Kuliah-1 Pengantar Drainase PDF
Kuliah-1 Pengantar Drainase PDF
Drainase
Perkotaan
1
28/09/2016
2
28/09/2016
Permasalahan Drainase:
Permasalahan drainase perkotaan bukanlah hal yang sederhana. Banyak faktor yang
mempengaruhi dan pertimbangan yang matang dalam perencanaan, antara lain :
a) Peningkatan debit
manajemen sampah yang kurang baik memberi kontribusi percepatan pendangkalan
/penyempitan saluran dan sungai. Kapasitas sungai dan saluran drainase menjadi berkurang,
sehingga tidak mampu menampung debit yang terjadi, air meluap dan terjadilah genangan.
b) Peningkatan jumlah penduduk
meningkatnya jumlah penduduk perkotaan yang sangat cepat, akibat dari pertumbuhan
maupun urbanisasi. Peningkayan jumlah penduduk selalu diikuti oleh penambahn
infrastruktur perkotaan, disamping itu peningkatan penduduk juga selalu diikuti oleh
peningkatan limbah, baik limbah cair maupun pada sampah.
c) Amblesan tanah
disebabkan oleh pengambilan air tanah yang berlebihan, mengakibatkan beberapa bagian
kota berada dibawah muka air laut pasang.
d) Penyempitan dan pendangkalan saluran
e) Reklamasi
f) limbah sampah dan pasang surut
Pengertian Drainase
Drainase secara umum didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan
yang mempelajari usaha untuk mengalirkan air yang berlebihan
dalam suatu konteks pemanfaatan tertentu. Drainase perkotaan
adalah ilmu yang diterapkan mengkhususkan pengkajian pada
kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi
lingkungan sosial yang ada di kawasan kota.
Drainase perkotaan / terapan merupakan sistem pengiringan dan
pengaliran air dari wilayah perkotaan yang meliputi :
1. Pemukiman
2. Kawasan Industri
3. Kampus dan Sekolah
4. Rumah Sakit & Fasilitas Umum
5. Lapangan Olahraga
6. Lapangan Parkir
7. Pelabuhan Udara
3
28/09/2016
4
28/09/2016
Untuk memahami
drainase secara
menyeluruh, berikut
diperlihatkan beberapa
pengertian pokok
tentang ‘drainase’ :
1. Drainase adalah
prasarana yang berfungsi
mengalirkan air
permukaan ke badan air
atau ke bangunan resapan
buatan.
2. Drainase perkotaan: adalah sistem drainase dalam wilayah administrasi kota dan daerah
perkotaan (urban) yang berfungsi untuk mengendalikan atau mengeringkan kelebihan air
permukaan didaerah pemukiman yang berasal dari hujan lokal, sehingga tidak mengganggu
masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan hidup manusia
5
28/09/2016
Tujuan Drainase
• Untuk meningkatkan menjaga kesehatan lingkungan
permukiman.
• Pengendalian kelebihan air permukaan terhadap daya rusak
yang dilakukan secara aman, lancar dan efisien serta sejauh
mungkin dapat mendukung kelestarian lingkungan.
• Untuk mengurangi/menghilangkan genangan-genangan air
yang menyebabkan bersarangnya nyamuk malaria dan
penyakit-penyakit lain, seperti : demam berdarah, disentri
serta penyakit lain yang disebabkan kurang sehatnya
lingkungan permukiman.
• Untuk memperpanjang umur ekonomis sarana-sarana fisik
antara lain: jalan, kawasan permukiman, kawasan perdagangan
dari kerusakan serta gangguan kegiatan akibat tidak
berfungsinya sarana drainase
Fungsi Drainase
• Mengeringkan bagian wilayah kota yang permukaan lahannya
rendah dari genangan sehingga tidak menimbulkan dampak
negative berupa kerusakan infrastruktur kota dan harta benda
milik masyarakat.
• Mengalirkan kelebihan air permukaan ke badan air terdekat
secepatnya agar tidak membanjiri/menggenangi kota yang
dapat merusak selain harta benda masyarakat juga
infrastruktur perkotaan.
• Mengendalikan sebagian air permukaan akibat hujan yang
dapat dimanfaatkan untuk persediaan air dan kehidupan
akuatik.
• Meresapkan air permukaan untuk menjaga kelestarian air
tanah.
6
28/09/2016
7
28/09/2016
8
28/09/2016
9
28/09/2016
Bangunan Penunjang
Untuk menjamin berfunsinya saluran drainase secara baik maka diperlukan bangunan-
bangunan pelengkap ditempat-tempat tertentu. Jenis bangunan pelengkap yang
dimaksud meliputi:
Bangunan silang, seperti gorong-gorong
Bangunan pemecah energi, seperti bangunan terjun dan saluran curam
Bangunan pengaman erosi, seperti ground sill/leveling structure
Bangunan inlet, seperti grill samping/datar
Bangunan outlet, seperi kolam loncat air
Bangunan pintu air, seperti pintu geser, pinta atomatis
Bangunan rumah pompa
Bangunan kolam tandum/pengumpul
Bangunan lobang control
Bangunan instalasi pengolahan limbah
Siphon.
jembatan air (aquaduct)
Dan lain sebagainya.
Pelimpah.
stasiun pompa.
Peralatan penunjang, berupa AWLR, ORR, Stasiun meteorologi, detektor kualitas
air.
10
28/09/2016
GORONG-GORONG
TERJUNAN
11
28/09/2016
Ground Sill
12
28/09/2016
Pelimpah (spillway)
13
28/09/2016
Sejarah Drainase
• Manusia sudah mulai memikirkan tentang sistem pembuangan limpasan
air hujan sejak jaman Romawi kuno. Bangunan drainase perkotaan
pertama kali dibuat di Romawi berupa saluran bawah tanah yang cukup
besar, yang digunakan untuk menampung dan membuang limpasan air
hujan. Pada awalnya, sistem drainase dibangun hanya untuk menerima
limpasan air hujan dan membuangnya ke badan air terdekat. Desain dan
pembangunannya belum dilakukan dengan baik. Saluran bawah tanah
yang terbuat dari batu dan bata mengalami rembesan yang cukup besar,
sehingga kapasitasnya jauh berkurang. Pada beberapa kasus, saluran
tidak mempunyai kemiringan yang cukup, sehingga air tidak lancar
(stagnant) dan terjadi genangan dalam saluran setelah terjadi hujan.
• Sampai saat ini kota-kota di Indonesia masih menggunakan sistem
drainase tercampur tanpa dilengkapi dengan fasilitas instalasi
pengolah air limbah (IPAL). Hal ini tentu saja mengkhawatirkan untuk
masa mendatang mengingat air limbah yang dibuang ke sistem drainase
makin meningkat volumenya dengan kualitas yang makin menurun.
14
28/09/2016
Drainase Alamiah
Drainase Terbuka
Drainase permukaan
15
28/09/2016
C. Menurut Fungsi
1. Single Purpose
Saluran berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan
saja, misalnya air hujan atau jenis air buangan lain
seperti air limbah domestik, air limbah industry dan lain-
lain.
2. Multy Purpose
Saluran berfungsi mengalirkan beberapa jenis buangan,
baik secara bercampur maupun bergantian.
D. Menurut Konstruksi
• Saluran Terbuka, Saluran untuk air hujan yang
terletak di area yang cukup luas. Juga untuk
saluran air non hujan yang tidak mengganggu
kesehatan lingkungan.
• Saluran Tertutup Saluran air untuk air kotor yang
mengganggu kesehatan lingkungan. Juga untuk
saluran dalam kota.
16
28/09/2016
Pola-Pola Drainasi
a. Siku
Dibuat pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi dari pada
sungai. Sungai sebagai saluran pembuang akhir berada di tengah kota.
b. Paralel
Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Dengan saluran cabang
(sekunder) yang cukup banyak dan pendek-pendek, apabila terjadi
perkembangan kota, saluran-saluran akan dapat menyesuaikan diri.
17
28/09/2016
c. Grid Iron
Untuk daerah dimana sungainya terleteak di pinggir kota, sehingga saluran-
saluran cabang dikumpulkan dulu pada saluran pengumpul
d. Alamiah
Sama seperti pola siku, hanya sungai pada pola alamiah lebih besar.
18
28/09/2016
e. Radial
Pada daerah berbukit, sehingga pola saluran memencar ke segala arah.
f. Jaring-Jaring
Mempunyai saluran-saluran pembuang yang mengikuti arah jalan raya dan
cocok untuk daerah dengan topografi datar.
19
28/09/2016
A. Trapesium
Pada umumnya saluran ini terbuat dari tanah akan tetapi tidak
menutup kemungkinan dibuat dari pasangan batu dan beton.
Saluran ini memerlukan cukup ruang. Berfungsi untuk menampung
dan menyalurkan limpasan air hujan serta air buangan domestik
dengan debit yang besar.
20
28/09/2016
B. Persegi
Saluran ini terbuat dari pasangan batu dan beton.
Bentuk saluran ini tidak memerlukan banyak ruang
dan areal. Berfungsi untuk menampung dan
menyalurkan limpasan air hujan serta air buangan
domestik dengan debit yang besar.
C. Segitiga
Saluran ini sangat jarang digunakan tetap mungkin
digunakan dalam kondisi tertentu.
21
28/09/2016
D. Setengah Lingkaran
Saluran ini terbuat dari pasangan batu atau dari beton dengan
cetakan yang telah tersedia. Berfungsi untuk menampung dan
menyalurkan limpasan air hujan serta air buangan domestik
dengan debit yang besar.
22
28/09/2016
23
28/09/2016
24
28/09/2016
25
28/09/2016
Pengukuran Hujan
Hujan merupakan komponen yang amat penting dalam analisa
hidrologi pada perencanaan debit untuk menentukan dimensi
saluran drainase. Pengukuran hujan dilakukan selama 24 jam
dengan cara ini bearti hujan yang diketahui adalah hujan total
yang terjadi selama 1 hari. Untuk berbagai kepentingan
perencanaan drainase
Data hujan yang diperlukan tidak hanya data hujan harian akan
tetapi juga distribusi jam-jaman atau menitan. Hal ini akan
membawa konsekuensi dalam pemilihan data dan dianjurkan
untuk menggunakan data hujan hasil pengukuran dengan alat
ukur otomatis.
26
28/09/2016
27
28/09/2016
28
28/09/2016
29
28/09/2016
30
28/09/2016
31