Anda di halaman 1dari 10

CHAPTER 8 & 9: INVENTORY

Nilai persediaan (inventory) harus dicatat sesuai dengan harga perolehannya, yakni cost dari persediaan
itu sendiri, biaya asuransi, biaya pengangkutan, bea masuk, dan segala biaya lainnya yang diperlukan
untuk memperoleh inventory.

Ada dua nilai valuasi yakni:

 Berdasarkan cost (+ segala biaya asuransi, biaya antar dan biaya lainnya)

Jika berdasarkan cost, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Siapa yang memiliki persediaan.

Perusahaan hanya berhak mencatat persediaan apabila perusahaan MEMILIKI dan


BERHAK atas penggunaan barang tersebut. Biasanya perusahaan akan mencatat saat barang
persediaan sampai ke lokasi, namun ada beberapa pengecualian:

a. FOB Shipping Point – barang dicatat saat barang mulai diantarkan


b. FOB destination – ketika barang sampai di lokasi perusahaan
c. Konsinyasi – barang milik penjual hanya dititipkan ke kita
d. Penjualan dengan pembelian kembali – miliknya penjual
e. Penjualan dengan estimasi pengembalian – barang itu milik perusahaan kita, ketika
kita sudah bisa menaksir dengan pasti berapa nilainya
2. Cost lainnya yang harus diikutsertakan.
a. Product cost
Yakni cost yang dikeluarkan untuk mendapatkan atau menghasilkan produk.
(cost pembelian, cost of conversion (direct material, direct labor, factory overhead)
dan semua cost yang dibutuhkan agar barang persediaan sampai ditempat dan siap
dijual.
b. Period cost
Contoh: cost yang keluar bulanan, tahunan. Administrative expense. Tidak perlu
dimasukkan dalam perhitungan nilai persediaan.
3. Cost flow.
a. SPECIAL IDENTIFICATION
Perhitungan barang dispesifikkan. Jadi, setiap transaksi mengambil dari persediaan
yang berbeda sesuai dengan jenis/tanggal barangnya.
b. AVERAGE-COST

Setiap habis pembelian barang, harga barangnya SELALU dirata-rata dengan jumlah
dan harga perolehan terbaru, sehingga diperoleh rata-ratanya.
c. FIFO
Barang yang dibeli duluan, harus digunakan duluan.
d. LIFO (sudah dilarang IFRS)
Barang yang dibeli terakhir, dipakai duluan.
4. UNTUK MENENTUKAN COGS:
Beginning inventory + purchase (net sudah dikurangi sm return and allowances) – ending
inventory.
 LCNRV (Lower cost or net realizable value)
 Ketika persediaan yang dibeli perusahaan nilainya berubah karena harga pasar berubah,
maka perusahaan diizinkan untuk mencatat tidak sesuai dengan costnya.
 Jadi perusahaan pada awalnya menentukan net realizable value.
 NRV of inventory = Sales price – (cost to sell + cost to complete)

 Nilai ini adalah nilai yang perusahaan harapkan bisa dapatkan dari penjualan barang
persediaan.
 Jika ternyata net realizable value ini lebih rendah dari harga beli persediaan pada
awalnya, maka jurnalnya (hanya salah satu saja, yang direkomendasikan untuk
digunakan yang c):
a. COGS xxxxxxxxx
Inventory xxxxxxxxx
b. Loss due to decline of inventory xxxxxxxxx
Inventory xxxxxxxxx
c. Loss due to decline of inventory xxxxxxxxx
Allowance to Reduce Inventory to NRV xxxxxxxxx
 Jika ternyata estimasinya nrv dikemudian hari meningkat, maka jurnal
pembaliknya:
a. Allowance to reduce inventory to NRV
Recovery of inventory loss
 INGAT DALAM KONSEP LCNRV MAKA PILIH YANG PALING RENDAH COSTNYA
ATAU NRVNYA.
Biological asset (asset yang digunakan untuk enghasilakn agricultural product, ex: sapi) dan
agricultural product (hasil dari biological asset, ex: susu)
Nilai dari biological asset harus ditambah karena faktor pertumbuhan dan dikurangi karena
pemanenan.
Kenaikan nilai dan mendebit inventory apabila ada agricultural product masuk, mengkredit
unrealized holding gain or loss (apabila untung).
Lump sum purchase

Harga jual per bagian/total harga jual dikali costnya.


Purchase commitmen
Apabila untung:
Purchase commitment liability
Unrealized holding gain or loss
Rugi sebaliknya.
Gross profit method:
Gross profit berapa persennya dikali dengan total sales, untuk mendapatkan nilai estimasi
penjualan. Nilai ini dikurangkan dari nilai persediaan, untuk mendapatkan ending inventory.

Retail inventory method:


Mengestimasi nilai persediaan berdasarkan harga jual retail.
1. Tambahkan semua markup (net)
2. Bagi harga retail dengan harga perolehan kalikan dengan ending inventory retail.
3. Kurangkan semua markdown (net)
4. Bagi harga retail dengan harga perolehan kalikan dengan ending inventory retail.

Chapter 10: acquisisi dan disposal asset PPE.

Cost yang dicatat untuk nilai asset PPE, harus mencakup semua biaya yang diperlukan dan
dikeluarkan agar semua asset PPE siap untuk digunakan.
Mengkapitalisasi asset PPE yang dibangun sendiri:
1. Tentukan weighted average accumulated expenditurenya.
2. Tentukan capitalization ratenya

3. Kalikan WAAE dengan construction rate, sisanya kalikan dengan capitalization rate.

4. Hal ni mengurangi interest expense.


Mencatat harg aperolehan PPE apabila menggunakan pembayaran selain cash:
o Deferred payment contract

Jika menggunakan long-term credit contract, maka dicatat sesuai dengan nilai present
valuenya.

o Lump sum purchase


Maka nanti dialokasikan sesuai harga fair valuenya dibagi dengan total fair value dikali
dengan total harga perolehan.
o Issuance of shares
Sesuai dengan harga pasarnya.
o Jika barter.
 Mengandung commercial substance
 Jika pertukaran asset menyebabkan future cash flow perusahaan
berubah.
 Mengakui gain and loss
 Cost of new machine: fair value machine + cash yg dibayarkan
 Tidak mengandung commercial substance
 Tidak mengakui gain; mengakui loss
 Apabila ada gain ya dimasukkan ke akun asetnya
 Government grant
 Dianggap sebagai grant revenue
o Nilai nya tetap dianggap utuh, sebagai gantinya grant revenue
dicatat sesuai dengan tahun terdepresiasinya asset
 Langsung mengurangi nilai perolehan asset
o Cost setelah akuisisi:
 Additions
 Dikapitalisasi
 Improvement and replacement
 Kalo improvement dan replacement berpotensi meningkatkan potensi
pelayanan di masa depan, maka harus dikapitalisasi.
 Rearrangement and reorganization
 Expensed
 Repairs
 Ordinary repairs
o Expensed
 Major repairs
o Cost asset lama ditutp, diganti dengan yang baru
o Penjualan asset
 Cash
Accumulated depreciation
Loss (if loss)
Buildings/ equipments/ land
Gain (if gain)

CHAPTER 11: DEPRECIATION, IMPAIRMENTS, DEPLETION, REVALUATION

o DEPRECIATION
o Activity method

o Straight line method

o Diminishing charge
 Sum of the years digit

 Pada perhitungan ini, kita menjumlahkan dulu tahunnya, lalu sisa tahun dibagi
dengan total tahun dikalikan depreciation base. Rumus cepat menghitung total
tahun:

 Declining balance method

o IMPAIRMENT
o DEPLETION

Segala cost yang dikeluarkan untuk mulai dari tahap pre exploratory, exploratory and
evaluation, development costs dikapitalisasi.
o REVALUATION
Penyesuaian nilai asset dengan harga pasar
Kalo gain:
Asset
Unrealized holding gain or loss
Rugi
Depreciation expense
Accumulated depreciation – asset

Chapter 12: Intangible Asset

1. Valuasi
a. Intangible asset yang dibeli
Dicatat harga perolehannya sesuai dengan segala biaya yang dibutuhkan sampai asset
siap pakai.
b. Intangible asset yang dibuat sendiri
Hanya dicatat saat economic viability sudah terlihat.
2. Amortisasi
Bagi asset yang punya umur terbatas, maka didepresiasi sesuai dengan berapa tahunnya. Kalua
tidak dapat ditentukan, MAKA JANGAN DIAMORTISASI.

3. Impairment
Bisa berlaku bagi asset yang memiliki umur terbatas maupun tidak terbatas.
Jika rugi maka:
Loss on impairment
Aset

Anda mungkin juga menyukai