Anda di halaman 1dari 31

PROSES PEMBUATAN BATU GERINDA

Disusun Oleh :
1.RIFKI HAMDANI TANJUNG (160401001)
2.YUNUS LEONARDO H (160401006)
3.FAIZ HAFIDH (160401009)
4.IQLAL AFDHOLLY (160401049)
5.STEVEN IRVERSEN (160401067)

TAHUN AJARAN 2017-2018


Pembuatan Roda Gerinda.

Setiap roda gerinda mempunyai dua komponen :

a. Abrasive berfungsi sebagai pemotong/pengasah.

b. Bond berfungsi sebagai perekat yang mengikat butiran-butiran abrasive

selama pemotongan.

Diantara abrasive dan bond terdapat bagian-bagian kosong atau pori-pori dalam

ukuran dan jumlah yang beraneka ragam, mempengaruhi roda-roda gerinda dalam

pengasahannya.

Butiran-butiran abrasive dan perekat dicampur, kemudian dicetak/dibentuk dan

dikeringkan dalam cetakan pada tekanan yang tinggi dan suhu antara 42°- 45° C.

Ukuran terakhir dan bentuknya dibuat setelah proses pengeringan. Perekat roda

gerinda kemudian di “vitrify” kan pada suhu antara 1200°- 1300°C dan

didinginkan dengan perlahan-lahan sekali. Proses pendinginan kadang-kadang

maksimum lamanya 120 hari. Sebagai tindakan pencegahan demi keamanan,

pemeriksaan yang teliti diadakan setelah proses pendinginan.

Susunan tahap pembuatan batu gerinda terdiri dari beberapa tahapan :

1. Penganalisissan material

Pada tahap ini harus memperhatikan jenis bahan yang digunakan.

a) Bahan utama batu gerinda

a. Bahan alam batu gerinda

a. Sand Stone

b. Emery
c. Corodum

d. Diamond

b. Bahan buatan Batu gerinda (electrical furnace abrasive)

a. Silicon Carvida (SiC)

c. Ada dua macam batu gerinda dengan bahan Silicon carbe yaitu :

d. Green grit (warna hijau ) untuk menggerinda bahan cemented carbide atau

bahan keras lainnya.

e. Black Grit (warna hitam ) Untuk menggerinda besi tuang dan logam

paduan non ferro

f. 2. Alumunium Oxide

g. Alundum (warna coklat ) untuk menggeinda bahan dengan tensile strength

yang tinggi

h. White Alumunium Oxide (warna putih / abu-abu/Light pink) Untuk

pengerjaan yang lebih kasar dibanding alundum.

i. 3. Boron Carbide
j. Lebih keras dari silcon carbide(mendekati intan), digunakan untuk

mengger

inda lo

gam-

logam

khusus.

k. C

ubic

Boron

Nitrid

Lebih

keras dari intan, tahan sampai suhu 1370 Celcius

b) Bahan perekat

a) Vitrified Bond

Perekat yang bila digunakan untuk membuat batu gerinda memberikan sifat yang

tahan air, garam, oli bahan-bahan kimia dan tahan intuk disimpan dalam waktu

lama ini adalahi adalah perekat yang paling banyak digunakan dalam pembuatan

batu gerinda, Kira-kira 80% dari batu gerinda yang ada menggunakan perekat

jenis ini. Namun roda gerinda ini cukup sensitive terhadap terhadap hentakan dan

pukulan akan tetapi jarang sekali dalam penggerindaan batu gerinda mendapat

beban kejut yang tinggi.

Perekat ini terdiri dari tanah liat, feldspar dan kwarsa. Didapat dari campuran

tanah liat, feldspar dan kwarsa yang dicampur pada suhu 1100o-1350o C (disebut
juga ikatan keramik, krena bahan pengikatnya berupa keramik). Proses bembuatan

batu gerindanya sendiri dengan mencampurkan bahan-bahan tersebut dengan

butiran abrasive dalam temperature tinggi kemudian didinginkan. Pengerasannya

umumnya secara kering, dengan membentuk roda gerinda dalam cetakan logam

dan diberi tekanan tertentu secara hidrolis kemudian dibakar selama 1-14 hari

tergantung pada ukuran roda gerinda. Proses pembakarannya seperti proses

pembakaran keramik. Roda gerinda dengan proses vitrified keras dan berongga

namun tidak dapat digunakan untuk membuat roda gerinda yang tipis seperti

gerinda potong, karena tidak mampu menahan beban dari samping. Prosentase

dari perekat ini juga mempengruhi tingkatannya, berbagai tingkatan batu gerinda

dicapai dengan mengadakan perubahan prosentase dari perekat ini.

Perekat ini terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya :

1. Jenis umum

Disimbolkan dengan kode V. Jenis ini biasa digunakan untuk penggerindaan

dengan jumlah pembuatan banyak dan bahan yang digerinda kurang sensitive

terhadap panas.

2. Jenis BE (VBE)

Jenis perekat yang digunakan untuk pembuatan batu gerinda untuk penggerindaan

alat perkakas atau perbengkelan yang penggerindaannya tipis.

3. Jenis G

Perekat ini penyempurnaan dari jenis V, dan merupakan perbaikan dari jenis

VBE. Perekat ini digunakan untuk mengikat abrasive jenis 19A dan 32A.

4. Jenis K
Khusus untuk perekat abrasive silicon carbide.

b) Silicate bond

Batu gerinda dengan perekat jenis ini tahan terhadap air, sangat cocok untuk

penggerindaan basah. Dibuat dari sodium silicate dan oksida seng sebagai bahan

anti air. Pembutan batu gerinda dengan mencampurkan abrasive dan perekat

kemudian dituang dalam cetakan dari logam dan dipangang dalam suhu 260oC

selama 2-3 hari. Perrekat ini menghasilkan panas yang lebih rendah, karena daya

ikatnya yang tidak sekuat vitrified sehingga butiran abrasivenya dapat lebih

mudah lepas. Digunakan khusus untuk mengasah alat-alat potong dan biasa

disebut “pulder Acting”

c) Shellac bond

Merupakan organic bond karena terbuat dari bahan organic yang biasa dikenal

dengan nama damar. Batu gerinda dengan shellac bond sangat ulet dan elastis

sehingga cocok untuk membuat batu gerind yang tipis dan pembuatan profil-profil

tajam. Pembuatan batu gerinda dengan mencampur abrasive dengan shellac atau

damar dalam uap panas kemudian dimasukkan dalam cetakan panas dari baja

kemudian digiling atau dipres. Kemudian roda gerinda dipanggang beberapa jam

pada suhu sekitar 150oC. Sangat baik untuk pembuatan roda gerinda yang tipis

yang digunakan untuk pengerjaan halus. Kelemahannya hanya pada ketahanan

panas yang kurang.

d) Rubber bond

Perekat ini dapat digunakan untuk membuat batu gerinda yang sangat tipis

sekalipun. Sifat-sifat yang dimiliki sama dengan tipe perekat shellac bond yaitu
ulet dan elastis sehingga tepat untuk membuat batu gerinda yang tipis dan

pembuatan profil-profil tajam. Pembuatan batu gerinda dengan cara mencampur

karet murni dengan belerang (digunakan sebagai “centerless feed wheels”) dan

abrasive kemudian dialirkan ke dalam rol pencampur yang panas. Setelah itu

dibentuk menjadi ukuran yang pas.

Batu gerinda dengan rubber bond biasanya digunakan untuk menggerinda

permukaan yang sangat halus dan baik, seperti halnya alur dan bantalan peluru.

Digunakan juga untuk portable grinder yang digunakan untuk menghilangkan

bekas pengelasan. Selain itu juga dapat digunakan untuk pemotong dengan

tambahan bahan-bahan tertentu.

e) Resenoid bond

Dalam proses resenoid(bakelit) ini butiran abrasive dicampur dengan serbuk

bakelit dan larutan, secara termo setting dicetak dan dipanggang. Perekat ini

sangat kuat dan keras. Roda gerinda dari proses ini mampu membersihkan bahan

secara cepat.

Umumnya dipakai di bengkel pengecoran untuk pembuangan percikan

pengelasan. Kecepatan potong (cs) batu gerindanya mencapai 45-80 ms-1. Dapat

digunakan untuk membuat batu gerinda yang tipis dan tiddak trpengaruh pada

perubahan temperature. Namun batu gerinda ini lemah terhadap bahan kimia dan

tidak tahan lama bila disimpan.

f) Magnesium oksiklorida
Jenis perekat magnesium oxyclorida telah dipakai sejak awal abad kedua puluh.

Perekat jenis ini tidak begitu dikenal sekarang. Magnesium oxyclorida merupakan

reaksi komplek dari magnesium oxide, magnesium chloride dan air yang dipadu

dengan standar komposisi tertentu.

c) Air; untuk memperbaiki ikatan dari korund tersebut

d) Bahan tambah lain (misal Silicium karbid, intan, dll yang itu sesuai

dengan spesifikasi batu gerinda); untuk menambah kekuatan dan fungsi dari batu

gerinda tersebut.

2. Penimbangan

Proses pengukuran setiap material material yang digunakan dalam proses

pembuatan gerinda untuk menghasilkan mata gerinda yang diinginkan atau pu

yang sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.

Proses penimbanngan sangat penting karena pada proses ini setiap bahan material

gerinda ditakar setiap bahannya agar mata gerinda yang dihasilkan sesuai dengan

yanng diinginkan.

3. Penuangan dan pencampuran material

Pada proses ini bahan bahan yang telah dipersiapkan dan di

takar/ditimbang di tuang dan dicampurkan

4. Pengepresan

Pada proses ini bahan bahan yang telah di campur di press agar memadat

dan memiliki kekuatan dan struktur yang diinginkan

5. Proses pengontrolan untuk berat dan ukuran


Pada proses ini mata gerinda yaang telah di pres dan berstruktur dikontrol

berat dan ketebalan matannya,agar mata gerinda yang dihasilkan sesuai dengan

kebutuhan yang diperlukann atau diinginkan

Ada empat jenis pengerjaan yang umum dilakukan dengan menggunakan mesin

gerinda tangan. Mari kita simak penjelasan berikut.

Pengerjaan logam (metal working)

1. Batu gerinda asah (Grinding Wheel).

Gb. 1. Batu gerinda asah

Dari sekian banyak jenis kelengkapan untuk mesin gerinda, produk ini (batu

gerinda) merupakan produk yang paling banyak dibutuhkan dan digunakan pada

proses pengerjaan logam. Batu gerinda atau biasa disebut dengan “Grinding

wheel” berfungsi untuk mengikis permukaan logam, baik pada besi, baja,

maupun stainless steel. Spesifikasi jenis batu gerinda biasanya tertera pada label

di bagian atas produk.


Gb. 2. Kode material penggunaan pada batu gerinda asah.

Gb. 3. Aplikasi batu gerinda asah.

2. Batu gerinda fleksibel (Flexible Disc)


Gb. 4. Batu gerinda fleksibel

Batu gerinda fleksibel, atau biasa disebut dengan “Flexible disc” secara fisik

memiliki bentuk seperti batu gerinda asah, namun lebih tipis dengan bagian

permukaan memiliki pola/pattern. Batu gerinda jenis ini biasanya digunakan

untuk mengikis permukaan logam khusus pada area-area yang terbatas/sempit.

Fungsi lain dari batu gerinda fleksibel adalah dapat digunakan untuk memotong

logam, namun kelemahan yang dihasikan dari fungsi ini, adalah area yang

terpotong akan lebih banyak/lebar daripada dengan menggunakan batu gerinda

potong.
Gb. 5. Aplikasi penggunaan Fleksible disc.

3. Batu gerinda potong (Cutting Wheel)

Gb. 6. Batu gerinda potong.

Batu gerinda potong atau disebut dengan “Cutting wheel” memiliki bentuk paling

berbeda dibandingkan dengan batu gerinda lainnya. Batu gerinda ini memiliki

bentuk yang datar, dengan ketebalan yang dimiliki pada varian produknya mulai

dari 3 mm hingga 8 mm. Sesuai dengan fungsinya, batu gerinda potong hanya
berfungsi untuk melakukan pemotongan pada media logam, baik untuk

besimildsteel, baja, hingga stainless steel, dengan tentunya menyesuaikan

spesifikasi pada produk tersebut.

Gb. 7. Aplikasi batu gerinda potong.

4. Sikat gerinda (Steel Wire Brush)

Gb. 8. Sikat gerinda.

Berdasarkan jenisnya produk sikat gerinda (Steel Wheel Brush) diciptakan

berbeda menjadi 2 bentuk, yaitu rata (Wheel Wire Brush), dan berbentuk
mangkuk (Cup Wire Brush). Fungsi dari sikat gerinda adalah untuk

membersihkan bagian-bagian permukaan logam dari adanya kotoran, seperti

karat, kerak, serta akibat proses oksidasi pada permukaan logam. Fungsi lain yang

dapat dihasilkan dari sikat gerinda adalah untuk mengelupas lapisan permukaan

kulit luar kayu, dengan tujuan untuk menghilangkan lapisan tersebut, untuk

selanjutnya dilakukan pemrosesan lebih lanjut pada kayu yang telah dihilangkan

kulitnya tersebut.

Gb. 9. Aplikasi sikat gerinda (Cup brush).

5. Ampelas gerinda susun (Flap Disc)

Gb. 10. Ampelas gerinda susun (flap disc.)


“Flap disc”, atau biasa disebut dengan ampelas gerinda susun, merupakan alat

yang berfungsi untuk mengikis permukaan, baik pada permukaan logam maupun

pada permukaan kayu. Proses pengikisan permukaan dengan menggunakan

ampelas gerinda susun bertujuan untuk menghasilkan finishing permukaan yang

rata dan halus/mengkilap. Selain itu penggunaan ampelas gerinda susun juga

dapat menghilangkan bintik-bintik logam yang menempel keras pada permukaan,

tanpa membuat hasil pengikisan yang banyak pada permukaan logam tersebut.

Sedangkan untuk permukaan kayu, ampelas gerinda susun digunakan untuk

menghilangkan lapisan luar kayu. Seperti untuk menghilangkan cat pada

permukaan kayu, mengikis kayu, menghaluskan lapisan luar dari kayu, dsb.

Gb. 11. Aplikasi ampelas gerinda susun.

6. Ampelas gerinda datar (fibre disc)


Gb. 12. Ampelas gerinda datar (fibre disc.)

Seperi halnya ampelas gerinda susun/flap disc, ampelas gerinda datar atau biasa

disebut dengan fibre disc juga digunakan untuk prosesfinishing pada permukaan

kayu dan logam. Pada aplikasinya, penggunaan fibre disc harus dipasangkan

bersamaan dengan rubber padagar memiliki daya tekan.

Gb. 13. Rubber pad.

Perbedaan antara penggunaan Ampelas gerinda datar (fibre disc) dengan ampelas

gerinda susun (flap disc) adalah pada hasil pengampelasannya, dimana flap
disc dapat memberikan hasil pengampelasan yang lebih dalam, daripada hasil

pengampelassan padafibre disc, karena dari itu penggunaan flap disc lebih

banyak digunakan pada pekerjaan logam yang bersifat restorasi (perbaikan),

daripada fibre disc yang kebanyakan digunakan untuk proses finishing.

Gb. 14.APlikasi gerinda datar.

Pengerjaan bangunan (concrete working)

1. Pisau potong keramik (Diamond wheel)


Gb. 15. Pisau potong keramik.

Sesuai dengan namanya, pisau potong keramik/diamond wheel memiliki fungsi

yaitu untuk memotong keramik. Berdasarkan jenisnya, pisau potong keramik

memiliki 2 jenis, yaitu jenis basah, dan jenis kering. Pada pisau keramik dengan

jenis basah, proses pemotongan harus menggunakan air sebagai media

pendinginan dari mata pisau tersebut, sedangkan pada jenis kering, tidak

memerlukan air.
Gb. 16. APlikasi pisau ptotong keramik

2. Gerinda tembok (Diamond turbo wheel)

Gb. 17. Batu geringa tembok,

Berbeda dengan pisau potong keramik, Diamond turbo wheel atau pisau gerinda

tembok tidak berfungsi sebagai pemotong, melainkan sebagai pengikis pada


bidang permukaan semen (cor/concrete) , tembok, dan marble/granit. Penggunaan

gerinda tembok bertujuan untuk menghasilkan permukaan yang rata (pada media

tembok/cor), dan untuk meratakan serta mengikis sisi dari granit untuk

menciptakan lekukan sesuai pola yang diinginkan.

Gb. 18. Aplikasi penggunaan gerinda tembok.

Pengerjaan kayu (woodworking)

1. Pisau potong kayu (Circular Saw)

Gb. 19. Circular saw (Pisau potong kayu).


Sesuai dengan namanya, pisau potong kayu atau biasa dikenal dengan

nama circular saw memiliki fungsi untuk memotong kayu. Pada varian

produknya, circular saw diciptakan dengan berbagai jumlah mata gerigi, atau

yang disebut teeth. Perbedaan pada pembuatan tipe circular saw tersebut

bertujuan untuk menghasilkan kecepatan dan finishing hasil pemotongan yang

berbeda, sebagai contoh; jika Anda menggunakakan circular saw dengan jumlah

mata gerigi banyak, maka waktu pemotongan akan lama, namun hasil potongan

akan labih rapi. Hal ini berlawanan sebaliknya dengan circular saw yang

diciptakan dengan mata gerigi yang lebih sedikit.

Gb. 20. Aplikasi circular saw.

Selain itu bahan/material terbaik yang biasa digunakan pada produk circular

saw adalah dari TCT (Tungsten Carbide Tipped), dimana keunggulan dari

material ini adalah tidak akan mengalami kerusakan/aus apabila berlawanan

dengan logam. Sebagai contoh saat Anda menggunakan circular saw untuk

memotong kayu, namun kemudian terkena logam pada saat proses pemotongan

seperti adanya paku, atau beton di dalam kayu tersebut, maka dipastikan circular
saw tidak akan mengalami kerusakan pada bagian mata pisau yang mengalami

kontak dengan logam tersebut.

Finishing & Polishing (metal working)

1. gerinda asah spons (Grinding wheel Sponge)

GB. 21. Gerinda asah spons.

Penggunaan gerinda asah spons (Grinding wheel Sponge), berfungsi untuk

menghaluskan dan mengkilapkan permukaan pada batu marmer/granit. Proses

pengerjaan pada instalasi marmer/granit, selalu diiringi dengan proses

pemotongan dan pengikisan, sehingga hasil dari proses tersebut mengakibatkan

adanya permukaan yang tidak kembali mengkilap pada marmer/granit.

Gb. 22. Aplikasi gerinda asah spons.


Dengan menggunakan gerinda asah spons (Grinding wheel Sponge), dapat

membuat permukaan marmer/granit menjadi mengkilap, sehingga dapat

menghilangkan efek samping dari proses pengerjaan yang telah dilakukan tadi.

Cara penggunaan gerinda asah spons (Grinding wheel Sponge) adalah dengan

melakukan pemolesan secara langsung kepada media/permukaan dari

marmer/granit yang mengalami buram pada permukaannya.

2. Gerinda asah woven (Non woven nylon wheel)

Gb. 23. Grinding wheel sponge.

Seperti halnya dengan gerinda asah spons, gerinda asah woven (Non woven nylon

wheel) juga berfungsi untuk menghaluskan dan mengkilapkan, namun perbedaan

terbesarnya disini adalah pada medianya. Jika gerinda asah spons untuk material

bebatuan, gerinda asah woven berfungsi untuk mengikis serta mengkilapkan pada

permukaan logam, khususnya pada Stainless steel dan Alumunium.


Gb. 24. Aplikasi grinding wheel sponge.

Penggunan Gerinda asah woven pada pengerjaan logam berfungsi sebagai

proses finishing, bukan sebagai polishing/pengkilap karena pada proses

pengerjaannya sedikit mengikis dari permukaan logam tersebut, walaupun sangat

tipis.

3. Polishing pad & Kain poles (Wool Polishing Bonnet)

Gb. 25. Polishing pad & kain poles.

Salah satu produk yang sangat dibutuhkan untuk proses finishing adalah kain

poles, atau biasa disebut dengan “Polishing wool”. Produk ini, berfungsi sebagai

pengkilap dari tampilan produk yang menggunakan cat clear coat. “Polishing
wool” bekerja dengan cara mengoleskan cairan poles/wax datau cairan penghilang

goresan pada cat mobil dengan selanjutnya menggerakkan secara lembut produk

pengkilap dan perawatan mobil tersebut.

Gb. 26. Polishing tools.

Penggunaan “Polishing wool” berpasangan dengan Polishing pad, agar

menghasilkan daya tekan pemolesan yang baik, lembut agar hasil yang diberikan

maksimal. Cara penggunaan polishing pad, adalah dengan memasukkan kain

polishing ke dalam rubber pad, dan selanjutnya mesin bor dapat disetting

kecepatannya agar menghasilkan permukaan yang rata. Selain itu, penggunaan

produk cairan kimia adiktif untuk kendaraan juga wajib dilakukan agar

menghasilkan kilau mobil maksimal.


Gb. 27. Aplikasi polishing pad (proses pemolesan).

6. Pengeringan dan pembakaran

Bahan bahan yang ukuran dan ketebalan dan beratnya sudah sesuai

dimasukkan kedalam proses pengerinngan dan pembakanran agar mata gerinda

yang dihasilkan memiliki kekuatan yang lebih tahan lama dan dapat memiliki

ketajaman yang dapat bertahan lebih lama

7. Uji kekerasan

Pada proses ini mata gerinda yang telah dihasilkan diuji kekuatan dan

ketajamannya,agar mata gerinda yang dihasilkan tidak memiliki kecacatan baik

dari material ataupun hal yang lainnya,pada proses ini juga mata gerinda yang

dihasilkan dapat diklasifikasikan kedalam jenis ukuran yang mana

8. Penggerindaan bentuk / profil

Pada proses ini mata gerinda yang telah diuji kekerasannya di bentuk lagi

sesuai keinginan dan kebutuhan yang dibutuhkan.

Setelah pembentukan profil batu gerinda dapat didefinisikan menjadi bebarapa

bagian denganpengkodean

1. Kode A, ini mewakili jenis bahan asah yang dalam contoh di atas adalah

Aluminium Oxide (Oksida Aluminium). Berikut data jenis bahan asah:


Serbuk Pemotong (Abrasive)

A = Aluminium Oxide (Oksida Aluminium)

B = Silicone Carbide (Karbida Silium)

C = Diamond (Intan)

Referensi lainnya,

A = Aluminium Oxide (biasanya untuk Metal dan Stainless Steel)

WA = White Aluminium Oxide (biasanya untuk Stainless Steel)

C = Silicone Carbide (biasanya untuk Batu dan Bahan Bangunan)

GC = Green Siliconce Carbide (biasanya untuk Kaca, Keramik, dan Bahan

Bangunan Lainnya)

2. Kode 16, ini mewakili ukuran butiran bahan asah yang dalam contoh di atas

kode 16 ada di kategori kasar. Berikut, data lengkapnya:

Kasar (Coarse): 12, 14, 16, 20, 24

Sedang (Medium): 30, 36, 46, 56, 60

Halus (Fine): 70, 80, 90, 100, 120

Sangat Halus (Very Fine) 150, 180, 220, 240

Ultra Halus/Tepung (Ultra Fine): 280, 320, 400, 500, 800, 1200
3. Kode P, mewakili tingkat kekerasan yang dalam contoh ini termasuk dalam

kategori Keras.

Sangat Lunak: D E F G

Lunak: H I J K

Sedang: L M N O

Keras: P Q R S

Sangat Keras: T U V W

4. Kode 5, mewakili susuan butiran bahan asah dalam contoh ini termasuk

kategori Sedang. Data lengkapnya:

Rapat: 0, 1, 2, 3

Sedang: 4, 5, 6

Renggang: 7, 8, 9, 10, 11, 12

5. Kode V, mewakili jenis bahan perekat (Bond), dalam contoh termasuk bahan

perekat Vitrified. Berikut utk data lengkapnya:


Perekatan Abrasive oleh Bond

V = Vitrified (tembikar / perekat dengan memanaskan material hingga titik cair)

S = Silicate (silikat / perekatan menggunakan bahan silika)

R = Rubber (karet)

B = Resinoid (bakelit / perekatan menggunakan bahan resin)

BF = Resinoid Reinforced (perekat menggunakan bahan resin yang diperkuat)

E = Shellac (embalau)

6. Satu lagi Kode BE, yaitu kode pabrik, yang dikeluarkan oleh pabrik yang

meemproduksi batu gerinda.

Jadi Untuk Roda gerinda dengan kode :

A 16 P 5 V BE

Kode A mewakili jenis bahan asah Aluminium Oxide (Oksida Aluminium)

Kode 16 mewakili ukuran butiran bahan asah Kasar

Kode P mewakili tingkat kekerasan Keras

Kode 5 mewakili susunan butiran bahan asah Sedang

Kode V mewakili jenis bahan perekat Vitrified (Tembikar)

Kode BE mewakili kode pabrik


Kode A mewakili jenis bahan asah Aluminium Oxide (Oksida Aluminium)

Kode 16 mewakili ukuran butiran bahan asah Kasar

Kode P mewakili tingkat kekerasan Keras

Kode 5 mewakili susunan butiran bahan asah Sedang

Kode V mewakili jenis bahan perekat Vitrified (Tembikar)

Kode BE mewakili kode pabrik

Kode A mewakili jenis bahan asah

Hal – hal yang berkaitan dengan batu gerinda adalah

1. Porositas

Porositas dihasilkan dari ikatan biji atau sebuk dengan bahan sintetis lain supaya

batu gerinda punya pori – pori. Mengapa porositas penting pada batu gerinda :

a. Agar pendinginan lebih baik

b. Dengan porositas, maka serpihan mudah terlepas

Dua hal tersebut yang menjadi hal penting dalam pembuatan batu gerinda. Dalam

proses penggerindaan harus terpecah menjadi serpihan (butiran kecil) dan yang

tumpul hilang kumudian sisa pecahannya menjadi tajam sendiri. Apabila butiran

yang tumput tersebut tidak segera terlepas, maka batu gerinda akan terbakar,

karena hanya menggesek. Kedalaman pemakanan gerinda juga akan memperbesar

luasnya kontak antara batu gerinda dan benda kerja. Dari itu akan mempengaruhi

gaya penggerindaan.
Berikut klasifikasi batu gerinda beserta fungsinya antara lain :
1. Batu gerinda lurusBatu gerinda jenis ini untuk menggerinda logam bagian
dalam maupun bagian luar. Batu gerinda jenis ini digunakan pada mesin
gerinda silindrisataupun mesin gerinda meja. Batu gerinda ini dibuat dengan
ukurandiameter 6 mm sampai dengan 1000 mm dan tebalnya antara 6 mm
sampaidengan 200 mm.Gambar batu gerinda lurus
2. Batu gerinda silindrisBatu gerinda jenis ini berfungsi untuk melakukan
penggerindaan diameterdalam produk. Selain itu, batu gerinda jenis ini juga
mampu untukmenggerinda sisi benda kerja pada mesin gerinda sumbu tegak dan
sumbumendatar. Batu gerinda ini dibuat dengan ukuran diameter 200 mm s/d
700mm dan tebal 100 mm s/d 200 mm.
3. Batu gerinda mangkuk lurusBatu gerinda jenis ini berfungsi untuk melakukan
penggerindaan alat-alat potong seperti cutter ataupun pahat bubut. Selain itu, batu
gerinda jenis inimampu untuk menggerinda bagian sisi baik yang dipakai pada
mesingerinda sumbu tegak ataupun sumbu mendatar. Batu gerinda ini
dibuatdengan ukuran diameter 63 mm s/d 762 mm dan tebal 38 mm s/d 200
mm.Gambar batu gerinda mangkuk lurus
4. Batu gerinda mangkuk miringBatu gerinda jenis ini berfungsi untuk
menggerinda bagian sisi benda
kerja pada mesin gerinda sumbu tegak maupun mendatar. Selain itu, batugerinda
jenis ini mampu untuk menggerinda atau mengsah alat-
alat potong, misalnya pisau frais, pahat bubut, pisau-pisau bentu, dan lain -lain.
Batu gerinda ini dibuat dengan ukuran diameter 75 mm s/d 300 mmdan tebal
bagian miring 6 mm s/d 38 mm.Gambar batu gerinda mangkuk miring
5. Batu gerinda pembentukBatu gerinda jenis ini berfungsi untuk menggerinda
bentuk-bentuk khusus misalnya bentuk segitiga dan trapesium.Gambar batu
gerinda pembentuk
6. Batu gerinda cekung satu sisiBatu gerinda jenis ini berfungsi untuk
menggerinda silindris tetapi jugamenggerinda pahat bubut. Batu gerinda ini dibuat
dengan ukuran diameterluar 10 mm s/d 915 mm dan tebal 6 mm s/d 125 mm dan
diameter bagiancekung dari 6 ms s/d 381 mm.Gambar batu gerinda cekung satu
sisi
7. Batu gerinda cakraBatu gerinda jenis ini berfungsi untuk melakukan
penggerindaan pada profil centre.Gambar batu gerinda cakra

Anda mungkin juga menyukai