Anda di halaman 1dari 4

PROSEDUR KLINIS TONSILITIS

No. Dokumen : SOP-010/UKP-BPU/PANCORAN


No. Revisi : 00
SOP
Tanggal terbit : 24Juni 2016
Halaman : 1/4
PUSKESMAS
drg. Melvin Sijabat
KECAMATAN NIP :196408141998031004
KEPALA PUSKESMAS :
PANCORAN

1. Pengertian 1. Tonsilitis adalah peradangan pada tonsila palatina yang merupakan bagian dari cincin
Waldeyer .Cincin Waldeyer adalah susunan kelenjar limfa yang terdapat pada rongga
mulut yaitu tonsil faringeal (adenoid), tonsil palatine, tonsil lingual, tonsil lateral band
dinding faring.Penyakit ini banyak diderita oleh anak usia 3 – 10 tahun dan remaja
usia 15 – 25 tahun
2. Faktor Resiko
2.1. Usia anak-anak
2.2. Penurunan daya tahan tubuh
2.3. Rangsangan menahun ( rokok dan makanan tertentu )
2.4. Higiene rongga mulut yang kurang baik
3. Diagnosis :
Anamanesa : keluhan utama : nyeri tenggorokan, nyeri menelan
Keluhan yang khas tergantung dari jenis tonsillitis :
3.1 Tonsilitis Akut :
3.1.1 Keluhan khas : kering pada daerah tenggorokan berubah menjadi nyeri
tenggorokan dan nyeri menelan. Nyeri tersebut bisa menjalar hingga ke
sendi – sendi dan telinga.
3.1.2 Keluhan tambahan : Demam tinggi, nafsu makan turun, suara pasien
seperti mulut terisi penuh makanan ( Hot Potato Voice), mulut berbau (
fetor ex ore ), lendir terkumpul di rongga mulut ( Ptialismus ).
3.1.3 Tonsilitis viral lebih kearah common col disertai nyeri tenggorokan.
3.1.4 PF : Pembesaran tonsil, detritus yang memenuhi permukaan tonsil
(Tonsilitis folikuler, tonsillitis lakunaris, tonsillitis membranosa), Hiperemis
pada palatum mole, arkus anterior, dan arkus posterior. Pembesaran KGB
submandibula dan nyeri tekan.
3.2 Tonsilitis Kronis
3.2.1 Keluhan khas : terasa mengganjal pada daerah tenggorokan , tenggorokan
kering dan nafas berbau.
3.2.2 PF : Tonsil membesar, permukaan tidak rata, kripta melebar berisi
detritus, pembesaran KBG submandibula.
3.3 Tonsilitis Difteri
3.3.1 Keluhan khas : nyeri tenggorokan dan nyeri menelan.
3.3.2 PF : Tonsil membesar dan tetutup bercak putih yang makin lama makin
meluas dan melekat erat pada dasar tonsil sehingga bila diangkat akan
berdarah
3.4 Angina Plaunt Vincent ( Stomatitis Ulseromembranosa )
3.4.1 Keluhan khas : demam tinggi (39oC); nyeri kepala, gigi, mulut ; nyeri
tenggorokan, gusi berdarah, hipersalivasi, badan lemas.
3.4.2 PF : kelenjar limfa di bawah faring dan bagian lateral dari lateral band
membesar, dinding posterior faring bergranula (Coble stone).
4. Berdasarkan perbandingan Tonsil dan Orofaring dengan mengukur jaraj antara kedua
pilar anterior dengan permukaan medial kedua tonsil :
T0 : Tonsil sudah masuk ke fossa / sudah diangkat
T1 : < 25%, batas medial tonsil melewati ¼ jarak pilar anterior hingga
uvula.
T2 : 25 – 50%, batas medial tonsil melewati ¼ - ½ jarak pilar anterior
hingga uvula
T3 : 50 – 75 %, batas medial tonsil melewati ½ - ¾ jarak pilar anterior
hingga uvula
T4 : > 75 % , batas medial tonsil melewati ¾ jarak pilar anterior
hingga menutupi faring.
5. Faktor resiko
5.1 Paparan udara dingin
5.2 Menurunnya daya tahan tubuh
5.3 Konsumsi makanan yang kurang bergizi
5.4 Iritasi kronik karena rokok, minuman alcohol, makanan, refluks cairna lambung.
6. Diagnosis banding :
6.1 Faringitis
6.2 Tumor Tonsil
7. Komplikasi
7.1 Otitis media akut
7.2 Abses peritonsilar, abses parafaringeal
7.3 Septikemia
7.4 Miocarditis
7.5 Demam reumatik akut
7.6 Glomerulonefritis
8. Penatalaksanaan
8.1 Istirahat yang cukup
8.2 Makan makanan yang lunak dan menghindari makanan yang mengiritasi
8.3 Banyak minum air putih
8.4 Berkumur dengan obat kumur antiseptic
8.5 Tonsilitis viral : Dewasa : Isoprenosin 60 – 100 mg / kgBB dibagi dalam 4 – 6
x/hari, Anak : Isoprenosin 50 mg / kgBB dibagi dalam 4 – 6 x/hari.
8.6 Tonsilitis bakterial : Anak : Amoxicilin 50 mg / KgBB dibagi menjadi 3 dosis / hari
selama 10 hari, Dewasa : Amoxicilin 3 x 500 mg selama 6-10 hari, atau
Eritromisin 4 x 500 mg / hari
8.7 Tonsilitis difteri : Isolasi, Istirahat ditempat tidur selama 2 – 3 minggu, Pemberian
Anti Difteri Serum diberikan segera 20.000 – 100.000 Unit tergantung umur dan
jenis kelamin. Pemberian Antibiotik eritromisin 20 – 50 mg / KgBB/ hari
8.8 Angina Plaunt Vincent : Antibiotik spectrum luas : Amoxicilin 3 x 500 mg selama
10 hari, pemberian Vitamin C dan Vitamin B kompleks.
8.9 Pemberian antitusif dan ekspektoran
8.10 Kortikosteroid : Dewasa : Dexametasone 3 x 0,5 mg selama 3 hari , Anak : 0,01
4/2

Dilarang Mengcopy Naskah Ini Tanpa Seijin WMM Puskesmas Kecamatan Pancoran
mg / kgBB dibagi dalam 3 x / hari selama 3 hari.
8.11 Tonsilitis Kronis :
8.11.1 Pemberian pengobatan simtomatis dan obat kumur disinfektan
8.12 Indikasi Tonsilektomi :
8.12.1 Indikasi Absolut
8.12.1.1 Pembesaran tonsil yang menyebabkan obstruksi saluran
nafas, disfagia berat, gangguan tidur dan komplikasi
kardiopulmonal
8.12.1.2 Abses Peritonsiler yang tidak membaik dengan pengobatan
medis dan drainase
8.12.1.3 Tonsilitis yang menyebabkan kejang demam
8.12.1.4 Tonsilitis yang membutuhkan biopsi PA
8.12.2 Indikasi Relatif
8.12.2.1 Terjadi 3 episode / lebih infeksi tonsil pertahun dengan terapi
antibiotik kuat
8.12.2.2 Halitosis akibat tonsillitis kronik yang tidak membaik dengan
pemberian terapi medis
8.12.2.3 Tonsilitis kronik / berulang yang tidak membaik dengan
pemberian antibiotik laktamase resisten.
9. Kriteria rujukan
9.1 Komplikasi tonsillitis akut
9.2 Adanya indikasi tonsilektomi
9.3 Pasien dengan tonsillitis difteri
2. Tujuan Prosedur in isebagai acuan dalam penatalaksanaan tonsilitis
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor 347 Tahun 2016 Tentang Penyusunan
Rencana Layanan Medis
2. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor 262 Tahun 2016 Tentang Hak dan
Kewajiban Pengguna
3. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor 365 Tahun 2016 Tentang Layanan Klinis
yang menjamin Kesinambungan Layanan
4. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor 180 Tahun 2016 Tentang Jenis-Jenis
Pelayanan Yang Tersedia di Puskesmas
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 tahun 2014TentangPuskesmas
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 5 tahun 2015 TentangPanduan Praktik Klinis
Bagi Dokter Pelayanan Primer
5. Langkah-langkah 1. Dokter melakukan anamnesa terarah, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
lain terhadap pasien yang sesuai guna mendiagnosa tonsilitis.
2. Dokter mendiagnosa tonsilitis.
3. Dokter memberikan tata laksana / resep sesuai dengan acuan diatas.
4. Dokter memberikan edukasi mengenai penyakit tonsilitis dan menjelaskan tentang
rencana pengobatan.
5. Dokter melakukan rujukan jika sudah terjadi komplikasi dan adanya indikasi untuk
tonsilektomi.
6. Apabila dicurigai tonsillitis difteri segera melaporkan ke Dinas Kesehatan dan segera
4/3

Dilarang Mengcopy Naskah Ini Tanpa Seijin WMM Puskesmas Kecamatan Pancoran
lakukan rujukan.
7. Petugas melakukan dokumentasi kegiatan yang dilakukan.
6. Unit Terkait Poli Umum, poli BPJS lansia, laboratorium, apotek

4/4

Dilarang Mengcopy Naskah Ini Tanpa Seijin WMM Puskesmas Kecamatan Pancoran

Anda mungkin juga menyukai