Kandungan Kimia
Pada umumnya, kumis kucing memiliki kandungan kimia berupa
alkaloid, saponin, flavonoid dan polifenol (Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 1987), zat samak, orthosiphon glikosida, minyak lemak, sapofonin,
garam kalium (0,6-3,5%) dan myoinositol (Hariana, 2005), serta minyak atsiri
sebanyak 0,02-0,06 % yang terdiri dari 6 macam sesquiterpenes dan senyawa
fenolik, glikosida flavonol, turunan asam kaffeat. Hasil ekstraksi daun dan
bunga Orthosiphon stamineus Benth. Ditemukan methylripariochromene A
atau 6-(7, 8-dimethoxyethanone). Juga ditemukan 9 macam golongan senyawa
flavon dalam bentuk aglikon, 2 macam glikosida flavonol, 1 macam senyawa
coumarin, scutellarein, 6-hydroxyluteolin, sinensetin (Yulaikhah, 2009).
Efek Farmakologi
Secara empiris daun kumis kucing telah digunakan oleh masyarakat
dalam pengobatan tradisional, antara lain sebagai peluruh air seni, mengobati
batu ginjal, mengobati kencing manis, penurun tekanan darah tinggi serta
mengobati encok (Hutapea, 2000). Pada prinsipnya kumis kucing digunakan sebagai diuretik,
ekstrak alkohol-air dari kumis kucing memicu urinasi dan
sekresi ion Na+ pada tikus (Wiart, 2006).
Sumber : http://dechacare.com/Nephrolit-P28-1.html
Sumber : Herawaty, Tety dan Ari Novianti. 2006. Kumis Kucing. Badan Pengawas Obat dan Makanan,
Direktorat Obat Aasli Indonesia. Halaman 4-13.
Dapus
Hutapea, J. R., 2000, Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I), Jilid 1, Departemen
Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI, Jakarta.
Hariana, A., 2005, Tumbuhan Obat dan Khasiatnya, Seri 2, Penebar Swadaya,
Jakarta.
Wiart, C., 2006, Medicinal Plants of The Asia-Pacific: Drugs for The Future?,
World Scientific Publishing Co. Pte. Ltd., Singapore.
Sumaryono, W., Proksch, P., Wray, V., Wote, L., dan Hartman, T., 1991,
Qualitative and Quantitative Analysis Of The Phenoline Constituents
from Orthosiphon aristatus, Journal Of Medicinal Plant Research, New
York Plants.