DOSEN PEMBIMBING :
M. FACHRUDIN SETIONO, ST
PENYUSUN:
a. Latar belakang………………………………………………………………..
b. Permasalahan dan Persoalan………………………………………………
c. Tujuan dan Sasaran merancang rumah tinggal ……………………
a. User………………………………………………………………....…………..
b. Site………………………………………………………………....……….…..
c. Konteks…………………………………………………………..…..……….…
a. Lokasi / tapak………………………………………………………………………
b. Program ruang……………………...…………………………………..………
c. Bentuk………………………………………………………………………………
d. Struktur……………………………………………………..………………………
e. Utilitas…………………………………………………..………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
1. TOR
Dalam Perancangan Arstitekture II kali ini saya akan merancang sebuah rumah profesi
“Seniman Sclupture / Patung” karena menurut saya seni sclupture adalah seni yang paling
tua dalam sejarah peradaban manusia. Maka dari itu saya ingin menghargai seniman slupture
yang telah melestarikan dan mempertahan kan seni sclupture di jaman yang modern dan
serba electronic ini.
Rumah tinggal merupakan suatu kebutuhan primer bagi manusia. Karena hal itu, maka
manusia akan berusaha untuk membuat suatu wadah untuk menaungi segala macam
aktivitas sehari-harinya yang berwujud suatu rumah tinggal yang dimana selain dapat
menaungi aktivitas dirinya sendiri juga dapat menaungi aktivitas seluruh keluarganya. Karena
harus dapat menaungi seluruh aktivitas anggota keluarga, maka kondisi di dalam rumah
tinggal ini haruslah nyaman sehingga dapat menjaga suasana yang kondusif bagi keluarga
ini.
Rumah tinggal dapat dibangun di daerah tropis seperti misalnya di Indonesia. Dengan
ciri tingkat kelembaban yang cukup tinggi, curah hujan cukup tinggi, sinar matahari panas,
dan memiliki suhu lingkungan 260-310. Selain itu, sinar matahari yang menyinari hampir
sepanjang tahun dapat memberikan keuntungan sendiri bagi sang pemilik rumah karena
dapat memberikan pencahayaan alami yang baik sehingga tidak terlalu bergantung pada
pencahayaan buatan.
3. Tujuan dan Sasaran
a. Tujuan
Tujuan dari di dirikannya sebuah rumah tinggal adalah sebagai hunian sebuah
keluarga yang dapat menaungi/ mewadahi aktivitas-aktivitas yang terjadi di
dalamnya, serta dapat mejadi tempat beristirahat, dan tempat berlindung dari iklim.
b. Sasaran
1. Memilih lokasi yang strategis.
2. Konsep tata ruang dalam rumah yang mampu menyatukan dan
mungumpulkan anggota keluaga.
3. Konsep peruangan yang mendapatkan cahaya dan udara alami sehingga
memunculkan suasana yang nyaman.
4. Konsep bukaan yang mampu menghadirkan cahaya dan penghawaan
alami.
5. Bentuk bangunan yang mudah dikenali sebagai identitas dari pengrajin
patung.
6. Program Ruang yang mampu mewadahi aktifitas keluarga terlebih
Aktifitas dan kegiatan pengrajin patung.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau huni
an dan sa-rana pembinaan keluarga,
2. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana
lingkungan,
3. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik
yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang
mendukung perikehidupan dan penghidupan.
Dalam pengertian yang luas, rumah bukan hanya sebuah bangunan (struktural),
melainkan juga tempat kediaman yang memenuhi syarat-syarat kehidupan yang layak,
dipandang dari berbagai segi kehidupan masyarakat. Rumah dapat dimengerti sebagai
tempat perlindungan, untuk menikmati kehidupan, beristirahat dan bersuka ria bersama
keluarga. Di dalam rumah, penghuni memperoleh kesan pertama dari kehidupannya di
dalam dunia ini. Rumah harus menjamin kepentingan keluarga, yaitu untuk tumbuh,
memberi kemungkinan untuk hidup bergaul dengan tetangganya, dan lebih dari itu, rumah
harus memberi ketenangan, kesenangan, kebahagiaan, dan kenyamanan pada segala
peristiwa hidupnya. (Frick,2006:1).
Dalam arti umum, rumah adalah bangunan yang dijadikan tempat tinggal selama
jangka waktu tertentu. Rumah bisa menjadi tempat tinggal manusia maupun hewan,
namun tempat tinggal yang khusus bagi hewan biasa disebut sangkar, sarang, atau
kandang. Sedangkan dalam arti khusus, rumah mengacu pada konsep-konsep sosial-
kemasyarakatan yang terjalin di dalam bangunan tempat tinggal, seperti keluarga, tempat
bertumbuh, makan, tidur,beraktivitas, dll. (Wikipedia, 2012).
1.2 PENGERTIAN SENI PATUNG DAN SENIMAN PATUNG
Seni patung adalah cabang seni rupa yang hasil karyanya berwujud tiga dimensi.
Biasanya diciptakan dengan cara memahat, modeling (misalnya dengan bahan tanah liat)
atau kasting (dengan cetakan). Seiring dengan perkembangan seni patung modern, maka
karya-karya seni patung menjadi semakin beragam, baik bentuk maupun bahan dan teknik
yang digunakan, sejalan dengan perkembangan teknologi serta penemuan bahan-bahan
baru
Seniman adalah istilah subyektif yang merujuk kepada seseorang yang kreatif,
atau inovatif, atau mahir dalam bidang seni. Penggunaan yang paling kerap adalah untuk
menyebut orang-orang yang menciptakan karya seni, seperti lukisan, patung, seni peran,
seni tari, sastra, film dan musik. Seniman menggunakan imajinasi dan bakatnya untuk
menciptakan karya dengan nilai estetik. Ahli sejarah seni dan kritikus seni mendefinisikan
seniman sebagai seseorang yang menghasilkan seni dalam batas-batas yang diakui.
Sedangkan seniman patung adalah orang yang berkutat dalam bidang seni patung
Rumah tinggal untuk pengrajin patung yang akan didesain merupakan sebuah desain
rumah tinggal yang menampung segala aktifitas yang diperlukan oleh penggunanya.
Secara keseluruhan Rumah pengrajin adalah tempat berlindung manusia dari keadaan
luar, tempat berkumpul bagi keluarga, juga sebagai sarana yang mampu mewadahi
aktifitas atau kegiatan yang lebih spesifik seorang yang mempunyai pekerjaan sebagai
birokrat.
Rumah yang akan dirancang adalah rumah tinggal yang nyaman, indah, aman,
sekaligus tempat munculnya ide-ide rancangan bagi sang pemilik rumah yang berprofesi
sebagai pengrajin patung.
1.6 FUNGSI RUMAH TINGGAL
Secara garis besar, rumah memiliki fungsi (Doxiadis dalam Dian, 2009), yaitu:
a. Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok jasmani manusia.
b. Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok rohani manusia.
c. Rumah harus melindungi manusia dari penularan penyakit.
d. Rumah harus melindungi manusia dari gangguan luar.
e. Rumah menunjukan tempat tinggal.
f. Rumah merupakan mediasi antara manusia dan dunia.
2. Tinjauan
1.1 Tinjauan dari segi Pemaksimalan View dengan pemilihan jendela
Salah satu syarat mutlak sebuah rumah tropis yang sehat adalah bukaan, yang meliputi
ukuran, peletakan dan pemilihan jenis bukaan yang sesuai dengan ruangannya. Bukaan, bisa
berupa jendela, bouvenille, roster, lubang angin, diperlukan agar ruangan tetap dapat
bernapas dengan cahaya dan udara segar yang masuk.
Pada prinsipnya, sebuah rumah dapat dikategorikan sebagai rumah tropis, jika elemen-
elemen dalam rumah tersebut memungkinkan penggunaan energi alami dengan optimal,
seperti pemanfaatan dan penataan sirkulasi udara dan cahaya alami. Semua persyaratan
tersebut bisa dipenuhi dengan desain bukaan yang baik.
Untuk mendapatkan jendela yang tepat dan dapat menghemat energi, ada baiknya kita
bahas satu persatu hal-hal yang berkaitan dengan desain jendela ini.
1. Ukuran
2. Peletakan
Villa Tropika
Nah, dengan pengaturan bukaan, terutama jendela, yang sederhana seperti yang sudah
dijelaskan di atas, kita pun sudah menghemat cukup banyak energi, khususnya energi yang
dipakai untuk mendinginkan atau menghangatkan ruangan. Prinsip pertama sebuah rumah
tropis sudah terpenuhi.
Fixed Window, Fixed window atau jendela mati adalah tipe jendela yang tidak
berventilasi sehingga hanya bisa memasukan sumber cahaya, Karena tidak bisa
memasukan sirkulasi udara pengunaan tipe jendela ini sebaiknya perlu di
pertimbangkan sebaik mungkin.
Double Hung Window merupakan jendela yang terdiri atas 2 daun di susun vertikal
dan di operasikan dengan cara menggeser salah satu daun jendela secara vertikal.
Single Hung Window adalah jendela yang memiliki bentuk fisik yang sama dengan
Double Hung Window yang membedakannya adalah hanya 1 daun yang dapat di
geser, Single Hung Window hanya bisa menyediakan 50% bukaan.
Sliding Window, Sesuai dengan namanya sliding window atau jendela geser di buka-
tutup dengan cara di geser secara horizontal.
Casement Window atau jendela ayun memiliki daun jendela yang salah satu sisinya
terkait dan di operasikan dengan cara di ayun keluar atau ke dalam. Kelebihan jendela
ini mampu menyediakan bukaan 100%.
Awning Dan Hopper, Tipe jendela ini memiliki prinsip kerja yang mirip dengan jendela
ayun hanya saja sisi jendela yang di kaitkan adalah sisi atas atau bawahnya.
French Window adalah tipe jendela dengan sepasang jendela ayun yang di juga
berfungsi sebagai aksen keluar masuk. Karena memiliki fungsi ganda sebagai pintu
ruang kamar tidur merupakan lokasi yang tepat untuk French Window karena sebagian
besar bukaan mengarah ke dalam, Biasanya aplikasi jendela ini menghadap ke taman
yang berdekatan dengan kamar tidur.
Pivoted Window merupakan tipe jendela yang daun jendelanya dapat berputar 90
derajat atau 180 derajat secara horinsontal maupun vertikal.
Jalousie Window adalah jendela yang memiliki pelat-pelat panjang horizontal (Sirip)
dari kayu yang tersusun rapat.
Bay Window, Sesuai namanya tipe jendela Bay Window selalu menjorok ke depan.
Bow Window merupakan tipe jendela yang hampir mirip dengan Bay Window hanya
saja perbedaannya terletak pada format jendelanya di buat melengkung.
Ox-Eye, adalah jendela kecil yang berbentuk lingkaran, bundar atau oval sering di
sebut juga Oeil de boeuf window biasanya aplikasi tipe jendela satu ini sering terlihat
menggunakan elemen kaca patri atau kaca warna-warni.
Ribbon Window, Tipe jendela satu ini selalu bentuk horizontal memanjang seperti
pita, jendela ini bisa di buat bersegmen atau menerus tanpa segmen keberadaan tipe
jendela Ribbon Window menjadi salah satu ciri bangunan bergaya minimalis modern.
Sumber : http://tropicalhomeideas.com/bukaan-yang-baik-pada-rumah-tropis/Majalah
Tropical Home Ideas
Dasar perhitungan KDB ini memang hanya memperhitungkan luas bangunan yang
tertutup atap. Jalan setapak dan halaman dengan pengerasan yang tidak beratap tidak termasuk
dalam aturan ini. Walaupun demikian, sebaiknya lahan tersebut ditutup dengan bahan yang
dapat meresap air, seperti paving blok
GSB ini berfungsi untuk menyediakan lahan sebagai daerah hijau dan resapan air, yang
pada akhirnya menciptakan rumah sehat. Karena rumah akan memiliki halaman yang
memadai sehingga penetrasi udara kedalam rumah akan lebih optimal. Selain itu, dengan
adanya jarak rumah anda dengan jalan di depannya, privasi anda tentunya akan lebih terjaga.
GSB : 6
KLB biasanya dinyatakan dalam angka seperti 1,5; 2 dan sebagainya. Tiap-tiap
daerah angka JLB ini berbeda-beda. Lokasi suatu daerah semakin padat, maka
angka KLB akan semakin tinggi pula.
Bila di dalam PBS anda tertera KLB = 2, maka total luas bangunan yang boleh
didirikan maksimal 2 kali luas lahan yang ada.
Angka-angka KLB ini berkaitab dengan jumlah lantai yang akan dibangun.
Seandainya anda punya lahan 150 m2, dengan KDB 30 % dan KLB = 1,
perhitungannya sebagai berikut:
Dari perhitungan diatas diperoleh, luas lantai dasar yang boleh dibangun hanya
seluas 60 m2 saja. Sedangkan luas total bangunan yang diizinkan seluas 150 m2,
berarti anda bisa membangun rumah secara vertikal, dengan jumlah lantai hanya
dua atau bisa juga 2 1/5 lantai. Dari dua lantai ini, kalau dikalikan 2 didapat jumlah
luas total bangunan anda = 120 m2, masih tersisa 30 m2. Sisa luas yang
diizinkan (30 m2) ini dapat anda bangun diatasnya.
Saya kira peraturan ini dibuat, agar pembangunan rumah disuatu daerah akan
lebih tertata dengan baik dan seimbang dan juga untuk kesehatan rumah itu sendiri.
Coba kita bayangkan didekat rumah kita ada bangunan yang lebih tinggi, tentunya
akan merugikan kita. Memang kenapa, karena bangunan yang lebih tinggi dari
rumah kita itu akan mengurangi pasokan sinar matahari ke dalam rumah kita, karena
terhalang oleh bangunan yang lebih tinggi.
KLB = 2
Karena di sekitar site banyak perumahan, Sehingga jalan di depan site yang
merupakan jalan utama menjadi penuh dengan kendaraan pada saat jam kerja dan pada
hari libur, yang juga menjadi jalan alternatif bagi pengendara yang akan menuju lembang
dan tol Pasteur.
Di sepanjang jalan Dr.Sutami terdapat banyak pohon yang berjajar sehingga polusi
dan kebisingan bisa di redam.
BAB III
METODA
Di dalam Programming terbagi menjadi beberapa langkah, mulai dari input kemudian
proses pemrograman berupa penelurusan masalah, pengumpulan data, pengolahan data,
dan menghasilkan outcome.
1. Pengumpulan Data
• Observasi : Survei ke Rumah kontraktor yang sudah ada
• Pencarian referensi
• Wawancara dengan Objek dalam hal ini Kontraktor
2. Pengolahan data
Menyaring data yang telah ditemukan ke dalam tema yang sudah ditentukan,
kemudian diambil substansi-substansi yang sesuai. Hal ini dilakukan terus menerus,
sehingga dimungkinkan terjadi perubahan format baru.
3. Pendekatan Konsep
Perumusan Konsep untuk memperoleh gambaran Rumah Tinggal. Melalui metoda
induktif yaitu berdasarkan pengalaman dan juga metoda induktif yaitu berdasarkan teoritik.
4. Transformasi Desain
Penerjemahan konsep-konsep menjadi gambar atau desain bangunan.
Metode yang digunakan dalam pembahasan adalah deskriptif analisis yaitu dengan
mengumpulkan, menganalisis dan menyimpulkan data yang diperlukan dan berkaitan dengan
masalah. Pengumpulan data yang dilakukan meliputi data primer dan sekunder dengan cara:
a. Data Primer
a) Wawancara dengan narasumber yang terkait untuk mendapatkan informasi
yang solid
b) Observasi lapangan
c) Studi banding, yaitu mempelajari kasus lain sejenis sebagai masukan dalam
merancang
b. Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku yang
berkaitan dengan teori, konsep, standar perencanaan dan perancangan, juga yang berkaitan
dengan arah pengembangan dari lokasi yang akan digunakan.
5. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dalam Landasan Program Perencanaan dan Perancangan
Arsitektur disusun dengan urutan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan tentang latar belakang, permasalalan dan persoalan, seta tujuan
dan sasaran .
BAB II TINJAUAN PUSTAKA/TEORI
Berisi tentang kajian teori, pengertian rumah, fungsi rumah, jenis rumah, profil
user/pengguna, tinjauan tentang tema yang diangkat dan juga kegiatan user
tiap harinya.
BAB III METODA
Berisikan tenntang metoda / cara, meliputi metoda pengumpulan dan
pengorganisasian data dan juga metode analisis
BAB IV ANALISIS
Berisikan hasil dari pengumpulan data yang telah diolah dan diorganisasikan
dan dikelompokkan dalam analisis pengguna, analisis jenis dan besaran
ruang, analisis site, analisis olah denah, analisis tampilan bangunan, dan juga
analisis sistem bangunan.
BAB V KONSEP
Dalam uraian bab ini akan dipaparkan tentang hasil dari analisis bab IV,
meliputi analisis pengguna, analisis jenis dan besaran ruang, analisis site,
analisis olah denah, analisis tampilan bangunan, dan juga analisis sistem
bangunan. Dan itu semua akan dijadikan pedoman dalam mendesain rumah
tinggal yang akan dibangun.
BAB IV
ANALISIS
Bab ini berisi analisis data dan teori yang telah dikumpulkan untuk nantinya
menghasilkan kriteria desain dan pertimbangan-pertimbangan yang dilakukan untuk
perancangan rumah tinggal berdasarkan teori-teori yang ada. Dalam bab ini akan
membahas analisis pengguna, analisis jenis dan besaran ruang, analisis site, analisis
olah denah, analisis tampilan bangunan, dan juga analisis sistem bangunan.
3. Analisis Site
Perkampungan
Jl.
M
Matahari
Tenggelam
25m
en
du UNS
U Matahari
Terbit
SITE ng
20m
Hotel Bintang
Angin
Site berada di jalan Ir. Soetami di samping Universitas Sebelas Maret yang merupakan
daerah yang relatif ramai karena bersebelahan dengan universitas dan juga berada di pinggir
jalan raya. Pada sisi utara site dan barat site terdapat perumahan warga. Pada sisi timurnya,
akan langsung berbatasan dengan jalan mendung dan juga Universitas Sebelas Maret. Pada
sisi selatan, akan langsung mengahadap ke jalan Ir. Soetami dan juga Hotel Bintang yang
berada di seberang site ini. Site ini berukuran 25x20m dengan gsb 3 meter dari jalan Ir.
Soetami dan 1.5 meter pada sisi lainnya.
Potensi Site:
j. Banyak sarana transportasi yang mudah di akses
k. Akses menuju perkotaan sangat mudah
l. Akses kesehatan dengan adanya Rumah Sakit Moewardi yang dekat
dengan site
m. Akses kebutuhan sehari-hari dekat dengan banyaknya pasar
tradisional dan juga mini market di sekitar lokasi
n. Dekat dengan area rekreasi (Taman satwa jurug)
o. Dekat dengan Universtas sebelas maret
Kendala Site
Dikarenakan daerah site memiliki tingkat kebisingan dan polusi yang tinggi, maka di
dalam pemrograman ruang akan mementingkan daerah-daerah yang membutuhkan tingkat
kebisingan minimal berada pada sisi barat laut agar dapat mereduksi kebisingan dan juga
polusi yang disebabkan oleh bis yang berlalu lalang setiap saat.
Dalam aspek ini, pada bagian fasad bangunan akan menonjolkan penggunaan
material-material alam seperti batu dan batu bata agar dapat menunjukkan
kelokalitasannya. Selanjutnya pada bagian atap menggunakan atap joglo yang
digabungkan dengan atap dak sebagai pemanis fasad agar tidak terlihat terlalu
vernakular. Selain itu, pada bagian kolom dihiasi oleh batu alam yang dapat
meningkatkan nilai estetika pada rumah ini.
c. Utilitas
a. Air bersih menggunakan distribusi dari PAM dengan aplikasi
ground tank sebagai reservoir air.
b. Rumah ini berada di tengah kota sehingga sangat mendukung
utilitas komunikasi. Jaringan telepon kuat. Rumah ini
menggunakan telepon rumah. Terdapat jaringan internet wireless
yang dipasang di atap dan bisa dipakai untuk umum.
c. Black water dan grey water diolah terpisah. Air sisa kamar mandi
dialirkan ke septictank di halaman depan untuk kemudian di alirkan
ke sumur resapan. Grey water seperti limbah mencuci, limbah
dapur dan air hujan dijadikan satu saluran. Penyaringan
menggunakan bak lemak dan bak control. Hail saringan kemudian
dialirkan ke riol kota di depan rumah.
d. Sistem drainase bersifat buatan. Kolam yang memanjang
berfungsi sebagai penampung sementara air hujan. Karena
bangunan berlantai 2, sisa lahan yang cukup luas pada lantai satu
ditanami rumpu dan tanaman fungsional. Selain untuk daerah
peresapan juga menimbulkan kesan asri.
e. Penerangan bangunan menggunakan lampu LED berwarna kuning
dan putih. Lampu LED berwarna kuning digunakan pada balkon,
selasar lantai 2, dan Ruang keluarga. Sedangkan lampu LED
berwarna putih digunakan pada Kamar tidur (utama, anak, dan
pembantu), ruang multifungsi , Kamar mandi, Gudang, ruang cuci,
ruang hobi, dan dapur. Pada bagian luar digunakan lampu taman
untuk bagian taman tengah, belakang dan depan. Lalu pada
carport, digunakan lampu tembak yang ditanam di tanah untuk
menimbulkan kesan estetis. Selasar lantai satu diterangi dengan
lampu tanam di langit-langit. Penggunaan lampu LED kuning
ditujukan agar menimbulkan kesan yang nyaman, santai dan intim.
f. Pemasangan wc pada lantai 1 dan 2 yang dipasang secara
berdekatan, supaya menghemat penggunaan pipa dan
mempermudah jalur pembuangan black water, pengaliran air
bersih.
g. Pemberian bukaan yang lumayan banyak, untuk pencahayaan dan
penghawaan alami dan menghemat penggunaan ac.
h. Pemberian vegetasi yang lumayan banyak untuk menyerap udara
kotor, peredam suara, penghijauan dan fungsi ekologi lainnya.
i. Peletakan septictank dibelakang rumah, yang bertujuan untuk
memberi pupuk buatan pada tanah dibelakang rumah.
j. Pemberian ventilasi pada atas dinding, untuk sirkulasi udara kecil.
k. Sumber air bersih menggunakan saluran dari PAM dan
menggunakan sumur Bor yang digunakan untuk motif jaga-jaga
kalau-kalau air dari PAM tidak mengalir.
l. Pemberian saluran air hujan, seperti pipa pembuangan untuk
mengalirkan air hujan ketempat yang diinginkan dan mencegah
terjadinya bocor pada atap.
m. Pemberian saluran drainase untukmencegah terjadinya
pengumpulan air pada areal rumah yang lebih rendah.
n. Pemberian tempat sampah untuk menaruh sampah dari sisa
kegiatan didalam rumah.
BAB V
KONSEP PERANCANGAN
Dalam uraian bab ini akan dipaparkan tentang hasil dari analisis bab IV, meliputi
analisis pengguna, analisis jenis dan besaran ruang, analisis site, analisis olah denah,
analisis tampilan bangunan, dan juga analisis sistem bangunan. Dan itu semua akan
dijadikan pedoman dalam mendesain rumah tinggal yang akan dibangun.
1. Kriteria gambaran/konsep rancangan Tapak
a. Entrance
Site berada di jalan Ir. Soetami di samping Universitas Sebelas Maret yang merupakan
daerah yang relatif ramai karena bersebelahan dengan universitas dan juga berada di pinggir
jalan raya. Pada sisi utara site dan barat site terdapat perumahan warga. Pada sisi timurnya,
akan langsung berbatasan dengan jalan mendung dan juga Universitas Sebelas Maret. Pada
sisi selatan, akan langsung mengahadap ke jalan Ir. Soetami dan juga Hotel Bintang yang
berada di seberang site ini. Maka dari itu, main entrance pada bangunan ini diletakkan pada
sebelah selatan site yang langsung mengarah ke jalan Ir. Sutami sedangkan untuk side
entrance, terdapat pada sisi sebelah timur site yang merupakan main entrance menuju gallery.
b. Olahan Landsekap
Peletakan Vegetasi tinggi diluar rumah dapat mengurangi suhu panas,
polusi, pereduksi kebisingan, peneduh dan juga sebagai tempat
regenerasi oksigen.
Pagar rumah dibuat solid untuk tujuan keamanaan. Bentuk solid yang
nantinya dipakai akan mengalami sedikit pengurangan berupa
pelubangan pada pagar karena pagar ini akan difungsikan untuk
melindungi area halaman dari angin yang cukup besar.
Untuk orientasi bangunan , bangunan akan menghadap kearah selatan
juga, mengingat entrance utama berada di selatan.
c. Utilitas
a. Air bersih menggunakan distribusi dari PAM dengan aplikasi ground
tank sebagai reservoir air.
b. Rumah ini berada di tengah kota sehingga sangat mendukung utilitas
komunikasi. Jaringan telepon kuat. Rumah ini menggunakan telepon
rumah. Terdapat jaringan internet wireless yang dipasang di atap dan
bisa dipakai untuk umum.
c. Black water dan grey water diolah terpisah. Air sisa kamar mandi
dialirkan ke septictank di halaman depan untuk kemudian di alirkan ke
sumur resapan. Grey water seperti limbah mencuci, limbah dapur dan
air hujan dijadikan satu saluran. Penyaringan menggunakan bak lemak
dan bak control. Hail saringan kemudian dialirkan ke riol kota di depan
rumah.
d. Sistem drainase bersifat buatan. Kolam yang memanjang berfungsi
sebagai penampung sementara air hujan. Karena bangunan berlantai
2, sisa lahan yang cukup luas pada lantai satu ditanami rumpu dan
tanaman fungsional. Selain untuk daerah peresapan juga menimbulkan
kesan asri.
e. Penerangan bangunan menggunakan lampu LED berwarna kuning
dan putih. Lampu LED berwarna kuning digunakan pada balkon,
selasar lantai 2, dan Ruang keluarga. Sedangkan lampu LED berwarna
putih digunakan pada Kamar tidur (utama, anak, dan pembantu), ruang
multifungsi , Kamar mandi, Gudang, ruang cuci, ruang hobi, dan dapur.
Pada bagian luar digunakan lampu taman untuk bagian taman tengah,
belakang dan depan. Lalu pada carport, digunakan lampu tembak yang
ditanam di tanah untuk menimbulkan kesan estetis. Selasar lantai satu
diterangi dengan lampu tanam di langit-langit. Penggunaan lampu LED
kuning ditujukan agar menimbulkan kesan yang nyaman, santai dan
intim.
f. Pemasangan wc pada lantai 1 dan 2 yang dipasang secara berdekatan,
supaya menghemat penggunaan pipa dan mempermudah jalur
pembuangan black water, pengaliran air bersih.
g. Pemberian bukaan yang lumayan banyak, untuk pencahayaan dan
penghawaan alami dan menghemat penggunaan ac.
h. Pemberian vegetasi yang lumayan banyak untuk menyerap udara
kotor, peredam suara, penghijauan dan fungsi ekologi lainnya.
i. Peletakan septictank dibelakang rumah, yang bertujuan untuk memberi
pupuk buatan pada tanah dibelakang rumah.
j. Pemberian ventilasi pada atas dinding, untuk sirkulasi udara kecil.
k. Sumber air bersih menggunakan saluran dari PAM dan menggunakan
sumur Bor yang digunakan untuk motif jaga-jaga kalau-kalau air dari
PAM tidak mengalir.
l. Pemberian saluran air hujan, seperti pipa pembuangan untuk
mengalirkan air hujan ketempat yang diinginkan dan mencegah
terjadinya bocor pada atap.
m. Pemberian saluran drainase untukmencegah terjadinya pengumpulan
air pada areal rumah yang lebih rendah.
n. Pemberian tempat sampah untuk menaruh sampah dari sisa kegiatan
didalam rumah.