NPM : 110110160027
Kelas : A
Awal pemikiran antroplogis tentang hukum dimulai dengan studi-studi yang dilakukan oleh
kalangan ahli antropologi, bukan dari kalangan sarjana hukum. Awal kelahiran antropologi
hukum biasanya dikaitkan dengan karya klasik Sir Henry Maine yang bertajuk The Ancient
Law yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1861. Ia dipandang sebagai peletak dasar studi
antropologis tentang hukum melalui introduksi teori evolusionistik mengenai masyarakat dan
hukum. Secara umum tema kajian/teori-teori AH dapat dikelompokkan dalam 3 fase, yaitu
Fase Evolusionisme, Fase Fungsionalisme, Fase Pluralisme.
2. Pengertian hukum harus dibedakan dengan tradisi (tradition) atau kebiasaan, atau
lebih spesifik norma hukum mempunyai pengertian yang berbeda dengan
kebiasaan. Norma hukum adalah peraturan yang mencerminkan tingkah laku
yang seharusnya (ought) dilakukan dalam hubungan antar individu. Sedangkan
kebiasaan merupakan seperangkat norma yang diwujudkan dalam tingkah laku
dan berlangsung dalam kurun waktu yang lama. Kadang kala kebiasaan bisa sama
dan sesuai dengan hukum, tetapi bisa juga bertentangan dengan norma-norma
hukum.
Oleh karena itu Bohannan mengajukan definisi hukum sebagai seperangkat kewajiban yang
dipandang sebagai hak warga masyarakat dan kewajiban bagi warga masyarakat yang lain,
yang telah dilembagakan ulang menjadi institusi hukum untuk mencapai tujuan agar
kehidupan masyarakat dapat berfungsi dan teratur. Karena itu, dikatakan bahwa resiprositas
berada pada basis kebiasaan, tetapi kebiasaan yang telah dilembagakan sebagai norma hukum
melalui tahapan yang disebut double institutionalization of norm atau pelembagaan kembali
norma. Selanjutnya, Leopold Pospisil (Anthopology of Law, A Comparative Study, 1971: 39-
35) juga mengkritik Malinowski bahwa pengertian hukumnya terlalu luas,
sehingga hukum yang dimaksudkan juga dimaksudkan juga mencakup pengertian kebiasaan-
kebiasaan, bahkan semua bentuk kewajiban-kewajiban yang berhubungan dengan aspek religi
dan juga kewajiban-kewajiban yang bersifat moral dalam kehidupan masyarakat. Untuk itu
Pospisil mengajukan definisi hukum sebagai suatu aktivitas kebudayaan yang berfungsi
sebagai alat untuk pengendalian sosial. Untuk membedakan peraturan hukum dengan noram-
norma lain, yang sama-sama mempunyai fungsi sebagai sarana pengendalian sosial, maka
peraturan hukum dicirikan mempunyai 4 atribut (attributes of law) yaitu :