Disusun oleh:
Kelompok 8A
Fathya Istiqomaril 240210110044
Feby Sufmawati 240210110045
Nur Fitri Handayani 240210110047
Sherly Arthadita 240210110048
Ahda Khotib 240210110051
Christellia Stephanie 240210110057
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN
JATINANGOR
2013
I. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Mengetahui bentuk atau struktur fisik dari berbagai rempah-rempah
Mengetahui sifat organoleptik (warna, aroma, tekstur) dari berbagai
rempah-rempah
Tanggal Praktikum : 15 November 2013
Tanggal Mengumpulkan : 22 november 2013
Nama Asisten : Thomas
II. TINJAUAN PUSTAKA
Rempah-rempah digunakan sehari-hari seperti memasak atau digunakan
untuk meramu jamu tradisional. Hasil olahan rempah-rempah dapat dimanfaatkan
dalam industri parfum, farmasi, flavor, pewarna dan lain-lain. Jadi pada dasarnya
rempah-rempah adalah semua hasil tanaman yang dikeringkan atau yang
mempunyai aroma dan cita rasa spesifik, mengandung minyak atsiri atau minyak
makan dalam bentuk utuh, potongan atau serbuk yang dapat memberikan cita rasa
kedalam makanan dan minuman dengan tanpa penambahanzat aditif lain, dapat
berasal dari akar, kulit, batang, daun, biji,bungan dan bagian lain tanaman
(Herudiyanto dan R. Indiarto, 2008).
Sebagian besar herbal dan rempah-rempah kaya dengan sumber protein,
vitamin (khususnya vitamin A, C dan B) dan mineral seperti kalsium, fosfor,
natrium, kalium dan besi. Buah lada merah mengandung gula-gula sederhana
seperti glukosa dan fruktosa, karoten, dan vitamin C (Navarro et al., 2006).
Parsley kaya vitamin A dan K, sementara ketumbar (coriander) kaya dengan
vitamin C dan A. Nilai nutrisi yang terkandung di dalam rempah-rempah dan
herbal tidak berpengaruh apabila bahan tersebut digunakan sebagai penyedap
makanan atau minuman. Umumnya penggunaan rempah dan herbal pada makanan
sebagai penyedap proporsinya kecil, sehingga sumbangan nutrisi secara
keseluruhan sangat kecil. Nilai nutrisi rempah dan herbal akan memberikan
sumbangan yang nyata apabila bahan tersebut dipersiapkan untuk produk selain
makanan, seperti jamu-jamuan dan produk ekstrak lainnya yang langsung
dikonsumsi.
Rempah merupakan komoditi pangan yang mempunyai pengaruh sangat
besar dalam dunia perdagangan pada zaman dahulu. Tetapi sekarang sudah tidak
lagi karena sudah banyak rempah yang ditanam di berbagai daerah di dunia. Saat
ini, rempah sendiri sudah berkembang manfaatnya, seperti digunakan untuk
penyedap rasa, pemberi rasa pedas, pengawet, antioksidan, parfum, dan pemberi
warna. Berkembangnya fungsi rempah-rempah tersebut, membuat kebutuhan akan
rempah di dunia sangat tinggi, apalagi tidak semua negara di dunia dapat
menghasilkan rempah-rempah. Oleh karena itu, bantuan dari negara yang
kandungan rempah-rempahnya melimpah sangat dibutuhkan oleh negara-negara
di dunia. Dalam hal ini, digunakan sebagai campuran bahan olahan makanan, baik
bagi industri rumah tangga dan industri skala besar.
Dari berbagai pendapat ahli, dapat disimpulkan bahwa rempah-rempah
adalah semua hasil tanaman yang dikeringkan atau yang mempunyai aroma dan
citarasa spesifik, mengandung minyak atsiri dalam bentuk utuh, potongan atau
serbuk yang dapat memberikan citarasa kedalam makanan dan minuman dengan
tanpa penambahan zat aditif lain. Rempah-rempah dapat berasal dari akar, kulit
kayu, daun, biji, buah, bunga, umbi, dan bagian lain dari tanaman. Jika digunakan
untuk bumbu, maka biasanya merupakan campuran dari beberapa jenis rempah.
Penggunaannya dalam makanan dalam jumlah sedikit dan diukur dalam gram.
Penggunaan rempah-rempah selain untuk obat-obatan adalah untuk makanan
dengan berbagai fungsi, antara lain sebagai pengawer, pengempuk daging,
pewarna, citarasa, dan pemberi aroma (Herudiyanto dkk, 2008).
Tabel 1. Berbagai Jenis Rempah serta Komponen dan Aktivitas Bioaktifnya
3.2 Bahan
a. Kelabet
b. Ketumbar
c. Pala
d. Daun jeruk
e. Cengkeh
f. Merica hitam
g. Kayu manis
h. Kencur
i. Bunga lawang
j. Rosemary
k. Merica putih
l. Jinten
m. Sereh
n. Lengkuas
o. Daun salam
p. Adas
q. Jahe
r. Kapulaga
s. Kunyit
t. Temu kunci
Tanggal Praktikum : 15 November 2013
Tanggal Mengumpulkan : 22 november 2013
Nama Asisten : Thomas
IV. PROSEDUR
Lada Hitam
Lada hitam juga merupakan salah satu dari jenis lada atau merica, yang
sama halnya dengan lada putih. Namun keduanya memiliki perbedaan dari segi
warna dan kenampakan. Dalam hasil pengamatan yang telah dilakukan, lada
hitam memiliki warna yang hitam pada permukaan luar namun pada permukaan
dalamnya berwarna putih. Tekstur dari permukaan lada hitam ini tidak halus
seperti pada lada putih, begitupula dengan aroma yang dihasilkan oleh lada hitam
ini kurang menyengat dibandingkan dengan lada putih. Namun harga jual lada
hitam ini cukup tinggi bila dibandingkan dengan lada putih, karena produksi yang
masih kurang.
Jahe
Jahe (Zingiber officinale Rosc.) mengandung minyak atsiri zingiberena
(zingirona), zingiberol, bisabolena, kurkumen, gingerol, filandrena, dan resin
pahit. Bagian tumbuhan jahe yang umum digunakan adalah bagian rimpang,
dengan khasiat menambah produksi ASI, menyembuhkan batuk, membangkitkan
nafsu makan, serta mengatasi mulas dan perut kembung. Jahe (Zingiber
officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah
dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas
tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron.
Hasil pengamatan menyatakan bahwa warna cokelat muda ini merupakan
warna bagian permukaan luar sedangkan bagian permukaan dalam memiliki
warna putih kekuningan. Warna kecokelatan dari rempah jenis klasifikasi rimpang
ini, sebagian besar memiliki warna kecokelatan pada bagian permukaan luarnya.
Hal ini kemungkinan disebabkan karena rempah jenis rimpang ini memiliki
kontak langsung dengan tanah sehingga warna dari rempah pun akan
terpengaruhi.
Bumbu dapur ini punya keistimewaan yaitu dapat memberi rasa hangat,
aromanya kuat dan menyegarkan. Jahe biasa digunakan untuk mengobati sakit
kepala hingga nyeri haid pada wanita. Jahe bisa diaplikasikan untuk beberapa
pengobatan, salah satunya dibuat ramuan atau minuman. Di campur dalam teh
hangat, bisa juga diseduh dengan air panas dan madu. Sensasi hangat yang didapat
dari jahe dapat menghangatkan badan dan membuat keringat keluar sehingga
badan lebih segar. Potong satu ruas jahe ukuran sedang, tambahkan air panas, teh,
madu dan jeruk nipis. Biarkan hangat lalu segera diminum. Pengobatan tradisional
ini juga bisa digunakan untuk memulihkan stamina.
Lengkuas
Lengkuas (Alpinia galanga, Linn., Willd.) adalah tanaman beruas yang
dikenal sebagai penyedap masakan. Ada 2 jenis tumbuhan lengkuas yang dikenal
yaitu varietas dengan rimpang umbi (akar) berwarna putih dan varietas berimpang
umbi merah. Lengkuas berimpang umbi putih inilah yang dipakai penyedap
masakan, sedang lengkuas berimpang umbi merah digunakan sebagai obat.
Rimpang umbi lengkuas selain berserat kasar juga mempunyai aroma yang khas.
Senyawa kimia yang terdapat pada lengkuas antara lain minyak atsiri,
minyak terbang, eugenol, seskuiterpen, pinen, metil sinamat, kaemferida,
galangan, galangol dan kristal kuning. Lengkuas memiliki kemampuan mengobati
reumatik, sakit limpa, dan bronkhitis. Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa
lengkuas ini memiliki bentuk yang cukup besar dengan warna permukaan luar
yang kecokelatan dan jika dipotong maka bagian dalamnya akan berwarna putih.
Lengkuas ini merupakan tanaman yang masuk kedalam pengklasifikasian dari
rimpang.
Jinten
Jintan putih (Cuminum cyminum) merupakan tumbuhan berbunga dari
famili Apiaceae yang berasal dari daerah Laut Tengah bagian timur sampai India
bagian timur. Tanaman ini merupakan tanaman tahunan berbentuk terna dengan
batang ramping bercabang dengan tinggi 20-30 cm. Panjang daunnya 5-10 cm,
berbentuk menyirip atau menyirip rangkap dan memiliki anak daun seperti
benang. Bunganya kecil, berwarna putih atau merah muda, dan bergerombol pada
payungan bunga. Buahnya merupakan longkah (achene) menggelendong lateral
atau oval dengan panjang 4-5 mm dan mengandung satu biji. Biji jintan putih
mirip dengan biji adas, tetapi lebih kecil dan gelap.
Jintan putih umum digunakan sebagai bumbu dapur pada sejumlah
masakan Indonesia, terutama dari Sumatra, Bali, dan Sulawesi. Aromanya kuat
dan memberi efek pedas. Menurut hasil pengamatan, rempah ini memiliki warna
permukaan luar yang kecokelatan dimana rempah ini memiliki kenampakan yang
sangat tipis. Jintan putih ini merupakan tanaman dari pengklasifikasian biji bunga.
Bunga Lawang
Bunga lawang atau Kembang Lawang atau pekak adalah rempah yang
memiliki rasa yang mirip dengan Adas manis. Rempah ini banyak digunakan di
dalam masakan negara-negara Asia. Bunga lawang memiliki aroma yang khas
namun tidak terlalu menyengat, bentuk dari rempah ini menyerupai bintang.
Bunga Lawang sebenarnya bukannya bunga, ia adalah buah yang dihasilkan oleh
sejenis pohon kecil. Tinggi pohonnya bisa mencapai 8 meter. Ia mempunyai
bunga yang cantik berwarna kuning. Bunga lawang berkembang-biak melalui biji
benih. Buahnya dipetik sebelum ranum dan dikeringkan dengan bantuan cahaya
matahari.
Bunga lawang ini merupakan salah satu dari kingdom plantae dimana
rempah ini termasuk dalam diviso magnoliophyta; kelas magnoliopsida. Famili
serta genus dari rempah ini adalah illiciaceae dan illicium. Bunga lawang
dijadikan rempah untuk menjadi penyedap rasa untuk makanan, sama seperti kulit
kayu manis dan bunga cengkeh. Selain menyedapkan masakan, bunga lawang
juga memiliki khasiat kesehatan.
Daun Jeruk
Daun jeruk mengandung senyawa sitral dan limonene yang berkhasiat
untuk meringankan demam dan batuk. Aromanya yang khas dan bisa digunakan
untuk membuat minyak asiri juga bersifat menenangkan dan menyegarkan, yang
biasanya dimanfaatkan sebagai aromaterapi untuk meredakan stres. Efek yang
menenangkan ini juga dapat dinikmati dengan menyeduhnya menjadi minuman
hangat dipadukan dengan gula batu, madu, jahe atau irisan serai halus.
Kayu Manis
Kayu manis (Cinnamomum verum, synonym C. zeylanicum) ialah sejenis
pohon penghasil rempah-rempah. Termasuk ke dalam jenis rempah-rempah yang
amat beraroma, manis, dan pedas.Kayu manis adalah salah satu bumbu makanan
tertua yang digunakan manusia, selain itu dapat dimanfaatkan pula dalam bidang
medis misalnya sebagai obat-obatan.
Dalam pengamatan yang telah dilakukan, kayu manis ini memiliki bentuk
yang memanjang maupun lembaran yang cukup keras dengan warna permukaan
luar yang kecokelatan, warna yang menyerupai warna kulit pada pohon. Aroma
kayu manis sangat khas, sehingga sering digunakan untuk menyedapkan masakan.
Untuk kesehatan kayu manis bisa digunakan untuk menurunkan kadar gula pada
darah. Menurut para pakar, kayu manis juga mampu mendetoksifikasi sistem dan
fungsi otak. Sifatnya yang seperti agen antiseptik berkhasiat memerangi infeksi
saluran kemih. Kayu manis bisa dinikmati dengan berbagai cara, salah satunya
menambahkannya pada minuman atau masakan.
Cengkeh
Cengkeh (Syzygium aromaticum (L.) memiliki bunga yang muncul pada
ujung ranting daun dengan tangkai pendek dan bertandan. Termasuk bunga
majemuk yang berbatas karena ujung ibu tangkainya selalu ditutup bunga, dan
termasuk bunga tunggal . Warna bunganya akan berubah-ubah sesuai umur
pohonnya, saat masih muda bunga cengkeh berwarna keungu-unguan, kemudian
berubah menjadi kuning kehijau-hijauan dan jika sudah tua menjadi merah muda.
Dalam hasil pengamatan terlihat bahwa cengkeh memiliki warna cokelat
kehitaman pada bagian permukaan luarnya, dimana cengkeh ini memiliki bentuk
yang menyerupai jamur. Cengkeh merupakan tanaman dalam klasifikasi pucuk,
yang memiliki aroma khas dimana cengkeh biasanya digunakan sebagai tambahan
pada jenis bahan pangan.
Aroma cengkeh yang pedas dan segar ternyata bermanfaat untuk
meningkatkan fungsi pencernaan. Cengkeh yang dikonsumsi langsung atau
dikunyah mentah berkhasiat untuk meredakan sakit gigi, sakit tenggorokan, diare,
kram perut dan juga menyegarkan napas.
Ketumbar
Biji ketumbar digunakan untuk rempah bumbu ke dalam masakan sejak
dahulu, baik di Asia, Eropa, Amerika maupun Afrika. Mempunyai citarasa seperti
cumin seed dan aroma yang khas dari ketumbar itu sendiri. Biji ketumbar
ditambahkan pada pembuatan produk panggang, keju, saus dan salad untuk
memberikan flavor.
Adas
Adas atau adas pedas (Foeniculum vulgare Miller, suku adas-adasan atau
Apiaceae) telah lama dikenal sebagai salah satu komponen pengobatan
tradisional. Minyak adas yang diakndung bijinya menjadi salah satu komponen
minyak telon. Tumbuhannya berbentuk herba yang berbau harum, berwarna hijau
terang, tegak, dan dapat mencapai dua meter tingginya. Daun tumbuh sehingga 40
sentimeter panjang, berbentuk pita, dengan segmen terakhir dalam bentuk rambut,
kira-kira selebar 0,5mm. Bunga yang dihasilkan di ujung tangkai adalah bunga
majemuk yang berdiameter 5 hingga 15cm. Setiap bagian umbel mempunyai 20-
50 kuntum bunga kuning yang amat kecil pada pedikel-pedikel yang pendek.
Buahnya adalah biji kering dari 4 hingga 9 milimeter panjang, dengan lebar
separuh panjangnya, dan mempunyai alur. Bijinya yang dikeringkan dikenali
sebagai biji adas
Daun adas digunakan sebagai makanan oleh larva beberapa spesies
Lepidoptera, termasuk rama-rama Mouse Moth (Amphipyra tragopoginis) dan
Anise Swallowtail (Papilio zelicaon). Menurut hasil pengamatan, adas ini
memiliki kenampakan yang tipis dengan warna bagian permukaan luar yang
kuning kehijauan. Aroma dari rempah ini cukup menyengat dan menimbulkan
aroma yang khas dari adas itu sendiri.
Lada Putih
Lada putih merupakan salah satu dari jenis lada atau merica (Piper nigrum
L.) dimana dengan aromanya yang khas, rempah ini biasanya dimanfaatkan
sebagai bumbu dapur dan penyedap rasa atau bumbu bagi masakan. Menurut hasil
pengamatan yang telah dilakukan terlihat bahwa lada putih ini memiliki tekstur
permukaan luar yang sangat halus, dengan ukuran biji yang kecil. Warna
permukaan bagian dalam lada putih ini adalah keputihan, dimana ini akan terlihat
jika rempah telah dihancurkan atau dihaluskan.
Serai
Serai atau sereh (Cymbopogon citrates) adalah tumbuhan anggota suku
rumput-rumputan yang dimanfaatkan sebagai bumbu dapur untuk mengharumkan
makanan. Minyak serai adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan jalan
menyuling bagian atas tumbuhan tersebut. Minyak serai dapat digunakan sebagai
pengusir (repelen) nyamuk, baik berupa tanaman ataupun berupa minyaknya.
Dalam hasil pengamatan, sereh ini memiliki bentuk yang memanjang
karena rempah ini merupakan tanaman dengan klasifikasi batang-daun. Sereh ini
memiliki warna permukaan luar, cokelat hijau yang tua sedangkan bagian dalam
permukaannya berwarna hijau. Aroma yang khas dan harum dari sereh ini,
menjadikan sereh sebagai rempah yang dapat dimanfaatkan dalam penambah
aroma dari bahan pangan olahan (masakan) dan dapat pula ditambahkan sebagai
penambah citarasa.
Kencur
Kencur (Kaempferia galanga L.) adalah salah satu jenis empon-
empon/tanaman obat yang tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae).
Rimpang atau rizoma tanaman ini mengandung minyak atsiri dan alkaloid yang
dimanfaatkan sebagai stimulan (Wikipedia, 2011). Rempah ini termasuk suku
tumbuhan Zingiberaceae dan digolongkan sebagai tanaman jenis empon-empon
yang mempunyai daging buah paling lunak dan tidak berserat. Kencur merupakan
terna kecil yang tumbuh subur di daerah dataran rendah atau pegunungan yang
tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak air. Rimpang kencur mempunyai aroma
yang spesifik.
Daging buah kencur berwarna putih dan kulit luarnya berwarna coklat.
Jumlah helaian daun kencur tidak lebih dari 2-3 lembar dengan susunan
berhadapan (Anonim, 2011). Bunganya tersusun setengah duduk dengan mahkota
bunga berjumlah antara 4 sampai 12 buah, bibir bunga berwara lembayung
dengan warna putih lebih dominan. Kencur tumbuh dan berkembang pada musim
tertentu, yaitu pada musim penghujan. Kencur dapat ditanam dalam pot atau di
kebun yang cukup sinar matahari, tidak terlalu basah dan di tempat terbuka.
Dalam hasil pengamatan terlihat bahwa kencur memiliki warna cokelat
muda untuk permukaan luar dan warna keputihan untuk permukaan dalam.
Rimpang merupakan bagian tanaman dari kencur dimana rimpang ini memiliki
serat-serat halus. Aroma menyengat yang khas dari kencur ini biasanya digunakan
sebagai penyedap rasa bahan pangan.
Rosemary
Rosmarinus officinalis umumnya dikenal sebagai rosemary, adalah kayu,
ramuan abadi yang harum, daun seperti jarum dan bunganya berwarna putih,
merah muda, ungu, atau biru. Nama "rosemary" berasal dari bahasa Latin untuk
"embun" (ros) dan "laut" (marinus), atau "embun laut". Tanaman ini juga kadang-
kadang disebut anthos, dari kata Yunani kuno yang berarti "bunga".
Rosemary semak aromatik yang memiliki daun yang mirip dengan jarum.
Daun digunakan sebagai penyedap dalam makanan seperti pembuatan domba
panggang, babi, ayam dan kalkun. Rosemary dapat tahan kekeringan. Tanaman
bunga di musim semi dan musim panas di daerah beriklim sedang, tetapi bisa
mekar konstan dalam iklim hangat. Daun baik segar dan kering digunakan dalam
masakan Italia tradisional . Mereka memiliki pahit dan sangat aromatik. Rosemary
kaya akan zat besi, kalsium dan vitamin B6. Ekstrak Rosemary telah terbukti
meningkatkan umur simpan dan stabilitas panas dari minyak kaya omega 3 yang
rentan terhadap tengik.
Herbal yang satu ini termasuk rempah dapur yang bisa digunakan untuk
kesehatan. Rosemary mengandung minyak atsiri yang dapat merangsang aktivitas
otak, juga meningkatkan kewaspadaan. Sama seperti kapulaga, rosemary juga bisa
membuat mental semakin tajam. Rosemary bisa dinikmati dengan
mencampurkannya pada minuman, seperti teh atau pada masakan.
Pala
Pala (Myristica fragrans) merupakan tumbuhan berupa pohon yang
berasal dari kepulauan Banda, Maluku. Akibat nilainya yang tinggi sebagai
rempah-rempah, buah dan biji pala telah menjadi komoditi perdagangan yang
penting sejak masa Romawi. Pala disebut-sebut dalam ensiklopedia karya Plinius
"Si Tua". Semenjak zaman eksplorasi Eropa pala tersebar luas di daerah tropika
lain seperti Mauritius dan Karibia (Grenada). Istilah pala juga dipakai untuk biji
pala yang diperdagangkan.
Tumbuhan ini berumah dua (dioecious) sehingga dikenal pohon jantan dan
pohon betina. Daunnya berbentuk elips langsing. Buahnya berbentuk lonjong
seperti lemon, berwarna kuning, berdaging dan beraroma khas karena
mengandung minyak atsiri pada daging buahnya. Bila masak, kulit dan daging
buah membuka dan biji akan terlihat terbungkus fuli yang berwarna merah. Satu
buah menghasilkan satu biji berwarna coklat.
Pala dipanen biji, salut bijinya (arillus), dan daging buahnya. Dalam
perdagangan, salut biji pala dinamakan fuli, atau dalam bahasa Inggris disebut
mace, dalam istilah farmasi disebut myristicae arillus atau macis). Daging buah
pala dinamakan myristicae fructus cortex. Panen pertama dilakukan 7 sampai 9
tahun setelah pohonnya ditanam dan mencapai kemampuan produksi maksimum
setelah 25 tahun. Tumbuhnya dapat mencapai 20m dan usianya bisa mencapai
ratusan tahun.
Sebelum dipasarkan, biji dijemur hingga kering setelah dipisah dari
fulinya. Pengeringan ini memakan waktu enam sampai delapan minggu. Bagian
dalam biji akan menyusut dalam proses ini dan akan terdengar bila biji
digoyangkan. Cangkang biji akan pecah dan bagian dalam biji dijual sebagai pala.
Biji pala mengandung minyak atsiri 7-14%. Bubuk pala dipakai sebagai
penyedap untuk roti atau kue, puding, saus, sayuran, dan minuman penyegar
(seperti eggnog). Minyaknya juga dipakai sebagai campuran parfum atau sabun.
Salam
Salam adalah nama pohon penghasil daun rempah yang digunakan dalam
masakan Nusantara. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Indonesian bay-leaf
atau Indonesian laurel, sedangkan nama ilmiahnya adalah Syzygium polyanthum.
Daun salam digunakan terutama sebagai rempah pengharum masakan di sejumlah
negeri di Asia Tenggara, baik untuk masakan daging, ikan, sayur mayur, maupun
nasi. Daun ini dicampurkan dalam keadaan utuh, kering atau pun segar, dan turut
[4]
dimasak hingga makanan tersebut matang. Rempah ini memberikan aroma
herba yang khas namun tidak keras. Di pasar dan di dapur, salam kerap
dipasangkan dengan laos alias lengkuas.
Kayunya berwarna coklat jingga kemerahan dan berkualitas menengah.
Kayu yang tergolong ke dalam kayu kelat (nama perdagangan) ini dapat
dipergunakan sebagai bahan bangunan dan perabot rumah tangga. Kulit batang
salam mengandung tanin, kerap dimanfaatkan sebagai ubar (untuk mewarnai dan
mengawetkan) jala, bahan anyaman dari bambu dan lain-lain. Kulit batang dan
daun salam biasa digunakan sebagai bahan ramuan tradisional untuk
menyembuhkan sakit perut. Buah salam dimakan orang juga, meski hanya anak-
anak yang menyukainya.
Secara tradisional, daun salam digunakan sebagai obat sakit perut. Daun
salam juga dapat digunakan untuk menghentikan buang air besar yang berlebihan.
Pohon salam bisa juga dimanfaatkan untuk mengatasi asam urat, stroke, kolesterol
tinggi, melancarkan peredaran darah, radang lambung, diare, gatal-gatal, kencing
manis, dan lain-lain.
Penggunaan daun salam sebagai obat di atas disebabkan oleh
kandungannya yakni pada daun salam kering terdapat sekitar 0,17% minyak
esensial, dengan komponen penting eugenol dan metil kavikol (methyl chavicol)
di dalamnya. Ekstrak etanol dari daun menunjukkan efek antijamur dan
antibakteri, sedangkan ekstrak metanolnya merupakan anticacing, khususnya pada
nematoda kayu pinus Bursaphelenchus xylophilus. Kandungan kimia yang
dikandung tumbuhan ini adalah minyak atsiri, tannin, dan flavonoida. Bagian
pohon yang bisa dimanfaatkan sebagai obat adalah daun, kulit batang, akar, dan
buah.
Ekstrak daun salam 3x250 mg/hari menunjukkan kecenderungan dapat
menurunkan kadar gula darah puasa dan 2 jam setelah makan terutama pada kadar
gula darah di bawah 200 mg/dL walaupun secara statistik perbedaannya tidak
signifikan.
Kunyit
Kunyit atau kunir, (Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domestica Val.),
adalah termasuk salah satu tanaman rempah dan obat asli dari wilayah Asia
Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami penyebaran ke daerah Malaysia,
Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orang Indonesia dan India serta
bangsa Asia umumnya pernah mengonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai
pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan dan kecantikan.
Dalam bahasa Banjar kunyit atau kunir ini dinamakan Janar.
Kunyit tergolong dalam kelompok jahe-jahean, Zingiberaceae. Kunyit
dikenal di berbagai daerah dengan beberapa nama lokal, seperti turmeric
(Inggris), kurkuma (Belanda), kunyit (Indonesia dan Malaysia), kunir (Jawa),
koneng (Sunda), konyet (Madura).
Kunyit adalah rempah-rempah yang biasa digunakan dalam masakan di
negara-negara Asia. Kunyit sering digunakan sebagai bumbu dalam masakan
sejenis gulai, dan juga digunakan untuk memberi warna kuning pada masakan,
atau sebagai pengawet.[2] Produk farmasi berbahan baku kunyit, mampu bersaing
dengan berbagai obat paten, misalnya untuk peradangan sendi (arthritis-
rheumatoid) atau osteo-arthritis berbahan aktif natrium deklofenak, piroksikam,
dan fenil butason dengan harga yang relatif mahal atau suplemen makanan
(Vitamin-plus) dalam bentuk kapsul. Dalam bahasa Banjar kunyit biasa pula
disebut Janar.
Produk bahan jadi dari ekstrak kunyit berupa suplemen makanan dalam
bentuk kapsul (Vitamin-plus) pasar dan industrinya sudah berkembang. Suplemen
makanan dibuat dari bahan baku ekstrak kunyit dengan bahan tambahan Vitamin
B1, B2, B6, B12, Vitamin E, Lesitin, Amprotab, Mg-stearat, Nepagin dan Kolidon
90.
Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut
kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin, desmetoksikumin sebanyak 10% dan
bisdesmetoksikurkumin sebanyak 1-5% dan zat- zat bermanfaat lainnya seperti
minyak atsiri yang terdiri dari Keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%,
Zingiberen 25%, felandren, sabinen , borneol dan sineil. Kunyit juga mengandung
Lemak sebanyak 1 -3%, Karbohidrat sebanyak 3%, Protein 30%, Pati 8%,
Vitamin C 45-55%, dan garam-garam mineral, yaitu zat besi, fosfor, dan kalsium.
Warna oranye khasnya biasa digunakan untuk memberi warna masakan,
tapi tahukan Anda bahwa kunyit berkhasiat untuk melancarkan sirkulasi darah dan
menjadi agen anti inflamasi. Kunyit mengandung curcumin, senyawa yang
mengandung antioksidan tinggi yang diteliti ternyata mampu menangkal tumor.
Tak hanya itu saja, kunyit juga dipercaya ampuh mengobati radang sendi dan otot.
Temu kunci
Temu kunci (Boesenbergia rotunda (L.) Mansf. syn. Curcuma rotunda L.,
B. pandurata (Roxb.) Schlechter, Kaempferia pandurata Roxb.) adalah sejenis
rempah-rempah yang rimpangnya dipakai sebagai bumbu dalam masakan Asia
Tenggara. Bentuk temu kunci agak berbeda dengan temu-temuan yang lain karena
tumbuhnya yang vertikal ke bawah. Rimpang temu kunci berkhasiat mengatasi
gangguan pencernaan. Daunnya diketahui memiliki efek antiracun.
Kapulaga
Kapulaga adalah sejenis buah yang sering digunakan sebagai rempah
(bumbu) untuk masakan tertentu dan juga untuk campuran jamu. Ada dua macam
kapulaga yang banyak digunakan di Indonesia, yakni kapulaga Jawa (Amomum
compactum) dan kapulaga sabrang atau kapulaga India (Elettaria cardamomum);
kedua-duanya termasuk ke dalam suku jahe-jahean atau Zingiberaceae.
Rasa dan aroma kapulaga sangat khas. Rempah tradisional ini bisa
dimanfaatkan untuk melancarkan sirkulasi darah termasuk memberi tambahan
energi, menyegarkan napas, meningkatkan pencernaan, memberi sensasi agar
suasana hati lebih tenang. Bahkan ada juga yang mempercayai kapulaga bisa
digunakan untuk meningkatkan libido.
Klabet
Klabet atau Fenugreek merupakan tumbuhan dari keluarga Fabaceae.
Klabet dapat digunakan untuk obat herbal herb (daunnya) dan sebagai rempah
(bijinya), dikenal juga dengan nama methi). Tumbuhan ini dibudidayakan secara
global sebagai semi-arid crop dan merupakan bumbu umum untuk pembuatan kari
atau kare.
Biji klabet yang berbentuk kubus berwarna kuning sampai amber
seringkali digunakan untuk pembuatan pickles, serbuk kari dan pasta kari, dan
klabet sering kali dikaitkan dengan masakan dari India.[5] daun kering atau
dinamakan kasuri methi (atau kasoori methi di India), setelah wilayah Kasur di
Propinsi Punjab, Pakistan, tempat tumbuhan ini ditanam besar-besaran - memiliki
rasa pahit dan aroma tajam.
Biji klabet merupakan sumber yang kaya dengan polisakarida
(polysaccharide) dan galaktomannan( galactomannan). Biji klabet juga sumber
dari senyawa saponin seperti diosgenin, yamogenin, gitogenin, tigogenin, dan
neotigogens. Konstituen aktif lainnya adalah mucilago (mucilage), minyak atsiri
(volatile oil), dan alkaloid seperti choline dan trigonelline.
Klabet dikenal sebagai salah satu bahan obat di daratan Cina dengan nama
Hu Lu Ba, yang diyakini berkhasiat sebagai penghangat dan penguat ginjal,
penghilang demam dan pereda sakit. Indikasi utama adalah untuk pengobatan
hernia, dan sakit tenggorokan. Klabet digunakan di dalam bentuk bentak atau
bentuk digongseng (roasted). Di India sekitar 2-3g biji klabet (dinamakan sebagai
Methi di India) ditelan pada pagi hari dengan air hangat sebelum gosok gigi dan
minum teh atau kopi, yang diharapkan memiliki efek terapi sebagai pereda sakit
sendi tanpa efek samping. Klabet juga bisa digunakan untuk perisa atau flavoring
untuk maple syrup. Rasa klabet ini seperti jintan hitam atau cumin, karena adanya
komponen pyrazine yang berakibat menimmbulkan rasa pahit.
VII. KESIMPULAN
VI. PEMBAHASAN
Rempah adalah bagian tumbuhan yang beraroma atau berasa kuat yang
digunakan dalam jumlah kecil di makanan sebagai pengawet atau perisa dalam
masakan.Rempah-rempah biasanya dibedakan dengan tanaman lain yang
digunakan untuk tujuan yang mirip, seperti tanaman obat, sayuran beraroma, dan
buah kering (Anonima, 2011).
Rempah merupakan komoditi pangan yang mempunyai pengaruh sangat
besar dalam dunia perdagangan pada zaman dahulu. Tetapi sekarang sudah tidak
lagi karena sudah banyak rempah yang ditanam di berbagai daerah di dunia. Saat
ini, rempah sendiri sudah berkembang manfaatnya, seperti digunakan untuk
penyedap rasa, pemberi rasa pedas, pengawet, antioksidan, parfum, dan pemberi
warna. Berkembangnya fungsi rempah-rempah tersebut, membuat kebutuhan akan
rempah di dunia sangat tinggi, apalagi tidak semua negara di dunia dapat
menghasilkan rempah-rempah. Oleh karena itu, bantuan dari negara yang
kandungan rempah-rempahnya melimpah sangat dibutuhkan oleh negara-negara
di dunia. Dalam hal ini, digunakan sebagai campuran bahan olahan makanan, baik
bagi industri rumah tangga dan industri skala besar.
Dari berbagai pendapat ahli, dapat disimpulkan bahwa rempah-rempah
adalah semua hasil tanaman yang dikeringkan atau yang mempunyai aroma dan
citarasa spesifik, mengandung minyak atsiri dalam bentuk utuh, potongan atau
serbuk yang dapat memberikan citarasa kedalam makanan dan minuman dengan
tanpa penambahan zat aditif lain. Rempah-rempah dapat berasal dari akar, kulit
kayu, daun, biji, buah, bunga, umbi, dan bagian lain dari tanaman.
Jika digunakan untuk bumbu, maka biasanya merupakan campuran dari
beberapa jenis rempah. Penggunaannya dalam makanan dalam jumlah sedikit dan
diukur dalam gram. Penggunaan rempah-rempah selain untuk obat-obatan adalah
untuk makanan dengan berbagai fungsi, antara lain sebagai pengawer, pengempuk
daging, pewarna, citarasa, dan pemberi aroma (Herudiyanto dkk, 2008). Pada
praktikum kali ini akan dilakukan pengamatan terhadap struktur serta sifat fisik
berbagai macam rempah. Terdapat 20 jenis rempah yang diamati. Berikut ini hasil
pengamatannya :
Tabel 1. Hasil Pengamatan Jenis-Jenis Rempah
No Sampel Bentuk Warna Aroma Struktur Fisik
1. Cengkeh Pucuk bunga Cokelat Khas cengkeh Keras, kering
kehitaman kuat
2. Merica Bulat tidak Cokelat tua Khas merica Keras, kering
hitam beraturan kehitaman
3. Kayu Cokelat muda Khas kayu Keras, kering
manis kehitaman manis
4. Kencur Rimpang Kulit : cokelat Khas kencur Berserat, berair
muda, daging :
putih
5. Bunga Menyerupai Cokelat Khas bunga Keras, kering
lawang bunga kehitaman lawang
6. Rosemary Kecil Kuning Khas rosemary Keras, kering, kasar
memanjang kehijauan
7. Merica Bulat Putih kusam Khas merica Keras, kering
putih
8. Jinten Panjang Cokelat Khas jinten Keras, kering
(seperti gabah)
9. Ketumbar Bulat Cokelat muda Lhas ketumbar Keras, kering
10. Pala Oval Cokelat tua Khas pala Keras, kering
11. Klabet Tidak Kuning Khas klabet Keras, kering
beraturan, ada kecokelatan tajam
garis tengah
12. Daun Menyirip, Hijau Khas daun jeruk Atas : halus
jeruk pinggir gerigi Bawah : kasar
13. Serai Panjang Hijau Khas serai Kasar
kecokelatan
14. Lengkuas Rimpang Nilai Khas lengkuas Keras, berair
kecokelatan
15. Daun Daun menyirip Hijau daun Khas daun kering
salam (pinggir rata) salam
16. Adas Rata, kecil, Kuning Khas adas Keras, kering
memanjang
17. Jahe Rimpang Kulit : cokelat Khas jahe Berserat, berair
muda, daun :
kuning hijau
18. Kapulaga Bulat Cokelat tua Khas kapulaga Keras, kering,
rapuh
19. Kunyit Panjang Cokelat muda Khas kunyit Keras, berair
kekuningan
20. Temu Panjang Kulit: cokelat Khas temu kunci Keras, berair
kunci muda, daging :
putih
Berdasarkan tabel diatas dan penjelasan sebelumya, rempah dapat
digolongkan menurut bagian tanaman yang digunakan, yaitu rempah umbi, biji,
kulit batang, bunga, buah dan daun. Rempah yang tergolong ke dalam umbi
rimpang adalah jahe, kencur, kunyit, lengkuas, dan lain-lain. Rempah yang berasal
dari biji adalah pala. Rempah yang berasal dari bunga adalah cengkeh, sedangkan
yang berasal dari kulit batang adalah kayu manis. Rempah yang berasal dari buah
adalah merica dan ketumbar, sedangkan rempah yang berasal dari daun adalah
daun dan daun salam.
3.2.2 Lengkuas
Lengkuas atau laos (Alpinia galanga) adalah rempah-rempah populer
dalam tradisi boga dan pengobatan tradisional Indonesia maupun daerah Asia
Tenggara lainnya. Bagian yang dimanfaatkan adalah rimpangnya yang beraroma
khas. Pemanfaatan lengkuas biasanya dengan mememarkan rimpang kemudian
dicelupkan begitu saja ke dalam campuran masakan. Beberapa zat kimia yang
sudah diketahui terkandung dalam tanaman yang dikenal dengan nama daerah
laos, laja, atau isem ini adalah saponin, tanin, flavonoida, dan minyak atsiri.
Selain itu, terdapat kandungan aktif basonin, eugenol, galangan, dan galangol.
(Rukmana, 2005).
Gambar 4. Kencur
(Anonimb, 2010)
3.2.5 Kunyit
Kunyit dikenal juga dengan nama kunir. Kunyi dapat dimafaatkan sebagai
bumbu masak, pewarna, dan obat tradisional. Disamping itukunyit juga dapat
digunakan sebagai bahan kosmetika tradisional. Induk rimpang kunyit berbentuk
bulat, silindris, membentuk cabang (rimpang) dalam jumlah yang banyak di kiri
dan kanan.
Gambar 6. Kunyit
(Anonimb, 2010)
3.3.2 Adas
Tanaman Adas (Foeniculum vulgare Mill.) adalah tanaman herba tahunan
dari familii Umbelliferae dan genus Foeniculum. Tanaman ini berasal dari Eropa
Selatan dan daerah Mediterania, yang kemudian menyebar cukup luas di berbagai
negara seperti Cina, Meksiko, India, Itali, Indian, dan termasuk negara Indonesia.
Buahnya adalah biji kering dengan panjang 4 - 9 mm (literatur lain 6-10
mm), lebar 3-4 mm, masih muda berwarna biru kehijauan setelah tua hijau
kecoklatan atau coklat kekuningan sampai sepenuhnya coklat, dengan lebar
separuh panjangnya, dan mempunyai alur, bentuk lonjong, beraroma kuat dan
manis. Warna buah berbeda-beda tergantung negara asal. Biji yang dikeringkan
dikenali sebagai biji adas. (Bermawi dkk, 2002).
Gambar 8. Adas
(Septia, 2009)
3.3.3 Pala
Pala (Myristica fragrans Houtt) adalah tanaman daerah tropik yang
memiliki 200 species dan seluruhnya tersebar di daerah tropis. Dalam keadaan
pertumbuhan yang normal, tanaman pala memiliki mahkota yang rindang, dengan
tinggi batang 10 - 18 m. Mahkota pohonnya meruncing ke atas, dengan bagian
paling atasnya agak bulat serta ditumbuhi daunan yang rapat. Daunnya berwarna
hijau mengkilat, panjangnya 5 - 15 cm, lebar 3 - 7 cm dengan panjang tangkai
daun 0,7 -1,5 cm (Ikhwan, 2010).
Buah pala tidak pernah dimanfaatkan oleh orang-orang pribumi sebagai
rempah-rempah. Buah pala sangat baik untuk obat pencernaan yang terganggu,
obat muntah-muntah dan lain-lainya. Daging buah pala sangat baik dan sangat
digemari oleh masyarakat jika telah diproses menjadi makanan ringan, misalnya
asinan pala, manisan pala, marmelade, selai pala, kristal daging buah pala.
Gambar 10. Rempah Pala
(Septia, 2009)
Salah satu produk primer pala adalah minyak pala. Pala mengandung
minyak lemak (fixed oil) sebanyak 25 - 40 % minyak lemak ini dapat diperoleh
dengan cara menggiling dan memeras biji pala tersebut. Apabila minyak lemak
tidak dikeluarkan lebih dahulu, pada penyulingan akan ikut tersuling dan akan
sulit di pisahkan dari minyak palanya. Setelah biji pala digiling kemudian
dimasukkan bejana, dan dilakukan penyulingan selama +10 - 30 jam. Setelah
disaring, minyak ditampung ke dalam botol penampung yang digunakan untuk
memisahkan air dari minyak, rendemen minyak yang diperoleh berkisar antara 7-
16 %. Minyak pala berupa cairan yang hampir tidak berwarna/kuning muda,
dengan bau khas pala, apabila disimpan akan menyerap oksigen dan menjadi
kental. Minyak pala ini dieksport ke Singapura, Perancis, Inggris, Nederland dan
Amerika Serikat (Anonimc, 2012).
3.5.2. Cengkeh
Cengkeh (Syzygium aromaticum, syn. Eugenia aromaticum), dalam bahasa
Inggris disebut cloves adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon
Myrtaceae. Cengkeh dewasa ini sebagian besar di manfaatkan untuk penyedap
makanan sedangkan pemanfaatan untuk kesehatan sudah dikenal selama berabad-
abad (Muhlisan, 2007).
3.5.3 Adas
Adas manis atau anis (Pimpinella anisum) merupakan sejenis tumbuhan
berbunga dari famili Apiaceae yang berasal dari kawasan Laut Tengah bagian
timur dan Asia barat daya. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan semusim yang
tingginya dapat mencapai satu meter. Daun pada bagian dasar tumbuhan ini
berbentuk sederhana, panjangnya 2-5 cm, dan bercuping dangkal, sementara daun
pada bagian batang yang lebih tinggi berbentuk menyirip seperti bulu dan terbagi-
bagi menjadi banyak anak daun. Bunganya berwarna putih, berdiameter 3 mm,
dan bergerombol banyak. Buahnya merupakan skizokarp kering berbentuk
lonjong dengan panjang 3-5 mm.
3.5.3 Rosemary
Rosemary (Rosmarinus officinalis) merupakan sebuah tanaman yang tahan
penyakit dan hama, yang dapat ditumbuhkan melalui pencangkokan. Teh
rosemary dapat membantu mengatasi masalah reumatik dan gejala flu. Tanaman
ini biasanya cocok digunakan sebagai teh maupun bahan makanan (bumbu).
Sekilas bentuk daun rosemary mirip daun cemara jarum, runcing dan jika
diremas aroma harumnya menguap. Daun ini berbatang keras. Rasanya yang
sedikit pahit dengan aroma tajam membuat rempah ini paling cocok dipakai dalam
hidangan mediterania. Di pasar swalayan bear mudah ditemui daun rosemary
segar yang dikemas dalam kotak plastik. Ada juga yang dalam bentuk kering,
dicincang agak halus dan dikemas dalam botol. Sebaiknya belilah dalam kemasan
botol kecil karena aroma rempah ini mudah berkurag jika terkena udara. Untuk
yang segar, cincang atau remas daun-daun yang tajam dan campurkan dalam
bahan-bahan (Septia dkk, 2009).
Gambar 16. Daun rosemary
(Septia, 2009)
3.5.4 Sereh
Tanaman sereh termasuk anggota suku rumput-rumputan yang disebut
Andropogon nardus atau Cymbogob nardus. Berdasarkan hasil pengamatan
batang sereh berwarna hijau muda serta aromanya yang khas.
3.6.2 Klabet
Fenugreek ata u lebih di kenal
dengan istilah klabet kalau, merupakan
salah satu rempah yang cukup
langka dengan rasa yang sedikit pedas. Warnanya kuning sedikit oranye,
bentuknya kecil dengan tekstur yang sedikit keras.
Fenugreek ini biasa digunakan untuk memasak makanan seperti kari. Di negara-
negara lain juga dapat ditemukan fenugreek namun dengan istilah yang berbeda.
Bijinya yang berbentuk persegi berwarna kuning inilah yang digunakan untuk
membuat acar, pasta, ataupun bumbu kari. Tak hanya sebagai bumbu tambahan
pada masakan, Fenugreek juga dipercaya dapat membantu mengatasi penyakit
diabetes dan menjadi salah satu bahan membuat roti di Ethiopia (Odi, 2009).
3.4.4 Ketumbar
Ketumbar (Coriandrum sativum) adalah tumbuhan rempah-rempah yang
populer. Bentuk biji ketumbar kecil-kecil mirip dengan biji lada tetapi kulitnya
tidak keras. Aroma dan rasa ketumbar sangat khas melezatkan masakan tetapi
tidak terlalu tajam di lidah (Kardinan, 2002).
7.1 Kesimpulan
Rempah - rempah di Indonesia dapat diklasifikasikan berdasarkan bagian
tanaman, yaitu batang, buah, umbi, rimpang, daun, dan bunga. Masing - masing
rempah - rempah memiliki karakteristik fisik serta kandungan kimia yang berbeda
tergantung dari fungsi penggunaannya khususnya dalam industri pangan. Semua
jenis rempah memiliki fungsi dan kegunaan yang sangat penting untuk kesehatan
tubuh.
7.2 Saran
Pengenalan serta pemahaman jenis rempah sebaiknya dilakukan pada jenis
rempah yang bervariasi, terutama jenis rempah yang jarang ditemui. Sebaiknya
sebelum diamati rempah tersebut, perlu diketahui dahulu jenis tanamannya
sehingga dapat diketahui dari bagian tanaman mana rempah tersebut berasal.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimc. 2012. Pala dan Pengolahannya. Dinas Perkebunan Tingkat I Irian Jaya,
Irian Jaya.
Balittro. 2010. Penggunaan Minyak Serai Wangi sebagai Bahan Bio-Aditif Bahan
Bakar Minyak. Pusat Penelitian dan Pengembangan Departemen
Pertanian, Jakarta.
Bermawie, N., Nur, A., dan Otih, R. 2002. Karakterisasi Morfologi dan Mutu
Adas (Foeniculum Vulgare Mill.). Buletin Tanaman Rempah dan Obat.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid III. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan Republik Indonesia, Jakarta.
Taurin E., Rusli S., dan Mapiliand. 1989. Distillation of Fennel Oil. Agris Centre
Record.
Nur Fitri Handayani - 240210110047
VI. PEMBAHASAN
Parry (1969) mendefinisikan rempah-rempah adalah produk kering
tanaman yang menambah cita rasa dan aroma pada makanan. Berasal dari akar,
kult kayu, daun, biji, bunga dan bagian lain dari tanaman. Food and Drug
Administration mendefinisikan rempah-rempah adalah hasil tanaman apapun
yang mempunyai aroma spesifik dan mengandung senyawa volatil secara
keseluruhan atau sebagian bila dipotong. Dalam hal ini tidak termasuk keluarga
bawang-bawangan seperti bawang bombay, bawang merah, dan bawang putih
serta seledri yang juga memiliki aroma spesifik (Herudiyanto dan R. Indiarto,
2008).
Rempah-rempah digunakan sehari-hari seperti memasak atau digunakan
untuk meramu jamu tradisional. Hasil olahan rempah-rempah dapat dimanfaatkan
dalam industri parfum, farmasi, flavor, pewarna dan lain-lain. Jadi pada dasarnya
rempah-rempah adalah semua hasil tanaman yang dikeringkan atau yang
mempunyai aroma dan cita rasa spesifik, mengandung minyak atsiri atau minyak
makan dalam bentuk utuh, potongan atau serbuk yang dapat memberikan cita rasa
kedalam makanan dan minuman dengan tanpa penambahanzat aditif lain, dapat
berasal dari akar, kulit, batang, daun, biji,bungan dan bagian lain tanaman
(Herudiyanto dan R. Indiarto, 2008). Praktikum kali ini dilakukan pengamatan
mengenai bentuk, aroma,warna serta struktur fisik dari berbagai macam rempah-
rempah. Sampel rempah yang diamati terdapat 20 jenis. Hasil pengamatan
disajikan pada tabel berikut.
6.1 Ketumbar
Tanaman ketumbar berupa semak semusim, dengan tinggi sekitar satu
meter. Akarnya tunggang bulat, bercabang dan berwarna putih. Batangnya
berkayu lunak, beralur, dan berlubang dengan percabangan dichotom berwarna
hijau. Tangkainya berukuran 5-10 cm. Daunya majemuk, menyirip, berselundang
dengan tepi hijau keputihan. Buahnya berbentuk bulat, waktu masih muda
berwarna hijau dan setelah tua berwarna kuning kecokelatan. Bijinya berbentuk
bulat dan berwarna kuning kecokelatan (Astawan, 2009). Tanaman ketumbar
(Coriandrum sativum Linn) selain untuk bumbu masak juga mempunyai nilai
medis.
Komponen aktif pada ketumbar adalah sabinene, myrcene, alfa-terpinene,
ocimene, linalool, geraniol, decanal, desilaldehida, trantridecen, asam
petroselinat, asam oktadasenat, d-mannite, skopoletin, p-simena, kamfena, dan
felandren. Komponen-komponen tersebutlah yang menyebabkan ketumbar
memiliki reputasi yang bagus sebagai komponen obat (Astawan, 2009). Kegunaan
ketumbar sebagai bahan obat antara lain untuk diuretik (peluruh air .kencing),.
antipiretik.(penurun.demam),/stimulan.(perangsang), stomatik. (penguat
lambung),
laxatif.(pencahar.perut),.antelmintif (mengeluarkan cacing), menambah selera
makan, mengobati sakit empedu dan bronchitis (Wahab dan Hasanah, 1996).
Biji ketumbar (Coriandrum sativum L.) bermanfaat sebagai antidiabetes
(Gallagher et al., 2003), dan memberi efek stimulasi dalam proses pencernaan
(Cabuk et al., 2003). Biji ketumbar memiliki kandungan minyak atsiri berkisar
antara 0,4%-1,1% (Astawan, 2009). Minyak atsiri pada biji ketumbar memiliki
sifat antimikroba terhadap spesies patogen seperti Salmonella (Isao et al., 2004).
Salah satu komponen aktif pada ketumbar adalah linalool (Cantore, 2004).
Minyak atsiri dan linalool dalam biji ketumbar dapat merangsang proses
pencernaan pada hewan (Cabuk et al., 2003). Aktivitas biologis didalamnya dapat
efek merangsang sekresi enzim pencernaan dan peningkatan fungsi hati
(Hermandez et al., 2004). Ketumbar adalah antibakteri potensial (Kubo et al.,
2004). Kadar minyak atsiri yang terkandung pada biji ketumbar sebanyak 0,5%-
1% mampu menjadiantimikroba terhadap spesies patogen seperti Salmonella (Isao
et al., 2004).
6.2 Klabet
6.3 Pala
6.5 Cengkeh
Tanaman lada (Piper ningrum L.) merupakan salah satu jenis tanaman
rempah-rempah yang tergolong ke dalam famili Piperaceae. Hasil utama dari
tanaman lada adalah buah yang berbentuk bulat dengan garis tengah 4 – 6 mm.
Buah lada melekat pada tandan malai yang panjangnya 5 – 15 cm dan setiap
tandan terdiri atas 50 – 60 butir buah. Kulit buah lada yang masih muda berwarna
hijau, lalu berubah menjadi kuning kemerah-merahan dan merah jika telah masak
serta menjadi hitam jika buahnya kering. Biji tanpa kulit buah mempunyai garis
tengah 3 – 4 mm (Purseglove et al., 1981). Pemanenan lada dapat didasarkan atas
tingkat kematangannya.
Tingkat kematangan buah lada ada tiga, yaitu matang susu, matang penuh,
dan matang petik. Menurut Laksmanahardja dan Mulyono (1986), buah lada
matang susu adalah buah yang berwarna hijau dan bila dipijit akan keluar cairan
seperti susu. Buah lada matang penuh adalah buah yang berwarna hijau tua dan
tidak pecah, serta disebut juga matang petik untuk lada hitam. Buah lada matang
petik adalah buah yang sebagian berwarna kuning atau merah, yang disebut juga
sebagai matang petik untuk lada putih. Menurut Syakir (1996), untuk keperluan
lada hijau, buah lada dipanen sekitar 4 – 5 bulan sesudah pembungaan, cirinya
adalah teksturnya yang masih cukup keras, dan berwarna hijau. Lada hitam
dipanen sekitar 7 – 8 bulan setelah pembungaan, cirinya adalah apabila butir-butir
buah mencapai ukuran normal, cukup keras sehingga sukar dihancurkan dengan
tangan dan berwarna hijau tua sedangkan lada putih dipanen sekitar 8 – 9 bulan
setelah pembungaan, saat butir-butir lada berwarna hijau kekuningan hingga
kemerahan.
Biasanya apabila dalam sebuah tandan terdapat 1-2 butir lada berwarna
kuning maka tandan tersebut sudah dapat dipetik. Menurut Purseglove et al.
(1981), buah lada memiliki kandungan sebagai berikut : minyak menguap,
alkaloid, resin, protein, selulosa, pati, mineral, dan lain-lain. Secara umum
komposisi lada hijau kering lebih menyerupai lada hitam. Buah lada hijau segar
mempunyai komposisi kimia seperti pada tabel berikut.
Tabel 3. Komposisis Kimia Lada
Menurut Purseglove et al. (1981), baik minyak atsiri dan minyak yang
tidak menguap berkontribusi pada organoleptik rempah lada. Bau dan flavor
ditentukan dari komposisi minyak atsiri, sedangkan karakteristik pedas dihasilkan
dari alkaloid yang tidak menguap, terutama piperine. Degaradasi warna hijau
dapat disebabkan oleh reaksi browning. Menurut Meyer (1982), pencokelatan
enzimatis berlangsung pada bagian tanaman yang terluka baik memar, terpotong,
beku, atau karena penyakit. Prinsip reaksi ini adalah oksidasi fenol atau polifenol
oleh enzim. Enzim yang berbeda dapat mengkatalis oksidasi fenol dan turunannya
dengan oksigen dari udara. Enzim ini disebut “fenol oksidase” atau fenolase.
Klorofil juga akan mengalami degradasi akibat perlakuan panas maupun
pengasaman. Rusaknya struktur pada klorofil tersebut dikarenakan hilangnya ion
Mg sehingga terjadi perubahan senyawa klorofil menjadi senyawa feopitin atau
feoporbid (Gambar 6). Winarno (1973) menambahkan, klorofil mempunyai sifat
yang sangat labil. Dalam asam lemah, ion Mg dalam klorofil akan disubstitusikan
dengan ion H. Hal ini akan menyebabkan berubahnya warna klorofil yang hijau
menjadi warna cokelat, yaitu warna dari pheophytin.
6.8 Kencur
Kencur (Kaempferia galanga L) merupakan tanaman tropis yang banyak
tumbuh diberbagai daerah di Indonesia sebagai tanaman yang dipelihara. Tanaman
ini banyak digunakan sebagai ramuan obat tradisional dan sebagai bumbu dalam
masakan sehingga para petani banyak yang membudidayakan tanaman kencur
sebagai hasil pertanian yang diperdagangkan dalam jumlah yang besar. Bagian
dari tanaman kencur yang diperdagangkan adalah buah akar yang tinggal didalam
tanah yang disebut dengan rimpang kencur atau rizoma (Soeprapto,1986).
6.10 Rosemary
Rosmarinus officinalis merupakan spesies dari famili Lamiaceae dan dari
genus Rosmarinus. Minyak atsiri dari Rosmarinus officinalis yang tumbuh di
provinsi SiChuan, Cina telah dilaporkan mengandung 1,8-cineole, α-pinene, dan
β- pinene (Wang dkk, 2008). Penelitian yang dilakukan Gachkar dkk. (2007),
melaporkan kandungan utama dari rosemary adalah piperitone, linalool, dan α-
pinene. Sedangkan hasil penelitian dari Graber dkk (2010) menyebutkan
kandungan utama dari minyak atsiri rosemary adalah β-mirsen, kampor, α-pinene,
dan 1,8-cineole. Tanaman ini biasanya cocok digunakan sebagai teh maupun
bahan makanan. Fungsi lainnya sebagai bahan kosmetik, khususnya digunakan
pada rambut atau sebagai aromaterapi (Phil, 2006). Selain itu dapat digunakan
sebagai repelent alami terhadap serangga seperti nyamuk Aedes aegypti. Repelent
adalah zat yang membuat serangga tidak tertarik terhadap manusia sehingga
terhindar dari gigitannya (Rutledge, 2005). Senyawa α- pinene dan verbenone
sebagai senyawa mayor pada rosemary juga ditemukan di Algeria (Bousbia,
2009). Di China senyawautamanya antara lain α-pinene, camphene, 1,8-cineole,
dan camphor (Wang, 2008). Sedangkan di pulau Sardinia, senyawa utama minyak
atsiri rosemary adalah α-pinene, borneol, camphene, camphor, verbenone, dan
bornyl acetate (Gackhar, 2007).
Senyawa mayor yang terkandung dalam rosemary dapat berbeda, yang
dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu musim, letak geografis, keadaan tanah, faktor
genetika , bagian tanaman, perlakuan dalam memanen dan penyimpanan (Hussain
2009). Menurut Simon et al. (1984), dalam jurnal penelitian dari Kardinan (2007),
dikatakan bahwa kandungan yang terdapat dalam minyak atsiri rosemary sering
digunakan sebagai penolak serangga antara lain cineole, kapur barus, camphene,
linalool, limeon, borneon, myrcene, terpineol dan caryophyllene.
6.11 Jinten
Tanaman Jinten hitam (N. sativa) merupakan salah satu spesies dari genus
Nigella yang memiliki kurang lebih 14 spesies tanaman yang termasuk dalam
famili Ranunculaceae. Biji dan daun jinten hitam mengandung saponin dan
polifenol (Hutapea, 1994). Kandungan kimia jinten hitam adalah minyak atsiri,
minyak lemak, melantin (saponin), nigelin (zat pahit), zat samak, nigelon,
tymoquinone (Hargono,1985). Menurut Landa (2006) kandungan jinten hitam (N.
sativa) antara lain minyak volatil yang berwarna kuning (0.5-1.6%), minyak
campuran (35.6- 41.6%), protein (22.7%), asam amino, gula reduksi, alkaloid,
asam organik, tanin, resin, glukosida, toksik, metarbin, serat, mineral, vitamin,
thiamin, niasin, piridoksin, asam folat.
Tabel 4. Komposisi Kimia Jinten Hitam
Jinten hitam umumnya digunakan di Timur Tengah sebagai obat
tradisional untuk memperbaiki berbagai kondisi kesehatan manusia (Al-Saleh et
al. 2009). Biji jinten hitam berkhasiat sebagai obat cacing (Hutapea 1994).
Sedangkan menurut Hargono (1952), biji jinten hitam berguna sebagai pelancar
air susu ibu, pencegah muntah, pencahar, dan pengobatan pasca persalinan.
Berdasarkan berbagai penelitian yang telah dilakukan jinten hitam memiliki
banyak kegunaan. Beberapa kegunaan jinten hitam menurut El Kandi dan Kandil
(1987) adalah sebagai berikut :
a. Memperkuat sistem kekebalan tubuh dari serangan virus dan bakteri.
b. Salah satu khasiat yang telah teruji untuk sistem kekebalan tubuh adalah
jinten hitam dapat meningkatkan jumlah sel limfosit dan monosit. Jinten
hitam dapat meningkatkan rasio antara sel T helper dengan sel T supresor
sebesar 72% yang berarti meningkatkan aktivitas fungsional sel kekebalan
tubuh.Mempertahankan tubuh dari serangan kanker dan HIV.
c. Sebagai Anti Histamin dan Anti Alergi. Berdasarkan penelitian
Chakravaty (1993) mengemukakan bahwa kristal nigellon merupakan
agen penghambat histamin. Cara kerjanya adalah dengan menghambat
proteinkinase C yang dikenal sebagai zat yang memacu pelepasan
histamin. Kristal nigellon juga menurunkan pengambilan kalsium dari sel-
sel penyanggah sehingga dapat menghambat pelepasan histamin.
d. Meningkatkan laktasi, meningkatan metabolisme, memperlancar
pencernaan memperlancar peredaran darah, menurunkan tekanan darah,
menurunkan tingkat gula darah, menstimulasi periode menstruasi,
meningkatkan jumlah sperma. Jinten hitam juga dapat menghilangkan
cacing dan parasit dalam usus, meredakan bronkhitis dan batuk,
menurunkan demam, menenangkan jaringan syaraf, mendorong
pertumbuhan rambut, mencegah kerontokan rambut, dan mencegah
pengeriputan dan iritasi kulit (El Tahir dan Ashour 1993).
e. Komponen alkaloid dalam jinten hitam yaitu nigelline yang menyebabkan
rasa pahit berfungsi menurunkan demam, membersihkan dan
mengeringkan pengeluaran ekskresi, menguatkan jaringan, mencegah
iritasi kulit, meningkatkan nafsu makan dan metabolisme, membantu
masalah pencernaan dan mengurangi kelebihan asam (El Tahir dan Ashour
1993).
Hasil penelitian pada Cancer and Immuno Biological Laboratory (Anonim
2004) mengemukakan jinten hitam menstimulasi sumsum tulang dan sel imun,
produksi interferon (berupa protein berjenis glikoprotein), melindungi sel normal
dan perusakan sel oleh virus, menghancurkan sel tumor dan meningkatkan jumlah
antibodi yang diproduksi sel-B. Jinten hitam juga baik dikonsumsi oleh orang
yang sehat karena jinten hitam mengikat radikal bebas dan menghilangkannya.
Selain itu, jinten hitam mengandung beta-carotene yang dikenal dapat
menghancurkan sel karsinogenik.
6.12 Jahe
Jahe (Zingeber officinale Rosc) termasuk salah satu komoditas pertanian
berupa tanaman rempah yang mempunyai nilai sosial dan ekonomi cukup tinggi.
Produk jahe telah dijadikan salah satu komoditas ekspor bahkan termasuk dalam
sembilan besar rempah-rempah yang diperdagangkan di dunia. Ekspor jahe
Indonesia setiap tahunnya baru sekitar 2-4% kebutuhan dunia. Kebutuhan dalam
negeri pun ternyata tidak sedikit. Kebutuhan ini akan meningkat terus seiring
pertambahan penduduk (Paimin dan Murhananto, 2000). Rimpang jahe (Rhizoma)
mengandung beberapa komponen kimia antara lain air, serat kasar, pati, minyak
atsiri, oleoresin, dan abu. Jumlah masing-masing komponen berbeda-beda pada
jahe tergantung daerah penghasilnya, karena adanya perbaikan iklim, curah hujan,
keadaan tanah, lingkungan dan lain-lain sebagainya (Pinem, 1988).
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1981) komposisi
jahe segar per 100 gr bahan adalah seperti tercantum pada Tabel 4 di bawah ini.
6.13 Kapulaga
Rasa dan aroma kapulaga sangat khas. Kapulaga adalah sejenis buah yang
sering digunakan sebagai rempah (bumbu) untuk masakan tertentu dan juga untuk
campuran jamu. Ada dua macam kapulaga yang banyak digunakan di Indonesia,
yakni kapulaga Jawa (Amomum compactum) dan kapulaga sabrang atau kapulaga
India (Elettaria cardamomum); kedua-duanya termasuk ke dalam suku jahe-
jahean atau Zingiberaceae. Jenis kapulaga (Amomum cardamomum) adalah salah
satu rempah tertua di dunia. Salah satu rempah termahal ini berasal dari India
Selatan, kemudian menyebar ke Srilanka, Asia Tenggara hingga Guatemala.
Sebelum umum digunakan sebagai bumbu masakan, kapulaga lebih banyak
dipakai untuk perawatan tubuh dan kesehatan.
Aroma kapulaga yang sedap berasal dari kandungan minyak atsiri yang
terdiri dari lima zat utama, yaitu borneol yang berbau seperti getah pohon kamper,
alfa-terpinilasetat, limonene, dan alfa terpinen yang harum seperti jeruk, dan
cineol yang wangi pedas seperti minyak kayu putih. Kapulaga juga banyak
dimanfaatkan untuk membuat minuman tradisional atau jamu. Penggunaan
kapulaga dalam masakan meluas ke seluruh dunia. Aromanya yang kuat
menyengat membuatnya banyak dipakai untuk masakan berbumbu tajam. Di
negeri asalnya India, kapulaga digunakan sebagai bumbu penyedap kari ayam atau
daging.
6.14 Serai
Secara tradisional, daun salam digunakan sebagai obat sakit perut. Daun
salam juga dapat digunakan untuk menghentikan buang air besar yang berlebihan.
Pohon salam bisa juga dimanfaatkan untuk mengatasi asam urat, stroke, kolesterol
tinggi, melancarkan peredaran darah, radang lambung, diare, gatal-gatal, kencing
manis, dan lain-lain. Penggunaan daun salam sebagai obat disebabkan oleh
kandungannya yakni pada daun salam kering terdapat sekitar 0,17% minyak
esensial, dengan komponen penting eugenol dan metil kavikol (methyl chavicol)
di dalamnya. Ekstrak etanol dari daun menunjukkan efek antijamur dan
antibakteri, sedangkan ekstrak metanolnya merupakan anticacing, khususnya pada
nematoda kayu pinus Bursaphelenchus xylophilus. Kandungan kimia yang
dikandung tumbuhan ini adalah minyak atsiri, tannin, dan flavonoida. Bagian
pohon yang bisa dimanfaatkan sebagai obat adalah daun, kulit batang, akar, dan
buah.
6.17 Adas
Gambar 3. Kunyit.
Sumber : Dokumentasi Pribadi.
7.2 Saran
Sebaiknya pada saat pengamatan sampel yang digunakan lebih banyak
sehingga pada saat pengamatan praktikan tidak berebut. Selain itu pengamatan
sebaiknya dilakukan lebih teliti seperti pendiskripsian aroma, warna, tekstur dan
karakteristik fisik.
DAFTAR PUSTAKA
Conti, B., Canale, A., Cioni, P.L., Flamini, G., 2010. Repellence of essential oils
from tropical and Mediterranean Lamiaceae against Sitophilus zeamais.
Bulletin of Insectology, 63 (2), 197-202.
Gachkar, L., Yadegari, D., Rezaei, M.B., Taghizadeh, M., Astaneh, S.A., Rasooli,
I., 2007. Chemical and biological characteristics of Cuminum cyminum and
Rosmarinus officinalis essential oils. Food Chemistry, 102, 898- 904.
Graber, M.F., Pérez-Correa, J.R., Verdugo, G., Del Valle, J.M., Agosin, E., 2010.
H. Dan S. Atmowidjojo (eds.). Tantangan Pengembangan dan Fakta Jenis
Hoffmann, David L., New Holistic Herbal, Herbal Materia Medica: 2 hlm.
Munir, A. 2001. Fakta Jenis Tanaman Rempah : Temu Kunci. Di dalam: Sutarno,
Naidu AS, Bidlack WR, Crecelius AT. 2000. Flavonoids. Di dalam: Naidu AS.
Editor. Natural food antimicrobial systemsi. New York: CRC Press.
Oleszek WA. 2000. Saponins. Di dalam. Naidu AS, Editor. Natural food
antimicrobial system. New York: CRC Press.
Oyen LPA, Nguyen XD. 1999. Plant resources of South-East Asia No 19. Esential
oil plant. Bagor: Prosea Bogor Indonesia.
Oyen LPA. 1999. Cimbopogon citratus (DC) Staff. Di dalam: Oyen LPA, Nguyen
XD, editor. Plant resources of South-East Asia No 19. Esential oil plant.
Bagor: Prosea Bogor Indonesia.
Pursgelove, S.W., Brown, E.G., Green, C.L. dan Robbins, S.R.L. 1981. Spices 2.
Rusli, S dan Hobir. 1990. Hasil penelitian dan pengembangan tanaman minyak
atsiri. Simposium I. Hasil Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri.
Puslitbang Tanaman Industri – Bogor.
Wang, W.,Wu, N., Zu, Y.G., Fu. Y.J., 2008. Antioxidative activity of Rosmarinus
officinalis L. essential oil compared to its main components. Food
Chemistry, 108, 1019- 1022.
VI.PEMBAHASAN
Indonesia termasuk ke dalam daftar Negara-negara produsen rempah-
rempah utama dunia bersama India, Banglades, dan Negara-negara lainnya.
Rempah dikonsumsi masyarakat untuk berbagai keperluan seperti penambah
citarasa, dan juga pengawet pada makanan, maupun digunakan dalam pengobatan
tradisional.
Rempah-rempah merupakan bahan pangan yang digunakan sebagai
bumbumasak memiliki beberapa sifat karena kandungan senyawa oleoresin,
yaitudaya anti mikroba dan daya anti oksidan. Penggunaan rempah dalam
jumlahyang cukup dalam suatu masakan disertai dengan pemanasan
dapatmempertahankan makanan dari kerusakan mikrobiologi dan
kimiawi.Kandungan senyawa oleoresin dan konsentrasinya pada setiap jenis
rempah berbeda-beda, sehingga akan berbeda pula aroma, warna, rasa
sertakemampuan anti mikroba dan anti oksidan yang dimilikinya.
Praktikum kali ini dilakukan pengamatan terhadap struktur dan sifat fisik
dari berbagai jenis rempah. Praktikum dilakukan dengan cara mengamati warna,
aroma, bentuk, serta penggolongan masing-masing rempah yang dijadikan
sampel. Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel 1. dibawah ini.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Struktur dan Sifat Fisik Berbagai Jenis Rempah
No. Rempah Bentuk Warna Gambar Aroma Struktur Fisik
Keras, kering
Khas cengkeh
1 Cengkeh Pucuk bunga Cokelat kehitaman
(kuat)
Kasar
Daun berlapis,
2 Sereh Hijau kecokelatan Khas serai
panjang
Keras dan
kering
Kecil, memanjang
3 Adas Kuning Khas adas
(seperti gabah)
Keras dan
Panjang seperti kering
4 Jinten Cokelat Khas jinten
gabah
Keras dan halus
Keras, kering
Cokelat muda
6 Kayu manis Batang, panjang Khas kayu manis
kehitaman
Keras, kering
Khas ketumbar
7 Ketumbar Bulat Cokelat muda
(tajam)
Berserat, berair
Kulit : cokelat muda
8 Kencur Rimpang Khas kencur
Daging : putih
Berserat dan
berair
Kulit : cokelat muda
9 Jahe Rimpang Daging : kuning Khas jahe
kehujauan
Keras berair
Salem (nila)
10 Lengkuas Rimpang Khas lengkuas
kecokelatan
Permukaannya
Menyirip, halus, bagian
Khas daun jeruk bawah sedikit
11 Daun jeruk pinggirannya Hijau
(tajam) kasar.
bergerigi
Keras, kering
Cokelat tua
12 Lada hitam Bulat tidak beraturan Khas merica
kehitaman
Keras
Bunga
13 Meneyerupai bunga Cokelat kehitaman Khas bunga lawang
lawang
Keras, kering
Keras, kering,
rpauh
15 Kapulaga Bulat Cokelat tua Khas kapulaga
Keras, berair
Menyirip,
17 Daun salam Hijau daun Khas daun salam
pinggirnya rata
Keras, berair
Keras, kasar,
kering
19 Rosemary Kecil memanjang Kuning kehijauan Khas rosemary
Keras, kering
e. Ketumbar
Ketumbar memiliki cirri fisik hampir sama seperti lada putih. Namun,
ukuran ketumbar sedikit lebih kecil dibandingkan dengan lada putih. Ketumbar
dapat digunakan untuk sayuran, bahan penyedap dan obat-obatan, mengandung
karbohidrat, lemak dan protein yang cukup tinggi (Wahab dan Hasanah, 1996).
Ketumbar mempunyai aroma yang khas, aromanya disebabkan oleh
komponen kimia yang terdapat dalam minyak atsiri. Ketumbar mempunyai
kandungan minyak atsiri berkisar antara 0,4-1,1%, komponen utama minyak
ketumbar adalah d-linalool (koriandrol) yang jumlah sekitar 60-70% dengan
komponen pendukung yang lainnya adalah geraniol (1,6-2,6%), geranil asetat (2-
3%), kamfor (2-4%) dan mengandung senyawa golongan hidrokarbon berjumlah
sekitar 20% (α-pinen, β-pinen, dipenten, p-simen, α-terpinen dan γ-terpinen,
terpinolen dan fellandren) (Guenther, 1990). Dari hasil pengamatan sifat dan
karateristik fisik, sama seperti rempah biji lainnya, ketumbar yang kami amati
masih dalam keadaan baik, sehingga tidak terlihat perbedaan yang mencolok jika
dibandingkan dengan literatur.
f. Kencur
Kencur (Kaempferia galanga) termasuk suku tumbuhan Zingiberaceae dan
digolongkan sebagai tanaman jenis empon-empon yang mempunyai daging buah
paling lunak dan tidak berserat. Kencur merupakan terna kecil yang tumbuh subur
di daerah dataran rendah atau pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu
banyak air. Rimpang kencur mempunyai aroma yang spesifik. Daging buah
kencur berwarna putih dan kulit luarnya berwarna coklat. Jumlah helaian daun
kencur tidak lebih dari 2-3 lembar dengan susunan berhadapan. Bunganya
tersusun setengah duduk dengan mahkota bunga berjumlah antara 4 sampai 12
buah, bibir bunga berwara lembayung dengan warna putih lebih dominan. Kencur
tumbuh dan berkembang pada musim tertentu, yaitu pada musim penghujan.
Kencur dapat ditanam dalam pot atau di kebun yang cukup sinar matahari, tidak
terlalu basah dan di tempat terbuka.
Minyak atsiri kencur mengandung senyawa-senyawa yang mempengaruhi
aromanya, senyawa tersebut antara lain sineol, asam metil kanil dan penta dekaan,
asam sinamat, etil ester, borneol, kamphene, paraeumarin, asam anisat, dan
senyawa alkaloid.
g. Jahe
Jahe merupakan rempah yang biasa digunakan sebai obat herbal. Hal ini
karena jahe memiliki sifat hangat yang disebabkan oleh senyawa oleoresin dari
rasa pedasnya. Senyawa oleoresin yang dimiliki oleh jahe antara lain gingerol,
shogaol, zingerone, resin dan minyak atsiri.
Hasil dari pengamatan yang kami lakukan memiliki sifat fisik yang tidak
jauh berbeda dengan literatur. Hanya saja, aroma jahe sudah tidak terlalu tercium
karena senyawa khas jahe memiliki sifat volatil sehingga telah terjadi penguapan.
h. Lengkuas
Lengkuas memiliki ciri fisik yang tidak terlalu berbeda dengan jahe.
Namun, lengkuas jika dipotong terlihat banyak serabut. Kandungan lengkuas juga
berbeda dengan jahe. Senyawa kimia yang terdapat pada lengkuas antara lain
mengandung minyak atsiri, minyak terbang, eugenol, seskuiterpen, pinen, metil
sinamat, kaemferida, galangan, galangol, dan kristal kuning. Minyak atsiri yang
dikandungnya antara lain galangol, galangin, alpinen, kamfer, dan methyl-
cinnamate.
Jika dibandingkan antara hasil pengamatan dan literatur, lengkuas tidak
memiliki perbedaan terlalu banyak. Hal ini menunjukkan bahwa lengkuas yang
kami amati masih dalam keadaan baik. Namun, senyawa aroma khas dari
lengkuas sudah sedikit menghilang karena terjadinya penguapan dari lengkuas.
i. Daun Jeruk
Daun jeruk biasa digunakan sebagai pelengkap aroma dari suatu masakan.
Daun jeruk senyawa sitral dan limonene, yang menjadikan daun jeruk juga
berkhasiat meringankan demam dan batuk.
` Karakteristik minyak daunnya terutama didominasi oleh minyak atsiri (-)-
(S)-citronelal (80%), sisanya adalah citronelol (10%), nerol dan limonena. Jeruk
purut adalah istimewa karena pada jeruk-jeruk lainnya yang mendominasi adalah
enantiomernya, (+)-(R)-citronelal (juga dapat ditemukan pada serai).
Daun jeruk yang kami amati masih cukup baik jika dibandingkan dengan
literatur. Hal ini karena daun jeruk tidak terlalu banyak mengalami penguapan dari
bahan karena daun jeruk memiliki lapisan tipis, licin, dan mengkilat pada
permukaannya yang dapat mencegah proses penguapan dari bahan ke lingkungan.
j. Bunga Lawang
Bunga lawang dijadikan rempah untuk menyedapkan makanan sama
seperti kulit kayu manis dan bunga cengkih. Bunga lawang mempunyai bau wangi
dan kuat. Bagi masyarakat Melayu, bunga lawang digunakan untuk menumis,
menambah aroma masakan seperti nasi minyak, sup berempah, beriani, masakan
lauk pauk berempah seperti daging, makanan laut dan ayam. Bunga lawang juga
menambah aroma seperti dalam masakan acar. Untuk kegunaan perobatan di Asia
digunakan untuk mengobati colic (angin) dan rheumatik (sakit sendi). Bunga
lawang juga biasa dijadikan perasa berbagai jenis teh
k. Pala
Pala (Myristica fragan Haitt) merupakan rempah asli Indonesia. Sudah
lama pala dikenal sebagai rempah-rempah penghasil minyak atsiri. Minyak ini
merupakan salah satu bahan dasar dalam industri minuman dan kosmetik. Secara
umum manfaat pala diambil dari kulit batang hingga daging buahnya.
Bunga pala berwarna kuning pucat, lunak dan berbau harum. Buah pala
berwarna kuning hijau, tekstur keras, diameter bervariasi antara 3 - 9 sentimeter.
Bila buah masak maka daging buahnya akan terbuka, sehingga terlihat biji yang
berwarna coklat dan tertutup oleh arilis berwarna merah cerah dan berbentuk
seperti jala atau berlubang-lubang. Selaput merah ini jika telah kering disebut fulu
(mace). Biji pala kering bewarna coklat berbentuk bulat telur, panjang kira-kira
1.5 - 4.5 sentimeter dan tebal 1 - 2,5 sentimeter.
Biji pala sendiri lebih banyak mengandung elemisi, pectin, saponin,
miristisin, atsiri, asam oleanolat, enzim lipesa, dan lemonena.
m. Lada Hitam
Ciri-ciri morfologi tanaman lada hitam antara lain merupakan tanaman
semak belukar, herba, berbatang kecil menjalar dan bunganya majemuk berbentuk
bulir dan menggantung. Tanaman ini mempunyai karakter kimia mengandung
asam amida atau disebut juga piperin yang pada umumnya dimiliki oleh beberapa
spesies dalam famili Piperaceae, dan mengandung minyak atsiri (Heinrich, 2003).
Lada hitam memiliki rasa pedas dan aroma yang khas. Rasa pedas
tersebutkarena adanya zat piperine, piperanin, dan chavicine. Sedangkan aroma
dari biji lada akibat adanya minyak atsiri, yang terdiri dari beberapa jenis minyak
terpene. Lada hitam kering mengandung 1,2 – 2,6% minyak atsiri yang terdiri
darisabinine (15-25%), caryophyllene,α-pinene,β-pinene,β-ocimene,δ-guaiene,
farnesol,δ-cadinol, guaiacol, 1-phellandrene, 1,8 cineole, p-cymene, carvone,
citronellol,α-thujene,α-terpinene, bisabolene, dl-limonene, dihydrocarveol,
camphene dan piperonal (Muhidin,2008).
p. Temu Kunci
Kaempferia pandurata Roxb atau lebih dikenal dengan temu kunci
merupakan salah satu temu-temuan yang diperkirakan mempunyai khasiat obat,
yang telah digunakan baik secara tradisional maupun modern. Temu kunci lazim
dikenal oleh para ibu rumah tangga saat memasak di dapur. Adapun khasiat dari
temu kunci adalah sebagai obat sariawan, perut kembung, sukar buang air kecil,
gatal-gatal, keputihan dan panas dalam. (Anonimb.2013)
Dilaporkan temu kunci memiliki efek antibakteri dan dapat menghambat
berbagai macam kuman patogen. Kandungan kimia temu kunci yang diperkirakan
memiliki efek antibakteri adalah golongan phenol, phenolic acid, tannin dan
terpenoid. Berdasarkan bactericidal test, ekstrak methanol temu kunci dengan
konsentrasi 0,005% dapat menginaktifkan Streptococcus mutans dalam 1 menit
dan aktifitasnya lebih kuat dari pada ekstrak teh hijau. Bahan aktif yang
terkandung dalam ekstrak temu kunci juga menunjukkan potensi antibakteri
terhadap Porphyromonas ginggivalis, S. aureus dan S. sangius. (Anonimb.2013)
q. Daun Salam
Daun salam adalah jenis tanaman obat yang pada umumnya dipergunakan
oleh masyarakat Indonesia sebagai bumbu masakan. Tanaman salam digolongkan
ke dalam ordo Myrtales, famili Myrtaceae, genus Syzygium, spesies Syzygium
polyanthum Wight. Tanaman ini juga dikenal dengan nama Eugenia polyantha
Wight., ubar serai (Melayu), serai kayu (Sumatera), gowok (Sunda) dan manting
(Jawa). Tanaman ini umumnya tersebar di daerah Thailand ke arah selatan sampai
Indonesia. Di Pulau Jawa, tanaman ini tersebar dominan di daerah Jawa Barat
sampai Jawa Timur pada ketinggian 5 meter sampai 1.000 meter di atas
permukaan laut. Tanaman salam dapat tumbuh di dataran rendah sampai
pegunungan dengan ketinggian 1800 meter. Populasi tanaman ini banyak tumbuh
di hutan maupun rimba belantara, bahkan seringkali masih dapat ditemukan pada
ketinggian 2000 m diatas permukaan laut. (Anonimc.2013)
Tanaman salam memiliki daun hijau yang rimbun, pohon atau perdu, daun
tunggal, bersilang berhadapan, pada cabang mendatar seakan-akan tersusun dalam
2 baris pada 1 bidang. Pada umumnya tanaman ini tidak memiliki daun penumpu.
Sementara itu, bunga pada tanaman salam umumnya berkelamin ganda, kelopak
dan mahkota masing-masing terdiri atas 4-5 daun kelopak dan sejumlah daun
mahkota yang sama, dan kadang-kadang berlekatan. Benang sari banyak, kadang-
kadang berkelopak berhadapan dengan daun-daun mahkota, berwarna cerah, dan
kadang-kadang menjadi bagian dari bunga. Hal yang paling menarik adalah bakal
buah yang tenggelam, mempunyai 1 tangkai putik, beruang 1 sampai banyak, dan
dengan 1-8 bakal biji dalam tiap ruang. Biji dengan sedikit atau tanpa endosperm,
lembaga lurus, bengkok atau melingkar. Penggunaan tanaman salam sebagai obat-
obatan tradisional dipilih karena secara empiris mampu menurunkan lipid
peroksida di dalam darah. Kadar lipid darah yang tinggi merupakan pemicu
terbentuknya radikal bebas yang merupakan inisiator dari berbagai penyakit
degenaratif. Hal tersebut mengindikasikan adanya senyawa antioksidan pada
salam yang mampu menangkal radikal bebas. Hal tersebut dibuktikan oleh
penelitian Ekawati (2007), bahwa ekstrak daun salam pada konsentrasi 1000 ppm
secara in vitro menunjukkan aktivitas antioksidan yang optimal yaitu dengan
rerata 67.39%. Sementara itu, penelitian Syaefudin (2008) menunjukkan bahwa
ektrak etanol 70% daun salam memiliki aktivitas antioksidan sebesar 70%.
Jumlah tersebut menunjukkan persentase yang lebih tinggi dibandingkan vitamin
E, yang hanya memiliki daya antioksidasi sebesar 66.47%. Senyawa antioksidan
yang terkandung dalam daun salam terdiri atas tanin, flavonoid, saponin, triterpen,
polifenol, alkaloid dan minyak atsiri. Senyawa-senyawa antioksidan ini bertujuan
untuk menangkal radikal bebas yang menyebabkan timbulnya penyakit
degeneratif seperti aterosklerosis dan kanker. (Anonimc.2013)
Aktivitas flavonoid pada daun salam yang menyerupai mekanisme induksi
vitamin E, memberikan pengaruh dalam penyembuhan penyakit degeneratif
dengan cara menginduksi sinyal-sinyal untuk mengaktifkan enzim kaspase untuk
merusak mitokondria sel. Rusaknya mitokondria kemudian mengaktifkan
mekanisme apoptosis dan menghambat proliferasi sel sehingga terbentuklah
badan apoptosis. Mekanisme flavonoid tersebut mengakibatkan kerusakan
(mutasi) organel dan mengakibatkan laju fermentasi etanol menjadi tinggi. Hasil
mutasi tersebut menjadikan efek mutan yang disebut mutan petite. Pengaruh lain
yang terjadi yaitu adanya kerusakan membran (membrane blebbing) dan
eksternalisasi fosfatidilserin. (Anonimc.2013)
r. Kunyit
Kunyit merupakan tanaman obat berupa semak dan bersifat tahunan (perenial)
yang tersebar di seluruh daerah tropis. Tanaman kunyit tumbuh subur dan liar
disekitar hutan/bekas kebun. Diperkirakan berasal dari Binar pada ketinggian
13001600 m dpl, ada juga yang mengatakan bahwa kunyit berasal dari India. Kata
Curcuma berasal dari bahasa Arab Kurkum dan Yunani Karkom. Pada tahun 77-78
SM, Dioscorides menyebut tanaman ini sebagai Cyperus menyerupai jahe, tetapi
pahit, kelat, dan sedikit pedas, tetapi tidak beracun. Tanaman ini banyak
dibudidayakan di Asia Selatan khususnya di India, Cina Selatan, Taiwan,
Indonesia (Jawa), dan Filipina.
Tanaman kunyit tumbuh bercabang dengan tinggi 40-100 cm. Batang
merupakan batang semu, tegak, bulat, membentuk rimpang dengan warna hijau
kekuningan dan tersusun dari pelepah daun (agak lunak). Daun tunggal, bentuk
bulat telur (lanset) memanjang hingga 10-40 cm, lebar 8-12,5 cm dan pertulangan
menyirip dengan warna hijau pucat. Berbunga majemuk yang berambut dan
bersisik dari pucuk batang semu, panjang 10-15 cm dengan mahkota sekitar 3 cm
dan lebar 1,5 cm, berwarna putih/kekuningan. Ujung dan pangkal daun runcing,
tepi daun yang rata. Kulit luar rimpang berwarna jingga kecoklatan, daging buah
merah jingga kekuningkuningan.
Tanaman kunyit dapat tumbuh baik pada daerah yang memiliki intensitas
cahaya penuh atau sedang, sehingga tanaman ini sangat baik hidup pada tempat-
tempat terbuka atau sedikit naungan. Pertumbuhan terbaik dicapai pada daerah
yang memiliki curah hujan 1000-4000 mm/tahun. Bila ditanam di daerah curah
hujan < 1000 mm/tahun, maka sistem pengairan harus diusahakan cukup dan
tertata baik. Tanaman ini dapat dibudidayakan sepanjang tahun. Pertumbuhan
yang paling baik adalah pada penanaman awal musim hujan. Suhu udara yang
optimum bagi tanaman ini antara 19300C. Kunyit tumbuh subur pada tanah
gembur, pada tanah yang dicangkul dengan baik akan menghasilkan umbi yang
berlimpah. Jenis tanah yang diinginkan adalah tanah ringan dengan bahan organik
tinggi, tanah lempung berpasir yang terbebas dari genangan air/sedikit basa.
Kunyit tumbuh baik di dataran rendah (mulai < 240 m dpl) sampai dataran tinggi
(> 2000 m dpl). Produksi optimal + 12 ton/ha dicapai pada ketinggian 45 m dpl.
(Anonimd,2013)
s. Rosemary
Rosmarinus officinalis umumnya dikenal sebagai rosemary, adalah kayu,
ramuan abadi yang harum, daun seperti jarum dan bunganya berwarna putih,
merah muda, ungu, atau biru. Nama "rosemary" berasal dari bahasa Latin untuk
"embun" (ros) dan "laut" (marinus), atau "embun laut". Tanaman ini juga kadang-
kadang disebut anthos, dari kata Yunani kuno yang berarti "bunga".
Rosemary semak aromatik yang memiliki daun yang mirip dengan jarum.
Daun digunakan sebagai penyedap dalam makanan seperti pembuatan domba
panggang, babi, ayam dan kalkun. Rosemary dapat tahan kekeringan. Tanaman
bunga di musim semi dan musim panas di daerah beriklim sedang, tetapi bisa
mekar konstan dalam iklim hangat. Daun baik segar dan kering digunakan dalam
masakan Italia tradisional . Mereka memiliki pahit dan sangat aromatik. Rosemary
kaya akan zat besi, kalsium dan vitamin B6. Ekstrak Rosemary telah terbukti
meningkatkan umur simpan dan stabilitas panas dari minyak kaya omega 3 yang
rentan terhadap tengik.
Herbal yang satu ini termasuk rempah dapur yang bisa digunakan untuk
kesehatan. Rosemary mengandung minyak atsiri yang dapat merangsang aktivitas
otak, juga meningkatkan kewaspadaan. Sama seperti kapulaga, rosemary juga bisa
membuat mental semakin tajam. Rosemary bisa dinikmati dengan
mencampurkannya pada minuman, seperti teh atau pada masakan.
t. Kelabet
Klabet atau Fenugreek merupakan tumbuhan dari keluarga Fabaceae.
Klabet dapat digunakan untuk obat herbal herb (daunnya) dan sebagai rempah
(bijinya), dikenal juga dengan nama methi). Tumbuhan ini dibudidayakan secara
global sebagai semi-arid crop dan merupakan bumbu umum untuk pembuatan kari
atau kare.
Biji klabet yang berbentuk kubus berwarna kuning sampai amber
seringkali digunakan untuk pembuatan pickles, serbuk kari dan pasta kari, dan
klabet sering kali dikaitkan dengan masakan dari India.[5] daun kering atau
dinamakan kasuri methi (atau kasoori methi di India), setelah wilayah Kasur di
Propinsi Punjab, Pakistan, tempat tumbuhan ini ditanam besar-besaran - memiliki
rasa pahit dan aroma tajam.
Biji klabet merupakan sumber yang kaya dengan polisakarida
(polysaccharide) dan galaktomannan( galactomannan). Biji klabet juga sumber
dari senyawa saponin seperti diosgenin, yamogenin, gitogenin, tigogenin, dan
neotigogens. Konstituen aktif lainnya adalah mucilago (mucilage), minyak atsiri
(volatile oil), dan alkaloid seperti choline dan trigonelline.
Klabet dikenal sebagai salah satu bahan obat di daratan Cina dengan nama
Hu Lu Ba, yang diyakini berkhasiat sebagai penghangat dan penguat ginjal,
penghilang demam dan pereda sakit. Indikasi utama adalah untuk pengobatan
hernia, dan sakit tenggorokan. Klabet digunakan di dalam bentuk bentak atau
bentuk digongseng (roasted). Di India sekitar 2-3g biji klabet (dinamakan sebagai
Methi di India) ditelan pada pagi hari dengan air hangat sebelum gosok gigi dan
minum teh atau kopi, yang diharapkan memiliki efek terapi sebagai pereda sakit
sendi tanpa efek samping. Klabet juga bisa digunakan untuk perisa atau flavoring
untuk maple syrup. Rasa klabet ini seperti jintan hitam atau cumin, karena adanya
komponen pyrazine yang berakibat menimmbulkan rasa pahit.
7.2 Saran
Praktikan mengetahui prosedur yang akan dilakukan sebelum praktikum
dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
VI. PEMBAHASAN
1. Kunyit
Kunyit atau kunir (Curcuma longa linn .syn. Curcuma domestica Val.)
adalah salah satu tanaman rempah dan obat asli dari wilayah Asia Tenggara.
Tanaman ini mengalami penyebaran ke daerah Malaysia, Indonesia, Australia
bahkan Afrika. Kunyit tergolong dalam kelompok jahe-jahean (Zingiberaceae).
Kunyit dikenal di berbagai daerah dengan beberapa nama lokal, seperti tumeric
(Inggris), kurkuma (Belanda), kunyit (Indonesia dan Malaysia), kunir (Jawa),
koneng (Sunda), dan konyet (Madura).
Gambar 1. Kunyit.
Sumber : Dokumen Pribadi.
Kunyit memiliki bentuk rimpang dengan warna kulit cokelat muda dan
warna daging kuning. Kunyit beraroma khas kunyit yang kuat sehingga dapat
dibedakan dengan beberapa remapah rimpang lainnya walaupun secara struktur
fisik secara umum rimpang yaitu keras dan berair. Kunyit mengandung senyawa
disebut kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin, desmetoksikumin sebanyak 10 %
dan bisdemetoksikurkumin sebanyak 1-5% dan zat-zat bermanfaat lainnya seperti
minyak atsiri yang terdiri dari keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%,
zingiberen 25 %, felandren, sabinen, borneol, dan sineil. Kunyit juga mengandung
lemak sebanyak 1-3 % , karbohidrat sebanyak 3 %, protein sebanyak 30 %, pati
sebanyak 8 %, vitamin C 45-55 % , dan garam-garam mineral, yaitu zat besi,
fosfor, dan kalsium.
2. Lada Hitam
Lada hitam merupakan salah satu dari jenis lada atau merica yang sama halnya
dengan lada putih namun keduanya memiliki perbedaan dari segi warna dan
kenampakan. Dalam hasil pengamatan yang telah dilakukan, lada hitam memiliki
warna yang hitam pada permukaan luar namun pada permukaan dalamnya
berwarna putih. Tekstur dari permukaan lada hitam ini tidak halus seperti pada
lada putih, begitupula dengan aroma yang dihasilkan oleh lada hitam ini kurang
menyengat dibandingkan dengan lada putih namun harga jual lada hitam ini cukup
tinggi bila dibandingkan dengan lada putih, karena produksi yang masih kurang.
3. Jahe
Jahe (Zingiber officinale Rosc.) mengandung minyak atsiri zingiberena
(zingirona), zingiberol, bisabolena, kurkumen, gingerol, filandrena, dan resin
pahit. Bagian tumbuhan jahe yang umum digunakan adalah bagian rimpang,
dengan khasiat menambah produksi ASI, menyembuhkan batuk, membangkitkan
nafsu makan, serta mengatasi mulas dan perut kembung. Jahe (Zingiber officinale)
adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah dan bahan
obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah.
Rasa dominan pedas pada jahe disebabkan senyawa keton bernama zingeron.
Gambar 3. Jahe.
Sumber : dokumen pribadi.
Hasil pengamatan menyatakan bahwa warna cokelat muda ini merupakan
warna bagian permukaan luar sedangkan bagian permukaan dalam memiliki
warna putih kekuningan. Warna kecokelatan dari rempah jenis klasifikasi rimpang
ini, sebagian besar memiliki warna kecokelatan pada bagian permukaan luarnya.
Hal ini kemungkinan disebabkan karena rempah jenis rimpang ini memiliki
kontak langsung dengan tanah sehingga warna dari rempah pun akan
terpengaruhi.
4. Lengkuas
Lengkuas (Alpinia galanga, Linn., Willd.) adalah tanaman beruas yang
dikenal sebagai penyedap masakan. Ada 2 jenis tumbuhan lengkuas yang dikenal
yaitu varietas lengkuas berimpang umbi putih yang dipakai penyedap masakan,
dan lengkuas berimpang umbi merah digunakan sebagai obat. Rimpang umbi
lengkuas selain berserat kasar juga mempunyai aroma yang khas. Senyawa kimia
yang terdapat pada lengkuas antara lain minyak atsiri, minyak terbang, eugenol,
seskuiterpen, pinen, metil sinamat, kaemferida, galangan, galangol dan kristal
kuning.
Gambar 4. Lengkuas.
Sumber : dokumen pribadi
Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa lengkuas ini memiliki bentuk
yang cukup besar dengan warna permukaan luar yang kecokelatan dan jika
dipotong maka bagian dalamnya akan berwarna putih. Lengkuas ini merupakan
tanaman yang masuk kedalam pengklasifikasian dari rimpang.
5. Jinten
Jinten putih (Cuminum cyminum) merupakan tumbuhan berbunga dari
famili Apiaceae yang berasal dari daerah Laut Tengah bagian timur sampai India
bagian timur. Tanaman ini merupakan tanaman tahunan berbentuk terna dengan
batang ramping bercabang dengan tinggi 20-30 cm. Panjang daunnya 5-10 cm,
berbentuk menyirip atau menyirip rangkap dan memiliki anak daun seperti
benang. Bunganya kecil, berwarna putih atau merah muda, dan bergerombol pada
payungan bunga. Buahnya merupakan longkah (achene) menggelendong lateral
atau oval dengan panjang 4-5 mm dan mengandung satu biji. Biji jinten putih
mirip dengan biji adas, tetapi lebih kecil dan gelap.
Gambar 5. Jinten.
Sumber : dokumen pribadi.
6. Bunga Lawang
Bunga lawang atau kembang lawang atau pekak adalah rempah yang
memiliki rasa yang mirip dengan Adas manis. Rempah ini banyak digunakan di
dalam masakan negara-negara Asia. Bunga lawang memiliki aroma yang khas
namun tidak terlalu menyengat, bentuk dari rempah ini menyerupai bintang.
Bunga Lawang sebenarnya bukannya bunga, ia adalah buah yang dihasilkan oleh
sejenis pohon kecil. Bunga lawang berkembang-biak melalui biji benih. Buahnya
dipetik sebelum ranum dan dikeringkan dengan bantuan cahaya matahari. Bunga
lawang dijadikan rempah untuk menjadi penyedap rasa untuk makanan, sama
seperti kulit kayu manis dan bunga cengkeh. Selain menyedapkan masakan, bunga
lawang juga memiliki khasiat kesehatan.
7. Temukunci
Temu kunci (Boesenbergia rotunda (L.) Mansf.syn.Curcuma rotunda.,B.
pandurata(Roxb.)Schlechter, Kaempferia pandurrata Roxb.) adalah sejenis
rempah-rempah yang rimpangnya dipakai sebagai bumbu dalam masakan. Bentuk
temukunci agak berbeda dengan rempah lainnya dimana ia tumbuh vertical
kebawah. Rimpang temukunci berkhasiat mengatasi gangguan pencernaan.
Daunnya diketahui memiliki efek antiracun.
Gambar 7. Temukunci.
Sumber : Dokumen Pribadi.
8. Daun Jeruk
Daun jeruk mengandung senyawa sitral dan limonene yang berkhasiat
untuk meringankan demam dan batuk. Berdasarkan hasil pengamatan bentuk daun
jeruk ialah menyirip dengan tekstur bergerigi pada setiap bagian ujung daun.
Seperti halnya daun umumnya maka warna daun jeruk adalah hijau. Aromanya
yang khas dan bisa digunakan untuk membuat minyak asiri juga bersifat
menenangkan dan menyegarkan, yang biasanya dimanfaatkan sebagai aromaterapi
untuk meredakan stres. Efek yang menenangkan ini juga dapat dinikmati dengan
menyeduhnya menjadi minuman hangat dipadukan dengan gula batu, madu, jahe
atau irisan serai halus.
Gambar 8. Daun Jeruk.
Sumber : Dokumen Pribadi.
9. Kayu Manis
Kayu manis (Cinnamomum verum, synonym C. zeylanicum) ialah sejenis
pohon penghasil rempah-rempah. Termasuk ke dalam jenis rempah-rempah yang
amat beraroma, manis, dan pedas. Kayu manis adalah salah satu bumbu makanan
tertua yang digunakan manusia, selain itu dapat dimanfaatkan pula dalam bidang
medis misalnya sebagai obat-obatan.
Dalam pengamatan yang telah dilakukan, kayu manis ini memiliki bentuk
yang memanjang maupun lembaran yang cukup keras dengan warna permukaan
luar yang kecokelatan, warna yang menyerupai warna kulit pada pohon. Aroma
yang khas dari kayu manis inilah yang membuat rempah ini digunakan sebagai
bahan tambahan pada olahan makanan sebagai bumbu dapur.
10. Cengkeh
Cengkeh (Syzygium aromaticum L.) memiliki bunga yang muncul pada
ujung ranting daun dengan tangkai pendek dan bertandan. Cengkeh termasuk
bunga majemuk yang berbatas karena ujung ibu tangkainya selalu ditutup bunga,
dan termasuk bunga tunggal. Warna bunganya akan berubah-ubah sesuai umur
pohonnya, saat masih muda bunga cengkeh berwarna keungu-unguan kemudian
berubah menjadi kuning kehijau-hijauan dan jika sudah tua menjadi merah muda.
Gambar 10. Cengkeh.
Sumber : Dokumen Pribadi.
11. Ketumbar
Biji ketumbar digunakan untuk rempah bumbu ke dalam masakan sejak
dahulu, baik di Asia, Eropa, Amerika maupun Afrika. Mempunyai citarasa seperti
cumin seed dan aroma yang khas dari ketumbar itu sendiri. Biji ketumbar
ditambahkan pada pembuatan produk panggang, keju, saus dan salad untuk
memberikan flavor.
12. Adas
Adas atau adas pedas (Foeniculum vulgare Miller, suku adas-adasan atau
Apiaceae) telah lama dikenal sebagai salah satu komponen pengobatan
tradisional. Minyak adas yang diakndung bijinya menjadi salah satu komponen
minyak telon. Tumbuhannya berbentuk herba yang berbau harum, berwarna hijau
terang, tegak, dan dapat mencapai dua meter tingginya. Daun tumbuh sehingga 40
sentimeter panjang, berbentuk pita, dengan segmen terakhir dalam bentuk rambut,
kira-kira selebar 0,5mm. Bunga yang dihasilkan di ujung tangkai adalah bunga
majemuk yang berdiameter 5 hingga 15cm. Setiap bagian umbel mempunyai 20-
50 kuntum bunga kuning yang amat kecil pada pedikel-pedikel yang pendek.
Buahnya adalah biji kering dari 4 hingga 9 milimeter panjang, dengan lebar
separuh panjangnya, dan mempunyai alur. Bijinya yang dikeringkan dikenali
sebagai biji adas
Menurut hasil pengamatan yang telah dilakukan terlihat bahwa lada putih
ini memiliki tekstur permukaan luar yang sangat halus, dengan ukuran biji yang
kecil. Warna permukaan bagian dalam lada putih ini adalah keputihan, dimana ini
akan terlihat jika rempah telah dihancurkan atau dihaluskan.
14. Sereh
Serai atau sereh (Cymbopogon citrates) adalah tumbuhan anggota suku
rumput-rumputan yang dimanfaatkan sebagai bumbu dapur untuk mengharumkan
makanan. Minyak serai dapat digunakan sebagai pengusir (repelen) nyamuk, baik
berupa tanaman ataupun berupa minyaknya.
15. Kencur
Kencur (Kaempferia galanga L.) adalah salah satu jenis tanaman obat
yang tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Rimpang atau rizoma
tanaman ini mengandung minyak atsiri dan alkaloid yang dimanfaatkan sebagai
stimulan. Rempah ini termasuk suku tumbuhan Zingiberaceae dan digolongkan
sebagai tanaman jenis empon-empon yang mempunyai daging buah paling lunak
dan tidak berserat. Kencur merupakan terna kecil yang tumbuh subur di daerah
dataran rendah atau pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak
air. Rimpang kencur mempunyai aroma yang spesifik.
Gambar 15. Kencur.
Sumber : Dokumen Pribadi.
16. Kapulaga
Kapulaga dikenal sebagai kapulago, kapol, kapolagha, karkolaka dan
pelage. Kapulaga adalah sejenis buah yang umum digunakan sebagai rempah
untuk masakan tertentu dan juga untuk campuran jamu. Kapulaga memiliki
kandungan kimia minyak esensial, minyak atsiri dan senayawa folatil yang
merupakan bagian dari aroma yang dihasilkan .
18. Pala
Pala (Myristica fragans) merupakan tumbuhan berupa pohon yang
nilainya yang tinggi sebagai rempah-rempah dan tanaman ini banyak
diperdagangkan oleh negara-negara lain. Kandungan kimia dari pala adalah
minyak atsiri, zat sama, pati, saponin, miristisin, elemisi, enzim lipase, pektin,
lemonena, dan asam oleanolat. Berdasarkan pengamatan pala memiliki bentuk
oval dengan warna cokelat tua dan aroma pala yahg khas. Pala memiliki aroma
yang sangat kuat sehingga banyak digunakan pada pembuatan minyak atsiri dan
juga penambah aroma pada beberapa makanan.
19. Klabet
Klabet atau Fenugreek (Trigonella foenum-graecum) merupakan
tumbuhan dari keluarga fabaceae. Klabet dapat digunakan untuk obat herbal
(daun) dan rempah (biji). Tumbuhan ini dibudayakan secara global sebagai
semiarid crop dan merupakan bumbu umum dalam pembuatan kari. Klabet
memiliki kandungan kimia alkaloid trigonelina, steroida, sapogenin, diosgenin,
gitogenin, tigogenin, yamogenin, trilin, diosin, flavonoid vitexin, dan enzim.
Gambar 19. Klabet.
Sumber : Dokumen Pribadi.
7.1 Kesimpulan
Merica/lada hitam, merica/lada putih, jinten, ketumbar, pala, kapulaga,
adas, dan klabet diklasifikasikan ke dalam kelompok biji. Jahe, kunyit, temukunci,
lengkuas, dan kencur diklasifikasikan ke dalam kelompok rimpang. Bunga lawang
dan cengkeh diklasifikasikan ke dalam kelompok bunga. Daun jeruk dan daun
salam diklasifikasikan ke dalam kelompok daun. Kayu manis dan sereh
diklasifikasikan ke dalam kelompok batang. Kandungan kimia dari tiap rempah
umumnya berbeda.
7.2 Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah lebih mengenal rempah yang jarang
ada di masyarakat agar pengetahuan mengenai rempah semakin meluas.
DAFTAR PUSTAKA
Anonima. 2010. Tanaman Obat Indonesia. Diakses dari http://www.iptek.net.id
pada 21 November 2013.
2. Merica Hitam
Merica ini paling banyak digunakan sebagai bumbu dapur, cita rasa pedas dan
aroma khas bisa diperoleh dengan menambahkan merica. Merica ini dapat dijual
dalam bentuk utuh dan dihaluskan (dikenal dengan lada).
Merica atau lada hitam ialah buah lada yang saat dipetik sudah matang tapi
kulitnya masih hijau (tidak terlalu tua), dan langsung di jemur selama tiga hari
tanpa direndam terlebih dahulu sehingga permukaannya keriput dan kehitaman.
Selama ini lada dipergunakan sebatas untuk industri makanan khususnya untuk
pengawet daging dan bumbu penyedap masakan. Namun pada saat ini lada juga
dipergunakan sebagai campuran obat-obatan. Selain itu lada juga dipergunakan
untuk industri farmasi sebagai salah satu bahan wewangian.
Bentuk dari lada hitam adalah globular, kecil, dan mengkerut. Lada hitam ini
mempunyai bau aromatik yang penetrasi dan rasa yang panas, menggigit, dan
sangat pungent yang disebabkan oleh senyawa alkaloid piperin. Lada hitam yang
terkenal berasal dari Lampung, Indonesia dengan ciri-ciri kecil, sedikit bewarna
abu-abu, dan mengkerut, serta rasa yang lebih pungent daripada aromatik. Hasil
ekstraksi lada hitam menghasilkan 1.5% minyak volatil dan 6% oleoresin (Farrell,
1990).
Kandungan kimia dalam lada hitam adalah saponin, flavonoida, minyak atsiri,
kavisin, resin, zat putih telur, amilum, piperine, piperiline, piperoleine,
poperanine, piperonal, dihdrokarveol, kanyo-fillene oksida, kariptone, tran
piocarrol, dan minyak lada.
3. Kayu Manis
Tekstur kayu manis termasuk ke dalam tekstur halus, arah serat kayu manis
lurus dan sebagian agak bergelombang. Kayu manis dalam keadaan basah baik
pada kayu gubal maupun terasnya berwarna putih kekuningan, namun lama
kelamaan warna ini akan berubah menjadi agak krem pada bagian kayu gubalnya,
sedangkan kayu terasnya berubah menjadi coklat tua. Meskipun demikian, warna
ini akan berbeda-beda pada umur pohon yang berbeda, semakin tua umur pohon,
warna kayunyapun akan semakin tua pula. Pada kayu manis terdapat saluran getah
yang sering terlihat seperti bercak-bercak warna coklat kehitaman, hal ini jika
dipandang dari segi dekoratif justru dapat menambah keindahan.
Berdasarkan hasil pengamatan, kayu manis termasuk kayu yang cukup keras,
dimana kayu cukup sulit untuk dipotong meskipun sejajar serat.
Tabel 4. Komponen Kimia Kayu Manis (Cinnamomum burmanii blume) pada tiga
kelas umur pohon.
4. Kencur
Tanaman Kencur (kaempferia galanga L.) termasuk kedalam famili jahe-
jahean Zingiberaceae yang merupakan tumbuhan asli India dengan daerah
penyebaran meliputi kawasan Asia Tenggara dan Cina.
Perawakan dari kencur ialah herba rendah, tegak, daun mendatar tanah.
Bagian rimpang nampak merayap, bercabang-cabang, membulat semacam umbi,
akar berdaging berakhir dengan umbi bulat 1 - 1,5 cm, aromatik, luar coklat,
dalam putih. Batang: batang semu dibentuk oleh pelepah daun.
Kandungan kimia rimpang kencur telah dilaporkan oleh Afriastini,1990 yaitu
(1) etil sinamat, (2) etil p-metoksisinamat, (3) p-metoksistiren, (4) karen (5)
borneol, dan (6) parafin.
5. Rosemary
Hasil penelitian Ibanez et al. (1999) menunjukkan bahwa komposisi minyak
atsiri daun rosemary segar dan kering sangat berbeda. Senyawa utama minyak
atsiri yang dihasilkan dari daun rosemary segar yaitu kamfor (40%), 1,8-sineol
(12%), verbenon (9%), borneol (7%), dan bornil asetat (2,5%) sedangkan daun
kering hanya mengangung kamfor (9%), verbenon (16%), dan borneol (21%). Hal
yang menyebabkan perbedaan komposisi tersebut adalah pengeringan
mengakibatkan terjadinya kerusakan dinding sel sehingga mempermudah
pelepasan senyawa volatil.
6. Bunga Lawang
Bunga lawang atau kembang lawang atau pekak adalah rempah yang
memiliki rasa yang mirip dengan adam manis dan banyak digunakan di dalam
masakan negara-negara Asia. Bunga lawang adalah salah satu bumbu tradisional
masakan Cina yaitu ngo hiong yang terdiri dari lima jenis rempah. Nama Bunga
Lawang dalam Bahasa Tionghoa adalah ba jiao atau bat gok yang memiliki arti
"delapan tanduk", sesuai dengan bentuknya yang memiliki delapan kelopak.
Bunga lawang dijadikan rempah untuk menjadi penyedap rasa untuk
makanan, sama seperti kulit kayu manis dan bunga cengkeh. Bunga lawang juga
banyak dipakai dalam masakan India yang kaya rempah misalnya untuk kari. Di
Indonesia, bumbu ini digunakan di beberapa daerah yang memiliki ciri khas
masakan berbumbu tajam misalnya, pada gulai Aceh, rendang Padang, masakan
Jawa, dan Bali.
Aroma dan flavor ekstrak pekak sangat mirip dengan aroma dan flavor adas
manis. Kandungan minyak volatil pekak berkisar anatara 8-9%, sedangkan fixed
oil kurang lebih 2%. Pekak mengandung dua macam komponen utama yaitu trans-
anetole 88-90% dan limonene 5% (Farrell, 1990). Pekak dapat dimanfaatkan
untuk menghindari masuk angin dan perut kembung (Ketaren, 1986).
7. Merica Putih
Lada, Piper ningrum Linn, merupakan tanaman dari famili Piperaceae dan
biasa ditanam di halamamn dan kebun yang bertanak subur dan gembur. Di
Indonesia, tanaman ini sering dijumpai di daerah Bangka, Lampung, Kalimantan,
dan Aceh. Lada putih merupakan tanaman memanjat dengan panjang sekitar 10 m,
daun berbentuk bulat telur, dan bunga berbulir-bulir saling berhadapan dengan
daunnya. Bedanya dengan lada hitam adalah buahnya diambil pada saat sudah
matang.
Bagian tanaman yang dimanfaatkan adalah bagian buahnya. Komponen kimia
yang terkandung di dalam lada putih adalah piperin, piperidin, lemak, asam
piperat, chavisin, dan minyak terbang yang terdiri dari felanden, kariofilen, dan
terpen-terpen (Achyad dan Rasyidah, 2000). Minyak esensial pada lada putih
hanya terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit yaitu sekitar 1%. Ketajaman
aroma lada putih lebih menyengat tetapi kurang memiliki aroma dibandingkan
dengan lada hitam dan lada hijau (Anonim, 2006b). Lada putih banyak digunakan
sebagai bumbu masakan di dalam makanan yang tidak menginginkan kontaminan
penampakan.
Menurut Martinez et al. (2006), lada hitam dan lada putih dapat menghambat
diskolorisasi dengan sedikit modifikasi warna sosis, dan juga mencegah oksidasi
lipid yang mengarah kepada penghambatan formasi off odor, terutama lada hitam.
Selain itu, lada juga menghambat pertumbuhan mikroba saat ditambahkan dengan
konsentrasi yang tinggi (1% Piper dan 2% Capsicum).
8. Jinten
Jinten termasuk dalam famili Ranunculaceae yang tumbuh liar di daerah
Mediterania dan Asia. Biji jinten digunakan sebagai bumbu dan obat tradisional di
Asia Timur. Banyak penelitian telah membuktikan bahwa senyawa fenolik yang
terkandung pada jinten memilki aktivitas esterogenik serta sifat-sifat medis dan
farmakologi yang menguntungkan seperti antibakteri, analgesik, antiinflamasi,
antifungal, antihipertensi, dan antioksid (Rchid et al., 2004).
Menurut penelitian yang dilakukan Gachkar et al. (2006), minyak esensial
Cuminum cyminum merupakan salah satu ekstrak yang berperan penting dalam
aktivitas antiomikroba dan memiliki kemampuan untuk menetralisir radikal bebas
dan mencegah oksidasi asam lemak tidak jenuh. Satyanarayana et al. (2003)
menyatakan, jumlah jinten yang diperlukan untuk menghambat 50% peroksida
lemak adalah 4300 µg, dan untuk menghambat 50% hidroksi radikal adalah 470
µg. Komponen antioksidan yang banyak terdapat di dalamnya antara lain
tyhmoquinone, carvacrol (Machmudah et al., 2005), dan cuminaldehid.
9. Ketumbar
Ketumbar termasuk dalam famili Apiaceae. Nama ketumbar (coriander)
berasal dari bahasa Yunani, yaitu koris, yang berarti serangga tanaman. Disebut
demikian karena pada saat bijinya belum matang dan daunnya dihancurkan,
menghasilkan bau yang mirip dengan bau serangga tanaman yang dihancurkan.
Bentuk ketumbar adalah biji kecil-kecil sebesar 1-2 mm dengan biji berongga
sehingga terasa ringan. Warna luar biji ketumbar adalah coklat muda, ada yang
agak tua atau gradasi warna coklat, sedangkan bagian dalamnya bewarna kuning
muda. Ketumbar sering ditambahkan pada makanan untuk menambahkan rasa
gurih, misalnya pada tempe goreng sebagai bumbu perendam.
Menurut Wangensteen et al. (2004), daun ketumbar memiliki aktivitas
antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan dengan bijinya, dan pada kedua
bagian tersebut, etil asetat memiliki kontribusi aktivitas antioksidan yang paling
kuat. Penambahan ketumbar ke dalam makanan akan meningkatkan komponen
antioksidan dan memiliki potensi sebagai antioksidan alami yang menghambat
proses oksidasi yang tidak diinginkan.
10. Pala (Myristica Fragan Houtt)
Pala termasuk ke dalam famili Myristicaceae yang tumbuh pada ketinggian
305 meter di atas permukaan laut di daerah beriklim tropis. Daun pala terlihat
mengkilap dan sangat aromatik. Bunga pala terdapat di dalam tandan bewarna
kuning yang berbentuk seperti buah peach. Tandan ini ketika sudah matang
memiliki tiga bagian, yaitu kulit luar dan daging, arrilus (membran) yang
bewarna jingga tua sampai merah, dan bagian paling dalam berupa biji (Farrell,
1990). Membran pala dapat diambil dan dijemur selama 6-8 minggu sehingga
menjadi rempah-rempah bewarna jingga yang disebut mace.
Bagian biji bewarna coklat keabuan dengan ukuran panjang sekitar 3 cm dan
lebar 2 cm. Biji pala mempunyai cangkang luar yang sangat keras, namun mudah
dipecahkan dan dipisahkan. Biji lalu digiling menjadi rempah-rempah yang
disebut nutmeg. Bagian pala yang umum digunakan di Indonesia adalah biji pala.
Biji pala mempunyai karakteristik rasa pahit, pedas, hangat, dan bau yang manis,
menyengat namun hangat (Farrell, 1990).
Komponen antioksidan yang terdapat dalam biji pala menurut USDA (2003)
di dalam Suhaj (2004), antara lain camphene, sianidin, eugenol, γ-terpinene,
isoeugenol, kaempferol, asam laurat, metil eugenol, myrcene, asam miristat,
myristicin, asam oleanolat, asam palmitat, quercetin, dan terpinene-4-ol. Biji pala,
propil galat, jahe, dan licorice dapat meningkatkan kestabilan minyak (bunga
matahari, jagung, dan zaitun) dan lemak (mentega dan margarin) dalam melawan
antioksidasi menggunakan rancimat pada suhu 110oC (Murcia et al., 2004 di
dalam Suhaj, 2004). Menurut Hirasa dan Takemasa (1998), komponen
myristphenone pada biji pala memiliki kemampuan antioksidan dua sampai empat
kali sekuat BHA di dalam lemak babi dan empat kali sekuat BHA di dalam
minyak kedelai, dan dikatakan pula aktivitas antioksidan dari buah pala lebih kuat
dibandingkan biji pala dalam menghambat auto-oksidasi dalam lemak babi
meskipun komponen kimia yang dikandungnya hampir sama.
11. Klabet
Biji klabet adalah biji yang dikeringkan dari tanaman Trigonella foenum-
graecum L. Klabet merupakan salah satu jenis rempah yang berbentuk butiran
kecil yang dijual dalam keadaan kering.
Berdasarkan hasil pengamatan, warna dari klabet ialah kuning kecoklatan. Biji
kablet mempunyai kandungan kimia antara lain alkoloid trigonelina, steroida,
saponin, diogenin, gitogenin, trigogenin, yamomogenin, trilin diosin, flavonoid
vitexin, enzim. Kandungan lainnya adalah mucilage, bitter fixed oil, dan senyawa
volatil.
Bumbu ini sering digunakan untuk memasak gulai atau kari.Pemakaian bumbu
ini tidak hanya menambah citarasa pada makanan tetapi juga berkhasiat di bidang
kesehatan seperti melancarkan haid, menguatkan jantung, ginjal, paru-paru,
menstabilkan nafsu makan dan berat badan, dan lain-lain.
18. Kapulaga
Kapulaga (Amomum compactum Sol.ex Maton) merupakan rempah yang
berasal dari bunga. Kapulaga yang digunakan pada praktikum adalah kapulaga
putih yang bentuk fisiknya agak bulat dan ringan, berwarna coklat tua. Dari hasil
pengamatan, kapulaga mempunyai aroma dan rasa mint, pedas, dan baunya tajam.
Kandungan minyak atsiri pada kapulaga didominasi oleh zat-zat, seperti borneol
(sejenis terpena), alfa-terpinilasetat, limonen, alfa terpinen, dan sineol. Aroma
dan mint yang ditimbulkan disebabkan oleh kandungan sineol dalam kapulaga
yang menimbulkan rasa agak pedas namun menghangatkan seperti minyak kayu
putih (Septia, 2009). Kelima zat penysun minyak atsiri tersebut memberikan
aroma khas pada kapulaga, namun karena kurang pekanya indera penciuman
setiap individu, sehingga tercium aroma sineol yang dominan.
7.2 Saran
Sebaiknya sampel yang diteliti diberitahukan terlebih dahulu spesiesnya agar
memudahkan praktikan dalam mencari sumber informasi.
DAFTAR PUSTAKA
Achyad, D.E dan R. Rasyidah. 2000. Lada Piper ningrum Linn.
http://www.asiamaya.com/jamu/isi/lada_piperningrum.htm diakses pada
22 November 2013 pukul 18.56 WIB.
Ayoola, G. A., et al. 2008. Chemical analysis and antimicrobial activity of the
essential oil syzigium aromatikum (clove). African Journal of
Microbiology Research 2 (1), pp. 162-166
Farrell, K. T. 1990. Spices, Condiments, and Seasonings. The AVI Publ. Co., Inc.,
Westport, Connecticutt.
Martinez, L., I. Cilla, J.A. Beltran, dan P. Roncales. 2006. Effect of Capsicum
annuum (Red Sweet and Cayenne) and Piper nigrum (Black and White)
pepper powders on the shelf life of fresh pork sausages packaged in
modified atmosphere. Journal of Food Science Volume 71 Pp 48.
January 2006. http://www.blackwell-synergy.com/doi/abs/10.1111/
j.1365-2621.2006.tb12405.x?journalCode=jfds. diakses pada 22
November 2013 pukul 19.35 WIB
Rchid, H., R. Nmila, J.M. Bessiere, Y. Sauvaire, dan M. Chokairi. 2004. Volatile
components of Nigella damascena L. and Nigella sativa L. seeds.
Journal of Essential Oil Research: JEOR Nov/Dec 2004.
www.findarticle.com diakses pada 22 November 2013 pukul 19.00 WIB