Anda di halaman 1dari 8

#Minggu 3 :

Kinematika -2
KINEMATIKA :

 Kecepatan dan Percepatan


 Persamaan Gerak Kinematika 1 Dimensi
 Kinematika 2 dan 3 Dimensi :
 Gerak Parabola
 Gerak Melingkar
 Kecepatan Relatif

3. KINEMATIKA 2 DIMENSI
3.1.Gerak Parabola
Analisa gerak parabola membutuhkan koordinat 2 dimensi. Lintasan gerak tersebut
diperlihatkan pada gambar 3.1. Lintasan tersebut berbentuk parabola dengan asumsi
gaya gesekan oleh udara diabaikan.
y

vo vx
vy
voy
v
a
x
vox
Gambar 3.1. Lintasan Gerak Parabola

Objek dilepaskan dengan kecepatan awal dengan sudut terhadap sumbu x.


Dengan demikian, komponen kecepatan awal dapat diuraikan menjadi :
̂
̂
Jadi, kecepatan awal adalah :
̂ ̂
Dari gambar 3.1. dapat dilihat bahwa pengaruh percepatan hanya mempengaruhi
komponen sumbu y, yaitu percepatan gravitasi . Dengan demikian
̂
Dari analisa gerak 1 dimensi yang telah dipelajari, kecepatan objek sebagai fungsi
waktu dapat dihitung dengan menggunakan

[ ]

[ ̂]

Jika pada , kecepatan partikel , maka


#Minggu 3 :
Kinematika -2
̂

̂ ̂ ̂

̂ ̂

Komponen kecepatan sebagai fungsi waktu untuk sumbu x dan y menjadi :

Posisi benda setiap saat juga dapat ditentukan melalui :

∫ ̂ ̂

Jika syarat batas saat , maka :

∫ ̂ ̂

̂ ( ) ̂

Jika posisi awal objek dinyatakan dengan :


̂
Maka posisi objek sebagai fungsi waktu adalah :
̂ ( ) ̂
Dari persamaan posisi tersebut dapat dilihat posisi pada sumbu x dan y berturut-
turut adalah :

Beberapa poin penting yang perlu diperhatikan adalah saat benda mencapai tinggi
maximum dan jangkauan maksimum.
#Minggu 3 :
Kinematika -2
3.1.1. Tinggi Maximum

Posisi benda saat titik maximum diperlihatkan pada gambar 3.2.

vo
ymax
voy
a
x
vox

Gambar 3.2. Posisi Objek di Titik Tertinggi

Arah kecepatan awal (+) dan percepatan (-) berbeda. Hal ini menunjukkan
bahwa objek akan berubah arah. Objek tepat akan berubah arah pada saat
mencapai ketinggian maksimum. Pada titik ini komponen kecepatan .
Namun, komponen kecepatan tetap.

Waktu untuk mencapai tinggi maksimum diperoleh melalui persamaan

Kecepatan pada titik tertinggi, sehingga

Maka, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik tertinggi adalah :

Titik tertinggi diperoleh dari persamaan :

Jika objek ditembakkan dari posisi , maka ketinggian


maksimum :

( ) ( )

Dari persamaan tersebut, tertinggi dicapai pada saat terhadap


sumbu horizontal
#Minggu 3 :
Kinematika -2
3.1.2. Jangkauan Maksimum
Jangkauan maksimum diperlihatkan pada gambar 3.3. di bawah
y

vo

voy
a vx x
vox
xmax vy
v
Gambar 3.2. Posisi Objek di Jangkauan Maksimum

Berdasarkan lintasan objek yang berbentuk parabola, waktu tempuh objek untuk
mencapai adalah 2 kali waktu tempuh saat objek mencapai titik tertinggi.
Bila dirumuskan secara matematis,

Dengan menggunakan persamaan posisi terhadap sumbu x,

Maka jangkauan maksimum yang dapat dicapai oleh objek adalah


( )
Ingat rumus sudut rangkap trigonometri :

Sehingga,

Melalui persamaan tersebut, jangkauan maksimum dapat dicapai jika sudut


terhadap sumbu x positif.

Contoh :
1. A projectile is launched with an initial speed of 30 m/s at an angle of
above the horizontal. Calculate the magnitude and direction of its velocity
(a) 2,0 s and (b) 5,0 s after launch.
2. Sebuah bola ditembakkan dari tanah ke udara. Pada ketinggian 9,1 m,
kecepatannya adalah ⃗ ̂ ̂ m/s, dengan ̂ arah horizontal dan
̂ arah vertikal.
a. Berapakah ketinggian maksimum yang dapat dicapai bola?
b. Berapakah jarak horizontal total yang dapat ditempuh bola?
#Minggu 3 :
Kinematika -2
c. Berapakah magnitudo dan sudut (di bawah garis horizontal) kecepatan
bola tepat sesaat sebelum menyentuh tanah?
3. Sebuah peluru ditembakkan keatas dengan sudut terhadap permukaan
mendatar. Buktikanlah bahwa rasio ketinggian maksimum terhadap
jarak horizontal maksimum adalah :

4. Sebuah batu dilempar pada saat t=0, dengan kecepatan awal 20,0 m/s dan
pada sudut di atas garis horizontal. Berapakah besar perpindahan (a)
horizontal dan (b) vertikal dari titik pelemparan berturut-turut saat
, , dan ?
5. Sebuah peluru ditembakkan dari permukaan tanah mendatar menuju puncak
tebing dengan jarak 195 m dari dasar tebing. Ketinggian tebing tersebut 155
m.

Jika peluru tepat mengenai puncak tebing setelah 7,6 detik peluru
ditembakkan. Tentukanlah magnitudo dan arah kecepatan awal peluru
tersebut.Gesekan udara diabaikan.

3.2.Gerak Melingkar
Suatu partikel dikatakan bergerak melingkar jika lintasan yang ditempuhnya berupa
lingkaran atau busur lingkaran. Jika partikel bergerak dengan kelajuan konstan,
partikel tetap akan mengalami percepatan, yaitu percepatan sentripetal. Percepatan
ini muncul karena perubahan arah vektor kecepatan setiap saat. Magnitudo
percepatan sentripetal dirumuskan dengan :

Di mana r menyatakan jari-jari lingkaran dan v adalah kelajuan partikel.

Periode merupakan waktu tempuh partikel untuk mengelilingi lingkaran, yang


dirumuskan dengan

Gambar 3.3. berikut memperlihatkan lintasan lingkaran yang ditempuh suatu


partikel (a), komponen-komponen kecepatan partikel (b), dan arah percepatan
sentripetal (c)
#Minggu 3 :
Kinematika -2

Gambar 3.3. Posisi, kecepatan, dan Percepatan Partikel pada Lintasan Melingkar

Kecepatan pada titik P adalah :


̂ ̂
̂ ̂
Dari gambar 3.3., nilai dan berturut-turut adalah dan . Dengan
demikian, kecepatan pada titik P menjadi :
̂ ̂
Percepatan pada titik P adalah :

( ̂ ̂)
Oleh karena kelajuan partikel selalu tetap, maka

( )̂ ( ) ̂

Turunan ( ) dan ( ) berturut merupakan kelajuan pada titik P, yaitu


dan . Jadi, percepatan di titik P menjadi :

̂ ̂
Dengan demikian magnitudo percepatan di titik P adalah :

√( ) ( )

Arah percepatan ditentukan dengan :

Jadi, arah vektor percepatan selalu mengarah ke pusat sepanjang jari-jari karena
besar sudut
#Minggu 3 :
Kinematika -2
Contoh :
1. Berapakah percepatan sebuah mobil yang bergerak dengan kecepatan 85
km/jam ketika melewati tikungan yang berjari-jari 30 m?
2. Lintasan bulan mengelilingi bumi hampir menyerupai lingkaran dengan jari-jari
384.000 km. Periode revolusi bulan mengelilingi bumi adalah 27,3 hari. Berapa
percepatan sentripetal bulan ke arah bumi?

4. KECEPATAN RELATIF
Analisa gerak relatif akan sekaligus ditinjau dengan menggunakan dua dimensi.
Pengamatan gerak suatu partikel sangat bergantung terhadap kerangka referensi yang
digunakan.
Suatu partikel A dapat diamati oleh suatu kerangka yang diam maupun oleh kerangka
referensi yang bergerak. Berikut diperlihatkan analisa gerak suatu partikel A oleh
kerangka yang diam (O) maupun kerangka referensi yang bergerak (O’) dengan
kelajuan konstan terhadap kerangka O.
A
y

rAO rAO’

x
rO’O O’
x
O
Gambar 3.4. Gerak Partikel oleh Kerangka Diam (O) dan bergerak (O’)

Berdasarkan analisa vektor :

Kecepatan vektor dapat diperoleh dengan menurunkan vektor perpindahan terhadap


waktu.

Persamaan terkahir ini menjelaskan kecepatan partikel A oleh kerangka O adalah


kecepatan partikel A oleh kerangka O’ ditambah dengan kecepatan kerangka O’ oleh
kerangka O.

Percepatan partikel A oleh kerangka O juga dapat diperoleh dengan menueunkan


kembali persamaan kecepatan, yaitu :
#Minggu 3 :
Kinematika -2

Kerangka O’ bergerak dengan kecepatan konstan, sehingga . Dengan


demikian,

Jadi, pengamatan kecepatan partikel A oleh sistem koordinat O berbeda dengan


sistem koordinat O’. Namun, percepatan partikel A oleh kedua sistem koordinat
tersebut sama.

Contoh :
1. Seseorang sedang berada di dalam kereta api yang sedang bergerak ke timur
dengan kecepatan 100 km/jam. Jika orang tersebut juga berjalan ke timur dengan
kecepatan 10 km/jam, maka tentukanlah kecepatan orang tersebut oleh:
a. Masinis yang diam di dalam kereta api
b. Orang lain yang duduk diam di tepi rel
2. Seorang anak (si A) yang sedang berada dalam kereta api yang sedang bergerak
mengamati sebuah bola yang bergerak di dalam gerbong kereta tersebut. Menurut
si anak yang berada dalam kereta, posisi bola tersebut tiap saat adalah r(t) = (t2 +
2t  2) i. Seorang anak yang lain (si B) berada di stasiun kereta dan mengamati
kereta bergerak dengan kecepatan tetap 15 i ms-1. Tentukanlah posisi, kecepatan
dan percepatan bola di dalam kereta menurut B.
3. Sebuah kereta berjalan 30 m/s (relatif terhadap tanah) ke arah utara dalam hujan
yang ditiup ke arah oleh angin. Lintasan rintik hujan membentuk sudut 70
terhadap vertikal, diukur oleh seorang pengamat yang diam di tanah. Seorang
pengamat di kereta api, mengamati rintik hujan jatuh secara vertikal sempurna.
Tentukan laju rintik hujan relatif terhadap tanah! (Ans : 32 m/s)

Daftar Pustaka
 Giancoli, D. C., Physics Principles with Application, 6th ed., Prentice Hall, 2005.
 Halliday, D., Resnick, R., and Walker, J., Fisika Dasar 1, Edisi 7 Jilid 1, Penerbit
Erlangga, 2010.
 Halliday, D., Resnick, R., and Walker, J., Principle of Physics, 10th ed.Extended,
John Wiley & Sons, 2013, International student version.

Anda mungkin juga menyukai