Anda di halaman 1dari 3

Geometri Non Euclid

4
Q lebih suka menyebut mata kuliah ini sebagai ‘geometri aneh’. Abis emang kuliah ini,
membahas soaL geometri yang tak lazim. misalnya neh, dalam sebuah segitiga, jumlah sudutnya
ga selalu 180 derajat. tapi bisa juga 270 derajat lhoh… owh ya, buat temen2 1 rombelQ (rombel
01) ambil materinya di sini neh… ujian open book kan???

1. Geometri terurut

KONSEP URUTAN

6 (aksioma Pasch)

Andaikan g sebuah garis yang sebidang dengan titik A, B, C tetapi g tidak melalui A, B atau C.
Apabila g mamotong maka g memotong atau tetapi tidak duaduanya.

Perhatikan juga bahwa U6 juga berlaku apabila A, B, C berlainan dan segaris atau apabila C = A
atau C = B.

lihat materi selengkapanya.

2. Geometri Netral

adalah Geometri yang dilengkapi dengan sistem aksioma-aksioma insidensi, sistem aksioma-
aksioma urutan, sistem aksioma kekongruenan (ruas garis, sudut, segitiga) dan sistem aksioma-
aksioma archiemedes.

lihat materi selengkapanya.

3. Geometri Insidensi

Teorema 1 :

Jika dua garis berbeda berpotongan maka perpotongannya pada tepat satu titik.

Bukti:

Misalkan garis itu l dan m.

Jika l dan m berpotongan menurut definisi mereka berpotongan pada minimal satu titik, sebut P.

Andaikan l dan m juga berpotongan di Q, maka melalui P dan Q terdapat garis PQ, sehingga
melalui P dan Q ada lebih dari garis.

Kontradiksi dengan aksioma 1 insidensi.


Terbukti l dan m berpotongan pada tepat satu titik.

lihat materi selengkapanya.

4. Geometri topologi

Dimensi topologi rendah sangat geometris, sebagaimana tercermin dalam teorema


uniformization dalam dimensi-2 yang mengatakan bahwa

setiap permukaan mengakui sebuah kelengkungan konstan metrik, geometris, ia memiliki salah
satu dari 3 kemungkinan geometri: kelengkungan positif / bulat, nol kelengkungan / datar,
kelengkungan negatif / hiperbolik

lihat materi selengkapanya.

5. Geometri Eliptik

Georg Friedrich Bernhard Riemann


(17 September 1826 – 20 Juli 1866)

Pada tahun 1954 Riemann membacakan disertasinya tentang penemuannya yang baru di Fakultas
Filsafat Gottingen. Ia memulai dengan asumsi : Garis-garis adalah tidak terbatas, tetapi
panjangnya berhingga. Riemann tidak mengindahkan postulat kesejajaran dari geometri
eucklides maupun dari geometri hiperbolik. Postulat kesejajaran dari Riemann adalah: Tidak ada
garis-garis yang sejajar dengan garis lain. Jadi menurutnya, dua garis selalu berpotongan dan
tidak ada dua garis sejajar. Untuk selanjutnya geometri elliptik dikenal sebagai Geometri
Riemann.

lihat materi selengkapanya.

6.Geometri Hiperbolik

A. Sejarah Geometri Hiperbolik

Geometri hiperbolik, pertama dikembangkan oleh keluarga Bolyai. Seorang matematikawan


Austria “Farkas Wolfgang Bolyai” (1775-1856) lah yang mula-mula menaruh minat utamanya
pada dasar-dasar geometri dari postulat kelima Euclid, postulat kesejajaran. Selesai kuliah di
Gottingen tahun 1799, pulang ke Hongaria dan mengajar matematika, fisika dan kimia pada
Reformed College. Wolfgang mengajari pula anaknya sendiri Janos Bolyai. Putus asa dengan
Postulat kesejajaran yang diketahuinya mempunyai kejanggalan namun tidak dapat
dibuktikannya membuat dia menulis surat kepada anaknya :

Jangan berkutat dengan postulat kesejajaran, karena akan mengurangi kenyamanan,kesehatan,


dan ketenangan dan seluruh kebahagiaan dalam hidup ini.
Sang anak Janos Bolyai, pada usia 21 tahun melanggar larangan ayahnya. Ia melanjutkan
kepenasaran sang ayah yang menemukan kejanggalan postulat tersebut. Janos berhasil
mengembangkan geometri yang beda dengan postulat kelima Euclid dan mencetuskan geometri
Non-Euclid dengan cara yang berbeda dengan Nicolai Lobachevsky, yang kemudian dikenal
dengan geometri hiperbolik. (http://mate-mati-kaku.com/asal-asal/geometri)

7. Geometri fraktal

Fraktal juga bisa dikelompokkan berdasarkan keserupa diriannya. Ada tiga tingkat
keperupadirian pada fraktal:

 Serupa diri secara persis — Ini adalah keserupa dirian yang paling kuat. Fraktalnya
terlihat sama persis pada berbagai skala. Fraktal yang didefinisikan oleh sistem fungsi
teriterasi biasanya bersifat serupa diri secara persis.
 Serupa diri secara lemah — Ini adalah keserupa dirian yang tidak terlalu ketat. Fraktalnya
terlihat mirip (tapi tidak persis sama) pada skala yang berbeda. Fraktal jenis ini memuat
salinan dirinya sendiri dalam bentuk yang terdistorsi maupun rusak.
 Serupa diri secara statistik — Ini adalah kererupadirian yang paling lemah. Fraktalnya
memiliki ukuran numeris atau statistik yang terjaga pada skala yang berbeda.
Kebanyakan definisi fraktal yang wajar secara trivial mengharuskan suatu bentuk
keserupa dirian statistik. Dimensi fraktal sendiri adalah ukuran numeris yang nilainya
terjaga pada berbagai skala. Fraktal acak adalah contoh fraktal yang serupa diri secara
statistik, tapi tidak serupa diri secara persis maupun lemah.

Anda mungkin juga menyukai