Anda di halaman 1dari 41

MATA

Mata merupakan salah satu organ yang sangat penting dalam kehidupan organisme.
Dimana mata berperan penting dalam penglihatan benda yang ada disekitarnya. Proses
pembentukan organ mata ini disebut juga dengan organogenesis. Organ-organ pada hewan dan
manusia ,berasal dari tiga lapisan germinal embrio yang telah terbentuk terlebih dahulu pada
tahap gastrulasi. . Masing- masing lapisan yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm akan
membentuk suatu bumbung yang akan berkembang menjadi sistem organ tertentu yang berbeda
namun berkaitan satu dengan yang lain. Pada organogenesis juga terjadi tahap pertumbuhan
akhir embrio yaitu penyelesaian secara halus bentuk definitif menjadi ciri suatu individu. Organ
yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio pada fase gastrula
yaitu :
 Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf),
integumen (kulit), rambut dan alat indera.
 Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat
reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren.
 Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan,
dan alat respirasi seperti pulmo. Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding
tubuh embrio dalam pembentukan satu organ tubuh pada makhluk hidup. Contohnya :
Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam
pembentukan kelopak mata.
Agar lebih mengetahui proses pembentukan mata, maka dalm makalah ini disajikan
secara rinci proses pembentukan mata dalam janin. Dan juga disertai kelainan mata yang terjadi.
A. PROSES PEMBENTUKAN ORGAN MATA
Pembentukan mata merupakan proses yang sangat kompleks dimana setiap
tahap memerlukan koordinasi antar jaringan yang berkontribusi. Perkembangan mata
mulai tampak pada tahap embrio (22 hari setelah ovulasi) sebagai sepasang lekukan
dangkal pada sisi kanan dan kiri otak depan. Lekukan ini selanjutnya menjadi vesikel
optik. Adapun beberapa tahapan pembentukan mata yaitu :
1) Vesikula optik menginduksi ektoderm epidermis di hadapannya untuk membentuk
penebalan/ plakoda lensa.

Gambar 1. Penjelasan awal perkembangan mata pada janin


Gambar 2.
Perkembangan vesikula
optik dan vesikula lensa
pada embrio manusia

Gambar 3.
Perkembangan minggu ke-4 awal

2) Plakoda lensa berinvaginasi menjadi vesikula lensa, lalu menginduksi balik vesikula
optic, dan vesikula optik berinvaginasi menjadi mangku optik
3) Cawan optik akan berdiferensiasi menjadi dua lapisan, yaitu sebelah luar: lapisan
berpigme yang akan berkembang menjadi retina berpigmen; dan sebelah dalam: lapisan
sensoris yang akan berkembang menjadi retina sensoris. Lapisan dalam memperbanyak
diri dengan cepat dan membentuk neuron yang sensitive terhadap cahaya, glia, inter-
neuron, dan sel-sel ganglion ini akan membentuk suatu lapisan sensoris yang akan
menjadi retina sensoris.

Gambar 4. Irisan horizontal daerah


mata embrio manusia minggu ke-4
Gambar 5. Daerah mata
embrio manusia minggu ke-6

Gambar 6. Perbandingan transformasi tangkai mata

4) Retina sensoris terdiri dari lapisan luar inti (zona proliferasi atau zona germinativum)
dan zona marginal yang tidak berinti (anuclear marginal zone) saat minggu kelima, dan
kemudian akan menebal pada minggu keenam. Sel germinativum berproliferasi pada
zona inti dan bermigrasi ke zona marginal pada minggu ketujuh, proses ini membentuk
lapisan neuroblastik interna dan eksterna (inner and outer neuroblastic layer),
dipisahkan oleh prosesus yangmembentuk lapisan serat transien Chievitz.
5) Bagian pangkal cawan optik menyempit, disebut tangkai optik dan berhubungan dengan
diensefalon. Akson sel-sel ganglionik dari retina sensoris bertemu pada bagian dasar
mata sepanjang tangkai optik dan menjadi sarafoptik.
6) Vesikula lensa melepaskan diri dari ektoderm epidermis menjadi lensa. Lensa akan
berdiferensiasi menjadi transparan, berkaitan dengan perubahan struktur sel dan sintesis
protein spesifik yang disebut kristalin. Sel-sel lensa pada sisi dekat retina mula-mula
berbentuk panjang dan menghasilkan kristalin. Sel-sel ini terus tumbuh hingga mengisi
rongga lensa, sehingga lensa sekarang terisi penuh oleh kristalin yang jernih dan
transparan serta tidak berinti.
Gambar 7. Perbandingan perkembangan lensa pada janin minggu ke-6 dan minggu ke-7

7) Lensa menginduksi ektoderm epidermis yang menutupinya menjadi kornea. Kornea


akan menjadi jernih, karena pigmen pada sel-selnya menjadi hilang.
8) Proliferasi retina dimulai dari zona inti luar dan berlangsung ke arah dalam pada minggu
ke-12, sementara diferensiasi berlangsung dari lapisan dalam menuju ke luar. Sel
ganglion interna merupakan sel pertama yang berdiferensiasi dan fotoreseptor eksterna
adalah sel terakhir yang berdiferensiasi.
9) Bagian tepi cawan optik yang tidak ikut berubah menjadi retina sensoris akan
berkembang menjadi iris
10) Lapisan koroid dan sklera dibentuk dari mesenkim yang berakumulasi mengelilingi
bola mata.
11) Ektoderm epidermis di depan kornea akan menjadi kelopak mata. Kematian sel-sel di
tengah-tengah bagian tersebut menyebabkan terpisahnya kelopak mata atas dan bawah.
Gambar 8. Perkembangan mata janin minggu-20

Gambar 9. Skema urutan induksi pada pembentukan mata dari awal


perkembangan hingga terdeferensiasi.
TULANG ORBITA

Orbita digambarkan sebagai piramid berdinding empat yang berkonvergensi ke arah belakang.
Dinding medial orbita kiri dan kanan terletak paralel dan dipisahkan oleh hidung. Pada setiap
orbita, dinding lateral dan medial membentuk sudut 45 derajat.
Lima tulang pembentuk orbita :

1. Os. Frontal
2. Os. Spenoidal
3. Os. Zygomaticus
4. Os. Palatinum
5. Os. Maxila
6. Os. Ethmoidales
7. Os. Lakrimalis

Orbita berbentuk buah pir, dengan nervus optikus sebagai tangkainya. Lingkaran anterior lebih
kecil sedikit dari pada lingkaran di bagian dalam tepiannya yang merupakan pelindung yang
kuat.
Volume orbita kira-kira 30cc dan bola mata hanya menempati seperlima bagian ruangan,
selebihnya diisi lemak dan otot. Pada bagian anterior, terdapat septum orbitae (pemisah antara
palpebradan orbita).
Orbita berisi :

 Otot penggerak bola mata


 N. Optikus
 Glandula Lakrimalis
 Lemak

Orbita berhubungan dengan sinus frontalis di atas, sinus maksilaris di bawah, sinus ethmoidalis
dan sinus sphenoid di medial. Dasar orbita yang tipis mudah rusak oleh trauma langsung
terhadap bola mata sehingga menimbulkan 'fraktur blow-out' dengan herniasi isi orbita ke dalam
antrum maksilaris. Infeksi pada sinus ethmoidalis dan sphenoid dapat mengikis dinding
medialnya yang setipis kertas (lamina papyracea) dan mengenai orbita. Defek pada atapnya
(misal : neurofibromatosis) dapat berakibat timbulnya pulsasi pada bola mata yang berasal dari
otak.

Dinding Orbita:

 Atap orbita => terdiri dari facies orbitalis osis frontalis. Di bagian anterior lateral atas,
terdapat fosa lakrimalis yang berisi kelenjar lakrimal. Di posterior atap, terdapat ala
parva osis sphenoid yang mengandung kanalis optikus.
 Dinding lateral => dipisahkan dari bagian atap oleh fisura ortalis superior yang
memisahkan ala parva dan ala magna osis sphenoidalis. Bagian anterior dinding lateral
dibentuk oleh facies orbitalis osis zygomatici (malar), merupakan bagian terkuat orbita.
 Dasar orbita => dipisahkan dari dinding lateral oleh fisura orbitalis inferior. Bagian dasar
yang luas terbentuk dari pars orbitalis osis maksilaris (merupakan tempat yang paling
sering terjadinya fraktur). Processus orbitalis osis platini membentuk daerah segitiga
kecil pada dasar posterior.

Apeks Orbita => merupakan tempat masuknya semua saraf dan pembuluh darah ke mata serta
merupakan tempat asal semua otot ekstraokuler kecuali obliquus inferior.

 Fisura orbitalis superior =>


o vena ophthalmika superior, nervus lakrimalis, frontalis, dan trabekularis =>
berjalan di bagian lateral fisura (di luar anulus Zinn)
o Ramus superior dan inferior nervus okulomotorius, nervus abducens dan
nasosiliaris => berjalan di bagian medial fisura (di dalam anulus Zinn)
o Vena ophthalmika superior sering bergabung dengan vena ophthalmika inferior
sebelum keluar dari orbita.
 Kanalis Optikus (di dalam anulus Zinn) => dilalui nervus optikus dan arteri ophthalmika

Perdarahan
Arteri Carotis Interna => Arteri Ophtalmika (berjalan dengan nervus optikus menuju orbita dan
bercabang)

 => Arteri Retina Sentralis (cabang intraorbita pertama, memasuki nervus optikus sekitar
8-15mm di belakang bola mata.
 => Arteri Lakrimalis => perdarahi glandula lakrimalis dan kelopak mata atas.
 => Arteri Siliaris Posterior Longa dan Brevis (cabang muskularis ke berbagai otot orbita)
o Longa => perdarahi korpus siliare dan beranastomose dengan arteri siliaris
anterior membentuk circulus arterialis mayor iris.
o Brevis => perdarahi khoroid dan bagian nervus optikus.
 => Arteri Siliaris Anterior (cabang muskularis menuju muskuli recti) => perdarahi
sklera, episklera, limbus, konjungtiva.
 => Arteri Palpebralis (cabang ke kelopak mata)

ACPL (Artery Cyliaris Posterior Longus) + ACA (Artery Cyliaris Anterior) => di pangkal iris
membentuk sirkulus arteriosus mayor.

Bola Mata
Bola mata dewasa normal hampir mendekati bulat dengan diameter anteroposterior sekita 24,5
mm. Pada saat bayi, panjangnya 16,5 mm.
Bola Mata
Konjungtiva
=> merupakan membran mukosa yang transparan dan tipis yang membungkus :

 Permukaan posterior kelopak mata => konjungtiva palpebralis


K. Palpebralis melekat erat ke tarsus
 Permukaan anterior sklera => konjungtiva bulbaris
K. bulbaris melekat longgar ke septum orbitale di fornices dan melipat berkali-kali.
Pelipatan ini memungkinkan bola mata bergerak dan memperbesar permukaan
konjungtiva sekretorik. Kecuali di limbus (tempat kapsul tenon menyatu dengan
konjungtiva sejauh 3 mm), konjungtiva bulbaris melekat longgar dengan kapsul tenon
dan sklera di bawahnya.
 Konjungtiva fornik

Perdarahan konjungtiva versal dari arteri siliaris anterior dan arteri palpebralis. Persarafannya
berasal dari cabang pertama N. V.

Kapsula Tenon (Fascia Bulbi)


Kapsula Tenon merupakan membran fibrosa yang membungkus bola mata dari limbus sampai
ke nervus optikus. Di dekat limbus, konjungtiva-kapsula tenon-dan episklera menyatu. Segmen
bawah kapsula tenon tebal dan menyatu dengan fasia muskulus rektus inferior dan muskulus
obliquus inferior membentuk ligamentum suspensorium bulbi(Ligamentum Lock-wood), tempat
terletaknya bola mata.

Sklera dan Episklera

Sklera merupakan 5/6 bagian dinding bola mata berupa jaringan kuat yang berwarna putih.
Permukaan luar sklera anterior dibungkus oleh lapisan tipis jaringan elastik halus yang disebut
episklera.
Dibagian anterior, sklera bersambung dengan kornea dan dibagian belakang bersambung dengan
duramater nervus optikus. Beberapa sklera berjalan melintang bagian anterior nervus optikus
sebagai Lamina Cribrosa. Persarafan sklera berasal dari saraf-saraf siliaris.
Episklera banyak mengandung pembuluh darah.
Lapisan pembungkus mata bagian luar :

1. Episklera
2. Sklera
3. Lamina Fusca=> lapisan berpigmen coklat pada permukaan dalam sklera yang
membentuk lapisan luar ruang suprakoroid.
Kornea
Kornea merupakan lapisan transparan yang melapisi 1/3 depan bola mata. Permukaannya licin
dan mengkilat. Lebih tebal di bagian pinggir dari pada sentral. Indeks biasnya 1,337 dengan
daya refraksi + 42 dioptri.
Kornea bersifat avaskuler sehingga nutrisinya berasal dari pembuluh darah limbus, air mata, dan
akuos humor. Dipersarafi oleh N. V1 (N. Ophthalmicus).
Lapisan kornea :

1. Epitel : terdiri dari 5-6 lapis sel berbentuk kubus sampai gepeng.
2. Membrana Bowman : Lapisan jernih aseluler.
3. Stroma : terdiri dari kumpulan sel yang membentuk jaringan ikat yang kuat.
4. Membrana Dessement : sebuah membran jernih yang elastik, tampak amorf.
5. Endotel : merupakan satu lapis sel berbentuk kubus.

Bila ada infeksi kronik, kornea akan memutih dan terbentuk vaskuler pada kornea.

Uvea
Uvea merupakan lapisan vaskuler tengah mata dan dilindungi oleh sklera dan. Bagian ini ikut
memasok darah ke retina. Terdiri dari :

 Iris => merupakan perpanjangan korpus siliare ke anterior. Di dalam stroma iris terdapat
sfingter dan otot dilatator. Perdarahan iris berasal dari circulus mayor iris, persarafannya
berasal dari serat di dalam nervi siliare.
Iris berfungsi mengendalikan banyak cahaya yang masuk ke dalam mata. Ukuran pupil
ditentukan oleh keseimbangan antara konstriksi akibat aktivitas parasimpatik yang
dihantarkan melalui N. Kranialis III dan dilatasi yang ditimbulkan oleh aktivitas
simpatik.
 Korpus Siliare
Korpus siliare dan epitel siliaris pembungkusnya berfungsi untuk produksi akuos humor.
Muskulus siliaris tersusun dari gabungan serat longitudinal, sirkuler, radial. Fungsi serat
sirkuler adalah untuk mengerutkan dan relaksasi serat Zonula yang berorigo di lembah di
antara prosesus siliaris.
 Koroid => merupakan segmen posterior dari uvea, di antara retina dan sklera. Tersusun
dari 2 lapis pembuluh darah

Lensa
Lensa merupakan struktur bikonveks, avaskuler, tak berwarna, dan hampir transparan sempurna.
Lensa Kristalin => saat neonatal bentuknya hampir bulat dengan konsentrasi cair. Daya
akomodasinya sangat kuat. Lensa kristalin ini tumbuh seumur hidup di ekuator lensa sehingga
semakin tua lensanya semakin padat dan daya akomodasinya turun.
Saat dewasa, bentuknya cembung ganda, permukaan anterior lebih flat dibanding posterior.
Diameter 9 mmm, tebal 4,5-6 mm. Warnanya bening keabuan, transparan, avaskuler. Daya
refraksinya +16 dioptri, indeks bias 1,337.
Konsistensinya 65% air dan 35% protein (kristalin). Kandungan kalsium lensa lebih banyak dari
pada jaringan tubuh lain. Asam askorbat dan glutation terdapat dalam bentuk teroksidasi
maupun tereduksi. Tidak ada serat nyeri, pembuluh darah.
Menggantung pada korpus siliare melalui Zonula Zinii. Di anteriornya terdapat akuos humor dan
di posteriornya terdapat vitreus humor.
Aquaeus Humor

klik untuk perbesar gambar


Akuos humor merupakan cairan yang mengisi COA, diproduksi oleh korpus siliare di COP
(Kamera Okuli Posterior) yang selanjutnya mengisi COA dan dieksresi melalui trabekula.
Sepuluh persennya dieksresikan melalui iris.
Fungsi :

 Nutrisi lensa dan kornea sampai epitel


 Pertahankan TIO normal 10-20 mmHg.

Kamera Okuli Anterior (COA)


Sudut COA merupakan terbentuk dari perifer kornea dengan akar iris, besarnya 45'. COA berisi
cairan Akuos humor yang dihasilkan corpus siliaris.
Garis Schwalbe merupakan tanda dari berakhirnya kornea. Jalinan trabekula terdapat di atas
kanalis Schlemm.

Retina
Retina merupakan jaringan saraf tipis yang semi transparan, membentang dari papil saraf optic
ke depan sampai Oraserata. Tebalnya 0,1 mm, dan semakin tebal pada bagian posterior. Pada
retina terdapat :

 Makula => merupakan pigmentasi kekuningan (Xantofil) yang membatasi arcade arteri
retina sentralis sehingga Fovea menjadi avaskular
 Fovea => merupakan bagian di tengah makula, merupakan cekungan sehingga
menghasilkan pantulan khusus dengan ophthalmoscop yang disebut refleks fovea.
 Foveola => bagian paling tengah dari Fovea. Seluruhnya berupa sel Cone/ Sel kerucut
(sel foto reseptor) dan semakin ke perifer digantikan oleh sel Rod.

Vitreus
Korpus vitreus mengisi 2/3 bagian isi bola mata dan mempertahankan bentuknya selalu bulat.
Konsistensinya 99% air dan berbentuk gel.

ADNEKSA MATA
Alis Mata
Alis mata merupakan lipatan kulit menebal yang ditutupi rambut. Lipatan kulit ini ditunjang
oleh serat otot di bawahnya. Glabela merupakan prominentia tanpa rambut di antara ali

Oculus adalah organ penglihatan yang terdiri dari bulbus oculi (bola mata) dan nervus opticus.
Orbita yang berisi bulbus oculi dan struktur tambahan adalah rongga tulang pada skeleton
wajah. Regio orbitalis adalah area pada wajah yang meliputi orbita, bulbus oculi, palpebrae,
apparatus lacrimalis, jaringan lemak dan saraf.
Tulang-tulang pembentuk cavitas orbitalis adalah sekelompok tulang yang mengelilingi dan
melindungi bulbus oculi. Struktur orbita berbentuk piramid kuadrangular dengan basis
mengarah ke anterolateral dan apex mengarah ke posteromedial (canalis opticus). Atap orbita
dibentuk terutama oleh os frontale dan sedikit kontribusi dari os sphenoidale. Dinding medial
dibentuk oleh os maxilla, os lacrimale, os ethmoidale, dan os sphenoidale. Dinding lateral
dibentuk oleh os zygomaticum dan os sphenoidale. Dasar orbita dibentuk oleh os maxilla
dengan sedikit kontribusi dari os zygomaticum dan os palatinum.

Lubang dan celah pada cavitas orbitalis terdiri dari canalis opticus, fissura orbitalis superior, dan
fissura orbitalis inferior. Canalis opticus dilalui oleh nervus opticus dan arteri opthalmica.
Fissura orbitalis superior dilalui oleh nervus oculomotorius, nervus trochlearis, nervus
opthalmicus, nervus abducens, dan vena opthalmica superior. Fissura orbitalis inferior dapat
dilalui oleh vena opthalmica inferior.
Palpebrae (kelopak mata) melindungi aspek anterior mata. Palpebra pada orbita terdiri dari
palpebra superior dan palpebra inferior. Celah diantara kedua palpebra disebut sebagai rima
palpebrarum. Kedua margo palpebra bertemu di lateral sebagai commissura lateralis
palpebrarum dan bertemu di medial sebagai commissura medialis palpebrarum yang masing-
masing membentuk angulus oculi lateralis dan angulus oculi medialis (canthus medial dan
canthus lateral). Pada margo palpebrae dapat ditemukan dua atau tiga baris supercilia. Lapisan
palpebra mencakup kulit, subcutis, otot ekstrinsik (musculus orbicularis oculi), septum orbitalis,
tarsus beserta musculus levator palpebra superior, dan conjunctiva tarsal.

Conjunctivae terbagi menjadi conjunctiva tarsal yang melapisi palpebra bagian dalam dan
conjunctiva bulbi yang melapisi sklera. Kedua lapisan conjunctiva ini bertemu di bagian
superior sebagai fornix conjunctivae superior dan di bagian inferior fornix conjunctivae inferior.
Akan tarbentuk sebuah kantung antara peralihan conjunctiva bulbi dan conjunctiva tarsal
terutama saat mata tertutup yang disebut saccus conjunctivalis.

Apparatus lacrimalis adalah seperangkat organ di orbita yang berfungsi dalam menghasilkan air
mata, mengalirkan air mata dari aspek superolateral atap orbita menuju ke arah medial hingga
bermuara di meatus nasi inferior. Apparatus lacrimalis terdiri dari glandula lacrimalis beserta
ductus lacrimalis-nya, papilla lacrimalis beserta punctum lacrimale, canaliculi lacrimalis
superior dan canaliculis lacrimalis inferior, saccus lacrimalis, dan ductus nasolacrimalis. Secara
keseluruhan apparatus lacrimalis berfungsi untuk menghasilkan air mata yang mempunyai
fungsi proteksi baik terhadap mikroorganisme maupun keadaan yang kering pada mata, selain
itu juga memiliki fungsi nutrisi terhadap kornea.

Otot-otot penggerak bola mata terdiri dari enam otot yang bekerja pada tiga aksis yang bekerja
secara mutual. Ketiga aksis ini adalah aksis transversal yang menggerakkan pupil ke superior
(elevasi) atau inferior (depresi), aksis vertikal yang menggerakkan pupil ke medial (adduksi)
atau lateral (abduksi), dan aksis anteroposterior yang menggerakkan polus superior bola mata ke
medial (rotatio medial/ intorsi) dan ke lateral (rotatio lateral/ ekstorsi). Keenam otot bola mata
ini, yaitu:
· Musculus rectus superior, terutama untuk elevasi bola mata.
· Musculus rectus inferior, terutama untuk depresi bola mata.
· Musculus rectus lateral, untuk abduksi bola mata.
· Musculus rectus medial, untuk adduksi bola mata.
· Musculus obliquus superior, untuk depresi pupil pada posisi adduksi.
· Musculus obliquus inferior, untuk elevasi pupil pada posisi adduksi.

Musculus rectus superior, rectus inferior, rectus medial, dan obliquus inferior dipersarafi oleh
nervus oculomotorius. Musculus obliquus superior dipersarafi oleh nervus trochlearis,
sedangkan musculus rectus lateral dipersarafi oleh nervus abducens.
Bola mata berbentuk bulat dan dibungkus oleh 3 lapis jaringan yaitu tunica fibrosa (sklera dan
kornea), tunica vasculosa (choroid, corpus ciliaris, dan iris), dan tunica intima (retina pars optica
dan retina pars coeca/ non visual).

Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal memberi bentuk pada mata, merupakan bagian bola
mata yang berwarna putih dan menempati lima perenam bagian bola mata. Sklera merupakan
tempat perlekatan otot-otot ekstraokular. Bagian depan sklera dilapisi oleh tunica conjunctiva
bulbi yang transparan dan mengandung banyak pembuluh darah kecil. Peralihan antara sklera
dan kornea disebut limbus cornea. Kornea sendiri merupakan bagian yang transparan,
menempati seperenam bagian bola mata di depan. Kornea merupakan salah satu media refraksi
dengan kekuatan 40 dioptri. Kornea adalah bangunan yang tidak mengandung pembuluh darah
(avaskular) dan mendapat nutrisi dari capillary beds di sekelilingnya, humor aqueous, dan air
mata. Kornea sangat sensitif terhadap sentuhan, dipersarafi oleh nervus opthalmicus, yang
berperan dalam refleks kornea.

Tunica vasculosa merupakan jaringan vaskular. Choroid adalah lapisan dibawah sklera yang
melingkupi dua pertiga posterior dari tunica vasculosa ini. Choroid terutama terdiri dari unsur-
unsur pembuluh darah yang berasal dari arteri ciliaris brevis, dan aliran balik darah oleh vena
vorticosae. Corpus ciliare merupakan lanjutan choroid ke bagian anterior. Corpus ciliare
menopang lensa melalui serabut-serabut zonula ciliaris Zinii yang berinsersi ke dalam capsula
lentis. Pada corpus ciliare terdapat musculus ciliaris yang memanjang sampai limbus cornea dan
berperan dalam mengatur ketegangan zonula ciliaris yang kemudian berefek pada
pencembungan lensa. Iris adalah organ yang membagi ruangan di antara kornea dan lensa
menjadi camera oculi anterior dan camera oculi posterior. Iris mengandung pigmen yang
bervariasi jumlahnya. Ujung-ujung iris membentuk gambaran pupil. Pada iris terdapat otot-otot
yang mempengaruhi besarnya diameter pupil yaitu musculus sphincter pupil dan musculus
dilator pupil.

Tunica intima terutama terdiri dari jaringan saraf yang berfungsi menerima cahaya. Lapisan ini
merupakan lapisan terdalam dinding bola mata yaitu retina. Secara garis besar, retina terbagi
atas dua bagian fungsional yaitu bagian optik dan bagian non visual. Bagian optik adalah bagian
retina yang sensitif terhadap pencahayaan, terdiri atas lapisan saraf dan lapisan pigmen yang
melekat erat pada choroid. Bagian ini berakhir di ora serrata, lalu dilanjutkan ke bagian non
visual yang merupakan lanjutan lapisan pigmen yang berasal dari corpus ciliare. Fundus retina
merupakan belahan posterior retina. Dengan funduskopi dapat terlihat gambaran discus nervi
optici (papilla nervi optici) dan macula lutea yang terletak lateral terhadap papilla nervi optici.
Di bagian tengah dari macula lutea tampat fovea centralis yang merupakan lokasi dimana
terdapat paling banyak sel kerucut. Pada discus nervi optici akan tampak gambaran percabangan
pembuluh darah (arteri centralis retinae) dan saraf yang berhubungan dengan retina. Daerah ini
bebas dari fotoreseptor dan disebut sebagai titik buta.

Ruangan di dalam bola mata dapat terbagi menjadi camera bulbi dan corpus vitreum. Camera
bulbi terbagi dua oleh iris yaitu camera bulbi anterior yang terletak di antara kornea dan iris,
dan camera bulbi posterior yang terletak di antara iris dan lensa. Camera bulbi ini berisi humor
aqueous yang disekresi oleh processus ciliaris, lalu dialirkan ke camera oculi posterior, melalui
pupil, masuk ke camera oculi anterior, lalu dialirkan ke sistem vena melalui dua jalur utama
yaitu melalui sinus venosus sclera/ trabecular meshwork (canalis Schlemm) di sudut camera
oculi anterior (angulus iridis/ sudut iridokornea) dan melalui jalur uveoscleral.

Vaskulatur orbita berasal dari arteri ophtalmica yang merupakan cabang dari arteri carotis
interna dan dari arteri infraorbitalis yang berasal dari arteri carotis externa. Arteri centralis retina
yang menyuplai darah pada organ retina ini dipercabangkan oleh arteri opthalmica di sebelah
inferior nervus opticus. Permukaan luar retina disuplai oleh choriocapillaris yang berasal dari
choroid, dimana choroid sendiri diperdarahi oleh arteri ciliaris posterior brevis. Arteri ciliaris
posterior longus akan beranastomosis dengan arteri ciliaris anterior dan menyuplai corpus
ciliaris beserta iris. Aliran darah balik orbita melalui vena opthalmica superior dan vena
opthalmica inferior yang akan bermuara di sinus cavernosus.
Palpebra

 Mata,oculus,sisi kanan,dengan kelopak mata tertutup

Rata-rata ,mata manusia berkedip 20-30 kali pe rmenit.setiap gerakan kelopak mata
menyebarkan film air mata ke permukaan mata.Berkedip melibatkan kontraksi M. Orbicularis
oculi berurutan dari temporal ke nasal dan menyebabkan gerakan menghapus dengan arah ke
canthus nasalis.Iritasi mekanis(seperti tegukan mendadak,partikel debu,lalat)mengaktivasi
refleks berkedip (dikenal juga sebagai refleks korneal )untuk melindungi mata.

Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat menutup dan
melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip melindungi kornea dan konjungtiva dari
dehidrasi. Palpebra superior berakhir pada alis mata; palpebra inferior menyatu dengan pipi.
Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superfisial ke dalam terdapat lapis kulit,
lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar, jaringan fibrosa (tarsus), dan lapis
membran mukosa (konjungtiva pelpebrae).

1. Kulit
Kulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis, longgar, dan elastis,
dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak subkutan.
2. Muskulus Orbikularis okuli
Fungsi otot ini adalah untuk munutup palpebra. Serat ototnya mengelilingi fissura palpebra
secara konsentris dan meluas sedikit melewati tepian orbita. Sebagian serat berjalan ke pipi dan
dahi. Bagian otot yang terdapat di dalam palpebra dikenal sebagai bagian pratarsal; bagian diatas
septum orbitae adalah bagian praseptal. Segmen luar palpebra disebut bagian orbita. Orbikularis
okuli dipersarafi oleh nervus facialis.
3. Jaringan Areolar
Terdapat di bawah muskulus orbikularis okuli, berhubungan degan lapis
subaponeurotik dari kujlit kepala.
4. Tarsus
Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapis jaringan fibrosa padat yang disebut tarsus
superior dan inferior. Tarsus terdiri atas jaringan penyokong kelopak mata dengan kelenjar
Meibom (40 buah di kelopak atas dan 20 buah di kelopak bawah).
5. Konjungtiva Palpebrae
Bagian posterior palpebrae dilapisi selapis membran mukosa, konjungtiva palpebra, yang
melekat erat pada tarsus. Tepian palpebra dipisahkan oleh garis kelabu (batas mukokutan)
menjadi tepian anterior dan posterior. Tepian anterior terdiri dari bulu mata, glandula Zeiss dan
Moll. Glandula Zeiss adalah modifikasi kelenjar sebasea kecil yang bermuara dalam folikel
rambut pada dasar bulu mata. Glandula Moll adalah modifikasi kelenjar keringat yang bermuara
ke dalam satu baris dekat bulu mata. Tepian posterior berkontak dengan bola mata, dan
sepanjang tepian ini terdapat muara-muara kecil dari kelenjar sebasesa yang telah dimodifikasi
(glandula Meibom atau tarsal).
Punktum lakrimalis terletak pada ujung medial dari tepian posterior palpebra. Punktum ini
berfungsi menghantarkan air mata ke bawah melalui kanalikulus terkait ke sakus lakrimalis.
Fisura palpebrae adalah ruang elips di antara kedua palpebra yang dibuka. Fisura ini berakhir di
kanthus medialis dan lateralis. Kanthus lateralis kira-kira 0,5 cm dari tepian lateral orbita dan
membentuk sudut tajam.
Septum orbitale adalah fascia di belakang bagian muskularis orbikularis yang terletak di antara
tepian orbita dan tarsus dan berfungsi sebagai sawar antara palpebra orbita. Septum orbitale
superius menyatu dengan tendo dari levator palpebra superior dan tarsus superior; septum
orbitale inferius menyatu dengan tarsus inferior.
Retraktor palpebrae berfungsi membuka palpebra. Di palpebra superior, bagian otot rangka
adalah levator palpebra superioris, yang berasal dari apeks orbita dan berjalan ke depan dan
bercabang menjadi sebuah aponeurosis dan bagian yang lebih dalam yang mengandung serat-
serat otot polos dari muskulus Muller (tarsalis superior). Di palpebra inferior, retraktor utama
adalah muskulus rektus inferior, yang menjulurkan jaringan fibrosa untuk membungkus
meuskulus obliqus inferior dan berinsersio ke dalam batas bawah tarsus inferior dan orbikularis
okuli. Otot polos dari retraktor palpebrae disarafi oleh nervus simpatis. Levator dan muskulus
rektus inferior dipasok oleh nervus okulomotoris.
Pembuluh darah yang memperdarahi palpebrae adalah a. Palpebra. Persarafan sensorik kelopak
mata atas didapatkan dari ramus frontal nervus V, sedang kelopak mata bawah oleh cabang
kedua nervus V.

EPIDEMIOLOGI
Data epidemiologi internasional menyebutkan bahwa hordeolum merupakan jenis penyakit
infeksi kelopak mata yang paling sering ditemukan pada praktek kedokteran. Insidensitidak
bergantung pada ras dan jenis kelamin. Dapat mengenai semua usia, tapi lebih sering padaorang
dewasa, kemungkinan karena kombinasi dari beberapa faktor seperti tingginya levelandrogen
dan peningkatan insidensi meibomitis dan rosacea pada dewasa.

ETIOLOGI
Biasanya disebabkan oleh kuman Stafilokokus (Staphylococcus aureus adalah penyebab pada 90
– 95% kasus). Biasanya dapat dicetuskan oleh stress, nutrisi yang buruk, penggunaan pisau
cukur yang sama untuk mencukur rambut disekitar mata dan kumisatau tempat lain. Infeksi ini
mudah menyebar, sehingga diperlukan pencegahan terutama mengenai kebersihan individual.
Yaitu dengan tidak menyentuh mata yang terinfeksi, pemakaiankosmetik bersama-sama,
pemakaian handuk dan washcloth bersama-sama.

GEJALA KLINIS
Hordeolum memberikan gejala radang pada kelopak mata seperti bengkak, mengganjal dengan
rasa sakit, merah, dan nyeri bila ditekan. Hordeolum internum biasanya berukuran lebih besar
dibanding hordeolum eksternum. Adanya pseudoptosis atau ptosis terjadi akibat bertambah
beratnya kelopak sehingga sukar diangkat. Pada pasien dengan hordeolum, kelenjar preaurikel
biasanya turut membesar. Sering hordeolum ini membentuk abses dan pecah dengan sendirinya.
Gejala :
- Pembengkakan
- Rasa nyeri pada kelopak mata
- Perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata
- Riwayat penyakit yang sama
Tanda :
- Eritema
- Edema
- Nyeri bila ditekan di dekat pangkal bulu mata
- Seperti gambaran abses kecil

PATOFISIOLOGI
Hordeolum externum timbul dari blokade dan infeksi dari kelenjar Zeiss atau Moll. Hordeolum
internum timbul dari infeksi pada kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus. Obstruksi dari
kelenjar-kelenjar ini memberikan reaksi pada tarsus dan jaringan sekitarnya. Kedua tipe
hordeolum dapat timbul dari komplikasi blefaritis.
Patogenesis terjadinya hordeolum eksterna diawali dengan pembentukan nanah dalamlumen
kelenjar oleh infeksi Staphylococcus aureus. Biasanya mengenai kelenjar Zeis dan Moll.
Selanjutnya terjadi pengecilan lumen dan statis hasil sekresi kelenjar. Statis ini akan
mencetuskan infeksi sekunder oleh Staphylococcus aureus.
Terjadi pembentukan nanah dalam lumen kelenjar. Secara histologis akan tampak gambaran
abses, dengan ditemukannya PMN dandebris nekrotik. Hordeolum interna terjadi akibat adanya
infeksi sekunder kelenjar Meibom dilempeng tarsal.

DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING


Diagnosis : Hordeolum Eksternum Palpebra Inferior Okulus Sinistra
Diagnosis Banding : Hordeolum eksternus adalah hordeolum internus, selulitis
preseptal,kalazion, dan karsinoma sel basal. Pada hordeolum eksternus benjolan ikut bergerak
dengan pergerakan kulit, benjolan menonjol ke arah kulit, dan bila mengalami supurasi
benjolanmemecah sendiri ke arah kulit. Sedangkan pada hordeolum internus benjolan tidak ikut
bergerak dengan pergerakan kulit, benjolan menonjol ke arah konjungtiva dan karena letaknya
dalamtarsus jarang memecah sendiri.

PENATALAKSANAAN
Pada umumnya hordeolum dapat sembuh sendiri (self-limited) dalam 1-2 minggu. Namun tak
jarang memerlukan pengobatan secara khusus, obat topikal (salep atau tetes mata antibiotik)
maupun kombinasi dengan obat antibiotika oral (diminum).
Urutan penatalaksanaan hordeolum adalah sebagai berikut:
• Kompres hangat selama sekitar 10-15 menit, 4 kali sehari.
• Antibiotik topikal (salep, tetes mata), misalnya: Gentamycin, Neomycin, Polimyxin B,
Chloramphenicol, Dibekacin, Fucidic acid, dan lain-lain. Obat topikal digunakan selama 7-10
hari, sesuai anjuran dokter, terutama pada fase peradangan.
• Antibiotika oral (diminum), misalnya: Ampisilin, Amoksisilin, Eritromisin, Doxycyclin.
Antibiotik oral digunakan jika hordeolum tidak menunjukkan perbaikan dengan antibiotika
topikal. Obat ini diberikan selama 7-10 hari. Penggunaan dan pemilihan jenis antibiotika oral
hanya atas rekomendasi dokter berdasarkan hasil pemeriksaan.
Adapun dosis antibiotika pada anak ditentukan berdasarkan berat badan sesuai dengan masing-
masing jenis antibiotika dan berat ringannya hordeolum.
Obat-obat simptomatis (mengurangi keluhan) dapat diberikan untuk meredakan keluhan nyeri,
misalnya: asetaminofen, asam mefenamat, ibuprofen, dan sejenisnya.
Pada nanah dan kantong nanah tidak dapat keluar dilakukan insisi. Pada insisi hordeolum
terlebih dahulu diberikan anestesia topikal dengan pentokain tetes mata. Dilakukan anestesi
infiltrasi dengan prokain atau lidokain di daerah hordeolum dan dilakukan insisi yang bila :
• Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus pada margo
palpebra.
• Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra.
Setelah dilakukan insisi dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan meradang di
dalam kantongnya dan kemudian diberi salep antibiotik.

KOMPLIKASI
Penyulit hordeolum adalah selulitis palpebra, yang merupakan radang jaringan ikat jarang
palpebra di depan septum orbita dan abses palpebra.

PROGNOSIS
Hordeola biasanya sembuh spontan dalam waktu 1-2 minggu. Resolusi lebih cepat dengan
penggunaan kompres hangat dan ditutup yang bersih. Hordeola Internal terkadang berkembang
menjadi chalazia, yang mungkin memerlukan steroid topikal atau intralesi atau bahkan insisi dan
kuretase.

PENCEGAHAN
Pencegahan hordeolum dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan wajah danmembiasakan
mencuci tangan sebelum menyentuh wajah agar hordeolum tidak mudah berulang,dengan
mengusap kelopak mata dengan lembut menggunakan washlap hangat untuk membersihkan
ekskresi kelenjar lemak, menjaga kebersihan peralatan make-up mata agar tidak terkontaminasi
oleh kuman, dan menggunakan kacamata pelindung jika bepergian di daerah berdebu.

Apparatus Lacrimalis

 Glandula lacrimalis

Glandula lacrimalis terdiri atas pars orbitas yang besar dan pars palpebralis yang kecil,yang
berhubungan satu dengan yang lain pada ujung lateral aponeuritis musculus levator palpebrae
superioris.Glandula ini terletak di atas bola mata,dibagian anterior dan superior orbita ,posterior
terhadap septum orbitale.Kelenjar bermuarake dalam bagian lateral fornix superior glandula
conjunctiva melalui 12 ductus.

 Persarafan

Persarafan sekretomotorik parasimpatik berasal darinucleus lacrimalis nervus


facialis.Serabut-serabut preganglionik mencapai ganglion pterygoloplatinum (sphegoplatinum)
melalui nervus intermedius dan ramus petrosus major serta melalui nervus canalis
pterygoidei.Serabut-serabut posganglionik meninggalkan ganglion dan bergabung dengan
nervus maxillaris.Kemudian serabut ini berjalan di dalam rumus zygomaticus dan nervus
zygomaticotemporalis ,dan akhirnya nervus lacrimalis.

Ductus lacrimalis

Air mata mengalir membasahi cornea dan berkumpul di dalam Lacus lacrimalis. Dari sini,air
mata masuk ke canaliculi lacrimales melalui Puncta lacrimalia.Canaliculi lacrimales berjalan
ke medial dan bermuara ke dalam saccus lacrimalis yang terletak didalam alur lacrimalis di
belakang ligamentum palbebrae mediale dan merupakan ujung atas yang buntu dari ductus
nasolacrimalis.

Ductus nasolacrimalis panjangnya lebih kurang 0,5 inci (1,3 cm) dan keluar dari ujung bawah
saccus lacrimalis.Ductus berjalan ke bawah, belakang dan lateral di dalam canalis osseosa dan
bermuara ke dalam meatusnasi inferior. Muara ini dilindungi oleh lipatan membrana
mucosa yang dikenal sebagai plica lacrimalis. Lipatan ini mencegah udara masuk melalui
ductus ke dalam saccus lacrimalis pada waktu membuang ingus.

OTOT, SARAF & PEMBULUH DARAH

Otot Penggerak Bola Mata

Otot ini menggerakan mata dengan fungsi ganda dan untuk pergerakan mata tergantung pada
letak dan sumbu penglihatan sewaktu aksi otot. Otot penggerak bola mata terdiri enam otot
yaitu:

Muskulus oblik inferior memiliki aksi primer eksotorsi dalam abduksi, dan memiliki aksi
sekunder elevasi dalam adduksi, abduksi dalam elevasi.

Muskulus oblik superior memiliki aksi primer intorsi dalam aduksi, dan aksi sekunder berupa
depresi dalam aduksi, dan abduksi dalam depresi.

Muskulus rektus inferior memiliki aksi primer berupa gerakan depresi pada abduksi, dan
memiliki aksi sekunder berupa gerakan ekstorsi pada abduksi, dan aduksi dalam depresi.

Muskulus rektus lateral memiliki aksi gerakan abduksi.


Muskulus rektus medius memiliki aksi gerakan aduksi

Muskulus rektus superior memiliki aksi primer yaitu elevasi dalam abduksi dan aksi sekunder
berupa intorsi dalam aduksi serta aduksi dalam elevasi.

Beberapa otot bekerja sama menggerakkan mata. Setiap otot dirangsang oleh saraf kranial
tertentu.

Tulang orbita yang melindungi mata juga mengandung berbagai saraf lainnya.

Saraf optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam retina ke otak

Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata

Saraf lainnya menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan merangsang otot pada tulang
orbita.

Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata kanan, sedangkan
darah dari mata dibawa oleh vena oftalmika dan vena retinalis.

Pembuluh darah ini masuk dan keluar melalui mata bagian belakang.

STRUKTUR PELINDUNG

Struktur di sekitar mata melindungi dan memungkinkan mata bergerak secara bebas ke segala
arah.
Struktur tersebut melindungi mata terhadap debu, angin, bakteri, virus, jamur dan bahan-bahan
berbahaya lainnya, tetapi juga memungkinkan mata tetap terbuka sehingga cahaya masih bisa
masuk.

Orbita adalah rongga bertulang yang mengandung bola mata, otot-otot, saraf, pembuluh darah,
lemak dan struktur yang menghasilkan dan mengalirkan air mata.
Kelopak mata merupakan lipatan kulit tipis yang melindungi mata. Kelopak mata secara refleks
segera menutup untuk melindungi mata dari benda asing, angin, debu dan cahaya yang sangat
terang.
Ketika berkedip, kelopak mata membantu menyebarkan cairan ke seluruh permukaan mata dan
ketika tertutup, kelopak mata mempertahankan kelembaban permukaan mata. Tanpa
kelembaban tersebut, kornea bisa menjadi kering, terluka dan tidak tembus cahaya.
Bagian dalam kelopak mata adalah selaput tipis (konjungtiva) yang juga membungkus
permukaan mata.

Bulu mata merupakan rambut pendek yang tumbuh di ujung kelopak mata dan berfungsi
membantu melindungi mata dengan bertindak sebagai barrier (penghalang).
Kelenjar kecil di ujung kelopak mata menghasilkan bahan berminyak yang mencegah
penguapan air mata.
Kelenjar lakrimalis terletak di puncak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan menghasilkan air
mata yang encer.
Air mata mengalir dari mata ke dalam hidung melalui 2 duktus lakrimalis; setiap duktus
memiliki lubang di ujung kelopak mata atas dan bawah, di dekat hidung.
Air mata berfungsi menjaga kelembaban dan kesehatan mata, juga menjerat dan membuang
partikel-partikel kecil yang masuk ke mata. Selain itu, air mata kaya akan antibodi yang
membantu mencegah terjadinya infeksi.

Bola mata mempunyai 3 lapis dinding yang mengelilingi rongga bola mata. Ketiga lapis dinding
ini dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:

Sklera
Sklera merupakan jaringan ikat dengan serat yang kuat; berwarna putih buram (tidak tembus
cahaya), kecuali di bagian depan bersifat transparan, disebut kornea. Konjungtiva adalah lapisan
transparan yang melapisi kornea dan kelopak mata. Lapisan ini berfungsi melindungi bola mata
dari gangguan.

Koroid
Koroid berwarna coklat kehitaman sampai hitam merupakan lapisan yang berisi banyak
pembuluh darah yang memberi nutrisi dan oksigen terutama untuk retina. Warna gelap pada
koroid berfungsi untuk mencegah refleksi (pemantulan sinar). Di bagian depan, koroid
membentuk badan siliaris yang berlanjut ke depan membentuk iris yang berwarna. Di bagian
depan iris bercelah membentuk pupil (anak mata). Melalui pupil sinar masuk. Iris berfungsi
sebagai diafragma, yaitu pengontrol ukuran pupil untuk mengatur sinar yang masuk. Badan
siliaris membentuk ligamentum yang berfungsi mengikat lensa mata. Kontraksi dan relaksasi
dari otot badan siliaris akan mengatur cembung pipihnya lensa.

Retina
Lapisan ini peka terhadap sinar. Pada seluruh bagian retina berhubungan dengan badan sel-sel
saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optik yang memanjang sampai ke otak. Bagian
yang dilewati urat saraf optik tidak peka terhadap sinar dan daerah ini disebut bintik buta.

Adanya lensa dan ligamentum pengikatnya menyebabkan rongga bola mata terbagi dua, yaitu
bagian depan terletak di depan lensa berisi carian yang disebut aqueous humor dan bagian
belakang terletak di belakang lensa berisi vitreous humor. Kedua cairan tersebut berfungsi
menjaga lensa agar selalu dalam bentuk yang benar. Kotak mata pada tengkorak berfungsi
melindungi bola mata dari kerusakan. Selaput transparan yang melapisi kornea dan bagian
dalam kelopak mata disebut konjungtiva. Selaput ini peka terhadap iritasi. Konjungtiva penuh
dengan pembuluh darah dan serabut saraf. Radang konjungtiva disebut konjungtivitis.

Untuk mencegah kekeringan, konjungtiva dibasahi dengan cairan yang keluar dari kelenjar air
mata (kelenjar lakrimal) yang terdapat di bawah alis. Air mata mengandung lendir, garam, dan
antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata berfungsi sebagai alat pelumas dan pencegah masuknya
mikroorganisme ke dalam mata.
Normalnya, sinar – sinar sejajar yang masuk ke dalam bola mata akan dibiaskan oleh sistem
optis bolamata dan terfokus dalam satu titik yang jatuh tepat pada retina. Kondisi ini disebut
emmetropia.

B. Otot Ekstraokuler

Otot ekstraokuler terdiri dari tujuh buah, yaitu: rektus superior, inferior, lateral, medial, dan
lateral, otot oblikus inferior dan superior, serta otot levator palpebra superioris.3
1.Levator Palpebra Superioris

Levator palpebra superioris adalah otot yang berbentuk segitiga yang muncul dari permukaan
inferior sayap minor os sphenoid, di atas dan depan kanalis optikus. Perlekatan posteriornya
tipis dan semakin lebar ke depan. Otot ini berakhir sebagai aponeurosis di atas bola mata.
Sebagian seratnya melekat pada tarsus. Otot ini menerima pendarahan dari arteri optalmikus.
Otot ini dipersarafi cabang superior nervus tiga dan cabang dari pleksus karotis interna. Otot ini
berfungsi mengangkat alis atas.3
2. Otot Rektus

Terdapat empat otot rektus pada setiap orbit. Keempat otot ini memiliki perlekatan yang
bergabung seperti cincin, yaitu tendon annulus komunis. Bagian atas cincin ini merupakan
tempat perlekatan otot rektus superior dan sebagian rektus lateral dan medial. Bagian bawah
merupakan tempat perlekatan rektus inferior dan sebagian rektus lateral dan medial. Sebagian
serat rektus lateral melekat pada sayap superior os sphenoid.

3.Otot Oblik

Terdapat dua otot oblik pada setiap orbit, yaitu oblikus superior dan inferior. Otot oblikus
superior muncul dari korpus sphenoid, di sebelah superomedial kanalis optikus. Otot ini berakhir
sebagai tendon di sebuah lengkungan fibrokartilago, troklea. Tendon ini membelok
posterolateral dan menempel pada sclera.1,3
Otot oblikus inferior bermula dari dekat tepi anterior atap orbit, tepatnya di bagian orbit os
maksila. Otot ini berjalan posterolateral dari tempat perlekatannya. Otot ini melekat pada bagian
lateral sclera di quadran posterior.3
D. Persarafan Orbit
Saraf utama yang berfungsi dalam penglihatan adalah nervus optikus. Nervus optikus masuk di
bola mata dimulai dari lamina cribosa sclera. Saraf lainnya adalah nervus abdusen, troklear, dan
okulomotor. Nervus okulomotor terbagi menjadi dua bagian, yaitu superior dan inferior. Bagian
superior mempersarafi otot rektus superior dan levator palpebra superioris. Bagian inferior
mempersarafi otot rektus inferior, medial, oblikus inferior, dan membawa neuron parasimpatik
presinaptik ke ganglion siliaris.1
Persarafan lainnya disuplai oleh cabang optalmikus nervus trigerminal(NV1). Cabang-cabang
nervus ini antara lain nervus lacrimalis, nasociliaris, dan frontalis. Di dalam orbit terdapat
ganglion siliaris, yang dilewati oleh1:
– neuron presinaps bagian parasimpatis nervus 3
– nervus lacrimalis
– neuron postsinaps dari pleksus carotis interna
Gambar 4 Persarafan mata dan orbit 1
E. Pendarahan Orbit
Pendarahan orbit terutama disuplai oleh arteri optalmikus(cabang arteri karotis interna) dan
infraorbitalis(cabang dari arteri karotis eksterna). Arteri optalmikus memiliki banyak cabang
yang mensuplai daerah tertentu(tabel 1).
Arteri yang mensuplai retina adalah arteri retina central. Arteri ini berjalan di bawah nervus
optikus dan masuk ke bola mata melalui papil optic. Arteri ini mensuplai permukaan interna
retina.
Bagian eksterna retina disuplai oleh koriokapilaris. Lapisan korion mendapat suplai pendarahan
dari arteri siliaris posterior brevis secara langsung, dan tidak langsung oleh arteri siliaris
posterior panjang. Arteri siliaris posterior panjang juga beranastomosis dengan arteri siliaris
anterior untuk mensuplai badan siliaris.1
Vena utama pada orbit adalah vena infraorbital dan vena optalmika inferior dan superior. Vena
optalmika superior dan inferior bergabung menjadi vena centralis retina. Vena ini masuk ke
fisura orbitalis superior untuk bergabung dengan sinus cavernosus.1Lapisan vaskularis terutama
memiliki vena vortex/vorticose.1,3
Gambar 5 Pendarahan orbit dan bola mata.
F. Penampang Permukaan Mata
Permukaan bola mata yang berwarna putih merupakan sclera yang ditutupi oleh konjungtiva.
Bagian yang transparan, yaitu kornea, terlihat di bagian tengah bola mata. Jika dilihat dari
lateral, maka kornea adalah bagian yang menonjol ke fisura palpebra. Tempat masuknya cahaya,
yaitu pupil, terlihat sebagai lingkaran hitam yang dikelilingi oleh iris yang berwarna.
Bagian atas bola mata ditutupi oleh palpebra superior dan bawah oleh palpebra inferior.
Konjungtiva bulbar adalah bagian putih bola mata, sedangkan konjungtiva palpebra adalah
bagian yang memiliki banyak pembuluh darah, sehingga terlihat merah.Pada bagian medial
fisura palpebra terdapatdanau lakrimal yang mengandung karunkula lakrimal. 1
G. Jaras Neural Penglihatan
Area yang berperan dalam fungsi sensorik penglihatan adalah area 17 korteks serebri. Dari
retina hingga korteks serebri terdapat banyak struktur yang harus dilewati sinyal penglihatan.
Retina dapat dibagi menjadi bagian nasal dan temporal. Akson dari bagian nasal akan menyilang
ke sisi berlawanan pada kiasma optikum, sehingga berlajut pada traktus optikus sisi
kontralateral. Akson bagian temporal tidak menyilang pada kiasma optikum, melainkan tetap
pada bagian traktus optikus. Traktus optikus akan bersinaps dengan nukleus genikulatum
lateralis(LGN). 3
LGN memiliki enam lapisan, dinormori berurutan dari 1-6. Bagian retina nasal kontralateral
berproyeksi ke lamina 1,4, dan 6, sedangkan retina temporal ipsilateral berproyeksi ke lamina
2,3, dan 5. Lamina 1 dan 2 mengandung neuron magnoselular, sedangkan sisanya parvoselular.3
Akson LGN berjalan dalan kapsula interna sebagai radiation optika menuju korteks visual.
Akson yang berproyeksi untuk bagian atas lapang pandang masuk ke korteks di bawah sulcus
calcarina, dan sebaliknya untuk lapang pandang bawah. Akson yang memproyeksikan bagian
perifer retina akan masuk ke korteks visual bagian anterior, sedangkan untuk bagian macula
terletak pada kutub posterior.3
Tidak semua akson dari retina menuju korteks visual. Sekitar 10 persen akson di traktus optikus
tidak masuk ke LGN, melainkan menuju area lain seperti area pretektal, coliculus superior,
nukleus suprakiasmatikus, dan area pulvinar inferior.3
Fisiologi Penglihatan

Penglihatan dimulai dari masuknya cahaya ke dalam mata dan difokuskan pada retina. Cahaya
yang datang dari sumber titik jauh, ketika difokuskan di retina

akan menjadi bayangan yang sangat kecil (Guyton dan Hall, 2008). Hasil pembiasan sinar pada
mata ditentukan oleh media penglihatan yang terdiri atas kornea, cairan mata, lensa, badan kaca,
dan panjang bola mata. Pada orang normal, susunan pembiasan oleh media penglihatan dan
panjang bola mata seimbang,

sehingga bayangan benda setelah melalui media penglihatan akan dibiaskan tepat pada daerah
makula lutea. Mata yang normal disebut mata emetrop dan akan menempatkan bayangan benda
tepat di retina pada keadaan mata tidak berakomodasi (Ilyas dan Yulianti, 2014).

Dua struktur yang paling penting dalam kemampuan refraktif mata adalah

kornea dan lensa. Permukaan kornea adalah struktur pertama yang dilalui cahaya

ketika memasuki mata. Bentuk permukaan kornea yang melengkung berperan paling besar
dalam kemampuan refraktif total mata karena perbedaan kepadatan pertemuan udara dengan
kornea jauh lebih besar dibandingkan dengan kepadatan antara lensa dan cairan yang
mengelilinginya. Tidak semua cahaya yang melewati

kornea mencapai fotoreseptor peka cahaya karena adanya iris. Cahaya masuk ke bagian dalam
mata melalui lubang di bagian tengah iris (pupil). Ukuran pupil

tersebut dapat disesuaikan oleh variasi kontraksi otot-otot iris untuk mengatur jumlah cahaya
yang masuk. Berkas cahaya akan diterima lensa mata yang bersifat

bikonveks. Permukaan lensa mata yang bikonveks (cembung pada dua sisi) akan menyebabkan
konvergensi atau penyatuan berkas cahaya yang merupakan syarat agar bayangan dapat jatuh
pada titik fokus.

Akomodasi merupakan kemampuan menyesuaikan kekuatan lensa sehingga baik sumber cahaya
dekat maupun jauh dapat difokuskan di retina. Kekuatan lensa

bergantung pada bentuknya yang diatur oleh otot siliaris. Otot siliaris melekat ke lensa mata
melalui ligamentum suspensorium. Pada saat penglihatan jauh, otot

siliaris relaksasi, ligamentum suspensorium kontraksi dan menarik lensa, sehingga lensa
mendatar dengan kekuatan refraksi yang minimal. Pada saat penglihatan dekat, otot siliaris
berkontraksi, ligamentum suspensorium relaksasi, sehingga lensa menjadi lebih cembung dan
lebih kuat. Ketika cahaya sampai ke retina, maka sel

fotoreseptor retina yang terdiri dari sel batang dan sel kerucut akan mengubah energi cahaya
menjadi sinyal listrik untuk disalurkan ke sistem saraf pusat (Sherwood, 2009).

Bayangan yang tertangkap pada retina adalah terbalik, nyata, diperkecil. Namun, persepsi otak
terhadap benda tetap dalam keadaan tegak, tidak terbalik seperti bayangan yang terjadi di retina.
Hal tersebut terjadi karena otak sudah dilatih menangkap bayangan yang terbalik itu sebagai
keadaan normal (Guyton dan Hall, 2008).
KEPEKAAN DAN KETAJAMAN MATA

Ada tiga macam ukuran kepekaan / ketajaman mata, yaitu :

1. Ambang kuantum

Ambang kuantum merupakan jumlah minimum foton yang diperlukan untuk merangsang sebuah
tanggapan sensor. Ambang kuantum ini berperan untuk menentukan ketajaman penglihatan
seseorang di tempat gelap – seseorang dengan ambang kuantum yang baik, akan memiliki
penglihatan yang lebih baik di tempat gelap, artinya dengan sedikit foton saja sudah mampu
mengaktifkan sensor optikus (sel batang dan kerucut).

2. Ambang penerangan

Ambang penerangan merupakan ukuran kepekaan relatif mata terhadap cahaya dengan aneka
macam panjang gelombang. Penglihatan untuk adaptasi gelap disebut skotopik dan terang
disebut fotopik.

3. Ketajaman

Ketajaman yang dimaksud merupakan ukuran ketajaman penglihatan dan diukur dengan
pemisahan sudut minimum terhadap dua buah objek dan bukan satu. Batas terendah teoritis
untuk resolusi dua buah titik cahaya adalah sebesar 0,1 mrad, sedangkan pada kenyataannya,
dengan penglihatan paling tajam dan kondisi yang optimum manusia dapat memisahkan sudut
pemisahan sekitar 0,2 mrad.
CACAT MATA

1. Miopia (penglihatan dekat)

Karakteristik : titik jauh kurang dari tak berhingga, bayangan jatuh di depan retina.

Penyebab umum : bola mata panjang atau kornea terlalu lengkung.

Diperbaiki dengan : lensa negatif / cekung / minusS

Hiperopia (penglihatan jauh)

Karakteristik : titik dekat lebih dari punctum proximum mata normal, yaitu 25 cm, bayangan
jatuh di belakang retina.

Penyebab umum : bola mata pendek atau kelengkungan kornea kurang.

Diperbaiki dengan : lensa positif / cembung / plus.

2. Astigmatisme

Karakteristik : benda titik nampak bergaris-garis sedangkan benda bergaris-garis dilihat baik
hanya pada arah tertentu saja.

Penyebab umum : kelengkungan kornea tidak merata.

Diperbaiki dengan : lensa silindris atau lensa kontak keras.

3. Presbiopia (mata tua)

Karakteristik : titik dekat lebih dari 25 cm, titik jauh kurang dari tak berhingga.

Penyebab umum : kurangnya akomodasi.

Diperbaiki dengan : lensa bifokal atau trifokal.

4. Buta warna

Buta warna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk
menangkap suatu spektrum warna tertentu akibat faktor genetis.

Buta warna merupakan kelainan genetik / bawaan yang diturunkan dari orang tua kepada
anaknya, kelainan ini sering juga disebaut sex linked, karena kelainan ini dibawa oleh
kromosom X. Artinya kromosom Y tidak membawa faktor buta warna. Hal inilah yang
membedakan antara penderita buta warna pada laki dan wanita. Seorang wanita terdapat istilah
‘pembawa sifat’ hal ini menujukkan ada satu kromosom X yang membawa sifat buta warna.
Wanita dengan pembawa sifat, secara fisik tidak mengalami kelalinan buta warna sebagaimana
wanita normal pada umumnya. Tetapi wanita dengan pembawa sifat berpotensi menurunkan
faktor buta warna kepada anaknya kelak. Apabila pada kedua kromosom X mengandung faktor
buta warna maka seorang wanita tsb menderita buta warna.

Saraf sel di retina terdiri atas sel batang yang peka terhadap hitam dan putih, serta sel kerucut
yang peka terhadap warna lainnya. Buta warna terjadi ketika syaraf reseptor cahaya di retina
mengalami perubahan, terutama sel kerucut.

Penyakit mata
1. Degenerasi Makula

Degenerasi makula adalah sebuah penyakit mata yang menyerang pada


bagian makula sehingga menyebabkan mata tidak bisa melihat dengan jelas
atau penglihatan kabur. Makula merupakan sebuah organ kecil pada mata
yang terletak dibagian belakang mata dan berfungsi untuk mengirimkan
sinyal gambar dari mata ke bagian otak. Penyakit ini paling sering terjadi
pada orang tua.
Gejala Degenerasi Makula
• Penglihatan mata menjadi kabur atau tidak fokus
• Adanya garis gelombang dalam penglihatan
• Tidak bisa mengenal warna dengan baik
• Membutuhkan cahaya yang sangat terang untuk membaca
• Sulit untuk mengenali wajah
• Tidak bisa melihat warna cerah
• Mengalami halusinasi dalam melihat warna dan gelombang cahaya
Penyebab Degenerasi Makula
• Pertambahan usia yang biasanya terjadi pada orang tua dengan usia lebih
dari 65 tahun.
• Adanya riwayat keluarga yang mengalami degenerasi makula
• Kebiasaan merokok
• Obesitas
• Riwayat penyakit jantung dan kolesterol tinggi
• Terlalu banyak konsumsi sayur dan buah seperti diet hanya dengan
konsumsi sayur dan buah.
Perawatan dan Cara Mencegah Degenerasi Makula
Tidak ada perawatan yang bisa mencegah degenerasi makula yang sudah
terjadi. Namun untuk penyakit ini bisa dicegah sebelum terjadi yaitu dengan
cara:
• Konsumsi berbagai jenis buah dan sayur yang banyak mengandung
antioksidan dan vitamin seperti wortel, brokoli, kacang, kangkung dan
bayam.
• Konsumsi jenis makanan yang banyak mengandung lemak sehat seperti
minyak zaitun, ikan salmon, ikan tuna dan semua jenis ikan yang
banyak mengandung omega 3.
• Konsumsi berbagai jenis biji-bijian seperti gandum.
• Menjaga berat badan untuk menghindari obesitas dan mencoba untuk
berhenti merokok.
2. Katarak

Katarak merupakan sebuah penyakit yang menyebabkan lensa mata menjadi


keruh dan menyebabkan penglihatan berkurang atau kebutaan. Penyakit ini
bisa mengganggu berbagai aktifitas karena mata tidak bisa melihat dengan
baik dan lebih parah pada malam hari. Katarak sering berkembang sesuai
dengan waktu dan bisa terjadi sejak kecil.
Ciri-ciri katarak:
• Penglihatan menjadi kabur
• Sulit untuk melihat pada malam hari
• Mata menjadi sangat sensitif terhadap cahaya
• Ada lingkaran putih dalam sumber cahaya seperti lampu
• Lensa kacamata sering tidak menjadi jelas atau harus lebih sering berganti.
• Penglihatan mata menjadi ganda

3. Neuritis Optik

Neuritis optik adalah penyakit karena adanya peradangan pada bagian saraf
optik yang berupa kumpulan syaraf yang berfungsi untuk menghubungkan
informasi dari mata ke otak. Penyakit ini pada awalnya sering ditandai dengan
rasa sakit pada bagian mata dan penglihatan mengalami gangguan
sementara. Penyakit ini juga berhubungan dengan penyakit lain yaitu multiple
sclerosis.
• Cara Mencegah
• Rasa sakit atau nyeri pada bagian belakang mata
• Gangguan penglihatan yang terjadi dalam sementara waktu atau jangka
yang lebih panjang.
• Tidak bisa mengenali warna dengan baik.
• Melihat bayangan lampu berkedip
4. Glukoma

Glukoma adalah kondisi penyakit mata yang menyebabkan mata tidak bisa
melihat dalam jangka waktu tertentu. Penyakit ini bisa disebabkan karena
kondisi penyakit mata tertentu yang menyerang pada bagian saraf optik
mata. tekanan yang terlalu tinggi dalam bagian mata bisa menyebabkan
penyakit ini muncul. Ada dua jenis glukoma yaitu glukoma sudut terbuka dan
glukoma

5. Ablasi Retina

Ablasi retina adalah sebuah kondisi yang menyebabkan lapisan penting dari
jaringan pada retina mengalami penurunan sehingga posisinya lebih kebawah
atau menarik ke dalam yang menyebabkan gangguan untuk pembuluh darah
di daerah ini. Kondisi ini akan menyebabkan retina mengalami kekurangan
oksigen sehingga bisa menyebabkan kebutaan.
6. Penyakit Graves

Penyakit graves adalah sebuah kondisi yang menyebabkan adanya gangguan


sistem kekebalan tubuh karena tubuh menghasilkan terlalu banyak hormon
tiroid. Hormon tiroid adalah hormon yang bisa mempengaruhi semua sistem
dalam kesehatan tubuh dengan berbagai cara yang berbeda. Penyakit ini bisa
terjadi pada perempuan dan biasanya menyerang saat belum berumur kurang
dari 40 tahun.
Cara Perawatan dan Cara Mencegah Penyakit GravesPenyakit graves bisa
memberikan pengaruh yang sangat besar untuk kesehatan mata dengan
beberapa gejala yaitu:
• Mata menjadi lebih menonjol
• Ada tekanan kuat pada bagian dalam mata
• Mata seperti menghasilkan pasir
• Kelopak mata seperti tertarik
• Peradangan mata yang menyebabkan mata merah
• Mata menjadi lebih sensitif terhadap cahaya
• Mata tidak bisa melihat dengan jelas atau penglihatan ganda
• Mata kehilangan kemampuan untuk melihat.
7. Mata Juling (Strabismus)

Strabismus adalah sebuah kondisi yang menggambarkan bahwa mata tidak


bisa melihat dengan baik. Bola mata bisa melihat ke arah kanan atau kiri
sehingga menyebabkan pandangan mata yang sebenarnya lurus tapi tidak
bisa terjadi dengan baik. Penyakit ini bisa terjadi pada semua orang dan
termasuk untuk anak-anak maupun orang dewasa.

8. Mata Bintitan

Mata bintitan adalah salah satu jenis penyakit yang menyerang bagian mata
yang sangat mengganggu, namun biasanya tidak berlangsung lama. Mata
bintitan biasanya ditandai dengan munculnya bintitan seperti bisul, namun
terjadi biasanya di sekitar kelopak mata.
• Perih di mata
• Rasa nyeri
• Mata cenderung berwarna merah dan kebiruan.
9. Mata Belekan

Belekan biasanya terjadi pada anak-anak dan bayi, hal ini karena masih rentan
terhadap infeksi dan terkena virus. Biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri
atau virus yang menyebabkan mata mengeluarkan kotoran yang cukup
banyak dan sulit berhenti. Biasanya bulu mata akan menempel dan sulit
untuk di buka karena adanya tahi mata yang terlalu banyak.
Cara Mengatasi
Untuk mengatasi belekan terutama pada anak anak biasanya hindari dari
kontak langsung terhadap lingkungan berdebu. Selain itu hindari makanan
yang dapat menyebabkan panas dalam seperti cokelat dan gorengan. Jika
tidak kunjung sembuh dalam 5 hari anda dapat membawanya ke dokter
terkait.
10. Kerabunan / Rabun Mata

Penyakit mata yang paling populer di antara jenis penyakit mata lainnya,
rabun mata di masa kemajuan teknologi tidak dapat di hindari dan
cenderung menyerang mulai dari anak anak.
1. Rabun Dekat
Rabun dekat adalah jenis kelainan yang menyebabkan penderitanya tidak
dapat melihat benda terlalu dekat. Biasanya penderita rabun dekat adalah
orang dengan usia di atas 40 tahun.
2. Rabun Jauh
Rabun jauh adalah jenis kelainan mata yang menyebabkan penderitanya tidak
dapat melihat benda yang terlalu jauh. Biasanya rabun jauh bisa terkena pada
anak anak.
11. Keratitis
Jenis penyakit mata yang menyerang pada bagian kornea mata yang dapat
disebabkan oleh virus, jamur, dan bakteri. Ciri ciri penyakit ini adalah adanya
bintik bintik putih pada mata. Solusi satu satunya penyakit ini adalah dengan
melakukan cangkok pada mata. Penyakit ini salah satu jenis penyakit pada
mata yang cukup berbahaya bagi para penderitanya.
12. Buta Warna
Buta warna terjadi ketika para penderitanya tidak dapat lagi membedakan
berbagai warna yang ada di sekelilingnya. Biasanya warna yang dapat di lihat
adalah hitam, abu abu dan putih. Penyakit ini umumnya adalah jenis penyakit
keturunan.
13. Presbiopi
Menyebabkan seseorang tidak dapat melihat benda dekat ataupun benda
jauh, umumnya terjadi pada orang yang sudah berusia lanjut. Presbiopi
biasanya ditangani dengan memberikan kaca mata yang terdapat lensa plus
dan lensa minus pada setiap bagiannya.
14. Iridosiklitis Akut
Penyakit ini berasal dari kuman gigi yang merambat ke bagian mata, tanda
awal terkena iridosiklitis akut adalah mata yang memerah namun tidak
mengeluarkan kotoran. Gejala yang terasa adalah penderita akan mengalami
pengelihatan seperti ada bintik bintik hitam berterbangan. Jika di obati
dengan dengan cepat, maka dapat sembuh total. Namun jika terlambat di
obati penyakit ini dapat menyebabkan penglihatan menjadi rabun dan
bahkan kebutaan.
Berbagai jenis penyakit mata memang harus dihindari dan dicegah. Penyakit

mata yang berhubungan dengan sistem kekebalan juga harus diantisipasi


dengan mengobati penyakit itu sendiri. Jadi, mari menjaga kesehatan mata
dengan langkah yang paling sehat untuk mata

Proses Visual Mata

Proses visual dimulai saat cahaya memasuki mata, terfokus pada retina dan menghasilkan
sebuah bayangan yang kecil dan terbalik. Ketika dilatasi maksimal, pupil dapat dilalui cahaya
sebanyak lima kali lebih banyak dibandingkan ketika sedang konstriksi maksimal. Diameter
pupil ini sendiri diatur oleh dua elemen kontraktil pada iris yaitu papillary constrictor yang
terdiri dari otot-otot sirkuler dan papillary dilator yang terdiri dari sel-sel epitelial kontraktil
yang telah termodifikasi. Sel-sel tersebut dikenal juga sebagai myoepithelial cells (Saladin,
2006).
Jika sistem saraf simpatis teraktivasi, sel-sel ini berkontraksi dan melebarkan pupil sehingga
lebih banyak cahaya dapat memasuki mata. Kontraksi dan dilatasi pupil terjadi pada kondisi
dimana intensitas cahaya berubah dan ketika kita memindahkan arah pandangan kita ke benda
atau objek yang dekat atau jauh. Pada tahap selanjutnya, setelah cahaya memasuki mata,
pembentukan bayangan pada retina bergantung pada kemampuan refraksi mata (Saladin, 2006).

Beberapa media refraksi mata yaitu kornea (n=1.38), aqueous humour (n=1.33), dan lensa
(n=1.40). Kornea merefraksi cahaya lebih banyak dibandingkan lensa. Lensa hanya berfungsi
untuk menajamkan bayangan yang ditangkap saat mata terfokus pada benda yang dekat dan
jauh. Setelah cahaya mengalami refraksi, melewati pupil dan mencapai retina, tahap terakhir
dalam proses visual adalah perubahan energi cahaya menjadi aksi potensial yang dapat
diteruskan ke korteks serebri. Proses perubahan ini terjadi pada retina (Saladin, 2006).

Retina memiliki dua komponen utama yakni pigmented retina dan sensory retina. Pada pigmented retina,
terdapat selapis sel-sel yang berisi pigmen melanin yang bersama-sama dengan pigmen pada koroid
membentuk suatu matriks hitam yang mempertajam penglihatan dengan mengurangi penyebaran cahaya
dan mengisolasi fotoreseptor-fotoreseptor yang ada. Pada sensory retina, terdapat tiga lapis neuron yaitu
lapisan fotoreseptor, bipolar dan ganglionic. Badan sel dari setiap neuron ini dipisahkan oleh plexiform
layer dimana neuron dari berbagai lapisan bersatu. Lapisan pleksiform luar berada diantara lapisan sel
bipolar dan ganglionic sedangkan lapisan pleksiformis dalam terletak diantara lapisan sel bipolar dan
ganglionic (Seeley, 2006).
Setelah aksi potensial dibentuk pada lapisan sensori retina, sinyal yang terbentuk akan diteruskan ke
nervus optikus, optic chiasm, optic tract, lateral geniculate dari thalamus, superior colliculi, dan korteks
serebri (Seeley, 2006). Gambaran jaras penglihatan yang telah dijelaskan sebelumnya dapat dilihat pada
gambar berikut:

Anda mungkin juga menyukai