Anda di halaman 1dari 31

PERANCANGAN ARSITEKTURE II

“RUMAH TINGGAL PROFESI


( SENIMAN PATUNG )”

DOSEN PEMBIMBING :

RAKSA M. SUBKI, ST.lic.rar.reg

M. FACHRUDIN SETIONO, ST

PENYUSUN:

MUHAMAD YUSUF ( 02215006 )

SEKOLAH TINGGI SAINS DAN TEKNOLOGI


BANDUNG, INDONESIA
JL. DR. DJUNJUNAN NO 12, BANDUNG
DAFTAR ISI
Judul………………………………………………………………………………………
Daftar isi………………………………………………………………………………….
Bab I. Pendahuluan

a. Latar belakang………………………………………………………………..
b. Permasalahan dan Persoalan………………………………………………
c. Tujuan dan Sasaran merancang rumah tinggal ……………………

Bab II. Data dan Informasi

a. User………………………………………………………………....…………..
b. Site………………………………………………………………....……….…..
c. Konteks…………………………………………………………..…..……….…

Bab III. Planning

a. Misi : Tujuan sasaran desain (konsep perancangan)…………..…………


b. Gambaran objek rumah tinggal yg akan dirancang…………..……………

Bab IV. Analisis Penggambaran Arsitektur

a. Lokasi / tapak………………………………………………………………………
b. Program ruang……………………...…………………………………..………
c. Bentuk………………………………………………………………………………
d. Struktur……………………………………………………..………………………
e. Utilitas…………………………………………………..………………………….
BAB I

PENDAHULUAN

1. TOR

Spesifikasi Design Rumah tinggal profesi:

a. Luas Lahan = 900-800m2


b. Koefisien Dasar Bangunan (KLB) = 60%
c. Koefisiensi Lantai Bangunan (KLB) = 2
d. Garis Sepadan Bangunan (GSB) = 6 meter
2. Latar Belakang ( Statement )

Dalam Perancangan Arstitekture II kali ini saya akan merancang sebuah rumah profesi
“Seniman Sclupture / Patung” karena menurut saya seni sclupture adalah seni yang paling
tua dalam sejarah peradaban manusia. Maka dari itu saya ingin menghargai seniman slupture
yang telah melestarikan dan mempertahan kan seni sclupture di jaman yang modern dan
serba electronic ini.

Perancangan rumah tinggal disesuaikan dengan karakteristik pemilik dari rumah


tinggal tersebut, dalam hal ini pemilik rumah tinggal berprofesi sebagai pengrajin patung.
Maka dari itu desain rumah disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya yang memiliki
profesi sebagai pengrajin patung. Rancangan rumah tersebut dimungkinkan mampu
mewadahi kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan dari pemilik rumah tersebut.

Rumah tinggal merupakan suatu kebutuhan primer bagi manusia. Karena hal itu, maka
manusia akan berusaha untuk membuat suatu wadah untuk menaungi segala macam
aktivitas sehari-harinya yang berwujud suatu rumah tinggal yang dimana selain dapat
menaungi aktivitas dirinya sendiri juga dapat menaungi aktivitas seluruh keluarganya. Karena
harus dapat menaungi seluruh aktivitas anggota keluarga, maka kondisi di dalam rumah
tinggal ini haruslah nyaman sehingga dapat menjaga suasana yang kondusif bagi keluarga
ini.

Rumah tinggal dapat dibangun di daerah tropis seperti misalnya di Indonesia. Dengan
ciri tingkat kelembaban yang cukup tinggi, curah hujan cukup tinggi, sinar matahari panas,
dan memiliki suhu lingkungan 260-310. Selain itu, sinar matahari yang menyinari hampir
sepanjang tahun dapat memberikan keuntungan sendiri bagi sang pemilik rumah karena
dapat memberikan pencahayaan alami yang baik sehingga tidak terlalu bergantung pada
pencahayaan buatan.
3. Tujuan dan Sasaran
a. Tujuan

Tujuan dari di dirikannya sebuah rumah tinggal adalah sebagai hunian sebuah
keluarga yang dapat menaungi/ mewadahi aktivitas-aktivitas yang terjadi di
dalamnya, serta dapat mejadi tempat beristirahat, dan tempat berlindung dari iklim.

b. Sasaran
1. Memilih lokasi yang strategis.
2. Konsep tata ruang dalam rumah yang mampu menyatukan dan
mungumpulkan anggota keluaga.
3. Konsep peruangan yang mendapatkan cahaya dan udara alami sehingga
memunculkan suasana yang nyaman.
4. Konsep bukaan yang mampu menghadirkan cahaya dan penghawaan
alami.
5. Bentuk bangunan yang mudah dikenali sebagai identitas dari pengrajin
patung.
6. Program Ruang yang mampu mewadahi aktifitas keluarga terlebih
Aktifitas dan kegiatan pengrajin patung.
BAB II

TINJAUAN TEORI

1. Tinjauan Rumah Tinggal


1.1 Pengertian

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.4 Tahun 1992 Tentang Perumahan


dan Permukiman mendefinisikan bahwa :

1. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau huni
an dan sa-rana pembinaan keluarga,
2. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana
lingkungan,
3. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik
yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang
mendukung perikehidupan dan penghidupan.

Dalam pengertian yang luas, rumah bukan hanya sebuah bangunan (struktural),
melainkan juga tempat kediaman yang memenuhi syarat-syarat kehidupan yang layak,
dipandang dari berbagai segi kehidupan masyarakat. Rumah dapat dimengerti sebagai
tempat perlindungan, untuk menikmati kehidupan, beristirahat dan bersuka ria bersama
keluarga. Di dalam rumah, penghuni memperoleh kesan pertama dari kehidupannya di
dalam dunia ini. Rumah harus menjamin kepentingan keluarga, yaitu untuk tumbuh,
memberi kemungkinan untuk hidup bergaul dengan tetangganya, dan lebih dari itu, rumah
harus memberi ketenangan, kesenangan, kebahagiaan, dan kenyamanan pada segala
peristiwa hidupnya. (Frick,2006:1).

Dalam arti umum, rumah adalah bangunan yang dijadikan tempat tinggal selama
jangka waktu tertentu. Rumah bisa menjadi tempat tinggal manusia maupun hewan,
namun tempat tinggal yang khusus bagi hewan biasa disebut sangkar, sarang, atau
kandang. Sedangkan dalam arti khusus, rumah mengacu pada konsep-konsep sosial-
kemasyarakatan yang terjalin di dalam bangunan tempat tinggal, seperti keluarga, tempat
bertumbuh, makan, tidur,beraktivitas, dll. (Wikipedia, 2012).
1.2 PENGERTIAN SENI PATUNG DAN SENIMAN PATUNG

Seni patung adalah cabang seni rupa yang hasil karyanya berwujud tiga dimensi.
Biasanya diciptakan dengan cara memahat, modeling (misalnya dengan bahan tanah liat)
atau kasting (dengan cetakan). Seiring dengan perkembangan seni patung modern, maka
karya-karya seni patung menjadi semakin beragam, baik bentuk maupun bahan dan teknik
yang digunakan, sejalan dengan perkembangan teknologi serta penemuan bahan-bahan
baru
Seniman adalah istilah subyektif yang merujuk kepada seseorang yang kreatif,
atau inovatif, atau mahir dalam bidang seni. Penggunaan yang paling kerap adalah untuk
menyebut orang-orang yang menciptakan karya seni, seperti lukisan, patung, seni peran,
seni tari, sastra, film dan musik. Seniman menggunakan imajinasi dan bakatnya untuk
menciptakan karya dengan nilai estetik. Ahli sejarah seni dan kritikus seni mendefinisikan
seniman sebagai seseorang yang menghasilkan seni dalam batas-batas yang diakui.
Sedangkan seniman patung adalah orang yang berkutat dalam bidang seni patung

1.3 RUMAH TINGGAL UNTUK PENGRAJIN PATUNG

Rumah tinggal untuk pengrajin patung yang akan didesain merupakan sebuah desain
rumah tinggal yang menampung segala aktifitas yang diperlukan oleh penggunanya.
Secara keseluruhan Rumah pengrajin adalah tempat berlindung manusia dari keadaan
luar, tempat berkumpul bagi keluarga, juga sebagai sarana yang mampu mewadahi
aktifitas atau kegiatan yang lebih spesifik seorang yang mempunyai pekerjaan sebagai
birokrat.

1.4 User / Penghuni

PELAKU UMUR PEKERJAAN HOBI


AYAH 55 Dosen Sclupture Olahraga
IBU 52 Manager Bank TANAMAN BONSAI
Anak 1 ( laki - laki ) 22 Mahasiswa tingkat Akhir Music
Anak 2 ( perempuan ) 18 SMA kelas 3 Photografi
Asisten Rumah Tangga ( Perempuan ) 30 Asisten Rumah Tangga Menyanyi

1.5 RANCANGAN RUMAH TINGGAL

Rumah yang akan dirancang adalah rumah tinggal yang nyaman, indah, aman,
sekaligus tempat munculnya ide-ide rancangan bagi sang pemilik rumah yang berprofesi
sebagai pengrajin patung.
1.6 FUNGSI RUMAH TINGGAL

Turner (dalam Jenie, 2001:245) mendefinisikan tiga fungsi utama yang


terkandung dalam sebuah rumah tempat bermukim, yaitu:

1. Rumah sebagai penunjang identitas keluarga (identity) yang diwujudkan pada


kualitas hunian / perlindungan yang diberikan oleh rumah. Kebutuhan akan
tempat tinggal dimaksudkan agar penghuni dapat memiliki tempat berteduh
guna melindungi diri dari iklim setempat.
2. Rumah sebagai penunjang kesempatan (oportunity) keluarga untuk
berkembang dalam kehidupan sosial budaya dan ekonomi atau fungsi
pengemban keluarga. Kebutuhan berupa akses ini diterjemahkan dalam
pemenuhan kebutuhan sosial dan kemudahan ke tempat kerja guna
mendapatkan sumber penghasilan.
3. Rumah sebagai penunjang rasa aman (security) dalam arti terjaminnya
keadaan keluarga di masa depan setelah mendapatkan rumah. Jaminan
keamanan atas lingkungan perumahan yang ditempati serta jaminan
keamanan yang berupa kepemilikan rumah dan lahan.

Secara garis besar, rumah memiliki fungsi (Doxiadis dalam Dian, 2009), yaitu:
a. Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok jasmani manusia.
b. Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok rohani manusia.
c. Rumah harus melindungi manusia dari penularan penyakit.
d. Rumah harus melindungi manusia dari gangguan luar.
e. Rumah menunjukan tempat tinggal.
f. Rumah merupakan mediasi antara manusia dan dunia.

2. Tinjauan
1.1 Tinjauan dari segi Pemaksimalan View dengan pemilihan jendela

Salah satu syarat mutlak sebuah rumah tropis yang sehat adalah bukaan, yang meliputi
ukuran, peletakan dan pemilihan jenis bukaan yang sesuai dengan ruangannya. Bukaan, bisa
berupa jendela, bouvenille, roster, lubang angin, diperlukan agar ruangan tetap dapat
bernapas dengan cahaya dan udara segar yang masuk.
Pada prinsipnya, sebuah rumah dapat dikategorikan sebagai rumah tropis, jika elemen-
elemen dalam rumah tersebut memungkinkan penggunaan energi alami dengan optimal,
seperti pemanfaatan dan penataan sirkulasi udara dan cahaya alami. Semua persyaratan
tersebut bisa dipenuhi dengan desain bukaan yang baik.

Untuk mendapatkan jendela yang tepat dan dapat menghemat energi, ada baiknya kita
bahas satu persatu hal-hal yang berkaitan dengan desain jendela ini.

1. Ukuran

Ada dua variasi ukuran jendela pada


umumnya, yaitu jendela yang ada di dekat pintu
utama, berukuran lebih besar serta jendela kamar
dan ruang lain, yang biasanya berukuran lebih
kecil.

NuArt Galery Jendela ruang tamu, yang berukuran lebih


besar, sebaiknya dibuat setinggi 50 cm dari atas
permukaan lantai. Sedangkan tinggi jendelanya sendiri, bisa disesuaikan dengan tinggi
rumah. Yang pasti, sisakan ruang setinggi 75 – 100 cm di bawah plafond. Idealnya, ukuran
jendela untuk setiap ruangan 12% – 15% dari luas lantai ruangan.

2. Peletakan

Villa Kampung Jago

Untuk rumah tropis, terutama di


Indonesia, jika memungkinkan hindari peletakan
jendela atau bukaan di sisi Barat dan Timur,
karena tidak akan nyaman pada pagi dan sore
hari. Jendela dapur sebaiknya dibuat terbuka dan
langsung ke udara bebas. Akan lebih baik jika
peletakan jendela posisinya bersilang dengan
bukaan lainnya dalam satu ruang, karena akan memungkinkan sirkulasi lebih lancar.
3. Jenis

Villa Tropika

Ada banyak jenis jendela. Pilihan jendela mana yang paling


tepat untuk diaplikasikan dalam desain rumah tropis Anda,
tergantung dari luasan, kebutuhan dan arah angin. Beberapa
jenis jendela yang umum digunakan sebagai elemen rumah
tropis Indonesia adalah fixed windows, swing windows atau
sliding windows. Tentang jenis-jenis jendela dan fungsinya
masing-masing, akan dijelaskan dalam artikel yang terpisah.

Nah, dengan pengaturan bukaan, terutama jendela, yang sederhana seperti yang sudah
dijelaskan di atas, kita pun sudah menghemat cukup banyak energi, khususnya energi yang
dipakai untuk mendinginkan atau menghangatkan ruangan. Prinsip pertama sebuah rumah
tropis sudah terpenuhi.

 Fixed Window, Fixed window atau jendela mati adalah tipe jendela yang tidak
berventilasi sehingga hanya bisa memasukan sumber cahaya, Karena tidak bisa
memasukan sirkulasi udara pengunaan tipe jendela ini sebaiknya perlu di
pertimbangkan sebaik mungkin.
 Double Hung Window merupakan jendela yang terdiri atas 2 daun di susun vertikal
dan di operasikan dengan cara menggeser salah satu daun jendela secara vertikal.
 Single Hung Window adalah jendela yang memiliki bentuk fisik yang sama dengan
Double Hung Window yang membedakannya adalah hanya 1 daun yang dapat di
geser, Single Hung Window hanya bisa menyediakan 50% bukaan.
 Sliding Window, Sesuai dengan namanya sliding window atau jendela geser di buka-
tutup dengan cara di geser secara horizontal.
 Casement Window atau jendela ayun memiliki daun jendela yang salah satu sisinya
terkait dan di operasikan dengan cara di ayun keluar atau ke dalam. Kelebihan jendela
ini mampu menyediakan bukaan 100%.
 Awning Dan Hopper, Tipe jendela ini memiliki prinsip kerja yang mirip dengan jendela
ayun hanya saja sisi jendela yang di kaitkan adalah sisi atas atau bawahnya.
 French Window adalah tipe jendela dengan sepasang jendela ayun yang di juga
berfungsi sebagai aksen keluar masuk. Karena memiliki fungsi ganda sebagai pintu
ruang kamar tidur merupakan lokasi yang tepat untuk French Window karena sebagian
besar bukaan mengarah ke dalam, Biasanya aplikasi jendela ini menghadap ke taman
yang berdekatan dengan kamar tidur.
 Pivoted Window merupakan tipe jendela yang daun jendelanya dapat berputar 90
derajat atau 180 derajat secara horinsontal maupun vertikal.
 Jalousie Window adalah jendela yang memiliki pelat-pelat panjang horizontal (Sirip)
dari kayu yang tersusun rapat.
 Bay Window, Sesuai namanya tipe jendela Bay Window selalu menjorok ke depan.
 Bow Window merupakan tipe jendela yang hampir mirip dengan Bay Window hanya
saja perbedaannya terletak pada format jendelanya di buat melengkung.
 Ox-Eye, adalah jendela kecil yang berbentuk lingkaran, bundar atau oval sering di
sebut juga Oeil de boeuf window biasanya aplikasi tipe jendela satu ini sering terlihat
menggunakan elemen kaca patri atau kaca warna-warni.
 Ribbon Window, Tipe jendela satu ini selalu bentuk horizontal memanjang seperti
pita, jendela ini bisa di buat bersegmen atau menerus tanpa segmen keberadaan tipe
jendela Ribbon Window menjadi salah satu ciri bangunan bergaya minimalis modern.

Sumber : http://tropicalhomeideas.com/bukaan-yang-baik-pada-rumah-tropis/Majalah
Tropical Home Ideas

2. Tinjauan Data Eksisting ( Lokasi / Site )

Site : Museum Barli ( Jl. Dr. Sutami No 91 )


2.1 Batas batas site :

Batas Utara perumahan warga

Batas Selatan Tanah Kosong

Batas Timur Perumahan Warga & Pabrik


Wals

Batas Barat perumahan warga


2.2 Potensi Site
a. Banyak sarana transportasi umum yang mudah di akses
b. Akses menuju perkotaan sangat mudah
c. Akses menuju Tol Pasteur
d. Dekat dengan Setrasari Mall
e. Dekat dengan STIEPAR
f. Depan Movie Rooms
g. Dekat dengan Hotel Zodiak
h. Dekat dengan Universitas Maranatha
i. Dekat dengan BTC Mall & PVJ Mall

2.3 Kendala Site


a. Bising karena dekat dengan jalan utama yang ramai pada saat jam
kerja ( 07.00-09.00 & 15.00-19.00 )
b. Daerah site yang berpolusi tinggi dan juga bersuhu panas.

2.4 Aturan Pembangunan

a. Koefisien Dasar Bangunan (KDB)


Seperti telah disinggung pada artikel sebelumnya, bahwa aturan ini mengatur bagaimana
di dalam membangun suatu bangunan, si pemilik bangunan diwajibkan menyisakan lahannya
untuk area resapan air. KDB ni biasanya dinyatakan di dalam persentase. Misalnya anda
memiliki lahan disuatu daerah dengan KDB 60% dengan luasnya 150 m2, artinya anda hanya
boleh membangun rumah seluas 60% x 150 m2 = 90 m2, sisanya 60 m2 sebagai area terbuka
yang fungsinya seperti disebutkan diatas.

Dasar perhitungan KDB ini memang hanya memperhitungkan luas bangunan yang
tertutup atap. Jalan setapak dan halaman dengan pengerasan yang tidak beratap tidak termasuk
dalam aturan ini. Walaupun demikian, sebaiknya lahan tersebut ditutup dengan bahan yang
dapat meresap air, seperti paving blok

Perhitungan KDB : 60% x 900 m2 = 540 m2

b. Garis Sempadan Bangunan (GSB)


Garis Sempadan Bangunan (GSB) adalah suatu aturan oleh pemerintah daerah setempat
yang mengatur batasan lahan yang boleh dan tidak boleh dibangun. Bangunan yang akan
didirikan tidak boleh melampaui batasan garis ini. Misalnya saja, rumah anda memiliki GSB 3
meter, artinya anda hanya diperbolehkan membangun sampai batas 3 meter tepi jalan raya.

GSB ini berfungsi untuk menyediakan lahan sebagai daerah hijau dan resapan air, yang
pada akhirnya menciptakan rumah sehat. Karena rumah akan memiliki halaman yang
memadai sehingga penetrasi udara kedalam rumah akan lebih optimal. Selain itu, dengan
adanya jarak rumah anda dengan jalan di depannya, privasi anda tentunya akan lebih terjaga.

GSB : 6

c. Koefisien Lantai Bangunan (KLB)


KLB merupakan perbandingan antara luas total bangunan dibandingkan
dengan luas lahan. Luas bangunan yang dihitung KLB ini merupakan seluruh luas
bangunan yang ada, mulai dari lantai dasar hingga lantai diatasnya. Mezanin atau
bangunan dengan dindingnya yang lebih tinggi dari 1.20 m, yang digunakan sebagai
ruangan harus dimasukkan kedalam perhitungan KLB.

KLB biasanya dinyatakan dalam angka seperti 1,5; 2 dan sebagainya. Tiap-tiap
daerah angka JLB ini berbeda-beda. Lokasi suatu daerah semakin padat, maka
angka KLB akan semakin tinggi pula.
Bila di dalam PBS anda tertera KLB = 2, maka total luas bangunan yang boleh
didirikan maksimal 2 kali luas lahan yang ada.

Angka-angka KLB ini berkaitab dengan jumlah lantai yang akan dibangun.
Seandainya anda punya lahan 150 m2, dengan KDB 30 % dan KLB = 1,
perhitungannya sebagai berikut:

 Lantai dasar = 40% x 150 m2 = 60 m2


 Total luas bangunan yang boleh dibangun = 150 m2

Dari perhitungan diatas diperoleh, luas lantai dasar yang boleh dibangun hanya
seluas 60 m2 saja. Sedangkan luas total bangunan yang diizinkan seluas 150 m2,
berarti anda bisa membangun rumah secara vertikal, dengan jumlah lantai hanya
dua atau bisa juga 2 1/5 lantai. Dari dua lantai ini, kalau dikalikan 2 didapat jumlah
luas total bangunan anda = 120 m2, masih tersisa 30 m2. Sisa luas yang
diizinkan (30 m2) ini dapat anda bangun diatasnya.

Saya kira peraturan ini dibuat, agar pembangunan rumah disuatu daerah akan
lebih tertata dengan baik dan seimbang dan juga untuk kesehatan rumah itu sendiri.
Coba kita bayangkan didekat rumah kita ada bangunan yang lebih tinggi, tentunya
akan merugikan kita. Memang kenapa, karena bangunan yang lebih tinggi dari
rumah kita itu akan mengurangi pasokan sinar matahari ke dalam rumah kita, karena
terhalang oleh bangunan yang lebih tinggi.

KLB = 2

2.5 Data Lingkungan Sekitar.

Karena di sekitar site banyak perumahan, Sehingga jalan di depan site yang
merupakan jalan utama menjadi penuh dengan kendaraan pada saat jam kerja dan pada
hari libur, yang juga menjadi jalan alternatif bagi pengendara yang akan menuju lembang
dan tol Pasteur.

Di sepanjang jalan Dr.Sutami terdapat banyak pohon yang berjajar sehingga polusi
dan kebisingan bisa di redam.
BAB III

METODA

Metode secara umum yang digunakan yaitu Programming kemudian Designing.


Programming berdasarkan input atau data yang akan digunakan dalam merencanakan dan
merancang Rumah, kemudian diproses dengan berbagai pertimbangan dan menghasilkan
outcome yang akan digunakan sebagai modal dari langkah mendesain.

Di dalam Programming terbagi menjadi beberapa langkah, mulai dari input kemudian
proses pemrograman berupa penelurusan masalah, pengumpulan data, pengolahan data,
dan menghasilkan outcome.

secara umum metoda pembahasannya menjadi :

1. Pengumpulan Data
• Observasi : Survei ke Rumah kontraktor yang sudah ada
• Pencarian referensi
• Wawancara dengan Objek dalam hal ini Kontraktor
2. Pengolahan data
Menyaring data yang telah ditemukan ke dalam tema yang sudah ditentukan,
kemudian diambil substansi-substansi yang sesuai. Hal ini dilakukan terus menerus,
sehingga dimungkinkan terjadi perubahan format baru.

3. Pendekatan Konsep
Perumusan Konsep untuk memperoleh gambaran Rumah Tinggal. Melalui metoda
induktif yaitu berdasarkan pengalaman dan juga metoda induktif yaitu berdasarkan teoritik.

4. Transformasi Desain
Penerjemahan konsep-konsep menjadi gambar atau desain bangunan.

Metode yang digunakan dalam pembahasan adalah deskriptif analisis yaitu dengan
mengumpulkan, menganalisis dan menyimpulkan data yang diperlukan dan berkaitan dengan
masalah. Pengumpulan data yang dilakukan meliputi data primer dan sekunder dengan cara:
a. Data Primer
a) Wawancara dengan narasumber yang terkait untuk mendapatkan informasi
yang solid
b) Observasi lapangan
c) Studi banding, yaitu mempelajari kasus lain sejenis sebagai masukan dalam
merancang
b. Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku yang
berkaitan dengan teori, konsep, standar perencanaan dan perancangan, juga yang berkaitan
dengan arah pengembangan dari lokasi yang akan digunakan.
5. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dalam Landasan Program Perencanaan dan Perancangan
Arsitektur disusun dengan urutan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan tentang latar belakang, permasalalan dan persoalan, seta tujuan
dan sasaran .
BAB II TINJAUAN PUSTAKA/TEORI
Berisi tentang kajian teori, pengertian rumah, fungsi rumah, jenis rumah, profil
user/pengguna, tinjauan tentang tema yang diangkat dan juga kegiatan user
tiap harinya.
BAB III METODA
Berisikan tenntang metoda / cara, meliputi metoda pengumpulan dan
pengorganisasian data dan juga metode analisis
BAB IV ANALISIS
Berisikan hasil dari pengumpulan data yang telah diolah dan diorganisasikan
dan dikelompokkan dalam analisis pengguna, analisis jenis dan besaran
ruang, analisis site, analisis olah denah, analisis tampilan bangunan, dan juga
analisis sistem bangunan.
BAB V KONSEP
Dalam uraian bab ini akan dipaparkan tentang hasil dari analisis bab IV,
meliputi analisis pengguna, analisis jenis dan besaran ruang, analisis site,
analisis olah denah, analisis tampilan bangunan, dan juga analisis sistem
bangunan. Dan itu semua akan dijadikan pedoman dalam mendesain rumah
tinggal yang akan dibangun.
BAB IV

ANALISIS

Bab ini berisi analisis data dan teori yang telah dikumpulkan untuk nantinya
menghasilkan kriteria desain dan pertimbangan-pertimbangan yang dilakukan untuk
perancangan rumah tinggal berdasarkan teori-teori yang ada. Dalam bab ini akan
membahas analisis pengguna, analisis jenis dan besaran ruang, analisis site, analisis
olah denah, analisis tampilan bangunan, dan juga analisis sistem bangunan.

1. Analisis Pengguna / User


Penghuni Waktu Kegiatan Kebutuhan Ruang
Bangun Pagi Kamar Tidur
Shalat Shubuh Masjid / Mushola
Mandi Kamar Mandi
Pagi
Ganti Baju Kerja Kamar Tidur
Sarapan Ruang Makan
Berangkat Ke Galery Parkir
Bekerja Workshop dan Galeri
Siang
Shalat Dzuhur Masjid / Mushola
Pulang Kerja Parkir
Shalat Ashar Masjid / Mushola
Sore Istirahat Ruang Keluarga
Mandi Kamar Mandi
Ganti baju santai Kamar Tidur
Shalat Magrib & Ngaji Bersama Masjid / Mushola
Makan Malam Bersama Ruang Makan
Berkumpul bersama Keluarga Ruang Keluarga
Ayah Malam
Membaca Buku Perpustakaan
(55 Tahun)
Ganti Baju Tidur Kamar Tidur
Tidur Kamar Tidur
Shalat Shubuh Masjid / Mushola
Hari Libur Jogging bersama Kel/ Komunitas jogging Ke CFD atau Gasibu
(Pagi) Istirahat Ruang Keluarga
Mandi Kamar Mandi
Makan Siang Ruang Makan
Hari Libur
Shalat Dzuhur Masjid / Mushola
(Siang)
Membuat Patung Workshop
Melihat Galery Ruang Pamer
Hari Libur
Shalat Ashar Masjid / Mushola
(Sore)
Olahraga badminton Halaman Depan / GOR
Makan Malam Bersama Ruang Makan
Hari Libur Mencari Inspirasi Taman
(Malam) Ganti Baju Tidur Kamar Tidur
Tidur Kamar Tidur
Bangun Pagi Kamar Tidur
Shalat Shubuh Masjid / Mushola
Mandi Pagi Kamar Mandi
Pagi
Ganti Baju Kerja Kamar Tidur
Sarapan Ruang Makan
Berangkat Ke Bank Parkir
Bekerja Ruang Kerja
Siang
Shalat Dzuhur Masjid / Mushola
Pulang Kerja Parkir
Shalat Ashar Masjid / Mushola
Sore Istirahat Ruang Keluarga
Mandi Kamar Mandi
Ganti baju santai Kamar Tidur
Shalat Magrib & Ngaji Bersama Masjid / Mushola
Makan Malam Bersama Ruang Makan
Ibu Berkumpul bersama Keluarga Ruang Keluarga
Malam
(52 Tahun) Menonton TV Ruang Keluarga
Ganti Baju Tidur Kamar Tidur
Tidur Kamar Tidur
Shalat Shubuh Masjid / Mushola
Hari Libur Jogging bersama Kel/ Komunitas jogging Ke CFD atau Gasibu
(Pagi) Istirahat Ruang Keluarga
Mandi Kamar Mandi
Makan Siang Ruang Makan
Hari Libur
Shalat Dzuhur Masjid / Mushola
(Siang)
Merawat Tanaman Bonsai Taman Bonsai
Arisan Ruang Tamu
Hari Libur
Shalat Ashar Masjid / Mushola
(Sore)
Belanja Stock Mingguan Parkir
Makan Malam Bersama Ruang Makan
Hari Libur
Ganti Baju Tidur Kamar Tidur
(Malam)
Tidur Kamar Tidur
Anak Bangun Pagi Kamar Tidur
Pertama Shalat Shubuh Masjid / Mushola
Laki-Laki Mandi Kamar Mandi
Pagi
(21 Tahun) Ganti Baju Kuliah Kamar Tidur
Sarapan Ruang Makan
Berangkat Ke Kampus Parkir
Kuliah Kampus
Siang
Shalat Dzuhur Masjid / Mushola
Latihan Band Studio Band
Shalat Ashar Masjid / Mushola
Pulang Kuliah Parkir
Sore
Istirahat Ruang Keluarga
Mandi Kamar Mandi
Ganti baju santai Kamar Tidur
Shalat Magrib & Ngaji Bersama Masjid / Mushola
Makan Malam Bersama Ruang Makan
Malam Berkumpul bersama Keluarga Ruang Keluarga
Mengerjakan Tugas Kamar Tidur
Tidur Kamar Tidur
Shalat Shubuh Masjid / Mushola
Hari Libur
Menoton FILM Ruang Keluarga
(Pagi)
Latihan Gitar Kamar Tidur
Mandi Kamar Mandi
Hari Libur Makan Siang Ruang Makan
(Siang) Shalat Dzuhur Masjid / Mushola
Pergi Main Dengan Teman Parkir
Hari Libur Shalat Ashar Masjid / Mushola
(Sore) Latihan Band Studio Band
Main Band Di Café Café
Hari Libur Pulang sebahis Mangung di cafe Parkir
(Malam) Makan Malam Bersama Band Cafe
Tidur Kamar Tidur
Bangun Pagi Kamar Tidur
Shalat Shubuh Masjid / Mushola
Mandi Pagi Kamar Mandi
Pagi
Ganti Baju Sergam Kamar Tidur
Sarapan Ruang Makan
Berangkat Ke Sekolah Parkir
Sekolah Ruang Kelas
Siang
Shalat Dzuhur Masjid / Mushola
Shalat Ashar Masjid / Mushola
Pulang Sekolah Parkir
Sore Istirahat Ruang Keluarga
Mandi Kamar Mandi
Anak
Ganti baju santai Kamar Tidur
Kedua
Shalat Magrib & Ngaji Bersama Masjid / Mushola
Perempua
Makan Malam Bersama Ruang Makan
n
Berkumpul bersama Keluarga Ruang Keluarga
(18 Tahun) Malam
Mengerjakan Tugas Kamar Tidur
Ganti Baju Tidur Kamar Tidur
Tidur Kamar Tidur
Shalat Shubuh Masjid / Mushola
Hari Libur
Menoton FILM Ruang Keluarga
(Pagi)
Pergi dengan Komunitass Photografi Parkir
Belajar Photografi Spot foto
Hari Libur
(Siang) Makan Siang Rumah Makan
Shalat Dzuhur Masjid / Mushola
Hari Libur Shalat Ashar Masjid / Mushola
(Sore) Pulang Dari Photografi Parkir
Pengecak Hasil Foto Kamar Tidur
Istirahat Dan Menonton TV Ruang Keluarga
Makan Malam Bersama Ruang Makan
Hari Libur Membaca Buku Perpustakaan
(Malam) Ganti Baju Tidur Kamar Tidur
Tidur Kamar Tidur
Bangun Pagi Kamar Tidur
Shalat Shubuh Masjid / Mushola
Mandi Kamar Mandi
Membeli Sayuran dari Pedagang Keliling Depan Rumah
Menyiapkan Sarapan Dapur
Pagi Sarapan Ruang Makan
Mencuci Piring Dapur
Membersihkan Halaman Halaman
Mencuci Pakaian Ruang Cuci
Menjemur Pakaian Jemuran
Membersihkan Rumah Ruangan Dalam Rumah
Asisten
Shalat Dzuhur Masjid / Mushola
Rumah
Menonton TV Ruang Keluarga
Tangga
Karoke Ruang Keluarga
“Perempu Siang
Menjahit Pakaian Jemuran
an?
Menstrika Pakian Ruang Cuci
Menyimpan Semua Pakian Lemari Masing-masing
Shalat Ashar Masjid / Mushola
Istirahat Kamar Tidur
Sore
Mandi Kamar Mandi
Menyiapkan Makanan Dapur
Shalat Magrib & Ngaji Bersama Masjid / Mushola
Makan Malam Bersama Ruang Makan
malam Berkumpul bersama Keluarga Ruang Keluarga
Ganti Baju Tidur Kamar Tidur
Tidur Kamar Tidur

2. Analisis Jenis dan Besaran Ruang


User Aktivitas Kebutuhan Ruang Besaran (m2)
Ayah Bersantai, berkumpul Ruang keluarga ±9
bersama keluarga dan
menonton TV
Makan Ruang makan ±9
Bekerja (Mendesain Ruang Kerja ±9
Patung)
Membuat dan Gallery ± 20
memamerkan patung
Olahraga (Fitness) Ruang Fitness ±9
Tidur Kamar tidur utama ± 16
MCK Kamar mandi dalam ±4
Menerima tamu Ruang tamu ±9
Ibu Bersantai, berkumpul Ruang keluarga ±9
bersama keluarga dan
menonton TV
Makan Ruang makan ±9
Memasak Pantry ±6
Tidur Kamar tidur utama ± 16
MCK Kamar mandi dalam ±4
Menerima tamu dan Ruang tamu ±9
Arisan
Berkebun Kebun/taman
Anak ke-1 Memarkirkan dan mencuci Garasi ± 14
motor
Bersantai, berkumpul Ruang keluarga ±9
bersama keluarga dan
menonton TV
Makan Ruang makan ±9
Olahraga (Fitness) Ruang Fitness ±9
Tidur Kamar tidur anak ±9
MCK Kamar mandi luar ±3
anak
Menerima tamu Ruang Tamu ±9
Anak ke-2 Bersantai, berkumpul Ruang keluarga ±9
bersama keluarga dan
menonton TV
Makan Ruang makan ±9
Olahraga (Fitness) Ruang Fitness ±9
Tidur Kamar tidur anak ±9
MCK Kamar mandi luar ±3
anak
Pembantu Tidur Kamar tidur pembantu ± 6,25
MCK Kamar mandi luar ± 2,25
Memasak Dapur ±6
Menyimpan barang Gudang ±4
Menyetrika Ruang Setrika ±3
Menjemur Tempat jemur Di halaman
Supir Memarkirkan mobil Garasi ± 14
Mencuci mobil dan motor Carport
MCK Kamar Mandi luar ± 2,25

3. Analisis Site

Perkampungan
Jl.
M
Matahari
Tenggelam
25m
en
du UNS
U Matahari
Terbit
SITE ng
20m

Jalan Ir. Sutami

Hotel Bintang
Angin

Dari lokasi site diatas dapat disimpulkan bahwa:

Site berada di jalan Ir. Soetami di samping Universitas Sebelas Maret yang merupakan
daerah yang relatif ramai karena bersebelahan dengan universitas dan juga berada di pinggir
jalan raya. Pada sisi utara site dan barat site terdapat perumahan warga. Pada sisi timurnya,
akan langsung berbatasan dengan jalan mendung dan juga Universitas Sebelas Maret. Pada
sisi selatan, akan langsung mengahadap ke jalan Ir. Soetami dan juga Hotel Bintang yang
berada di seberang site ini. Site ini berukuran 25x20m dengan gsb 3 meter dari jalan Ir.
Soetami dan 1.5 meter pada sisi lainnya.

Potensi Site:
j. Banyak sarana transportasi yang mudah di akses
k. Akses menuju perkotaan sangat mudah
l. Akses kesehatan dengan adanya Rumah Sakit Moewardi yang dekat
dengan site
m. Akses kebutuhan sehari-hari dekat dengan banyaknya pasar
tradisional dan juga mini market di sekitar lokasi
n. Dekat dengan area rekreasi (Taman satwa jurug)
o. Dekat dengan Universtas sebelas maret

Kendala Site

p. Bising karena dekat dengan jalan utama yang ramai


q. Bising karena daerah sekitar merupakan daerah kosan mahasiswa
r. Daerah sekitar yang keamanannya kurang terjaga
s. Daerah site yang berpolusi tinggi dan juga bersuhu panas.
t. Kondisi air yang sulit di area sekitar dan juga sistem drainase yang
buruk

Dikarenakan daerah site memiliki tingkat kebisingan dan polusi yang tinggi, maka di
dalam pemrograman ruang akan mementingkan daerah-daerah yang membutuhkan tingkat
kebisingan minimal berada pada sisi barat laut agar dapat mereduksi kebisingan dan juga
polusi yang disebabkan oleh bis yang berlalu lalang setiap saat.

Untuk mengurangi kemungkinan timbulnya tindak kriminalitas, maka pada sisi


sebelah timur dan selatan site akan dibangun pagar setinggi 1 meter yang pada bagian
atasnya akan diberikan vegetasi agar dapat menyaring polusi yang berlebihan dan juga
mereduksi kebisingan akan aktivitas-aktivitas di sekitar site. Pagar ini akan menggunakan
material atu bata agar dapat menyatu dengan fasad bangunan utama dan juga gallery yang
didominasi oleh batu bata agar dapat mencerminkan kelokalitasannya.

4. Analisis Tampilan bangunan

Dalam aspek ini, pada bagian fasad bangunan akan menonjolkan penggunaan
material-material alam seperti batu dan batu bata agar dapat menunjukkan
kelokalitasannya. Selanjutnya pada bagian atap menggunakan atap joglo yang
digabungkan dengan atap dak sebagai pemanis fasad agar tidak terlihat terlalu
vernakular. Selain itu, pada bagian kolom dihiasi oleh batu alam yang dapat
meningkatkan nilai estetika pada rumah ini.

5. Analisis Sistem Bangunan


a. Sub Struktur
Dari analaisis data yang telah dilakukan, site berada di
Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia. Oleh sebab itu maka struktur
bangunan mempertimbangkan iklim yang ada adalah iklim tropis
dengan intensitas hujan yang tinggi.
Maka pondasi dan dinding harus dapat bertahan lama dan anti
kelembaban. Yang terpenting itu pondasi itu harus kuat menahan
beban bangunan diatasnya. Dinding sendiri haruslah tahan akan
berbagai macam iklim didaerah tropis seperti hujan panas terus
menerus.
b. Upper Struktur
Untuk struktur bagian atas sendiri masih menggunakan kuda
kuda yang berbahan kayu, dan penggunaan nok, goring, usuk dan
reng juga menggunakan bahan kayu ini dipilih karena dilihat dari
biaya dan juga kualitas bertahan dari kayu lumayan bagus dan juga
harganya lumayan terjangkau.

Pada atap disertai juga tritisan yang berkonsul ini bertujuan


supaya ketika hujan air hujan tidaklah masuk ke teras.

c. Utilitas
a. Air bersih menggunakan distribusi dari PAM dengan aplikasi
ground tank sebagai reservoir air.
b. Rumah ini berada di tengah kota sehingga sangat mendukung
utilitas komunikasi. Jaringan telepon kuat. Rumah ini
menggunakan telepon rumah. Terdapat jaringan internet wireless
yang dipasang di atap dan bisa dipakai untuk umum.
c. Black water dan grey water diolah terpisah. Air sisa kamar mandi
dialirkan ke septictank di halaman depan untuk kemudian di alirkan
ke sumur resapan. Grey water seperti limbah mencuci, limbah
dapur dan air hujan dijadikan satu saluran. Penyaringan
menggunakan bak lemak dan bak control. Hail saringan kemudian
dialirkan ke riol kota di depan rumah.
d. Sistem drainase bersifat buatan. Kolam yang memanjang
berfungsi sebagai penampung sementara air hujan. Karena
bangunan berlantai 2, sisa lahan yang cukup luas pada lantai satu
ditanami rumpu dan tanaman fungsional. Selain untuk daerah
peresapan juga menimbulkan kesan asri.
e. Penerangan bangunan menggunakan lampu LED berwarna kuning
dan putih. Lampu LED berwarna kuning digunakan pada balkon,
selasar lantai 2, dan Ruang keluarga. Sedangkan lampu LED
berwarna putih digunakan pada Kamar tidur (utama, anak, dan
pembantu), ruang multifungsi , Kamar mandi, Gudang, ruang cuci,
ruang hobi, dan dapur. Pada bagian luar digunakan lampu taman
untuk bagian taman tengah, belakang dan depan. Lalu pada
carport, digunakan lampu tembak yang ditanam di tanah untuk
menimbulkan kesan estetis. Selasar lantai satu diterangi dengan
lampu tanam di langit-langit. Penggunaan lampu LED kuning
ditujukan agar menimbulkan kesan yang nyaman, santai dan intim.
f. Pemasangan wc pada lantai 1 dan 2 yang dipasang secara
berdekatan, supaya menghemat penggunaan pipa dan
mempermudah jalur pembuangan black water, pengaliran air
bersih.
g. Pemberian bukaan yang lumayan banyak, untuk pencahayaan dan
penghawaan alami dan menghemat penggunaan ac.
h. Pemberian vegetasi yang lumayan banyak untuk menyerap udara
kotor, peredam suara, penghijauan dan fungsi ekologi lainnya.
i. Peletakan septictank dibelakang rumah, yang bertujuan untuk
memberi pupuk buatan pada tanah dibelakang rumah.
j. Pemberian ventilasi pada atas dinding, untuk sirkulasi udara kecil.
k. Sumber air bersih menggunakan saluran dari PAM dan
menggunakan sumur Bor yang digunakan untuk motif jaga-jaga
kalau-kalau air dari PAM tidak mengalir.
l. Pemberian saluran air hujan, seperti pipa pembuangan untuk
mengalirkan air hujan ketempat yang diinginkan dan mencegah
terjadinya bocor pada atap.
m. Pemberian saluran drainase untukmencegah terjadinya
pengumpulan air pada areal rumah yang lebih rendah.
n. Pemberian tempat sampah untuk menaruh sampah dari sisa
kegiatan didalam rumah.

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

Dalam uraian bab ini akan dipaparkan tentang hasil dari analisis bab IV, meliputi
analisis pengguna, analisis jenis dan besaran ruang, analisis site, analisis olah denah,
analisis tampilan bangunan, dan juga analisis sistem bangunan. Dan itu semua akan
dijadikan pedoman dalam mendesain rumah tinggal yang akan dibangun.
1. Kriteria gambaran/konsep rancangan Tapak
a. Entrance
Site berada di jalan Ir. Soetami di samping Universitas Sebelas Maret yang merupakan
daerah yang relatif ramai karena bersebelahan dengan universitas dan juga berada di pinggir
jalan raya. Pada sisi utara site dan barat site terdapat perumahan warga. Pada sisi timurnya,
akan langsung berbatasan dengan jalan mendung dan juga Universitas Sebelas Maret. Pada
sisi selatan, akan langsung mengahadap ke jalan Ir. Soetami dan juga Hotel Bintang yang
berada di seberang site ini. Maka dari itu, main entrance pada bangunan ini diletakkan pada
sebelah selatan site yang langsung mengarah ke jalan Ir. Sutami sedangkan untuk side
entrance, terdapat pada sisi sebelah timur site yang merupakan main entrance menuju gallery.

b. Olahan Landsekap
 Peletakan Vegetasi tinggi diluar rumah dapat mengurangi suhu panas,
polusi, pereduksi kebisingan, peneduh dan juga sebagai tempat
regenerasi oksigen.
 Pagar rumah dibuat solid untuk tujuan keamanaan. Bentuk solid yang
nantinya dipakai akan mengalami sedikit pengurangan berupa
pelubangan pada pagar karena pagar ini akan difungsikan untuk
melindungi area halaman dari angin yang cukup besar.
 Untuk orientasi bangunan , bangunan akan menghadap kearah selatan
juga, mengingat entrance utama berada di selatan.

1. Kriteria gambaran/konsep rancangan Peruangan


Ruang Konsep
Garasi Tidak memerlukan cahaya matahari serta bukaan yang sedikit.
Membutuhkan besaran ruang yang cukup untuk menampung 1
buah mobil
Ruang Tamu Membutuhkan sinar matahari cukup serta bukaan yang banyak
dan juga space kosong pada tiap sudut ruangan untuk memajang
hasil karya.
Ruang Keluarga Memerlukan sinar matahari, pencahayaan buatan, memerlukan
penghawaan yang cukup karena ruangan ini harus dibuat
senyaman mungkin sebagai tempat berkumpulnya keluarga.
Ruang Makan Memerlukan sinar matahari dan juga bukaan yang cukup agar
dapat menimbulkan kesan semi outdoor dan memberikan kesan
di dalam café.
Kamar Utama Memerlukan pencahayaan buatan dan sedikit pencahayaan alami.
Dan ruangan ini dibuat seprivat mungkin
Kamar Mandi Dalam Tidak memerlukan pencahayaan alami yang baik. Cukup
diberikan bouvenlight.
Kamar Anak 2x Tidak terlalu memerlukan cahaya alami yang banyak. Ruangan ini
harus dapat memenuhi hobi dari anak-anak.
Kamar Mandi Luar Tidak memerlukan pencahayaan alami yang baik. Cukup
diberikan bouvenlight.
Kamar Tamu Membutuhkan pencahayaan cukup, penghawaan yang optimal
dan kebisingan yang minimal.
Kamar Mandi Tamu Tidak memerlukan pencahayaan alami yang baik. Cukup
diberikan bouvenlight.
Kamar Pembantu Membutuhkan pencahayaan cukup, penghawaan yang optimal
dan kebisingan yang minimal.
Kamar Mandi Tidak memerlukan pencahayaan alami yang baik. Cukup
diberikan bouvenlight.

Dapur Membutuhkan sinar matahari cukup serta bukaan yang banyak.


Sehingga asap dari kegiatan memasak tidak mengganggu
kenyamanan.
Pantry Membutuhkan sinar matahari cukup serta bukaan yang banyak.
Sehingga asap dari kegiatan memasak tidak mengganggu
kenyamanan.
Gallery Membutuhkan pencahayaan alami yang optimal dan juga bukaan
agar dapat memperlihatkan karya seni yang dipamerkan.
Ruang Kerja Dibutuhkan pencahayaan alami dan juga buatan yang baik serta
kebisingan yang sangat minimal.
Ruang Fitnes Memerlukan pencahayaan buatan yang optimal dan penghawaan
yang baik.
Ruang Setrika Membutuhkan sinar pencahayaan buatan dan pencahayaan alami
yang seimbang dan juga bukaan yang optimal.
Gudang Memerlukan sinar matahari, pencahayaan buatan, tak begitu
memerlukan penghawaan karena fungsinya yang hanya sebagai
penyimpan barang.

2. Kriteria gambaran/konsep rancangan Sistem Bangunan


a. Sub Struktur
Dari analaisis data yang telah dilakukan, site berada di
Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia. Oleh sebab itu maka struktur
bangunan mempertimbangkan iklim yang ada adalah iklim tropis
dengan intensitas hujan yang tinggi.
Maka pondasi dan dinding harus dapat bertahan lama dan anti
kelembaban. Yang terpenting itu pondasi itu harus kuat menahan
beban bangunan diatasnya. Dinding sendiri haruslah tahan akan
berbagai macam iklim didaerah tropis seperti hujan panas terus
menerus.
b. Upper Struktur
Untuk struktur bagian atas sendiri masih menggunakan kuda
kuda yang berbahan kayu, dan penggunaan nok, goring, usuk dan
reng juga menggunakan bahan kayu ini dipilih karena dilihat dari
biaya dan juga kualitas bertahan dari kayu lumayan bagus dan juga
harganya lumayan terjangkau.

Pada atap disertai juga tritisan yang berkonsul ini bertujuan


supaya ketika hujan air hujan tidaklah masuk ke teras.

c. Utilitas
a. Air bersih menggunakan distribusi dari PAM dengan aplikasi ground
tank sebagai reservoir air.
b. Rumah ini berada di tengah kota sehingga sangat mendukung utilitas
komunikasi. Jaringan telepon kuat. Rumah ini menggunakan telepon
rumah. Terdapat jaringan internet wireless yang dipasang di atap dan
bisa dipakai untuk umum.
c. Black water dan grey water diolah terpisah. Air sisa kamar mandi
dialirkan ke septictank di halaman depan untuk kemudian di alirkan ke
sumur resapan. Grey water seperti limbah mencuci, limbah dapur dan
air hujan dijadikan satu saluran. Penyaringan menggunakan bak lemak
dan bak control. Hail saringan kemudian dialirkan ke riol kota di depan
rumah.
d. Sistem drainase bersifat buatan. Kolam yang memanjang berfungsi
sebagai penampung sementara air hujan. Karena bangunan berlantai
2, sisa lahan yang cukup luas pada lantai satu ditanami rumpu dan
tanaman fungsional. Selain untuk daerah peresapan juga menimbulkan
kesan asri.
e. Penerangan bangunan menggunakan lampu LED berwarna kuning
dan putih. Lampu LED berwarna kuning digunakan pada balkon,
selasar lantai 2, dan Ruang keluarga. Sedangkan lampu LED berwarna
putih digunakan pada Kamar tidur (utama, anak, dan pembantu), ruang
multifungsi , Kamar mandi, Gudang, ruang cuci, ruang hobi, dan dapur.
Pada bagian luar digunakan lampu taman untuk bagian taman tengah,
belakang dan depan. Lalu pada carport, digunakan lampu tembak yang
ditanam di tanah untuk menimbulkan kesan estetis. Selasar lantai satu
diterangi dengan lampu tanam di langit-langit. Penggunaan lampu LED
kuning ditujukan agar menimbulkan kesan yang nyaman, santai dan
intim.
f. Pemasangan wc pada lantai 1 dan 2 yang dipasang secara berdekatan,
supaya menghemat penggunaan pipa dan mempermudah jalur
pembuangan black water, pengaliran air bersih.
g. Pemberian bukaan yang lumayan banyak, untuk pencahayaan dan
penghawaan alami dan menghemat penggunaan ac.
h. Pemberian vegetasi yang lumayan banyak untuk menyerap udara
kotor, peredam suara, penghijauan dan fungsi ekologi lainnya.
i. Peletakan septictank dibelakang rumah, yang bertujuan untuk memberi
pupuk buatan pada tanah dibelakang rumah.
j. Pemberian ventilasi pada atas dinding, untuk sirkulasi udara kecil.
k. Sumber air bersih menggunakan saluran dari PAM dan menggunakan
sumur Bor yang digunakan untuk motif jaga-jaga kalau-kalau air dari
PAM tidak mengalir.
l. Pemberian saluran air hujan, seperti pipa pembuangan untuk
mengalirkan air hujan ketempat yang diinginkan dan mencegah
terjadinya bocor pada atap.
m. Pemberian saluran drainase untukmencegah terjadinya pengumpulan
air pada areal rumah yang lebih rendah.
n. Pemberian tempat sampah untuk menaruh sampah dari sisa kegiatan
didalam rumah.

Anda mungkin juga menyukai