Bab Ii PT PJB
Bab Ii PT PJB
Salah satu unit anak perusahaan PT PLN (PERSERO) yang bergerak dalam bidang
produksi energi listrik adalah PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) yang berdiri tahun 1995
dengan wilayah kerja yang tersebar di Pulau Jawa dan Bali. Senantiasa mengabdikan diri
untuk bangsa dan negara Indonesia, serta mendorong perkembangan perekonomian
nasional dengan menyediakan energi listrik yang bermutu tinggi, andal dan ramah
lingkungan.
Tugas Pokok PT PLN (Persero) Unit Pembangkitan Jawa Bali yaitu bertindak
sebagai penanggung jawab terhadap pengendalian operasi dan pemeliharaan pembangkit
secara optimal, efektif dan efisien, serta memastikan keamanan pasokan bahan bakar, agar
dapat menjadi pembangkit yang andal, produktif dan ramah lingkungan dengan mengacu
kepada standar kinerja yang telah ditetapkan.
Pembahasan :
PJB Way merupakan tekad, sikap, dan perilaku yang melekat di seluruh insan
PJB dalam melaksanakan misi untuk mencapai visi perusahaan. PJB Way dikenal
dengan sebutan PJB Way satu, lima sebelas, yang merupakan perwujudan dari satu
tekad, lima sikap dan sebelas perilaku.
a. 1 Tekad :
Menjadi Produsen Listrik Terpercaya Kini dan Mendatang
b. 5 Sikap :
Integritas : Kepribadian karyawan yang etis dan selalu memperjuangkan
kebenaran melalui kejujuran, kedisiplinan, tanggung jawab, dan dedikasi
yang tinggi dengan membela perusahaan dan memberikan teladan.
Keunggulan : Sikap profesional setiap karyawan yang memiliki komitmen
tinggi untuk mencapai hasil terbaik yang melampaui sasaran yang ditetapkan,
melalui inovasi serta perbaikan berkelanjutan.
Kerjasama : Usaha karyawan untuk menyatukan kemampuan dan menggali
potensi setiap orang melalui sinergi dan kerjasama untuk mencapai tujuan
bersama dengan berperilaku empati, proaktif, percaya dan terbuka.
Pelayanan : Sikap dan perilaku tenaga kerja yang ramah menebar salam,
santun ikhlas : dan proaktif dalam melayani demi kepuasan pelanggan.
Sadar Lingkungan : Peran aktif karyawan untuk melestarikan lingkungan
alam, lingkungan kerja dan lingkungan usaha, menjaga hubungan baik
dengan mitra kerja, masyarakat, menciptakan suasana kerja yang sehat dan
menyenangkan serta mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja.
c. 11 Perilaku :
Kepemimpian yang Visioner (Visionary Leadership)
Keunggulan menurut Pelanggan (Customer–Driven Excellence)
Pembelajaran Perorangan dan Perusahaan (Personal and Organizational
Learning)
Menghargai Tenaga Kerja dan Mitra (Valuing Workforce Members and
Partners)
Kegesitan (Agility)
Fokus kepada Masa Depan (Focus on the Future)
Mengelola Inovasi (Managing for Innovation)
Manajemen berdasarkan Fakta (Management by Fact)
Pertanggungjawaban Kemasyarakatan (Societal Responsibility)
Fokus kepada Hasil dan Penciptaan Nilai (Focus on Results and Creating
Value)
Perspektif Kesisteman (Systems Perspective)
PJB memiliki enam unit pembangkitan yang tersebar di Jawa Timur, Jawa
Barat dan DKI Jakarta yaitu Gresik, Paiton, Muara Karang, Muara Tawar, Cirata dan
Brantas. Total kapasitas terpasang mencapai 6.977 MW, yang terdiri dari Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), Pembangkit
Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Visi :
Misi :
Struktur Organisasi
Pembangkitan menjadi organisasi yang learn dan clean dan hanya mengoperasikan
pembangkit untuk mengghasilkan energi listrik.
GENERAL MANAGER
UNIT PEMBANGKITAN GRESIK
ENGINEERING &
KEUANGAN &
QUALITY OPERASI PEMELIHARAAN LOGISTIK
ADMINISTRASI
ASSURANCE
Dalam melaksanakan tugasnya, manajer operasi dibantu oleh supervisor atau spesialis
yang menangani fungsi-fungsiyang menjadi lingkup tanggung jawabnya, dengan
formasi serta jumlah akan ditentukan kemudian sesuai dengan kebutuhan serta
dinamika bisnis.
B. Manajer Pemeliharaan
Manajer Pemeliharaan mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
Mengelola kegiatan operasionalpembangkitan tenaga listrik dan unit dengan
sasaran mutu, keandalan dan efisiensi yang optimal.
Merencanakan, menganalisa dan mengevaluasi persiapan kebutuhan,
menyusun jadwal pemeliharaan pembangkit dengan menerapkan sistem
“outage management” secara optimal
Merencanakan, memonitor dan mengendalikan rencana stok atau material
cadang, kebutuhan pengadaan material, yang paling ekonomis dengan
menerapkan sistem inventory control dan manajemen material secara baik
Memastikan bahwa sasaran kinerja bidang pemeliharaan yang ditetapkan dapat
dicapai dengan baik
Merencanakan, memonitor dan mengendalikan Rencana Anggaran
Pemeliharaan dan Anggaran Investasi Unit Pembangkitan untuk memastikan
kegiatan pemeliharaan berlangsung secara ekonomis dan mencegah
penyimpangan-penyimpangan penggunaan anggaran yang mungkin terjadi
Menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan Rutin dan Non Rutin termasuk
menyediakan lebutuhan supportingnya (material, spesifikasi part dsb)
Membuat kontrak-kontrak kerja kesepakatan antara UP dengan UPHT agar
kerjasama dapat dilakukan dengan batasan-batasan yang jelas dan
menguntungkan kedua belah pihak
Melakukan update terhadap daftar riwayat dan realisasi pemeliharaan Unit
Pembangkitan untuk kepentingan pembuatan laporan
Membuat laporan mengenai hasil inspeksi Unit Pembangkit, reaisasi fisik
program pemeliharaan, efisiensi drive program serta realisai pemakaian
anggaran pemeliharaan dan investasi untuk dijadikan bahan evaluasi bagi
peningkatan kualitas pemeliharaan dan optimalisasi biaya pemeliharaan pada
tahun-tahun mendatang
Memastikan tercapainya sasaran kinerja Unit Pembangkitan sehingga dapat
memberikan kontribusi yang optimal dalam penyediaan tenaga listrik
Mengelola kegiatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam kegiatan
produksi untuk mencapai angka kecelakaan kerja nihil (zero accident) melalui
penerapan SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Merencanakan, mengendalikan program konservasi Unit Pembangkitan untuk
mencegah terjadinya kerusakan mental pada Unit Pembangkitan karena korosi
agar keandalan unit tetap dapat dijaga
Merencanakan dan mengendalikan kualitas limbah produksi agar memenuhi
peraturan lingkungan yang berlaku melalui penerapan sistem manajemen
lingkungan ISO 14001
Menjamin pelaksanaan manajemen LK3 agar sesuai ISO 14001 dan SMK3
pembangkitan agar sesuai dengan standar yang ditetapkan
Membuat laporan secara berkala sebagai bahan masukan dan pengambilan
keputusan lebih lanjut
Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan atasan
Dalam melaksanakan tugasnya, Manajer Pemeliharaan dibantu oleh Supervisor atau
Spesialis yag menangani fungsi-fungsi yang menjadi lingkup tanggung jawabnya,
dengan formasi serta jumlah akan ditentukan kemudian sesuai dengan kebutuhan serta
dinamika bisnis.
C. Manajer Operasi
Menjaga keandalan dalam seluruh pengoperasian unit pembangkit dan power quality
dari energy listrik yang dibangkitkan.
Dalam tugasnya, Manajer Enjiniring dan Quality Assurance dapat dibantu oleh
Profesional atau Spesialis yang menangani fungsi-fungsi yang menjadi lingkup
tanggung jawabnya dengan formasi serta jumlah akan ditentukan kemudian sesuai
dengan kebutuhan dan dinamika bisnis.
E. Manajer Logistik
Manajer Logistik mempunyai tugas pokok:
1. Memeriksa setiap hari ketersediaan bahan baku yang ada dalam gudang
2. Menerima pengiriman bahan baku yang dikirim oleh supplier dan memastikan
jumlah pengirimannya dan kondisi bahan baku sesuai
3. Mengawasi keluar masuknya bahan baku yang ada dalam gudang
4. Membuat laporan dan rekomendasi secara berkala sehingga informasi yang
dibutuhkan semua manajemen untuk evaluasi kerja dan pembuatan keputusan
dapat tersedia dengan cepat dan akurat
5. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan atasan
Dalam tugasnya, Manajer Logistik dapat dibantu oleh Profesional atau Spesialis yang
menangani fungsi-fungsi yang menjadi lingkup tanggung jawabnya, dengan formasi
serta jumlah akan ditentukan kemudian sesuai dengan lebutuhan serta dinamika bisnis.
F. Manajer Keuangan dan Administrasi
Manajer Sumber Daya Manusia mempunyai tugas pokok sebagai berikut:
1. Menyiapkan kebijakan program pelatihan dan pengembangan bagi seluruh
sumber daya manusia Unit Pembangkitan berdasarkan konsep optimasi biaya dan
jumlah tenaga kerja
2. Merencanakan, mengkoordinasi dan mengevaluasi Anggaran Biaya Kepegawaian
dan fasilitas kerja yang mendukung RKAP dan terselenggaranya kegiatan
kepegawaian sesuai kebijakan manajemen Unit Pembangkitan
3. Menyiapkan dan mengkoordinir perencanaan dan pengelolaan organisasi dan tata
laksana sistem manajemen agar sesuai dengan fungsinya di dalam Perusahaan
4. Melaksanakan pembinaan Sumber Daya Manusia yang meliputi perencanaan
anggaran, penyelesaian administrasi kepegawaian dan penyuluhan kepada
pegawai agar terjadi kelancaran pelayanan pegawai
5. Melaksanakan pembinaan pengemdalian mutu karyawan Unit Pembangkitan
secara terpadu agar dicapai produktivitas pegawai sesuai dengan ketetapan
manajemen
6. Mengelola dan mengembangkan manajemen Sumber Daya Manusia sehingga
dapat mengakomodasi seluruh permasalahan yang berkembang agar didapat SDM
yang maju, kuat, sehat jasmani dan rohani sesuai visi dan misi perusahaan
7. Melakukan pengelolaan serta pengambilan langkah-langkah strategis di unit
satuan kerjanya dalam melakukan hubungan industrial sehingga menciptakan
suasana kerja yang kondusif
8. Mengelola pelaksanaan sistem manajemen kinerja sehingga terjadi keselarasan
antara kinerja unit dengan kinerja individu karyawan serta menciptakan
obyektivitas
9. Mengelola administrasi pembayaran penghasilan karyawan
10. Melaksanakan penyusunan aggaran tahunan untuk dijadikan bahan acuan
penggunaaan keuangan Unit Pembangkitan
11. Mengelola administrasi keuangan Unit Pembangkitan sehingga berjalan sesuai
dan memenuhi ketentuan serta prinsip-prinsip mengenai keuangan
12. Menganalisa dan membuat laporan realisasi keuangan, sehingga dapat dijadikan
bahan pertimbangan dalam mengadakan kebijakan penggunaan keuangan
selanjutnya
13. Melakukan penilaian investasi Unit Pembangkitan untuk digunakan sebagai
bahan acuan penilaian terhadap peningkatan kinerja atau keuntungan Unit
Pembangkitan secara keseluruhan
14. Mengarahkan dan mengkoordinasi pelaksanaan proses audit yang komprehensif
sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku, untuk mendukung kemampuan
perusahaan mencapai hasil kinerja operasional yang maksimum
15. Memberikan saran-saran perbaikan untuk memastikan semua kebijakan dan
ketentuan dilaksanakn sebagaimana mestinya sesuai dengan standar atau
ketentuan yang berlaku
16. Menyelenggarakab kegiatan kesekretariatan dan rumah tangga perkantoran untuk
memperlancar kinerja Unit Pembagkitan
17. Merencanakan, mengkoordinasi dan mengevaluasi anggaran biaya administrasi
18. Melaksanakan fungsi kehumasan untuk membina hubungan serta “community
development” dengan stakeholder sehingga menciptakan citra yang baik
tentangperusahaan serta menunjang kinerja unit dan perusahaan
19. Mengadakan pengelolaan bisnis non inti sebagai penunjang bisnis inti Unit
Pembangkitan
20. Menyelenggarakan kegiatan pengadaan material berdasarkan permintaan fungsi
Inventory Control serta pengadaan jasa berdasarkan permintaan fungsi
Perencanaan dan Pengendalian Pemeliharaan untuk mendukung Pemeliharaan
Rutin serta kebutuhan material Non instalasi lainnya
21. Menjamin terlaksananya kegiatan keamanan lingkungan dengan baik sehingga
terciptanya lingkungan kerja yang aman dan kondusif bagi karyawan
22. Menyelenggarakan kegiatan proses administrasi gudang serta material handling-
nya untuk semua
23. Mengkoordinasikan pembuatan laporan audit secara berkala sehingga informasi
audit yang dibutuhkan semua pihak untuk evaluasi kerja dan pembuatan
keputusan dapat tersedia dengan cepat dan akurat
24. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan atasan
Sumber daya manusia merupakan aset terpenting dalam perusahaan. Oleh karena
itu, UP Gresik memberikan kesempatan kepada seluruh karyawannya untuk mengikuti
pendidikan dan pelatihan agar menjadi SDM yang profesional sehingga tercipta
lingkungan kerja yang menggairahkan dan memotivasi untuk selalu bertanggungjawab
terhadap perkerjaan. Sikap profesional para pegawai terlihat dari hasil kinerjanya
dengan jumlah pegawai saat ini sejumlah 399 orang.
Batasan dari Pembangkit yang dikelola oleh Unit Usaha PT. PJB UP. Gresik
Batasan wilayah kerja unit usaha PLN
Pada unit pembangkit PT. PJB UP. Gresik selain memproduksi energy listrik, UP. Gresik
mengelola dan melakukan pemeliharaan terhadap semua proses pembangkitan, mulai dari
sumber bahan bakar yaitu Gas yang di supplay dari Madura dan bahan bakar minyak yang
di supplay dari pertamina, komponen pembangkitan seperti boiler, HRSG, generator, prime
mover, trafo step up dll di kelola dan dipelihara oleh pembangkit itu sendiri. Sedangkan
untuk gardu induk yang berada di dekat pembangkit itu dikelola oleh PT. P3B.
Proses Bisnis Pembangkit PT. PJB dengan PT. P3B
Proses Bisnis dari PT. PJB dengan PT. P3B yaitu melakukan pertemuan setiap
bulan untuk membahas daya atau energy yang akan disalurkan. Semua dengan acuan data
yang diterima dari PT. P3B, semua pembangkit yang akan di bangkitkan tidak akan di
bangkitkan penuh dengan kapasitas generator setiap pembangkit. Bisnis dari Pembangkit
yaitu melihat dari berapa sumber bahan bakar yang akan masuk dalam proses
pembangkitan dan melihat outputan dari proses pembangkitan apakah sesuai dengan
perhitungannya. Apabila tidak sesuai maka didalam proses pembangkitan tersebut terdapat
kesalahan atau kerusakan dalam proses pembangkitan.
Saat ini PLN dengan dua anak perusahaan pembangkitnya merupakan pelaku
bisnis terbesar di sistem Jawa-Bali. Beberapa perusahaan pembangkit swasta telah
beroperasi dan mulai menyalurkan tenaga listrik ke sistem tenaga listrik Jawa Bali. Jual
beli tenaga listrik antara PLN dan perusahaan pembangkit baik swasta maupun anak
perusahaan PLN dilakukan melalui kontrak pembelian tenaga listrik (Power Purchase
Agreement, PPA). Ketentuan-ketentuan operasional, legal dan komersial pada kontrak-
kontrak tersebut sangat bervariasi.
Belum terdapat kontrak transmisi dan kontrak penjualan tenaga listrik kepada
perusahaan distribusi, kecuali kontrak konsumen besar dengan PLN, sebab pengusahaan
transmisi dan distribusi dilakukan oleh unit operasional yang masih menjadi satu institusi
secara hukum dengan PLN. Pemisahan biaya transmisi yang dikenakan kepada distribusi
hanya terbatas pada transfer pricing tanpa menggunakan suatu kontrak.
Dapat dikatakan bahwa struktur saat ini merupakan struktur “Single Buyer”,
dimana PLN Pusat bertindak sebagai Single Buyer. Sampai dengan tahun 1999, beban
pembelian tenaga listrik ini dilimpahkan kepada PLN P3B sebagai unit operasional yang
menjalankan ketentuan kontrak yang ada. Mulai tahun 2000, pembebanan tersebut
dialihkan ke PLN Pusat, sehingga dalam laporan keuangannya PLN P3B hanya menerima
pendapatan dari penyediaan jasa transmisi.
Spesifikasi Teknis PLTGU Gresik
Unit Pembangkitan Gresik memiliki total daya terpasang sebesar 2255 MW,
unit ini mampu memproduksi listrik rata-rata 10.859 GWh tiap tahunnya dan
disalurkan melalui Jaringan Transmisi Tegangan Ekstra Tinggi 500 kV dan Jaringan
Transmisi Tegangan Tinggi 150 kV. Unit Pembangkitan Gresik Terdiri atas beberapa
pembangkit termal yaitu 3 unit PLTG, 4 unit PLTU, dan 3 unit PLTGU. Blok 1 PLTGU
Gresik mulai beroperasi pada 10 April 1993, blok 2 mulai beroperasi pada 5 Agustus
1993, dan blok 3 pada 30 Nopember 1993 [4].
Kapasitas total Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Gresik dapat
mencapai 1575 MW. PLTGU Gresik blok 1 dan blok 2 dapat menggunakan dua macam
bahan bakar yaitu HSD (High Speed Diesel Oil) yang dipasok oleh PERTAMINA dan gas
alam yang dipasok langsung dari lapangan gas milik HESS dan KODECO yang disalurkan
melalui pipa bawah laut dari wilayah Madura utara. Kedua bahan bakar ini digunakan
secara bergantian sesuai dengan tingkat ketersediaan bahan bakar. Sedangkan PLTGU
Gresik blok 3 didesain hanya dapat menggunakan bahan bakar gas alam saja yang dipasok
oleh pemasok yang sama dengan blok 1 dan blok 2 [4].
2. PLTGU
TURBINE
No. Unit Generator COD MW
Manufacturer Type Serial No
GT 11 MITSUBISHI MW 701 D T-292 SIEMENS 1992 112,45
GT 12 MITSUBISHI MW 701 D T-293 SIEMENS 1992 112,45
GT 13 MITSUBISHI MW 701 D T-294 SIEMENS 1992 112,45
ST 10 MITSUBISHI TC2F-33.5 T-826 SIEMENS 1992 188,91
GT 21 MITSUBISHI MW 701 D T-295 SIEMENS 1992 112,45
GT 22 MITSUBISHI MW 701 D T-296 SIEMENS 1992 112,45
GT 23 MITSUBISHI MW 701 D T-297 SIEMENS 1992 112,45
ST 20 MITSUBISHI TC2F-33.5 T-827 SIEMENS 1993 188,91
GT 31 MITSUBISHI MW 701 D T-298 SIEMENS 1993 112,45
GT 32 MITSUBISHI MW 701 D T-299 SIEMENS 1993 112,45
GT 33 MITSUBISHI MW 701 D T-300 SIEMENS 1993 112,45
ST 20 MITSUBISHI TC2F-33.5 T-28 SIEMENS 1993 188,91
3. PLTU
Turbine Generator COD MW
No. Unit
Manufacturer Type Serial No
1 TOSHIBA SC-26 T 5726 TOSHIBA 1981 100
2 TOSHIBA SC-26 T 5726 TOSHIBA 1981 100
3 TOSHIBA TC DF T 5898 TOSHIBA 1988 200
4 TOSHIBA TC DF T 5899 TOSHIBA 1988 200
TOTAL 600
Compressor adalah sebuah peralatan yang berfungsi untuk menekan udara yang masuk
pada ruang pembakaran, hal ini dilakukan agar udara nantinya memiliki rasio tekanan yang
tinggi. Jumlah tingkatan compressor yang terdapat pada turbin gas di PLTGU Gresik
adalah sebanyak 17 tingkat.
Compressor
e. Combustor
Combustor adalah tempat terjadinya proses pembakaran. Combustor basket pada unit
pembangkit turbin gas Gresik ada 18 buah, dimana antara combustor basket yang satu
dengan combustor lainnya dihubungkan dengan cross flame tube (sebagai media
perambatan panas). Pada combustor no 8 dan 9 dipasang igniters / spark plugs,
yang berfungsi untuk menyulut panas di ruang pembakaran. Igniters adalah dua
elektroda (serupa dengan busi) yang mendapat suplai tegangan AC dari transformator
igniters. Pada saat penyalaan (ignition), igniters didorong masuk ke combuster dan
suplai listrik ”on” sehingga mengeluarkan percikan api (busur api). Setelah beberapa
detik (sekitar 20 detik) pasok listrik putus dan igniters akan padam, igniters ditarik
keluar dari combustion chamber. Pada combustor basket no 17 dan 18 diletakkan flame
detector. Flame detector berfungsi untuk mendeteksi pembakaran pada combustor, alat
ini bekerja secara automatis mendeteksi api, apabila pada combustor ke 17 dan 18
terdeteksi tidak terjadi pembakaran maka dipastikan tidak terjadi pembakaran sempurna
pada combuster basket yang lain dan akan terjadi trip (stop proses).
f. Pre-mix Fuel Nozzle
Pre-mix Fuel Nozzle berfungsi mengatur suplai bahan bakar yang disemprotkan ke
ruang pembakar (combustor chamber) terdiri dari pilot nozzle dan main nozzle. Pilot
nozzle berfungsi untuk menjaga kestabilan nyala api menggunakan 5% dari bahan bakar
gas atau 10% dari bahan bakar minyak. Pada PLTGU Gresik menggunakan tipe dual
nozzle yang bisa mengatur penggunaan dua jenis bahan bakar (gas dan minyak).
g. Generator
Generator adalah suatu alat yang berfungsi mengubah energy mekanik menjadi energi
listrik. Pada PLTGU Gresik untuk setiap blok pembangkit listrik terdapat 3 unit
generator berpenggerak turbin gas dengan kapasitas daya masing-masing 112 MW.
Generator yang digunakan adalah generator sinkron kutub silindris (non salient pole)
dengan dua buah kutub dan dijaga pada putaran 3000 rpm.
Spesifikasi teknis generator pada PLTGU Gresik untuk setiap blok turbin gas
Turbin Turbin Gas
Siemens TLRI
Tipe
Daya Output 153,75 MVA
108/36
Tegangan 10,5±5% kV
Arus Output
Output 8454-SI
Cos Φ 0,8
Frekuensi 50 Hz
Sambungan YY
Jumlah Fasa 3
Fungsi dari economizer adalah sebagai pemanasan air pengisi yang berasal dari
feed water pump dengan memanfaatkan energi panas gas buang dari turbin gas
yang dilewatkan pada cerobong HRSG untuk memanaskan air yang nantinya akan
menjadi uap. Hasil pemanasan pada economizer akan dialirkan menuju steam drum.
c. Steam Drum
Berfungsi memisahkan air dan uap dari hasil pemanasan pada economizer. Pada
PLTGU Gresik sirkulasi uap dan air menggunakan sistem natural circulation,
yaitu sirkulasi yang terjadi akibat adanya perbedaan suhu. Uap basah yang memiliki
massa lebih ringan dari air akan bergerak ke atas dan disalurkan ke superheater
sedangkan yang masih berwujud air akan turun ke evaporator.
d. Evaporator
Sebagai tempat pemanasan air dari steam drum hingga menjadi uap. Uap yang
dihasilkan akan disalurkan kembali ke steam drum.
e. Superheater
Terletak pada bagian bawah dari HRSG dan dibuat dari pipa-pipa yang disusun
secara paralel, berfungsi menaikkan suhu uap air menjadi lebih panas. Pada
superheater ini uap air yang masuk masih bersifat basah dan dalam pemanasan
tahap akhir keluarannya berupa uap air kering. Hal ini bertujuan agar tidak merusak
st
komponen turbin uap. Pada bagian ini terdiri atas dua tingkat yaitu 1 superheater
Spesifikasi teknis generator pada PLTGU Gresik untuk setiap blok turbin uap
serta LTGU blok 3 yang terdiri dari GT3.1, GT3.2, GT3.3, dan ST 3.0.
Gambar 2.4 Single Line Diagram Gardu Induk Pembangkit 150 kV
Gambar 2..10 Single Line Diagram Gardu Induk Pembangkit 500 kV
Water Intake
Berfungsi sebagai saluran air pendingin utama Condenser dan juga sebagai saluran masuk
air laut yang akan diolah menjadi air tawar untuk kepentingan pembangkitan tenaga listrik
pada PLTGU.
Desalination Plant
Merupakan kumpulan peralatan yang digunakan untuk mengolah air laut menjadi air
tawar.
Demineralized Plant
Merupakan kumpulan peralatan yang berfungusi untuk menghilangkan kadar-kadar mineral
dari air laut yang telah dijadikan air tawar pada desalination plant.
Make Up Water Tank dan Raw Water Tank
Berfungsi sebagai wadah penampungan air dari hasil pegolahan air dari air laut (asin)
menjadi air tawar yang mana kandungan mineralnya sudah di hilangkan.
Waste Water Treatment
Berfungsi untuk mengolah limbah air yang berasal dari proses yang terdapat pada unit
PLTGU, dimana pH (toleransi pH yang ditentukan adalah 6,5-8) dan zat-zat kimia
lainnya yang berbahaya di netralkan terlebih dahulu sebelum dibuang ke laut.
Hidrogen Plant
Pendinginan pada generator sangat diperlukan. Pada generator milik PT PJB Unit
Pembangkitan PLTGU Gresik menggunakan gas hidrogen sebagai pendingannya, untuk
itulah dibangun hidrogen plant yang berfungsi sebagai tempat untuk memproduksi gas
hidrogen.