Anda di halaman 1dari 3

TRANSPOR MEMBRAN ; DIFUSI DAN OSMOSIS PADA SEL HEWAN DAN

TUMBUHAN
Ahmad Razi, Hafizhoe Haqqi, Mannehaljit Kaur, Musrinah azzahra

ABSTRAK
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui tentang tranpor membran (difusi dan osmosis) pada sel tumbuhan dan
hewan beserta pembahasannya. Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 6 September 2017, dengan dua (2)
kegiatan. Kegiatan pertama itu menggunakan larutan gula dengan konsentrasi 5% dan 30%, aquades dan
kentang (berat awal 3 kentang tersebut saat ditimbang harus sama). Dalam kegiatan ke dua pun kita masih
menggunakan larutan gula dengan konsentrasi yang sama dengan kegiatan pertama, aquades, dan sampel
darah yang diambil dari salah satu anggota kelompok. Hasil percobaan kegiatan pertama di dapat bahwa terjadi
penurunan berat kentang pada semua kentang yang dicelupkan pada larutan gula 5% dan 30% serta aquades.
Pada kegiatan kedua di dapatkan bahwa darah yang diteteskan oleh aquades mengalami hemolisis karena
berada di larutan hipotonik dan masuknya larutan secara terus menerus ke dalam sel eritrosit sedangkan darah
yang ditetesi oleh larutan gula 5% dan 30% akan mengalami krenasi (mengkerut dan rusak) karena berada di
larutan hipertonik.

Kata Kunci : Difusi, osmosis, sel hewan, sel tumbuhan

A.PENDAHULUAN
Transpor membran melalui membran Sel Tumbuhan
plasma yang bersifat semi permeabel. Sifat Larutan Plasmolisis (mengkerut)
semi permeabel memungkinkan membran Hipertonis tetapi karna dilindungi
plasma dapat dilalui oleh molekul atau ion oleh dinding sel jadi
tertentu. bentuk sel tumbuhan
Transpor pasif merupakan perpindahan masih tetap sama
molekul/ion mengikuti gradien konsentrasi dari Larutan Normal
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah dan isotonis
tidak membutuhkan energi. Transpor pasif Larutan Turgid sel membengkak
meliputi difusi dan osmosis. Hipotonis tetapi tidak pecah karna
Difusi adalah perpindahan molekul zat dari masih dapat
konsentrasi tinggi ke rendah difusi dibagi dipertahankan oleh
menjadi 2 yaitu, difusi sederhana dan difusi dinding sel
terbantu. Difusi sederhana terjadi secara
spontan dan tidak butuh perantara dan B. Alat dan Bahan
menyebar ke seluruh ruangan. Difusi terbantu • Kegiatan 1 = 3 potongan kentang dengan
proses difusi yang dibantu oleh protein porifer berat awal yang sama(1,5 gr), larutan gula 5% dan
dan protein integral. 30%, aquades, neraca lengan, gelas ukur (3
Osmosis yaitu perpindahan molekul buah), spatula, cutter, penggaris, stopwatch,
pelarut (air) yang berkonsentrasi rendah alumunium foil, tissue.
(hipotonik) ke larutan konsentrasi tinggi • Kegiatan 2 = Eritrosit (sel darah merah dari
(hipertonik). Osmosis dapat mengakibatkan salah satu anggota kelompok), larutan gula 5%
kerusakan pada sel hewan dan tumbuhan dan 30%, aquades, gelas ukur (3 buah),
kerusakan itu seperti. alumunium foil, tissue, kaca preparat, cover glass,
mikroskop, blood lanset, pipet tetes, alkohol 70%.
Sel Hewan
Larutan Krenasi (mengkerut) C. Cara Kerja
Hipertonis karena larutan diluar sel
memiliki konsentrasi • Kegiatan 1
lebih rendah jadi air dari 1.1 Kupas kulit kentang menggunakan cutter,
dalam sel keluar kemudian potong kentang dengan ukuran 1ₓ1 cm
Larutan Normal menggunakan penggaris sebanyak 3 buah.
isotonis 1.2 Setelah kentang yang dipotong memenuhi
Larutan Lisis (pecah) karena isi ukuran yang diinginkan, timbang potongan
hipotonis dalam sel memiliki kentang tersebut menggunakan neraca lengan.
konsentrasi lebih tinggi Pastikan berat semua potongan kentang sama.
jadi air dari luar sel 1.3 Lalu celupkan 3 potongan kentang
masuk hingga sel pecah tersebut, ke masing – masing gelas ukur yang
berisi larutan gula 5% dan 30%, serta aquades
dan diamkan selama 20 menit hitung dengan Penurunan berat pada kentang terjadi karena
stopwatch. adanya peristiwa osmosis. Dimana osmosis itu
1.4 Setelah 20 menit angkat dengan spatula, sendiri adalah perpindahan air dari larutan
lalu letakan dan keringkan di tissue. hipotonis ke larutan hipertonis melalui membran
1.5 Kemudian timbang lagi di neraca lengan. semipermeabel. Saat kentang direndam dalam
Catat kenaikan/penurunan berat pada potongan larutan gula 5% dan 30% atau aquades akan
kentang. terjadi perpindahan air secara osmosis dari sel –
1.6 Terakhir analisis apakah itu difusi atau sel kentang hipotonis terhadap larutan gula dan
osmosis pada kentang yang sudah di rendam tadi. aquades yang hipertonis. Pengurangan berat pada
kentang bergantung pada konsentrasi larutan.
• Kegiatan 2 Semakin hipertonis larutannya, maka semakin
2.1 Bersihkan jari menggunakan kapas yang banyak pengurangan beratnya.
telah dibasahi dgn alkohol 70%.
2.2 Tusukan blood lancet pada ujung jari • Kegiatan 2
tersebut sampai darah keluar. 1. Perubahan bentuk sel eritrosit
2.3 Teteskan darah sebanyak 1 tetes diatas Pada saat sel eritrosit ditetesi oleh larutan gula
kaca preparat yang sudah dicuci bersih 5% dan 30% sel eritrosit tersebut akan mengalami
sebelumnya (sebanyak 3 preparat). pengerutan atau biasa disebut krenasi. Sedangkan
2.5 Teteskan larutan gula 5%, 30% dan juga sel eritrosit yang ditetesi oleh aquades akan
aquades ke masing – masing kaca preparat. tampak seperti sel eritrosit itu pecah atau biasa
2.6 Amati dengan teliti menggunakan disebut hemolisis dan warna merahnya memudar.
mikroskop. 2. Penyebab perubahan bentuk pada sel
eritrosit.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada pengamatan ini sel eritrosit yang ditetesi
larutan gula 5% dan 30% akan yang bersifat
• Kegiatan 1 : hipertonik dan karena kehilangan air melalui
No Nama Larutan Berat osmosis yang menyebabkan pergerakan air keluar
Sebelum Sesudah dari sel. Sedangkan untuk sel eritrosit yang ditetesi
1 Gula 5% 1,5 gr 0,3 gr aquades akan mengalami hemolisis yang
2 Gula 30% 1,5 gr 0,2 gr disebabkan oleh aquades yang bersifat hipotonik
3 Aquades dimana larutan tersebut akan masuk kedalam sel
1,5 gr 0,5 gr
darah sehingga sel mengembang dan pecah, serta
hemoglobin yang berwarna merah keluar sel, yang
• Kegiatan 2 :
nantinya akan memudar.
No Larutan Bentuk sel eritrosit setelah
ditetesi larutan E. Kesimpulan
1 Gula 5%  Warna merah • KegIatan 1
 Sedikit mengkerut 1.1 Penurunan/kenaikan berat kentang
2 Gula 30%  Warna merah dipengaruhi oleh konsentrasi larutannya. Semakin
 Lebih mengkerut dari hipertonis larutannya, maka semakin banyak
sebelumnya (gula 5%) pengurangan beratnay, begitupun sebaliknya.
3 Aquades  Warna memudar Semakin hipotonis larutanya maka semakin
 Seperti sudah tidak banyak kenaikan beratnya.
ada darahnya 1.2 Penurunan berat pada kentang yang terjadi
pada praktikum yang kita lakukan terjadi karena
• Kegiatan 1 adanya peristiwa osmosis (perpindahan air terjadi
1. Penurunan berat pada kentang karena sel – sel kentang hipotonis terhadap
Sebelum kentang di rendam ke dalam larutan gula larutan hipertonis yang ada).
5% dan 30%, serta aquades semua sama yaitu 1,5 • Kegiatan 2
gr. Setelah perendaman nantinya akan mengalami 2.1 Perubahan bentuk sel eritrosit dipengaruhi
penurunan berat pada kentang. Pada potongan oleh larutan yang ditetesi ke sel eritrosit itu sendiri.
kentang yang dicelupkan ke dalam larutan gula 5% 2.2 Perubahan bentuk sel eritrosit itu sendiri
akan mengalami penurunan sebesar 1,2 gr (dari terdiri dari 2 bentuk ; yaitu krenasi dan hemolisis.
yang beratnya 1,5 gr mejadi 0,3 gr) penurunan ini Dimana saat krenasi terjadi diakibatkan oleh
juga terjadi pada potongan kentang yang direndam larutan gula 5% dan 30% yang bersifat hipertonik.
di dalam larutan gula 30%, yang mengalami Sedangkan hemolisis terjadi karena ditetesi
penurunan dari 1,5 gr menjadi 0,2 gr. Pada kentang aquades yang bersifat hipotonik.
yang dicelup ke dalam aquades pun juga mengalami
penurunan yang semula 1,5 gr menjadi 0,5 gr. F. Daftar Pustaka
2. Penyebab penurunan berat pada kentang

Anda mungkin juga menyukai