Oleh:
Fariq Fadhilah
D 600.190.050
Oleh:
Fariq Fadhilah
D 600.190.050
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Hari, Tanggal :
Oleh:
Fariq Fadhilah
D 600.190.050
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Industri
ii
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Mengesahkan,
Dewan Penguji
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Industri
iii
ABSTRAK
ABSTRACT
iv
KATA PENGANTAR
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Waktu Kerja Shift 1 PT.Pan Brothers Tbk ........................................... ..7
Tabel 1.2 Waktu Kerja Shift 2 PT.Pan Brothers Tbk ........................................... ..8
Tabel 2.1 CheckSheet Data ................................................................................... 12
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1
2
maka akan masuk ke dalam area finish goods yang merupakan area penyimpanan
untuk hasil produksi yang sudah siap dikirim. Kemudian yang terakhir merupakan
proses shipping yaitu proses pengiriman barang kepada buyer. Berikut merupakan
gambar 1.1 menunjukkan Peta Proses Operasi PT Pan Brothers Tbk.
Mulai
Order Management
Warehouse
Cutting
Artwork
PPA DC Quilting
Sewing
QC
Washing
Packing
Scan Pack
Finish Good
Shipping
Selesai
2. Pemasaran
Sistem Pemasaran yang diterapkan pada PT Pan Brothers Tbk khususnya di
Factory Prima Sejati Sejahtera 3 yaitu hasil produksi garmen yang telah finish maka
akan di ekspor keluar negeri sesuai dengan lokasi buyer yang dituju. Factory Prima
Sejati Sejahtera 3 saat ini hanya menerima order dari buyer asing karena sistem
pemasaran saat ini hanya melakukan ekspor produk. Untuk destinasi pemesanan
biasanya ke beberapa negara seperti Amerika, German, Jepang, Chili, Kanada,
Ukraina, Mexico, Australia, dan China.
6
2. Layout Pabrik
Gambar layout dari PT Pan Brothers Tbk pada Factory Prima Sejati Sejahtera
3 dapat dilihat pada gambar 1.4 berikut.
G. Personalia
1. Status Karyawan
PT Pan Brothers Tbk pada Factory Prima Sejati Sejahtera 3 memiliki karyawan
sebanyak 2800 orang yang terdiri dari karyawan kontrak dan karyawan tetap.
2. Penggajian Karyawan
Penggajian karyawan diberikan atas dasar kerja keras dan loyalitas karyawan
untuk membantu perusahaan dalam berkembang. Karena dengan memiliki
karyawan yang memiliki kerja keras yang tinggi maka dapat membantu semua
7
saat proses produksi serta untuk menghindari terjadinya kendala seperti bottleneck,
kecelakaan kerja ataupun kualitas produk yang tidak memenuhi standar.
c. Mesin
Faktor permasalahan yang terjadi pada bagian mesin adalah adanya mesin yang
rusak secara mendadak yang biasanya dipengaruhi karena oli bocor, benang putus,
dan jarum yang putus. Mesin yang mengalami rusak akan menyebakan idle time
karena harus diperbaiki terlebih dahulu dan proses produksi akan mengalami
bottleneck yang menyebabkan produk menumpuk pada stasiun kerja tersebut
sampai mesin yang rusak dapat beroperasi kembali. Perusahaan telah membuat
prosedur untuk pengecekan mesin secara berkala yang dilakukan selama 6 bulan 1
kali. Tetapi faktanya divisi maintenance kurang memperhatikan jadwal perawatan
mesin yang seharusnya dilakukan.
d. Material Handling
Material handling yang digunakan untuk mentransfer barang dari proses satu
ke proses lainnya tidak efektif karena masih mengunakan hand pallet untuk proses
pemindahannya yang mana perlu membutuhkan 2-4 pekerja untuk proses
pemindahan. Hal ini sering terjadi pada proses pemindahan kain fabrik dari gudang
ke proses cutting. Menurut Permenaker No. 8 Tahun 2020 bahwa tujuan dari adanya
pesawat angkat dan pesawat angkut adalah sebagai bentuk upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Pada kain fabrik beban yang diangkut
oleh hand pallet seberat 100kg-200kg. Hal ini akan berdampak terhadap gangguan
kesehatan pekerja.
2. Permasalahan Khusus
Permasalahan khusus yang terjadi yaitu pada departemen artwork dalam setiap
harinya banyaknya hasil produksi yang mengalami cacat, maka perlu dilakukan
pengendalian untuk meminimumkan terjadinya produk cacat. Artwork merupakan
departemen yang bertugas untuk pemasangan aksessoris logo pada setiap panel.
Terdapat 3 jenis style aksessoris yaitu embro (border), HT (Heat Transfer), dan
printing. Dari 3 jenis style ini yang perlu diperhatikan yaitu printing karena setiap
harinya selalu mengalami kendala pada kecacatan produk yang dihasilkan.
BAB II
ANALISIS PERMASALAHAN KHUSUS
A. Pendahuluan
Kualitas adalah faktor-faktor yang terdapat pada suatu barang atau jasa yang
menunjukkan barang atau jasa tersebut sesuai dengan fungsinya dan sesuai dengan
harapan pelanggan sehingga dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan
tersebut (Puspasari, Mustomi dan Anggraeni, 2019). Pengendalian kualitas adalah
suatu aktivitas yang digunakan untuk mencapai, mempertahankan, dan
meningkatkan kualitas produksi (Wirawati, 2019). Kegiatan pengendalian dan
perbaikan kualitas tidak hanya dilakukan sekali atau dua kali ketika mengalami
permasalahan saja, tetapi harus dilakukan secara konsisten dan terus menerus untuk
mempertahankan kualitas serta sebagai bahan evaluasi ketika terjadinya kecacatan
produk (Haryanto, 2019).
PT Pan Brothers Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang garmen.
Terdapat beberapa produk yang dihasilkan seperti celana, baju, jaket, dan rompi.
Dari setiap produk yang dihasilkan memiliki beberapa varian style atau type. Style
dari suatu fabrik dapat dilihat dari warna, model, ataupun bahan yang digunakan.
Proses inspeksi yang dilakukan pada PT Pan Brothers Tbk dilakukan pada bagian
QC (Quality Control). Untuk dapat mencapai produk yang berkualitas setiap
departemen memiliki karyawan QC nya masing-masing agar disetiap prosesnya
dari awal hingga akhir kualitas produk dapat dipantau dengan mudah. PT Pan
Brothers Tbk memiliki standar kualitas produk yang harus dicapai, tetapi pada
kenyataanya masih sering terjadi produk yang mengalami kecacatan. Produk yang
mengalami kecacatan akan langsung diperbaiki pada stasiun kerja terkait. Tentu hal
ini akan menyebabkan bottleneck dan waktu produksi yang semakin lama. Karena
karyawan harus memperbaiki produk yang mengalami defect terlebih dahulu baru
melanjutkan produksi yang lainnya.
Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai pengendalian kualitas
menggunakan metode Statistical Process Control (SPC). Statistical Process
Control merupakan suatu teknik statistik pengendalian kualitas yang digunakan
untuk memonitor, mengendalikan, menganalisa, mengelola, dan memperbaiki
produk dan proses (Ningrum, 2020). Pengendalian kualitas dengan menggunakan
metode Statistical Process Control menggunakan 7 alat bantu (seven tools). Alat
bantu yang digunakan yaitu check sheet, histogram, diagram pareto, diagram
pencar, stratifikasi, peta kendali, dan diagram sebab akibat. Pada penelitian ini
menerapkan 5 alat bantu untuk proses pengolahan data diantara alat bantu tersebut
yaitu check sheet, histogram, diagram pareto, peta kendali (P chart), dan fishbone
diagram (Hardiyanti, Mawadati dan Wibowo, 2021).
B. Tujuan
Tujuan dari penelitian yang dilakukan di PT Pan Brothers Tbk pada Factory
Prima Sejati Sejahtera 3 diantaranya yaitu:
a. Mengidentifikasi jenis defect yang paling dominan atau sering terjadi.
b. Mengidentifikasi data defect yang diperoleh apakah masih berada pada batas
kendali atau tidak.
10
11
C. Metode
Metode penelitian merupakan langkah dalam menyelesaikan permasalahan
yang ada pada penelitian tersebut. Penelitian yang dilakukan selama 1 bulan yaitu
pada 1 Agustus 2022 – 1 September 2022. Pada tahapan penelitian terdapat
beberapa langkah seperti melakukan observasi, mengidentifikasi masalah,
menentukan metode penelitian, melakukan pengumpulan data, melakukan
pengolahan data, membuat kesimpulan dan saran.
a. Melakukan Observasi
Observasi dilakukan pada departemen Artwork untuk mengetahui jenis-jenis
kecacatan pada produksi printing dan seberapa banyak hasil produksi yang
mengalami kecacatan setiap harinya.
b. Identifikasi Masalah
Dari hasil observasi pada departemen Artwork didapatkan permasalahan yang
sering terjadi pada proses produksi printing dari segi kualitas produksinya.
Banyaknya jumlah produk cacat yang dihasilkan setiap harinya maka akan
merugikan perusahaan tersebut. Maka dari itu penulis tertarik untuk mengambil
tema Quality Control untuk mengidentifikasi masalah dan berharap dapat
memberikan usulan perbaikan untuk dapat diterapkan pada perusahaan tersebut.
c. Menentukan Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu Statistical Process
Control (SPC) untuk proses pengendalian kualitas produksi pada departemen
artwork.
d. Pengumpulan Data
Pada penelitian ini data yang dikumpulkan berupa data primer dan data
sekunder yaitu pada data primer berupa data hasil wawancara dengan staff QC di
area artwork dan staff IE (Industrial Engineering). Sedangkan untuk data sekunder
didapatkan dari data jenis-jenis kecacatan, jumlah produksi dan jumlah kecacatan
pada bulan Juli 2022.
e. Pengolahan Data
Alat pengendalian kualitas yang digunakan pada penelitian ini berupa check
sheet, histogram, diagram pareto, peta kendaali P, diagram sebab-akibat (fishbone)
dan memberikan usulan perbaikan pada hasil pengolahan data.
f. Kesimpulan dan Saran
Langkah yang terakhir adalah pemberian kesimpulan dan saran dari hasil
analisis dan pengolahan data sekaligus memberikan usulan perbaikan untuk
memperbaiki faktor-faktor yang mengakibatkan terjadinya kecacatan produk
supaya proses produksi dapat lebih efisien dan produk yang dihasilkan memiliki
kualitas sesuai standar perusahaan.
data dan analisis, serta untuk mengetahui permasalahan berdasarkan frekuensi dari
jenis atau penyebab dan mengambil keputusan untuk melakukan perbaikan atau
tidak. Untuk lebih jelasnya sampel data checksheet dapat dilihat pada tabel 2.1
berikut.
Tabel 2.1 CheckSheet Data
Tanggal Jumlah Quantity
Jenis Defect Quantity Defect
Produksi Defect Proses
2. Histogram
Histogram merupakan grafik yang berguna untuk melihat lebih jelas kerusakan
produk yang terjadi sesuai frekuensi kerusakan (Ratri, G dan Singgih, 2018). Untuk
melihat histogram dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan dapat diketahui data
yang melebih batas kontrol terdapat 6 data yaitu data 1, data 2, data 3, data 4, data
5, dan data 6. Sedangkan data yang berada pada batas kontrol atas dan bawah yaitu
sebanyak 18 data. Untuk lebih jelasnya grafik peta kendali p dapat dilihat pada
gambar 2.2 berikut.
Peta Kendali P
0,100
0,080
0,060
0,040
0,020
0,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
4. Diagram Pareto
Diagram pareto adalah diagram yang digunakan untuk mengidentifikasi dan
mengurutkan jumlah kecacatan produk mulai dari yang paling tinggi (dominan)
hingga yang paling rendah sebagai perbandingan terhadap keseluruhan jenis
kecacatan tersebut. Dengan diagram pareto dapat diketahui jenis kecacatan yang
dominan atau yang paling sering terjadi. Jenis kecacatan yang dominan merupakan
14
Berdasarkan Gambar 2.3 Diagram pareto dapat diketahui bahwa jenis defect
yang paling dominan adalah reject fabric karena proses dengan persentase sebesar
70%. Setelah itu jenis defect yang paling dominan adalah peel of/pecah/terkelupas
dengan persentase sebesar 18%. Berikutnya jenis defect yang paling dominan
adalah uninvent print/print tidak rata dengan persentase sebesar 7%. Selanjutnya
adalah shaded/berbayang dengan persentase 3%. Setelah itu adalah dirty/kotor print
dengan persentase sebesar 1%. Dan yang terakhir dengan persentase 0% adalah
jenis defect Wrong Position/Geser/Salah Pola, Out of Marking/ Bleber, dan
Unconsistant/Bergerigi. Dengan demikian yang perlu di perioritasi untuk dilakukan
perbaikan adalah jenis defect reject karena proses karena memiliki nilai persentase
paling tinggi diantara yang lain yaitu sebesar 70% dengan jumlah defect sebanyak
481 produk.
5. Fishbone Diagram
Fishbone diagram (tulang ikan) merupakan diagram yang memiliki bentuk
moncong kepalanya yang menghadap ke bagian kanan. Fishbone diagram
mengidentifikasi faktor-faktor penyebab permasalahan beserta akibat yang
ditimbulkan dari permasalahan tersebut. Pada penulisan fishbone diagram efek atau
akibat dituliskan pada bagian mocong kepala dan sebab permasalahan dituliskan
pada bagian tulang ikannya (Monoarfa, Hariyanto dan Rasyid, 2021). Apabila
sebab akibat permasalahan sudah teridentifikasi dengan jelas maka dapat dengan
mudah menentukan langkah selanjutnya untuk usulan perbaikan yang akan
dilakukan. Berikut merupakan gambar 2.4 fishbone diagram dari jenis kecacatan
reject fabric karena proses.
15
Metode Manusia
Tidak menggunakan
sarung tangun Kurang Terampil
Reject Fabric
Karena Proses
Lingkungan Mesin
6. Usulan Perbaikan
Berdasarkan identifikasi akar permasalahan dari fishbone diagram yang
telah dibuat didapatkan 4 faktor yang menyebabkan reject fabric karena proses
yaitu faktor manusia, mesin, metode, dan lingkungan. Berikut merupakan
usulan perbaikan untuk meminimalisir terjadinya reject fabric karena proses.
a. Kurang terampil
Departemen artwork telah menerapkan pelatihan bagi pekerja, akan tetapi
pelatihan tersebut tidak berkembang karena tidak sesuai standar waktu dari
perusahaan. Dengan standar waktu yang diberikan perusahaan selama 14 hari
sebaiknya digunakan dengan sebaik mungkin untuk pelatihan bagi pekerja.
Sekaligus SOP yang sudah dibuat disosialisasikan kepada pekerja pada saat
pelatihan. Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2013 bahwa pelatihan kerja berguna
untuk meningkatkan produktivitas, mengembangkan kompetensi kerja dan
meningkatkan keterampilan pekerja.
b. Screen bocor
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan akibat dari reject
fabric karena proses didapatkan persentase sebesar 70% dari faktor screen
bocor. Perbaikan yang dapat dilakukan yaitu dengan mengoleskan harter/obat
afdruk ke permukaan screen sablon secara merata sebagai pengeras untuk
menghindari terjadinya bocor pada screen dan pada area sisi screen dilapisi
oleh lakban yang bertujuan untuk menahan basahnya tinta agar tidak merembes
ke sisi screen. Dengan ini dapat menghindari terjadinya produk cacat pada
pakaian printing.
c. Tidak menggunakan sarung tangan
Sarung tangan sangat penting digunakan untuk produksi di artwork karena
untuk menghindari terjadinya kotor pada garmen ketika proses produksi
berlangsung. Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia No Per.08/Men/2010 menyatakan bahwa APD wajib
digunakan di tempat kerja untuk menghindari resiko dan potensi terjadinya
kecelakaan kerja. Sebelumnya perusahaan hanya menerapkan SOP tertulis
untuk proses produksi saja. Dengan faktor permasalahan ini sebaiknya
16
E. Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data pada diagram pareto didapatkan jenis kecacatan
yang paling dominan adalah Reject fabric karena proses dengan persentase 70%
dan jumlah cacat sebanyak 481 produk pada periode bulan Juli 2022. Oleh karena
itu prioritas utama dalam usulan perbaikan adalah pada jenis cacat Reject fabric
karena proses.
Berdasarkan pengolahan data peta kendali p didapatkan hasil perhitungan CL
(Center Line) sebesar 0,007, UCL (Upper Control Limit) sebesar 0,012, dan LCL
(Low Control Limit) sebesar 0,003. Dapat diketahui untuk data yang melebihi batas
kontrol atas terdapat 6 data yaitu data 1, data 2, data 3, data 4, data 5, dan data 6.
Sedangkan data yang berada dibatas kontrol sebanyak 18 data dari total keseluruhan
data sebanyak 24 data.
Berdasarkan identifikasi akar permasalahan dari fishbone diagram yang telah
dilakukan didapatkan 4 faktor yang menyebabkan reject fabric karena proses yaitu
faktor manusia, mesin, metode, dan lingkungan. Identifikasi dari faktor manusia
yaitu pekerja kurang terampil. Perbaikan yang dapat dilakukan yaitu dengan
menyesuaikan waktu pelatihan sesuai dengan prosedur perusahaan yaitu selama 14
hari. Identifikasi dari faktor mesin yaitu terjadinya screen bocor. Usulan yang dapat
diterapkan yaitu dengan mengoleskan harter/obat afdruk ke permukaan screen
sablon secara merata dan pada area sisi screen dilapisi oleh lakban yang bertujuan
untuk menahan basahnya tinta agar tidak merembes ke sisi screen. Identifikasi dari
faktor metode yaitu pekerja tidak menggunakan sarung tangan pada saaat proses
produksi. Perbaikan yang dapat diterapkan yaitu perusahaan dapat membuat SOP
secara tertulis berkaitan dengan persiapan sebelum produksi. Identifikasi dari faktor
lingkungan yaitu lingkungan kotor dengan debu. Perbaikan yang dapat diterapkan
yaitu membersihan dinding secara periodik 2 kali per tahun dan pada lubang
ventilasi ruangan minimal 15% dari luas lantai produksi dengan menerapkan sistem
ventilasi silang.
17
F. Ucapan Terimakasih
Dalam pelaksanaan kerja praktik dan penyusunan laporan dapat terselesaikan
dengan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis berterimakasih sebesar-
besarnya kepada:
1. Saudara Yogi selaku pembimbing lapangan yang telah memberikan arahan,
informasi, dan ilmu selama pelaksanaan kerja praktik.
2. Saudara Sakti Budhi Utomo dan Hilqim Afif Wijaya yang telah menemani suka
dan duka menjalani kerja praktik.
3. Keluarga besar PT. Pan Brothers Tbk Factory Prima Sejati Sejahtera 3 yang
telah menerima dan memberikan informasi selama pelaksanaan kerja praktik.
G. Daftar Pustaka
Anisa, C & Rahmatullah, R 2020, 'Visi Dan Misi Menurut Fred R. David Perspektif
Pendidikan Islam', Journal Evaluasi, vol. 4, no. 1, hh. 70-87.
Ginanjar, M.H & Purwanto, E 2022, 'Implementasi Manajemen Pembiayaan
Pendidikan di SMK Informatika Bina Generasi 3 Kabupaten Bogor', Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam, vol. 5, no. 1, hh. 99-110.
Hardiyanti, A, Mawadati, A & Wibowo, A.H 2021, 'Analisis Pengendalian Kualitas
Proses Penyamakan Kulit Menggunakan Metode Statistical Process Control
(SPC)', Industrial Engineering Journal of the University of Sarjanawiyata
Tamansiswa, vol. 5, no. 1, hh. 41–47.
Haryanto, E 2019, 'Analisis Pengendalian Kualitas Produk Bos Rotor Pada Proses
Mesin Cnc Lathe Dengan Metode Seven Tools', Jurnal Teknik, vol. 8, no.
1, hh. 69-77.
Margarette, A & Pujotomo, D 2018, 'Analisis Pengendalian Kualitas Proses
Produksi Kain Batik Menggunakan Metode Statistical Process Control
(Spc)', Industrial Engineering Online Journal, vol. 6, no. 4, hh. 16-23.
Monoarfa, M.I, Hariyanto, Y & Rasyid, A 2021, 'Analisis Penyebab Bottleneck
Pada Aliran Produksi Briquette Charcoal Dengan Menggunakan Diagram
Fishbone Di PT. Saraswati Coconut Product', Jambura Industrial Review,
vol. 1, no. 1, hh. 15-21.
Ningrum, H.F 2020, 'Analisis Pengendalian Kualitas Produk Menggunakan Metode
Statistical Process Control (SPC) Pada PT Difa Kreasi', Jurnal Bisnisman :
Riset Bisnis dan Manajemen, vol. 1, no. 2, hh. 61–75.
Puspasari, A, Mustomi, D & Anggraeni, E 2019, 'Proses Pengendalian Kualitas
Produk Reject dalam Kualitas Kontrol Pada PT', Jurnal Sekretari dan
Manajemen, vol. 3, no. 1, hh. 71–78.
Ratnasari, S.L. et al 2020, 'Analisis Manajemen Perubahan, Kepemimpinan
Transformasional, Struktur Organisasi, Budaya Organisasi Dan Disiplin
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan', Jurnal Benefita, vol. 5, no, 2, hh. 225-
237.
Ratri, E.M, G, E.B & Singgih, M 2018, 'Peningkatan Kualitas Produk Roti Manis
pada PT Indoroti Prima Cemerlang Jember Berdasarkan Metode Statistical
Process Control (SPC) dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)', e-
Journal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi, vol. 5, no. 2, hh. 200-207.
Wirawati, S.M 2019, 'Kemasan Botol Plastik dengan Metode Statistical Process
Control (SPC)', Jurnal InTent, vol. 2, no. 1, hh. 94-102.
BAB III
DESKRIPSI LAPORAN HARIAN
18
19
19 Jumat, 26 - Izin
Agustus
2022
20 Senin, 29 - Membuat materi review
Agustus magang
2022 - Melakukan
simulasi presentasi
21 Selasa, 30 - Melakukan presentasi
Agustus review hasil kerja praktek
2022 - Pengamatan area artwork
- Pengambilan data kecacatan
produk printing
22 Rabu, 31 - Membuat laporan magang
Agustus untuk perusahaan
2022
23 Kamis, 1 - Menyerahkan vendel dan
September absensi
2022 - Mengambil surat keterangan
kerja praktek
- Pamitan
21
LAMPIRAN
22
Quantity
Jumlah Quantity
Tanggal Defect Jenis Defect
Produksi Defect
Proses
Unevent Print/Print tidak rata 6
Peel off/Pecah/Terkelupas 2
Shaded/Berbayang 2
Reject Fabric karena proses 30
Peel off/Pecah/Terkelupas 4
22-Juli-2022 3995 37
Unconsistant/Bergerigi 2
Unevent Print/Print tidak rata 1
Reject Fabric karena proses 15
23-Juli-2022 1838 18 Unevent Print/Print tidak rata 2
Peel off/Pecah/Terkelupas 1
Reject Fabric karena proses 28
25-Juli-2022 3488 34
Peel off/Pecah/Terkelupas 6
Reject Fabric karena proses 16
Peel off/Pecah/Terkelupas 6
26-Juli-2022 3666 25
Unevent Print/Print tidak rata 2
Out of Marking/ Bleber 1
Reject Fabric karena proses 27
Peel off/Pecah/Terkelupas 5
27-Juli-2022 7926 39 Shaded/Berbayang 4
Unevent Print/Print tidak rata 2
Wrong Position/Geser/Salah Pola 1
Reject Fabric karena proses 13
28-Juli-2022 6237 21 Peel off/Pecah/Terkelupas 4
Unevent Print/Print tidak rata 4
Reject Fabric karena proses 31
29-Juli-2022 4745 33 Peel off/Pecah/Terkelupas 1
Shaded/Berbayang 1
25
Lampiran 5. Dokumentasi
28