Anda di halaman 1dari 17

Sel Prokariotik

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metabolisme Sel

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Priyantini Widiyaningrum, M.S

Disusun oleh :

TRI HASTUTININGSIH (0402513017)

ENI DWI ASTUTI (0402513035)

PRODI PENDIDIKAN IPA KONS. BIOLOGI

PASCA SARJANA UNNES

2014
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Organismeprokariotiktersebar di bumidalamjumlah yang


sangatbanyak.Merekadapathidupdenganmemanfaatkanlebihbanyaksumberenergidibanding
kanorganismelainnyadandapathidup hampir di semua lingkungan bumi selama ada air.
Prokariotik telah berdiversifikasi besar-besaran dalam waktu yang lama. Metabolisme
prokariotik jauh lebih bervariasi dibandingkan dengan eukariotik, sehingga terdapat banyak
tipe prokariotik. Misalnya, disamping melakukan fotosintesis atau menghasilkan senyawa
organik sebagai energi, prokariotik juga mendapat energi dari senyawa anorganik seperti
H2S atau yang lainnya, sehingga membuat prokariotik bisa bertahan hidup di lingkungan
sedingin permukaan salju Antartika, sepanas lubang hydrothermal dasar laut, sumber air
panas serta di tempat ekstrem lainnya.
Ciri khasselprokariotik adalah selnya yang tidakmemilikimembran inti. Inti sel
organisme ini hanya memiliki satu molekul ADN tanpa membran disebut Nukleoid. Sebagian
besar organisme prokariotik merupakan organisme uniseluler (sel tunggal ). Prokariotik
umumnya tidak memiliki klorofil, hidup bebas atau sebagai parasit. Beberapa sel prokariotik
dapat hidup di tempat yang ekstrem seperti mata air panas, kawah gunung berapi, atau di
lahan gambut. Sedangkan kelompok yang lain bersifat kosmopolit, artinya mampu hidup di
berbagai kondisi lingkungan. Sebagian besar prokariotik memiliki diameter dalam kisaran 1-
5 µm. Secara umum organisme sel prokariotik berkembang biak secara vegetatif atau
aseksual dengan cara membelah diri.
Dalam makalah ini penulis membahas tentang struktur dan fungsi sel prokariotik,
proses sintesis protein pada sel prokariotik, dan cara reproduksi pada sel prokariotik.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah struktur dan fungsi sel prokariotik ?
2. Bagaimanakah proses sintesis protein pada sel prokariotik?
3. Bagaimanakahcarareproduksipadaselprokariotik?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang struktur dan fungsi sel prokariotik ?
2. Untuk mengetahui proses sintesis protein pada sel prokariotik?
3. Untukmengetahui proses reproduksipadaselprokariotik?
II. PEMBAHASAN

A. Struktur dan Fungsi Sel Prokariot

a. Dinding Sel
Dinding sel bakteri dan Archae tersusun atas peptidoglikan, lipid, dan protein.
Dinding sel berfungsi sebagai pelindung dan pemberi bentuk yang tetap. Pada
dinding sel terdapat pori-pori sebagai jalan keluar masuknya molekul-molekul.

Gambar 1. Dinding Sel Bakteri.

b. Membran Plasma
Membran sel atau membran plasma tersusun atas molekul lipid dan
protein. Membran plasma berfungsi sebagai pelindung molekular sel terhadap
lingkungan di sekitarnya, dengan jalan mengatur lalu lintas molekul dan ion-ion dari
dalam.
Gambar 2. Membran Sel Bakteri

c. Sitoplasma
Sitoplasma tersusun atas air, protein, lipid, mineral, dan enzim-enzim. Enzim-enzim
digunakan untuk mencerna makanan secara ekstraselular dan untuk melakukan
proses metabolisme sel. Metabolisme sel meliputi proses penyusunan (anabolisme)
dan penguraian (katabolisme) zat-zat.
d. Mesosom
Kadang-kadang pada tempat tertentu, membran plasma melekuk ke dalam
membentuk bangunan yang disebut mesosom. Mesosom berfungsi sebagai
penghasil energi. Biasanya mesosom terletak dekat dinding sel yang baru terbentuk
pada saat pembelahan biner sel bakteri. Pada membran mesosom terdapat enzim-
enzim pernapasan yang berperan dalam reaksi-reaksi oksidasi untuk menghasilkan
energi.
e. Ribosom
Ribosom merupakan organel tempat berlangsungnya sintesis protein. Ukurannya
sangat kecil, berdiameter antara 15–20 nm (1 nanometer = 10 –9 meter). Di dalam
sel E. coli terkandung 15.000 butir ribosom atau sekitar 25% massa total sel bakteri.

Gambar 3. Struktur Rribosom Bakteri


f. DNA
DNA atau asam deoksiribonukleat merupakan persenyawaan yang tersusun atas
gula deoksiribosa, fosfat, dan basa-basa nitrogen. DNA berfungsi sebagai pembawa
informasi genetik, yaitu sifat-sifat yang harus diwariskan kepada keturunannya. Oleh
sebab itu, DNA disebut pula sebagai materi genetik.
g. RNA
RNA atau asam ribonukleat merupakan persenyawaan hasil transkripsi DNA. Jadi,
bagian tertentu DNA melakukan transkripsi membentuk RNA. RNA membawa kode-
kode genetik sesuai pesanan DNA. Selanjutnya, kode-kode genetik itu akan
diterjemahkan dalam bentuk urutan asam amino dalam proses sintesis protein.
Demikianlah struktur sel prokariotik pada bakteri E. coli. Ternyata, bakteri
mempunyai bagian-bagian sel yang rumit. Setiap bagian sel ini mempunyai peranan
yang penting bagi kelangsungan hidup sebuah sel. Namun, bagian-bagian sel itu
tidak dapat berdiri sendiri dalam menjalankan fungsi sebuah sel, melainkan harus
bekerja sama dengan bagian sel lain membentuk satu kesatuan.
http://www.biologionline.info/2013/08/struktur-sel-prokariotik.html

B. Sintesis Protein Sel Prokariotik


Sintesis protein pada sel prokariotik melalui dua tahap yaitu transkripsi dan
translasi. Pada sel prokariotik, translasi terjadi sebelum transkripsi sepenuhnya
dirampungkan. Hal ini dimungkinkan karena pada prokariot molekul mRNA di translasikan
berdasarkan arah dari ujung 5` ke ujung 3`. Selain dari itu, pada prokariot : tidak terdapat
membran inti, sehingga tidak ada yang memisahkan transkripsi dan translasi
(sebagaimana yang terjadi pada eukariot) sehingga translasi dapat segera dilakukan.
Transkripsi (dari bahasa Inggris: transcription) adalah proses penyalinan kode-
kode genetika yang ada pada urutan DNA menjadi molekul RNA. Transkripsi adalah
bagian dari rangkaian ekspresi genetik yang nantinya akan muncul sebagai fenotipe.
Urutan nukleotida pada salah satu untaian molekul DNA digunakan sebagai cetakan untuk
sintesis molekul RNA yang komplementer. Molekul RNA yang disintesis dalam proses
transkripsi pada garis besarnya dapat dibedakan menjadi 3 kelompok molekul RNA, yaitu
:  mRNA (messenger RNA),  tRNA (transfer RNA),  rRNA (ribosomal
RNA).
Translasi adalah proses sintesis polipeptida spesifik berdasarkan sandi genetika
pada mRNA. Proses ini adalah bagian kedua dari tahapan biosintesis protein setelah
proses transkripsi. Translasi melibatkan ribosom sebagai tempat penggabungan asam
amino-asam amino menjadi polipeptida dan tRNA sebagai pembawa asam amino ke
ribosom dan penerjemah” sandi genetika mRNA. Antibiotika dapat menghambat atau
menghentikan proses translasi pada biosintesis protein, contohnya :  antibiotika
anisomycin, cycloheximide, chloramphenicol, antetracycline. Translasi sangat
berhubungan dengan proses transkripsi, karena kedua tahap tersebut merupakan tahap
dalam sinteseis protein dalam sel.

Transkripsi Pada Prokaryot

Gambar 4 . Transripsi Pada Sel Prokariotik

Transkripsi pada dasarnya adalah proses penyalinan urutan nukleotida yang


terdapat pada molekul DNA. Dalam proses transkripsi, hanya salah satu untaian DNA
yang disalin menjadi urutan nukleotida RNA (transkip RNA). Urutan nukleotida pada
transkrip RNA bersifat komplemeter dengan urutan DNA cetakan (DNA template),
tetapi identik dengan urutan nukleotida DNA pada untaian pengkode (coding DNA
strand/nontemplate strand). Hal ini dapat digambarkan dengan skema sederhana
berikut ini: 5’-ATG GTC CTT TAC TTG TCT GTA TTT -3’ Untaian DNA pengkode dan
3’-TAC CAG GAA ATG AAC AGA CAT AAA -5’ Untaian DNA cetakan.

Hal-hal yang Berkenaan dengan Transkripsi Pada Prokariot

1. Pada prokariot, gen terdiri atas 3 bagian utama : daerah pengendali (promoter);
bagian struktural dan terminator. Promoter merupakan bagian gen yang berperanan
dlm mengendalikan proses transkripsi dan terletak pada ujung 5’.
Promoter pd prokariot juga terdiri atas operator. Bagian Struktural adalah bagian gen
yang terletak disebelah hilir (downstream) dari promoter. Bagian inilah yg mengandung
urutan DNA spesifik (kode-kode genetik) yg akan ditranskripsi. Terminator adalah
bagian gen yg terletak disebelah hilir dari bagian struktural yg berperanan dlm
pengakhiran (terminasi) proses transkripsi. Fungsi terminator adalah memberikan
sinyal pd enzim RNA polimerase agar menghentikan proses transkripsi. Proses
terminasi transkripsi pd prokariot dpt dikelompokkan menjadi 2 kelas, yaitu terminasi
yg ditentukan oleh urutan nukleotida tertentu (rho-independent) dan diatur oleh suatu
protein (faktor rho) atau disebut rho-dependent.

2. Gen pada prokariot diorganisasikan dalam struktur operon. Contoh : operon lac
(operon yg mengendalikan kemampuan metabolisme laktosa pada bakteri
Escherichia coli). Adanya sistim operon karena satu promotor mengendalikan
seluruh gen struktural.
3. Saat ditranskripsi, operon lac menghasilkan satu mRNA yg membawa kode-kode
genetik untuk 3 macam polipeptida yg berbeda : mRNA polisistronik, artinya dalam
satu transkrip dapat terkandung lebih dari satu rangkaian kodon (sistron) untuk
polipeptida yang berbeda. Dengan demikian, masing-masing polipeptida akan
ditranslasi secara independen dari satu untaian mRNA yg sama.
4. Ciri utama gen struktural pd prokariot adalah mulai dari sekuens inisiasi translasi (ATG)
sampai kodon terakhir sebelum titik akhir translasi (kodon STOP yaitu TAA/TAG/TGA)
akan diterjemahkan menjadi rangkaian asam amino. Jadi, jika gen
struktural terdiri atas 900 nukleotida maka gen tersebut akan mengkode 300
asam amino karena satu asam amino dikode oleh tiga sekuens nukleotida yang
berurutan. Jadi, pada prokariot tidak ada intron (sekuens penyisip) kecuali pada
beberapa archaea tertentu.
5. Pada prokariot, RNA polimerase menempel secara langsung pada DNA di daerah
promoter tanpa melalui suatu ikatan dengan protein lain (yang membedakan dengan
eukariot)
6. Pada prokariot, proses transkripsi dan translasi berlangsung hampir secara serentak,
artinya sebelum transkripsi selesai dilakukan, translasi sudah dpt dimulai.
7. Urutan nukleotida RNA hasil sintesis adalah urutan nukleotida komplementer dengan
cetakannya. Misal : urutan ATG pada DNA, maka hasil transkripsinya adalah UAC.
Molekul DNA yg ditranskripsi adalah untai ganda, namun yang berperanan sebagai
cetakan, hanya salah satu untaiannya
8. Tahapan transkripsi pada prokariot meliputi:
 Inisiasi transkripsi (terbentuk gelembung transkripsi),
 Pemanjangan
 Terminasi (tergantung faktor rho dan tidak tergantung faktor rho), (Dewi,2013)

Translasi Pada Prokariot

Gambar 5 . Translasi Pada Prokariot

Translasi dapat berlangsung memerlukan 3 komponen:


1. Molekul mRNA merupakan transkrip (salinan) urutan DNA yang menyusun suatu gen
dalam bentuk ORF (open reading frame, kerangka baca terbuka), didalamnya terdapat
rangkaian kodon-kodon yang akan diterjemahkan.
2. Molekul tRNA merupakan pembawa asam-asam amino yang akan disambungkan
menjadi rantai polipeptida, tRNA sebagai penterjemah, yang membawa antikodon.
3. Ribosom merupakan tempat penterjemahan berlangsung/proses translasi, disusun
oleh molekul rRNA dan beberapa macam protein, ribosom tersebar diseluruh bagian
sel.

Translasi terdiri dari 3 tahap :


Inisiasi (initiation)
Tahap pertama pada inisiasi dimulai dengan disosiasi/pemisahan ribosom 70S menjadi
subunit besar (50S) dan subunit kecil (30S) dengan menggunakan faktor IF-1, kemudia
pada tahapan inisiasi ini subunit ribosom 30S terbebas dari ikatan dengan subunit 50S
melalui interaksinya dengan protein IF-3, kemudian terjadinya penggabungan mRNA,
subunit 30S, dan formilmetionil-tRNAf (fMet-tRNAf) membentuk kompleks inisiasi 30S
dengan membutuhkan GTP (guanosin triphosphat) dan beberapa protein/faktor inisiasi
(IF-1, IF-2, IF-3) yang dilakukan oleh IF-2, IF-3. IF-3 tersebut akan mengikat pada subunit
30S (ribosom kecil), setelah kompleks inisiasi 30S terbentuk selanjutnya subunit 50S
(ribosom besar) bergabung dan membentuk kompleks inisiasi 70S dengan
menggunakan energi hasil hidrolisis GTP yang terjadi pada waktu IF-1, IF-2 dan IF-3
terlepas dari kompleks, kompleks inisiasi 70S inilah yang siap melakukan proses
pemanjangan polipeptida.

Gambar 6. Proses Inisiasi Translasi pada Prokariot

Pemanjangan (elongation)
Proses pemanjangan polipeptida secara umum mempunyai mekanisme 3 tahapan: 1)
pengikatan aminoasil –tRNA pada sisi A yang ada di ribosom, 2) pemindahan rantai
polipeptida yang tumbuh dari tRNA yang ada pada sisi P ke arah sisi A dengan
membentuk ikatan peptide, 4) translokasi ribosom sepanjang mRNA ke posisi kodon
selanjutnya yang ada di sisi A.
Di dalam kompleks ribosom, molekul fMet-tRNA fMet menempati sisi P (peptidil), sisi yang

lain pada ribosom, yaitu sisi A (aminoasil), masih kosong pada saat awal sintesis
protein. Berpasangannya triplet kodon inisiasi (AUG/GUG) pada mRNA dengan
antikodon pada metionil-tRNAf Met di tapak P menentukan urutan triplet kodon dan
Met

aminoasil-tRNAf berikutnya yang akan masuk ke tapak A. Pengikatan aminoasil-


tRNAfMet berikutnya, misalnya alanil- tRNAala, ke tapak A memerlukan protein-protein

elongasi EF-Ts dan EF-Tu. Pembentukan ikatan peptida antara gugus karboksil pada
metionil-tRNAfMet di tapak P dan gugus amino pada alanil-tRNAala di tapak A dikatalisis

oleh enzim peptidil transferase, suatu enzim yang terikat pada subunit ribosom 50S.
Reaksi ini menghasilkan dipeptida yang terdiri atas f-metionin dan alanin yang terikat
pada tRNAala di tapak A. Langkah berikutnya adalah translokasi, yang melibatkan (1)
perpindahan f-met-ala- tRNAala dari tapak A ke tapak P dan (2) pergeseran posisi
mRNA pada ribosom sepanjang tiga basa sehingga triplet kodon yang semula berada di
tapak A masuk ke tapak P. Dalam contoh ini triplet kodon yang bergeser dari tapak A ke
P tersebut adalah triplet kodon untuk alanin. Triplet kodon berikutnya, misalnya
penyandi serin, akan masuk ke tapak A dan proses seperti di atas hingga translokasi akan
terulang kembali. Translokasi memerlukan aktivitas faktor elongasi berupa enzim yang
biasa dilambangkan dengan EF-G. Pemanjangan atau elongasi rantai polipeptida akan
terus berlangsung hingga suatu tripet kodon yang menyandi terminasi memasuki tapak
A, Sebelum suatu rantai polipeptida selesai disintesis terlebih dahulu terjadi deformilisasi
pada f-metionin menjadi metionin. yang kemudia berlanjut pada proses terminasi.

Gambar 7. Skema Proses Translasi


Gambar 8. Skema Proses Translasi (lanjutan)

Pengakhiran (termination)
Translasi akan berakhir pada waktu salah satu dari ketiga kodon terminasi
(UAA,UGA,UAG) yang ada pada mRNA mencapai posisi A pada ribosom. Dimana RF1
yang mengenali kodon UAA atau UAG sehingga rantai kodon tersebut akan terlepas,
kemudian RF2 akan mengenali kodon UAA atau UGA sehingga rantai kodon tersebut
terlepas. Proses terminasi ditandai oleh terlepasnya mRNA, tRNA di tapak P, dan rantai
polipeptida dari ribosom. Selain itu kedua subunit ribosompun memisah, pada terminasi
diperlukan aktivitas dua protein yang berperan sebagai faktor pelepas atau releasing
factors, yaitu RF-1 dan RF-2 yang bekerja sama dengan RF-3.
Gambar 9. Terminasi Translasi

Sumber : http://kamriantiramli.wordpress.com/2011/05/07/331/

C. Reproduksi Sel Prokariotik

Bakteri tidak mengalami mitosis dan meiosis. Hal ini merupakan perbedaan
penting antara bakteri (prokariot) dengan sel eukariot. Reproduksi. Bakteri mengadakan
reproduksi dengan dua cara, yaitu secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara
aseksual dilakukan dengan pembelahan, sedangkan reproduksi seksual dilakukan
dengan cara transformasi, transduksi, dan konjugasi. Namun, proses reproduksi cara
seksual berbeda dengan eukariota lainnya. Sebab, dalam proses tersebut tidak ada
penyatuan inti sel sebagaimana biasanya pada eukarion, yang terjadi hanya berupa
pertukaran materi genetika (rekombinasi genetik). Berikut ini beberapa cara reproduksi
bakteri dengan cara rekombinasi genetik dan membelah diri.
a. Rekombinasi Genetik
Adalah pemindahan secara langsung bahan genetic (DNA) di antara dua sel bakteri
melalui proses berikut:
1. Transformasi
Transformasi adalah perpindahan materi genetik berupa DNA dari sel bakteri
yang satu ke sel bakteri yang lain. Pada proses transformasi tersebut ADN bebas
sel bakteri donor akan mengganti sebagian dari sel bakteri penerima, tetapi tidak
terjadi melalui kontak langsung. Cara transformasi ini hanya terjadi pada
beberapa spesies saja, . Contohnya : Streptococcus pnemoniaeu, Haemophillus,
Bacillus, Neisseria, dan Pseudomonas. Diguga transformasi ini merupakan cara
bakteri menularkan sifatnya ke bakteri lain. Misalnya pada bakteri Pneumococci
yang menyebabkan Pneumonia dan pada bakteri patogen yang semula tidak
kebal antibiotik dapat berubah menjadi kebal antibiotik karena transformasi.
Proses ini pertama kali ditemukan oleh Frederick Grifith tahun 1982.
2. Transduksi
Transduksi adalah pemindahan materi genetik bakteri ke bakteri lain dengan
perantaraan virus. Selama transduksi, kepingan ganda ADN dipisahkan dari sel
bakteri donor ke sel bakteri penerima oleh bakteriofage (virus bakteri). Bila virus –
virus baru sudah terbentuk dan akhirnya menyebabkan lisis pada bakteri,
bakteriofage yang nonvirulen (menimbulakan respon lisogen) memindahkan ADN
dan bersatu dengan ADN inangnya, Virus dapat menyambungkan materi
genetiknya ke DNA bakteri dan membentuk profag. Ketika terbentuk virus baru, di
dalam DNA virus sering terbawa sepenggal DNA bakteri yang diinfeksinya. Virus
yang terbentuk memiliki dua macam DNA yang dikenal dengan partikel transduksi
(transducing particle). Proses inilah yang dinamakan Transduksi. Cara ini
dikemukakan oleh Norton Zinder dan Jashua Lederberg pada tahun 1952.
3. Konjugasi
Konjugasi adalah bergabungnya dua bakteri (+ dan –) dengan membentuk
jembatan untuk pemindahan materi genetik. Artinya, terjadi transfer ADN dari sel
bakteri donor ke sel bakteri penerima melalui ujung pilus. Ujung pilus akan
melekat pada sel peneima dan ADN dipindahkan melalui pilus tersebut.
Kemampuan sel donor memindahkan ADN dikontrol oleh faktor pemindahan
(transfer faktor = faktor F).
Gambar 10. Reproduksi Sel Prokariotik (Bakteri)

b. Pembelahan Biner

Pada pembelahan ini, sifat sel anak yang dihasilkan sama dengan sifat sel induknya.

Gambar 11. Pembelahan Biner Pada Sel Prokariotik


Pembelahan biner mirip mitosis pada sel eukariot. Badanya, pembelahan biner pada
sel bakteri tidak melibatkan serabut spindle dan kromosom. Pembelahan Biner dapat
dibagi atas tiga fase, yaitu sebagai berikut:
1. Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus.
2. Fase kedua, tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinding melintang.
3. Fase ketiga, terpisahnya kedua sel anak yang identik. Ada bakteri yang segera
berpisah dan terlepas sama sekali. Sebaliknya, ada pula bakteri yang tetap
bergandengan setelah pembelahan, bakteri demikian merupakan bentuk
koloni.
Pada keadaan normal bakteri dapat mengadakan pembelahan setiap 20 menit
sekali. Jika pembelahan berlangsung satu jam, maka akan dihasilkan delapan
anakan sel. Tetapi pembelahan bakteri mempunyai faktor pembatas misalnya
kekurangan makanan, suhu tidak sesuai, hasil eksresi yang meracuni bakteri, dan
adanya organisme pemangsa bakteri. Jika hal ini tidak terjadi, maka bumi akan
dipenuhi bakteri.
III. KESIMPULAN

1. Struktur sel prokariotik memiliki dinding sel, membran plasma, sitoplasma, mesosom,
ribosom, dan asam nukleat.
2. Sintesis protein pada sel prokariotik terdiri dari tahap transkripsi dan translasi
3. Reproduksi pada bakteri bisa secara aseksual dan seksual. Secara aseksual dengan
pembelahan biner, dan secara seksual dengan cara transformasi, transduksi, dan
konjugasi.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi S.R. 2013. Proses Transkripsi pada Prokariotik dan Eukariotik. Universitas Brawijaya.
Malang.

http://www.biologionline.info/2013/08/struktur-sel-prokariotik.html
http://kamriantiramli.wordpress.com/2011/05/07/331/

http://educorolla2.blogspot.com/2009/03/reproduksi-bakteri.html

Anda mungkin juga menyukai