Anda di halaman 1dari 5

Anggota Kelompok 4

Lia Aprilliani (2008010110)


Icha Siti Aishah (2008010111)
Aditya Bayu Pamungkas (2008010112)
Eka Sherlly Oktaviani (2008010113)
Dhella Inanda Violetta (2008010114)
Indrilla Vena Aninditha (2008010115)
Akbar Yulianto (2008010116)
Putri Aulia Novianti (2008010117)
Salma Septia Amalia (2008010118)
Maulidia Latifah (2008010119)
Denisa Asta W (2008010120)
Setiana Rahmawati Amini (2008010121)
Risma Ayunisa (2008010123)
Deva Aldina Maria Q (2008010124)

RESUME MATERI FITOTERAPI PADA MUSCULOSKELETAL SYSTEM

A. MUSCULOSKELETAL SYSTEM
Musculoskeletal Disorders (MSDs) merupakan sekumpulan gejala atau
gangguan yang berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligamen, kartilago, sistem
saraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. MSDs pada awalnya menyebabkan
sakit,nyeri, mati rasa, kesemutan, bengkak, kekakuan, gemetar,gangguan tidur, dan
rasa terbakar (OSHA, 2000).
Kram kaki atau kejang otot pada kaki adalah berkontraksinya otot–otot betis
atau otot–otot telapak kaki secara tiba tiba. Otot sendiri merupakan bagian tubuh yang
berfungsi sebagai alat penggerak. Kram kaki banyak dikeluhkan ibu hamil, terutama
pada trimester ketiga, bentuk gangguan berupa kejang pada otot betis atau otot
telapak kaki. Kram kaki cenderung menyerang pada malam hari selama 1-2 menit.
Walaupun singkat,tetapi dapat mengganggu tidur, karena sakit yang menekan betis
atau telapak kaki (Syarifudin, 2011).

B. TANDA DAN GEJALA


MSDs ditandai dengan adanya gejala sebagai berikut yaitu nyeri, bengkak, kemerah-
merahan, panas, mati, rasa, retak, atau patah pada tulang dan sendi dan kekakuan,
rasa lemas atau kehilangan daya koordinasi tangan, susah untuk digerakkan
(Suma’mur, 2003).
C. Obat Herbal

Keloreena merupakan suplemen kesehatan alami berbentuk kapsul, yang


berkomposisikan 100% serbuk dan ekstrak tanaman daun kelor (moringga oleifera)
murni. Daun kelor merupakan salah satu tanaman herbal asli Indonesia yang terbukti
secara turun temurun mampu membantu mengobati beragam jenis penyakit. Bahkan
telah banyak penelitian yang dilakukan terhadap tanaman herbal yang satu ini terkait
kandungan nutrisi yang terdapat didalamnya

BV-Flow adalah obat herbal yang diproduksi oleh PT. Naturindo Fresh
dalam bentuk sediaan kapsul. BV-Flow mengandung bahan-bahan alami,
seperti ekstrak daun kemangi, ekstrak rimpang bangle, ekstrak daun dewa,
ekstrak daun sambiloto dan ekstrak herba pegagan. BV-Flow secara tradisional
digunakan untuk membantu memperbaiki sirkulasi darah. Dosis pemberian 2
kapsul, diminum 3 kali sehari. Cara Penyimpanan yaitu disimpan ditempat
sejuk dan kering, serta terhindar dari sinar matahari langsung.

1. SEREH(Cymbopogon nardus (L) Rendle)


Kandungan zat aktif daun sereh mengandung 1 % minyak atsiri dengan
komponen yang terdiri dari sitronelal (32-45%), geraniol (12- 25%), geranil asetat (3-
8%), sitronelil asetat (1-4%) 3). Kandungan lainnya yaitu myrcene (12-25%), diterpen,
metilheptanon, sitronelol, linalool, famesol, alkohol, aldehid, linalool, terpineol dan
lebih dari 12 komponen kecil lainnya.
Mekanisme minyak atsiri sebagai anti bakteri di daun sereh adalah dengan
mengganggu proses pembentukan dinding sel sehingga membran sel tidak terbentuk
dengan sempurna atau bahkan tidak dapat terbentuk.
Pembuatan minyak atsiri dilakukan dengan metode penyulingan langsung,
dengan proses sebagai berikut: (1) Penimbangan bahan yang akan dipreparasi; (2)
Perajangan/preparasi bahan yang akan disuling; (3) Bahan yang telah dipreparasi
selanjutnya dimasukkan dalam tangki penyulingan dan dilakukan penyulingan selama
4-5 jam; (4) Selama penyulingan berlangsung hasil uap yang terkondensasi dalam
kondensor ditampung yang selanjutnya dipisahkan antara minyak atsiri dan air dengan
menggunakan corong pisah. Hasil pemisahan minyak dimurnikan/dibebaskan dari
kandungan air menggunakan natrium sulfat anhidrida.

2. SUKUN (Artocarpi Altilidis Folium)

Tanaman ini memiliki kandungan niasin,vitamin C,riboflavin,serta karbohidrat


karbohidrat(Mustafa,A.M.,1998).Mekanisme kerja flavonoid yang terkandung dalam
daun sukun adalah menghambat kerja enzim siklooksigenase, dengan demikian akan
mengurangi produksi prostaglandin oleh asam arakidonat sehingga mengurangi rasa
nyeri yang disebabkan akibat kram. (Suryanto, 2012). proses pembuatannya bisa
dilakukan dengan metode maserasi lalu ditambah etanol dan direndam selama 24 jam
dan dilakukan sokletasi lalu diuapkan dengan rotary evaporator(Rizka et al,2020)

3. KELOR
Daun kelor (Moringa oleifera) banyak mengandung antioksidan. Antioksidan
yang terdapat dalam daun kelor diantaranya tanin, steroid, triterpenoid, flavonoid,
saponin, antarquinon, dan alkaloid (Kasolo et al, 2010).
Mekanisme kerja daun Kelor
1. Antiinflamasi
Mekanisme alkaloid yaitu menekan sel mast mengeluarkan histamin, menekan
monosit untuk sekresi IL-1 pada platelet. Sedangkan mekanisme saponin yaitu
menghambat terlepasnya zat proinflamasi yang distimulasi oleh LPS. Mekanisme
saponin yaitu menghambat kenaikan permeabilitas vaskular serta menghambat
pembentukan eskudat . Mekanisme flavonoid sebagai antiinflamasi yaitu menghambat
metabolisme asam arakidonat dan sekresi enzim lisosom dari sel neutrofil dan sel
endotelial.
2. Analgesik
Senyawa yang berperan sebagai analgesik pada daun kelor yaitu flavonoid, dengan
mekanisme kerja menghambat enzim siklooksigenase sehingga mengurangi produksi
prostaglandin dan mengakibatkan berkurangnya rasa nyeri
Daftar Pustaka

A. Bhattacharya, S. Kumar, S. Mishra, S. Patnaik, P. Sahu, and D. Agrawal. 2014. Analgesic


effect of ethanolic leaf extract of Moringa oleifera on albino mice. Indian Journal of
Pain. vol. 28. no. 2. p. 89.

A. Mittal et al., 2017. An experimental study to evaluate the anti-inflammatory effect of


Moringa oleifera leaves in animal models. International Journal of Basic & Clinical
Pharmacology. vol. 6. no. 2. p. 452.

Badan POM RI. 2008. Acuan Sediaan Herbal. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia

Bahan Pangan Alternatif. Jakarta : Universitas Kristen Indonesia

D. Simorangkir, J. Hutagalung, dan P. Tarigan. 2020. Uji aktivitas inflamasi ekstrak etanol
daun kelor (Moringa oleifera L .) terhadap tikus jantan (Galur wistar). Jurnal
Penelitian Farmasi Herba. vol. 2. no. 2.

Dwianggraini, R., Pujiastuti, P., dan Ermawati, T. (2013). Perbedaan efektifitas antibakteri
antara ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) dan ekstrak daun sirih hijau (Piper
betle L.) terhadap Porphyromonas gingivalis. Stomatognatic-Jurnal Kedok- teran
Gigi. 10(1): 1-5.

Gunawan. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi). Jakarta: Penebar Swadaya.

Kasolo, et al. 2010. Phytochemicals and Uses of Moringa oleifera Leaves in Ugandan Rural
Communities. Journal of Medical Plant Research. Vol. 4 (9) : 753-757.

Khairun,N,B.,Riyan,W.,Annis,A,P.,2019.Potensi Terapi Moringa oleifera (Kelor) pada


Penyakit Degeneratif.Lampung:Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Kurniawati. 2005. Uji Aktivitas Anti Inflamasi Ekstrak Metanol Graptophyllum griff Pada Tikus
Putih. Majalah Kedokteran Gigi Edisi Khusus Temu Ilmiah Nasional IV.

Marina Silalahi. 2021. Pemanfaatan Sukun (Artocarpus altilis) Sebagai Obat Tradisional dan

Murni dan Ludia Rustin. 2020. Karakteristik Kandungan Minyak Atsiri Tanaman Sereh
Wangi. UIN ALAUDDIN. Sulawesi Selatan ISBN: 978-602-72245-5-1

Mustafa, A.M., 1998, Isi Kandungan Artocarpus communis, Food Science, 9:23

Novita, W. (2016). Uji aktivitas antibakteri fraksi daun sirih (Piper Betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus Mutans secara in vitro. Jambi Medical Journal.
4(2): 141-155.Obat Tinggi. Diterjemahkan Oleh Kokasih Padmawinata.
Rahminiwati, M., Mustika, A. A., Zaim, A., dan Sutardi, L. N. (2015). Aktivitas antibakteri
ekstrak etanol dan destilat jahe dan sirih terhadap Mycoplasma gallisepticum dan
Escherichia coli. Jurnal Veteriner. 16(4): 513-519.

Rizka Wulan Cahya, Ira Sari Yudaniayanti, Prima Ayu Wibawati, Maya Nurwartanti Yunita,
Nusdianto Triakoso, Amung Logam Saputro.2020.Pengaruh Ekstrak Daun Sukun
(Artocarpus altilis) Terhadap Kepadatan Kolagen dalam Proses Penyembuhan Luka
Eksisi Tikus Putih (Rattus norvegicus).Surabaya : Universitas Airlangga

Robinson. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan

Simbolan, J.M., Simbolan, M., Katharina, N. 2007. Cegah Malnutrisi dengan


Kelor. Yogyakarta: Kanisius.

Suryanto, Edi. (2012). Fitokimia Antioksida . Surabaya: PMN.

Anda mungkin juga menyukai