Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“KARIES GIGI”

Dosen Pembimbing:
Nety Mawarda Hatmanti, S.Kep. Ns., M.Kep

Disusun Oleh:
Kelompok 22

1. Riza Akmal Wildan (1130013039)


2. Rohmadi Yuda Diharja (1130013040)
3. Selli Wahyuni (1130013041)
4. Windia Wike Fitriska Sari (1130013045)
5. Tiara Fatma Pratiwi (1130013092)
6. Yan Adi Prasetya (1130013093)

PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Pembahasan : Karies Gigi


Sub Pokok Pembahasan : Cara menggosok gigi yang benar dan pencegahan
karies gigi
Tempat : Sekolah
Sasaran : Anak usia 6-12 tahun
Hari / Tanggal : Rabu 15 Maret 2017
Pukul : 08.00-08.30 (30 menit)

I. TUJUAN
II. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM:
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit, peserta penyuluhan
mampu melakukan pencegahan karies gigi dan cara menggosok gigi yang
benar.
III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS:
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan dapat :
1. Menjelaskan pengertian karies gigi dengan benar.
2. Menyebutkan pencegahan karies gigi dengan benar.
3. Mendemonstrasikan cara menggosok gigi dengan benar.
IV. MATERI
1. Pengertian karies gigi.
2. Pencegahan karies gigi.
3. Teknik menggosok gigi yang benar
V. KEGIATAN PENYULUHAN
No Aktifitas Fasilitator Aktifitas peserta Waktu
1 Memberikan salam dan Membalas salam 2 menit
memperkenalkan diri. Mendengarkan
Menjelaskan maksud pertemuan dan
menjelaskan tujuan dari pembelajaran
2 Menanyakan apakah ada yang sudah Menjawab dan 2 menit
pernah atau mengetahui tentang karies menyapaikan
gigi, dan pencegahan karies gigi pendapatnya
3 Menjelaskan pengertian karies gigi Mendengarkan 10 menit
dan pencegahan karies gigi Bertanya
4 Menjelaskan dan memperagakan Memperhatikan, 10 menit
langkah-langkah cara menggosok gigi mendengarkan
yang benar Mempraktekkan
5 Observer meberikan pertanyaan Menjawab dan 5 menit
kepada anak anak tentang materi menyampaikan
karies gigi pendapatnya
6 Salam penutup Menjawab salam 1 menit

VI. METODE
 Ceramah tanya jawab.
 Demonstrasi.

VII. MEDIA / AVA :


1. Leaflet pencegahan karies gigi.
2. Pasien sebagai obyek peragaan / demonstrasi.
3. Perlengkapan pencegahan karies gigi (sikat gigi, pasta gigi, video
pembelajaran)

VIII. PENGORGANISASIAN
.Pemberi Materi : Rohmadi Yuda (1130013040)
.Pembawa Acara : Tiara Fatma Pratiwi (1130013092)
Demonstrasi :
1. Selli Wahyuni (1130013041)
2. Riza Akmal (1130013039)
3. Yan Adi (1130013093)
Evaluator/Observer : Windia Wike (1130013045)
Pembimbing :Nety Mawarda Hatmanti, S.Kep,Ns., M.Kep

IX. EVALUASI
1. Evaluasi Persiapan (Struktural)
a. Peserta penyuluhan hadir ke tempat penyuluhan
b. Tempat penyelenggaraan penyuluhan telah disiapkan
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelumnya.
d. Persiapan media: LCD, leaflet, phantom gigi, sikat gigi, pasta gigi,
gelas kumur, handuk kecil, video pembelajaran
e. Persiapan materi: materi disiapkan dalam bentuk makalah, ditulis, dan
dibuatkan leaflet dengan ringkas, menarik, lengkap mudah dimengerti
oleh sasaran penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
a. Anak - anak datang dalam penyuluhan
b. Anak - anak memperhatikan penjelasan penyuluh
c. Media dapat digunakan secara efektif
d. Pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan sesuai waktu yang
ditentukan
e. Anak - anak dapat mengikuti penyuluhan sampai selesai
3. Evaluasi Hasil
a. Anak - anak dapat menjelaskan tentang karies gigi
b. Anak - anak dapat menjelaskan tentang pencegahan karies gigi
c. Anak – anak dapat menjelaskan waktu yang tepat untuk menggosok
gigi.

X. SUMBER
Depkes. 2017. Sikat Gigi Dengan Teknik Dan Waktu Yang Tepat Hindarkan
Karies Sikat Gigi Dengan Teknik Dan Waktu Yang Tepat Hindarkan
Karies

Machfoedz, I. 2008. Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak-Anak dan Ibu
Hamil. Yogyakarta: Fitrama.

Mansjoer, A. 2009. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius

Sriyono, N. 2009. Pengantar Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan. Cetakan


Ketiga. Yogyakarta: Medika Fakultas Ilmu Kedokteran UG

Rhamadhan. 2010. Serba-Serbi Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: Bukune

Wong. 2008. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC

XI. ALAT EVALUASI


1. Apa itu karies gigi?
2. Sebutkan pencegahan karies gigi?
3. Kapan waktu yang tepat untuk menggosok gigi ?
J. KUNCI JAWABAN
1. Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi.
Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit
ini dapat menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus
berbahaya dan bahkan kematian (Muttaqin, 2010).
2. Perawatan mulut
Perawatan mulut dilakukan dengan mempraktekkan instruksi berikut:
a) Sikatlah gigi sekurang – kurangnya dua kali sehari pada waktu –
waktu yang tepat yaitu waktu sesudah makan, sebelum tidur, ditambah
dengan sesudah bangun tidur.
b) Pilihlah sikat gigi yang berbulu halus, permukaan datar dan kepala
sikat kecil.
c) Gunakan dental gloss (benang gigi) sedikinya satu kali sehari.
d) Gunakan pencuci mulut anti plak yang mengandung antibiotik
(vancomycin), enzim (destronase) dan antiseptik (chlor hexidine 0,1
%).
e) Untuk anak yang masih kecil dan belum dapat menggunakan sikat gigi
dengan benar, dapat digunakan kain pembersih yang tidak terlalu tipis
untuk membersihkan bagian depan dan belakang gigi, gusi serta lidah.
Cara mempergunakan yaitu dengan melilitkan pada jari kemudian
digosokkan pada gigi.
f) Kunjungi dokter gigi sedikitnya 6 bulan sekali atau bila mengalami
pengelupasan gigi, luka oral yang menetap lebih dari dua minggu atau
sikat gigi.

Karies dapat dicegah dengan menurunkan jumlah gula dalam makanan


yang dikonsumsi. Hindari kebiasaan makan makanan yang merusak gigi
(permen, coklat dan lain sebagainya) dan membiasakan mengkonsumsi
makanan yang menyehatkan gigi (buah dan sayur). Selain itu flouridasi
dilakukan dengan memungkinkan dokter gigi memberikan sel dental
pada gigi, menambahkan floiuride pada suplai air minum dirumah,
penggunaan pasta gigi yang mengandung floiuride atau menggunakan
tablet, tetesan atau hisap natrium floiuride. Karies gigi dapat
dihindari/dicegah apabila anak melakukan perawatan gigi dengan benar
setelah mengkonsumsi makanan kariogenik.
3. Menurut, Depkes (2017) frekuensi menyikat gigi paling tepat
adalah menyikat gigi setiap kali selesai makan (sarapan, makan siang,
dan makan malam).
MATERI

1. Pengertian
Plak merupakan momok bagi mulut dan tidak terlihat oleh mata. Plak ini
akan bergabung dengan air ludah yang mengandung kalsium, membentuk
endapan garam mineral yang keras. Plak muncul sebagai substansi yang
lembut dan lengket yang melekat pada gigi hampir seperti selai melekat di
sendok. Pertumbuhan plak dipercepat dengan meningkatnya jumlah bakteri
dalam mulut dan terakumulasinya bakteri dan sisa makanan. Jika tidak
dibersihkan, maka plak akan membentuk mineral yang disebut dengan
karang gigi yang meningkatkan resiko karies gigi (Muttaqin, 2010). Karies
gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. Penyakit ini
menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat
menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya dan
bahkan kematian (Muttaqin, 2010).
2. Pencegahan Karies Gigi
Menurut Mansjoer (2009), penatalaksanaan pencegahan karies gigi dilakukan
dengan:
a. Perawatan mulut
Perawatan mulut dilakukan dengan mempraktekkan instruksi berikut:
g) Sikatlah gigi sekurang – kurangnya dua kali sehari pada waktu –
waktu yang tepat yaitu waktu sesudah makan, sebelum tidur,
ditambah dengan sesudah bangun tidur.
h) Pilihlah sikat gigi yang berbulu halus, permukaan datar dan kepala
sikat kecil.
i) Gunakan dental gloss (benang gigi) sedikinya satu kali sehari.
j) Gunakan pencuci mulut anti plak yang mengandung antibiotik
(vancomycin), enzim (destronase) dan antiseptik (chlor hexidine 0,1
%).
k) Untuk anak yang masih kecil dan belum dapat menggunakan sikat
gigi dengan benar, dapat digunakan kain pembersih yang tidak
terlalu tipis untuk membersihkan bagian depan dan belakang gigi,
gusi serta lidah. Cara mempergunakan yaitu dengan melilitkan pada
jari kemudian digosokkan pada gigi.
l) Kunjungi dokter gigi sedikitnya 6 bulan sekali atau bila mengalami
pengelupasan gigi, luka oral yang menetap lebih dari dua minggu
atau sikat gigi.
b. Diet
Karies dapat dicegah dengan menurunkan jumlah gula dalam makanan
yang dikonsumsi. Hindari kebiasaan makan makanan yang merusak
gigi (permen, coklat dan lain sebagainya) dan membiasakan
mengkonsumsi makanan yang menyehatkan gigi (buah dan sayur).
c. Flouridasi
Flouridasi dilakukan dengan memungkinkan dokter gigi memberikan
sel dental pada gigi, menambahkan floiuride pada suplai air minum
dirumah, penggunaan pasta gigi yang mengandung floiuride atau
menggunakan tablet, tetesan atau hisap natrium floiuride. Karies gigi
dapat dihindari/dicegah apabila anak melakukan perawatan gigi dengan
benar setelah mengkonsumsi makanan kariogenik.

3. Menggosok Gigi
Menyikat gigi merupakan tindakan mekanis yang dilanjutkan untuk
membersihkan gigi dari sisa-sisa makanan, mencegah terjadinya akumulasi
plak di daerah gigi dan gusi serta berfungsi memijat gusi (Sriyono, 2009).
Pada dasarnya bersikat gigi yang betul adalah menyikat semua permukaan
gigi sampai bersih dan plak juga hilang sempurna. Kemiringan bulu sikat gigi
sebesar 450 pada daerah kantong gusi bertujuan untuk membantu bulu sikat
gigi masuk ke dalam kantong gusi sehingga pembersihan gusi dan gigi lebih
maksimal. Setelah menyikat gigi, kemudian sikat juga lidah karena
permukaan lidah rata sehingga bisa menyimpan sisa-sisa makanan yang
menimbulkan bau mulut. Berkumur sekali saja untuk membantu flour yang
terdapat pada pasta gigi tetapi tertinggal lebih lama di dalam gigi dan rongga
mulut (Machfoedz, 2008).
Menyikat gigi yang benar dilakukan dengan teknik memutar minimal 15
detik untuk setiap gigi, menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride.
Lakukan pula gerakan vertikal untuk mengangkat kotoran dari sela-sela gigi.
Gunakan dental floss dan mouthwash agar mulut lebih bersih dan segar.
Jangan lupa bersihkan pula lidah dengan scrub khusus
Menurut, Depkes (2017) frekuensi menyikat gigi paling tepat adalah
menyikat gigi setiap kali selesai makan (sarapan, makan siang, dan makan
malam). Berbagai penelitian memperlihatkan bahwa masa 20-30 menit
setelah kita menyantap makanan mengandung karbohidrat (mengandung
gula) merupakan saat yang sangat rentan untuk terjadinya kerusakan gigi.
Penyikatan gigi pada saat derajat keasaman dalam mulut dalam tingkat kritis,
ini akan menambah kerusakan permukaan gigi. Jadi jangan menyikat gigi
segera setelah makan tetapi harus di tunggu sampai lewat masa penting
sesudah makan, yaitu sekitar setengah jam sesudah makan (Sriyono, 2009).
Menggosok gigi yang baik yaitu dengan gerakan yang pendek dan lembut
serta dengan tekanan yang ringan, pusatkan pada daerah yang terdapat plak
yaitu di tepi gusi (perbatasan gigi dan gusi), permukaan kunyah gigi dimana
terdapat celah-celah yang sangat kecil dan sikat gigi yang paling belakang
(Rhamadhan, 2010). Menggosok gigi harus memiliki pegangan yang lurus
dan memiliki bulu yang cukup kecil untuk menjangkau semua bagian mulut.
Menggosok gigi harus diganti setiap 3 bulan. Cara menggosok gigi yang baik
adalah membersihkan seluruh bagian gigi, gerakan vertical, berputar dan
bergerak lembut (Wong, 2008)

Anda mungkin juga menyukai