Laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Praktek Industri (TA482) pada Program Studi Pendidikan Teknik Arsitektur Jurusan
Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK UPI
oleh :
DEWI NURANI
1000795
1
KATA PENGANTAR
Puji dan rasa syukur, alhamdulillah Praktikan panjatkan ke hadirat Allah
SWT atas rahmat dan karunia-Nya Praktikan dapat menyelesaikan laporan Praktik
Industri yang berjudul Pelaksanaan Pekerjaan Finishing Dinding dan Lantai.
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktik
Industri.
Laporan ini disusun dengan diawali kerja praktik di lapangan yaitu Praktik
Industri. Praktik Industri merupakan salah satu mata kuliah praktik pada
Kurikulum Program Studi Pendidikan Teknik Arsitektur yang bertujuan untuk
menumbuhkan wawasan kerja aktual dan mampu mengidentifikasi masalah-
masalah kerja di lapangan yang akan berpengaruh positif terhadap motivasi
belajar siswa serta mengamati kesesuaian teori dan aktual sebagai bekal untuk
meningkatkan kualitas individu. Di lapangan Praktikan hanya mengamati
Pekerjaan finishing, adapun lingkup pekerjaan Praktik Industri yang berkaitan
dengan pekerjaan finishing yang sedang berlangsung diantaranya, pekerjaan
finishing lantai, pekerjaan pemasangan dinding, pekerjaan pemasangan kusen,
jendela dan pintu, pekerjaan pemasangan plafond, pekerjaan Mekanikal
Elektrikal, dan pekerjaan pemasangan atap. Adapun yang Praktikan amati yaitu
pekerjaan finishing lantai dan pekerjaan pemasangan dinding.
Praktikan menyadari bahwa selama penulisan laporan praktik industri ini
Praktikan banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu,
Praktikan mengucapkan terima kasih kepada yth. :
1. Bapak Nuryanto, S.Pd.,M.T., selaku dosen pembimbing yang telah membantu
Praktikan selama menyusun laporan ini ;
2. Dekan dan seluruh staff Tata Usaha Fakultas Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan yang telah membantu Praktikan dalam perizinin Praktik Industri;
3. Ibu Dra. RR. Tjahyani Busono, M.T., selaku ketua Jurusan Pendidikan Taknik
Arsitektur yang telah memberikan konstribusi penuh terhadap kemajuan
jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK UPI;
2
4. Ibu Lilis Widaningsih, S.Pd.,M.T., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Teknik Arsitektur yang turut serta memberikan motivasi dalam menyelesaikan
proses akademik;
5. Seluruh dosen dan staff Tata Usaha Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur yang
telah membantu Praktikan dalam perizinan Praktik Industri serta memberikan
spirit dan motivasi kepada Praktikan ;
6. Bapak Kurniawan, selaku Manager di PT. WIJAYA KARYA yang telah
memberi izin Praktikan untuk praktek Industri di Proyek Pembangunan galeri
Ciumbuleuit;
7. Bapak Arif, selaku Site Enginering di PT. WIJAYA KARYA yang telah
memberi izin Praktikan untuk peraktek Industri di Proyek Pembangunan Galeri
Ciumbuleuit ;
8. Ibu Vira, selaku Sekretaris di PT. WIJAYA KARYA yang telah membantu
perizinan peraktik Industri di Proyek Pembangunan Galeri Ciumbuleuit ;
9. Bapak Iskandar Zulkarnain, selaku pembimbing di lapangan yang telah
membimbing Praktikan selama praktik ;
10. Bapak Eko, Bapak Tri, Bapak Titon, Bapak Roni, Bapak Arya, Bapak Kamel
dan rekan-rekannya yang telah membimbing Praktikan selama praktik di
lapangan ;
11. Seluruh Pekerja yang telah membantu Praktikan selama di lapangan;
12. Kedua orangtua Ayah dan Ibu tercinta, terima kasih atas Do’a ,pengorbanan,
cinta, dan kasih sayang yang tiada batas ;
13. Kepada Alfie Mukarimah Sufa, Siska Windia Nata, dan Iim Ali Imran sahabat
sekaligus rekan kerja praktik yang saling menyemangati ;
14. Rekan-rekan seangkatan yang telah memotivasi Praktikan untuk
menyelesaikan penyusunan laporan ini ;
15. Semua pihak yang tidak bisa Praktikan sebut satu per satu.
Semoga Allah SWT. memberikan balasan yang berlipat ganda.
3
Laporan praktik industri ini bukanlah karya yang sempurna karena masih
memiliki banyak kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik
penulisannya. Oleh sebab itu, Praktikan sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun. Akhirnya semoga laporan ini dapat menambah wawasan
pengetahuan bagi Praktikan dan bagi pembaca. Amin.
Praktikan
4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................ i
DAFTAR ISI...................................................................................... iv
DAFTAR BAGAN............................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR.......................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Proyek................................................................... 01
B. Lokasi Proyek................................................................................. 03
C. Data Proyek.................................................................................... 04
D. Rumusan Masalah.......................................................................... 05
E. Tujuan Penelitian............................................................................ 06
F. Ruang Lingkup Proyek................................................................... 06
G. Manfaat Praktik Industri................................................................. 06
H. Metode Pengumpulan Data............................................................ 07
I. Sistematika Penulisan Laporan.......................................................07
5
BAB IV PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
A. Permasalahn Teknis dan Non Teknis
dalam Pelaksanaan Proyek............................................................. 87
B. Permasalahan dan Pembahasan...................................................... 87
6
DAFTAR BAGAN
7
DAFTAR GAMBAR
9
BAB I
PENDAHULUAN
11
B. Lokasi Proyek
2. Peta Wilayah
1. Peta Kota Bandung Cibeunying
12
Lokasi proyek pembangunan Galeri Ciumbuleuit Apartemen 2 ini
terletak di Jalan Ciumbuleut No.56A Bandung 40132 bagian wilayah
Cibenying Kota Bandung. Adapun batas-batas lahan proyek antara lain :
Sebelah Utara : Pemukiman
Sebelah Barat : Jalan raya Ciumbuleuit
Sebelah Selatan : Pemukiman
Sebelah Timur : Pemukiman
C. Data Proyek
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan pekerjaan dinding di lapangan ?
2. Bagaimana pelaksanaan pekerjaan lantai di lapangan ?
3. Masalah apa yang muncul pada pekerjaan dinding dan lantai ?
14
E. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pelaksanaan pekerjaan dinding di lapangan;
2. Mengetahui pelaksanaan pekerjaan lantai di lapangan;
3. Mengetahui masalah yang muncul pada pekerjaan dinding dan lantai ?
15
2) Menumbuhkan wawasan kerja aktual dan mampu mengidentifikasi
masalah-masalah kerja di lapangan yang akan berpengaruh positif
terhadap motivasi belajar mahasiswa
3) Wahana aplikasi keterampilan terpadu dengan menerapkan,
mengamati bahkan meneliti kesesuaian teori dan aktual sebagai
bekal untuk meningkatkan kualitas individu sehingga akan
menumbuhkan kemampuan manajerial (conceptual skill),
kemampuan hubungan (human skill), dan kemampuan keterampilan
(technical skill).
16
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, lokasi proyek, data proyek, rumusan
masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup proyek, manfaat praktek
industri, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan
laporan.
17
BAB II
MANAJEMEN KONSTRUKSI DAN MANAJEMEN PROYEK
A. Manajemen Konstruksi
b. Tahap Perencanaan
Perencanaan konstruksi merupakan tahap penyusunan
rencana teknis (desain) bangunan sampai dengan penyiapan
dokumen lelang. Penyusunan rencana teknis bangunan dilakukan
dengan menggunakan penyedia jasa perencana konstruksi atau
konsultan perencana, baik perorangan ahli maupun badan hukum
yang kompeten, sesuai ketentuan yang berlaku. Rencana teknis
disusun berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang disusun
oleh pengelola proyek dan ketentuan teknis (pedoman dan standar
teknis) yang berlaku. Tahapan perencanaan meliputi:
1) Koordinasi dan pengawasan dalam hal pemetaan dan
penyelidikan tanah.
2) Menyusun jadwal review dan lelang (Master Coordinating
Schedule).
3) Melakukan Review (peninjauan kembali).
4) Membuat RKS.
5) Membuat RAB tiap paket pekerjaan.
19
6) Membuat rekomendasi: aspek mutu, aspek biaya, waktu dan
material.
7) Mengurus ijin-ijin yang diperlukan.
20
Proses perencanaan dan perancangan bangunan, berdasarkan urutan
kerjanya dapat dibagi atas :
21
gambar kerja bangunan harus bersifat universal untuk
menghindari kesalahpahaman.
6) Penyusunan rancangan detail, meliputi gambar-gambar kerja
detail, rencana kerja dan syarat-syarat (RKS), rincian volume
pekerjaan, rencana anggaran dan biaya (RAB), dan dokumen
perencanaan.
c. Tahap Pelelangan
22
b) Free tender meeting.
c) Menyusun daftar calon rekanan.
d) Bill of quality (Jenis pekerjaan + volume).
e) Analyzing (penjelasan)
f) Menyiapkan dokumen lelang.
g) Menyusun RAB pasti untuk evaluasi penawaran.
h) Mengevaluasi setiap paket penawaran untuk
direkomendasikan kepada Pimpinan Proyek.
i) Menyiapkan dokumen kontrak antara Pimpro dengan
Kontraktor.
23
9) Mengkoordinir, mengarahkan, mengendalikan pekerjaan
kontraktor dilihat dari aspek waktu, mutu dan kesempatan
kerja.
10) Memproses ijin yang diperlukan.
11) Mengkoordinir asuransi masing-masing pekerjaan.
12) Memeriksa gambar detail dan contoh material berdasarkan
shop drawing.
13) Memimpin rapat koordinasi proyek.
14) Laporan kemajuan pekerjaan dan laporan keuangan.
15) Change order : biaya, mutu, waktu.
16) Menghitung pekerjaan tambah kurang.
17) Mengevaluasi RAB secara periodik.
18) Memeriksa dan menyiapkan dokumen pembayaran.
19) Evaluasi terhadap klaim kontrak.
20) Dokumen pembangunan proyek berupa gambar dan foto-foto.
21) Pemeriksaan akhir sebelum serah terima pertama.
22) Memeriksa berita acara serah terima pertama.
24
e. Tahap Pemeliharaan dan Pengoperasian
f. Pengawasan Konstruksi
Pengawasan konstruksi berupa kegiatan pengawasan
pelaksanaan konstruksi atau kegiatan manajemen konstruksi.
Kegiatan pengawasan pelaksanaan konstruksi bangunan meliputi
pengawasan biaya, mutu, dan waktu pembangunan pada tahap
pelaksanaan konstruksi, serta pemeriksaan kalayakan fungsi
bangunan.
Pelaksanaan kegiatan pengawasan konstruksi dilaksanakan
oleh Konsultan Pengawas sesuai ketentuan yang berlaku.
Kegiatan pengawasan meliputi :
1) Memeriksa dan mempelajari dokumen kontrak sebagai dasar
tugas pengawasan.
2) Mengawasi pelaksanaan penggunaan material, peralatan serta
metode pelaksanaan, mengawasi ketepatan waktu, dan
pembiayaan konstruksi.
3) Mengawasi pelaksanaan konstruksi dari aspek kualitas,
kuantitas, dan laju pencapaian pekerjaan atau bobot prestasi
pekerjaan.
4) Menginventarisasi perubahan dan penyesuaian yang harus
dilakukan jika terjadi permasalahan yang muncul dilapangan.
5) Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala,
membuat laporan pekerjaan pengawasan berkala mingguan dan
25
bulanan dengan masukan hasil rapat lapangan serta laporan
pelaksanaan harian, mingguan, dan bulanan yang dibuat oleh
kontraktor.
6) Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan untuk
pembayaran angsuran, pemeliharaan pekerjaan, serta serah
terima pekerjaan.
7) Meneliti gambar-gambar yang sesuai denga pekerjaan yang
dilaksanakan di lapangan (as built drawing).
26
Direktur Utama
Direktur Operasional
Manajemen Pusat Manager
Direktur Keuangan
Proyek
Manager Proyek
Manajemen Proyek
Site Engineering Kasi Keuangan Kasi Pelaksanaan Safety Health & Environment
& administrasi Utama
Komersial Safety Officer
Staf Akutansi
Pelaksana
Praktikan
QA-QC Struktur &
Gudang & ADM
Arsitektur
Procurement Pelaksana
Humas
Struktur
Storing Pelaksana MEP
Sekretaris
Engineering
Office Boy Pelaksana K3/5R
Surveyor
Driver Bagan 2.1 Struktur Organisasi
Kontraktor Proyek Pembangunan
Galeri Aparteman Ciumbuleuit 2
27
a. Manager Proyek
Manager menurut kamus bahasa indonesia merupakan
orang yang berwenang dan bertanggung jawab membuat rencana,
mengatur, memimpin, dan mengendalikan pelaksanaannya untuk
mencapai sasaran tertentu. Sedangkan manajer proyek adalah
orang yang bertanggung jawab atas penyelesaian proyek.
Manager proyek bertugas untuk memimpin dan
mengelola sumber daya proyek sesuai kebijakan perusahaan,
sehingga proyek dilaksanakan dengan memenuhi tuntutan waktu,
mutu, dan biaya yang telah ditetapkan.
Kewenangan Manager Proyek:
1) Menandatangani kontrak Subkon yang opname di lapangan.
2) Merekrut karyawan kontrak proyek, mengevaluasi dan
memutuskan hubungan kerjanya.
3) Menentukan metode kerja.
4) Memilih tim proyek, mandor/ subkon yang opname di
lapangan.
5) Mengusulkan calon pemenang subkon/ supplier.
6) Menegur, memperingatkan pegawai Kontrak Proyek, subkon/
supplier yang lalai.
7) Memutuskan hubungan kerja subkon/ supplier yang tidak
memenuhi persyaratan.
8) Melakukan negosiasi pekerjaan tambah kurang langsung
dengan Owner/Pelanggan.
9) Memutuskan pembelian langsung untuk barang yang bersifat
urgent sesuai batas rupiah yang telah ditetapkan Perusahaan.
28
b. Site Manager
Menurut Febrianto dalam Membangun Peradaban, site
manager proyek adalah orang atau seseorang yang dipilih dengan
kemampuan tertentu untuk memimpin orang-orang dalam proyek
yang berbagai karakteristik, latar belakang budaya, dengan tujuan
tertentu dari proyek tersebut.
Site manager bertugas untuk memimpin dan mengelola
pelaksanaan pekerjaan dengan mengacu pada prosedur
pelaksanaan yang telah ditetapkan, agar dicapai mutu
pekerjaan, mutu produk, mutu pelayanan, dan waktu
pelaksanaan yang sesuai target/standar, serta dengan biaya yang
efisien, dan memperhatikan keselamatan kerja, kesehatan kerja dan
keselamatan lingkungan.
Kewenangan Site Manager:
1) Koordinasi pelaksanaan dengan Subkontraktor dan Supplier.
2) Menegur subkontraktor/supplier yang tidak memenuhi target
prestasi.
3) Menentukan persentasi progres lapangan.
4) Memutuskan penambahan tenaga kerja, alat kerja, material.
5) Mengkoreksi perilaku dan kinerja bawahan yang tidak sesuai
perilaku M-TOTAL.
c. Quality Control
Menurut Ishikawa dalam Nurhadi (2008), Qualiti Control
adalah suatu kegiatan meneliti, mengembangkan, merancang dan
memenuhi kepuasan konsumen, memberi pelayanan yang baik
dimana pelaksananya melibatkan seluruh kegiatan dalam
perusahaan mulai dari pimpinan teratas sampai karyawan
pelaksana.
Quality control bertugas untuk mengkoordinasi dan
memastikan setiap tahapan pekerjaan proyek untuk mencapai
29
target mutu dengan tetap memperhatikan waktu, biaya, Kerapian
dan Kebersihan (2K) serta Keselamatan & Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L).
Kewenangan Quality Control:
1) Menunda pekerjaan yang belum siap/ belum lengkap.
2) Menghentikan pekerjaan yang menyimpang dari prosedur
(SIP/IK/RIT/Shop Drawing).
3) Membuat memo/teguran kepada subkon/mandor dan
mengganti pekerja tidak kompeten dengan tembusan ke
atasan.
d. Safety Officer
Safety Officer adalah profesional yang merencanakan dan
melaksanakan program dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) di lingkungan tempat kerja.
Safety Officer bertugas untuk memimpin pengendalian
aspek keselamatan kerja, kesehatan kerja, dan aspek
lingkungan di proyek, agar tercipta kondisi dan tindakan kerja yang
aman, sehat, serta tidak terjadi kecelakaan kerja (Zero Accident)
maupun kerusakan/pencemaran lingkungan.
Kewenangan safety officer:
1) Memberhentikan pekerjaan apabila pekerjaan tidak aman,
membahayakan.
2) Membuat & memberi surat peringatan kepada siapapun yang
menimbulkan resiko dan ancaman K3L.
3) Menegur dan mengarahkan pekerja di daerah yang berbahaya.
4) Menegur dan mengarahkan pekerja yang bekerja di ketinggian
tanpa pengamanan yang memadai dan standar.
5) Menegur dan mengarahkan supaya pekerja mengenakan alat
pengaman kerja.
30
e. Site Engineer
Site Engineer adalah pembantu tugas manager proyek yang
memiliki tugas untuk memimpin pelaksanaan kegiatan engineering
di proyek dengan mengacu pada prosedur pelaksanaan yang telah
ditetapkan, agar pelaksanaan pekerjaan memenuhi tuntutan dan
target mutu, K3L, waktu, dan biaya.
Kewenangan Site Engineer:
1) Merubah shop-drawing di lapangan, sesuai permintaan tertulis
dari konsultan.
2) Mengkoreksi perilaku dan kinerja bawahan yang tidak sesuai
atau di bawah standar.
f. Drafter
Drafter adalah orang yang bekerja membuat gambar, yaitu
melaksanakan pembuatan gambar-gambar yang dibutuhkan sesuai
dengan standard dan spesifikasi yang ditentukan, agar pekerjaan
dilapangan dapat dilaksanakan dengan benar dan tepat waktu.
Kewenangan Drafter:
1) Menentukan besar-kecilnya skala agar gambar lebih jelas.
2) Memperjelas gambar dengan menambah detail/potongan
g. Surveyor
Surveyor adalah orang yang melakukan survei statistik dan
bertugas untuk melaksanakan pengukuran secara tepat dan akurat
di lapangan agar proyek mendapatkan posisi dan tata letak yang
sesuai dengan perencanaan, sehingga proyek terhindar dari
pekerjaan ulang, dan bisa selesai tepat waktu.
Kewenangan Surveyor:
1) Menegur Asisten Surveyor yang cerobah atau lalai dalam
menggunakan dan menyimpan alat ukur.
31
2) Mengulangi survey/pengukuran bila terjadi kesalahan metode
atau pengukuran.
h. Mechanic
Mechanic adalah orang ahli mesin yang bertugas untuk
menerima permintaan penggunaan alat, mengawasi
pengoperasiannya, merawat dan memperbaikinya agar peralatan
yang menjadi tanggung jawabnya tersedia saat dibutuhkan, dalam
kondisi layak dan siap pakai sehingga pengerjaan proyek yang
menggunakan alat berjalan lancar.
Kewenangan Mechanic:
1) Menetapkan metoda perawatan, perbaikan.
2) Menukar alat ke Work Shop.
i. Commercial Manager
Commercial Manager adalah orang yang bertanggung
jawab dalam melaksanakan proses pengadaan material dan jasa
dengan mengacu pada prosedur pelaksanaan yang telah
ditetapkan, agar sub kontraktor/supplier yang terpilih memenuhi
tuntutan mutu, K3L, waktu, 2K dan biaya.
Kewenangan Commercial Manager:
1) Surat-menyurat ke Supplier tentang pengiriman material.
2) Mengoreksi SPK Non Pokok (misal : untuk pekerjaan
kebersihan).
3) Membuat target penyelesaian tugas ke bawahan.
4) Mengkoreksi perilaku dan kinerja bawahan yang tidak sesuai
atau di bawah standar.
j. General Affair
General affair atau Divisi Umum adalah Supporting unit
yang bertugas untuk mengelola urusan umum proyek, meliputi
pergudangan, kesekretariatan, kepersonaliaan proyek, perijinan,
32
monitoring pembayaran kas proyek, keamanan, serta hubungan
sosial agar proses pelaksanaan proyek tidak terhambat oleh
masalah non teknis.
Kewenangan General Affair:
- Menolak atau menunda pembayaran atau menolak
tagihan yang tidak sesuai prosedur.
k. Store keeper
Store Keeper adalah orang yang mengelola gudang proyek
dalam menerima, menyimpan, dan mengeluarkan material sesuai
dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan, agar
penyediaan dan penyimpanan material terlaksana sesuai
kebutuhan, dan dengan lancer, tertib, dan efisien.
Kewenangan Store keeper:
1) Menolak Material yang tidak sesuai permintaan berdasarkan
surat jalan.
2) Menolak pengeluaran material yang tidak sesuai prosedur.
3) Menegur Mandor yang menyisakan atau membuang material
secara percuma.
34
b. Pengendalian jangka Waktu Pelaksanaan Proyek
Dalam pengerjaan suatu proyek perlu adanya rencana
pelaksanaan pekerjaan (Time Schedule). Time Schedule ini
merupakan alat pengatur aktivitas dalam suatu proyek yang
nantinya akan didapat rentang waktu pelaksanaan proyek.
Secara garis besar fungsi Time Schedule adalah :
1) Pedoman bagi kontraktor untuk melakukan evaluasi
pekerjaan yang telah diselesaikan.
2) Pedoman bagi kontraktor untuk mengetahui apakah metode
pekerjaannya sudah baik atau perlu diperbaiki lagi.
3) Pedoman bagi kontraktor untuk mengatur kecepatan
pelaksanaaan pekerjaan.
36
c) Untuk mengetahui seberapa jauh presentasi pekerjaan
yang sudah dilakukan oleh kontraktor, ketika
kontraktor mengajukan pembayaran anggaran (termin).
Untuk mengontrol pekerjaan lapangan, dan bisa dibuat
grafik bobot persen yang didasarkan kepada pekerjaan
yang didasarkan kepada presentase pekerjaan yang
telah dikerjakan.
38
yang telah ditetapkan dan diikuti oleh pihak-pihak yang terkait
secara taat azas sehingga terpilih penyedia terbaik.
Jenis pelelangan yang digunakan pada Galeri Apartemen
Ciumbuleuit 2 adalah pelelangan proyek swasta. Ketentuan tender
proyek swasta biasanya diatur sendiri oleh masing-masing
pemilik dengan tetap mengacu pada standar kontrak tertentu
seperti misalnya standar internasional.
Pada umumnya dilakukan dengan cara tender terbatas
dengan mengundang beberapa kontraktor yang sudah dikenal.
Perkembangan saat ini, pemilik (owner) mengundang beberapa
calon kontraktor untuk melakukan presentasi kemampuan mereka
dalam melaksanakan proyek yang ditenderkan. Setelah itu owner
menilai dan bagi yang lulus akan diundang untuk mengikuti
tender.
c. Dokumen pelelangan
Berdasarkan standar nasional, dokumen pelelangan
meliputi:
1) Undangan lelang.
2) Petunjuk kepada peserta lelang.
3) Formulir penawaran.
4) Syarat-syarat umum dan khusus yang akan ditetapkan dalam
perjanjian.
5) Spesifikasi teknik.
6) Gambar tender.
7) Daftar item dan volume pekerjaan.
8) Addendum (segala tambahan dokumen yang bersifat mengubah
dan atau melengkapi dokumen tender).
Berdasrkan standar internasional, dokumen tender
umumnya terdiri dari :
1) Instruksi kepada peserta tender (notice to bidders).
39
2) Persyaratan tender (condition of tendering).
3) Form surat penawaran (form of tender).
4) Kondisi kontrak (general condition of contract).
5) Spesifikasi teknik (technical specification).
6) Gambar tender (tender drawing).
7) Daftar item dan volume pekerjaan (bill of quantities).
8) Addendum.
d. Kegiatan Pelelangan
Kegiatan pelelangan proyek pemerintah, sesuai Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010, meliputi :
1) Prakualifikasi, kegiatan untuk menyeleksi peserta pelelangan
yang memenuhi persyaratan bagi proyek yang ditenderkan.
2) Undangan tender, untuk peserta lelang yang lulus
prakualifikasi menerima undangan untuk mengikuti
pelelangan.
3) Rapat penjelasan, dalam rapat penjelasan peserta tender
berkesempatan untuk mempertanyakan ketentuan dalam
dokumen tender yang kurang jelas dan yang dirasa
memberatkan. Hasil rapat menjadi risalah rapat yang bersifat
mengikat serta menjadi satu-kesatuan dengan Surat Perjanjian
Pemborongan (kontrak) apabila peserta ditunjuk sebagai
pemenang.
4) Peninjauan lapangan (site visite), yang dilakukan untuk
membuat dasar pembuatan metode pelaksanaan pekerjaan
(construction method) untuk menyusun harga penawaran yang
benar.
5) Pemasukan penawaran, melalui tahapan-tahapan perhitungan
volume, perencanaan metode pelaksanaan, perhitungan biaya
langsung, perhitungan biaya tak langsung, manajemen resiko,
40
perhitungan harga penawaran, dan penyiapan dokumen-
dokumen sebagai lampiran penawaran.
6) Pembukaan dokumen penawaran, pada waktu yang telah
ditentukan, dihadapan peserta tender panitia menyatakan saat
penyampaian dokumen penawaran telah ditutup, kemudian
dilanjutkan dengan pembukaan dan pembacaan penawaran
yang masuk sesuai dengan sistem yang ditetapkan.
7) Evaluasi tender dan klarifikasi, yang akan memberikan
tambahan penjelasan tentang penawaran, biasanya
disampaikan kepada peserta tender secara bergantian. Dari
hasil klarifikasi ini panitia membuat evaluasi untuk
menetapkan pemenang tender.
8) Penetapan calon pemenang (letter of intent), yang ditentukan
oleh panitia dalam suatu rapat. Hasilnya diumumkan kepada
seluruh peserta tender.
9) Masa sanggah, untuk tender proyek pemerintah, peserta tender
yang tidak menang berhak mengajukan keberatan sampai
dengan batas masa sanggah.
10) Surat penunjukkan pemenang (letter of award), yang
dikeluarkan setelah tidak ada keberatan dari peserta tender.
11) Surat Perintah Kerja (SPK/Notice of Proceed), diterbitkan oleh
pemimpin proyek kepada kontraktor untuk memulai pekerjaan
persiapan. Biasanya dalam kurun waktu tertentu.
12) Kontrak (perjanjian pemborongan), dilakukan melalui proses
negosiasi untuk membahas secara detil tentang pasal-pasal
kontrak yang dapat diterima kedua belah pihak.
41
ii. Pendekatan Manajemen Proyek
OWNER
PT. PRATAMA BUMI
ASRI
KONTRAKTOR PELAKSANA
Hubungan Kontraktual
43
Hubungan kerja / koordinasi dilakukan sesuai dengan fungsi dan
tugas masing – masing sebagai suatu bentuk komunikasi proyek agar
satu sama lain dapat bekerja sama dengan baik. Agar pelaksanaan
pekerjaan dapat teratur dan berjalan lancar, maka dalam pelaksanaan
di lapangan dibuat uraian pekerjaan (job description) sehingga
masing-masing unsur dapat mengetahui tugasnya dengan jelas.
Berikut dijelaskan koordinasi proyek yang tercantum dalam
struktur organisasi di atas :
a. Owner dengan Konsultan Struktur
Konsultan struktur bertanggung jawab secara langsung
terhadap owner karena keterkaitan hubungan kontrak. Konsultan
struktur berkewajiban merencanakan bangunan sesuai dengan
keinginan owner serta bertanggung jawab sepenuhnya atas
perencanaan yang dibuatnya.
b. Owner dengan Konsultan Arsitektur
Konsultan arsitektur ditunjuk langsung dan dipercaya
oleh owner untuk mendesign bentuk bangunan sesuai yang
diinginkan oleh owner.
c. Owner dengan Kontraktor
Terdapat ikatan kontrak, kontraktor pelaksana berkewajiban
melaksanakan pekerjaan proyek dengan baik dan hasil yang
memuaskan serta harus dipertanggungjawabkan kepada Owner.
Sebaliknya Owner membayar semua biaya pelaksanaan sesuai
dengan yang tertera didalam dokumen kontrak kepada kontraktor
pelaksana agar proyek berjalan lancar.
d. Owner dengan Konsultan MK
Konsultan MK dikontrak dan dipercaya langsung oleh
owner untuk mengawasi pekerjaan kontraktor di lapangan agar
sesuai dengan prosedur dan keinginan owner. Konsultan MK
wajib melaporkan hasil pemantauan pekerjaan yang dilakukan
kontraktor kepada owner.
44
e. Kontraktor dengan Konsultan Struktur
Kontraktor utama wajib melaksanakan pembangunan
proyek tersebut dengan mengacu pada desain rencana yang
dibuat oleh konsultan struktur, jika terjadi hal-hal yang akan
merubah perencanaan, maka dikonsultasikan kepada konsultan
struktur.
45
Galeri Apartemen Ciumbuleuit 2 adalah PT Pratama Bumi
Asri.
Tugas dan wewenang owner yaitu :
a) menentukan pemilihan kontraktor;
b) mengeluarkan Surat Perintah Kerja (SPK) kepada
kontraktor;
c) menandatangani semua Surat Perintah Kerja, Surat
Perjanjian, dan dokumen pembayaran dengan
kontraktor;
d) menyetujui atau menolak mengenai perubahan
pekerjaan;
e) membiayai semua pengeluaran untuk keperluan
pembangunan proyek sesuai dengan tender; dan
f) menerima hasil pekerjaan dari kontraktor sesuai
persyaratan yang disepakati dalam dokumen kontrak.
2) Konsultan Struktur
Konsultan Struktur merupakan pihak yang
mempunyai keahlian dalam bidang perencanaan struktur
pada bangunan. Dalam proyek ini PT Anugrah Multi Cipta
Karya ditunjuk sebagai konsultan struktur.
Tugas dan wewenang konsultan struktur, yaitu :
a) Merencanakan bangunan sesuai dengan keinginan
owner;
b) Bertanggung jawab sepenuhnya atas perencanaan yang
dibuatnya;
c) Memberikan pertimbangan, usul, dan saran mengenai
pekerjaan struktur, arsitektur, dan me; serta
d) Membuat seluruh perhitungan proyek berdasarkan data
teknis yang telah ditetapkan sebelumnya
46
3) Kontraktor Utama
Kontraktor Utama merupakan pihak yang
melaksanakan proyek sesuai tugas yang diberikan pemilik.
Pada proyek ini, PT Wijaya Karya Bangunan Gedung yang
ditunjuk sebagai kontraktor.
Tugas dan wewenang kontraktor utama, yaitu :
a) Membuat metode kerja;
b) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kontrak;
c) Menyiapkan bahan-bahan, tenaga kerja, peralatan serta
segala sesuatu yang digunakan untuk menunjang
kelancaran pelaksanaan pekerjaan;
d) Berkewajiban untuk melaksanakan perbaikan dan
perubahan gambar pelaksanaan, seperti yang telah
diintruksikan owner;
e) Bertanggung jawab sepenuhnya atas segala pekerjaan
serta kesalahan dari pekerjaan yang mempunyai
hubungan kerja dengannya; dan
f) Menyerahkan pekerjaan apabila pekerjaan telah selesai.
b. Jenis Kontrak
Pemilihan proyek yang sesuai untuk suatu proyek konstruksi
lebih didasarkan pada karakteristik dan kondisi proyek itu sendiri.
Ditinjau dari sudut pandang pemilik proyek (owner), hal ini erat
kaitannya dengan antisipasi dan penanganan resiko yang ada pada
proyek tersebut.Dalam kontrak juga harus disebutkan dengan jelas
jangka waktu penyelesaian proyek tersebut dan kewajiban yang harus
dipenuhi kontraktor jika terjadi keterlambatan.
47
1. Jenis Kontrak Berdasarkan Metode Pembayaran
b) Kontrak Lump Sump
Merupakan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu
sebagaimana ditetapkan dalam Kontrak, dengan ketentuan
sebagai berikut :
1) Jumlah harga pasti dan tetap serta tidak dimungkinkan
penyesuaian harga;
2) Semua resiko sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia
Barang/Jasa;
3) Pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran
yang dihasilkan sesuai dengan isi Kontrak;
4) Sifat pekerjaan berorientasi kepada keluaran (output
based);
5) Total harga penawaran bersifat mengikat;
6) Tidak diperbolehkan adanya pekerjaan
tambah/kurang.
48
4) Dimungkinkan adanya pekerjaan tambah/kurang
berdasarkan hasil pengukuran bersama atas pekerjaan
yang diperlukan.
e) Kontrak Presentase
Merupakan Kontrak Pengadaan Jasa Konsultasi/Jasa
lainnya, dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Penyedia Jasa Konsultasi/Jasa lainnya menerima
imbalan berdasarkan presentase dari nilai pekerjaan
tertentu; dan
2) Pembayarannya didasarkan pada tahapan
produk/keluaran yang dihasilkan sesuai dengan isi
Kontrak.
49
2. Jenis Kontrak Berdasarkan Sumber Pendanaan
a. Kontrak Pengadaan Tunggal
Merupakan Kontrak yang dibuat oleh 1 (satu) PPK
dengan 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa untuk
menyelesaikan pekerjaan tertentu dalam waktu tertentu.
b. Kontrak Pengadaan Bersama
Merupakan Kontrak antara beberapa PPK dengan 1
(satu) Penyedia Barang/Jasa untuk menyelesaikan
pekerjaan dalam waktu tertentu, sesuai dengan kebutuhan
masing-masing PPK yang menandatangani Kontrak.
50
3. Jenis Kontrak Berdasarkan Jenis Pekerjaan
a. Kontrak Pengadaan Pekerjaan Tunggal
Merupakan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang
hanya terdiri dari 1 (satu) pekerjaan perencanaan,
pelaksanaan atau pengawasan.
51
D. Penjelasan Teoritis
1. Pekerjaan Dinding
a. Pengertian Dinding
Dinding adalah bagian atas pada bangunan antara lain terdiri dari :
tembok, pintu/jendela, ring balok, dan rangka atap (lihat gambar 2.1).
Tembok merupakan suatu dinding dari bangunan, sedangkan dinding
bangunan dari segi fisika bangunan mengemban fungsi sebagai penutup
atau pembatas ruang dan sebagai keamanan (Suparno,2008).
52
1) Fungsi Penutup atau Pembatas Ruang
Sebagai penutup atau pembatas ruang dapat kita lihat
sehari-hari dalam kehidupan bermasyarakat. Pembatasan
menyangkut segi penglihatan (visual), dan berkat dinding tersebut
manusia dapat berlindung dari pandangan orang lain yang tidak
sepantasnya, sehingga kepribadian dan martabat manusia terjamin.
Tidak segala hal yang terjadi di dalam keluarga pantas dilihat dan
tidak segala hal yang kurang sedap, misalnya jemuran pakaian,
tempat pembuangan sampah layak masuk dalam pandangan mata
(Suparno,2008).
2) Fungsi Keamanan
Dinding diartikan manusia selaku unsur bangunan demi
keamanan. Hal ini mudah dimengerti tetapi harus diingat bahwa
keamanan rumah tidak hanya tergantung dari kekuatan, seolah-olah
seperti dinding benteng jaman dahulu sehingga rumah kita dengan
sendirinya aman. Tetapi bagaimanapun juga keadaannya, ternyata
dalam masyarakat dinding-dinding merupakan salah satu unsur
keamanan yang wajar untuk dibuat (Suparno,2008).
Pasangan dinding dan plesteran merupakan suatu jenis
pekerjaan untuk menciptakan sebuah dinding pada sebuah
bangunan, pasangan dan plesteran terdiri dari beberapa komposisi
utama yaitu :
1) Adukan
Adukan adalah suatu campuran dari bahan pengikat, dan
pengisi air (lihat Gambar 2.2). Bahan pengikat yang biasa
digunakan adalah semen, kapur bangunan, atau campuran
keduanya, sedangkan bahan pengisi adalah pasir atau tras. Adukan
dengan bahan pengikat semen mempunyai adhesi dan kekuatan
yang lebih besar tetapi pengerjaan relatif lebih sulit. Untuk adukan
yang menggunakan bahan kapur mempunyai sifat adhesi dan
53
kekuatan yang lebih rendah tetapi pekerjaan relatif lebih mudah
(Sari, 2013).
Sistem adukan yang biasa sangat menyita waktu, saat ini
sudah ada adukan pabrikasi yang lebih mudah dengan hanya
menambahkan air. Produk ini pun mempermudah pekerjaan
tukang. Sifat-sifat tukang yang terpenting adalah : mudah untuk
dikerjakan (workability), sifat penyusutan (shrinkage) yang kecil,
dan kekuatan (strength) yang cukup (Sari, 2013).
54
b. Pasangan Bata
Pasangan bata adalah suatu pasangan yang terdiri dari
bahan pengikat (adukan) dan bahan pengisi (bata merah, batako,
bata ringan dan lain-lain) (Sari, 2013) (lihat gambar 2.3) .
55
Gambar 2.4. Bata Merah
Sumber : Internet
2) Batako
Batako berasal dari kata bata kosong, karena kebanyakan
batako memiliki rongga ditengahnya yang timbul karena proses
pengepresan, rongga tersebut selain berfungsi untuk menghemat
bahan, juga untuk mengurangi bobot batako itu sendiri, ada 2 jenis
batako, yaitu :
a) Batako Putih (biasa disebut dengan Batako tras)
Terbuat dari campuran tras, batu kapur dan air kemudian
dicetak lalu dibakar. Batako jenis ini mempunyai kelebihan
yakni pemasangan relatif lebih cepat, harga lebih murah, namun
mudah pecah dan rapuh, menyerap air yang dapat menyebabkan
tembok lembab, dan juga dinding lebih mudah retak.
56
b) Batako Press
Terbuat dari campuran semen PC dan pasir atau abu batu
yang kemudian dipres, baik secara manual (menggunakan
tangan) maupun menggunakan mesin. Perbedaan antara batako
press manual dan press mesin bisa dilihat pada kepadatan
permukaan batakonya. Umunya harga batako press mesin akan
lebih tinggi. Batako press lebih kedap air, pemasangan relatif
cepat, namun harga relatif lebih mahal dibanding batako trass,
mudah terjadi retak rambut pada dinding, dan insulasi panas dan
suara tidak sebaik batu bata. (Archira, 2013) (lihat gambar 2.5).
57
3) Bata Ringan
Bata ringan adalah salah satu jenis beton ringan aerasi yang
mulai dikenal di Indonesia pada tahun 1995. Kelebihan dari bata
ringan ini adalah bobotnya yang jauh lebih ringan dari batu bata
ataupun batako. Bata ringan digunkan untuk bangunan bertingkat
guna mengurangi pembebanan sehingga biaya pondasi menjadi
lebih kecil. Dimensi yang besar yaitu 60 x 20 x 10/7,7 cm
menjadikan pekerjaan dinding cepat selesai. Ukurannya yang
presisi juga hanya membutuhkan spesi yang sangat tipis. Kelebihan
yang lain adalah kemampuannya untuk menahan panas dan suara.
Dari segi harga sampai saat ini masih lebih mahal dari batu bata.
Namun pekerjaan pemasangan yang cepat dapat menghemat upah
tukang.
Kelebihan bata ringan :
c) Bata ringan memiliki ukuran dan kualitas yang seragam
sehingga dapat dengan mudah menghasilkan pasangan bata yang
rapi.
d) Tidak memerlukan semen yang tebal sehingga menghemat
penggunaan perekat.
e) Lebih ringan dari pada bata biasa sehingga memperkecil beban
struktur. Selain itu karena ringan, pengangkutannya dapat lebih
mudah dilakukan.
f) Karena ukurannya yang lebih besar dari bata biasa maka
pelaksanaannya lebih cepat dari pada pemakain bata biasa.
g) Tidak diperlukan plesteran yang tebal, umumnya ditentukan
hanya 2,5 cm saja.
h) Mempunyai ketahan yang baik terhadap gempa bumi.
Kekurangan bata ringan :
a) Karena ukurannya yang besar, untuk ukuran tanggung,
membuang sisa cukup banyak
58
b) Perekatnya khusus. Umunya adalah semen instan yang berbahan
dasar pasir, silika, filter dan semen.
c) Diperlukan keahlian khusus untuk memasanganya, karena jika
tidak dampaknya sangat keliahatan.
d) Jika terkena air, maka untuk menjadi benar-benar kering
dibutuhkan waktu yang lebih lama dari bata biasa. Kalau tetap
dipaksakan diplester sebelum kering maka akan timbul bercak
kuning pada plesterannya. (Sari, 2013) (lihat gambar 2.6).
59
4) Plesteran dan Acian
Plesteran adalah suatu lapisan sebagai penutup permukaan
dinding baik luar maupun dalam bangunan dari pasangan bata
ringan atau batu cetak, yang berfungsi sebagai perata permukaan,
memperindah dan memperkedap dinding (Sari, 2013) (lihat gambar
2.7).
60
2. Pekerjaan Lantai
Pemasangan lantai dimulai, apabila semua pekerjaan diatasnya
seperti pemasangan atap dan langit-langit juga pekerjaan plesteran dinding
telah selesai.
Disamping pekerjaan bagian atas, pekerjaan bagian bawah telah
diselesaikan terlebih dahulu, seperti pemasangan pipa-pipa tanah, pipa gas
atau kabel listrik/telpon.
a. Pengertian Lantai
Djojowirono.S (1984) dalam bukunya Konstruksi Bangunan
Gedung menjelaskan bahwa lantai (“floor”) adalah suatu ruangan
(“area”) dari tanah yang dibatasi oleh dinding-dinding (“walls”).
Sedangkan menurut Rahmanullah diklat material konstruksi,
menjelaskan bahwa lantai merupakan penutup permukaan tanah dalam
ruangan dan sekitar rumah (teras,carport).
Jadi dapat disimpulkan bahwa lantai adalah penutup permukaan
tanah dalam ruangan yaitu yang dibatasi oleh dinding-dinding ataupun
di sekitar rumah seperti teras atau carport.
61
b. Jenis Bahan Lantai
Jenis-jenis bahan lantai yang biasa digunakan yaitu lantai tegel,
lantai teraso, lantai keramik, lantai marmer, lantai geranit, dan lantai
kayu.
1) Lantai Tegel
Tegel yang berfungsi sebagai lantai, pada umumnya lebih
banyak digunakan oleh masyarakat desa bila dibandingkan
dengan keramik/porselin. Produksi tegel yang dibuat secara
tradisional dan mudah seharusnya bisa teratasi, sebab tegel yang
dibuat secara tradisional tersebut bila ditinjau dari segi teknis,
akan mendapatkan hasil yang buruk.
Salah satu usaha untuk mengatasi dan mengimbangi hal
tersebut yaitu dengan meningkatkan produk tegel yang sekarang
sudah banyak tersedia di pasaran, namun harganya relatif masih
tinggi. Komposisi bahan dasar tegel umumnya terdiri dari semen,
dan pasir.
62
2) Lantai Teraso
Lantai teraso terdiri dari pecahan-pecahan kecil dari
marmer (batu pualam) yang dicampur dengan pc putih atau
berwarna.
Lantai teraso ada 2 macam :
a. Dicetak di tempat
Teraso dipasang dalam dua lapisan pada lantai dasar beton.
Dalam hal ini tidak diperlukan lapis adukan tambahan dari pc,
tetapi permukaan beton harus dilumuri air semen/pc terlebih
dahulu.
b. Berupa ubin teraso
Ubin teraso dapat diperoleh dalam berbagai ukuran, mulai
dari ukuran 150 mm dengan tebal 12 mm sampai ukuran 600
mm dengan tebal 36 mm. Campuran ubin teraso ini sama
dengan campuran teraso cetak di tempat. Ubin-ubin ini
dipasang langsung pada permukaan lantai beton yang bersih
dengan perekat campuran pasir dan pc dalam perbandingan 3 :
1 (3 ps : 1 pc). Tebal campuran perekat tergantung dari ukuran
dari ubin dan kehalusan lantai beton, berkisar dari 12w mm
sampai 18 mm.
63
3) Lantai keramik
Lantai keramik merupakan jenis bahan lantai yang paling
banyak digunakan masyarakat pada saat ini karena yang cocok
dengan iklim di Indonesia. Selain itu, warna, corak, dan ukuran
yang ada dipasaran juga beraneka ragam pilihannya. Saat ini
kermaik bukan merupakan bahan rumah yang mahal karena
produk lokal pun kini mulai banyak dipasaran dengan kualitas tak
kalah dengan keramik impor. Pekerjaan lantai keramik relatif
mudah, sama seperti pemasangan teraso dan tegel. Perawatan
lantai keramikmudah, juga tidak mudah tergores dan jika terkena
kotoran atau cairan tidak membekas.
64
4) Lantai Marmer
Lantai marmer impor berasal dari Italy, Auatralia, dan
Amerika. Sedangkan dari Indonesia berasal dari Lampung Tulung
Agung, dan Makasar. Ukuran batu ini awalnya bongkahan
kemudian dipotong di pabrik potongan. Konsumen bisa
menentukan ukuran yang diinginkan sesuai pesanan. Warna dan
motif yang ada di pasaran cukup bervariasi. Kesan yang
ditampilkan dari marmer sangat indah dan mewah, tetapi
harganya mahal karena marmer terbentuk dari proses alam yang
memakan waktu yang lama, dan proses pengolahan yang lama
pula. Marmer cocok digunakan di Indonesia.
65
marmer mampu digunakan untuk interior saja misalnya ruang
tamu dan ruang keluarga.
5) Lantai Geranit
Lantai geranit sangat indah dan menarik, berasal dari Italia,
Australia, dan Amerika. Motif dan warna yang ada di pasaran
beragam dan ukurannya bisa dipesan sesuai dengan desain yang
telah direncanakan. Perawatan lantai geranit lebih mudah jika di
bandingkan dengan batu marmer. Sifat dari lantai geranit hampir
sama dengan lantai marmer, yaitu yahan api dan mampu menahan
beban yang berat. Juga jika terkena cairan berwarna akan meresap
dan tisak mudah hilang. Karena batu geranit lebih mahal
dibandingkan dengan batu marmer karena bahan baku yang
jarang di alam. Sebaiknya digunakan untuk interior pada ruang
tamy dan ruang keluarga karena lantai geranit mudah berlumut
jika tekena sinar matahari secara terus menerus.
66
6) Lantai Kayu
Lantai kayu banyak di jadikan pilihan dalam penggunaan
bahan lantai karena kesan yang alami dan hangat sehingga sering
digunakan untuk ruang keluarga dan ruang tidur. Dalam memilih
lantai kayu, hal-hal yang harus diperhatikan adalah warna dan
seratnya. Sedangkan untuk pilihan jenis kayu sebaiknya
dipertimbangkan tempat penggunaannya. Untuk ruang di rumah
dengan tingkat mobilitas rendah (ruang tamu, ruang keluarga),
sebaiknya dipilih kayu lunak, misalnya kayu kamper, dengan
serat sedikit halus sedangkan pada ruang dengan mobilitas tinggi
(ruang tidur) di pilih kayu yang bersifat keras seperti kayu jati
atau sejenisnya yag biasa dilapisi coating sebagai pelindung.
67
BAB III
PELAKSANAAN PROYEK
A. Pelaksanaan Proyek
Pelaksanaan Proyek Pembangunan Galeri Ciumbuleuit Apartement2
sesuai dengan Time Schedule dimulai pada bulan agustus 2011 sampai
dengan bulan januari 2014. Owner PT. Pratama Bumi Asri menyerahkan
pelaksanaan proyek pembanguna Galeri Ciumbuleuit Apartement 2 ini
kepada Kontraktor PT Wijaya Karya Bangunan Gedung. Pelaksanaan proyek
ini dikerjakan dengan berpedoman pada gambar Shop drawing, RKS, Kurva
S, dan pedoman-pedoman lainnya.
Untuk mengendalikan kemajuan pekerjaan setiap satuan waktu : hari,
minggu dan bulan dilaporkan kemajuan pekerjaan. Laporan harian, mingguan
dan laopran bulanan berisi tentang :
1) Jumlah tenaga kerja yang masuk
2) Distribusi bahan yang digunakan
3) Penggunaan alat
4) Jam kerja
5) Keadaan cuaca
Dari hasil laporan tersebut dapat diamati kemajuan proyek,
dihubungkan dengan time schedule sehingga dapat diambil tindakan cepat bila
proyek menghadapi keterlambatan pekerjaan.
2. Kegiatan Aktual
Dalam praktiknya, setiap pekerjaan memiliki spesifikasi yang
berbeda dan beberapa diantaranya tidak bisa diikuti secara penuh.
Banyak pekerjaan yang praktikan amati ketika di lapangan. Pekerjaan
yang sedang dikerjakan pada saat praktikan melakukan praktik industri
adalah pekerjaan arsitektural. Selain pekerjaan dinding dan pekerjaan
lantai yang menjadi pembahas pada laporan ini, praktikan juga
membantu pelaksana finishing untuk memonitoring pekerjaan
finishing, seperti chek list (pengecekan per unit), monitoring
penyelesaian per lantai, tes slooping, maping plester + aci, maping
pekerjaan arsitek, mandor bobok, dan chek list pemasangan kusen
jendela. Disamping membantu pelaksana finishing, praktikan juga
membantu pekerjaan adminstrasi kantor kontraktor, seperti
penyusunan data surat instruksi pekerjaan bobok, menyusun dokumen,
menyusun dokumen persiapan pengecekan unit apartemen,
pengecekan kunci pintu utama per unit, dan lain-lain.
69
C. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Pekerjaan Dinding
a. Lingkup Pekerjaan
Proyek Galery Ciumbuleuit Apartemen 2 ini jenis bahan
yang digunakan untuk menyusun pasangan bata menggunakan bata
ringan (hebel). Pekerjaan pasangan dinding bata ringan ini
menggunakan bahan batu bata produk lokal serta bahan perekat
khusus bata ringan produksi pabrik atau berbahan semen dan pasir
pasang konvensional dengan ketentuan dan syarat sebagai berikut.
b. Bahan
1) Bata Ringan
a) Bata ringan yang digunakan buatan pabrik lokal merk
Hebel
b) Karakteristik bahan sesuai dengan data lab. ukuran yang
digunkan adalah 600 x 200 x 100 mm.
c) Berat bahan 600 kg/m3 atau berat jenis 0,6
d) Produk merek Hebel
e) Tidak mudah pecah atau hancur jika dijatuhkan dari
ketinggian 1,5 m.
f) Permukaan tidak licin
g) Bata yang digunkan harus baru, bata bekas pakai tidak
diperkenankan untuk digunakan
h) Bata patah yang diijinkan dapat dipergunakan maksimum
1/3 (sepertiga) panjang utuh.
i) Bata patah miring dapat dipotong siku dengan gergaji metal
dan masih sepertiga panjang utuh
j) Penumpukan bahan harus tertata rapi, tidak terurai tak
beraturan hal mana dapat menjadikan tak layak pakai
70
2) Perekat/Mortar/Acian
a) Bahan perekat dapat berupa bahan khusus yang diciptakan
khusus untuk bata ringan
b) Kemasan berbentuk cat asli produk pabrik
c) Kemasan yang rusak harus diperiksa dahulu isisnya dan
harus mendapat ijin pakai dari pengawas, jika masih
dipandang layak pakai
d) Persyaratan penggunaan bahan harus sesuai petunjuk
pemakain yang tertera pada kemasan
e) Penyimpanan bahan harus mendapat perlakuan khusus
sesuai petunjuk produsen
f) Bahan yang dinyatakan rusak, menggumpal atau membatu
dan tidak layak pakai harus segera dikeluarkan dari area
kerja dalam waktu 2 x 24 jam
g) Bahan campuran kimia (jika ada) harus dipergunakan
sesuai ketentuan yang berlaku seperti yang tercantum
dalam kemasan
h) Bahan pelarut air bersih harus digunakan sesuai ketentuan
perbandingan volume yang diijinkan
i) Dalam hal mana pemasangan bata ringan memungkinkan
memakai campuran konvensional, maka tata cara dan syarat
pemasangan dinding bata bisa diberlakukan.
71
c. Pelaksanaan Pekerjaan Dinding
Pada proyek Galeri Ciumbuleuit Apartement 2 ini jenis
bahan yang digunakan untuk menyusun pasanagn bata yaitu bata
ringan (hebel). Bata ringan yang digunakan berukuran 60 x 20 x 10
cm. Penggunaan bata ringan dipilih karena ukurannya yang besar
dan pemasangannya yang lebih cepat dari pada material bata
merah. Selain itu, bata ringan tahan terhadap api dan memiliki
kekedapan suara yang baik, sehingga bagus digunakan untuk
bangunan publik seperti apartement ini yang membutuhkan
dinding yang kedap suara.
Pekerjaan dinding pada proyek ini sudah mencapai 90%
dari pekerjaan dinding secara keseluruhan dan belum termasuk
pekerjaan plesteran, acian, ataupun pengecatan . Semua dinding
pada bangunan menggunakan bata ringan (lihat gambar 3.1).
72
Bata Ringan yang akan digunkaan untuk Pekerjaan Dinding
Gambar 3.1 Foto Bata Ringan ( Hebel)
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2013
73
Ember Sendok semen
d) Penyampuran adukan
Langkah kerja untuk penyampuran adukan yaitu
pertama masukkan dry Mortar kedalam wadah pencampur
atau ember, selanjutnya tambahkan air dengan
perbandingan sesuai spesifikasi material, lalu aduk
campuran sampai diperoleh campuran yang homogen
(matang). Lihat gambar 3.4 .
75
Penyampuran dry mortar Penyampuran air
e) Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaannya yaitu sebelumnya lahan
sudah dipersiapkan atau dibersihkan serta alat dan bahan
telah terpenuhi. Selanjutnya pemasangan bata dilakukan
(lihat gambar 3.5) dengan ketebalan spesi sesuai spesifikasi
produk mortar 10-15 mm. Maksimum tinggi pasangan
dinding bata ringan adalah 1,2 m untuk sekali pasang
dengan memasangkan angkur setiap ketinggian 1 m agar
dinding lebih kuat dan tidak mudah roboh terhadap getaran
dan kelurusan vertikal dan kerataan horizontal dan kesikuan
76
harus selalu dicek. Pelaksanaan pekerjaan pasangan bata
bisa diuraikan sebagai berikut :
- Pembersihan lahan
- Pembuatan profile
- Lapisan dasar : gunakan adukan plester mortar atau
setara lalu tebarkan adukan secara merata
- Letakkan blok yang sudah diberi adhesive, lalu tekan
hingga permukaan bata ringan rata dengan permukaan
benang, selanjutnya periksa kerataan bata ringan
dengan water pass
- Rekatkan bagian vertikal bata ringan dengan blok
adhesive, lalu letakkan bata ringan pada masing-masing
ujung dinding, periksa kerataan dengan water pass
- Bersihkan permukaan bata ringan setiap akan
memasang lapisan baru, lalu camour blok adhesive
dengan air dalam ember. Aduk dengan cetok/mixer
hingga rata
- Tarik benang untuk kelurusan dinding, gunakan trowel
sesuai lebar bata, letakkan adukan blok adhesive pada
arah vertikal, kemudian pada arah horisontal, tebarkan
adukan untuk 1 bata saja, selanjutnya pastikan seluruh
permukaan bata tertutup adukan
- Meletakkan bata : angkat permukaan yang menghadap
adukan vertikal, letakkan sisi bata yang berlawanan
terlebih dahulu, rapatkan bata dengan palu karet,
selanjutnya jaga ketebalan ± 2mm
- Bersihkan kelebihan blok adhesive dengan cetok, lalu
gunakan untuk menambal bata yang berlubang
77
Pemberian lapisan dasar Lapisan dasar yang menggunakan
adukan mortar, lalu tebarkan adukan
secara merata
Tekan hingga bata ringan rata dengan Ketuk bata ringan dengan palu karet
permukaan benang agar rata
Gambar 3.5 Tahap Pemasangan Pasangan Bata Ringan
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2013
78
2. Plesteran
a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan plesteran dalam dan ruang ruangan
2) Pengadaan bahan dan peralatan serta pemasangannya
b. Bahan
Menggunkan semen instan produk Mortar Utama
c. Alat Kerja
Menggunakan Roskam Besi, jidar baja atau alumunium
79
Benang nilon Palu
2) Penyampuran adukan
Pencampuran adukan (lihat gambar 3.7) untuk bahan
plesteran yaitu menggunakan mortar (khusus plester) dan pasir
pasang.
80
3) Tahap Pekerjaan Plesteran
Tahap pengerjaan plesteran yaitu yang pertama siapkan
terlebih dahulu pasangan dinding yang minimal 1 hari (lihat
gambar 3.8). Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai
berikut :
- Bersihkan permukaan dinding
- Tarik benang untuk kelurusan plesteran (lihat gambar 3.9)
- Gunakan plester mortar atau setara
- Membuat kepalaan plesteran, sebelumnya dinding
dibasahi terlebih dahulu (lihat gambar 3.10). pasangan
kepala plesteran dibuat pada jarak 1 m, dipasanga tegak
dan menggunakan keping-keping plywood setebal 9 mm
untuk patokan kerataan bidang.
- Setelah kepalaan plesteran sudah kering min. 1 hari, lalu
ratakan plesteran dengan menggunakan plesteran mortar
atau setara untuk plesteran dinding (lihat gambar 3.11)
- Kelembabab plesteran harus dijaga sehingga pengeringan
berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan
membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering
dan melindungi dari terik matahari langsung dengan bahan
penutup yang bisa mencegah penguapan air secara tepat.
81
pemasangan paku untuk mengikat Penarikan benang nilon
benang nilon
83
3. Acian
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan acian ini adalah pelapisan permukaan dinding
yang sudah diplester tetapi masih terasa kasar jika diraba serta
tingkat porousnya masih besar. Pekerjaan acian ini hanya melapisi
permukaan dinding terplester dengan plester instan yaitu Mortar
Utama yang aplikasinya sangat mudah hanya dicampur dengan air
(sesuai ketentuan masing-masing produk) ketebalan rata antara 1,5
– 3 mm dengan menggunakan Roskam.
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini termasuk bagian dari pekerjaan cat. Pekerjaan
plamiran untuk menutup bagian yang kurang baik sebelum
dilakukan pekerjaan pengecatan. Lihat gambar 3.12.
85
b. Bahan
Bahan campuran konvensional dari serbuk kalsium, semen
putih dan lem putih. Perbandingan volume campuran yang dipakai
aalah 1 sp : 1 lem : 3 ca. Lihat gambar 3.13.
87
5. Pelaksanaan Pelapis Lantai
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan penutup lantai pada Proyek Pembangunan Galery
Ciumbuleuit Apartement 2 ini meliputi pemasangan bahan penutup
lantai dengan pengadaan dan pemakaian bahan perekat mortar atau
lem keramik serta bahan penutup celah antar bahan.
b. Bahan
1) Perekat memakai mortar siap pakai / Tile Adhesive
2) Pengisi celah memakai bahan siap pasang yaitu MU-450 / MU-
460 (daerah basah) ex Mortar Utama / setara.
3) Perekat dengan ketebalan hanya 1 cm memakai lem keramik
(sesuai ketentuan pabrik)
d. Peralatan
Alat yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah alat potong
manual keramik, mesin gerinda, waterpass, palu karet, meteran,
trowel bergigi, cetok (sendok semen), kape, benang marking, paku,
ember, dan tile spacer, untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar
3.15 di bawah ini.
88
Alat Potong Manual Keramik Mesin Gerindra
e. Tahap Pekerjaan
Tahap pertama pekerjaan dimulai menyortir keramik yang
akan dipasang. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pola keramik
terbaik yang diinginkan. Disamping untuk memisahkan keramik-
keramik yang tidak memenuhi syarat warna, arah pola, serta cacat.
Penyortiran dilakukan dengan menyusun keramik yang sudah
dipotong sesuai ukuran, dan menyusunnya ditempat yang datar dan
bersih dengan pola yang terbaik yang diinginkan
90
f. Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan yang pertama yaitu membuat
kepalaan di lantai yang sudah dibersihkan sesuai dengan ukuran
marking. Setelah kepalaan kering, dilanjukan dengan menuangkan
adukan pada lantai kerja diantara jalur kepalaan yang sudah kering.
Dan meratakannya menggunakan cetok agar tersebar rata dan
saling mengisi bagian yang kosong. Lalu ratakan dengan jidar agar
permukaan rata sesuai rencana. Setelah adukan rata, selanjutnya
pemberian perekat adhesive pada keramik, lalu pasangkan keramik
pada lantai kerja. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 3.16
di bawah ini.
91
Mengatur jarak naad kurang lebih Meletakkan homogenius tile diatas
2 mm. Penggunaan naad sangat adukan dan pukul dengan palu
dianjurkan karena selain berfungsi karet untuk mengatur bevel dan
sebagai unsur dekoratif dan naad yang diinginkan
perekat antar homogenius tile
berfungsi sebagai penetralisir
muai susut homogenius tile serta
penetralisir dimensi tile yang tidak
sama.
92
Foto pekerjaan pemasangan keramik pada lantai unit Apartemen
Gambar 3.16 Pelaksanaan Pekerjaan Lantai
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2013
g. Pengisian Naad
Pengisian naad homogenius tile sebaiknya dilakukan
setelah pekerjaan pemasangan keramik minimal 4 hari, agar lantai
tidak kopong (ada rongga didalam lantai) . sebelum pengisian naad
bersihkan homogenius tile dari kotoran / debu dan minyak
terutama paa lubang naad. Buat campuran sesuai dengan petunjuk
dari produk yang digunakan lalu aplikasikan. Basahi homogenius
tile yang akan di grout dengan lap / spon basah untuk mengisi pori-
pori tile. Setelah naad diisi dengan bahan grouting, gunakan spon
agak basah untuk menyapu grout yang setengah kering sampai
permukaan grout berada dibawah bevel. Usahakan agar grout yang
menempel di tile segera dibersihkan untuk menghindari zat
93
pewarna dari grout masuk kedalam pori-pori tile. Pekerjaan
pengisian naad dapat dilihat pada gambar 3.16.
94
h. Tahap Pembersih
1) Pada tahap pembersihan, sebenarnya tidak memerlukan metoda
yang khusus, cukup di-pel / dibersihkan dengan air bersih saja
2) Ganti air pembersih setiap 20 m2
3) Pada saat pembersihan tidak direkomendasikan untuk
menggunakan cairan / zat kimia yang mengandung asam
(seperti HCL, Porstex, Porfik, dll)
4) Untuk menghindari pemakaian bahan-bahan tersebut usahakan
mengikuti prosedur pemasangan yang sudah disarankan dengan
baik dan benar.
i. Perawatan
Homogeneous tile sebenarnya tidak memerlukan perawatan
yang kusus, cukup dibersihkan / dipel dengan air bersih setiap hari
dengan frekuensi sesuai dengan kebutuhan. Yang perlu
diperhatikan adalah cairan berwarna (spidol) atau bahan kimia
yang keras jangan dibiarkan terlalu lama (segera dibersihkan).
95
BAB IV
PERMASALAH DAN PEMBAHASAN
1. Permasalahan
a. Permasalahan Teknis pada Standar Helath, Safety &
Environment / HSE
Pekerja atau tukang dalam mengerjakan pelaksanaan di
lapangan, tidak menggunakan atribut yang memenuhi standar,
untuk lebih jelasnya lihat gambar4.1 di bawah ini.
96
Foto Tukang dalam Mengerjakan Pekerjaan pasangan dinding
98
Foto Tukang dalam Mengerjakan Pekerjaan Plesteran
99
Retak Rambut pada Dinding
100
c. Permasalahan Teknis pada Pekerjaan Pemasangan Lantai
Praktikan menemukan permasalah teknis pada pekerjaan
pemasangan lantai, salah satu diantaranya yaitu keramik kopong
(diketuk berbunyi kosong), keramik gompal (keramik cacat) dan
kermaik salah alur, lihat gambar 4.3.
101
2. Pembahasan
Kesenjangan :
Para Tukang / Pekerja di lapangan dalam mengerjakan
pelaksanaan pekerjaan, tidak menggunkan atribut yang memenuhi
Standar Health, Safety & Environment / HSE.
Penyebab :
Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum
di Indonesia masih terabaikan, diantaranya tempat Praktikan
Praktik. Hal ini ditunjukkan masih banyak orang yang tidak
mematuhi peraturan K3 yang sudah ditetapkan di tiap-tiap
perusahaan konstruksi. Kesalahan tersebut terjadi akibat para
Pekerja tidak disiplin dan tidak ada sangsi yang tegas bagi
pelanggaran K3 tersebut.
102
Gambar Helm Proyek Rompi Tanda Pengenal
Kesenjangan :
Retak rambut (retak halus) pada dinding adalah bakal
terjadinya retak besar yang bisa mengakibatkan ambruknya
pasangan dinding.
Penyebab :
Penyebab retak pada dinding itu biasanya diakibatkan oleh
pengeringan yang tidak wajar atau tidak baik bisa disebut juga
pengeringan yang terlalu tiba-tiba. Itu dikarenakan dalam
pemasangannya, kelembaban plesteran tidak dijaga sehingga
pengeringan tidak wajar. Namun retak pada dinding bisa juga
103
disebabkan oleh getaran tower crane yang bekerja setiap hari.
karena tower crane tersebut menyangga atau mengikat pada
bangunan tersebut, sehingga terjadi getaran setiap waktu yang
mungkin bisa mengakibatkan keretakan pada dinding.
104
4) Campuran adukan perekat yang dimaksud adalah campuran
dalam volume, cara pembuatannya menggunakan adukan,
dengan campuran 1 kantong (40 kg) dengan air 6,5 – 7,0 liter.
5) Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah
selesai pemasangan instalasi pipa listrik dan plumbing untuk
seluruh bangunan.
6) Untuk beton sebelum permukaan diplester harus dibersihkan
dari sisa-sisa bekisting terlebih dahulu dan semua lubang-
lubang bekas pengikat bekisting harus tertutup campuran
plesteran.
7) Untuk bidang pasangan dinding batu bata ringan dan beton
bertulang yang akan difinish dengan cat dipakai plesteran halus
(acian) di atas permukaan plesterannya.
8) Untuk dinding tertanam di dalam tanah dan dinding kamar
mandi harus memakai adukan kedap air (Waterproofing).
9) Semua bidang yang akan menerimam bahan (finishing) pada
permukaannya diberi alur-alur garis horisontal atau diketrek
(scart) untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap untuk
bahan finishingnya (terutamam untuk pemasangan dinding
keramik), kecuali untuk menerima cat.
10) Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 M, dipasangn
tegak dan menggunkaan keping-keping plywood setebal 9 mm
untuk patokan kerataan batang.
11) Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan
dinding / kolom yang dinyatakan dalam gambar, atau sesuai
peil-peil yang diminta gambar. Tebal plesteran maximum 2,5
cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam
untuk membantu dan memperkuat daya rekat dan plesterannya
pada bagian pekerjaan yang diizinkan Wakil pemberi tugas
atau pengawas lapangan
105
12) Untuk setiap permukaan yang berbeda jenisnya yang bertemu
dalam satu bidang datar, harus diberi naad (tali air) dengan
ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 0,5 cm, kecuali bila ada
petunjuk lain di dalam gambar.
13) Untuk permukaan yang datar dan rata halus mempunyai
toleransi lengkung / cembung bidang tidak lebih dari 3 mm
untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi kontraktor berkewajiban
memperbaikinya dengan biaya atas tanggunan kontraktor.
14) Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan
berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi
permukaan plesteran setiap kali terlihat keringdan melindungi
dari trik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang
bisa mencegah penguapan air secara cepat.
15) Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak
baik, plesteran terus dibongkar kembali dan diperbaiki sampai
dinyatakan dapat diterima oleh Wakil pemberi tugas atau
pengawas lapangan dengan biaya atas tanggungan kontraktor.
16) Selama pemasangan dinding batu bata ringan / beton bertulang
belum difinish, kontraktor wajib memelihara dan menjaganya
terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran bahan lain.
Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab
kontraktor dan wajib diperbaiki.
17) Tidak diperkenankan pekrjaan finishing permukaan dilakukan
sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu.
106
c. Permasalahan Teknis pada Pekerjaan Pemasangan Lantai
Kesenjangan :
Kopong yaitu pemasangan keramik yang tidak sempurna
karena adukan yang tidak rata. Dan gompel atau cacat pada
keramik dan keramik yang salah alur.
Penyebab :
Kopong pada keramik diakibatkan ada udara yang masih
terperangkap di bawah keramik, yang menyebabkan bunyi
kentongan ketika diketuk oleh benda tumpul atau tangan. Kopong
pada keramik kalau terlalu besar dan dibiarkan, maka akan
mengakibatkan keramik pecah ketika diinjak atau terkena tekanan.
Itu diakibatkan kurang penyangga dibawah keramik yaitu adukan
yaitu adukan yang tidak rata.
Sedangkan Gompal atau cacat pada keramik dan salah arur itu
disebabkan karena kurang teliti dalam penyortiran keramik atau
bisa juga kurang hati-hati dalam melaksanakan pekerjaan
pemasangan keramik.
109
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
C. Simpulan
Dalam pelaksanaan Praktik Industri di Proyek Pembangunan
Galeri Ciumbuleuit Apartemen 2, Praktikan banyak mendapatkan ilmu dan
pengalaman yang berkaitan dengan finishing ataupun dengan struktur.
Disamping itu Praktikan mendapatkan pengalaman dalam bekerja
dilapangan, salah satunya pekerjaan yang Praktikan kerjakan yaitu
pekrjaan cheklist (pengecekan per unit), monitoring penyelesaian per
lantai, tes slooping, maping plester + aci, maping pekrjaan arsitek, mandor
bobok, dan cheklist pemasnagan kusen jendela. Selain itu Praktikan juga
membantu pekerjaan adminstrasi kantor kontraktor, salah satunya yaitu
mengerjakan penyusunan data surat instruksi pekerjaan bobok, menyusun
dokumen, menyusun dokumen persiapan pengecekan unit aparten,
pengecekan kunci pintu utama per unit, dan lain sebagainya.
Adapun simpulan yang dapat Praktikan rangkum diantaranya
sebagai berikut :
1) Pelaksanaan pekerjaan dinding di lapangan yaitu pasangan
dinding menggunakan bata ringan (hebel) dalam tahap
pemasangannya, hebel disusun dengan menggunakan perekat
instan yang diciptakan khusus untuk bata ringan. Dalam
konstruksinya setiap ketinggian 1 m menggunakan angkur agar
dinding menjadi kokoh dan kuat.
2) Pelaksanaan pekerjaan lantai di lapangan yaitu lantai yang
digunakan rata-rata menggunakan Homogenious Tile 60 cm x
60 cm, dalam tahap pelaksanaannya, Homogenius Tile
dipasang dengan menggunakan adukan (tile adhesive).
3) Masalah yang muncul pada pekerjaan dinding salah satunya
yaitu retak rambuat pada dinding dan retak pada plesteran.
110
Sedangkan masalah yang muncul pada pekerjaan lantai salah
satunya yaitu keramik kopong (diketuk berbunyi kosong),
keramik gompal, dan keramik salah arur.
D. Saran
Adapun saran dan masukannya adalah sebagai berikut :
1. Untuk menghindari permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan,
maka segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan harus
mengikuti prosedur yang sudah ditentukan.
2. Dalam melaksanakan Praktik Industri, mahasiswa harus bersikap aktif
dan dapat bersosialisasi dengan para pegawai di kantor maupun di
lapangan.
111
DAFTAR PUSTAKA
113