Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN INDIVIDU

STASE INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN RS PKU MUHAMMADIYAH


GAMPING
(BLOK TELAAH RESEP)

Pembimbing

Irma Risdiana, S.Si.,MPH, Apt.

Disusun Oleh

Tri Lusi Kusumawati (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)

Kelompok A

PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER


RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING
YOGYAKARTA
2018
1. PENDAHULUAN
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada apoteker, baik
dalam bentuk paper maupun electronic untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi
pasien sesuai peraturan yang berlaku (Permenkes no 58 tahun 2014 tentang standar pelayanan
kefarmasian di Rumah sakit). Resep harus ditulis dengan jelas dan lengkap untuk
menghindari terjadinya kesalahan dalam pemberian obat.
Kesalahan dan kesulitan yang mungkin terjadi dikarena ketidaklengkapan dan ketidak
jelasan dalam penulisan resep akan berdampak negatif bagi pasien. Negara telah mengatur
dan menjamin hak-hak konsumen dalam hal ini pasien dalam UU Kesehatan No. 23 Th 1992
dan UU Perlindungan Konsumen No 8 Th 1999. Hal ini perlu diperhatikan oleh para pemberi
jasa yaitu dokter dan apoteker untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien
untuk menjamin mereka mendapatkan kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam
mengkonsumsi barang dan/atau jasa.
Salah satu pelayanan yang harus dilakukan oleh apoteker adalah pelayanan resep yang
meliputi skrining resep. Skrining resep yang harus dilakukan terdiri dari: persyaratan
administratif (kelengkapan resep), kesesuaian farmasetik dan pertimbangan klinis.

2. TUJUAN
Untuk melihat seberapa besar terjadinya permasalahan dalam kelengkapan penulisan
resep yang dilakukan dokter dari aspek telaah resep meliputi kejelasan tulisan dokter, tepat
pasien, tepat indikasi, tepat dosis, tepat rute dan bentuk sediaan, tepat waktu dan frekuensi,
duplikasi, alergi, interaksi obat, kontraindikasi, dan kesesuaian formularium.

3. KEGIATAN
Melakukan telaah resep sebanyak 20 resep pada periode tanggal 12 Februari-17
Februari 2018 dengan syarat resep yang masuk adalah resep yang memiliki minimal 5 item
obat. Kemudian dilakukan telaah resep yang meliputi kejelasan tulisan dokter, tepat pasien,
tepat indikasi, tepat dosis, tepat rute dan bentuk sediaan, tepat waktu dan frekuensi, duplikasi,
alergi, interaksi obat, kontraindikasi, dan kesesuaian formularium.

4. LAPORAN HASIL
Hasil dari telaah resep termuat dalam lampiran yang terdiri dari 20 telaah resep.
5. ANALISA LAPORAN
Dari hasil telaah resep yang telah kami lakukan sejumlah 20 resep periode tanggal 12
Februari-17 Februari 2018 didapatkan semua obat yang diresepkan masuk dalam
formularium Rumah Sakit dengan presentase 100%. Untuk kejelasan resep didapatkan semua
resep bisa terbaca dengan presentase 100% waalaupun terdapat beberapa resep yang agak
susah dibaca namun masih bisa dimengerti maksudnya.Untuk ketepatan pasien didapatkan
95% tepat obat dari 20 resep trdapat 1 resep yang kurang tepat obat, dan untuk tepat indikasi
juga mendapatkan presentase 100% tepat indikasi. Sedangkan pada ketepatan dosis terdapat
beberapa resep yang dosisnya kurang sesuai dengan pedoman yang kami gunakan yaitu
Medscape, dengan didapatkan presentase 80%, yaitu dari 20 resep yang kami telaah terdapat
4 resep yang ketepatan dosisnya kurang.
Pada ketepatan rute dan bentuk sediaan semua resep yang kami telaah pada periode
tanggal 12 Februari-17 Februari 2018 memiliki presentase 100% tepat. Pada ketepatan waktu
dan frekuensi terdapat 1 resep dari 20 resep yang kami telaah kurang tepat waktu dan
frekuensinya sehingga mendapatkan presentase sebesar 95%. Pada duplikasi obat didapatkan
100% tidak ada obat yang duplikasi. Untuk alergi obat didapatkan presentase 100% tidak ada
pasien yang alergi terhadap obat yang diresepkan. Pada interaksi terdapat 17 resep dari 20
resep ada potensial terjadinya interaksi dengan presentase 85%, namun sebagian besar
interaksi yang ada adalah interaksi minor yang perlu dimonitoring saja. Pada kontraindikasi,
terdapat 100% tidak ada obat yang dikontraindikasikan pada pasien yang bersangkutan yang
masuk dalam resep tersebut.

6. REKOMENDASI
a. Peresepan sebaiknya dengan e-prescribing agar lebih jelas dan tidak ada kesalahan dalam
membaca
b. Pada obat-obat yang berpotensial berinteraksi perlu dilakukannya monitorig.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

Menkes, 2014, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58


TAHUN 2014 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT,
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai