Anda di halaman 1dari 3

KONSELING AKSEPTOR BARU MENGGUNAKAN

ABPK

NO. DOKUMEN

NO. REVISI
KERANGKA DITETAPKAN OLEH
TANGGAL TERBIT KEPALA PUSKESMAS GENDING
ACUAN
PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK
DINAS KESEHATAN
HALAMAN Drg. HELENA SUZANA
UPT PUSKESMAS GENDING NIP. 19600113 198903 2001

1 PENDAHULUAN Konseling merupakan aspek yg sangat penting dalam


pelayanan KB dan kesehatan reproduksi. Dengan melakukan
konseling KB dengan menggunakan Alat Bantu
Pengambilan Keputusan Ber-KB (ABPK) berarti membantu
petugas membantu klien dalam memilh dan memutuskan
jenis kontrasepsi yg akan digunakan sesuai dengan
pilihannya.
2 LATAR BELAKANG Mengingat konseling harus dilakukan sebelum klien ber KB
dengan menggunakan ABPK maka harus dilakukan dengan
baik dan benar sehingga tercapai apa yg diharap oleh petugas
dan klien.

3 TUJUAN Agar terjadi komunikasi dua arah antara petugas dan klien dalam
membuat suatu keputusan dalam ber KB sehingga bisa
melakukan secara tepat dan nyaman.

4 KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN Dilakukan setiap ada klien baru ber KB di puskesmas,pustu
maupun ponkesdes . Konseling menggunakan ABPK dan
komunikasi dua arah.

5 CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN Menggunakan ABPK dan kartu KB

6 SASARAN Setiap perempuan usia subur post partum ataupun post curettage

7 JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN Setiap hari kerja dan jam kerja puskesmas

8 EVALUASI - Klien bisa mengerti jenis-jenis alat kontrasepsi


- Klien tau semua efek samping dari setiap kontrasepsi
- Klien bisa memutuskan KB yg tepat untuk dirinya

9 PENCATATAN DAN PELAPORAN - Akseptor baru dibuatkan kartu KB dan status KB


dimasukkan ke kohort KB

- Tiap tanggal 25 tutup laporan dan direkap tiap


awal bulan di setor ke kesga dinas kesehatan.
PENDATAAN PUS DAN AKSEPTOR AKTIF

NO. DOKUMEN
DITETAPKAN OLEH
KEPALA PUSKESMAS GENDING
NO. REVISI
KERANGKA
ACUAN TANGGAL TERBIT
PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK
DINAS KESEHATAN Drg. HELENA SUZANA
HALAMAN NIP. 19600113 198903 2001
UPT PUSKESMAS GENDING

1 PENDAHULUAN Pendataan Pus dan akseptor KB merupakan aspek penting dan


mendasar untuk mengetahui jumlah PUS (pasangan usia subur)
dan akseptor KB aktif di suatu wilayah untuk mengetahui
perkembangan penduduk yg produktif.

2 LATAR BELAKANG Indonesia merupakn salah satu Negara yg ikut menyepakati hasil
konfrensi Internasional mengenai kependudukan dan
pembangunan(ICPD) pada tahun 1994 di Kairo.
Pada konfrensi tersebut telah terjadi perubahan paradigma dalam
pengelolahan kependudukan diamana tidak lagi semata2
penurunan fertilitas,tetapi pengelolahan masalah kependudukan
dan penurunan fertilitas menjadi bagian yg tak terpisahkan dari
upaya kesehatan reproduksi yg berorientasi kepada pemenuhan
hak reproduksi perorangan.
3 TUJUAN Mengetahui jumlah PUS dan akseptor KB aktif di tiap wilayah agar
bisa mengetahui mana PUS yg berKB dan PUS yang tidak berKB
dan mengetahui tingakt populasi penduduk produkyif.

4 KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN Kegiatan pendataan tiap tahun pada akhir tahun sehingga awal
tahun sudah kita dapatkan hasil pendataan dilakukan oleh tiap
kader KB yg sudah dilatih.

5 CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN Tiap KK yang ada PUS nya akan didatangi petugas kader KB dan di
beri pertanyaan memakai KB apa dan bila tidsk ber KB apa
alasannya
6 SASARAN Tiap PUS yg ada di wilayah kerja masing2

7 JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN Tiap akhir tahun dilakukan setahun sekali untuk mengetahui
akseptor yg DO

8 EVALUASI Akan diketahui jumlah PUS yg berKB maupun yang tidak ber KB di
awal tahun.

9 PENCATATAN DAN PELAPORAN Dilakukan tiap akhir tahun dan direkap oleh petugas
pemegang wilayah dan disetorkan kepada puskesmas.
10 INTEVENSI Bila terdapat PUS dengan 4T (terlalu)
-Terlalu muda kurang dari 20 tahun
-Terlalu tua lebih dari 35 tahun
-Terlau banyak anak hidup lebih dari 3 orang
-Terlalu dekat jarak kelahiarn anak kurang 2 tahun
Bila ada PUS denag menderta penyakit kronis antara lain:
Kencing manis, jantung,asma,TBC, anemia,KEK, atau lila kurang
dari 23,5 cm
Maka akan dilaporkan dan di evaluasi .

Anda mungkin juga menyukai