Anda di halaman 1dari 44

Subsistem dasar Sistem Informasi Akuntansi:

 Siklus Pendapatan : mencakup kegiatan penjualan dan


pembelian dalam bentuk uang tunai.
 Siklus pengeluaran : mencakup kegiatan pembelian dan
pembayaran dalam bentuk tunai.
 Siklus penggajian sumber daya manusia : mengontrak dan
menggaji pegawai.
 Siklus produksi : mengubah bahan mentah menjadi barang
jadi.
 Siklus keuangan : mendapatkan dana dari investor dan
kreditor dan membayar mereka kembali.

 Empat aktivitas dasar bisnis yang dilakukan dalam siklus pendapatan :


 1. Penerimaan pesanan dari para pelanggan
  Mengambil pesanan pelanggan
  Persetujuan kredit
  Memeriksa ketersediaan persediaan
  Menjawab permintaan pelanggan
 2. Pengiriman barang
  Ambil dan pak pesanan
  Kirim pesanan
 3. Penagihan dan piutang usaha
  Penagihan
  Pemeliharaan data piutang usaha
  Pengecualian : Penyesuaian rekening dan penghapusan
 4. Penagihan kas
  Menangani kiriman uang pelanggan
  Menyimpannya ke bank
 - Tujuan Siklus Pendapatan
  Tujuan utama siklus pendapatan adalah menyediakan produk yang tepat di tempat
dan waktu yang tepat dengan harga yang sesuai.
  Tujuan – tujuan lain :
 o Semua transaksi telah diotorisasikan dengan benar
 o Semua transaksi yang dicatat valid (benar-benar terjadi)
 o Semua transaksi yang valid, dan disahkan, telah dicatat
 o Semua transaksi dicatat dengan akurat
 o Asetdijaga dari kehilangan ataupun pencurian
 o Aktivitas bisnis dilaksanakan secara efisien dan efektif
 - Ancaman dan Pengendalian dalam Siklus Pendapatan
Proses Ancaman Prosedur pengendalian yang
/Aktivitas dapat diterapkan
Entri 1. pesanan pelanggan Pemeriksaan edit entri data
pesanan yang tidak lengkap atau
penjualan tidak akurat
2. Penjualan secara kredit Persetujuan kredit oleh manajer
ke pelanggan yang bag. Kredit bukan oleh fungsi
memiliki catt. Kredit penjualan: catt yang akurat atas
buruk saldo rek. pelanggan
3. Legitimasi pesanan Ttd diatas dokumen kertas, ttd
digital dan sertifikat digital
untuk e-biz
4. Habisnya persediaan, Sistem pengendalian persediaan
biaya penggudangan, dan
pengurangan harga
Pengiriman 5. Kesalahan pengiriman: Rekonsiliasi pesanan penjulana
barang dag., jumlah dan dengan kartu pengambilan dan
alamat yang salah slip pengepakan: pemindai
kode garis
Pengendalian aplikasi entri data
6. Pencurian persediaan Batasi akses fisik ke persediaan
Penagihan 7. Kegagalan untuk Pemisahan fungsi pengiriman
dan piutang menagih pelanggan dan penagihan
usaha
8. Kesalahan dalam Pengendalian edit entri data
penagihan Daftar harga
9. Kesalahan dalam Rekonsiliasi buku pembantu
memasukkan data ketika piutang usaha dengan buku
memperbarui piutang besar: laporan bulanan ke
usaha pelanggan
Penagihan 10. Pencurian kas Pemisahan tugas; minimalisasi
kas penanganan kas; kesepakatan
lockbox; konfirmasikan
pengesahan dan penyimpanan
semua penerimaan
Rekonsiliasi periodic laporan
bank dengan catt seseorang
yang tidak terlibat dalam
pemrosesan penerimaan kas
Masalah - 11. Kehilangan data Prosedur cadangan dan
masalah pemulihan dari bencana;
pengendalian pengendalian akses (secara fisik
umum dan logis)
12. Kinerja yang buruk Persiapan dan tinjauan laporan
kinerja

Siklus Pengeluaran (Sistem Informasi


Akuntansi)
Posted by Anwar Ahmad Posted on 10/21/2013 08:26:00 PM with 1 comment
SIKLUS PENGELUARAN
Siklus Pengeluaran merupakan serangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pengolahan data
yang berhubungan dengan pembelian dan pembayaran atas barang dan jasa yang
dibeli.Pembahasan kali ini memfokuskan pada pembelian bahan baku,barang
jadi,perlengkapan dan jasa.Dalam Siklus pengeluaran yang merupakan siklus kedua dari
siklus kegiatan pokok perusahaan,terkait empat kejadian ekonomi atau transaksi
akuntansi,yaitu pembelian, penerimaan barang,pencatatan utang dan pelunasan utang.Dalam
melaksanakan keempat transaksi tersebut,perusahaan menggunakan empat subsistem,yaitu
sistem pembelian,sistem penerimaan,sistem pencatatan utang atau sistem voucher,dan sistem
pengeluaran kas.

Dalam siklus ini,pihak eksternal yang terlibat dalam pemasok,sedangkan pihak internal yang
terkait adalah siklus produksi,siklus pendapatan,dan siklus buku besar dan pelaporan. Bentuk
Interaksi antara siklus pengeluaran dan siklus lainnya adalah siklus pengeluaran menerima
pemberitahuan dari siklus pendapatan dan sistem produksi tentang kebutuhan barang dan
bahan baku,dan juga memberitahu kapan barang tersebut harus diterima.Siklus pengeluaran
juga mengirimkan data biaya ke siklus buku besar dan pelaporan untuk dimasukkan ke dalam
laporan keuangan dan laporan kinerja.Interaksi tersebut digambarkan secara lengkap pada
sebuah diagram konteks-yang merupakan level tertinggi dari diagram arus data.

Siklus pengeluaran dapat diselenggarakan secara manual dan berbasis komputer. Perbedaan
pokok kedua cara tersebut adalah pada mekanisme pengolahan datanya,sedangkan input dan
output yang dihasilkan relative sama.berikut ini akan diuraikan masing-masing sistem secara
komprehensif.
A. Tujuan Siklus Pengeluaran

Tujuan Siklus pengeluaran adalah memudahkan pertukaran kas dengan pemasok barang atau
jasa perusahaan.secara lebih luas,tujuannya adalah :

1. Menjamin bahwa semua barang dan jasa yang dipesan sesuai dengan aturan yang
dibutuhkan.
2. Menerima semua barang yang dipesan dan memastikan bahwa barang yang diterima dalam
kondisi baik.
3. Mengamankan barang hingga dibutuhkan
4. Menentukan faktur yang berkaitan dengan barang dan jasa yang benar
5. Mencatat dan mengklasifikasi pengeluaran dengan tepat
6. Mengirimkan uang ke pemasok yang tepat
7. Menjamin bahwa semua pengeluaran kas berkaitan dengan pengeluaran yang telah diizinkan.
8. Mencatat dan mengklasifikasi pengeluaran kas dengan tepat dan akurat.

B. Dokumen dan Laporan


Dokumen Yang Digunakan

Dokumen yang digunakan dalam siklus ini adalah:

Jenis Transaksi Dokumen yang Digunakan


Pembelian Kredit Permintaan Pembelian
Pesanan Pembelian
Laporan Penerimaan Barang
Voucher
Pengeluaran Kas Check
Retur Pembelian Memo Debit

Laporan Yang Dihasilkan

Seperti halnya aplikasi yang lain,dalam aplikasi pengeluaran ini juga dihasilkan tiga macam
laporan,yaitu laporan pengawasan(control report),register,dan laporan khusus(special report).
Meskipun demikian,informasi yang disajikan dalam laporan-laporan tersebut berbeda-beda
antara satu aplikasi dengan aplikasi yang lain.

Laporan Kontrol, Laporan ini meringkas perubahan yang dilakukan terhadap sebuah
file.Akuntan menggunakan laporan ini untuk menentukan ada tidaknya perubahan file yang
tidak semestinya atau untuk menjamin bahwa tidak ada transaksi yang hilang selama proses
pengolahan data berlangsung.Laporan ini berisi informasi tentang (1)transaksi yang telah
diposting,atau (2)jumlah angka atau nomor transaksi,atau (3)daftar perubahan yang dibuat
selama pemeliharaan file,Dalam sistem berbasis komputer,laporan ini menyajikan record
count,control total,dan hash total.Petugas pengawas data mengkaji laporan ini dan
membandingkan total tersebut untuk menguji bahwa semua perubahan (terhadap file) telah
dilakukan secara tepat.
Register,Laporan ini berisi daftar transaksi yang dicatat dalam periode waktu
tertentu,misalnya satu hari,satu minggu,atau satu bulan.Laporan ini berisi ringkasan data yang
telah di posting ke rekening buku besar,sehingga dapat digunakan untuk melakukan telusuran
audit(audit trail) terhadap saldo-saldo rekening.Register ini dalam sistem manual disebut
dengan jurnal khusus,oleh karenanya register dalam sistem yang berbasis komputer sering
pula disebut dengan jurnal.

Laporan Khusus,Laporan khusus dalam siklus pengeluaran ini membantu manajer dalam
membuat jadwal pembayaran utang kepada pemasok.Laporan khusus yang dihasilkan dalam
siklus ini mencakup:
Laporan Faktur Terbuka(Open Invoices Report).Laporan ini berisi daftar faktur pembelian
yang belum di bayar pada tanggal laporan.Data yang dilaporkan adalah data pemasok dan
jumlah utang kepada setiap pemasok.
Laporan Umum Voucher.Laporan ini meringkas voucher menurut umumnya.Laporan ini
sangat bermanfaat,karena jika perusahaan sampai memiliki utang yang tidak dibayar sampai
jangka waktu tertentu,akan berakibat negative bagi perusahaan,yaitu:
a. Merusak hubungan baik dengan pemasok,
b. Merusak citra kredit,yang pada gilirannya perusahaan akan sulit untuk dapat membeli barang
dari pemasok secara kredit.
Laporan Kebutuhan Kas.Laporan ini meringkas faktur pembelian urut jatuh tempo. Laporan
ini membantu departemen utang dalam merencanakan pembayaran kas dan dalam
mengidentifikasi faktur mana yang harus dibayar segera,agar dapat diperoleh potongan dan
juga agar hubungan baik dengan pemasok dapat dipelihara.
Layanan Status Utang.Laporan ini dihasilkan kalau perusahaan menggunakan sistem on-line
real-time,karena sistem ini memungkinkan pemakai untuk meminta database menyajikan
informasi terbaru.Dalam siklus ini,karyawan bagian utang juga memerlukan informasi
mengenai utang kepada setiap pemasok.kebutuhan ini dipenuhi dengan menyajikan informasi
terbaru tentang utang kepada setiap pemasok.

C. Pengolahan Transaksi
Pengolahan transaksi akan diuraikan dalam 2 versi,yaitu untuk sistem yang diselenggarakan
secara manual,dan untuk sistem yang diselenggarakan dengan menggunakan alat bantu
komputer.

1, Sistem manual.Pengolahan transaksi dalam siklus pengeluaran yang diselenggarakan


secara manual,mencakup prosedur-prosedur sebagai berikut:

a. Prosedur Pembelian Kredit


b. Prosedur Pengeluaran Kas

2, Sistem berbasis komputer.Pengolahan transaksi dalam siklus pengeluaran yang berbasis


komputer,mencakup prosedur-prosedur sebagai berikut :

a. Prosedur Permintaan Pembelian


b. Prosedur Pemesana Barang
c. Prosedur Penerimaan Barang
d. Prosedur Pencatatan utang
e. Prosedur Pengeluaran Kas
D. Aktivitas Bisnis Dalam Siklus Pengeluaran Berbasis Komputer

1. Prosedur Permintaan Barang

Aktivitas Bisnis yang pertama kali dilakukan dalam siklus pengeluaran adalah permintaan
barang atau suplais.Keputusan Kunci yang dibuat pada proses ini adalah mengidentifikasi
barang apa yang akan dibeli,kapan dibutuhkan,dan berapa banyak yang akan di
beli.Keputusan ini normalnya dibuat oleh fungsi pengawas persediaan(inventory
control),meskipun informasi tentang kebutuhan barang diperoleh dari departeman pengguna
barang.Permintaan Pembelian kadang-kadang juga di buat oleh siklus produksi atau dari
fungsi penjualan yang menyampaikan informasi tentang back order.

2. Prosedur Pemesanan Barang

Aktivitas pokok yang kedua dalam siklus pengeluaran adalah pemesana suplais dan bahan
baku.Aktivitaspembelian biasanya dilakukan oleh petugas pembelian atau karyawan
pembelian dalam departeman pembelian.
Keputusan Kunci : Pemilihan Pemasok.Keputusan penting yang dibuat pada tahap ini
adalah pemilihan pemasok dengan mempertimbangkan harga,kualitas,dan kualitas
pengiriman. Komitmen terhadap kualitas dan pengiriman yang dimiliki oleh para pemasok
sangat penting,terutama pada sistem JIT,karena keterlambatan pengiriman atau dalam
pengiriman terdapat produk cacat dapat engancam seluruh sistem.Sekali seorang pemasok
terpilih untuk memasok sebuah produk,identitas pemasok tersebut akan menjadi badian dari
atau dimasukan ke dalam file induk persediaan.Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
proses seleksi pemasok ketika akan membeli barang yang sama di kemudian hari.Dengan
cara ini,maka kinerja pemasok secara periodic dievaluasi untuk menentukan apakah pemasok
tersebut masih dapat dipertahankan atau tidak. Evaluasi ini tidak hanya melibatkan masalah
harga,namun juga kualitas produk yang dibeli dan kinerja pengiriman barang.Sistem
Informasi Akuntansi yang baik,seharusnya juga dirancang untuk dapat menangkap dan
menelusur informasi ini.

3. Prosedur Penerimaan Barang


Aktivitas ketiga dalam siklus pengeluaran adalah menerima dan menyimpan barang yang
dipesan.Departeman penerima barang bertanggung jawab untuk menerima barang yang
dikirim oleh pemasok.Selain barang diterima,kemudian dilaporkan ke manajer bagian
gudang,untuk kemudian meneruskannya ke manajer pabrik.Departemen penyimpanan barang
yang bertanggung jawab kepada manajer bagian gudang,bertanggung jawab untuk
menyimpan barang.Informasi tentang tentang penerimaan barang yang dipesan harus
dikomunikasikan ke fungsi pengawas persediaan,untuk memperbarui catatan persediaan.
Tujuan diselenggarakan prosedur ini adalah : (a)untuk menjamin bahwa semua penerimaan
bahan baku,perlengkapan,dan aktiva lain yang dibeli telah diotorisasi san (b) untuk mencatat
transaksi penerimaan dalam catatan akuntansi.

4. Prosedur Pencatatan Utang


Aktivitas keempat dalam siklus pengeluaran adalah proses persetujuan pembayaran
faktur pembelian.Proses ini dilaksanakan oleh departemen hutang dagang yang bertanggung
jawab terhadap direktur keuangan. Tujuan diselenggarakannya subsistem ini adalah untuk
mancatat kewajiban membayar kepada pemasok. Input aplikasi ini adalah faktur
pembelian,catatan penerimaan barang,pesanan pembelian (open purchase order) dan file
rincian pesanan pembelian(purchase order detail files).
Secara legal,kewajiban untuk membayar ke pemasok mulai timbul saat barang
diterima.meskipun demikian,untuk alasan praktis,sebagian besar perusahaan mencatat utang
setelah diterima dan disetujuinya faktur pembelian.Tujuan dilakukannya cara ini adalah untuk
mengotorisasi dan menentukan apakah faktur yang diterima layak di bayar.tentunya faktur
pembelian dikatakan layak di bayar jika barang dan jasa yang dipesan benar-benar telah
diterima oleh perusahaan.Untuk mencapai tujuan ini,diperlukan informasi dari bagian
pembelian(berupa tembusan order pembelian) dan fungsi penerimaan barang (berupa laporan
penerimaan baranga0. Tembusan order pembelian dari bagian pembelian menegaskan bahwa
barang atau jasa yang tercantum dalam faktur pembelian benar-benar dipesan. Tembusan
laporan penerimaan barang yang diterima dari bagian gudang menegaskan tentang kuantitas
dan kondisi yang diterima.

5. Prosedur Pengeluaran Kas


Aktivitas terakhir pada siklus pengeluaran adalah pembayaran faktur yang telah disetujui.
Aktivitas ini,disebut dengan aktivitas pengeluaran kas,dilaksanakan oleh kasir,yang
bertanggung jawab kepada manajer keuangan.Tujuan diselenggarakannya aplikasi ini adalah
untuk menjamin bahwa pembayaran kepada pemasok dilakukan tepat waktu dan dalam
jumlah yang benar. Input bagi aplikasi ini adalah catatan dari file voucher.
Keputusan kunci dalam prosedur pengeluaran kas adalah menentukan apakah perusahaan
akan memanfaatkan fasilitas potongan yang tersedia atau tidak. Untuk membuat keputusan
ini,dibutuhkan informasi anggaran kas jangka pendek. Dalam anggaran kas tersebut
tergambar taksiran arus kas masuk dan arus kas keluar untuk satu periode tertentu di masa
mendatang (biasanya satu tahun). Informasi yang tercantum dalam anggaran tersebut berasal
dari berbagai sumber. Bagian piutang dagang memberikan proyeksi penerimaan kas. File
utang dagang dan file order pembelian menunjukan potensi pembayaran kepada para
pemasok,yang bermakna taksiran arus kas keluar di masa mendatang. Fungsi sumber daya
manusia memberikan informasi tentang kebutuhan kas untuk pembayaran gaji karyawan.jika
cukup anggaran kas menunjukan bahwa perusahaan membutuhkan kas dalam jumlah yang
untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran kas,maka fasilitas potongan yang tersedia harus
dimanfaatkan agar dapat diperoleh penghematan pengeluaran kas.

Rangkuman
Siklus Pengeluaran mencakup aktivitas atau transaksi bisnis yang berhubungan dengan
pembelian barang dan jasa dari pemasok,dan pengeluaran kas untuk membayar
pembelian.Siklus ini dapat diselenggarakan secara manual atau dengan menggunakan
komputer. Jika siklus pengeluaran diselenggarakan secara manual,maka subsistem yang
terlibat hanya subsistem pembelian, dan subsistempengeluaran kas. Untuk masing-masing
subsistem juga dilengkapi dengan serangkaian aktivitas (prosedur) pengendalian, yaitu
otorisasi transaksi oleh pejabat yang berwenang, pengamanan terhadap aktiva dan catatan,
pemisahan fungsi atau tugas yaitu antara fungsi otorisasi, fungsi penyimpanan aktifa, dan
fungsi pencatatan transaksi.

Dalam sistem yang berbasis komputer,siklus pengeluaran dibagi menjadi 5


subsistem,yaitu prosedur permintaan barang,prosedur pemesanan barang,prosedur
penerimaaan barang,prosedur pencatatan uang,dan prosedur pengeluaran kas.Dalam setiap
subsistem tersedia peluang penggunaan berbagai macam teknologi informasi terkini,seperti
JTI,EDI,EFT,FEDI, mesin pembaca kode bar dan sebagainya
SIKLUS PENGGAJIAN

Siklus Penggajian adalah aktivitas bisnis yang berulang dan operasi pemrosesan data yang terkait dengan
manajemen yang efektif atas tenaga kerja.

3 fungsi dasar dari SIA pada siklus SDM/penggajian adalah:


1. Pemrosesan data transaksi tentang aktivitas karyawan
2. Menjaga aset organisasi
3. Penyediaan informasi untuk pengambilan keputusan

Aktivitas Siklus Penggajian :

1. Perbarui File Induk Penggajian


2. Perbarui Tarif dan Pemotongan pajak
3. Validasi Data Waktu dan Kehadiran
4. Mempersiapkan Penggajian
5. Membayar Gaji
6. Hitung Kompensasi dan Pajak yang Dibayar Perusahaan
7. Keluarkan Pajak Penghasilan dan Potonagn Lain-Lain

Fungsi utama kedua dari SIA dalam manajemen SDM / penggajian adalah menyediakan pengendalian internal
yang memadai agar dapat memastikan terpenuhinya tujuan-tujuan berikut ini :

1. Semua transaksi penggajian diotorisasi dengan benar.


2. Semua transaksi penggajian yang dicatat valid.
3. Semua transaksi penggajian yang valid dan diotorisasi dicatat
4. Semua transaksi penggajian dicatat secara akurat.
5. Peraturan pemerintah terkait yang berhubungan dengan pengiriman pajak dan pengisian laporan
penggajian serta MSDM telah dipenuhi.
6. Aset (baik kas dan data) dijaga dari kehilangan atau pencurian.
7. Aktivitas siklus manajemen SDM / penggajian dilakukan secara efisien dan efektif.

Bagian-bagian yang terkait dalam siklus pengeluaran kas adalah :

1. Petugas Absensi
2. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
3. Karyawan
4. Pemerintah
5. Asuransi
6. Bank
7. Pimpinan

Data-data yang dibutuhkan dan dihasilkan dari siklus pengeluaran kas :

1. Daftar absensi&lembur karyawan


2. Daftar gaji&lembur karyawan
3. Daftar Pajak Penghasilan Terutang
4. Daftar Asuransi dibayar dimuka
5. Slip Penggajian
6. Slip Pajak Penghasilan
7. Slip Asuransi
8. Laoran Penggajian

Job Description Siklus Penggajian :


1. 。1. Petugas Absensi

 Menjaga bagian check lock / finger print


 Mengecek absensi karyawan
 Membuat daftar absensi karyawan
 Membuat daftar lembur karyawan

2. 22. Manajemen Sumber Daya Manusia

 Membuat daftar gaji karyawan


 Membuat daftar upah lembur karyawan
 Menghitung Pajak Penghasilan Pribadi Karyawan
 Menghitung Biaya Asuransi Karyawan
 Menyerahkan dokumen-dokumen tersebut diatas
 Menyetor uang ke bank
 Membuat laporan penggajian

3. 33. Karyawan

 Menerima slip penggajian


 Membuat revisi apabila ada kesalahan penghitungan
 Mengecek dan mengambil uang di bank

4. 44. Pemerintah

 Menerima slip pajak penghasilan


 Membuat revisi apabila ada kesalahan penghitungan
 Mengecek dan mengambil uang di bank

5. 55. Asuransi

 Menerima slip biaya asuransi


 Membuat revisi apabila ada kesalahan penghitungan
 Mengecek dan mengambil uang di bank

6. 66. Bank

 Menerima daftar gaji&lembur karyawan


 Menerima daftar pajak penghasilan karyawan
 Menerima daftar biaya asuransi karyawan
 Mentransfer uang ke masing-masing departemen yang bersangkutan
 Membuat slip gaji&lembur karyawan
 Membuat slip pajak penghasilan karyawan
 Membuat slip biaya asuransi karyawan
 Menyerahkan slip-slip tersebut diatas ke perusahaan (bagian MSDM)

7. 77. Pimpinan

 Menerima laporan penggajian dari bagian Manajemen Sumber Daya Manusia


 Mengecek laporan penggajian
 Membuat revisi dan menguji laporan tersebut apabila ada kesalahan

siklus manajemen SDM dan penggajian


siklus manajemen SDM dan penggajian
Siklus manajemen Sumber daya manusia dan penggajian adalah aktivitas bisnis yang
berulang dan operasi pemrosesan data yang terkait dengan manajemen yang efektif atas
tenaga kerja.

3 fungsi dasar dari SIA pada siklus SDM/penggajian adalah:

1. Pemrosesan data transaksi tentang aktivitas karyawan


2. Menjaga aset organisasi
3. Penyediaan informasi untuk pengambilan keputusan

Tugas-tugas siklus manajemen SDM/Penggajian :


a. Merekrut dan mempekerjakan pegawai baru
b. Melatih
c. Memberikan tugas pekerjaan
d. Memberikan kompensasi (penggajian)
e. Mengevaluasi kinerja
f. Memberhentikan pegawai, secara sukarela atau dipecat

Aktivitas Siklus Penggajian :

1. Perbarui File Induk Penggajian


2. Perbarui Tarif dan Pemotongan pajak
3. Validasi Data Waktu dan Kehadiran
4. Mempersiapkan Penggajian
5. Membayar Gaji
6. Hitung Kompensasi dan Pajak yang Dibayar Perusahaan
7. Keluarkan Pajak Penghasilan dan Potonagn Lain-Lain

Fungsi utama kedua dari SIA dalam manajemen SDM / penggajian adalah menyediakan
pengendalian internal yang memadai agar dapat memastikan terpenuhinya tujuan-tujuan
berikut ini :

1. Semua transaksi penggajian diotorisasi dengan benar.


2. Semua transaksi penggajian yang dicatat valid.
3. Semua transaksi penggajian yang valid dan diotorisasi dicatat
4. Semua transaksi penggajian dicatat secara akurat.
5. Peraturan pemerintah terkait yang berhubungan dengan pengiriman pajak dan
pengisian laporan penggajian serta MSDM telah dipenuhi.
6. Aset (baik kas dan data) dijaga dari kehilangan atau pencurian.
7. Aktivitas siklus manajemen SDM / penggajian dilakukan secara efisien dan efektif.

Diagram Conteks Siklus Produksi


Penjelasan :

 · Siklus pendapatan, yang memberikan


informasi tentang produk apa yang dipesan
dan ramalan penjualan (kuantitas), yang
akan digunakan oleh bagian produksi untuk
menyusun rencana produksi dan jumlah
persediaan. Sebaliknya siklus produksi
memberikan informasi kepada siklus
pendapatan tentang produk apa saja yang
telah selesai dibuat dan jumlah produk yang
tersedia untuk dijual.
 Informasi tentang bahan baku dikirim ke
siklus pembelian dalam bentuk surat
permintaan pembelian , sebaliknya siklus
pembelian juga memberikan informasi
tentang bahan baku yang dibeli dan
pengeluaran lain yang terhasuk dalam
overhead pabrik.
 Informasi tentang kebutuhan tenaga
kerja dikirimkan ke system manajemen
sumber daya manusia/penggajian yang
nantinya akan memberikan data tentang
tersedianya tenaga kerja dan
biayanya.Informasi tentang harga pokok
produksi dikirimkan ke siklus buku besar
dan pelaporan

Pengertian Siklus Produksi

Siklus Produksi adalah serangkaian aktifitas bisnis


dan kegiatan pengolahan data yang berkaitan dengan
proses pembuatan produk dan terjadi secara terus-
menerus. Keberadaan system informasi akuntansi
sangat penting dalam siklus produksi, dengan system
informasi akuntansi membantu menghasilkan informasi
biaya yang tepat dan waktu kerja yang jelas untuk
dijadikan masukan bagi pembuat keputusan dalam
perancanaan produk atau jasa yang dihasilkan, berapa
harga produk tersebut, dan bagaimana perencanaan
penyerapan dan alokasi sumber daya yang diperlukan,
dan yang sangat penting adalah bagaimana
merencanakan dan mengendalikan biaya produksiserta
evaluasi kinerja terhadap produktifitas yang dihasikan.

Kegiatan Siklus produksi


Peranan akuntan perusahaan dalam kegiatan
siklus produksi umumnya berada pada siklus akuntansi
biaya, namun peranan lain tetap dituntut kepada mereka
untuk saling berkoordinasi dengan siklus lain.
Arus informasi yang yang masuk ke siklus produksi dari
siklus lain, yaitu:
 Siklus pendapatan menyediakan
informasi mengenai order customer dan
perkiraan penjualanuntuk digunakan
dalam perencanaan produksi dan
persediaan.
 Siklus pengeluaran menyediakan
informasi untuk memperoleh bahan
mentah dan mengontrol pengeluaran lain
yang termasuk overhead pabrik.
 Siklus penggajian menyediakan informasi
tentang biaya karyawan dan
ketersediaannya,
Arus informasi yang datang dari siklus pengeluaran
adalah
 Siklus pendapatan menerima informasi dari siklus produksi tentang barang jadi yang
tersedia untuk dijual.
 Siklus pengeluaran menerima informasi tentang
kebutuhan akan bahan mentah.
 Siklus penggajian menerima informasi tentang
tersedianya tenaga kerja.
 Buku besar dan sistem pelaporan menerima
informasi tentang harga pokok produksi.

Peran SIA dalam Siklus Produksi


 Bauran produk
Produk apa yang ingin diproduksi
 Penetapan harga produk
Berapa HPP sampai produk selesai dibuat
 Alokasi dan perencanaan sumber daya (contoh
apakah membuat atau membeli)
Apakah jita akan membeli produk
lalu dijual / membuat / memproduksi sendiri lalu
dijual
 Manajemen Biaya
Merencanakan / mengalokasikan biaya -
biaya yang timbul.

PROSEDUR SIKLUS PRODUKSI


Fungsi ketiga dari SIA adalah untuk memberikan
informasi yang berguna untuk mengambilan keputusan.
Dalam siklus produksi, informasi biaya adalah
dibutuhkan oleh para pemakai internal dan eksternal.
Kebanyakan sistem akuntansi biaya awalnya telah
didesain untuk memenuhi permintaan pelaporan
keuangan.

PENGENDALIAN SIKLUS PRODUKSI


Fungsi kedua dari SIA dirancang dengan baik
adalah untuk memberikan pengendalian yang cukup
untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan tersebut
terpenuhi :
1. Semua produksi dan perolehan aktiva tetap
diotorisasi dengan baik.
2. Persediaan barang dalam proses dan aktiva tetap
dijaga keamanannya.
3. Semua transaksi siklus produksi yang valid dan sah
akan dicatat.

Aktivitas Siklus Produksi


Terdapat empat aktivitas dasar dalam siklus produksi,
yaitu :
1. Desain Produk
Langkah pertama dalam siklus
produksi adalah desainproduk, tujuan aktivitas ini
adalah untuk merancang sebuah produk yang
memenuhi permintaan dalam hal kualitas, ketahanan,
dan fungsi, dan secara simultan meminimalkan biaya
produksi.Aktivitas desain produk menciptakan dua
dokumen utama, yaitu pertama, daftar bahan baku yang
menyebutkan nomor bahan baku, deskripsi, serta
jumlah masing-masing komponen bahan baku yang
digunakan dalam satu unit produk jadi. Kedua, daftar
operasi yang menyebutkan kebutuhan tenaga kerja dan
mesin yang diperlukan untuk memproduksi produk
tersebut. Peran akuntan harus terlibat dalam desain
produk karena 65 hingga 80 persen biaya produk
ditentukan pada tahap proses produksi ini. Para akuntan
dapat memberikan informasi yang menunjukkan
bagaimana berbagai desain dapat mempengaruhi biaya
produksi suatu lini produk-produk yang berkaitan
dengan meningkatkan jumlah komponen bersama yang
digunakan dalam masing-masing produk. Dengan
memberikan data mengenai biaya perbaikan dan
jaminan yang terkait dengan produk yang ada dapat
berguna untuk mendesain produk yang lebih baik.
2. Perencanaan dan Penjadwalan
Langkah kedua dalam siklus produksi adalah
perencanaan dan penjadwalan, tujuan dari langkah ini
adalah mengembangkan rencana produksi yang cukup
efisien untuk memenuhi pesanan yang ada dan
mengantisipasi permintaan jangka pendek tanpa
menimbulkan kelebihan persediaan barang
jadi.Terdapat dua metode perencanaan produksi yang
umum digunakan adalah Perencanaan sumber daya
produksi (manufacturing resource planning = MRP-
II) dan Sistem produksi Just-in-time (JIT). MRP-II adalah
kelanjutan dari perencanaan sumber daya bahan baku
yang mencari keseimbangan antara kapasitas produksi
yang ada dan kebutuhan bahan baku untuk memenuhi
perkiraan permintaan penjualan. Sistem MRP-II sering
disebut sebagai push manufacturing, karena barang
diproduksi sebagai ekspetasi atas permintaan
pelanggan. Sedangkan Just-in-time (JIT)memperluas
prinsip sistem pengendalian persediaan untuk seluruh
proses produksi. Tujuan produksi JIT adalah
meminimalkan atau meniadakan persediaan bahan
baku, barang dalam proses, dan barang jadi. JIT sering
kali disebut sebagai pull manufacturing, karena barang
diproduksi sebagai tanggapan atas permintaan
pelanggan. Jadi hanya berproduksi sebagai tanggapan
atas pesanan pelanggan.
Jadwal Induk Produksi (master production schedule
- MPS) menspesifikasikan seberapa banyak produk
akan diproduksi selama periode perencanaan dan
kapan produksi tersebut harus dilakukan. Permintaan
bahan baku mensahkan pengeluaran jumlah bahan
baku yang dibutuhkan dari gudang ke lokasi pabrik,
tempat bahan tersebut dibutuhkan. Dokumen ini berisi
nomor perintah produksi, tanggal pembuatan, dan
berdasarkan pada daftar bahan baku, nomor baarang
serta jumlah semua bahan baku yang
dibutuhkan. Perpindahan selanjutnya dari bahan baku di
sepanjang pabrik akan didokumentasikan dalam dalam
kartu perpindahan, yang mengidentifikasikan bagian –
bagian yang di pindahkan, lokasi perpindahannya serta
waktu perpindahan.Peran akuntan dalam aktivitas
ini memastikan bahwa SIA mengumpulkan dan
melaporkan biaya secara konsisten dengan teknik
perencanaan produksi perusahaan. Para akuntan juga
membantu perusahaan memilih antara MRP-II atau JIT
untuk melihat manakah yang lebih tepat untuk
perencanaan dan penjadwalan produksi perusahaan.
3. Operasi Produksi
Langkah ketiga dalam siklus produksi
adalah produksi aktual dari produk. Cara aktivitas ini
dicapai sangat berbeda di berbagai perusahaan,
perbedaan tersebut berdasarkan jenis produk yang
diproduksi dan tingkat otomatisasi yang digunakan
dalam proses produksi. Penggunaan berbagai bentuk
Teknologi Informasi dalam proses produksi, seperti
mesin yang dikendalikan oleh komputer, disebut
sebagai computer-intergrated manufacturing
(CIM) untuk mengurangi biaya produksi.Para akuntan
tidak diminta untuk menjadi ahli dalam setiap segi CIM,
tetapi mereka harus memahami bagaimana hal tersebut
mempengaruhi SIA. Salah satu pengaruh CIM adalah
pergeseran dari produksi massal ke produksi sesuai
pesanan.
Walau sifat proses produksi dan keluasan CIM
dapat berbeda diberbagai perusahaan, namun setiap
perusahaan membutuhkan data mengenai empat segi
berikut yaitu bahan baku yang digunakan, jam tenaga
kerja yang digunakan, operasi mesin yang
dilakukan serta biaya overhead produksi lainnya yang
terjadi.

4. Akuntansi Biaya
Langkah terakhir dalam siklus produksi
adalah akuntansi biaya.
Terdapat tiga tujuan dasar dari sistem akuntansi
biaya yaitu :
 Memberikan informasi untuk perencanaan,
pengendalian, dan penilaian kinerja dari operasi
produksi. SIA didesain untuk mengumpulkan data
real-time mengenai kinerja aktivitas produksi agar
pihak manajemen dapat membuat keputusan tepat
waktu.
 Memberikan data biaya yang akurat mengenai
produk untuk digunakan dalam menetapkan harga
serta keputusan bauran produk. SIA
mengumpulkan biaya berdasarkan berbagai
kategori dan kemudian membebankan biaya
tersebut ke produk & unit organisasi tertentu .
 Mengumpulkan dan memproses informasi yang
digunakan untuk menghitung persediaan serta nilai
harga pokok penjualan yang muncul di laporan
keuangan perusahaan.
Sebagaian besar perusahaan
menggunakan perhitungan biaya pesanan dan
proses untuk membebankan biaya
produksi. Perhitungan biaya pesanan membebankan
biaya ke batch produksi tertentu, atau pekerjaan tertentu
dan digunakan ketika produk atau jasa yang dijual terdiri
dari bagian-bagian yang dapat di identifikasikan secara
terpisah. Sebaliknya, Perhitungan biaya
prosesmembebankan biaya ke setiap proses, dan
kemudian menghitung biaya rata-rata untuk semua unit
yang diproduksi. Digunakan ketika produk atau jasa
yang hampir sama diproduksi dalam jumlah massal dan
unit terpisah tidak dapat dengan mudah diidentifikasi.
Pilihan perhitungan biaya berdasarkan
pesanan atau proses hanya mempengaruhi metode
yang digunakan untuk membebankan biaya-biaya
tersebut ke produk, bukan pada metode pengumpulan
data. Kedua sistem tersebut membutuhkan
akumulasi dan mengenai empat jenis biaya :
a. Bahan Baku
Ketika produksi dimulai, pengeluaran permintaan
bahan baku memicu debit barang dalam proses untuk
bahan baku yang dikirim ke bagian produksi..
b. Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor)
Kartu waktu kerja adalah sebuah dokumen kertas
yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai
aktivitas pekerja. Dokumen ini mencatat jumlah waktu
yang digunakan seorang pekerja untuk setiap tugas
pekerjaan tertentu. Para pekerja memasukkan data ini
dengan menggunakan terminal online di setiap bengkel
kerja pabrik.
c. Mesin dan Peralatan
Ketika perusahaan mengimplementasikan CIM
untuk mengotomatisasi proses produksi, proporsi yang
lebih besar dari biaya produksi berhubungan dengan
mesin dan peralatan yang digunakan untuk membuat
produk tersebut.
d. Overhead Pabrik
Yaitu semua biaya produksi yang tidak secara
ekonomis layak untuk ditelusuri secara langsung ke
pekerjaan atau proses tertentu.
Untuk Aktiva tetap SIA juga dapat
mengumpulkan informasi mengenai gedung, pabrik, dan
peralatan yang digunakan dalam siklus produksi. Aktiva
tetap harus diberi kode garis untuk memungkinkan
pembaruan yang cepat dan periodik atas database
aktiva tetap. Informasi minimum yang seharusnya dijaga
mengenai aktiva tetapnya yaitu Nomor
identifikasi, Nomor seri, Lokasi,Biaya, Tanggal
perolehan, Nama dan alamat pemasok,Umur yg
diharapkan, Nilai sisa yang diharapkan,Metode
penyusutan, Beban penyusutan ke
tanggal,Perbaikan dan Kinerja service pemeliharaan.

Tujuan Siklus Produksi


Adapun tujuan siklus produksi :
v Semua produksi dan perolehan aktiva tetap diotorisasi
dengan baik.
v Persediaan barang dalam proses dan aktiva tetap
dijaga keamanannya.
v Semua transaksi siklus produksi yang valid dan sah
akan dicatat.
v Semua transaksi siklus produksi dicatat dengan akurat.
v Catatan yang akurat dipelihara dan dilindungi dari
kehilangan.
v Aktivitas siklus produksi dilakukan secara efisien dan
efektif.

Ancaman dan Prosedur Pengendalian


yang dilakukan dalam setiap aktivitas
produksi
Proses / Ancaman Prosedur Yang
Aktifitas Dapat di
Terapkan Dalam
Desain Desain produk Perbaiki informasi
Produk yang kurang baik tentang pengaruh
desain produk
atas biaya.
Data terinci
mengenai biaya
jaminan dan
produk.
Perencanaan Kelebihan Sistem
dan produksi atau perencanaan
penjadwalan kekurangan produksi yang
produksi lebih baik
Investasi yang Tinjau dan setujui
tidak optimal perolehan aktiva
dalam aktiva tetap;
tetap pengendalian
anggaran
Operasi Pencurian dan Batasi akses fisik
produksi perusakkan ke persediaan
persediaan dan dan aktiva tetap
aktiva tetap Dokumentasikan
semua
perpindahan
persediaan
sepanjang proses
produksi
Identifikasi semua
aktiva tetap
Dokumentasi
yang memadai
dan tinjau semua
transaksi yang
melibatkan
pembuangan
aktiva tetap
Akuntansi Kesalahan Pengendalian edit
Biaya pencatatan dan entri data;
memasukkan penggunaan
data pemindai kode
mengakibatkan garis jika
data biaya yang memungkinkan;
tidak akurat. rekonsiliasi jumlah
yang tercatat
dengan
perhitungan fisik
secara periodik
Ancaman Hilangnya data, Buat cadangan
umum Kinerja yang dan perencanaan
kurang baik pemulihan dari
bencana; batasi
akses ke data
biaya.
Pelaporan yang
lebih baik dan
tepat waktu.
Keterkaitan siklus produksi dengan
siklus lainnya dalam proses
bisnis(dengan siklus
pendapatan,pengeluaran,siklus
SDM,dan sistem buku besar dan
pelaporan)
Sistem informasi siklus pendapatan
memberikan informasi(pesanan pelanggan dan prediksi
penjualan) yang digunakan untuk merencanakan
produksi serta tingkat persediaan. Sebaliknya sistem
informasi siklus produksi mengirimkan informasi ke
siklus pendapatan mengenai barang jadi yang telah
dibuat dan tersedia untuk dijual.informasi mengenai
kebutuhan bahan baku dikirim ke sistem informasi siklus
pengeluaran dalam bentuk formulir permintaan
pembelian. Sebagai gantinya sistem informasi siklus
pengeluaran memberikan informasi mengenai
perolehan bahan baku dan informasi pengeluaran lain
yang dimasukan kedalam overhead pabrik. Informasi
mengenai tenaga kerja yang dibutuhkan akan dikirim ke
siklus sumber daya manusia,yang selanjutnya akan
memberikan data mengenai biaya dan ketersediaan
tenaga kerja. Terakhir mengenai informasi mengenai
harga pokok penjualan akan dikirim ke sistem informasi
buku besar dan pelaporan.

Siklus Keuangan
Manajemen keuangan dimulai dengan tujuan jelas proyek. Tujuan ini digunakan untuk
mengembangkan sebuah rencana tindakan untuk mencapainya- rencana yang realistis, dapat
dinilai dan merupakan cara yang paling efisien untuk mencapai tujuan. Rencana ini
diterjemahkan ke dalam anggaran yang memberikan sumber daya untuk setiap aktivitas -
penyusunan anggaran akan memberikan informasi tambahan tentang setiap kegiatan yang
dapat menyebabkan rencana harus diubah. Ketika bagian dari siklus ini selesai, akan ada
anggaran ringkas yang mengalokasikan sumber daya untuk setiap aktivitas. Tujuannya adalah
untuk membuat anggaran yang akan sedekat mungkin untuk operasi proyek yang sebenarnya.
Ketika proyek dimulai, akuntansi juga dimulai. Catatan akuntansi dan laporan tentang semua
transaksi keuangan. Ada dua jenis akuntansi - akuntansi organisasi formal yang dilakukan
oleh bagian akuntansi organisasi dan akuntansi manajemen yang dilakukan oleh manajer
proyek. Periodik, seluruh proyek, manajer transfer informasi dari laporan akuntansi ke dalam
anggaran. Selama fase ini manajer terus menerus membandingkan proyeksi anggaran dengan
hasil aktual dari akuntansi. Kegiatan ini dapat menyebabkan intervensi manajemen dalam
proyek untuk menangani bidang-bidang yang menjadi perhatian.

Akhirnya, pada akhir proyek, manajer bersama dengan personil akuntansi akan menghasilkan
serangkaian laporan hasil keuangan proyek. Laporan-laporan ini akan dimasukkan kedalam
laporan keseluruhan proyek dan memberikan informasi berharga untuk membantu dalam
pengembangan proyek-proyek masa depan.
Siklus-Siklus Dalam Sistem Informasi Akuntansi

Siklus Dalam Sistem Informasi Akuntansi

1. Siklus pendapatan (Revenue)


Siklus pendapatan (revenue cycle) adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan
informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan
menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan-penjualan tersebut (Romney & Steinbert, 2005).

Pada siklus pendapatan, terdapat 4 aktifitas dasar bisnis yaitu :


 Memasukkan pesanan penjualan (sales order entry)
Siklus pendapatan dimulai dari penerimaan pesanan dari para pelanggan.
 Mengirim pesanan (shipping)
Aktivitas dasar kedua dalam siklus pendapatan adalah memenuhi pesanan pelanggan dan
mengirimkan barang dagangan yang dinginkan tersebut.
 Penagihan dan piutang usaha (billing and accounts receivable)
Aktivitas dasar kketiga dalam siklus akuntansi pendapatan melibatkan penagihan ke para pelanggan
dan memelihar data piutang usaha.
 Menerima pembayaran / kas (cash collection)
Langkah terakhir dari siklus pendapatan adalah menerima pembayaran. Yang melakukan aktivitas ini
adalah kasir.

Batasan Aplikasi siklus pendapatan

Proses bisnis adalah suatu kumpulan aktivitas atau pekerjaan terstruktur yang saling terkait untuk
menyelesaikan suatu masalah tertentu atau yang menghasilkan produk atau layanan (demi meraih
tujuan tertentu)

Beberapa karakteristik umum yang dianggap harus dimiliki suatu proses bisnis adalah:

 Definitif: Suatu proses bisnis harus memiliki batasan, masukan yang jelas.
 Urutan: Suatu proses bisnis harus terdiri dari aktivitas yang berurut sesuai waktu dan ruang.
 Pelanggan Suatu proses bisnis harus mempunyai penerimaan hasil proses
 Nilai tambah: Transformasi yang terjadi dalam proses harus memberikan nilai tambah pada
penerima.
 Keterkaitan: Suatu proses tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus terkait dalam suatu struktur
organisasi.
 Fungsi silang: Suatu proses umumnya, walaupun tidak harus, mencakup beberapa fungsi.

SubSistem / Komponen
siklus pendapatan sebenarnya terdiri atas dua subsistem utama, yaitu :

 subsistem prosesnya pesanan penjualan.


 subsistem penerimaan kas

DFD Aplikasi Siklus Pendapatan

2. Siklus pengeluaran (Expediture)


Siklus pengeluaran (expenditure cycle) adalah rangkaian kegiatan bisnis dan operasional pemrosesan
data terkait yang berhubungan dengan pembelian serta pembayaran barang dan jasa (Romney &
Steinbert, 2005).

Pada siklus pengeluaran, terdapat 3 aktivitas dasar bisnis yaitu :


 memesan barang , persediaan, dan jasa
aktivitas pertama dalam siklus pengeluaran adalah memesan persediaan atau perlengkapan.
 Menerima dan menyimpan barang, persediaan, dan jasa.
Aktivitas kedua dalam siklus pengeluaran adalah penerimaan dan penyimpanan barang yang
dipesan.
 Membayar untuk barang, persediaan, dan jasa.
Aktivitas ketiga dalam siklus pengeluaran adalah menyetujui faktur penjualan dari vendor untuk
pembayran.

Batasan Aplikasi Siklus Pengeluaran

Proses bisnis adalah suatu kumpulan aktivitas atau pekerjaan terstruktur yang saling terkait untuk
menyelesaikan suatu masalah tertentu atau yang menghasilkan produk atau layanan (demi meraih
tujuan tertentu). Suatu proses bisnis dapat dipecah menjadi beberapa subproses yang masing-
masing memiliki atribut sendiri tapi juga berkontribusi untuk mencapai tujuan dari superprosesnya.
Analisis proses bisnis umumnya melibatkan pemetaan proses dan subproses di dalamnya hingga
tingkatan aktivitas atau kegiatan.

Beberapa karakteristik umum yang dianggap harus dimiliki suatu proses bisnis adalah:

 Definitif: Suatu proses bisnis harus memiliki batasan, keluaran yang jelas.
 Urutan: Suatu proses bisnis harus terdiri dari aktivitas yang berurut sesuai waktu dan ruang.
 Pelanggan: Suatu proses bisnis harus mempunyai penerima hasil proses.
 Nilai tambah: Transformasi yang terjadi dalam proses harus memberikan nilai tambah pada
penerima.
 Keterkaitan: Suatu proses tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus terkait dalam suatu struktur
organisasi.
 Fungsi silang: Suatu proses umumnya, walaupun tidak harus, mencakup beberapa fungsi.

SubSistem Siklus Pengeluaran

Subsistem penerimaan dalam siklus pengeluaran, laporan ini mendokumentasikan rincian mengenai
:

 Setiap kiriman, termasuk tanggal penerimaan, pengiriman, pemasok, dan nomor pesanan
pembelian.
 Bagi setiap barang yang diterima, laporan ini menunjukkan nomor barang, deskripsi, unit ukuran,
dan jumlah barang yang diterima.
 Membayar barang, Perlengkapa

DFD Aplikasi Siklus Pengeluaran


3. Siklus produksi
Siklus ini mencakup kegiatan mengubah bahan mentah dan buruh menjadi produk jadi. Siklus
produksi ini tidak termasuk harga pokok penjualan.
Pada siklus produksi, terdapat 4 aktivitas dasar bisnis yaitu :
 Perancangan Produk
 Perencanaan dan Penjadwalan
 Operasi Produksi
 Akuntansi Biaya

Batasan Aplikasi Siklus Produksi

Pengendalian persediaan dapat dicapai melalui catatan-catatan dan laporan-laporan persediaan


yang menyajikan informasi seperti penggunaan persediaan, saldo persediaan,tingkat minimal dan
maksimal persediaan. Titik order ulang dan prosedur-prosedurnya harus ditetapkan. Titik order
ulang adalah tingkat persediaan dimana harus dilakukan order tambahan untuk menghindari
kurangnya persediaan. Penentuan titik order ulangmensyaratkan dilakukan analisis permintaan
produk, biaya setup pengorderan atau produksi,lead time pasokan atau produksi, biaya penanganan
persediaan, dan biaya-biaya yang berkaitan dengan kondisi tidak adanya persediaan seperti kerugian
penjualan atau penggunaan fasilitas-fasilitas produksi secara tidak efisien. Karena tujuan
pengendalian persediaan adalah meminimalkan total biaya persediaan, keputusan penting yang
harus di buat adalah besarnya kuantitas ekonomis setiap order pembelian yang disebut
economicorder quantity (EOQ). Kuantitas order ulang harus sama dengan carrying cost dan
totalordering cost.

SubSistem Aplikasi Siklus Produksi

Perancangan produk merupakan tahap awal dari sistem produksi yang bertujuan untuk merancang
sebuah produk yang memenuhi keinginan konsumen dalam hal kualitas, lama pengerjaan, dan biaya
produksi yang rendah.

Sistem Akuntansi Biaya


Tahap akhir dalam sistem produksi adalah sistem akuntansi biaya yang bertujuan yaitu :

 Menghasilkan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja dala produksi.
 Menghasilkan informasi biaya yang akurat agar dapat digunakan sebagai dsar penentuan harga
(pricing) dan kepututusan tentang komposisi produk (product mix).
 Menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk menghitung nilai persediaan dan harga pokok
penjualan.
Jenis sistem akuntansi biaya yang umum digunakan oleh sebuah perusahaan adalah sistem
penentuan harga pokok pesanan (job order costing) dan sistem peneentuan harga pokok proses
(process costing) dan laporan yang dihasilkan sistem akuntansi biaya umumnya berupa :

 Laporan kontrol (control report).


 Laporan harga pokok produksi (production cost report)
Catatan akuntansi yang diselenggarakan dalam sistem akuntansi biaya adalah :

 Jika perusahaan mengolah data biaya secara manual (noncomputerized record) :


a. Perusahaan jasa dan manufaktur menggunakan sebuah kartu harga pokok produksi (production cost
ledger) yang berfungsi sebagai kartu pembantu untuk rekening persediaan produk dalam proses.
b. Jika perusahaan menggunakan sistem harga pokok pesanan, catatan ini dibuat satu halaman untuk
setiap pesanan.
c. Jika perusahaan menggunakan sistem harga pokok proses, catatan ini dibuat dalam satu halaman
untuk setiap pusat biaya. Untuk mencatat informasi dalam catatan ini, digunakan arsip order
produksi.
 Jika perusahaan mengolah data biaya dengan menggunakan komputer :
a. File induk (master file) dan file transaksi (transaction file).

DFD Aplikasi Siklus Produksi

4. Siklus keuangan
Siklus ini mencakup kegiatan untuk mendapatkan laba dari investor dan kreditor dan membayar
mereka kembali. Siklus ini merupakan pelaporan keuangan berupa prosedur pencatatan dan
perekaman ke jurnal dan buku besar dan pencetakan laporan-laporan keuangan yang datanya
diambil dari buku besar.
Sistem aplikasi dalam siklus keuangan yaitu :
 Sistem pemilikan.
 Sistem catatan jurnal.
 Sistem pelaporan keuangan

Batasan Aplikasi Siklus Keuangan

Siklus laporan keuangan ini menunjukkan pada kesatuan eksternal dengan meringkas data
akuntansi dan menunjukkannya dalam rekening keuangan.

Organisasi mengikut sertakan tiga bentuk transaksi capital:pinjaman bank,pengeluaran obligasi, dan
pengeluaran saham kapital.

Catatan akuntansi secara manual untuk capital eguiti adalah:buku besar wesel bayar, buku besar
pemilik surat obliigasi(pemegang obligasi), dan buku besar pemilik saham.
Subsistem Aplikasi Siklus Keuangan

Memproses dua kejadian ekonomi, perolehan kapital dan penggunaan kapital untuk memperoleh
pemilikan.

Subsistem aplikasi siklus keuangan yaitu :

 sistem pemilikan.
 sistem catatan jurnal.
 Sistem pelaporan keuangan.

DFD Aplikasi Siklus Keuangan

INTERNAL CONTROL MENURUT COSO

COSO
→ COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission), dimana
merupakan suatu inisiatif dari sektor swasta yang dibentuk pada tahun 1985. Tujuan
utamanya adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan penggelapan
laporan keuangan dan membuat rekomendasi untuk mengurangi kejadian tersebut. COSO
telah menyusun suatu definisi umum untuk pengendalian, standar, dan kriteria internal yang
dapat digunakan perusahaan untuk menilai sistem pengendalian mereka.
Komisi ini disponsori oleh 5 professional association yaitu: AICPA, AAA, FEI, IIA,
IMA. Tujuan komisi ini adalah melakukan riset mengenai fraud dalam pelaporan keuangan
(fraudulent on financial reporting) dan membuat rekomendasi yang terkait dengannya untuk
perusahaan publik, auditor independen, SEC, dan institusi pendidikan
DEFINISI INTERNAL CONTROL
→Internal Control adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh orang-orang yang terlibat di
dalamnya (dewan direksi, manajemen, dan staff) yang dirancang untuk memberikan
keyakinan yang wajar bahwa tujuan berikut akan tercapai efektivitas dan efisiensi operasi,
dapat dipercayainya laporan keuangan, ketaatan kepada UU dan peraturan-peraturan.

FRAMEWORK INTERNAL CONTROL


Menurut COSO pada tahun 1992 terdapat 5 komponen internal control yang saling terkait,
yaitu terdiri dari :
1. Monitoring
→ Aktivitas pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan atau pegawai yang telah ditunjuk
untuk mengawasi kegiatan operasi agar sesuai kualitas dan efektif system pengendalian
intern. Semua aktivitas akan terus dikontrol mengenai aspek agar sesuai dengan kebijakan
dan prosedur, karena pengawasan memiliki peran yang cukup penting.
2. Information and Communication
→ Informasi harus memenuhi syarat tepat waktu, relevan, dan akurat. Informasi tersebut
harus dikomunikasikan pada pihak-pihak yang terkait. Dalam penyampaian informasi juga
harus benar agar tidak ada kesalahan informasi yang akan berdampak pada saat pengambilan
keputusan. Seiring dengan berkembangnya IPTEK menyebabkan kinerja entitas juga lebih
efektif dan efisien tetapi juga perlu kontrol dan keterampilan pegawai akan teknologi.
3. Control Activities
→ Aktivitas pengendalian ini berfungsi untuk mengatasi risiko, mengawasi operasi
perusahaan agar berjalan efektif, serta melaksanakan kebijakan dan prosedur yang telah
ditetapkan.
4. Risk Assessment
→ Aktivitas pengendaliannya terletak pada mengindentifikasikan risiko-risiko yang dapat
mengahambat dalam pencapaian tujuan perusahaan. Setelah diidentifikasi kemudian
dianalisis dan dikelola bias dengan mentolerir risiko, memindahkan risiko, mapun
menghilangkan risiko.
5. Control Environment
→ Merupakan kondisi yang dibangun oleh perusahaan yang akan mempengaruhi efektivitas
perusahaan. Karyawan dalam perusahan dituntut untuk memiliki integritas dan nilai-nilai
etika yang tinggi karena ini dapat berfungsi sebagai internal conrol dalam perusahaan yang
dimulai dari individu dalam perusahaan itu sendiri. Hal tersebut dapat mengurangi seperti
misal korupsi yang disebabkan karena moral SDM yang rendah.

Tetapi pada tahun 2004 COSO mengembangkan kembali komponen internal control melalui
ERM (Enterprise Risk Management) sehingga menjadi 8 komponen yang terdiri dari :
1. Internal Environment
2. Objective Settings
3. Event Identifications
4. Risk Assessment
5. Risk Response
6. Control Activites
7. Information and Communication
8. Monitoring
ERM adalah sebuah proses, dipengaruhi oleh dewan entitas direksi, manajemen dan personil
lainnya, diterapkan dalam pengaturan strategi dan di seluruh perusahaan, yang dirancang
untuk mengidentifikasi kejadian potensial yang dapat mempengaruhi entitas, dan mengelola
risiko berada dalam risk appetite, untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian
tujuan entitas.
Tujuan framework ERM ada 4 yaitu :
1. Strategics
→ berkaitan dengan tujuan pada jangka panjang yang mendukung dan sejaln dengan visi misi
entitas
2. Operations
→ berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi operasi entitas, termasuk pencapaian kinerja dan
profitabilitas entitas. Hal ini tergantung pada manajemen dalam menerapkan struktur dan
kinerja.
3. Reporting
→ berkaitan dengan efektivitas pelaporan entitas termasuk laporan internal dan eksternal
yang dapat menggunakan laporan keuangan maupun laporan nonkeuangan dalam pelaporan.
4. Compliance
→ berkaitan dengan kepatuhan entitas terhadap UU dan peraturan yang berlaku.
Jadi tujuan ERM merupakan penjabaran dari definisi internal control seperti yang telah
disebutkan di atas.

KOMPONEN FRAMEWORK COSO


1. Internal Environment
→ Lingkungan internal sangat berpengaruh dalam sebuah organisasi. Dalam lingkungan
internal terdapat filosofi dan gaya operasional perusahaan, struktur organisasi, dibentuknya
dewan komisaris dan komite pemeriksa, ada kebijakan dan prosedur, serta berkaitan dengan
kesadaran pengendalian.
2. Objective Settings
→ Entitas pada awalnya harus menentukan tujuan yang hendak dicapai sehingga manajemen
dapat menentukan aktivitas apa saja yang berpengaruh atau menunjang dalam pencapai
tujuan entitas tersebut. ERM memastikan bahwa aktivitas yang dilakukan oleh manajemen
berkaitan dengan tujuan dan tujuan yang ditetapkan berkaitan juga dengan misi entitas
dengan risk appetite-nya serta juga harus konsisten.
3. Event Identifications
→ Kejadian internal dan eksternal diidentifikasi kemudian dibedakan mana yang merupakan
peluang dan mana yang merupakan risiko bagi entitas sehingga nantinya kejadian yang
berisiko dapat diminimalisir sedangkan kejadian yang memiliki peluang dapat dilanjutkan
dalam penentuan strategi dan penetapan tujuan entitas.
4. Risk Assessment
→ Risiko dianalisis dengan memperhitungkan apa yang akan terjadi dan bagaiman
dampaknya bagi entitas dan nantinya risiko tersebut dapat dikelola atau diminimalkan
sehingga tidak memberikan dampak yang berarti bagi entitas.
5. Risk Response
→ Manajemen memilih respons risiko yang berupa menghindar, menerima, mengurangi, atau
mengalihkan risiko serta mengembangkan suatu kegiatan agar risiko tersebut sesuai dengan
toleransi dan risk appetite sehingga menghindari risiko yang dapat mengganggu aktivitas
operasi perusahaan.
6. Control Activites
→ Kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh entitas untuk mengatur jalannya aktivitas
operasi entitas sehingga dapat berjalan lancar dan juga membantu memastikan respon risiko
berlin dengan efektif.
7. Information and Communication
→ Informasi yang relevan dengan departemen-departemen dalam entitas diidentifikasi,
kemudian dikomunikasikan sesuai dengan departemennya, sehingga setiap orang dapat
mengetahui serta menjalankan tanggung jawabnya sesuai job description yang telah
ditetapkan sebelumnya.
8. Monitoring
→ Seluruh proses ERM dimonotori atau diawasi secara terus menerus dengan pengawasan
maupun evaluasi agar aktivitas yang dilakukan dapat menunjan tujuan entitas yang telah
ditetapkan.
Hubungan Antara Target ERM dan Komponen
Ada hubungan langsung antara tujuan, yang adalah apa entitas berusaha untuk mencapai, dan
komponen manajemen risiko perusahaan, yang mewakili apa yang dibutuhkan untuk
mencapainya. Atau manjemen risiko yang efektif dapat digambarkan seperti gambar dibawah
ini.

COSO 1970

Kepanjangan dari COSO adalah Committee of Sponsoring Organizations of the


Treadway Commission. COSO ini dibuat oleh sektor swasta untuk menghindari tindak
korupsi yang sering terjadi di Amerika pada tahun 1970-an. COSO terdiri atas 5 komponen:

1. Control environment
Tindakan atau kebijakan manajemen yang mencerminkan sikap manajemen puncak
secara keseluruhan dalam pengendalian manajemen. Yang termasuk dalam control
environment:
 Integrity and ethical values (integritas dan nilai etika)
 Commitment to competence (komitmen terhadap kompetensi)
 Board of Directors and audit committee (dewan komisaris dan komite audit)
 Management’s philosophy and operating style (filosofi manajemen dan gaya mengelola
operasi)
 Organizational structure (struktur organisasi)
 Human resource policies and procedures (kebijakan sumber daya manusia dan prosedurnya)

2. Risk assessment
Tindakan manajemen untuk mengidentifikasi, menganalisis risiko-risiko yang relevan
dalam penyusunan laporan keuangan dan perusahaan secara umum. Yang termasuk
dalam risk assessment:
 Company-wide objectives (tujuan perusahaan secara keseluruhan)
 Process-level objectives (tujuan di setiap tingkat proses)
 Risk identification and analysis (indentifikasi risiko dan analisisnya)
 Managing change (mengelola perubahan)

3. Control activities
Tindakan-tindakan yang diambil manajemen dalam rangka pengendalian intern. Yang
termasuk control activities:
 Policies and procedures (kebijakan dan prosedur)
 Security (application and network) –> (keamanan dalam hal aplikasi dan jaringan)
 Application change management (manajemen perubahan aplikasi)
 Business continuity or backups (kelangsungan bisnis)
 Outsourcing (memakai tenaga outsourcing)

4. Information and communication


Tindakan untuk mencatat, memproses dan melaporkan transaksi yang sesuai untuk
menjaga akuntablitas.Yang termasuk komponen ini adalah sebagai berikut.
 Quality of information (kualitas informasi)
 Effectiveness of communication (efektivitas komunikasi)

5. Monitoring
Peniilaian terhadap mutu pengendalian internal secara berkelanjutan maupun periodik
untuk memastikan pengendalian internal telah berjalan dan telah dilakukan penyesuian yang
diperlukan sesuai kondisi yang ada. Yang termasuk di dalam komponen ini, yakni:
 On-going monitoring (pengawasan yang terus berlangsung)
 Separate evaluations (evaluasi yang terpisah)
 Reporting deficiencies (melaporkan kekurangan-kekurangan yang terjadi)

Kerangka kerja pengendalian intern yang diterbitkan oleh COSO dikenal luas dengan
sebutan COSO Internal Control Integrated Framework. Nama tersebut tetap dipertahankan
pada kerangka kerja yang baru.Untuk membedakan penyebutan yang lama dengan yang baru,
saya pakai singkatan COSO IC 1992 (untuk yang lama) dan COSO IC 2013 (untuk yang
baru).
COSO 2013
COSO IC 2013 terdiri dari tiga volume yaitu:
 Executive Summary: memberikan gambaran umum kerangka pengendalian intern
bagi para dewan pengawas (board of directors), CEO, dan manajemen senior lainnya.
 Framework and Appendices: menetapkan kerangka, mendefinisikan pengendalian
intern, menjelaskan persyaratan pengendalian intern yang efektif termasuk komponen dan
prinsip-prinsipnya, dan memberikan petunjuk bagi semua tingkatan manajemen dalam
merancang, melaksanakan, dan mengarahkan pengendalian intern serta menilai
efektivitasnya.
 Illustrative Tools: menyediakan template dan skenario yang dapat digunakan untuk
menilai efektivitas sistem pengendalian intern.
Sumber: COSO

Visualisasi konsep pengendalian intern COSO yang sangat terkenal adalah berbentuk
kubus. Lihatlah ilustrasi kubus di atas! Gambar kubus sebelah kiri diambil dari COSO IC
1992.Gambar tersebut menunjukkan keterkaitan erat antara tujuan, komponen, dan struktur
organisasi tempat diterapkannya pengendalian intern. Dari dimensi sisi kubus yang terlihat,
sisi atas mencerminkan tujuan, sisi muka mencerminkan komponen, dan sisi samping
mencerminkan ruang lingkup penerapan pengendalian intern. Konsep visualisasi ini masih
tetap digunakan pada COSO IC 2013. Tentunya dengan menyesuaikan nama istilah di setiap
sisi sesuai dengan konsep kerangka yang baru. Lihat gambar sebelah kanan yang berwarna-
warni.

Definisi dan Tujuan


Berbeda dengan COSO ERM yang melakukan perubahan definisi, COSO IC 2013
secara prinsip masih mempertahankan definisi pengendalian intern tahun 1992. Pengendalian
intern didefinisikan sebagai suatu proses di dalam organisasi (entitas) yang dipengaruhi oleh
dewan pengawas (board), manajemen, dan personel lainnya, dirancang untuk memberikan
keyakinan memadai bagi pencapaian tujuan organisasi. Pada sisi tujuan inilah terjadi sedikit
perubahan.Tujuan yang hendak dicapai organisasi menurut COSO IC 2013 terdiri dari tiga
kategori yaitu tujuan terkait operasi (operations), pelaporan (reporting), dan kepatuhan
(compliance).Tujuan yang mengalami perubahan atau tepatnya perluasan lingkup dari COSO
IC 1992 adalah tujuan operasi dan pelaporan.Tujuan operasi tidak semata-mata terkait dengan
efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya tetapi mencakup seluruh efisiensi dan
efektivitas operasi termasuk sasaran/tujuan kinerja operasi dan keuangan serta pengamanan
aset dari kerugian.Tujuan pelaporan diperluas cakupannya meliputi semua pelaporan
organisasi, tidak dibatasi hanya pada lingkup pelaporan keuangan saja seperti kerangka 1992.
Adapun tujuan kepatuhan masih sama dengan konsep COSO IC 1992. Kutipan definisi
pengendalian intern asli dari COSO IC 2013 adalah sebagai berikut:
Internal control is a process, effected by an entity’s board of directors, management, and
other personnel, designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of
objectives relating to operations, reporting, and compliance.

Komponen
COSO IC 2013 tidak mengubah lima komponen pengendalian intern yang telah
dipakai sejak COSO IC 1992. Tentu saja uraian penjelasannya tetap mengalami
penyempurnaan.Penjelasan singkat dari komponen-komponen tersebut adalah sebagai
berikut:

1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)


Lingkungan pengendalian adalah rangkaian standar, proses dan struktur yang menjadi
dasar dalam penyelenggaraan pengendalian intern di seluruh organisasi. Dewan pengawas
dan manajemen puncak menciptakan irama pada level tertinggi organisasi mengenai
pentingnya pengendalian intern dan standar perilaku yang diharapkan. Sub-komponen
lingkungan pengendalian mencakup integritas dan nilai etika yang dianut organisasi;
parameter-parameter yang menjadikan dewan pengawas mampu melaksanakan tanggung
jawab tata kelola; struktur organisasi serta pembagian wewenang dan tanggung jawab; proses
untuk merekrut, mengembangkan, dan mempertahankan individu yang kompeten; serta
kejelasan ukuran kinerja, insentif, dan imbalan untuk mendorong akuntabilitas kinerja.
Lingkungan pengendalian yang dihasilkan akan berdampak luas terhadap sistem
pengendalian intern secara keseluruhan.

2. Penilaian Risiko (Risk Assessment)


Penilaian risiko melibatkan proses yang dinamis dan berulang (iterative) untuk
mengidentifikasi dan menganalisis risiko terkait pencapaian tujuan. COSO IC 2013
merumuskan definisi risiko sebagai kemungkinan suatu peristiwa akan terjadi dan berdampak
merugikan bagi pencapaian tujuan. Risiko yang dihadapi organisasi bisa bersifat internal
(berasal dari dalam) ataupun eksternal (bersumber dari luar). Risiko yang teridentifikasi akan
dibandingkan dengan tingkat toleransi risiko yang telah ditetapkan. Penilaian risiko menjadi
dasar bagaimana risiko organisasi akan dikelola. Salah satu prakondisi bagi penilaian risiko
adalah penetapan tujuan yang saling terkait pada berbagai tingkatan organisasi.Manajemen
harus menetapkan tujuan dalam kategori operasi, pelaporan, dan kepatuhan dengan jelas
sehingga risko-risiko terkait bisa diidentifikasi dan dianalisis.Manajemen juga harus
mempertimbangkan kesesuaian tujuan dengan organisasi.Penilaian risiko mengharuskan
manajemen untuk memperhatikan dampak perubahan lingkungan eksternal serta perubahan
model bisnis organisasi itu sendiri yang berpotensi mengakibatkan ketidakefektifan
pengendalian intern yang ada.

3. Kegiatan Pengendalian (Control Activities)


Kegiatan pengendalian mencakup tindakan-tindakan yang ditetapkan melalui
kebijakan dan prosedur untuk membantu memastikan dilaksanakannya arahan manajemen
dalam rangka meminimalkan risiko atas pencapaian tujuan. Kegiatan pengendalian
dilaksanakan pada semua tingkatan organisasi, pada berbagai tahap proses bisnis, dan pada
konteks lingkungan teknologi. Kegiatan pengendalian ada yang bersifat preventif atau
detektif dan ada yang bersifat manual atau otomatis.Contoh kegiatan pengendalian adalah
otorisasi dan persetujuan, verifikasi, rekonsiliasi, dan reviu kinerja.Dalam memilih dan
mengembangkan kegiatan pengendalian, biasanya melekat konsep pemisahan fungsi
(segregation of duties).Jika pemisahan fungsi tersebut dianggap tidak praktis, manajemen
harus memilih dan mengembangkan alternatif kegiatan pengendalian sebagai kompensasinya.

4. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)


Organisasi memerlukan informasi demi terselenggaranya fungsi pengendalian intern
dalam mendukung pencapaian tujuan.Manajemen harus memperoleh, menghasilkan, dan
menggunakan informasi yang relevan dan berkualitas, baik dari sumber internal maupun
eksternal. Hal tersebut diperlukan agar komponen pengendalian intern yang lain berfungsi
dengan baik sebagaimana mestinya. Sementara itu, komunikasi merupakan proses berulang
(iterative) dan berkelanjutan untuk memperoleh, membagikan dan menyediakan informasi.
Komunikasi internal harus menjadi sarana diseminasi informasi di dalam organisasi, baik dari
atas ke bawah, dari bawah ke atas, maupun lintas fungsi.

5. Kegiatan Pemantauan (Monitoring Activities)


Komponen ini merupakan satu-satunya komponen yang berubah nama. Sebelumnya
komponen ini hanya disebut pemantauan (monitoring).Perubahan ini dimaksudkan untuk
memperluas persepsi pemantauan sebagai rangkaian aktivitas yang dilakukan sendiri dan juga
sebagai bagian dari masing-masing empat komponen pengendalian intern lainnya.Kegiatan
pemantauan mencakup evaluasi berkelanjutan, evaluasi terpisah, atau kombinasi dari
keduanya yang digunakan untuk memastikan masing-masing komponen pengendalian intern
ada dan berfungsi sebagaimana mestinya. Evaluasi berkelanjutan dibangun di dalam proses
bisnis pada tingkat yang berbeda-beda guna menyajikan informasi tepat waktu. Evaluasi
terpisah dilakukan secara periodik, bervariasi lingkup dan frekuensinya tergantung pada hasil
penilaian risiko, efektivitas evaluasi berkelanjutan, dan pertimbangan manajemen lainnya.

Prinsip-Prinsip
COSO IC 2013 mengenalkan kodifikasi 17 prinsip pengendalian intern.Kodifikasi
tersebut belum ada di dalam kerangka sebelumnya.Prinsip-prinsip pengendalian
intern merepresentasikan konsep fundamental dari tiap-tiap komponen pengendalian intern.
Karena prinsip-prinsip tersebut dirumuskan langsung dari komponen pengendalian intern
maka diharapkan pengendalian intern organisasi akan efektif bila menerapkan semua prinsip
tersebut. Semua prinsip pengendalian intern berhubungan dengan tujuan-tujuan organisasi,
baik itu berupa tujuan operasi, pelaporan, maupun kepatuhan.Rincian dari ketujuh belas
prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

Prinsip dalam Lingkungan Pengendalian


 Organisasi menunjukkan komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai etika.
 Dewan pengawas menunjukkan independensinya dari manajemen dan melaksanakan
pengawasan atas pengembangan dan kinerja pengendalian intern.
 Manajemen dengan pengawasan dari dewan pengawas menetapkan struktur
organisasi, garis pelaporan, serta wewenang dan tanggung jawab yang tepat dalam rangka
pencapaian tujuan.
 Organisasi menunjukkan komitmen dalam merekrut, mengembangkan, dan
mempertahankan individu-individu yang kompeten sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
 Organisasi memegang akuntabilitas individu-individu atas pelaksanaan pengendalian
intern dalam rangka pencapaian tujuan.

Prinsip dalam Penilaian Risiko


 Organisasi menetapkan tujuan-tujuan yang jelas agar dapat dilakukan identifikasi
dan penilaian risiko terkait tujuan tersebut.
 Organisasi mengidentifikasi risiko atas pencapaian tujuan secara menyeluruh dan
menganalisis risiko sebagai landasan pengelolaan risiko.
 Organisasi mempertimbangkan potensi kecurangan (fraud) dalam melakukan
penilaian risiko atas pencapaian tujuan.
 Organisasi mengidentifikasi dan menilai perubahan-perubahan yang dapat
berdampak signifikan terhadap sistem pengendalian intern.

Prinsip dalam Kegiatan Pengendalian


 Organisasi memilih dan mengembangkan kegiatan pengendalian yang berkontribusi
meminimalkan risiko atas pencapaian tujuan sampai pada level yang dapat diterima.
 Organisasi memilih dan mengembangkan kegiatan pengendalian umum atas
teknologi untuk mendukung pencapaian tujuan.
 Organisasi memberlakukan kegiatan pengendalian melalui kebijakan yang
menetapkan apa yang diharapkan dan melalui prosedur yang menjabarkan kebijakan menjadi
tindakan.

Prinsip dalam Informasi dan Komunikasi


 Organisasi memperoleh, menghasilkan dan menggunakan informasi yang relevan
dan berkualitas untuk mendukung berfungsinya komponen pengendalian intern lainnya.
 Organisasi melakukan komunikasi informasi secara intern, termasuk tujuan dan
tanggung jawab pengendalian intern, yang diperlukan untuk mendukung berfungsinya
pengendalian intern.
 Organisasi menjalin komunikasi dengan pihak-pihak eksternal terkait hal-hal yang
mempengaruhi berfungsinya komponen pengendalian intern lainnya.

Prinsip dalam Kegiatan Pemantauan


 Organisasi memilih, mengembangkan, dan melaksanakan evaluasi secara terus-
menerus (berkelanjutan) dan/atau secara terpisah untuk memastikan bahwa komponen-
komponen pengendalian intern benar-benar ada dan berfungsi.
 Organisasi mengevaluasi dan mengkomunikasikan kelemahan pengendalian intern
secara tepat waktu kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk mengambil tindakan
korektif, termasuk manajemen puncak dan dewan pengawas, sebagaimana mestinya.

Titik Fokus
Selain mengenalkan prinsip-prinsip sebagai hal baru, COSO IC 2013 juga
mengenalkan 81 titik fokus (points of focus). Titik fokus tersebut mencerminkan ciri khas
penting dari masing-masing prinsip dan dapat digunakan untuk memfasilitasi proses
merancang, menerapkan, dan mengarahkan pengendalian intern. Titik fokus menjadi sarana
manajemen untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip telah ada dan berfungsi dengan
baik.Mirip dengan hubungan antara prinsip dengan komponen, titik fokus ini memiliki
hubungan yang sifatnya mendukung tiap prinsip yang ada.Artinya, di dalam masing-masing
prinsip terdapat beberapa titik fokus yang mendukungnya. Mengingat jumlahnya yang
banyak, saya tidak akan menguraikan satu per satu titik fokus tersebut. Sebagai contoh saja,
prinsip "Organisasi menunjukkan komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai etika" pada
komponen "Lingkungan Pengendalian" didukung oleh empat titik fokus yaitu:
 set the tone at the top;
 penetapan standar perilaku;
 evaluasi kepatuhan terhadap standar perilaku;
 penanganan deviasi/penyimpangan tepat waktu.

Keterbatasan Pengendalian Intern


Sebagaimana termaktub di dalam definisi, keberadaan pengendalian intern dirancang
untuk memberikan keyakinan memadai, bukan keyakinan mutlak. COSO IC 2013
mengungkapkan keterbatasan pengendalian intern yang mungkin terjadi karena:
 penetapan tujuan sebagai prasyarat pengendalian intern tidak tepat;
 pengambilan keputusan oleh manusia yang salah atau bias;
 kegagalan/kesalahan faktor manusia sebagai pelaksana pengendalian;
 kemampuan manajemen mengesampingkan pengendalian;
 kemampuan manajemen, personil lain, atau pihak ketiga untuk berkolusi; atau
 peristiwa eksternal di luar kendali organisasi.

Anda mungkin juga menyukai