.
3.
4.
Dokumentasi
Maternal
Identitas pasien
Data Subyektif :
1. Riwayat pribadi : umur
2. Riwayat menstruasi
3. Riwayat obstetric :
Jumlah, cara dan hasil persalinan sebelumnya yang perlu dicatat adalah riwayat
makrosomia, persalinan dengan alat atau janin lahir mati atau monstrum yang
mungkin berkaitan dengan persalinan lama atau macet.
4. Riwayat saat ini :
Lamanya mulas bersalin, adanya pecah ketuban, perdarahan pervaginam dan
persalinan diluar fasilitas kesehatan.
5. Riwayat masa lalu : cek golongan darah dan jenis Rh, hemoglobin, analisis urine.
Assasemen : G P O uk.
Penatalaksanaan :
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
2. Melaksanakan informed consent
3. Koreksi keadaan umum ibu
4. Pastikan asupan untuk restorasi cairan jika ada tanda dehidrasi
5. Perdarahan postpartum : manajemen aktif kala 3, termasuk misoprostol, kondom.
6. Eklamsia : MgSo4
7. Injeksi : antibiotika
8. Partus macet : kuret isap
Neonatal
Identitas Pasien :
1. Riwayat prenatal : anak ke, umur kehamilan, riwayat penyakit ibu, riwayat
2.
pengobatan ibu.
Riwayat intranatal : Diagnosa ibu, tanggal persalinan, cara persalinan, ketuban
Penatalaksanaan
PANDUAN
Penyelenggaraan PONEK 24 Jan di Rumah Sakit
PANDUAN
PENYELENGGARAAN PONEK 24 JAM
DI RUMAH SAKIT
A. PENGERTIAN
Ponek adalah pelayanan obstetric neonatal esensial / emerjensi komperhensif
Tujuan utama mampu menyelamatkan ibu dan anak baru lahir melalui program rujukan
berencana dalam satu wilayah kabupaten / kotamadya atau propinsi.
B. LINGKUP PELAYANAN RUMAH SAKIT PONEK 24 JAM
Upaya Pelayanan PONEK :
1. Stabilitas di UGD dan persiapan untuk pengobatan definitive
2. Penanganan kasus gawat darurat oleh tim PONEK RS di ruang tindakan.
3. Penanganan operatif cepat dan tepat meliputi laparotomi, dan seksionsaesaria
4. Perawatan infeksi ibu dan bayi
5. Pelayanan Asuhan Ante Natal Risiko Tinggi
Ruang lingkup pelayanan kesehatan maternal dan neonatal pada PONEK terbagi atas 2
kelas, antara lain :
b.
PONEK RUMAH SAKIT KELAS B
1.
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Fisiologis
Pelayanan Kehamilan
Pelayanan Persalinan normal dan Persalinan dengan tindakan operatif
Pelayanan Nifas
Asuhan Bayi Baru Lahir
Immunisasi dan Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK)
Intensive Care Unit (ICU)
Endoskopi
2.
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal dengan Resiko Tinggi
Masa Antenatal :
3.
Hiperbiliruninemi
Asfiksia
Trauma kelahiran
Kejang
Sepsis neonatal
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Gangguan pernapasan
Kelainan jantung (payah jantung, payah jantung bawaan, PDA)
Gangguan pendarahan
Renjatan (shock)
Aspirasi mekonium
Koma
Inisiasi Dini ASI (Breast Feeding)
Kangaroo Mother Care
Resusitasi Neonatus
Penyakit Membran Hyalin
Pemberian minum pada bayi risiko tinggi
Pemberian cairan Parenteral
Kelainan bawaan
4. Pelayanan Ginekologis
Kehamilan ektopik
Perdarahan uterus disfungsi
Perdarahan menoragia
Kista ovarium akut
Radang Pelvik akut
Abses Pelvik
Infeksi Saluran Genitalia
HIV - AIDS
5. Perawatan Intensif Neonatal
C. PELAYANAN PENUNJANG MEDIK
1. Pelayanan Darah
a. Jenis Pelayanan
Merencanakan kebutuhan darah di RS
Menerima darah dari UTD yang telah memenuhi syarat uji saring (non reaktif)
dan telah dikonfirmasi golongan darah
Menyimpan dan memantau suhu simpan darah
Memantau persediaan darah harian/mingguan
Melakukan pemeriksaan golongan darah ABO danRhesus pada darah donor dan
darah recipient
Melakukan uji silang serasi antara darah donor darah recipient
Melakukan rujukan kesulitan uji silang serasi dan golongan darah ABO/ rhesus ke
unit Tranfusi darah / UTD secara berjenjang
Bagi Rumah Sakit yang tidak memiliki fasilitas unit tranfusi darah / Bank darah
dianjurkan untuk membuat kerjasama dengan penyedia fasilitas tersebut.
b. Tempat Pelayanan
Unit Tranfusi darah / UTD PMI
Unit Tranfusi darah UTD Rumah Sakit
Bank darah rumah sakit / BDRS
c.
Kompetensi
Mempunyai kemampuan manajemen pengelolaan tranfusi darah dan bank darah
rumah sakit.
Mempunyai sertifikat pengetahuan dan keterampilan tentang transfuse darah,
penerimaan darah, penyimpanan darah, pemeriksaan golongan darah, pemeriksaan
uji silang serasi, pemantauan mutu internal, pencatatan, pelaporan, pelacakan dan
d.
e.
2.
a.
b.
c.
dokumentasi.
Kewaspadaan universal (universal precaution).
Sumber Daya Manusia
Dokter
Para medis Tehnologi Tranfusi darah (PTTD)
Tenaga administrator
Pekarya
Ruang Pelayanan Darah
Ukuran minimal 24 m2
Pelayanan Intensif
Jenis Pelayanan
Pemantauan terapi cairan
Pengawasan gawat nafas / ventilator
Perawatan sepsis
Tempat Pelayanan
Unit Perawatan Intensif
Kompetensi
Pelayanan Pengelolaan resusitasi segera untuk pasien gawat, tunjangan kardiorespirasi jangka pendek dan mempunyai peran memanyau serta mencegah
neonatal.
Mempunyai prosedur pendelegasian wewenang tentang.
Mempunyai stadar respon time di UGD selama 10 menit, di kamar bersalin
dari 30 menit.
Memiliki kru/awak yang siap melakukan operasi atau melaksanakan tugas
Permukaan yang dicat harus utuh dan bebas dari goresan besar
Roda perlengkapan (jika ada) harus lengkap dan berfungsi baik
Intrumen yang siap digunakan harus disterilisasi
Semua perlengkapan listrik harus berfungsi baik (saklar, kabel dan steker
menempel kokoh).
Bahan
Semua bahan harus berkualitas tinggi dan jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan
unit ini.
2. KRITERIA KHUSUS
a. Sumber Daya Manusia
Memiliki tim PONEK esensial yang terdiri dari :
Satu dokter Spesialis Kebidanan Kandungan
Tiga dokter spesialis anak
Tiga dokter di Unit Gawat Darurat
Tiga orang bidan (1 koordinator dan 2 penyelia)
Dua orang perawat
Tim PONEK Ideal ditambah :
Satu dokter spesialis anesthesia / perawat anesthesia
Enam bidan pelaksana
Sepuluh Perawat (tiap shift 2 3 perawat jaga)
Satu petugas laboratorium
Satu pekarya kesehatan
Satu petugas administrasi
b. Prasarana dan Sarana
Dalam rangka Program Menjaga Mutu pada penyelenggaraan PONEK harus dipenuhi hal-hal
sebagai berikut :
Ruang rawat inap yang leluasa dan nyaman
Ruang tindakan gawat darurat dengan instrument dan bahan yang lengkap
Ruang pulih / observasi pasca tindakan
Protokol pelaksanaan dan uraian tugas pelayanan termasuk koordinasi internal
1. OBAT-OBATAN MATERNAL KHUSUS PONEK
Ringer Asetat
Dextrose 10 %
Dextran 40 / HES
Saline 0,9 %
Adrenalin / Epinefrin
Metronidazol
Kadelex atau ampul KCL
Larutan Ringger Laktat
Kalsium Glukonat 10 %
Ampisilin
Gentamisin
Kortison / Dexametason
Aminophyline
Transamin
Dopamin
Dobutamin
Sodium Bikarbonat 8,4 %
MgSO4 40 %
Nifedipin
2. OBAT-OBATAN NEONATAL KHUSUS PONEK
Dextrose 10 %
Dextrose 40 %
N5
KCL
NaCl 0,9 % 25 ml
NaCl 0,9 % 500 ml
Kalsium Glukonat 10 ml
Dopamin
Dobutamin
Adrenalin / Epinefrin
Morphin
Sulfas Atropin
Midazolam
Phenobarbital Injeksi
MgSO4 20 %
Sodium Bikarbonat 8,4 %
Ampisilin
Gentamisin
E. MANAJEMEN
Direktur RS melakukan komitmen untuk menyelenggarakan program PONEK
menyelaraskan program RS untuk mendukung program PONEK dalam bentuk SK
Direktur.
F. SISTEM INFORMASI
PONEK merupakan suatu program pelayanan dimana setiap unsure tim yang ada di
dalamnya melakukan fungsi yang berbeda, sangat membutuhkan keterpaduan, kecepatan
dan ketepatan informasi yang ditujukan kepada peningkatan mutu, cakupan dan
efektifitas layanan kepada masyarakat. Keberadaan sistem informasi ditujukan untuk
mendukung proses pelaksanaan kegiatan pelayanan di rumah sakit dalam rangka
pencapaian misi yang ditetapkan.
rumah sakit
Sistem informasi yang dapat mengintegrasikan seluruh data penting dari kamar
bersalin dan ruang neonatal yang melaksanakan PONEK yang dapat diakses secara
bagi pasien, yaitu dengan tersedianya data PONEK yang lengkap dan akurat.
Sistem informasi yang dapat mendukung mekanisme pemantauan dan evaluasi.
Sistem informasi yang dapat membantu para pengambil keputusan dengan adanya
Kesimpulan
Pelayanan obstetrik neonatal emergensi komprehensif dilaksanakan dirumah sakit
kabupaten/kota dan menerima rujukan dari dan oleh tenaga atau fasilitas kesehatan ditingkat desa
dan masyarakat atau rumah sakit. Kegiatannya memberikan pelayanan PONEK dirumah sakit
kabupaten/kota untuk aspek obstetric ditambah dengan transfuse darah dan bedah cesarean dan
untuk neonatal diberikan perawatan neonatal yang intensif. Rumah Sakit PONEK 24 jam
memiliki tenaga dan kemampuan serta sarana dan prasarana penunjang yang memadai untuk
PANDUAN
Rawat Gabung Ibu dan Bayi
PENGERTIAN
Rawat Gabung adalah suatu cara perawatan dimana bayi baru lahir ditempatkan bersama
ibunya dalam suatu ruangan. Hal ini dimaksudkan agar bayi mudah dijangkau oleh ibunya
selama 24 jam/hari sehingga memungkinkan pemberian ASI kepada bayi sesuai dengan
kebutuhannya.
B.
TUJUAN
Tujuan Dilakukan Rawat Gabung adalah :
1. Agar bayi segera mendapatkan colostrums maupun ASI
2. Agar bayi memperoleh stimulasi mental dini demi tumbuh kembang anak
3. Agar ibu mendapat pengalaman dalam hal merawat payudara dan cara menyusui yang
4.
5.
C.
benar
Agar ibu dan keluarganya mendapatkan pengalaman cara merawat bayi baru lahir
Agar bayi bisa mendapatkan ASI setiap ia inginkan
JENIS
Terdapat dua jenis rawat gabung yang dapat dilakukan di Rumah Sakit, yaitu :
1. Rawat Gabung Penuh : cara perawatan ibu dan bayi bersama-sama dalam suatu
2.
3.
4.
Infeksi pada bayi baru lahir merupakan penyakit yang sangat sulit untuk diobati.
Angka kematian akibat infeksi di Indonesia yang tertinggi, khususnya infeksi pada
neonatus masih merupakan masalah yang gawat. Di Jakarta, khususnya di RSCM
infeksi nosokomial merupakan 10-15% dari morbiditas perintal. Ada bermacam cara
yang mampu kita upayakan untuk pencegahan infeksi pada bayi baru lahir, salah
satunya dengan melakukan Rawat Gabung (Rooming In), walaupun fungsi rawat
5.
6.
ASI.
Rawat Gabung (Rooming In) ialah suatu sistem perawatan dimana bayi serta ibu
7.
8.
kembali.
Istilah rawat gabung parsial yang dulu banyak dianut, yaitu rawat gabung hanya dalam
beberapa jam seharinya, misalnya hanya siang hari saja sementara pada malam hari
bayi dirawat di kamar bayi, sekarang tidak dibenarkan dan tidak dipakai lagi. Rawat
gabung merupakan lanjutan dari early ambulation dimana memungkinkan ibu
9.
memelihara anaknya.
Untuk persalinan di rumah sakit terdapat modifikasi dalam praktek bahwa pada saat
kunjungan bayi ditempatkan dalam suatu station bayi agar tidak ada kontaminasi
dengan pengunjung. Station bayi dibuat dengan kaca agar pengunjung dapat melihat
bayi.
10. Akan tetapi pada beberapa rumah sakit, bayi yang dirawat gabung, bayinya diletakkan
dalam box bayi yang mana box bayinya diletakkan di kaki ranjang ibu. Hal ini
menyulitkan ibu untuk menjangkau dan merespon bayinya. Akan lebih membantu ibu
apabila bayi diletakkan disamping ranjang ibunya, atau apabila tidak mencukupi bayi
dapat dirawat bersama-sama ibunya dalam satu ranjang, hal ini biasanya disebut
bedding in. Satu tempat tidur ini memberikan keuntungan khusus untuk menyusui,
karena lebih memudahkan ibu untuk beristirahat dan menyusui. Bayi dapat menyusu
di malam hari atau kapan saja saat ibunya tidur tanpa mengganggunya. Ranjang
gabung juga membantu mengatasi masalah kekurangannya di ruang bangsal untuk
menampung tempat tidur bayi.
D.
MANFAAT
Rawat gabung merupakan sara yang sangat bermanfaat bagi ibu, keluarga dan juga bagi
petugas kesehatan serta rumah sakit/rumah bersalin.
Manfaat terhadap ibu :
1. Manfaat ditinjau dari segi psikolog ibu
a. Meningkatkan keakraban ibu dan bayi, apabila sentuhan fisik antara ibu dan bayi
b.
c.
dilahirkannya
Menberikan rasa percaya diri dan tanggung jawab kepada ibu untuk merawat
d.
bayinya
Memberi kesempatan pada ibu untuk belajar mengenal tangisan sakit, lapar dan
manja
2. Manfaat dari segi fisik ibu :
a.
Involusi uterusakan terjadi dengan baik, oleh karena dengan menyusui bayi akan
terjadi kontraksi rahim dengan baik akibatnya perdarahan ppost partum dapat
dikurangi
b. Mempercepat mobilisasi ibu, karena aktifitas ibu merawat sendiri bayinya
c. Mempercepat produksi ASI
d. Menghindari pembengkakan payudara
Manfaat terhadap bayi :
1. Manfaat ditinjau dari segi psikologik bayi :
Dengan rawat gabung sentuhan fisik ibu dan bayi segera terjadi. Hal ini merupakan
stimulasi mental dini yang diperlukan bagi tumbuh kembang anak khususnya dalam
memberikan rasa aman dan kasih sayang.
2. Manfaat ditinjau dari segi fisik bayi :
a. Melindungi bayi ari bahaya infeksi karena ASI terutama koostrum mengandung zatzat antibody (kekebalan)
b. Bayi akan mendapatkan makanan yang sesuai dengan kebutuhannya
c. Mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi nosokomial (infeksi yang berasal dari
rs)
d. Mengurangi bahaya aspirasi yang disebabkan oeh susu botol
e. Mencegah timbulnya penyakit alergi terhadap susu buatan
f. Mengurangi muloklosi gigi (pertumbuhan/penutupan gigi yang jelek)
g. Mengajar bayi untuk menghisap putting dan areola dengan benar
h. Memperlancar pengeluaran mekoneum
Manfaat terhadap keluarga :
1. Manfaat dari segi psikologik keluarga :
a. Rawat gabung memberikan peluang bagi keluarga untuk memberikan dorongan
pada ibu dalam memberikan ASI kepada bayinya
b. Memberi kesempatan kepada ibu dan suaminya untuk mendapatkan pengalaman
cara merawat bayinya sesudah melahirkan
2. Manfaat dari segi ekonomi keluarga :
a. Biaya perawat lebih sedikit, karena kesehatan ibu lebih cepat pulih kembali
b. Tidak perlu membeli susu formula dan perlengkapannya karena ibu menyusui
sendiri bayinya
c. Anak jarang sakit sehingga biaya pengobatan anak menjadi kurang sekali
Manfaat bagi petugas kesehatan :
1. Manfaat dari segi psikologik kesehatan :
a. Petugas diruang perawat akan merasa tenang dan dapat melakukan pekerjaan lain
yang bermanfaat, karena bayi jarang menangis
b. Petugas mempunyai lebih banyak kesempatan untuk berkomunikasi dengan ibu
yang melahirkan
2. Manfaat dari segi fisik petugas kesehatan :
a. Pekerjaan petugas dalam merawat bayi dan ibu akan berkurang, oleh karena
sebagian tugasnya diambil alih oleh ibu. Petugas mempunyai cukup waktu untuk
melaksanakan pekerjaan
edukasi (KIE)
b. Tak perlu repot menyiapkan dan memberikan susu formula.
Manfaat terhadap rumah sakt :
1. Manfaat dari segi kebutuhan susu formula dan perlengkapannya serta obat-obatan :
a. Kebutuhan rumah akit akan susu formula serta perlengkapannya menurun
b. Kebutuhan rumah sakit akan obat-obatan, cairan infuse, dan lain-lain menurun,
sehingga mengurangi anggaran belanja rumah sakit.
2. Manfaat dari segi kebutuhan tenaga medis :
Kebutuhan akan tenaga paramedic untuk perawatan ibu dan bayi berkurang, sehingga
tenaga yang ada dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain. Selain itu tenaga paramedic
mempunyai kesempatan untuk menambah ketrampilan yang akan bermanfaat pula bagi
rumah sakit.
3. Manfaat dari segi pengurangan morbiditas :
Morbiditas ibu dan bayi berkurang, sehingga mengurangi hari perawatan serta supsidi
yang diberian rumah sakit. Frekuensi pergantian pengguna tempat tidur menjadi lebih
tinggi sehingga daya tamping rumah sakit lebih banyak.
4. Manfaat dari segi kebutuhan ruangan :
Ruangan khusus untuk bayi dapat dikurangi, sehingga dapat menghemat penggunaan
ruang atau juga dapat digunakan sebagai perluasan ruangan untuk keperluan lainnya.
E.
Algoritme
Perawatan Bayi
Baru Lahir
Bayi Sehat
Bayi sakit
- NCB-SMK
- BKB<36 MGG
- NKB (gestar>36
mgg dan atau
B.L>2000 g)
- BBLR<200 g
- BBLR>2000 g
- NLB
- Bayi dengan
asfiksia ringan
- Riwayat
kehamilan
Ruang Bayi
- Ibu mempunyai
komplikasi dalam
kehamilan,
Stabilitasi
di kamar bayi
perpersalinan
atau
4
kelahiran
Rawat Gabung
- Bayi BMK/IUGR
Kondisi membaik
Perburukan/sakit
F.
G.
I.
J.
PANDUAN
Instalasi Menyususi Dini dan ASI Eksklusif
I.
INISIASI MENYUSU DINI DAN ASI EKSKLUSIF
1. DEFINISI IDM
Segera menaruh bayi di dada ibunya, kontak kulit dengan kulit (skin to skin contact)
segera setelah lahir setidaknya satu jam atau lebih sampai bayi menyusu sendiri. Apabila
bayi sehat diletakkan segera pada perut dan dada ibu segera setelah lahir untuk kontak
kulit ibu dan kulit bayi, dirangsang oleh sentuhan ibu yang lembut, melintasi perut ibu
mencapai payudara. Sentuhan awal yang lembut oleh tangan atau kepala bayi pada
payudara merangsang produksi oksitosin ibu, sehingga mulailah ASI mengalir dan juga
meningkatkan rasa cinta kasih pada bayi. Kemudian bayi mencium, menyenth dengan
mulut dan menjilat putting ibu. Akhirnya bayi melekat pada payudara dan menghisap
minum ASI.
2. Tatalaksana Inisiasi Menyusui Dini Secara Umum
1) Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat persalinan
2) Disarankan untuk tidak atau mengurangi penggunaan obat kimiawi saat ersalinan.
Dapat diganti dengan cara non kimiawi, misalnya pijat aromatherapy atau gerakan.
3) Biarkan ibu menentukan cara melahirkan yang diinginkan, misalnya melahirkan
normal, di dalam air atau jogkok
4) Keringkan bayi secepatnya, kecuali kedua tangannya. Pertahankan lemak putih alami
(vernix) yang melindungi kulit baru bayi
5) Bayi ditengkurapkan di dada atau di perut ibu. Biarkan bayi melekat dengan kulit
ibu. Posisi kontak kulit ini dipertahankan minimum satu jam atau setelah menyusui
awal selesai. Keduanya selimuti, jika perlu gunakan topi bayi
6) Biarkan bayi mencari putting susu ibu. Ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan
lembut, tetapi tidak memaksa bayi ke putting susu
7) Ayah didukung agar membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku bayi
sebelum menyusu
8) Dianjurkan untuk memberikan kesempatan kontak kulit pada ibu yang melahirkan
dengan tindakan, misalnya dengan operasi seksio Caesar
9) Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur dan dicap setelah satu jam atau
menyusu selesai. Prosedur yang invasive misalnya suntikan vitamin K dan tetes mata
bayi dapat di tunda.
10) Rawat gabung ibu dan bayi dirawat satu kamar selama 24 jam. Bayi tetap tidak
dipisahkan dan bayi selalu dalam jangkauan ibu. Pemberian minuman prelaktal
(cairan yang diberikan sebelum ASI keluar) dihindari.
3. Tatalaksana Menyusui Dini Pada Operasi Caesar
1) Tenaga dan pelayanan kesehatan yang suportif
2) Jika mungkin, diusahakan suhu ruangan 20-25C. Disediakan selimut untuk menutupi
punggung bayi untuk mengurangi hilangnya panas dari kepala bayi.
3) Usahakan pembiusan ibu bukan pembiusan umum tetapi epidural
4) Tatalaksana selanjutnya sama dengan tatalaksana umum diatas
5) Jika inisiasi dini belum terjadi di kamar bersalin, kamar operasi, atau bayi harus
dipindahkan sebelum satu jam maka bayi tetap diletakan di dada ibu ketika
dipindahkan ke kamar perawatan atau pemulihan. Menyusui dini dianjurkan di kamar
perawatan ibu atau kamar pulih rawat.
II.
ASI EKSKLUSIF
1. PENGERTIAN
Menyusui eksklusif artinya ibu hanya memberikan ASI saja kepada bayinya dan tidak
memberi makanan atau minuman lain termasuk air putih sejak bayi lahir sampai umur 6
bulan.
2. TATA LAKSANA
a. Menyusui sesering mungkin termasuk malam hari
b. Makan makanan bergizi seimbang
c. Istirahat yang cukup bagi ibu menyusui
d. Membengun percaya diri dan mendapat dukungan penuh dari keluarga
e. Membantu ibu secara psikologis seperti memijiti punggung bayi
3. CARA MENYUSUI YANG BAIK DAN BENAR
Peletakan bayi pada saat menyusu pada ibu dan posisi kepala bayi terhadap putting susu
sangat penting untuk keberhasilan pemberian susu secara eksklusif dan mencegah
terjadinya putting susu lecet.
4. POSISI BADAN IBU DAN BAYI
Ibu duduk atau berbaring dengan santai
Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala
Badan bayi menghadap badan ibu
Rpatkan dada bayi padengan dada ibu atau bagian bawah payudara ibu
Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu
Dengan posisi seperti ini maka telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan
leher dan lengan bayi
Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan penyokong bokong bayi dengan
lengan ibu.
5. Tanda-tanda Posisi Menyusui Yang Benar
Kepala dan badan bayi berada dalam satu garis lurus
Wajah bayi harus menghadap payudara dengan hidung berhadapan dengan putting
Ibu harus memeluk badan bayi dekat dengan badannya
Jika bayi baru lahir, ibu harus menyangga seluruh badan bayi, bukan hanya kepala
dan bahu
PANDUAN
Perawatan Metode Kanguru pada BBLR
A. Falsafah
Sesuai isi deklarasi bogoto tentang perawatan metode kanguru tahun 1998 :
1. Perawatan metode kanguru harus menjadi hak dasar bagi bayi baru lahir
2. Perawatan metode kanguru harus menjadi bagian integrasi dari manajemen BBLR
dan bayi normal, dalam berbagai kondisi dan pada semua tingkat pelayanan disemua
Negara
Program PMK terdiri atas empat komponen yaitu :
1. Kangaroo position yaitu posisi kanguru (kangaroo position merujuk pada kontak kulit
ibu dengan kulit bayi
2. Kangaroo nutrition yaitu kangaroo nutrition merujuk pada praktek pemberian ASI
yang diperkuat dengan kontak kulit ibu dengan kulit bayi
3. Kangaroo discharge yaitu kangaroo discharge merujuk pada kelanjutan praktek PMK
di rumah setelah keluar dari rumah akit
4. Kangaroo support yaitu kangaroo support merupakan bentuk dukungan pada PMK
dapat berupa dukungan fisik maupun emosional kepada ibu.
B. Definisi
1. Perawatan metode kanguru (PMK) adalah perawatan bayi berat lahir rendah dengan
melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu (skin to skin contact)
2. Bayi baru lahir rendah (BBLR) adalah kelompok bayi lahir dengan berat kurang dari
2500 gram tanpa memandang usia kehamilannya, baik premature atau cukup bulan
3. PMK berselang (continuous KMC) adalah perawatan metode kanguru yang di
4. PMK berselang (intermitten KMC) adalah Perawatan Metode Kanguru yang
dipraktekkan selama beberapa jam atau tiap beberapa hari
5. Bangsal/Unit PMK dalah sarana kesehatan untuk mempraktekkan PMK.
C. Pelayanan Perawatan Metode Kangguru
1. Komponen Perawatan Metode Kanguru
a) Kanguru Position
b) Kanguru Nutrition
c) Kanguru Discharge
d) Kanguru Support
2. Konsep Pelayanan
a) Dilakukan secara komprehensif (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif)
b) Hospital based dan community based
c) Harus integritas dengan pelayanan yang ada
d) Semua tindakan harus terkomunikasi
e) PMK utamanya merupakan intervensi perawatan dengan dukungan medis
3. Alur Pasien Dalam Pelayanan
Bayi dengan berat lahir rendah bisa mendapatkan perawatan dengan Metode Kanguru
(PMK) di dalam dan di dalam rumah sakit. Bayi-bayi yang masih memerlukan
Pasien
Poliklinik
UGD
Ruang Bersalin
NICU
Spesial Care
(Level III)
(Level II)
(Level I)
DISCHARGE
Rumah
Poliklinik/ Pukesmas
fleksi. Ikatkan kain dengan kuat agar saat ibu bangun dari duduk, bayi
tidak tergelincir. Pastikan juga bahwa ikatan yang kuat dari kain tersebut
menutupi dada si bayi. Perut bayi jangan sampai tertekan dan sebaiknya
berada disekitar epigastrium ibu. Dengan cara ini bayi dapat melakukan
pernapasan perut.
Berikut adalah cara memasukan dan mengeluarkan bayi dari baju kanguru,
misalnya saat akan disusui.
- Pegang bayi dengan satu tangan diletakkan di belakang leher
sampai pungggung bayi.
- Topang bagian bawah rahang bayi dengan ibu jari dan jari-jari
lainnya agar kepala bayi tidak tertekuk dan tak menutupi saluran
napas ketika bayi berada pada posisi tegak.
- Tempatkan tangan lainnya dibawah pantat bayi.
b. Nutrisi dengan pemberian ASI
Dengan melakukan PMK, proses menyusui menjadi lebih berhasildan
sebagian besar bayi yang dipulangkan memperoleh ASI. Bayi pada
kehamilan kurang dari 30-32 minggu biasanya perlu diberi minum melalui
pipa nasogastrik, untuk ASI yang diperas (expressed breast milk). Bayi
dengan masa kehamilan 32-34 minggu dapat diberi minum melalui gelas
kecil. Sedangkan bayi-bayi dengan usia kehamilan sekitar 32 minggu atau
lebih sudah dapat mulai menyusu pada ibu.
c. Dukungan (support)
Saat bayi telah lahir, ibu memerlukan dukungan dari berbagai pihak,
diantaranya berupa :
- Dukungan emosional : ibu memerlukan dukungan untuk
melakukan PMK. Banyak ibu-ibu muda yang mengalami
keraguan yang sangat besar untuk memenuhi kebutuhan bayi
pertamanya sehingga memerlukan dukungan dari keluarga, teman
serta petugas kesehatan.
- Dukungan fisik : selama bebeerapa minggu PMK, merawat bayi
akan sangat menyita waktu ibu. Istirahat dan tidur yang cukup
sangat penting pada peranannya pada PMK. Oleh karena itu, ibu
memerlukan dukungan untuk membantu menyelesaikan tugastugas rumah.
- Dukungan edukasi : sangat penting memberikan informasi yang
ibu butuhkan agar ia dapat memahami seluruh proses PMK dan
mengetahui manfaat PMK. Hal ini membuat PMK menjadi lebih
bermanfaat dan akan meningkat kemungkinan bahwa ibu akan
berhasil menjalankan PMK baik dirumah sakit atau dirumah.
Dukungan bisa diperoleh dari petugas kesehatan, seluruh anggota
d.
e.
f.
g.
PANDUAN
Rumah Sakit Sayang Ibu Bayi
4. Strategi Pelaksanaan
Melaksanakan perlindungan ibu dan bayi secara terpadu melalui 10 (sepuluh) langkah
menuju keberhasilan, sebagai berikut :
1) Ada kebijakan tertulis tentang manajemen yang mendukung pelayanan kesehatan ibu
dan bayi termasuk pemberian ASI Eksklusif dan perawatan metode kanguru (PMK)
untuk bayi BBLR.
2) Menyelenggarakan pelayanan antenatal termasuk konseling kesehatan maternal dan
neonatal
3) Menyelenggarakan persalinan bersih dan serta penanganan bayi baru lahir dengan
inisiasi menyusui dini dan kontak kulit ibu dan bayi
4) Menyelenggarakan pelayanan obstetric dan neonatal emergency komperhensif
(PONEK)
5) Menyelenggarakan pelayanan adekuat untuk nifas, rawat gabung termasuk membantu
menyusui yang benar dan pelayanan neonates sakit
6) Menyelenggarakan pelayanan rujukan dua arah dan membina jejaring rujukan
pelayanan ibu dan bayi dengan sarana kesehatan lain
7) Menyelenggarakan pelayanan imunisasi bayi dan tumbuh kembang anak
8) Menyelenggarakan pelayanan keluarga berencana termasuk pencegahan dan
penanganan kehamilan yang tidak diinginkan serta kesehatan reproduksi
9) Penyelenggaraan audit maternal dan perinatal rumah sakit secara periodic dan tindak
lanjut
10) Memperdayakan kelompok pendukung ASI dalam menindak lanjuti pemberian ASI
eksklusif dan PMK
PANDUAN
Pelaksanaan Rujukan
SISTEM RUJUKAN
1. Pengertian
Rujukan adalah pelimpahan tanggung jawab timbal balik dua arah dari sarana pelayanan
primer kepada sarana kesehatan. Sistem rujukan merupakan penyelenggaraan kesehatan
yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab secara timbale balik vertical
maupun horizontal, maupun structural dan fungsional terhadap kasus penyakit atau
masalah atau permasalahan kesehatan. Kegiatan rujukan mencakup :
1) Rujukan pasien
Rujukan pasien internal adalah rujukan antar spesialis dalam satu rumah sakit
Rujukan eksternal adalah rujukan antar spesialis keluar rumah sakit dengan
mengikuti sistem rujukan yang ada
2) Rujukan pengetahuan dan teknologi, termasuk peningkatan kemampuan tenaga
kesehatan (dana,alat dan sarana)
3) Rujukan manajemen
Dapat berupa permintaan kepada unit yang lebih mampuh atau bantuan kepada
unit yang kurang mampuh untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu, yang
tidak dapat diatasi sendiri.
2. Sistem Pelayanan Rujukan Maternal Dan Perinatal
Bila pasien maternal dan perinatal tidak dapat ditangani sendiri segera rujuk ke sarana
kesehatan yang lebih lengkap fasilitasnya. Harus ada koordinasi, mudah, sehingga tidak
menghambat pertolongan dan tidak merugikan pasien. Mudah, cepat dan tepat adalah
utama.
1) Persiapan rujukan pasien :
Menyiapkan petugas yang terlatih untuk mendampingi pasien
Pelayanan medic
spesialistik
Dan subspesialistik
RS KELAS B NON
PENDIDIKAN
Pelayanan medic
spesialistik
Dan subspesialistik
RS KELAS C
Pelayanan medic
dasar dan
Spesialistik terbatas
RS KELAS D
Pelayanan medic
dasar dan
Spesialistik terbatas
PUKESMAS PONED
BIDAN
POLINDE
S
Pelayanan komunitas
dasar
MASYARAKAT/KADER/BU
MIL/
POSYANDU
Keterangan :
Rujukan
LAMPIRAN
Standar Prosedur Operasional
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Tanggal Terbit
1 Januari 2016
Halaman
1/1
Ditetapkan
Direktur RSUD Brigjend.H.Hasan Basry
Kandangan
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Tanggal Terbit
1 Januari 2016
Ditetapkan
Direktur RSUD Brigjend.H.Hasan Basry
Kandangan
IRJ, IRI
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Tanggal Terbit
1 Januari 2016
Ditetapkan
Direktur RSUD Brigjend.H.Hasan Basry
Kandangan
Unit Terkait
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Tanggal Terbit
1 Januari 2016
Ditetapkan
Direktur RSUD Brigjend.H.Hasan Basry
Kandangan
Unit Terkait
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Tanggal Terbit
1 Januari 2016
Ditetapkan
Direktur RSUD Brigjend.H.Hasan Basry
Kandangan
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Tanggal Terbit
1 Januari 2016
Ditetapkan
Direktur RSUD Brigjend.H.Hasan Basry
Kandangan
Unit Terkait
10. Jelaskan dan berikan sisa obat pasien kepada keluarga pasien
11. Perawat mengantar pasien ke rumah sakit yang dituju dengan
ambulance, sertakan hasil pemeriksaan penunjang seperti
laboratorium, rontgen serta lampiran kronologi pasien selama
dirawat bersama surat rujukan
12. Dampingi pasien selama proses rujukan sampai selesai serah.
Unit Rawat Inap dan IRJ
PELAKSANAAN RAWAT GABUNG
No. Dokumen
No.Revisi
Halaman
07/MDGs-PONEK/RS-HHB
00
1/1
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Tanggal Terbit
1 Januari 2016
Ditetapkan
Direktur RSUD Brigjend.H.Hasan Basry
Kandangan
Unit Terkait
menyusui
9. KIE mobilisasi dini, perawatan bayi sehari-hari, imunisasi dasar
- Memberi kesempatan ibu, untuk mempraktekkan
memandikan bayi dan perawatan massage payudara
- Mengamati kelainan-kelainan pada bayi
- Melaporkan kelainan yang ditemukan secepatnya
10. Melakukan pendokumentasiian
IRI, IGD
INISIASI MENYUSUI DINI (IMD)
No. Dokumen
No.Revisi
08/MDGs-PONEK/RS-HHB
00
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Tanggal Terbit
1 Januari 2016
Halaman
1/2
Ditetapkan
Direktur RSUD Brigjend.H.Hasan Basry
Kandangan
Unit Terkait
dikepala bayi
6. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit didada ibu
paling sedikit 1 jam.
7. Hindari menyeka/ membasuh payudara ibu sebelum bayi menyusu
8. Selama inisiasi menyusui dini (IMD) lanjutkan MAK III
9. Biarkan bayi mencari dan menemukan putting dan mulai menyusu
10. Menunda semua asuhan BBL hingga bayi selesai menyusu
11. Segera setelah BBL selesai menghisap dan melepas putting susu,
lakukan perawatan BBL normal (ukur BB, PB, LK, LD, beri salep
mata, beri injeksi vit K pakaikan pakean yang lengkap).
12. Beri imunisasi hepatitis B 1 jam kemudian
13. Lakukan rawat gabung.
Ruang VK, IBS
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Tanggal Terbit
1 Januari 2016
Ditetapkan
Direktur RSUD Brigjend.H.Hasan Basry
Kandangan
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Tanggal Terbit
1 Januari 2016
Ditetapkan
Direktur RSUD Brigjend.H.Hasan Basry
Kandangan
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Tanggal Terbit
1 Januari 2016
Ditetapkan
Direktur RSUD Brigjend.H.Hasan Basry
Kandangan
Unit Terkait
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Tanggal Terbit
1 Januari 2016
Ditetapkan
Direktur RSUD Brigjend.H.Hasan Basry
Kandangan
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Tanggal Terbit
1 Januari 2016
Ditetapkan
Direktur RSUD Brigjend.H.Hasan Basry
Kandangan
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Tanggal Terbit
1 Januari 2016
Ditetapkan
Direktur RSUD Brigjend.H.Hasan Basry
Kandangan
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Tanggal Terbit
1 Januari 2016
Ditetapkan
Direktur RSUD Brigjend.H.Hasan Basry
Kandangan
No. Dokumen
16/MDGs-PONEK/RS-HHB
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Tanggal Terbit
1 Januari 2016
No.Revisi
00
Halaman
1/2
Ditetapkan
Direktur RSUD Brigjend.H.Hasan Basry
Kandangan
Unit Terkait
17/MDGs-PONEK/RS-HHB
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Tanggal Terbit
1 Januari 2016
00
1/2
Ditetapkan
Direktur RSUD Brigjend.H.Hasan Basry
Kandangan
Tanggal Terbit
Ditetapkan
PROSEDUR
OPERASIONAL
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
1 Januari 2016
INDIKASI PLASENTA
MANUAL
Perdarahan 400cc
Riwayat retensio
plasenta berulang
Tindakan dengan
narkosa
Sejarah habitual
KOMPLIKASI
Atonia uteri
Perforasi
Perdarahan terus
Tamponade gagal
Segera merujuk
Unit Terkait
Tanggal Terbit
1 Januari 2016
Ditetapkan
Direktur RSUD Brigjend.H.Hasan Basry
Kandangan
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Ditetapkan
Direktur RSUD Brigjend.H.Hasan Basry
Kandangan
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait