OLEH:
RISKA HANDAYANI
D221 15 008
OLEH :
RISKA HANDAYANI
D221 15 008
SKRIPSI
Disusun oleh :
RISKA HANDAYANI
D221 15 008
Tugas akhir ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan studi guna memperoleh gelar Sarjana Teknik pada program studi
Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Persaingan dalam dunia industri manufaktur maupun jasa saat ini semakin ketat,
dan memberikan dampak terhadap persaingan bisnis yang semakin tinggi,
sehingga perusahaan harus mempunyai keunggulan untuk menghadapi persaingan
tersebut. PT. Triteguh Manunggalsejati merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak dalam bidang manufaktur yaitu memproduksi berbagai jenis produk
minuman, salah satunya adalah minuman Mountea yang banyak menemui
masalah kecacatan produk pada proses produksi. Besarnya jumlah produk cacat,
penyebab cacat produk, dan faktor dominan yang mengalami kecacatan akan
diketahui setelah penulis melakukan penelitian
Metode peningkatan kualitas yang digunakan pada penelitian ini yaitu
metode Six sigma dengan menggunakan tahapan DMAIC (define, measure,
analyze, improve dan control). Six sigma mengedepankan konsep bahwa hanya
akan ada 3.4 cacat produk untuk setiap 1 juta produk yang diproduksi atau 3.4
dpmo (defects per million opportunities). Sedangkan pengumpulan data dilakukan
dengan pengambilan data historis jumlah produksi selama dua tahun yaitu tahun
2017 dan 2018, observasi, wawancara, studi pustaka, serta pengambilan
dokumentasi.
Dari hasil analisis menggunakan metode six sigma telah diketahui bahwa
pada proses produksi Mountea tahun 2017 dan 2018 terdapat 1060681 produk
cacat dari 118960561 yang diproduksi. Berdasarkan diagram pareto, jenis cacat
yaitu kurang press (63,2%), seal miring (13,6%), dan kurang isi (10,5%) dengan
tingkat kapabilitas proses berada pada 4,25 dengan tingkat kerusakan sebesar
2980 untuk satu juta produksi (DPMO). Dan analisa faktor-faktor penyebab
difokuskan pada jenis cacat produk yang sering terjadi yaitu kurang press, seal
miring dan kurang isi dengan menggunakan diagram fishbone, dengan faktor
penyebab yaitu manusia, mesin, dan material. Kemudian mencari prioritas
alternatif perbaikan untuk mengurangi kegagalan proses dengan menggunakan
analisis FMEA (Failure Modes and Effect Analysis), sehingga setelah rencana
perbaikan diterapkan pada proses produksi Mountea diharapkan dapat mencapai
zero defect.
Puji syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “Analisa Kualitas
Produk Mountea Dengan Pendekatan Six Sigma Dan Failure Mode Effect
Analysis”
Tugas akhir ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, motivasi, doa, serta dukungan dari
berbagai pihak tugas akhir ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Untuk itu
1. Mama dan Bapak saya tercinta yang tidak pernah berhenti mendoakan ,
2. Untuk kanda Iqbal tercinta, selaku saudara satu-satunya. Terima kasih untuk
4. Dr. Eng. Farid Mardin, S.T., M.T.,MSc selaku Ketua Departemen Teknik
Terima kasih atas segala bantuan, bimbingan, serta waktu yang telah
Terima kasih banyak atas segala bantuan, bimbingan, serta waktu yang telah
7. Bapak dan Ibu dosen serta staf Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik
10. Serta seluruh pihak yang telah membantu dan direpotkan dalam penyelesaian
Tugas Akhir ini yang tidak dapat ditulis dan disebutkan namnya satu persatu.
masih banyak kekurangan didalamnya, oleh karena itu masukan dan kritikan
Semoga tugas akhir ini dapat memberi manfaat bagi semua pembaca khususnya
PENULIS
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................
5.1.1 Define............................................................................................. 71
5.1.3 Analyze........................................................................................... 72
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 4.3 Hasil Rekapitulasi Data Proporsi, CL, LCL, dan UCL .................... 53
Tabel 4.4 Hasil Rekapitulasi Data Proporsi, CL, LCL, dan UCL Revisi ........ 57
Tabel 4.6 Failure Mode and Effect Analysis Cacat Seal Miring...................... 67
Tabel 4.7 Failure Mode and Effect Analysis Cacat Kurang isi ........................ 68
Tabel 4.8 Failure Mode and Effect Analysis Cacat Kurang Press ................... 69
Tabel 4.9 Peringkat RPN Berdasarkan Faktor Manusia, Mesin, dan Material 70
DAFTAR GAMBAR
Desember 2018................................................................................................. 50
Gambar 4.19 Fishbone Diagram untuk jenis kecacatan Kurang press, Seal
2. Dokumentasi ................................................................................................
1
BAB I
PENDAHULUAAN
merupakan salah satu komponen yang dapat menjadi modal bagi suatu
itu sendiri dapat diartikan sebagai tolak ukur dari sebuah produk yang
yang telah ditentukan perusahaan, seperti tidak memiliki kerusakan atau cacat
yang mengakibatkan kerugian baik itu berupa waktu, material, maupun biaya,
dan juga dapat memuaskan pelanggan maka produk tersebut bisa dikatakan
berkualitas.
Untuk mencapai suatu kualitas yang tinggi pada proses produksi tentunya
digunakan.
Salah satu metode yang dapat digunakan yaitu six sigma yang merupakan
dan organisasi, dengan mengedepankan konsep bahwa hanya akan ada 3.4
2
cacat produk untuk setiap 1 juta produk yang diproduksi atau 3.4 dpmo
(defects per million opportunities), (Hendy, 2015) serta six sigma juga dapat
dijadikan ukuran terget kinerja proses industri, semakin tinggi target sigma
menyebabkan cacat dalam tiap proses produksi digunakan salah satu dari
masalah kecacatan produk yang sering terjadi pada proses produksi. Besarnya
jumlah produk cacat, penyebab cacat produk, dan faktor dominan yang
masalah dan perbaikan yang akan dilakukan. Untuk itu penulis mengadakan
penelitian sebagai tugas akhir dengan judul: Analisa Kualitas Produk Mountea
sebagai berikut :
1. Jenis kerusakan atau cacat apa yang terjadi pada proses produksi Mountea?
3. Usulan perbaikan apa saja yang harus dilakukan untuk mengurangi tingkat
Analysis ?
Mountea
kecacatan
produksi Mountea.
2. Data produksi dan data cacat produk yang digunakan, selama 2 tahun yaitu
1. Bagi Mahasiswa
2. Bagi Akademik
antara pihak perusahaan dengan pihak perguruan tinggi dalam hal ini
Universitas Hasanuddin.
3. Bagi Perusahaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jika berbicara tentang kualitas pada sebuah produk maka yang ada dibenak
kita adalah produk tersebut baik untuk digunakan serta sesuai dengan
tersebut sudah memenuhi standar yang telah ditentukan perusahaan dan tidak
memiliki kerusakan atau cacat yang mengakibatkan kerugian baik itu berupa
sebagai “fitness for purpose” yang berarti bahwa kualitas itu sendiri
Pendapat lain juga dikemukakan oleh (Hendy, 2015) bahwa kualitas dapat
harapan dari pelanggan, dimana upaya tersebut terlihat dan terukur dari hasil
Makna lain dari kata “quality” ialah derajat kesempurnaan yang dicapai
1. Performance
2. Reliability
3. Conformance
Konformasi merupakan seakurat apa atau sekecil apa gap antar kesesuaian
4. Features
oleh sebuah produk, misalnya pada sebuah produk memiliki dua fungsi
5. Serviceability
Dalam hal ini, pelayanan yang diberikan produsen kepada konsumen sangat
6. Durability
7. Aesthetics
yang dilakukan untuk menjamin agar kegiatan produksi dan operasi yang
1. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar kualitas yang telah
ditetapkan.
bahwa kualitas produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar
dengan menggunakan statistik dan problem solving tools secara intensif (Yuri
dan Rahmat,2013).
Six sigma menurut (Hendy,2015) bahwa Six sigma sebagai filosofi bagi
perbaikan berkelanjutan dengan terus mereduksi produk cacat dan Six sigma
sebagai alat teknis dalam mengukur jumlah cacat per 1 juta produk yang
Six sigma juga dapat dijadikan ukuran target kinerja proses industri,
semakin tinggi target sigma yang dicapai, semakin baik kinerja proses
Secara harfiah, Six sigma (6σ) adalah suatu besaran yang bisa kita
kemungkinan cacat (defects opportunity) sebanyak 3.4 buah dalam satu juta
produk/jasa.
(Thomas,2013):
keinginan pelanggan.
DEFINE
MEASURE
ANALYZE
IMPROVE
CONTROL
1. Define
dalam Define :
11
pengembangan project
c. Proses mapping
1) Suppliers
2) Input
3) Process
4) Output
5) Costumer
2. Measure (Pengukuran)
𝑝̅ (1 − 𝑝̅ ) ..... (3)
𝑈𝐶𝐿 = 𝑝̅ + 3 √
𝑛
Dimana,
𝑝̅ = CL
𝑛 = Jumlah Produksi
4) Menghitung Batas Kendali Bawah (lower central line)
..... (4)
14
𝑝̅ (1 − 𝑝̅ )
𝐿𝐶𝐿 = 𝑝̅ − 3 √
𝑛
Dimana,
𝑝̅ = CL
𝑛 = Jumlah Produksi
gambar berikut :
menimbulkan cacat
(Gaspersz, 2011).
16
4. Improve
5. Control
Ada tujuh tools yang biasa digunakan dalam pengendalian kualitas, tools
Diagram alir adalah alat bantu yang memberikan gambaran visual urutan
yang mudah, sistematis, dan teratur. Alat ini berupa lembar kerja yang
penyebab timbulnya masalah. Nama lain dari Cause and Effect Diagram
a. Pengumpulan Data
h. Membuat grafik
22
variabel bebas (x) dengan variabel terikat (y). Dalam hal pengendalian
mempengaruhinya.
7. Run Chart
periode tertentu
kesalahan, dan sebagainya dari sistem, desain, proses, dan/atau jasa sebelum
suatu produk atau jasa diterima oleh konsumen (Stamatis, 1995) dalam
jenis yaitu:
Engineer/Team.
Engineer/Team.
(Gaspersz, 2002) :
kegagalan. Rating keparahan diberi nilai pada skala 1 hingga 10, dengan
yang paling minimal. Rating severity dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut:
yang jarang atau tidak pernah terjadi. Rating occurence dapat dilihat pada
operasi. Rating detection diberi nilai pada skala 1 hingga 10, dengan 10
1 dalam
7 Kemungkinan bahwa penyebab itu terjadi sangat tinggi. Metode pencegahan 40
8 atau deteksi kurang efektif karena penyebab masih berulang kembali 1 dalam
20
9 Kemungkinan bahwa penyebab itu terjadi sangat tinggi. Metode pencegahan 1 dalam 8
10 atau deteksi tidak efektif. Penyebab akan selalu terjadi kembali 1 dalam 2
(Gaspersz, 2002)
(RPN), severity (S), occurence (O), dan detection (D) harus dikalikan
RPN = S x O x D
..... (8)
untuk mengetahui kegagalan dengan risiko yang lebih tinggi Angka ini
ke arah perbaikan.
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Data Perusahaan
Data perusahaan adalah sekumpulan angka atau fakta yang telah dicatat
2. Observasi
objek yang diteliti adalah tingkat kecatacatan produk dan hal yang
3. Wawancara (Interview)
4. Studi Pustaka
Yaitu metode pengumpulan data dari buku-buku literatur dan sumber dari
5. Dokumentasi
perusahaan yang meliputi sejarah umum perusahaan dan data lain yang
1. Data primer yaitu informasi yang diperoleh secara langsung dari hasil
2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari data historis yang telah
sebagai berikut :
sebagai acuan.
4. Tahap pengolahan data dan analisis, yaitu tahap dimana data-data yang
5. Tahap akhir, yaitu penarikan kesimpulan terhadap hasil analisis yang telah
Mulai
Indentifikasi Masalah
Studi Literatur
Pengambilan
Data
Selesai
Hasil Produksi
Sampling Atribut
Baik Buruk
Distributor Analisis
Hasil Analisa
BAB IV
4. 1 Pengumpulan Data
a. Profil Perusahaan
2018 PT. Dharana Inti Boga berganti nama dengan PT. Triteguh
Manunggalsejati
berperisa Mountea, Okky jelly drink, Okky Koko dan Splash jeruk
Visi:
Semangat “Yatte Minahare”, untuk terus berinovasi
mengembangkan produk minuman dalam kemasan,
berpengalaman dan fokus pada kesukaan pelanggan.
Misi:
Menginspirasi terciptanya sebuah senyuman
35
c. Struktur Organisasi
a. Bahan Baku
1) Ekstrak teh
Start
Persiapan
Pemenasan
Air
Kitchen
Penglarutan
gula
Pemasukan Proses
Bahan baku Pencampuran
Holding
Holding
HTST HTST
Cooling Cooling
Finish
Gambar 4.2 Proses Produksi
38
1) Preparation
2) Kitchen
3) Holding
Setelah pencampuran bahan baku selesai, maka produk akan
Filling Fedding
Fedding cup Blok press Blok cutiing
liquid seal
Gambar 4.4 Alur pada Mesin Filling dan sealing
6) Coolings
telah ditentukan agar seal dan IJP pada produk bisa merekat.
7) Packing
Mountea.
dari perusahaan.
42
Keterangan:
1. Kurang press
2. Seal lecet
3. Bocor seal
4. Kurang isi
5. Seal miring
6. Bergerigi
7. Kontaminasi
8. Seal pecah
9. Sambungan seal
12. Penyok
a. Define
Define merupakan tahap pendefinisian masalah kualitas dalam
1) Kurang press
Cacat yang terjadi pada saat pengisian atau filling yaitu kondisi
terjadi karena suhu pada heater tidak sesuai yaitu temperatur tidak
tercapai suhu standar dan adanya gangguaan pada mesin yang ada
2) Seal lecet
Cacat yang terjadi pada saat pengisian atau filling yaitu kondisi
dimana segel dari penutup baik namun terdapat lecet pada bibir
cup sehingga isi dari produk tetap leluber keluar. Cacat ini terjdi
3) Kurang isi
Jika isi produk kurang dari standar yang telah ditetapkan
4) Seal miring
5) Bergerigi
mol.
6) Kontaminasi
7) Seal Pecah
8) Sambungan Seal
9) Cup Pecah
12) Penyok
b. Measure
1) Menentukan karakteristik kualitas (Critical to quality)
Berdasarkan Tabel 4.1 tersebut maka jumlah cacat hasil produksi
botol dapat digambarkan dalam Diagram Pareto seperti berikut:
Gambar 4.16 Diagram Pareto Cacat Produk Mountea Januari 2017-Desember 2018
Februari-17 :
45299
𝑝= = 0.007111
6370163
Maret-17 :
22866
𝑝= = 0.008997
2541474
𝑝̅ (1 − 𝑝̅ )
𝑈𝐶𝐿 = 𝑝̅ + 3 √
𝑛
Januari-17:
0,00892 (1−0,00892)
𝑈𝐶𝐿 = 0,00892 + 3 √ 0.009117
5204863
= 0.00923
Februari-17:
0,00892 (1−0,00892)
𝑈𝐶𝐿 = 0,00892 + 3 √
6370163
= 0.00903
Maret-17:
0,00892 (1−0,00892)
𝑈𝐶𝐿 = 0,00892 + 3 √
2541474
= 0,00909
d) Menghitung Batas Kendali Bawah (LCL)
Perhitungan batas kendali bawah di peroleh dengan
menggunakan persamaan (4):
𝑝̅ (1 − 𝑝̅ )
𝐿𝐶𝐿 = 𝑝̅ − 3 √
𝑛
Januari-17:
0,00892 (1−0,00892)
𝐿𝐶𝐿 = 0,00892 − 3 √
5204863
= 0.00879
Februari-17:
0,00892 (1−0,00892)
𝐿𝐶𝐿 = 0,00892 − 3 √
6370163
= 0,00880
53
Maret-17:
0,00892 (1−0,00892)
𝐿𝐶𝐿 = 0,00892 − 3 √
2541474
= 0,00874
Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.3 Hasil Rekapitulasi Data Proporsi, CL, LCL dan UCL
No Pengamatan Jumlah Produksi (pcs) Jumlah Defect (pcs) Proporsi Cacat CL UCL LCL
1 Januari 2017 5204863 51799 0.009952 0.00892 0.00923 0.00879
2 Februari 6370163 45299 0.007111 0.00892 0.00903 0.00880
3 Maret 2541474 22866 0.008997 0.00892 0.00909 0.00874
4 April 5024538 58458 0.011635 0.00892 0.00904 0.00879
5 Mei 5829719 60839 0.010436 0.00892 0.00903 0.00880
6 Juni 509513 2297 0.004508 0.00892 0.00931 0.00852
7 Juli 1721314 12970 0.007535 0.00892 0.00913 0.00870
8 Agustus 3726876 32964 0.008845 0.00892 0.00906 0.00877
9 September 6473971 46843 0.007236 0.00892 0.00903 0.00881
10 Okotober 7077354 71874 0.010155 0.00892 0.00902 0.00881
11 November 4872244 46204 0.009483 0.00892 0.00904 0.00879
12 Desember 3806732 40844 0.010729 0.00892 0.00906 0.00877
13 Januari 2018 5461851 53667 0.009826 0.00892 0.00904 0.00880
14 Februari 3213191 45983 0.014311 0.00892 0.00907 0.00876
15 Maret 7065600 35616 0.005041 0.00892 0.00902 0.00881
16 April 5086012 44020 0.008655 0.00892 0.00904 0.00879
17 Mei 4722958 51526 0.010910 0.00892 0.00905 0.00879
18 Juni 3350847 26775 0.007991 0.00892 0.00907 0.00876
19 Juli 4162124 59300 0.014248 0.00892 0.00905 0.00878
20 Agustus 6180914 44330 0.007172 0.00892 0.00903 0.00880
21 September 5894542 42694 0.007243 0.00892 0.00903 0.00880
22 Okotober 7994126 71174 0.008903 0.00892 0.00902 0.00882
23 November 6435291 48171 0.007485 0.00892 0.00903 0.00881
24 Desember 6234344 44168 0.007085 0.00892 0.00903 0.00880
Total 118960561 1060681
Sumber :Data Sekunder diolah 2019
Dari hasil perhitungan pada tabel 4.3 di atas, maka selanjutnya dapat dibuat peta kendali p
P Chart of C2
0.0150
1 1
0.0125
1
1 1
1
Proportion
1 1
1
0.0100 1
UCL=0.00903
_
P=0.00892
1
LCL=0.00880
0.0075 1
1 1
1 1 1 1 1
0.0050
1
1
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23
Sample
Tests performed with unequal sample sizes
terdapat 3 (tiga) titik (bulan) yang berada didalam batas kendali. Pada
proses.
berikut:
Maret 2017 :
22866
𝑝= = 0,008997
2541474
Agustus 2017 :
32964
𝑝= = 0.008845
3726876
November 2018 :
71174
𝑝= = 0,008903
7994126
56
127004
𝐶𝐿 = = 0,008905
14262476
c) Menghitung Batas Kendali Atas (UCL) Revisi
Perhitungan batas kendali atas di peroleh dengan
menggunakan persamaan (3):
𝑝̅ (1 − 𝑝̅ )
𝑈𝐶𝐿 = 𝑝̅ + 3 √
𝑛
Maret - 17:
0,008905 (1−0,008905)
𝑈𝐶𝐿 = 0,008905 + 3 √
2541474
= 0,00908
Agustus - 17:
0,008905 (1−0,0089055)
𝑈𝐶𝐿 = 0,008905 + 3 √
3726876
= 0,00905
Oktober - 18 :
0,008905 (1−0,008905)
𝑈𝐶𝐿 = 0,008905 + 3 √
7994126
= 0,00900
d) Menghitung Batas Kendali Bawah (LCL) Revisi
Perhitungan batas kendali bawah di peroleh dengan
menggunakan persamaan (4):
57
𝑝̅ (1 − 𝑝̅ )
𝐿𝐶𝐿 = 𝑝̅ − 3 √
𝑛
Maret -17:
0,008905 (1−0,008905)
𝐿𝐶𝐿 = 0,008905 − 3 √
2541474
= 0,000873
Agustus -17:
0,008905 (1−0,008905)
𝐿𝐶𝐿 = 0,008905 − 3 √
3726876
= 0,00876
November 2018:
0,008905(1−0,008905)
𝐿𝐶𝐿 = 0,008905 − 3 √
7994126
= 0,00881
dibawah ini :
58
P Chart of defect
0.0091
0.0090 UCL=0.0090044
Proportion
_
0.0089 P=0.0089048
0.0088 LCL=0.0088051
0.0087
1 2 3
Sample
Tests performed with unequal sample sizes
Februari-17
45299
DPU = = 0,007
6370163
Maret-17
22866
DPU = = 0,009
2541474
b) Menghitung DPO (Defect Per Oportunity)
Perhitungan DPO di peroleh dengan menggunakan
persamaan (6):
DPU
DPO =
Kemungkinan Terjadinya Kecacatan
Januari-17
0,01
DPO = = 0,00332
3
Februari-17
0,007
DPO = = 0,00239
3
Maret-17
0,009
DPO = = 0,00303
3
c. Analyze
Tools yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah pada
tahap ini adalah Diagram Fishbone.
Berdasarkan diagram pareto pada gambar 4.15 diketahui bahwa
cacat yang paling dominan terjadi yaitu kurang press dengan jumlah
cacat sebesar 63,19% ,Seal Miring 13,61 % dan kurang isi sebesar
10,46 % Maka penggunaan gambar Diagram Fishbone berikut ini
untuk mengidentifikasi penyebab dari ketiga cacat yang sering
terjadi.
62
Man
DEFECT
Head Seal Tidak rata
Pembaca suhu tidak Kualitas Material kurang
normal bagus
Machine Material
Gambar 4.19 Fishbone Diagram Untuk Jenis Kecacatan Kurang Press, Seal Miring dan Kurang isi
1
a. Manusia
b. Bahan Baku
mudah merekat pada bibir cup menjadi susah merekat pada cup.
c. Mesin/peralatan
sudah tidak rata, head seal kotor dan block heater yang miring.
d. Improve
1) Failure Modes and Effects Analysis dan Usulan Perbaikan
berikut:
3
produk.
Dari nilai RPN tersebut akan dapat dilihat urutan prioritas untuk
Tabel 4.6 Failure Mode and Effect Analysis Cacat Seal Miring
Efek yang
Jenis
ditimbulkan dari Penyebab Kegagalan Kontrol yang Rekomendasi
Jenis Proses Kegagalan S O D RPN
Kegagalan pada Proses (Opportunity) Dilakukan (Detection) (Recomendation)
Pada Proses
Proses (Severity)
Melakukan Pelatihan
Manusia sebelum terjun langsung di
Operator kurang teliti proses produksi dan 1. Memberikan pengawasan lebih ketat
dalam melakukan pengawasan terhadap saat proses produksi berlangsung
4 64
pemasangan seal pada operator saat proses 2. Memberikan peringatan kepada
mesin sehingga produksi pekerja apabila melakukan kesalahan
posisinya tidak presisi. berlangsung
Tabel 4.8 Failure Mode and Effect Analysis Cacat Kurang Press
Efek yang
Jenis
Jenis ditimbulkan dari Penyebab Kegagalan Kontrol yang Rekomendasi
Kegagalan S O D RPN
Proses Kegagalan pada Proses (Opportunity) Dilakukan (Detection) (Recomendation)
Pada Proses
Proses (Severity)
1. Memberikan pengawasan lebih
ketat saat proses produksi
berlangsung
Manusia 2. Memberikan pengertian pada
Operator kurang Melakukan pengawasan karyawan akan pentingnya
8 504
memperhatikan terhadap operator kualitas sehingga kecacatan dapat
Correction Plat dikurangi
3. Memberikan peringatan kepada
pekerja apabila melakukan
Seal atau penutup
kesalahan
Proses cup tidak terpress
Produksi Kurang Press dengan baik 7 Melakukan pendeteksian secara
Mesin 9
(Filling) sehingga mudah intensif kerusakan pada thermo couple
Pembaca suhu tidak Thermo Couple diganti 1 63
dan segera melakukan penggantian
lepas dari cup normal
ketika ditemukan sudah rusak.
Block Heater miring Setingan diperbaiki 3 189 Melakukan setingan secara intensif
Melakukan pemeriksaan kebersihan
Head Seal Tidak rata Pembubutan ulang 3 189
head seal secara rutin
Material Meningkatkan standar kualitas pada
Penetapan standar
vendor. Dan melakukan pemeriksaan
Kualitas material kualitas material pada 5 315
kembali barang ketika tiba
kurang bagus vendor
diperusahaan.
70
Total 568
BAB V
Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan, diketahui bahwa masih
terdapat produk cacat yang dihasilkan pada proses produksi mountea yang
yakni kurang press, seal miring, kurang isi, seal lecet, sambungan seal,
bocor seal, bergerigi, seal pecah, kontaminasi, bocor terjepit, cup pecah dan
penyok.
(CTQ) dari data jumlah produk cacat selama 2 tahun terakhir (2017-2018),
dari tahapan ini diperoleh hasil cacat kurang press dengan persentase
sebesar 63,19%, seal miring sebanyak 13,61 % dan kurang isi sebesar 10,46
berada dalam batas kendali. Setelah membuat diagram control peta kendali
dapat terlihat kebanyakan data keluar dari batas control yang berarti dapat
menghitung nilai DPMO dan diperoleh rata – rata nilai Sigma perusahaan
berada ditingkat 4,25 dengan rata – rata kerusakan 2.980 unit per sejuta
Manunggalsejati dengan nilai DPMO rata-rata 2.980 pcs per satu juta
segi materialnya yang kedua adalahb aspek manusianya dan yang paling
dominan adalah dari segi mesinnya. Dan perlu jadi titik perhatian kita
pihak perusahaan.
effect of failure dari Seal Miring memiliki nilai severity 4 yang berarti
dilakukan apabila terjadi produk seal miring juga dapat diatasi dalam
variasi ini sudah baik dan masih perlu ditingkatkan lagi. Hal ini
dibuktikan dengan nilai detection antara dua sampai enam (2-6). Nilai
RPN pada Seal Miring ini berasal dari faktor manusia atau pekerja dan
Analisis FMEA untuk jenis kecacatan Kurang isi dijelaskan pada Tabel
of failure dari Cacat Kurang isi memiliki nilai severity 7 yang berarti
akibat buruk yang tidak akan diterima, berada diluar batas toleransi.
dibuktikan dengan nilai detection antara dua sampai empat (5-7). Nilai
RPN yang tertinggi pada Kurang isi ini sebesar 147. Hal ini
operator.
merasakan akibat buruk yang tidak akan diterima, berada diluar batas
ditingkatkan lagi. Hal ini dibuktikan dengan nilai detection antara dua
sampai enam (2-6). Nilai RPN yang tertinggi pada Kurang Press ini
berasal dari faktor Manusia 504. Hal ini disebabkan karena operator
b. Usulan Perbaikan
1) Seal Miring
perusahaan yaitu:
kesalahan
76
Nilai RPN yang paling tinggi untuk jenis kecacatan kurang isi
kesalahan
Nilai RPN yang paling tinggi untuk jenis kecacatan Kurang Press
yaitu:
kesalahan
kualitas
77
dalam menjalankan
d. Melakukan kontrol terhadap bahan baku yang diterima dari pemasok agar
BAB VI
6.1 Kesimpulan
mountea yakni kurang press, seal miring, kurang isi, seal lecet,
nilai sigma 4,25 dengan nilai rata-rata DPMO sebesar 2980 (defects per
million opportunity).
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofjan. 1998. Manajemen Operasi Dan Produksi. Jakarta : LP FE UI
Gaspersz Vincent & Avanti Fontana. 2011. LEAN SIX SIGMA for Manufakturing
Utama
Megawati, Eni Juwita & Dyah Kurniawati. 2014. Penerapan Metode Six sigma
Indeks