Karl Raimund Popper pada tahun 1934 menggebrak dunia filsafat sains, dengan bukunya The
Logic of Scientific Discovery. Dalam bukunya tersebut, Karl Popper melakukan kritik terhadap
kecenderungan metodologi sains di masa itu yang didominasi oleh Positivisme. Positivisme
adalah sebuah aliran filsafat yang bahkan sampai detik ini masih berjaya dan dianggap sebagai
aksioma oleh para saintis maupun masyarakat umum.
Dalam buku tersebut, alih-alih menekankan pada prinsip verifikasi -pembuktian dengan fakta-
fakta empiris- untuk mendukung sebuah teori sains, Karl Popper mengajukan sebuah gagasan
yang menarik mengenai falsifikasi. Falsifikasi adalah kebalikan dari verifikasi, yaitu pengguguran
teori lewat fakta-fakta.
Popper dikenal dengan gagasan falsifikasi sebagai lawan dari verifikasionisme dan
induktivisme klasik dalam metode ilmiah. Falsifikasionisme mengatakan bahwa suatu teori
ilmiah tidaklah terbukti keilmiahannya hanya dengan pembuktian saja, tapi harus diusahakan
mencari kesalahan dari teori tersebut sampai kemudian teori tersebut bisa difalsifikasi. Apabila
teori tersebut tidak berhasil di falsifikasi maka teori tersebut teruji keilmiahannya. Popper juga
dikenal sebagai penentang besar aspek justifikasionisme dalam studi ilmiah yang dilakukan para
induktivis. Ia memahami bahwa keseluruhan studi ilmiah tidak semestinya dicapai dengan
justifikasi, melainkan rasionalisme kritis.
Sir Karl Raymund Popper (lahir di Vienna, Austria, 28 Juli 1902 – meninggal di London, Inggris,
17 September 1994 pada umur 92 tahun) merupakan seorang filsuf dan profesor asal Vienna
dan Inggris. Dia juga disebut sebagai filsuf terbesar abad 20 dibidang filsafat ilmu.
~Rasionalisme kritis
~Falsifikasi
~Konsep probabilitas
TEORI FALSIFIKASI
Berdasarkan hal ini Popper mencoba mengajukan konsep teori baru dalam ilmu pengetahuan
yang ia sebut sebagai teori falsifikasi. Sederhananya teori Falsifikasi itu adalah sebuah teori
untuk menyalahkan teori yang sudah ada dengan data dan bukti yang jelas tentunya. Falsifikasi
itu berasal dari kata falsify yang terbentuk dari kata false yang berarti salah. Ketika
ditambahkan akhiran ify berarti pengertiannya “menjadi salah”. Teori-teori yang sudah ada dan
dapat ditemukan kesalahannya maka ia otomatis akan gugur sebagai sebuah ilmu pengetahuan.
Menurut Popper, ilmu itu dibagi menjadi menjadi dua, normal science dan pseudo science.
Normal science berkata tentang ilmu itu bersifat ilmiah, rasional, dan empiris (pengetahuan
ilmiah). Pseudo science berkata mengenai ilmu yang masih diragukan karena belum memiliki
bukti atau unsur yang bersifat ilmiah (pengetahuan semu).
~Prosedur aktual dari ilmu adalah melakukan dugaan kemudian langsung melompat pada
kesimpulan.
~Pengujian terhadap dugaan dilakukan dengan observasi berulang kali dan eksperimen.
~Keyakinan yang keliru terhadap unduksi berasal dari kebutuhan untuk demarkasi
~Teori yang tersusun lewat induksi hanya bersifat kemungkinan dan tidak bersifat kepastian.
PENDAPAT POPPER
~Teori yang tidak dapat difalsifikasi lewat fakta adalah tidak ilmiah ( terlalu umum ).
~Suatu teori yang terbukti salah ( falsify ) tidak perlu dibela dengan cara penggantian asumsi.