Anda di halaman 1dari 1

Kebun Raya Indrokilo Boyolali.

Pembangunan kebun raya Indrokilo memang belum selesai seluruhnya. Tapi kebun raya yang terletak di
Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah ini kini sudah mulai dipadati wisatawan, khususnya pada hari
libur atau pada akhir pekan.

Kebun Raya Indrokilo berdiri diatas tanah seluas 8.9 hektar tepatnya di Kampung Tempurejo, Kelurahan
Kemiri, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali. Hanya ada beberapa bangunan dan taman yang
sudah siap pakai. Pembangunan direncanakan akan rampung pada tahun 2019 mendatang.

“sekarang sudah mulai ramai, setiap hari ada yang datang. Tapi paling ramai ya sabtu minggu”, ucap
Rizki, salah satu pedagang di komplek Kebun Raya Indrokilo, Boyolali.

“Kalau akhir pekan jumlah pengunjungnya bisa mencapai ratusan orang. Pengunjungnya berasal dari
Boyolali dan sekitarnya saja, karena mungkin mereka penasaran dengan Kebun Raya Indrokilo”, kata
Nur, Petugas pemelihara tanaman.

Pembangunan Kebun Raya Indrokilo dimulai sejak penanda tanganan MoU oleh bupati boyolali Seno
Samudero bersama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia pada tahun 2013 lalu.

Anggaran terus digelontorkan setiap tahunnya demi mencapai target, yaitu dibukanya Kebun Raya
Indrokilo pada tahun 2019. Pembangunan fisik dimulai pada tahun 2016 lalu dengan anggaran mencapai
Rp5.7 Miliar dan pembangunan non fisik dengan anggaransebesar Rp987 juta.

Menurut Bambang Subagyo selaku Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Dinas
Lingkungan Hidup pada tahun 2018 anggarannya sebesar Rp7.236 Miliar. Dana tersebut akan digunakan
untuk pembangunan infrastruktur di komplek Kebun Raya Indrokilo.

Kebun Raya Indrokilo akan digunakan sebagai penyedia ruang terbuka hijau, wisata, sarana penelitian
dan pelestarian tumbuhan. Kebun Raya Indrikilo merupakan taman konservasi tanaman langka dibawah
pendampingan Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan, Kebun Raya Bogor dan LIPI.

Selain ditanam ribuan jenis pohon langka, Kebun Raya Indrokilo juga akan ditanami kurang lebih 160
spesies tanaman langka hasil eksplorasi dari hutan Telawa, Juwangi.

Antara lain trenggulun (Protium javanicum), randu alas (Bombax ceiba), mojolegi (Aegle marmelos),
suwek (Amorphophalus variabillis), juwet (Syzgium cumini), kepuh (Sterculia foetida), balungan
(Polyscias nodosa), kayu lanang (Morinda citrifolia) dan anggrek (Dendrobium crumenatum).

Anda mungkin juga menyukai