TUGAS AKHIR
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
NIM : 1112003030
Tanda Tangan :
Tanggal : 2015
ii
HALAMAN PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI
Pembimbing Penguji
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 2015
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang memberikan segala kenikmatan yang tak
akan pernah dapat dihitung oleh bilangan apapun. Kenikmatan hidup yang tidak
pernah bisa dibayar dan tak ada yang menjualnya. Sungguh Kau Maha dari segala
Maha yang ada. Atas limpahan kenikmatan salah satunya penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Analisis Kualitas Produk Pipa API
5L dengan Menggunakan Metode Six Sigma (DMAIC) pada Plant KT 24 di
PT XYZ”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan untuk mu, Baginda
Agung Muhammad SAW, serta kepada keluarga, sahabat, para alim ulama, dan
semoga kita termasuk dalam barisan Beliau di Yaumil Akhir nanti.
Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan ujian Sarjana
Teknik pada Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer,
Universitas Bakrie, Jakarta.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis mendapat bimbingan, nasihat,
motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Prof. Ir. Sofia W.Alisjahbana, M.Sc., Ph.D., selaku rektor Universitas
Bakrie.
2. Bapak Ir. Esa Haruman Wiraatmadja, M.Sc.Eng., Ph.D., selaku Dekan
Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Bakrie.
3. Bapak Ir. Gunawarman Hartono, M.Eng., selaku Ketua Program Studi
Teknik Industri Universitas Bakrie sekaligus dosen pembimbing yang
telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dengan sabar untuk
memberikan bimbingan yang sangat bermanfaat selama proses
penyelesaian Tugas Akhir ini.
4. Bapak Ir. Paulus AC Tangkere, M.M., selaku dosen penguji pada sidang
Tugas Akhir yang memberikan banyak saran, dan masukan bermanfaat
bagi penyelesaian Tugas Akhir ini.
iv
5. Seluruh Dosen dan Karyawan Program Studi Teknik Industri Universitas
Bakrie yang telah memberikan pengajaran dan ilmu yang bermanfaat bagi
penulis.
6. Bapak M. Rusdi, Ahmad Puspayuda, Saimun, Nano, Slamet, Seylendra,
Ali, Chandra, dan seluruh karyawan PT XYZ yang telah memberikan
informasi dan perhatian yang luar biasa kepada penulis.
7. Azmal Harahap dan Nurhayati selaku orangtua kandung yang sangat
penulis sayangi dan telah senantiasa memperjuangkan penulis hingga bisa
menjadi sampai sekarang.
8. Andira, Doly, Denggan, Demi, dan Irji selaku saudara kandung, serta
Andini Langoday selaku sepupu dari penulis yang selalu jadi motivasi
penulis untuk tidak berputus asa dan tetap semangat dalam penyusunan
Tugas Akhir ini.
9. Sahabat-sahabat ku Teknik Industri 2011 yang telah memberikan
dukungan dan masukkan kepada penulis dalam menyelesaikan
penyusunan Tugas Akhir ini.
10. Amalia, Annisa, Arif, Aristantia, Balgis, Fitri Handayani, Ilfi, Iqbal,
Mawaddatul, Mega, Rischa, Riski Ilahi, Tyara, dan Vino yang selalu ada
memberikan bantuan, masukan, dan dukungan kepada penulis dalam
penyusunan Tugas Akhir ini.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyajian dan penyusunan Tugas
Akhir ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis menerima
kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan Tugas Akhir ini. Semoga
semua bantuan dan jerih payah yang telah diberikan mendapat imbalan dari Allah
SWT dan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait kedepannya.
Penulis
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
Sebagai sivitas akademik Universitas Bakrie, saya yang bertanda tangan di bawah
ini:
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Bakrie berhak menyimpan, mengalihmedia/
formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
mempublikasikan Tugas Akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta untuk kepentingan
akademis.
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 2015
Yang menyatakan
vi
Universitas Bakrie
ABSTRAK
Untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang baik pada era globalisasi saat
ini, sebuah industri dituntut untuk memberikan produk yang tidak cacat dan sesuai
dengan spesifikasi. PT XYZ adalah sebuah industri pipa baja dengan berbagai
macam ukuran dan diameter. Dalam proses produksinya, PT XYZ melakukan
pengendalian kualitas dengan menetapkan batas maksimum toleransi kerusakan
sebesar 5%. Namun, dalam pengendalian kualitas tersebut, masih terdapat produk
cacat pada beberapa proses pengerjaan OP tahun 2014/2015 di luar batas toleransi
yaitu sebanyak 12 OP dari 19 OP yang dikerjakan berada di luar batas toleransi
atau sekitar 36,84% yang masuk dalam batas toleransi. Penyebab kerusakan
produk cacat yang terjadi pada pipa API 5L didominasi oleh Downgrade sebanyak
48% dan pipa Class C Reject sebanyak 44% yang dikualifikasikan sebagai CTQ
(Critical To Quality). Untuk itu, metode Six Sigma ini digunakan dalam upaya
meningkatkan kualitas produk pipa baja melalui tahap DMAIC (Define, Measure,
Analyze, Improve dan Control). Hasil analisis penelitian menggunakan metode Six
Sigma diketahui bahwa nilai DPMO (Defect Per Million Opportunities) sebesar
24.420,36 dan nilai Sigma 3,69. Dan dari hasil analisis menggunakan metode
FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) diketahui bahwa faktor penyebab
utama terjadinya produk cacat adalah faktor electrical Problem yaitu adanya
masalah HF (High Frequency) dan annealer Problem pada mesin pengelasan, dan
jointing Problem pada proses penyambungan pipa, kemudian diikuti dengan
faktor roll Problem yaitu masalah jointing putus, dan terakhir disebabkan oleh
faktor mechanical Problem yaitu masalah Uncoiler Problem pada mesin input
bahan baku.
1
Mahasiswa Universitas Bakrie
vii
Universitas Bakrie
ABSTRACT
2
Mahasiswa Universitas Bakrie
viii
Universitas Bakrie
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................. vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ........................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 4
1.3 Batasan Masalah ....................................................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 5
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................................... 5
1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 8
2.1 Pengendalian Kualitas ............................................................................................... 8
2.2 Definisi dan Konsep Six Sigma ................................................................................. 9
2.3 Metodologi DMAIC................................................................................................ 13
2.3.1 Tahap Define .................................................................................................... 13
2.3.2 Tahap Measure................................................................................................. 16
2.3.3 Tahap Analyze .................................................................................................. 20
2.3.4 Tahap Improve ................................................................................................. 21
2.3.5 Tahap Control .................................................................................................. 26
2.4 Kerangka Konsep Penelitian ................................................................................... 26
ix
Universitas Bakrie
x
Universitas Bakrie
xi
Universitas Bakrie
DAFTAR GAMBAR
xii
Universitas Bakrie
xiii
Universitas Bakrie
DAFTAR TABEL
Tabel 4.4 Perhitungan Nilai DPMO dan Nilai Sigma Untuk Setiap OP..........45
Tabel 4.7 Perhitungan Nilai CL=U bar, LCL, UCL dan Proprosi Defect........51
Tabel 4.8 Data Waktu Breakdown 8 OP Penyebab Tingginya Nilai DPMO...55
Tabel 4.9 Spreadsheet FMEA Masalah Downgrade, Class C Reject..............61
Tabel 4.10 Tabel Action Plan For Failure Mode Downgrade, Class C
Reject................................................................................................................64
xiv
Universitas Bakrie
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Universitas Bakrie
produksi 150.000 ton per tahun dan mampu memproduksi pipa berdiameter 8 5/8
inchi sampai 24 inchi dengan ketebalan 4.8 mm – 15.9 mm dengan berbagai
macam spesifikasi. Pada Tahun 1979 dan 1984 American Petroleum Institute
(API) memberikan pengakuan kepada PT XYZ untuk menggunakan monogram
API pada setiap produk pipa API 5L (pipe for oil and gas industries) yang
diproduksi seperti yang terlihat pada gambar 1.1 di bawah ini:
Produk pipa baja jenis API 5L ini merupakan produk pipa baja dengan
grade tertinggi yang pernah dibuat oleh PT XYZ sehingga kualitas dalam proses
produksinya haruslah sangat diperhatikan. Berdasarkan hasil analisis data
perusahaan yang telah dilakukan sebelumnya (Lampiran 1) yang diperoleh dari
pihak Methods & technology berupa data PAMCO Summary Tube Mill KT 24
terdapat proporsi waktu Unexpected Stopages yang cukup besar yaitu 62,38
jam/bulan atau sekitar 11,57 % dari total waktu Overall Time Available yang ada
seperti yang terlihat pada Gambar 1.2 berikut ini:
2
Universitas Bakrie
Pada saat ini terdapat cukup banyak perusahaan sejenis yang ada di
Indonesia sehingga persaingan dalam memperebutkan pasar terasa lebih
kompetitif. Untuk itu, metode perbaikan dengan Six Sigma ini sangat dibutuhkan
oleh perusahaan agar dapat mengetahui tingkat kualitas produk yang telah dibuat
serta meminimalkan produk cacat selama proses produksi yang berarti juga akan
mengurangi biaya yang harus dikeluarkan untuk produk cacat tersebut. Sehingga
pada akhirnya akan meningkatkan kualitas produk dan produktivitas perusahaan.
3
Universitas Bakrie
langkah yang dilakukan dalam analisis peningkatan kualitas dengan metode Six
Sigma, yang mana terdapat lima tahap yaitu: Define, Measure, Analyze, Improve,
Control / (DMAIC).
Diharapkan dalam penelitian ini dapat ditemukan solusi yang tepat untuk
mengetahui jenis dan akar penyebab dari produk cacat dan aktivitas yang tidak
memberikan nilai tambah pada saat proses produksi untuk pipa jenis API 5L,
sehingga nilai kualitas dan tingkat produktivitas Plant KT 24 lebih meningkat.
Oleh karena itu, hal-hal di atas menjadi dasar pemikiran dalam penentuan
permasalahan yang akan diangkat sebagai judul dalam Tugas Akhir ini yaitu:
4
Universitas Bakrie
1. Bagi Perusahaan
- Membantu perusahaan dalam melakukan analisis kualitas proses
maupun produk dengan menerapkan metode Six Sigma (DMAIC)
sehingga mempermudah perusahaan dalam melakukan
pengendalian kualitas,
- Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukkan bagi
peningkatan kualitas proses maupun produk pada Plant KT 24 dan
kemajuan perusahaan,
- Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan
perusahaan mengenai pengendalian kualitas produk dan menambah
5
Universitas Bakrie
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika
penulisan yang diharapkan mampu memberikan gambaran
pelaksanaan dan pembahasan Tugas Akhir ini.
6
Universitas Bakrie
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
Universitas Bakrie
Menurut (General Electric, 2004) dalam (Prajapati & Desai, 2014), Six
Sigma merupakan sebuah metode sistematis untuk memperoleh data permasalahan
dengan menggunakan pendekatan DMAIC (Define, Measure, Analysis, Improve
and Control) dan menggunakan metode DFSS (Design For Six Sigma). Umumnya
Six Sigma dituliskan dalam simbol 6 Sigma (6σ). Suatu proses dengan nilai Sigma
yang lebih tinggi akan mempunyai cacat (defect) yang lebih sedikit (baik jumlah
ataupun jenisnya). Persentase dan jumlah kecacatan dari beberapa Sigma dapat
dilihat pada tabel 2.1 berikut ini (Gaspersz, 2007).
9
Universitas Bakrie
3 – Sigma 66.807
5 – Sigma 233
Menurut (Desai, 2006) dalam (Prajapati & Desai, 2014), Six Sigma
merupakan sebuah sistem bisnis dengan berbagai macam aspek statistik, dan
secara alami cocok digunakan dalam sistem bisnis di hampir semua perusahaan
yang ada. Six Sigma ini merupakan sebuah pemicu peningkatan yang mana
memiliki kemampuan untuk mendeskripsikan persepsi kualitas menurut
pelanggan yang dapat diaplikasikan ke dalam ukuran dan jenis organisasi apa saja.
Menurut (Polytip, Jose, Vikas, & Ming, 2014) dalam (Prajapati & Desai,
2014), di samping sebagai pengukur kinerja dan variabilitas suatu proses, Six
Sigma juga merupakan filosofi dan stategi menejemen yang mampu membantu
organisasi untuk mencapai biaya yang lebih rendah, hampir sama seperti
penyelesaian masalah dan metode peningkatan kualitas yang dapat diaplikasikan
kepada setiap jenis proses untuk mengeliminasi akar penyebab dari produk cacat.
10
Universitas Bakrie
a. Executive Leaders
Diduduki oleh pimpinan puncak perusahaan yang bertekad untuk
mewujudkan Six Sigma, memulai dan memasyarakatkannya di seluruh
bagian, divisi, departemen dan cabang-cabang perusahaan.
b. Champions
Merupakan orang-orang yang sangat menentukan keberhasilan atau
kegagalan pelaksanaan Six Sigma. Mereka merupakan pendukung utama
yang berjuang demi terbentuknya black belts dan berupaya meniadakan
berbagai rintangan/hambatan agar black belts berfungsi sebagaimana
mestinya. Dapat dikatakan champions anggotanya berasal dari kalangan
direktur dan manajer, bertanggung jawab terhadap aktivitas proyek sehari-
hari, wajib melaporkan perkembangan hasil kepada executive leaders
sekaligus mendukung tim pelaksana. Sedangkan tugas-tugas lainnya
meliputi memilih calon-calon anggota black belts, mengidentifikasi
wilayah kerja proyek, menegaskan sasaran yang dikehendaki, menjamin
terlaksananya proyek sesuai dengan jadwal dan memastikan bahwa tim
pelaksana telah memahami maksud/tujuan proyek.
c. Master Black Belt
Yaitu orang-orang yang bertindak sebagai pelatih, penasehat dan
pemandu. Master black belts adalah orang-orang yang sangat menguasai
alat-alat dan teknik Six Sigma, dan merupakan sumber daya secara teknis
sangat berharga. Mereka memusatkan seluruh perhatian dan
kemampuannya kepada penyempurnaan proses. Aspek-aspek kunci dari
peranan master black belts terletak pada kemampuannya dalam
memfasilitasi penyelesaian masalah tanpa mendominasi
proyek/tugas/pekerjaan.
d. Black Belt
Merupakan orang-orang yang berperan sebagai seorang pemimpin proyek
perbaikan kinerja perusahaan. Mereka dilatih untuk menemukan masalah,
mencari penyebab serta penyelesaiannya, bertugas mengubah teori ke
dalam tindakan, memilah-milah data dan bertanggung jawab
mengaplikasikan Six Sigma. Para calon anggota black belts wajib
11
Universitas Bakrie
12
Universitas Bakrie
Menurut (Samadhi, Opit, & dan Singal, 2008) dalam (Rijanto, 2014), Six
Sigma merupakan sebuah metode yang komprehensif dan fleksibel untuk
melakukan proses perbaikan secara berkesinambungan. Keunikan metode Six
Sigma adalah dikendalikan oleh pemahaman yang kuat terhadap kebutuhan
pelanggan. Metodologi Six Sigma adalah DMAIC (Define, Measure, Analyze,
Improve, Control) (Gaspersz, 2007). Menurut (Supriyanto, 2004) dalam (Rijanto,
2014), DMAIC merupakan suatu proses closed-loop yang menghilangkan
langkah-langkah proses yang tidak produktif, sering berfokus pada pengukuran–
pengukuran baru dan menerapkan teknologi untuk peningkatan mutu menuju
target Six Sigma.
13
Universitas Bakrie
Diagram Pareto
100,00
90,00
300
80,00
Jumlah Cacat
70,00
200 60,00
50,00
40,00
100 30,00
20,00
10,00
0 0,00
C A B D E
Jenis Cacat
Pareto Diagram adalah grafik yang membuat peringkat pada hal-hal yang
harus diprioritaskan, yaitu dengan memilih penyebab mana yang paling besar
bobot pengaruhnya dan harus diprioritaskan terlebih dahulu (Sower, 2011).
14
Universitas Bakrie
Contoh dari process mapping dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut.
15
Universitas Bakrie
16
Universitas Bakrie
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑘𝑎𝑛
DPMO = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 x 1.000.000 (Persamaan 2.1)
17
Universitas Bakrie
proses (Pakki, Soenoko, & Santoso, 2014). Penggunaan peta kendali U ini
dikarenakan jumlah sampel yang diamati pada setiap pengamatan berbeda-
beda. Peta kendali U merupakan peta control atribut yang digunakan untuk
mengamati proporsi atau perbandingan antara produk yang cacat dengan
total produksi.
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒙𝒊
U bar = 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒏𝒊 (Persamaan 2.2)
𝑈𝑏𝑎𝑟
- UCL = Ubar + 3√ (Persamaan 2.4)
𝑛𝑖
𝑥𝑖
- Defect per samples (ui) = 𝑛𝑖 (Persamaan 2.5)
18
Universitas Bakrie
Peta kendali U (U-Chart) ini memuat tiga baris batas, yaitu: garis
kontrol atas atau biasa disebut Upper Control Limit (UCL), rata-rata
kualitas sampel/Control Limit (CL=U Bar) dan garis kontrol bawah atau
biasa disebut Lower Control Limit (LCL). Sampel yang berada dalam
rentang UCL-LCL dikatakan berada dalam pengawasan (in control)
sedangkan sampel yang berada di luar rentang UCL-LCL dikatakan berada
di luar pengawasan (out control) (Sower, 2011). Fungsi dari diagram ini
adalah:
19
Universitas Bakrie
Untuk penjelasan Pareto Diagram, dapat dilihat dalam uraian poin 1 pada
sub bab 2.3.1 Tahap Define di atas.
Cause and Effect Diagram adalah sebuah alat yang digunakan untuk
mengorganisasi dan menggabungkan seluruh ide-ide mengenai penyebab
potensial dari suatu masalah (Sower, 2011). Bentuknya seperti tulang ikan
(fishbone), terdiri dari dua macam bagian yaitu:
20
Universitas Bakrie
21
Universitas Bakrie
FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) atau analisis potensi kegagalan
dari produk atau proses dan efek-efeknya merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan untuk menentukan kemungkinan kerusakan yang dapat terjadi pada
suatu proses dalam sistem atau sub sistem serta untuk mendokumentasikaan
pengidentifikasian tindakan untuk menghilangkan atau mengurangi kemungkinan
potensi kegagalan terjadi (Sower, 2011).
22
Universitas Bakrie
Berikut contoh tabel spreadsheet FMEA pada tabel 2.2 di bawah ini.
23
Universitas Bakrie
Tabel 2.3 Contoh Nilai occurance (OCC), severity, (SEV), dan detection (DET)
24
Universitas Bakrie
Dengan tabel ini ditentukan tindakan yang sesuai untuk mencegah dan
mengatasi masalah-masalah yang terjadi dengan memberikan solusi langsung ke
akar penyebab permasalahannya. Apabila diperlukan, untuk setiap solusi tersebut
dapat dibuat validasi yang akan berguna untuk memastikan bahwa solusi telah
diimplementasikan dengan benar. Bentuk validasi tersebut dapat berupa laporan,
form atau checksheet.
Iceberg Diagram atau yang biasa disebut sebagai diagram puncak gunung
es ini merupakan sebuah tool yang digunakan untuk memperlihatkan akar
penyebab masalah yang sedang dihadapi dari suatu sistem yang sedang diamati.
Dalam proses pengamatan akar penyebab masalah tersebut, tool ini menggunakan
pendekatan struktural atau hirarki yang dapat menjelaskan urutan akar penyebab
masalah yang dihadapi mulai dari kejadian yang dapat dilihat secara kasat mata
(event), perilaku-perilaku (system behavior) yang dilakukan sehingga
menyebabkan permasalahan tersebut hingga pada tahap struktur yaitu akar
penyebab masalah paling utama yang menjadi pemicu atau dalang dibalik semua
kejadian yang terjadi (Wijayanto, Hubeis, Affandi, & Hermawan, 2011). Untuk
memperjelas teori terdapat contoh Iceberg Diagram dapat dilihat pada gambar 2.5
berikut ini.
25
Universitas Bakrie
26
Universitas Bakrie
Sumber: Penulis
Selain itu, kerangka konsep penelitian ini juga berguna bagi peneliti
supaya dapat lebih fokus dalam melakukan penelitian sesuai dengan alur yang
sudah ada sehingga tidak akan keluar dari topik yang ingin diteliti/out of topic.
27
Universitas Bakrie
Mengimplementasikan DMAIC,
metode Six Sigma dan SIPOC
Six Sigma-An melihat bagaimana tool Diagram,
Innovative yang ada pada Capability
Kumar G., Approach for keseluruhan Process,
Jawalkar C. Improving Sigma peningkatan dan Pareto
2 S.,Vaishya R. Level: A Case penurunan jumlah cacat Diagram,
O. Study of a Brick di Kissan Brick Cause and
Company (2014) Company Effect
Diagram
28
Universitas Bakrie
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Data kuantitatif :
o Data jumlah produksi pipa API 5L selama periode Januari 2014
hingga Maret 2015.
o Data reject produk pipa API 5L selama periode Januari 2014
hingga Maret 2015.
30
Universitas Bakrie
Data kualitatif :
o Dokumen umum perusahaan berupa profil perusahaan dan alur
proses produksi pada Plant KT 24.
o Informasi siklus produksi produk pipa API 5L.
o Informasi cara pengambilan data, spesifikasi, dan bahan
produk.
o Informasi tentang penyebab terjadinya produk cacat.
Penetapan Tujuan
Pencarian Data
Tahap Define
Menentukan Critical To
Quality/ Karakteristik kualitas
Tahap Measure
31
Universitas Bakrie
Tahap Analyze
Tahap Improve
Tahap Control
Sumber: Penulis
32
Universitas Bakrie
33
Universitas Bakrie
34
Universitas Bakrie
35
BAB IV
36
Universitas Bakrie
berjalan secara continuous flow, seperti alur proses pada SIPOC Diagram yang
dapat dilihat pada gambar 4.1.
37
Universitas Bakrie
1. Class C
Class C merupakan jenis pipa cacat yang dihasilkan oleh Plant KT 24
dikarenakan proses produksi berhenti sehingga lasan akan selalu terbuka ketika
mesin produksi berhenti bekerja. Sehingga dalam memproses satu coil (gulungan
baja) normalnya akan terdapat dua buah pipa Class C seperti ini. Namun, apabila
jumlah pipa ini lebih dari yang seharusnya maka bisa dikatakan bahwa pada
proses produksi yang dilakukan terdapat breakdown atau kerusakan yang
mengakibatkan proses produksi terhenti ketika pembuatan pipa. Pipa Class C ini
juga terbagi atas tiga jenis yang sesuai dengan panjang pipa dan hasil dari
probability repair nya, yaitu:
2. Downgrade
Downgrade merupakan jenis pipa reject yang dihasilkan pada proses
produksi karena adanya berbagai macam kegagalan terjadi selama proses produksi
berlangsung. Contoh kegagalan pada proses produksi, seperti: plate reject, UT
reject, under thickness, roll mark, dan sebagainya. Pipa yang masuk ke dalam
kategori Downgrade ini juga memiliki jenis-jenis yang berbeda sesuai dengan
panjang dan kelasnya, diantaranya:
38
Universitas Bakrie
39
Universitas Bakrie
Jointing putus
Shearing Problem
HF Problem
40
Universitas Bakrie
Tabel 4.2 Data Cacat dan Jumlah Produksi KT 24 (Januari 2014 – Maret 2015)
JENIS CACAT (BTG)
1 41417025 4476 57 17 10 84 2%
2 41424034 434 7 10 2 19 4%
3 41424035 83 1 5 8 14 17%
4 41433049 146 7 4 1 12 8%
5 41434053 218 6 2 0 8 4%
6 41436056 597 5 1 9 15 3%
8 41410009 1245 27 1 8 36 3%
9 41426041 1904 14 27 1 42 2%
10 41429046 918 18 0 3 21 2%
11 41429047 908 0 1 1 2 0%
13 41447065 1178 4 0 5 9 1%
16 41440061 16340 0 63 18 81 0%
41
Universitas Bakrie
17 41444062 71 0 1 0 1 1%
18 41439060 25 0 4 0 4 16%
42
Universitas Bakrie
800 80%
600 60%
48%
400 40%
200 20%
0 0%
DOWNGRADE Class C Reject AFKIR
Jumlah Cacat (Batang) 1.010 926 163
CUMM. PERSENTASE (%) 48% 92% 100%
Gambar 4.2 Pareto Diagram Jenis Cacat pada Produk Pipa Jenis API 5L
43
Universitas Bakrie
(𝐶𝑙𝑎𝑠𝑠 𝐶 𝑅𝑒𝑗𝑒𝑐𝑡+𝐷𝑜𝑤𝑛𝑔𝑟𝑎𝑑𝑒+𝐴𝑓𝑘𝑖𝑟)
DPMO = x 1.000.000
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑂𝑃∗𝐶𝑇𝑄
(57+17+10+0)
DPMO = x 1.000.000
(4476∗3)
84
DPMO = 18.212 x 1.000.000
44
Universitas Bakrie
Tabel 4.4 Perhitungan Nilai DPMO dan Nilai Sigma Untuk Setiap OP
Rata- Rata-
rata rata
NO OP Jumlah Total CTQ DPO DPMO DPMO Nilai Sigma
Produksi Defect Potensial SIGMA
Rata-rata 24420,36
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata DPMO
dari semua OP yang telah dikerjakan selama periode Januari 2014 hingga Maret
2015 sudah cukup baik dengan melihat dari nilai rata-rata Sigma yang diperoleh
sebesar 3,69 Sigma (masuk dalam kategori di atas nilai rata-rata industri Indonesia
tapi masih di bawah nilai rata-rata industri USA yaitu 4 Sigma). Namun dapat
dilihat, terdapat beberapa OP yang memiliki nilai DPMO yang sangat tinggi yang
menandakan bahwa pada proses produksinya terdapat banyak kendala yang sangat
45
Universitas Bakrie
perlu dianalisis lebih lanjut dan diadakan tindakan pengendalian kualitas yang
tepat agar output yang dihasilkan lebih berkualitas dan tentunya dengan nilai
Sigma yang lebih baik. Pada tabel 4.5 berikut dilakukan perhitungan data prioritas
analisis OP yang memiliki nilai DPMO tinggi untuk dijadikan acuan dalam
mencari akar penyebab masalahnya.
46
Universitas Bakrie
Berdasarkan data prioritas yang ada pada tabel 4.5 di atas, maka dapat
dibuat Pareto Diagram untuk mempermudah dalam menentukan OP mana yang
akan dianalisis dan seberapa banyak pengaruhnya terhadap tingginya nilai DPMO
yang diperoleh. Pareto Diagram dari data di atas dapat dilihat pada gambar 4.3
berikut.
47
Universitas Bakrie
70.000
100,0%
98,9% 99,5% 99,8% 100,0%
95,0% 96,6% 97,9%
93,3%
60.000 89,5% 91,5%
86,8%
83,7%
Pareto Diagram
79,5% 80,0%
50.000 73,6%
64,2%
40.000 60,0%
52,7%
30.000
40,6% 40,0%
20.000 28,4%
20,0%
10.000 15,1%
- 0,0%
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S
DPMO 69.93 61.79 56.54 56.22 53.33 43.86 27.39 19.18 14.59 12.23 9.639 8.375 7.625 7.353 6.256 4.695 2.547 1.652 734
Cumm. Persentase 15,1% 28,4% 40,6% 52,7% 64,2% 73,6% 79,5% 83,7% 86,8% 89,5% 91,5% 93,3% 95,0% 96,6% 97,9% 98,9% 99,5% 99,8% 100,0%
48
Universitas Bakrie
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, dapat diketahui bahwa penyebab tingginya nilai
rata-rata DPMO Plant KT 24 ini berasal dari tingginya nilai DPMO dari 8 OP
yang dikerjakan pada periode tertentu. Hasil analisis yang diperoleh sebagai
berikut:
49
Universitas Bakrie
50
Universitas Bakrie
U-Chart pada gambar 4.3. Berikut contoh perhitungan nilai UCL, LCL, U bar dan
Proporsi Defect per samples untuk OP 41417025:
0,038
UCL = 0,038 + 3√ = 0,0429
84
84
Defect per samples (ui) = 4476 = 0,019
Tabel 4.7 Perhitungan Nilai CL=U bar, LCL, UCL dan Proprosi Defect
51
Universitas Bakrie
2099 55358
52
Universitas Bakrie
0,210
0,200
0,170
0,185
0,160
0,169
0,150
U-Chart
0,132
0,100
0,082
0,058
0,050
0,044
0,037
0,025 0,029 0,030
0,019 0,022 0,023
0,008 0,005 0,014
0,000 0,002
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
ui 0,019 0,044 0,169 0,082 0,037 0,025 0,058 0,029 0,022 0,023 0,002 0,185 0,008 0,132 0,210 0,005 0,014 0,160 0,170
UCL 0,043 0,054 0,075 0,066 0,061 0,052 0,040 0,047 0,046 0,049 0,049 0,063 0,048 0,062 0,048 0,041 0,078 0,105 0,070
LCL 0,033 0,022 0,001 0,010 0,015 0,024 0,036 0,028 0,030 0,027 0,027 0,013 0,028 0,013 0,027 0,035 0,000 0,000 0,006
CL=Ubar 0,038 0,038 0,038 0,038 0,038 0,038 0,038 0,038 0,038 0,038 0,038 0,038 0,038 0,038 0,038 0,038 0,038 0,038 0,038
53
Universitas Bakrie
Berdasarkan peta kendali U di atas dapat dilihat bahwa besarnya UCL dan
LCL berbeda-beda sesuai dengan jumlah sampel yang diambil. Berdasarkan
syarat perhitungan, jika nilai LCL yang diperoleh negatif maka sesuai aturan nilai
LCL nya menjadi 0 (LCL = 0) seperti pada data OP No. 17 dan 18. Setelah
diperoleh nilai-nilai yang menjadi batasan tersebut, maka akan terlihat proporsi
cacat produk yang dihasilkan apakah masih dalam batas toleransi atau tidak.
54
Universitas Bakrie
Pahat outer 0 40 20 0 0 12 23
gompal
Roll forming 0 60 0 0 20 16 20
Problem
Roll Tools
Problem Side trimming 60 160 80 40 10 70 13
putus/keluar
Bearing roll 0 10 30 0 0 8 24
Problem
55
Universitas Bakrie
56
Universitas Bakrie
600 100,00%
97,59%98,13%98,62%99,04%99,40%99,76%100,00%
500 93,74%95,48%96,81%
89,77%91,87% 80,00%
86,09%
400 82,18%
77,42%
71,88% 60,00%
65,80%
300 59,30%
50,57% 40,00%
200
40,82%
100 30,22% 20,00%
17,46%
0 0,00%
57
Universitas Bakrie
a. Mechanical Problem
Mechanical Problem merupakan masalah yang diakibatkan oleh kegagalan
mekanik yang terjadi selama proses produksi berlangsung seperti: mesin Uncoiler
rusak, shearing Problem, gear box drive tidak berfungsi, mechanical cut off
Problem, dan sebagainya.
b. Material Problem
Material Problem adalah masalah yang ditimbulkan akibat adanya
kecacatan bawaan pada bahan baku yaitu coil maupun kecacatan material yang
diakibatkan oleh proses. Kecacatan ini tidak terdeteksi saat proses inspeksi coil
karena terdapat pada lapisan dalam. Sehingga sulit untuk dideteksi dan diatasi.
58
Universitas Bakrie
Contoh kecacatan dari bahan baku sendiri, seperti: Chumber, waving, dan
necking/tong mark. Sedangkan cacat material yang disebabkan oleh proses,
seperti: high low yang disebabkan oleh roll-roll forming yang belum pas setting-
an nya.
c. Roll Problem
Roll Problem ialah masalah yang disebabkan oleh terjadinya kerusakan
pada bagian roll yang biasanya berupa kurang pasnya setting-an awal pada roll-
roll yang ada. Contoh kerusakannya seperti: Jointing pututs Roll sizing Problem,
bearing roll pecah, dan sebagainya.
d. Electrical Problem
Electrical Problem merupakan masalah yang disebabkan oleh adanya
kerusakan pada bagian kelistrikan pada mesin-mesin produksi seperti: HF
Problem, annealer Problem, jointing Problem dan sebagainya.
e. Others Problem
Others Problem merupakan masalah yang terjadi akibat adanya kerusakan
pada area finishing seperti: mesin bevel rusak, mesin hydrostatic test rusak, mesin
flatteing bermasalah dan lainnya.
59
Universitas Bakrie
Nilai RPN merupakan hasil perkalian dari nilai severity, occurance, dan detection
dari tiap-tiap penyebab masalah.
Bobot Occurance : 7
Bobot Severity : 10
Bobot Detection : 4
60
Universitas Bakrie
Proses produksi
berhenti,
Uncoiler menghasilkan pipa 8 8 5 320 2
Problem Class C atau Afkir
Mechanical
Downgrade Problem Mechacinical RPM pisau cut off
dan Class cut off lebih lama dan
C Reject Problem menggores pipa 6 8 5 240 6
selanjutnya
Roundness (ovality)
rendah, Proses
Jointing produksi berhenti
Problem sehingga
menghasilkan pipa 7 9 4 252 4
Class C atau Afkir
Lasan tidak
sempurna (mentah
HF Problem dan tidak menyatu 8 10 5 400 1
dengan bahan)
Electrical
Problem
61
Universitas Bakrie
Dalam hal ini berarti bahwa penyebab utama dari kecacatan yang timbul
seperti Pipa Downgrade, dan Class C Reject adalah:
62
Universitas Bakrie
63
Universitas Bakrie
Tabel 4.10 Tabel Action Plan For Failure Mode Downgrade dan Class C Reject
64
Universitas Bakrie
tergantung dari kualitas proses pada area tersebut. Dan 20% nya lagi bergantung
pada hasil finishing, repair dan pengujian kekuatan lasan dan material yang
merupakan lanjutan dari proses pada tube mill di area finishing. Untuk lebih
jelasnya, hirarki dari proses analisis akar penyebab kecacatan yang terjadi pada
produk pipa API 5L ini dapat dilihat pada gambar 4.6 berikut.
65
Universitas Bakrie
Namun jika ditelusuri lebih dalam, maka ditemukan penyebab dari dua kecacatan
tersebut berupa kerusakan-kerusakan pada beberapa bagian produksi/breakdown
yang dapat disebut sebagai system behavior. Dari hasil analisis pada Tabel 4.10
sebelumnya diketahui bahwa terdapat lima jenis breakdown penyebab kecacatan
tersebut di atas, diantaranya: HF Problem, Annealer Problem, Jointing Problem,
Jointing Putus, dan Uncolier Problem.
Berikut ini merupakan usulan control pada tiap masalah kerusakan yang
terjadi yang diharapkan dapat membantu perusahaan dalam mengatasi
permasalahan produk non-standar/cacat, antara lain:
66
Universitas Bakrie
67
BAB V
Setelah dilakukan pengolahan dan analisis data, maka pada bab ini akan
diambil kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan juga akan diberikan
saran untuk perusahaan serta untuk penelitian selanjutnya.
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan pada Plant KT 24 di PT XYZ untuk produk pipa jenis
API 5L yang merupakan pipa dengan grade tertinggi yang pernah dibuat. Peranan
konsep Sx Sigma sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas khususnya pada
jenis produk yang diteliti. Sehingga perusahaan pun tetap dapat bersaing secara
kompetitif dan terkendali.
68
Universitas Bakrie
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka diperoleh
saran yang berikan kepada pihak perusahaan untuk dapat menanggulangi efek dari
akar penyebab masalah kecacatan yang terjadi serta untuk melakukan peningkatan
proses pengendalian kualitas diperusahaan, antara lain:
69
Universitas Bakrie
70
DAFTAR PUSTAKA
71
Universitas Bakrie
Polytip, J., Jose, A. G.-R., Vikas, K., & Ming, K. (2014). "A Six Sigma and
DMAIC application for the reduction of defects in a rubber gloves
manufacturing process". International Journal of Lean Six Sigma.
Prajapati, N. J., & Desai, D. A. (2014). "A Review of Six Sigma Implementation
at Exporting Industries". International Journal of Emerging Technology
and Advanced Engineering, 4(3), 556-562. Diambil kembali dari
www.ijetae.com
Pyzdek, T. (2003). The Six Sigma Handbook: A Complete Guide For Greenbelt,
Blackbelts. New York: McGraw-Hill.
Rafael, R., Obed, C., & Rita, A. (2010). "Six Sigma in paving process," Education
and Management Technology (ICEMT). 2010 International Conference
on, 612-616.
Rijanto, O. A. (2014). Analisis Pengendalian Mutu Proses Machining Alloy
Wheel Menggunakan Metode Six Sigma. Jurnal Ilmiah Teknik Industri,
13(2), 177-186.
Samadhi, T., Opit, P., & dan Singal, Y. (2008). Penerapan Six Sigma Untuk
Peningkatan Kualitas Produk Bimoli Classic (Studi Kasus: PT. Salim
Ivomas Pratama – Bitung). Jurnal Teknik Industri, 3(2), 17-25.
Sower, V. E. (2011). Essential of Quality: with cases and experiential exercises.
New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Supriyanto, H. (2004). "Proses Pembuatan Tow dengan Pendekatan Six Sigma".
Jurnal Teknologi Industri, 3(1), 317-326.
Wijayanto, A. H. (2011). Determinants for Employee’s Work Competencies.
Jurnal Manajemen IKM, 6(2), 81-87.
72
LAMPIRAN
Lampiran 1
73
Universitas Bakrie
Lampiran 2
74
Universitas Bakrie
Lampiran 3
75
Universitas Bakrie
Lampiran 4
1. Jenis produk apa saja yang sering diproduksi dan memiliki standar yang
tinggi?
2. Bagaimana alur produk saat proses produksi berlangsung?
3. Quality Control seperti apa yang diterapkan khususnya pada Plant KT 24?
4. Apa sajakah yang diteliti oleh pihak Quality Control / bagian Produksi?
5. Apakah PT XYZ mengetahui tentang metode Six Sigma?
6. Apakah sudah ada keinginan untuk menerapkan metode Six Sigma dalam
kinerja PT XYZ?
7. Selama ini apakah ada komplain yang dilakukan pelanggan terhadap
produk?
8. Kecacatan apa yang sering timbul pada saat proses produksi dilakukan?
9. Apa sajakah yang dikategorikan produk cacat/reject untuk produksi?
10. Faktor apa yang menjadi faktor utama produk reject untuk produk?
11. Seberapa frekuensi faktor utama pada produk?
12. Seberapa parah dampak faktor utama ini terhadap kualitas produk?
13. Seberapa besar kemungkinan faktor utama ini dapat diatasi?
14. Bagaimana cara menanggulangi masalah-masalah pada produk cacat di PT
XYZ?
15. Seberapa besar frekuensi masalah tersebut terjadi?
16. Jika STD menjadi penyebab utama terhadap tingginya angka reject,
bagaimana cara menanggulangi, dan apa solusi yang sekiranya bisa
dilakukan? Bagaimana solusi alternatifnya?
17. Jika Downgrade menjadi penyebab utama terhadap tingginya angka reject,
bagaimana cara menanggulangi, dan apa solusi yang sekiranya bisa
dilakukan?
18. Jika solusi tersebut tidak bisa dilakukan, bagaimana solusi alternatifnya?
19. Apakah ada dilakukan evaluasi antara pihak Quality Control dengan
atasan PT XYZ?
76
Universitas Bakrie
Lampiran 5
77
Universitas Bakrie
Lampiran 6
a) Uncoiling
menempatkan coil pada mandrel dengan cara membuka coil yang akan
b) End Shearing
Merupakan proses pemotongan ujung lidah pada coil agar didapat ujung
coil yang rata dan tegak lurus untuk menghasilkan proses penyambungan yang
baik.
c) Joint Process
uncoiling selesai. Di tahap ini, suatu ujung coil yang telah habis digabungkan
dengan ujung coil yang baru dibuka di Uncoiler. Proses ini dilakukan dengan
cara pengelasan yang dapat dilakukan oleh mesin atau secara manual. Suatu
78
Universitas Bakrie
ujung coil harus disambungkan dengan ujung lainya untuk menciptakan proses
d) Edge Scraping
e) Forming
Proses forming merupakan kegiatan operasi dimana suatu scalp atau coil
dibentuk menjadi suatu pipa dari bentuk datar. Setting mesin forming
merupakan salah satu bagian yang sering mengalami kerusakan dan perlu
79
Universitas Bakrie
pipa. Pada tahap ini suatu pipa mengalami pengelasan tanpa filler metal dengan
untuk menyatukan kedua “ujung” pipa yang telah melalui forming untuk
menempelkan satu dengan yang lainya sehingga membentuk inner bead dan outer
bead. Mesin pengelas VAI ini bekerja dimana pipa digerakkan dengan kecepatan
konstan. Proses HF Welding bertujuan untuk membuat pipa dari gulungan coil
baja tanpa pembakaran metal pengisi serta berbagai masalah / cacat yang yang
80
Universitas Bakrie
g) Bead Removing
Operasi ini bertujuan untuk menyerut kampuh las bagian luar (outer bead)
dan dalam (inner bead) yang terbentuk proses welding. Kedua kampuh ini
harus diserut karena pipa yang diproduksi di mesin KT-24 ini memiliki tekanan
internal. Bagian ini juga bekerja pada saat pipa diproduksi dengan kecepatan
konstan tepat setelah proses welding. Hasil kampuh las yang telah dibuang
kemudian ditaruh di sebuah kotak yang dimakan Scarf Box. Setelah proses ini,
Merupakan proses pemberian panas pada lasan pipa dengan inductor dan
oleh logam / coil. Lasan pada pipa dipanaskan menggunakan mesin annealing
lalu didinginkan secara perlahan. Sebelum masuk annealing, terdapat mesin pre
81
Universitas Bakrie
i) Cooling
Proses cooling merupakan proses yang dilakukan tepat setelah welding dan
yang sangat tinggi, oleh karena itu, proses pendinginan yang baik harus
j) Sizing
Proses ini memiliki tujuan untuk membentuk pipa dan untuk meraih
kebulatan pipa yang sesuai dengan persyaratan dengan roll sizing. Pada proses
ini, dilakukan juga suatu inspeksi terhadap kebulatan pipa. Apabila kebulatan
82
Universitas Bakrie
k) Cut-off
Cut-off merupakan tahap akhir dari proses produksi pipa. Pada tahap ini
terhadap mesin yang bekerja untuk memotong pipa dengan panjang yang
pemotongan pipa dan jumlah produksi pipa dalam suatu jangka waktu.
83