Anda di halaman 1dari 5

1.

THE THEORIES OF REGULATION RELEVANT TO ACCOUNTING AND


AUDITING
Theory of Efficient Market / Efficient Market Hypothesis (EMH)
Para ekonom pasar bebas berpendapat bahwa, pasar akan berfungsi secara
maksimal ketika tidak ada intervensi pemerintah. Tingkat efisiensi maksimal dapat
dicapai dengan membiarkan kekuatan supply dan demand di pasar dapat membentuk
perilaku pasar dengan sendirinya (secara alami). Bagaimanapun, intervensi pemerintah
dalam pasar bebas akan tetap ada namun dengan tujuan yang berbeda.

Agency Theory
Atkinson dan Feltham menyatakan bahwa teori agensi ini banyak membahas
mengenai pelayanan terhadap kebutuhan informasi. Teori ini fokus terhadap hubungan
antara satu orang yang mempercayakan haknya kepada orang lain, agen (manager).
Atkinson dan Feltham menjelaskan bahwa permintaan atas informasi tersebut didasari
oleh :
 Motivasi egen
 Pendistribusian risiko secara efisien
Informasi dikatakan bernilai jika informasi tersebut dapat memperbaiki alokasi
sumber daya dan risiko dalam perekonomian. Hal ini dilakukan dengan cara mengurangi
ketidakpastian. Ketidakpastian dalam teori agensi ini dikalsifikasikan menjadi dua hal.
Ex ante dan Ex post. Ex ante (sebelum) adalah ketidakjelasan yang terjadi pada saat
keputusan akan dibuat. Sedangkan Ex post merupakan ketidakjelasan yang terjadi setelah
keputusan dibuat dan hasilnya telah direalisasikan.

Theories of Regulation
1. Public Interest Theory
Alasan ekonomi yang paling utama atas intervensi pemerintah pada operasi di
berbagai pasar adalah kegagalan pasar. Dalam kerangka teori ini, aturan yang
dibuat oleh legislatif cenderung untuk melindungi kepentingan konsumen dengan
menstabilkan peningkatan kinerja ekonomi.
2. Regulatory Capture Theory
Teori ini menganggap bahwa walaupun tujuan asli dari dibuatnya peraturan adalah
untuk melindungi kepentingan umum, namun tujuan ini sebenarnya tidak dapat
tercapai karena dalam prosesnya, pihak pelaksana peraturan tersebut cenderung
untuk mengatur atau mendominasi para pembuat peraturan itu sendiri.
3. Private Interest Theory
Teori ini mengasumsikan bahwa peraturan menjadi sebuah eksistensi sebagai hasil
dari tanggapan pemerintah terhadap permintaan public untuk memperbaiki segala
bentuk ketidakefisiensian atau ketidaksamaan praktik yang dilakukan oleh individu
ataupun organisasi (strongly challenged by Stigler in 1971). Tantangan Stigler
adalah pemerintah memiliki satu sumber daya dasar yang tidak dibagikan bahkan
kepada warga yang paling kuat sekalipun : ‘the power to coerce’.

2. HOW THEORIES OF REGULATION APPLY TO ACCOUNTING AND


AUDITING PRACTICES
Application of Public Interest Theory
Di dalam public interest theory, pemerintah merasa perlu untuk mengeluarkan
suatu regulasi yang berguna untuk melindungi kepentingan publik. Hal ini terjadi karena
mekanisme pasar gagal sehingga untuk meluruskannya, pemerintah harus turut campur
dengan pembuatan regulasi baru. Contoh aplikasi di dunia nyata adalah kasus Enron
dimana pemerintah Amerika Serikat memutuskan untuk mengeluarkan Sarbanas-Oxley
Act (SOX) pada tahun 2002 agar meminimalisir terulangnya kasus semacam Enron.

Application of Capture Theory


Walker memberikan pendapatnya mengenai ASRB. Ia berpendapat bahwa
terjadinya capture theory dalam proses pembuatan peraturan oleh ASRB. Ia
menyimpulkan bahwa para profesi akuntan mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh
ASRB. Hal ini terlihat karena ASRB mengadakan merger dengan AARF (Australian
Accounting Research Foundation) dan setelah merger ini, 22 dari 23 standar yang
dikeluarkan oleh ASRB datang dari profesi akuntan. Padahal, ASRB bebas menerima
masukan standar dari sumber manapun. Menurut Walker, ASRB gagal dalam mendirikan
fungsinya sebagai pembuat standar laporan keuangan yang netral dan tidak bias

Application of Private Interest Theory


Rahman memberikan komentar atas pendapat yang dikeluarkan oleh Walker.
Rahmat berpendapat bahwa studi kasus yang dilakukan Walker kurang mendalam dan
kurang luas karena pihak-pihak yang dapat mengintervensi keputusan ASRB tidak hanya
datang dari profesi akuntan saja tetapi juga datang dari Ministerial Council Australia.
Tugas Ministrial Council ini adalah menyetujui atau tidak menyetujui keputusan yang
dibuat ASRB. Keputusan yang tidak disetujui adalah keputusan yang berisiko mebuat
gejolak permasalahan politik. Selain itu, keputusan juga dapat dipengaruhi oleh National
Companies and Securities Commission (NCSC) sekarang disebut Australian Securities
and Investment Commission (ASIC).

Standard Setting as a Political Process


Proses pembuatan peraturan sering kali di pandang sebagai proses politik karena
dampak yang dihasilkan cukup besar dan pihak-pihak yang terpengaruhi akan berusaha
untuk turut campur dalam pembuatan peraturan itu. Menurut Watts dan Zimmerman,
proses politik itu sebenarnya adalah pihak-pihak yang mengejar dan melindungi self-
interest. Maka dalam membuat peraturan akuntansi yang tentu berdampak politik harus
dapat melindungi kepentingan seluruh pihak terutama kepentingan pengguna laporan
keuangan.

3. THE REGULATORY FRAMEWORK FOR FINANCIAL REPORTING


Statutory Requirements
Partisipan utama dalam memproduksi laporan keuangan adalah direktur
perusahaan (beserta para eksekutif dan manajer) dan auditor independen. Banyak sekali
motivasi bagi para manajer untuk secara sukarela menyediakan informasi keuangan yang
akan diverifikasi secara independen melalui proses audit. Sekarang, yang ingin
dijelaskan adalah peran dari persyaratan hukum sebagai suatu insentif bagi perusahaan
untuk menyediakan laporan keuangan yang diaudit. Dalam beberapa negara, hukum
mewajibkan direktur untuk menyediakan laporan keuangan yang diaudit. Dengan
demikian, motivasi utama bagi direktur dan auditor adalah memenuhi persyaratan hukum
tersebut.

Corporate Governance
Davis memiliki pandangan yang luas mengenai tata kelola perusahaan dan
menyatakan bahwa tata kelola perusahaan adalah sebuah struktur, proses, dan institusi di
dalam dan sekitar organisasi yang mengalokasikan kekuatan dan kontrol sumber daya di
antara para partisipan. Beberapa praktik tata kelola perusahaan berasal dari hukum yang
mensyaratkan direktur untuk mengambil tindakan spesifik yang berkaitan dengan
manajemen perusahaannya.

Auditors and Oversight


Di banyak negara, auditor memiliki peranan dan fungsi yang penting dalam
menyediakan kepastian mengenai kualitas laporan keuangan yang dikeluarkan oleh
perusahaan. Bentuk regulasi yang paling dasar dari profesi auditor adalah membatasi
anggota hanya untuk orang-orang yang memiliki kualifikasi tertentu dan pengalaman
serta membutuhkan pendaftaran untuk berlatih. Bentuk regulasi lainnya adalah
dibutuhkannya komitmen dari para anggota profesional terhadap kode etik. Hampir
semua bentuk dari regulasi tersebut merupakan self-imposed, karena seorang profesional
setuju mengikuti keseluruhan peraturan untuk menjaga keistimewaan posisi dan
melindungi hak mereka untuk melakukan praktik sebagai seorang profesional.

Independent Enforcement Body


Peran badan pelaksana independen dalam regulasi pelaporan keuangan adalah
mendukung kesesuaian dengan regulasi yang mengatur mengenai pelaporan keuangan,
yang terdapat dalam hukum dan standar akuntansi. Badan pelaksana independen
merupakan perpanjangan dari pengajuan pengawasan yang merupakan bagian dasar
dalam kerangka regulasi. Pendirian badan pelaksana independen berkaitan dengan adopsi
IFRS tahun 2005

4. THE INSTITUTIONAL STRUCTURE FOR SETTING ACCOUNTING &


AUDITING STANDARD
Background
Perkembangan awal standar akuntansi dimulai ketika dibentuknya International
Accounting Standards Committee (IASC) di London pada tahun 1973. Komite ini
berisikan perwakilan dari badan akuntansi profesional dari sembilan negara, yaitu
Australia, Kanada, Prancis, Jepang, Meksiko, Belanda, Inggris-Irlandia, Amerika Serikat,
dan Jerman Barat. Tujuan komite ini adalah untuk mengembangkan standar akuntansi
sektor swasta yang cocok untuk digunkan di negara-negara seluruh dunia. Sebelum tahun
2005, International Accounting Standards (IAS) berpengaruh di banyak negara
The IASB & FASB Convergence Program
Program konvergensi membutuhkan FASB (Financial Accounting Standards
Board) dan IASB (International Accounting Standards Board) untuk mengidentifikasi
perbedaan antara standar masing-masing, untuk mereview solusi yg ada dan
mengambil penanganan yg lebih baik. IASB memiliki kebijakan kerja dengan membuat
standar nasional tentang proyek-proyek dimana mereka dapat berkontribusi dalam
proses pengaturan standar.

Accounting Standards for Public Sector


IASB menetapkan standar bagi sektor swasta, perbedaan standar dapat berlaku
untuk sektor publik. Standar yang berbeda dapat diterapkan pada sektor publik,
mengingat bahwa entitas sektor publik mungkin memiliki tujuan yang berbeda dan
tujuan dari pemangku kepentingan yang berbeda dibandingkan dengan sektor swasta.

International Auditing Standards


Pada awal sejarahnya, audit merupakan self-regulated, artinya tidak ada standar
internasional yang baku untuk digunakan. Pada abad ke -19, Companies Act terjadi di
Inggris dan mengharuskan audit dilakukan. Di Amerika Serikat, American Institute of
Accountants menetapkan standar audit untuk pertama kalinya pada tahun 1939.
Sejak terjadinya kasus Enron dan Worldcom, dibuatlah sebuah aturan yang disebut
Sarbanes-Oxley Act (2002). Sejak saat itu, peninjauan kepada kantor audit di Amerika
Serikat dilakukan oleh badan pemerintah yang disebut Public Company Accounting
and Oversight Board (PCAOB). PCAOB juga bertanggung jawab dalam menetapkan
standar audit untuk perusahaan publik.
International Standards on Audit (ISA) dikembangkan oleh International Auditing
and Assurance Standards Board (IAASB). IAASB beroperasi dibawah International
Federation of Accountant (IFAC). IFAC kemudian membentuk Public Interest
Oversight Board (PIOB) pada tahun 2005 dengan tujuan untuk meningkatkan
kepercayaan pada standar yang diterbitkan oleh IAASB dan IFAC.

Anda mungkin juga menyukai