Subsistem Dasar Sistem Informasi Akuntansi
Subsistem Dasar Sistem Informasi Akuntansi
Dalam siklus ini,pihak eksternal yang terlibat dalam pemasok,sedangkan pihak internal yang
terkait adalah siklus produksi,siklus pendapatan,dan siklus buku besar dan pelaporan. Bentuk
Interaksi antara siklus pengeluaran dan siklus lainnya adalah siklus pengeluaran menerima
pemberitahuan dari siklus pendapatan dan sistem produksi tentang kebutuhan barang dan
bahan baku,dan juga memberitahu kapan barang tersebut harus diterima.Siklus pengeluaran
juga mengirimkan data biaya ke siklus buku besar dan pelaporan untuk dimasukkan ke dalam
laporan keuangan dan laporan kinerja.Interaksi tersebut digambarkan secara lengkap pada
sebuah diagram konteks-yang merupakan level tertinggi dari diagram arus data.
Siklus pengeluaran dapat diselenggarakan secara manual dan berbasis komputer. Perbedaan
pokok kedua cara tersebut adalah pada mekanisme pengolahan datanya,sedangkan input dan
output yang dihasilkan relative sama.berikut ini akan diuraikan masing-masing sistem secara
komprehensif.
A. Tujuan Siklus Pengeluaran
Tujuan Siklus pengeluaran adalah memudahkan pertukaran kas dengan pemasok barang atau
jasa perusahaan.secara lebih luas,tujuannya adalah :
1. Menjamin bahwa semua barang dan jasa yang dipesan sesuai dengan aturan yang
dibutuhkan.
2. Menerima semua barang yang dipesan dan memastikan bahwa barang yang diterima dalam
kondisi baik.
3. Mengamankan barang hingga dibutuhkan
4. Menentukan faktur yang berkaitan dengan barang dan jasa yang benar
5. Mencatat dan mengklasifikasi pengeluaran dengan tepat
6. Mengirimkan uang ke pemasok yang tepat
7. Menjamin bahwa semua pengeluaran kas berkaitan dengan pengeluaran yang telah diizinkan.
8. Mencatat dan mengklasifikasi pengeluaran kas dengan tepat dan akurat.
Seperti halnya aplikasi yang lain,dalam aplikasi pengeluaran ini juga dihasilkan tiga macam
laporan,yaitu laporan pengawasan(control report),register,dan laporan khusus(special report).
Meskipun demikian,informasi yang disajikan dalam laporan-laporan tersebut berbeda-beda
antara satu aplikasi dengan aplikasi yang lain.
Laporan Kontrol, Laporan ini meringkas perubahan yang dilakukan terhadap sebuah
file.Akuntan menggunakan laporan ini untuk menentukan ada tidaknya perubahan file yang
tidak semestinya atau untuk menjamin bahwa tidak ada transaksi yang hilang selama proses
pengolahan data berlangsung.Laporan ini berisi informasi tentang (1)transaksi yang telah
diposting,atau (2)jumlah angka atau nomor transaksi,atau (3)daftar perubahan yang dibuat
selama pemeliharaan file,Dalam sistem berbasis komputer,laporan ini menyajikan record
count,control total,dan hash total.Petugas pengawas data mengkaji laporan ini dan
membandingkan total tersebut untuk menguji bahwa semua perubahan (terhadap file) telah
dilakukan secara tepat.
Register,Laporan ini berisi daftar transaksi yang dicatat dalam periode waktu
tertentu,misalnya satu hari,satu minggu,atau satu bulan.Laporan ini berisi ringkasan data yang
telah di posting ke rekening buku besar,sehingga dapat digunakan untuk melakukan telusuran
audit(audit trail) terhadap saldo-saldo rekening.Register ini dalam sistem manual disebut
dengan jurnal khusus,oleh karenanya register dalam sistem yang berbasis komputer sering
pula disebut dengan jurnal.
Laporan Khusus,Laporan khusus dalam siklus pengeluaran ini membantu manajer dalam
membuat jadwal pembayaran utang kepada pemasok.Laporan khusus yang dihasilkan dalam
siklus ini mencakup:
Laporan Faktur Terbuka(Open Invoices Report).Laporan ini berisi daftar faktur pembelian
yang belum di bayar pada tanggal laporan.Data yang dilaporkan adalah data pemasok dan
jumlah utang kepada setiap pemasok.
Laporan Umum Voucher.Laporan ini meringkas voucher menurut umumnya.Laporan ini
sangat bermanfaat,karena jika perusahaan sampai memiliki utang yang tidak dibayar sampai
jangka waktu tertentu,akan berakibat negative bagi perusahaan,yaitu:
a. Merusak hubungan baik dengan pemasok,
b. Merusak citra kredit,yang pada gilirannya perusahaan akan sulit untuk dapat membeli barang
dari pemasok secara kredit.
Laporan Kebutuhan Kas.Laporan ini meringkas faktur pembelian urut jatuh tempo. Laporan
ini membantu departemen utang dalam merencanakan pembayaran kas dan dalam
mengidentifikasi faktur mana yang harus dibayar segera,agar dapat diperoleh potongan dan
juga agar hubungan baik dengan pemasok dapat dipelihara.
Layanan Status Utang.Laporan ini dihasilkan kalau perusahaan menggunakan sistem on-line
real-time,karena sistem ini memungkinkan pemakai untuk meminta database menyajikan
informasi terbaru.Dalam siklus ini,karyawan bagian utang juga memerlukan informasi
mengenai utang kepada setiap pemasok.kebutuhan ini dipenuhi dengan menyajikan informasi
terbaru tentang utang kepada setiap pemasok.
C. Pengolahan Transaksi
Pengolahan transaksi akan diuraikan dalam 2 versi,yaitu untuk sistem yang diselenggarakan
secara manual,dan untuk sistem yang diselenggarakan dengan menggunakan alat bantu
komputer.
Aktivitas Bisnis yang pertama kali dilakukan dalam siklus pengeluaran adalah permintaan
barang atau suplais.Keputusan Kunci yang dibuat pada proses ini adalah mengidentifikasi
barang apa yang akan dibeli,kapan dibutuhkan,dan berapa banyak yang akan di
beli.Keputusan ini normalnya dibuat oleh fungsi pengawas persediaan(inventory
control),meskipun informasi tentang kebutuhan barang diperoleh dari departeman pengguna
barang.Permintaan Pembelian kadang-kadang juga di buat oleh siklus produksi atau dari
fungsi penjualan yang menyampaikan informasi tentang back order.
Aktivitas pokok yang kedua dalam siklus pengeluaran adalah pemesana suplais dan bahan
baku.Aktivitaspembelian biasanya dilakukan oleh petugas pembelian atau karyawan
pembelian dalam departeman pembelian.
Keputusan Kunci : Pemilihan Pemasok.Keputusan penting yang dibuat pada tahap ini
adalah pemilihan pemasok dengan mempertimbangkan harga,kualitas,dan kualitas
pengiriman. Komitmen terhadap kualitas dan pengiriman yang dimiliki oleh para pemasok
sangat penting,terutama pada sistem JIT,karena keterlambatan pengiriman atau dalam
pengiriman terdapat produk cacat dapat engancam seluruh sistem.Sekali seorang pemasok
terpilih untuk memasok sebuah produk,identitas pemasok tersebut akan menjadi badian dari
atau dimasukan ke dalam file induk persediaan.Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
proses seleksi pemasok ketika akan membeli barang yang sama di kemudian hari.Dengan
cara ini,maka kinerja pemasok secara periodic dievaluasi untuk menentukan apakah pemasok
tersebut masih dapat dipertahankan atau tidak. Evaluasi ini tidak hanya melibatkan masalah
harga,namun juga kualitas produk yang dibeli dan kinerja pengiriman barang.Sistem
Informasi Akuntansi yang baik,seharusnya juga dirancang untuk dapat menangkap dan
menelusur informasi ini.
Rangkuman
Siklus Pengeluaran mencakup aktivitas atau transaksi bisnis yang berhubungan dengan
pembelian barang dan jasa dari pemasok,dan pengeluaran kas untuk membayar
pembelian.Siklus ini dapat diselenggarakan secara manual atau dengan menggunakan
komputer. Jika siklus pengeluaran diselenggarakan secara manual,maka subsistem yang
terlibat hanya subsistem pembelian, dan subsistempengeluaran kas. Untuk masing-masing
subsistem juga dilengkapi dengan serangkaian aktivitas (prosedur) pengendalian, yaitu
otorisasi transaksi oleh pejabat yang berwenang, pengamanan terhadap aktiva dan catatan,
pemisahan fungsi atau tugas yaitu antara fungsi otorisasi, fungsi penyimpanan aktifa, dan
fungsi pencatatan transaksi.
Siklus Penggajian adalah aktivitas bisnis yang berulang dan operasi pemrosesan data yang terkait dengan
manajemen yang efektif atas tenaga kerja.
Fungsi utama kedua dari SIA dalam manajemen SDM / penggajian adalah menyediakan pengendalian internal
yang memadai agar dapat memastikan terpenuhinya tujuan-tujuan berikut ini :
1. Petugas Absensi
2. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
3. Karyawan
4. Pemerintah
5. Asuransi
6. Bank
7. Pimpinan
3. 33. Karyawan
4. 44. Pemerintah
5. 55. Asuransi
6. 66. Bank
7. 77. Pimpinan
Fungsi utama kedua dari SIA dalam manajemen SDM / penggajian adalah menyediakan
pengendalian internal yang memadai agar dapat memastikan terpenuhinya tujuan-tujuan
berikut ini :
4. Akuntansi Biaya
Langkah terakhir dalam siklus produksi
adalah akuntansi biaya.
Terdapat tiga tujuan dasar dari sistem akuntansi
biaya yaitu :
Memberikan informasi untuk perencanaan,
pengendalian, dan penilaian kinerja dari operasi
produksi. SIA didesain untuk mengumpulkan data
real-time mengenai kinerja aktivitas produksi agar
pihak manajemen dapat membuat keputusan tepat
waktu.
Memberikan data biaya yang akurat mengenai
produk untuk digunakan dalam menetapkan harga
serta keputusan bauran produk. SIA
mengumpulkan biaya berdasarkan berbagai
kategori dan kemudian membebankan biaya
tersebut ke produk & unit organisasi tertentu .
Mengumpulkan dan memproses informasi yang
digunakan untuk menghitung persediaan serta nilai
harga pokok penjualan yang muncul di laporan
keuangan perusahaan.
Sebagaian besar perusahaan
menggunakan perhitungan biaya pesanan dan
proses untuk membebankan biaya
produksi. Perhitungan biaya pesanan membebankan
biaya ke batch produksi tertentu, atau pekerjaan tertentu
dan digunakan ketika produk atau jasa yang dijual terdiri
dari bagian-bagian yang dapat di identifikasikan secara
terpisah. Sebaliknya, Perhitungan biaya
prosesmembebankan biaya ke setiap proses, dan
kemudian menghitung biaya rata-rata untuk semua unit
yang diproduksi. Digunakan ketika produk atau jasa
yang hampir sama diproduksi dalam jumlah massal dan
unit terpisah tidak dapat dengan mudah diidentifikasi.
Pilihan perhitungan biaya berdasarkan
pesanan atau proses hanya mempengaruhi metode
yang digunakan untuk membebankan biaya-biaya
tersebut ke produk, bukan pada metode pengumpulan
data. Kedua sistem tersebut membutuhkan
akumulasi dan mengenai empat jenis biaya :
a. Bahan Baku
Ketika produksi dimulai, pengeluaran permintaan
bahan baku memicu debit barang dalam proses untuk
bahan baku yang dikirim ke bagian produksi..
b. Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor)
Kartu waktu kerja adalah sebuah dokumen kertas
yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai
aktivitas pekerja. Dokumen ini mencatat jumlah waktu
yang digunakan seorang pekerja untuk setiap tugas
pekerjaan tertentu. Para pekerja memasukkan data ini
dengan menggunakan terminal online di setiap bengkel
kerja pabrik.
c. Mesin dan Peralatan
Ketika perusahaan mengimplementasikan CIM
untuk mengotomatisasi proses produksi, proporsi yang
lebih besar dari biaya produksi berhubungan dengan
mesin dan peralatan yang digunakan untuk membuat
produk tersebut.
d. Overhead Pabrik
Yaitu semua biaya produksi yang tidak secara
ekonomis layak untuk ditelusuri secara langsung ke
pekerjaan atau proses tertentu.
Untuk Aktiva tetap SIA juga dapat
mengumpulkan informasi mengenai gedung, pabrik, dan
peralatan yang digunakan dalam siklus produksi. Aktiva
tetap harus diberi kode garis untuk memungkinkan
pembaruan yang cepat dan periodik atas database
aktiva tetap. Informasi minimum yang seharusnya dijaga
mengenai aktiva tetapnya yaitu Nomor
identifikasi, Nomor seri, Lokasi,Biaya, Tanggal
perolehan, Nama dan alamat pemasok,Umur yg
diharapkan, Nilai sisa yang diharapkan,Metode
penyusutan, Beban penyusutan ke
tanggal,Perbaikan dan Kinerja service pemeliharaan.
Siklus Keuangan
Manajemen keuangan dimulai dengan tujuan jelas proyek. Tujuan ini digunakan untuk
mengembangkan sebuah rencana tindakan untuk mencapainya- rencana yang realistis, dapat
dinilai dan merupakan cara yang paling efisien untuk mencapai tujuan. Rencana ini
diterjemahkan ke dalam anggaran yang memberikan sumber daya untuk setiap aktivitas -
penyusunan anggaran akan memberikan informasi tambahan tentang setiap kegiatan yang
dapat menyebabkan rencana harus diubah. Ketika bagian dari siklus ini selesai, akan ada
anggaran ringkas yang mengalokasikan sumber daya untuk setiap aktivitas. Tujuannya adalah
untuk membuat anggaran yang akan sedekat mungkin untuk operasi proyek yang sebenarnya.
Ketika proyek dimulai, akuntansi juga dimulai. Catatan akuntansi dan laporan tentang semua
transaksi keuangan. Ada dua jenis akuntansi - akuntansi organisasi formal yang dilakukan
oleh bagian akuntansi organisasi dan akuntansi manajemen yang dilakukan oleh manajer
proyek. Periodik, seluruh proyek, manajer transfer informasi dari laporan akuntansi ke dalam
anggaran. Selama fase ini manajer terus menerus membandingkan proyeksi anggaran dengan
hasil aktual dari akuntansi. Kegiatan ini dapat menyebabkan intervensi manajemen dalam
proyek untuk menangani bidang-bidang yang menjadi perhatian.
Akhirnya, pada akhir proyek, manajer bersama dengan personil akuntansi akan menghasilkan
serangkaian laporan hasil keuangan proyek. Laporan-laporan ini akan dimasukkan kedalam
laporan keseluruhan proyek dan memberikan informasi berharga untuk membantu dalam
pengembangan proyek-proyek masa depan.
Siklus-Siklus Dalam Sistem Informasi Akuntansi
Proses bisnis adalah suatu kumpulan aktivitas atau pekerjaan terstruktur yang saling terkait untuk
menyelesaikan suatu masalah tertentu atau yang menghasilkan produk atau layanan (demi meraih
tujuan tertentu)
Beberapa karakteristik umum yang dianggap harus dimiliki suatu proses bisnis adalah:
Definitif: Suatu proses bisnis harus memiliki batasan, masukan yang jelas.
Urutan: Suatu proses bisnis harus terdiri dari aktivitas yang berurut sesuai waktu dan ruang.
Pelanggan Suatu proses bisnis harus mempunyai penerimaan hasil proses
Nilai tambah: Transformasi yang terjadi dalam proses harus memberikan nilai tambah pada
penerima.
Keterkaitan: Suatu proses tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus terkait dalam suatu struktur
organisasi.
Fungsi silang: Suatu proses umumnya, walaupun tidak harus, mencakup beberapa fungsi.
SubSistem / Komponen
siklus pendapatan sebenarnya terdiri atas dua subsistem utama, yaitu :
Proses bisnis adalah suatu kumpulan aktivitas atau pekerjaan terstruktur yang saling terkait untuk
menyelesaikan suatu masalah tertentu atau yang menghasilkan produk atau layanan (demi meraih
tujuan tertentu). Suatu proses bisnis dapat dipecah menjadi beberapa subproses yang masing-
masing memiliki atribut sendiri tapi juga berkontribusi untuk mencapai tujuan dari superprosesnya.
Analisis proses bisnis umumnya melibatkan pemetaan proses dan subproses di dalamnya hingga
tingkatan aktivitas atau kegiatan.
Beberapa karakteristik umum yang dianggap harus dimiliki suatu proses bisnis adalah:
Definitif: Suatu proses bisnis harus memiliki batasan, keluaran yang jelas.
Urutan: Suatu proses bisnis harus terdiri dari aktivitas yang berurut sesuai waktu dan ruang.
Pelanggan: Suatu proses bisnis harus mempunyai penerima hasil proses.
Nilai tambah: Transformasi yang terjadi dalam proses harus memberikan nilai tambah pada
penerima.
Keterkaitan: Suatu proses tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus terkait dalam suatu struktur
organisasi.
Fungsi silang: Suatu proses umumnya, walaupun tidak harus, mencakup beberapa fungsi.
Subsistem penerimaan dalam siklus pengeluaran, laporan ini mendokumentasikan rincian mengenai
:
Setiap kiriman, termasuk tanggal penerimaan, pengiriman, pemasok, dan nomor pesanan
pembelian.
Bagi setiap barang yang diterima, laporan ini menunjukkan nomor barang, deskripsi, unit ukuran,
dan jumlah barang yang diterima.
Membayar barang, Perlengkapa
Perancangan produk merupakan tahap awal dari sistem produksi yang bertujuan untuk merancang
sebuah produk yang memenuhi keinginan konsumen dalam hal kualitas, lama pengerjaan, dan biaya
produksi yang rendah.
Menghasilkan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja dala produksi.
Menghasilkan informasi biaya yang akurat agar dapat digunakan sebagai dsar penentuan harga
(pricing) dan kepututusan tentang komposisi produk (product mix).
Menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk menghitung nilai persediaan dan harga pokok
penjualan.
Jenis sistem akuntansi biaya yang umum digunakan oleh sebuah perusahaan adalah sistem
penentuan harga pokok pesanan (job order costing) dan sistem peneentuan harga pokok proses
(process costing) dan laporan yang dihasilkan sistem akuntansi biaya umumnya berupa :
4. Siklus keuangan
Siklus ini mencakup kegiatan untuk mendapatkan laba dari investor dan kreditor dan membayar
mereka kembali. Siklus ini merupakan pelaporan keuangan berupa prosedur pencatatan dan
perekaman ke jurnal dan buku besar dan pencetakan laporan-laporan keuangan yang datanya
diambil dari buku besar.
Sistem aplikasi dalam siklus keuangan yaitu :
Sistem pemilikan.
Sistem catatan jurnal.
Sistem pelaporan keuangan
Siklus laporan keuangan ini menunjukkan pada kesatuan eksternal dengan meringkas data
akuntansi dan menunjukkannya dalam rekening keuangan.
Organisasi mengikut sertakan tiga bentuk transaksi capital:pinjaman bank,pengeluaran obligasi, dan
pengeluaran saham kapital.
Catatan akuntansi secara manual untuk capital eguiti adalah:buku besar wesel bayar, buku besar
pemilik surat obliigasi(pemegang obligasi), dan buku besar pemilik saham.
Subsistem Aplikasi Siklus Keuangan
Memproses dua kejadian ekonomi, perolehan kapital dan penggunaan kapital untuk memperoleh
pemilikan.
sistem pemilikan.
sistem catatan jurnal.
Sistem pelaporan keuangan.
COSO
→ COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission), dimana
merupakan suatu inisiatif dari sektor swasta yang dibentuk pada tahun 1985. Tujuan
utamanya adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan penggelapan
laporan keuangan dan membuat rekomendasi untuk mengurangi kejadian tersebut. COSO
telah menyusun suatu definisi umum untuk pengendalian, standar, dan kriteria internal yang
dapat digunakan perusahaan untuk menilai sistem pengendalian mereka.
Komisi ini disponsori oleh 5 professional association yaitu: AICPA, AAA, FEI, IIA,
IMA. Tujuan komisi ini adalah melakukan riset mengenai fraud dalam pelaporan keuangan
(fraudulent on financial reporting) dan membuat rekomendasi yang terkait dengannya untuk
perusahaan publik, auditor independen, SEC, dan institusi pendidikan
DEFINISI INTERNAL CONTROL
→Internal Control adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh orang-orang yang terlibat di
dalamnya (dewan direksi, manajemen, dan staff) yang dirancang untuk memberikan
keyakinan yang wajar bahwa tujuan berikut akan tercapai efektivitas dan efisiensi operasi,
dapat dipercayainya laporan keuangan, ketaatan kepada UU dan peraturan-peraturan.
Tetapi pada tahun 2004 COSO mengembangkan kembali komponen internal control melalui
ERM (Enterprise Risk Management) sehingga menjadi 8 komponen yang terdiri dari :
1. Internal Environment
2. Objective Settings
3. Event Identifications
4. Risk Assessment
5. Risk Response
6. Control Activites
7. Information and Communication
8. Monitoring
ERM adalah sebuah proses, dipengaruhi oleh dewan entitas direksi, manajemen dan personil
lainnya, diterapkan dalam pengaturan strategi dan di seluruh perusahaan, yang dirancang
untuk mengidentifikasi kejadian potensial yang dapat mempengaruhi entitas, dan mengelola
risiko berada dalam risk appetite, untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian
tujuan entitas.
Tujuan framework ERM ada 4 yaitu :
1. Strategics
→ berkaitan dengan tujuan pada jangka panjang yang mendukung dan sejaln dengan visi misi
entitas
2. Operations
→ berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi operasi entitas, termasuk pencapaian kinerja dan
profitabilitas entitas. Hal ini tergantung pada manajemen dalam menerapkan struktur dan
kinerja.
3. Reporting
→ berkaitan dengan efektivitas pelaporan entitas termasuk laporan internal dan eksternal
yang dapat menggunakan laporan keuangan maupun laporan nonkeuangan dalam pelaporan.
4. Compliance
→ berkaitan dengan kepatuhan entitas terhadap UU dan peraturan yang berlaku.
Jadi tujuan ERM merupakan penjabaran dari definisi internal control seperti yang telah
disebutkan di atas.
COSO 1970
1. Control environment
Tindakan atau kebijakan manajemen yang mencerminkan sikap manajemen puncak
secara keseluruhan dalam pengendalian manajemen. Yang termasuk dalam control
environment:
Integrity and ethical values (integritas dan nilai etika)
Commitment to competence (komitmen terhadap kompetensi)
Board of Directors and audit committee (dewan komisaris dan komite audit)
Management’s philosophy and operating style (filosofi manajemen dan gaya mengelola
operasi)
Organizational structure (struktur organisasi)
Human resource policies and procedures (kebijakan sumber daya manusia dan prosedurnya)
2. Risk assessment
Tindakan manajemen untuk mengidentifikasi, menganalisis risiko-risiko yang relevan
dalam penyusunan laporan keuangan dan perusahaan secara umum. Yang termasuk
dalam risk assessment:
Company-wide objectives (tujuan perusahaan secara keseluruhan)
Process-level objectives (tujuan di setiap tingkat proses)
Risk identification and analysis (indentifikasi risiko dan analisisnya)
Managing change (mengelola perubahan)
3. Control activities
Tindakan-tindakan yang diambil manajemen dalam rangka pengendalian intern. Yang
termasuk control activities:
Policies and procedures (kebijakan dan prosedur)
Security (application and network) –> (keamanan dalam hal aplikasi dan jaringan)
Application change management (manajemen perubahan aplikasi)
Business continuity or backups (kelangsungan bisnis)
Outsourcing (memakai tenaga outsourcing)
5. Monitoring
Peniilaian terhadap mutu pengendalian internal secara berkelanjutan maupun periodik
untuk memastikan pengendalian internal telah berjalan dan telah dilakukan penyesuian yang
diperlukan sesuai kondisi yang ada. Yang termasuk di dalam komponen ini, yakni:
On-going monitoring (pengawasan yang terus berlangsung)
Separate evaluations (evaluasi yang terpisah)
Reporting deficiencies (melaporkan kekurangan-kekurangan yang terjadi)
Kerangka kerja pengendalian intern yang diterbitkan oleh COSO dikenal luas dengan
sebutan COSO Internal Control Integrated Framework. Nama tersebut tetap dipertahankan
pada kerangka kerja yang baru.Untuk membedakan penyebutan yang lama dengan yang baru,
saya pakai singkatan COSO IC 1992 (untuk yang lama) dan COSO IC 2013 (untuk yang
baru).
COSO 2013
COSO IC 2013 terdiri dari tiga volume yaitu:
Executive Summary: memberikan gambaran umum kerangka pengendalian intern
bagi para dewan pengawas (board of directors), CEO, dan manajemen senior lainnya.
Framework and Appendices: menetapkan kerangka, mendefinisikan pengendalian
intern, menjelaskan persyaratan pengendalian intern yang efektif termasuk komponen dan
prinsip-prinsipnya, dan memberikan petunjuk bagi semua tingkatan manajemen dalam
merancang, melaksanakan, dan mengarahkan pengendalian intern serta menilai
efektivitasnya.
Illustrative Tools: menyediakan template dan skenario yang dapat digunakan untuk
menilai efektivitas sistem pengendalian intern.
Sumber: COSO
Visualisasi konsep pengendalian intern COSO yang sangat terkenal adalah berbentuk
kubus. Lihatlah ilustrasi kubus di atas! Gambar kubus sebelah kiri diambil dari COSO IC
1992.Gambar tersebut menunjukkan keterkaitan erat antara tujuan, komponen, dan struktur
organisasi tempat diterapkannya pengendalian intern. Dari dimensi sisi kubus yang terlihat,
sisi atas mencerminkan tujuan, sisi muka mencerminkan komponen, dan sisi samping
mencerminkan ruang lingkup penerapan pengendalian intern. Konsep visualisasi ini masih
tetap digunakan pada COSO IC 2013. Tentunya dengan menyesuaikan nama istilah di setiap
sisi sesuai dengan konsep kerangka yang baru. Lihat gambar sebelah kanan yang berwarna-
warni.
Komponen
COSO IC 2013 tidak mengubah lima komponen pengendalian intern yang telah
dipakai sejak COSO IC 1992. Tentu saja uraian penjelasannya tetap mengalami
penyempurnaan.Penjelasan singkat dari komponen-komponen tersebut adalah sebagai
berikut:
Prinsip-Prinsip
COSO IC 2013 mengenalkan kodifikasi 17 prinsip pengendalian intern.Kodifikasi
tersebut belum ada di dalam kerangka sebelumnya.Prinsip-prinsip pengendalian
intern merepresentasikan konsep fundamental dari tiap-tiap komponen pengendalian intern.
Karena prinsip-prinsip tersebut dirumuskan langsung dari komponen pengendalian intern
maka diharapkan pengendalian intern organisasi akan efektif bila menerapkan semua prinsip
tersebut. Semua prinsip pengendalian intern berhubungan dengan tujuan-tujuan organisasi,
baik itu berupa tujuan operasi, pelaporan, maupun kepatuhan.Rincian dari ketujuh belas
prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
Titik Fokus
Selain mengenalkan prinsip-prinsip sebagai hal baru, COSO IC 2013 juga
mengenalkan 81 titik fokus (points of focus). Titik fokus tersebut mencerminkan ciri khas
penting dari masing-masing prinsip dan dapat digunakan untuk memfasilitasi proses
merancang, menerapkan, dan mengarahkan pengendalian intern. Titik fokus menjadi sarana
manajemen untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip telah ada dan berfungsi dengan
baik.Mirip dengan hubungan antara prinsip dengan komponen, titik fokus ini memiliki
hubungan yang sifatnya mendukung tiap prinsip yang ada.Artinya, di dalam masing-masing
prinsip terdapat beberapa titik fokus yang mendukungnya. Mengingat jumlahnya yang
banyak, saya tidak akan menguraikan satu per satu titik fokus tersebut. Sebagai contoh saja,
prinsip "Organisasi menunjukkan komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai etika" pada
komponen "Lingkungan Pengendalian" didukung oleh empat titik fokus yaitu:
set the tone at the top;
penetapan standar perilaku;
evaluasi kepatuhan terhadap standar perilaku;
penanganan deviasi/penyimpangan tepat waktu.