Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Bencana
Sedangkan bencana alam artinya adalah bencana yang disebabkan oleh alam
(Purwadarminta, 2006)
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan atau faktor non alam maupun
pertemuan dari tiga unsur, yaitu ancaman bencana, kerentanan, dan kemampuan yang
1. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,
2. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi,
3. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
bencana geologis, klimatologis dan ekstra-terestrial seperti terlihat pada Tabel 2.1.
Bencana alam geologis adalah bencana alam yang disebabkan oleh gaya-gaya
dari dalam bumi. Sedangkan bencana alam klimatologis adalah bencana alam yang
ekstra-terestrial, yaitu bencana alam yang disebabkan oleh gaya atau energi dari luar
bumi, bencana alam geologis dan klimatologis lebih sering berdampak terhadap
manusia.
bangunan sehingga dapat menimbulkan korban jiwa. Getaran gempa juga dapat
memicu terjadinya tanah longsor, runtuhan batuan, dan kerusakan tanah lainnya
ikutan berupa , kecelakaan industri dan transportasi serta banjir akibat runtuhnya
ditimbulkan oleh gangguan impulsif dari dasar laut. Gangguan impulsif tersebut
bisa berupa gempa bumi tektonik, erupsi vulkanik atau longsoran. Kecepatan
tsunami yang naik ke daratan (run-up) berkurang menjadi sekitar 25-100 Km/jam
3. Letusan Gunung Berapi adalah merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang
dikenal dengan istilah "erupsi". Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan
batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi
karakteristik tersendiri jika ditinjau dari jenis muntahan atau produk yang
dihasilkannya. Akan tetapi apapun jenis produk tersebut kegiatan letusan gunung
api tetap membawa bencana bagi kehidupan. Bahaya letusan gunung api memiliki
4. Tanah Longsor merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan,
lereng.
5. Banjir dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang oleh air dalam jumlah yang
begitu besar. Sedangkan banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba-tiba
kebutuhan air baik untuk kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi dan
lingkungan.
atau lebih yang sering terjadi di wilayah tropis diantara garis balik utara dan
Angin topan disebabkan oleh perbedaan tekanan dalam suatu sistem cuaca. Angin
paling kencang yang terjadi di daerah tropis ini umumnya berpusar dengan radius
ratusan kilometer di sekitar daerah sistem tekanan rendah yang ekstrem dengan
8. Gelombang Pasang adalah gelombang air laut yang melebihi batas normal dan
pinggir pantai. Umumnya gelombang pasang terjadi karena adanya angin kencang
atau topan, perubahan cuaca yang sangat cepat, dan karena ada pengaruh dari
10. Kebakaran adalah situasi dimana suatu tempat atau lahan atau bangunan dilanda
api serta hasilnya menimbulkan kerugian. Sedangkan lahan dan hutan adalah
11. Aksi Teror atau Sabotase adalah semua tindakan yang menyebabkan keresahan
seseorang atau banyak orang oleh seseorang atau golongan tertentu yang tidak
bertanggung jawab. Aksi teror atau sabotase biasanya dilakukan dengan berbagai
tertentu, penyerbuan tiba-tiba suatu wilayah, tempat, dan sebagainya. Aksi teror
atau sabotase sangat sulit dideteksi atau diselidiki oleh pihak berwenang karena
12. Kerusuhan atau Konflik Sosial adalah suatu kondisi dimana terjadi huru-hara atau
kerusuhan atau perang atau keadaan yang tidak aman di suatu daerah tertentu
13. Epidemi, Wabah dan Kejadian Luar Biasa merupakan ancaman yang diakibatkan
Pada skala besar, epidemi atau wabah atau Kejadian Luar Biasa (KLB) dapat
Beberapa wabah penyakit yang pernah terjadi di Indonesia dan sampai sekarang
masih harus terus diwaspadai antara lain demam berdarah, malaria, flu burung,
anthraks, busung lapar dan HIV/AIDS. Wabah penyakit pada umumnya sangat
kejadian lokal dalam waktu singkat bisa menjadi bencana nasional yang banyak
makanan dan pola hidup masyarakat yang salah merupakan beberapa faktor yang
bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Tidak hanya bencana alam, Aceh
Tengah juga rentan terhadap bencana non-alam, seperti hutan dan lahan yang
bencana sangat diperlukan dalam upaya mengelola tahapan bencana meliputi pra
dengan gunung berapi aktif. Dengan demikian kawasan dengan potensi rawan bahaya
gas beracun adalah relatif sama dengan kawasan rawan letusan gunung berapi.
Kawasan potensi rawan bahaya gas beracun tersebut adalah di Bener Meriah (G.
Geureudong dan Bur Ni Telong), Pidie dan Pidie Jaya (G. Peut Sagoe), Aceh Besar
atau bukit dimana dipengaruhi oleh kemiringan lereng yang curam pada tanah yang
basah dan bebatuan yang lapuk, curah hujan yang tinggi, gempa bumi atau letusan
gunung berapi yang menyebabkan lapisan bumi paling atas dan bebatuan berlapis
terlepas dari bagian utama gunung atau bukit. Tanda tanda terjadinya longsor dapat
ditandai dengan beberapa parameter antara lain keretakan pada tanah, runtuhnya
Tanah longsor yang terjadi selama kurun waktu 2007-2009 di Aceh sebanyak
26 kali. Dampak kerusakan harta benda yang ditimbulkan diperkirakan mencapai 50-
100 Miliar rupiah, kerusakan sarana dan prasarana 20–40 persen, sedangkan cakupan
wilayah yang terkena longsor sangat luas 20–40 persen, serta berpengaruh terhadap
persen. Bencana tanah longsor yang berdampak pada masyarakat secara langsung
adalah pada jalur jalan lintas tengah, yaitu yang terdapat di Kabupaten Aceh
Tenggara, Kabupaten Gayo Lues, sekitar Takengon di Kabupaten Aceh Tengah, dan
Dimensi alam menyebabkan Aceh mengalami hampir semua jenis bencana hidro-
meteorologis seperti puting beliung, banjir, abrasi dan sedimentasi, badai siklon tropis
serta kekeringan. Puting beliung terjadi di Aceh hampir merata di berbagai daerah
terutama terjadi di pesisir yang berhadapan dengan perairan laut yang mengalami
angin badai. Berdasarkan kejadian yang pernah terjadi sebelumnya adalah di Aceh
Timur, Aceh Utara di pesisir timur dan Aceh Barat di pesisir barat. Namun, dari data
logging) di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS), pendangkalan sungai, rusak atau
tersumbatnya saluran drainase, dan terjadinya perubahan fungsi lahan tanpa sistem
tatakelola yang baik yang memperhatikan kapasitas DAS dalam menampung air.
lainnya.
Selain bencana yang disebabkan oleh fenomena alam, bencana juga dapat
sosial. Bencana sosial dapat terjadi dalam bentuk , pencemaran lingkungan (polusi
udara dan limbah industri) dan kerusuhan atau konflik sosial. Potensi rawan seperti
hutan terjadi pada hutan-hutan yang dilalui jaringan jalan utama sebagai akibat
perilaku manusia, terutama pada kawasan hutan pinus dan lahan gambut yang
cenderung mudah mengalami pada musim kemarau. Indikasi potensi rawan hutan
tersebut adalah di Aceh Besar, Pidie, Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh
Barat Daya, Aceh Selatan, Subulussalam, Aceh Singkil, dan Aceh Tengah.
Bencana sosial dapat juga muncul sebagai akibat bencana alam, baik yang
disebabkan oleh faktor alam maupun faktor manusia dalam memandang dan
menonjol di Aceh adalah konflik yang berlatar belakang ideologi dan ekonomi, serta
Kejadian Luar Biasa (KLB) seperti penyakit menular dan atau tidak menular yang
Lokasi-lokasi rawan bencana yang disajikan dalam bentuk peta risiko bencana
provinsi Aceh seperti peta risiko gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, angin
puting beliung dan kekeringan dengan skala 1:50.000 masih dalam tahap proses
penyelesaian yang diharapkan dapat selesai pada tahun 2011. Peta risiko bencana
tersebut dibuat dengan skala 1:50.000 sehingga masih perlu didetilkan lagi dengan
daerah risiko bencana. Sementara itu, beberapa peta risiko bencana lainnya seperti
peta risiko banjir, longsor, cuaca ekstrim dan hutan masih belum ada. Demikian juga
dengan building code untuk daerah risiko gempa masih belum sempurna sehingga
besar.
3. Agar diterima masyarakat, mitigasi harus menunjukkan hasil yang segera tampak.
4. Upaya mitigasi harus dimulai dari yang mudah dilaksanakan segera setelah
bencana terjadi.
Yang dimaksud dengan prinsip cepat dan tepat adalah bahwa dalam
penanggulangan bencana harus dilaksanakan secara cepat dan tepat sesuai dengan
2. Prioritas
Yang dimaksud dengan prinsip prioritas adalah bahwa apabila terjadi bencana,
bencana dilakukan oleh berbagai sektor secara terpadu yang didasarkan pada
Yang dimaksud dengan prinsip berdaya guna adalah bahwa dalam mengatasi
kesulitan masyarakat dilakukan dengan tidak membuang waktu, tenaga, dan biaya
yang berlebihan.
kesulitan masyarakat dengan tidak membuang waktu, tenaga, dan biaya yang
berlebihan.
dan hukum.
6. Kemitraan
8. Non Diskriminatif
9. Non Proletisi
agama atau keyakinan pada saat keadaan darurat bencana, terutama melalui
rekonstruksi, baik sebelum bencana, pada saat terjadinya bencana maupun setelah
dengan pendekatan secara utuh dan terpadu melalui tiga tahapan, yaitu tanggap
bencana, yaitu:
Tahap ini telah selesai dilaksanakan oleh Pemerintah melalui BNPB, BPBD
serta LSM dan masyarakat baik lokal maupun internasional juga beberapa instansi
terkait di pusat. Tahap ini bertujuan membantu masyarakat yang terkena bencana
langsung untuk segera dipenuhi kebutuhan dasarnya yang paling minimal. Sasaran
utama dari tahap tanggap darurat ini adalah penyelamatan dan pertolongan
kemanusiaan. Dalam tahap tanggap darurat ini, diupayakan pula penyelesaian tempat
penampungan sementara yang layak, serta pengaturan dan pembagian logistik yang
Pada tahap ini berbagai upaya dilakukan untuk meminimalkan dampak buruk
gelombang tsunami
Pada tahap tanggap darurat, hal yang paling pokok yang sebaiknya dilakukan
adalah penyelamatan korban bencana. Inilah sasaran utama dari tahapan tanggap
darurat. Selain itu, tanggap darurat bertujuan membantu masyarakat yang terkena
bencana langsung untuk segera dipenuhi kebutuhan dasarnya yang paling minimal.
Para korban juga perlu dibawa ke tempat sementara yang dianggap aman dan
ditampung di tempat penampungan sementara yang layak. Pada tahap ini dilakukan
pula pengaturan dan pembagian logistik atau bahan makanan yang cepat dan tepat
sasaran kepada seluruh korban bencana. Secara operasional, pada tahap tanggap
b. Penanganan pengungsi
sarana dan prasarana dasar agar mampu memberikan pelayanan yang memadai
serta prasarana dan sarana perekonomian yang sangat diperlukan. Sasaran utama dari
tahap rehabilitasi ini adalah untuk memperbaiki pelayanan publik hingga pada tingkat
yang memadai. Dalam tahap rehabilitasi ini, juga diupayakan penyelesaian berbagai
korban bencana.
4. Tahap Rekonstruksi
rawan gempa (daerah patahan aktif). Sasaran utama dari tahap ini adalah
Selain upaya yang bersifat preventif, perlu juga ada upaya-upaya yang
harta bendanya
4. Sesuai dengan situasi dan perkembangan bencana alam serta kemajuan yang
2.3. Kesiapsiagaan
pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna
adalah : (1) kemampuan menilai resiko; (2) perencanaan siaga; (3) mobilisasi
sumberdaya; (4) pendidikan dan pelatihan; (5) koordinasi; (6) mekanisme respon; (7)
harta benda, dan berubahnya tata kehidupan masyarakat. Sebaiknya suatu kabupaten
kondisi suatu masyarakat yang baik secara invidu maupun kelompok yang memiliki
bencana secara terpadu. Kesiapsiagaan adalah bentuk apabila suatu saat terjadi
bencana dan apabila bencana masih lama akan terjadi, maka cara yang terbaik adalah
menghindari resiko yang akan terjadi, tempat tinggal, seperti jauh dari jangkauan
penanggulangan bencana merupakan aksi pada saat situasi tanggap darurat tetapi
penanggulangan bencana lebih diprioritaskan pada fase pra bencana yang bertujuan
untuk mengurangi resiko bencana sehingga semua kegiatan yang berada dalam
akan berpartisipasi baik sebagai individu atau masyarakat dalam menyiapkan diri
bahaya bencana.
terakhir adalah memberikan prioritas utama pada upaya pengurangan resiko bencana
baik secara invidu maupun kelompok yang memiliki kemampuan secara fisik dan psikis
dalam menghadapi bencana. Kesiapsiagaan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
manajemen bencana secara terpadu. Kesiapsiagaan adalah bentuk apabila suatu saat
terjadi bencana dan apabila bencana masih lama akan terjadi, maka cara yang terbaik
adalah menghindari resiko yang akan terjadi, tempat tinggal, seperti jauh dari jangkauan
banjir. Kesiapsiagaan adalah setiap aktivitas sebelum terjadinya bencana yang bertujuan
f. Informasi
g. Kemampuan untuk menerima beban yang meningkat dalam situasi darurat atau
krisis.
bencana banjir.
2.3.2.1.Pengetahuan Petugas
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang
dan sebagainya.
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
c. Aplikasi (application)
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
e. Sintesis (synthetis)
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
f. Evaluasi (evaluation)
kepada anak-anak dan keluarga sehingga dapat belajar mencintai alam, contohnya
menanam pohon, tidak membuang sampah ke sungai, tidak tinggal di bantaran sungai
masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata
a. Menerima (receiving)
yang diberikan. Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan
c. Menghargai (valuing)
terhadap objek atau stimulus. Dalam arti membahasnya dengan orang lain dan
Sikap yang paling tinggi tindakannya adalah bertanggung jawab terhadap apa
yang telah diyakininya. Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah
Sikap pada fase preparedness, berbentuk adanya perilaku yang berlebih pada
bahaya akibat bencana jika terjadi. Berita yang berisi hebatnya akibat bencana tanpa
tindakan yang tidak realistis terhadap suatu isu. Menumbuhkan sikap dan
2006).
individu atau masyarakat. Ini berarti bahwa pendidikan adalah suatu pembentukan
watak yaitu nilai dan sikap disertai dengan kemampuan dalam bentuk kecerdasan,
sekolah lanjutan tingkat pertama, sekolah lanjutan tingkat atas dan tingkat akademi
atau perguruan tinggi. Tingkat pendidikan sangat menentukan daya nalar seseorang,
dapat berpikir secara rasional dalam menanggapi informasi atau setiap masalah yang
yang jelas dan ketat. Tujuan pendidik adalah untuk memperkaya budi pekerti,
pengetahuan dan untuk menyiapkan seseorang agar mampu dan terampil dalam suatu
pengelolaan bencana terpadu. Oleh karena itu perlu adanya pendidikan bagi individu.
1. Pendidikan formal
lingkungan di sekolah-sekolah.
dengan bencana untuk menambah pengetahuan anak didik baik tingkat TK,
(BPBD) dan para pendidik dapat bekerja sama dalam berbagai hal, misalnya:
sekolah.
pelatihan untuk para profesional dan pelatih. Pelatihan untuk para profesional
bertujuan untuk reorientasi pola pikir. Karena reorientasi ini khususnya dalam
gender
dalam teknologi
2.3.2.4.Tindakan Petugas
tersebut bagi orang yang bersangkutan. Respon atau reaksi inilah yang disebut
kompleks. Peraturan teoritis, tingkah laku dibedakan atas sikap, dimana sikap
laku). Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan untuk terwujudnya
sikap agar menjadi suatu tindakan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu
tubuh setelah mendapat rangsangan ataupun adaptasi dari dalam maupun luar tubuh
Secara logis, sikap dapat dicerminkan dalam suatu bentuk tindakan namun tidak pula
dapat dikatakan bahwa sikap dan tindakan memiliki hubungan yang sistematis.
a. Persepsi, mengenal dan memilih suatu objek sehubungan dengan tindakan yang
akan diambil.
b. Respon terpimpin, dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar.
tindakan tersebut.
wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau
2.4. Koordinasi
itu unsur pelaksana juga melaksanakan fungsi komando dan sebagai pelaksana dalam
tahap tanggap darurat, dimana tidak ada lagi kesempatan untuk melakukan
masyarakat dari ancaman, risiko dan dampak bencana. Kata terpadu dalam
(Komunikasi). Keempat hal ini kerap dilakukan karena melibatkan multi sektor yang
sistem hirarki suatu organisasi yang dilakukan secara vertikal. Pengendalian adalah
fungsi mengarahkan dan dilakukan pada suatu situasi yang menyangkut lintas
darurat harus ada satu kesatuan perintah (unity of command) dari seseorang kepada
orang lain yang bertanggung jawab kepadanya, sehingga apa yang mesti dilaksanakan
oleh Terry (1986) yang menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan pengkoordinasian
sehingga dapat bekerja sama secara efisien untuk memperoleh kepuasan dalam hal
peserta menurut penentuan waktu dan imbangan dalam operasi secara keseluruhan.
kegiatan atau untuk menertibkan sehingga segenap kegiatan satu sama lain tidak
simpang siur, tidak berlawanan dapat ditujukan kepada titik arah pencapaian tujuan
dengan efisien. Demikian pula The Liang Gie dan Sutarto (1978) menyebutkan
kegiatan menertibkan jalinan hubungan kerja antar unit kerja dalam suatu organisasi
agar dapat berjalan serempak, integratif dan sinkron dalam usaha mencapai tujuan
karena itu koordinasi juga dipahami sebagai proses mempersatukan berbagai kegiatan
aktifitas sehingga dicapai keharmonisan pada setiap langkah dan tindakan yang
berasal dari kata ”coordination” (bahasa Inggris) yang menurut Kamus Umum
Koordinasi adalah suatu usaha kerja sama antara badan, instansi, unit dalam
Koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan
jumlah dan waktu yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan
suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan.
dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya di
pemerintahan maupun stake holders lainnya dalam upaya penanganan bencana agar
dapat mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Fungsi koordinasi
dilakukan secara terintegrasi dengan sektor terkait pada (1) tahap pra dan (2) pasca
bencana sedangkan pada tanggap darurat fungsi yang dilaksanakan adalah dominan
fungsi komando karena fungsi koordinasi telah lebih dahulu dilaksanakan pada tahap
aktivitas dari unit kerja yang terpisah (departemen atau area fungsional) agar dapat
tergantung pada sifat dan kebutuhan komunikasi dalam pelaksanaan tugas dan derajat
satuan organisasi tidak saling tergantung satu dengan yang lain dalam
tinggi sangat bermanfaat untuk pekerjaan yang tidak rutin dan tidak dapat
kegiatan organisasi dan koordinasi dikatakan baik apabila berjalan secara efektif
sehingga sering disebut pula koordinasi yang efektif. Maksud efektif adalah sesuatu
akibat dari yang dikehendaki (Ali, 1997). Kata efektif digandengkan dengan efisien
yaitu perbandingan terbaik antara hasil yang dicapai dengan biaya yang dikorbankan.
pengertian koordinasi adalah sebagai pencapaian usaha kelompok secara teratur dan
Riley, 1998).
berkaitan beserta segenap gerak, langkah dan waktunya dalam rangka menciptakan
Koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan
jumlah dan waktu yang tepat dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan
suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan
(Terry, 2008).
fungsional) suatu organsiasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien. Tanpa
atas peranan individu dalam organisasi. Individu akan mulai mengejar kepentingan
merupakan salah satu alat utama bagi organisasi untuk mempercepat proses
kesatuan gerak dan keterpaduan kegiatan di antara unit-unit organisasi yang telah
koordinasi merupakan tugas pokok yang harus dilaksanakan oleh pimpinan suatu
lain: (1) koordinasi harus dimulai dari permulaan; (2) koordinasi adalah tahap yang
dalam sikap dan cara kerja yang mempersulit tugas pengkoordinasian, yaitu:
a. Perbedaan dalam orientasi terhadap tujuan tertentu. Para anggota dari departemen
komunikasi dan pembuatan keputusan yang cepat agar prosesnya lancar, sedang
bagian penelitian dan pengembangan mungkin dapat lebih santai dan setiap orang
vertikal atau struktural adalah dimana antara yang mengkoordinasikan dan yang
dikoordinasikan secara struktural terdapat hubungan hirarki. Hal ini juga dapat
Menurut tugas dan fungsinya keduanya mempunyai kaitan yang satu dengan yang
lain sehingga perlu dilakukan koordinasi. Misalnya koordinasi yang dilakukan oleh
kepala biro perencanaan departemen terhadap kepala direktorat bina program pada
mengarahkan atau menyatukan tindakan untuk mewujudkan disiplin antara unit yang
satu dengan unit yang lain baik secara internal maupun secara eksternal pada unit-unit
yang mempunyai tugas yang sama. Koordinasi interelated adalah koordinasi antar
badan, instansi atau lembaga yang fungsinya satu sama lain saling bergantung atau
yang dikoordinasikan tetapi yang satu dengan yang lain tidak berada dalam satu garis
Dari jenis dan arah koordinasi yang telah diuraikan di atas, maka koordinasi
dari badan terkait penanggulangan yang dibahas dalam penelitian ini adalah
adalah asas skala (hierarki) artinya koordinasi itu dilakukan menurut jenjang-
yang berbeda-beda satu sama lain. Tegasnya, asas hirarki ini bahwa setiap atasan
a. Sense of cooperation (perasaan untuk bekerjasama), ini harus dilihat dari sudut
c. Team spirit, artinya satu sama lain pada setiap bagian harus saling menghargai.
berikut:
adukkan dengan kata koperasi yang sebenarnya mempunyai arti yang berbeda.
tidak melakukan kerjasama. Oleh kaerna itu, maka kerjasama merupakan suatu
c. Pengaturan secara teratur usaha kelompok. Oleh karena koordinasi adalah konsep
suatu usaha kelompok yang sangat penting untuk mencapai efisiensi dalam
d. Konsep kesatuan tindakan. Hal ini adalah merupakan inti dari koordinasi.
Kesatuan usaha, berarti bahwa harus mengatur sedemikian rupa usaha-usaha tiap
e. Tujuan koordinasi adalah tujuan bersama, kesatuan dari usaha meminta suatu
pengertian kepada semua individu, agar ikut serta melaksanakan tujuan sebagai
(penggabungan yang padu) dari semua tujuan dan kegiatan anggota satuan-satuan
dapat menghasilkan suatu hasil optimal yang disetujui bersama (Rowland, 1984).
akan dipandu oleh ide masing-masing tentang apa yang harus dilakukan.
menghasilkan pemborosan waktu, daya upaya, dan sumber daya uang karena
tidak ada petunjuk yang jelas memandu usaha tersebut. Secara konsekuen
koordinasi dibutuhkan dan menjadi suatu tanggung jawab utama dari pemimpin-
pemimpin (manejer-manejer).
sana ada kepemimpinan yang efektif (effective leadership). Di dalam arti praktis
anggota tim untuk menyelesaikan suatu tugas secara ekonomis dan efektif.
yang baik.
secara menyeluruh dan terpadu sehingga dapat tercapai sasaran yang direncanakan
Koordinasi yang baik akan menghasilkan upaya yang terpadu dan terarah
Dalam situasi darurat bencana selalu terjadi kebingungan dalam siapa yang
c. Jaminan skala prioritas. Dengan koordinasi yang baik akan diperoleh skala
koordinasi adalah : (1) adanya media untuk berkoordinasi, (2) adanya tempat dan
waktu untuk melaksanakan koordinasi, (3) adanya unit atau pihak yang
dikoordinasikan. Unit yang dimasud di sini adalah organisasi kesehatan baik instansi
maupun tim kesehatan lapangan, (4) pertemuan reguler. Pertemuan reguler dapat
bersifat insidentil apabila diperlukan, (5) tugas pokok dan tanggung jawab organisasi
sektor kesehatan yang jelas, (6) informasi dan laporan, (7) kerjasama pelayanan dan
sarana, dan (8) aturan (Code of conduct) organisasi kesehatan yang jelas
mekanisme pertanggungjawaban.
2) Media cetak atau tertulis seperti surat edaran, memo atau nota dalam buku
3) Media tatap muka yaitu dengan mengadakan pertemuan baik secara formal
menggunakan bel atau sirene, gong, sinar, ucapan dengan jawaban tertentu.
d. Dengan aba-aba tertentu misalnya untuk menarik atau mendorong barang yang
berat yang dilakukan oleh beberapa orang supaya tarikan atau dorongan dapat
darurat;
penanganan pengungsi kegiatan dimulai dari tahap sebelum, pada saat dan sesudah
terjadi bencana.
Indonesia, Kantor SAR Daerah, Unsur Organisasi Profesi, Unsur Dunia Usaha,
berkoordinasi dan bekerja sama dengan dinas terkait lainnya sebagaimana digariskan
dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri seperti terlihat pada Gambar 2.1.
KETUA
KETUA I
KETUA II
SEKRETARIS
PELAKSANA HARIAN
SEKRETARIS
PELAKSANA
HARIAN
pada 5 (lima) dinas terkait meliputi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD),
Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Palang Merah Indonesia dan POLRI Kabupaten Aceh
Berdasarkan teori yang telah dijelaskan pada uraian sebelumnya maka yang
menjadi kerangka konseptual penelitian ini yang diambil dari Bloom (1998)
penggunaan teknologi dan koordinasi dalam rincian tugas pokok sedangkan variabel