Anda di halaman 1dari 18

SKK Penyehatan Air

TUJUAN SKK Penyehatan Air


1. Golongan Penegak dan Pandega
 Dapat memberikan penyuluhan tentang manfaat dan arti air bagi manusiat
 Dapat memberikan penyuluhan tentang tanda air bersih dan asal sumber air dan cara
mengatasi gangguan fisik (bau, warna, rasa).
 Dapat mengatasi/praktek membuat alat perbaikan kalitas air.
 Dapat membuat alat peraga/maket tentan galat penurun kadar besi, air gambut, alat
saringan air sederhana, alat pembubuh kaporit.
MATERI SKK Penyehatan Air
A. Manfaat Ar Bagi Manusia

Tubuh manusia mengandung 60-70% air dari seluruh berat badan, bila terjadi kehilangan
20% saja air dalam tubuh dapat mengakibatkan kematian. Sedangkan untuk minum
diperlukan air seanyak 3% dari berat atau sekitar 2,3 liter setiap hari.
B. Arti Air Sehat

Air sehat adalah air bersih yang dapat dipergunakan untuk kegiatan manusia dan harus
terhindar dari kuman-kuman penyakit dab bebas dari bahan-bahan kimia yang dapat
mencemari air bersih tersebut, dengan akibat orang yang memanfaatkan bisa jatuh sakit.

Akibat air yang tidak sehat dapat menimbulkan :


 gangguan kesehatan seperti : penyakit perut (kolera), diare, disentri, keracunan, dan
penyakit prut lainnya.
 penyakit kecacingan (cacing pita,, demam keong, cacing gelang, cacing kremi, kaki
gajah)
 gangguan tehnis seperti : pipa air tersumbat, pipa berkarat, bak air berlumut.
 gangguan dalam segi kenyamanan, seperti air keruh, air berbau, air rasa asam/asin,
dan timbul bercak kecoklatan pada kloset/WC, dan wastafel/tempat cuci tangan karena air
mengandung zat besi berlebih.
C. Tanda Air Bersih

Secara fisik dapat diebdakan melalui indera manusia antara lain :


 air tidak boleh berwarna harus jernih dan kelihatan dasar tempat air
 air tidak boleh keruh harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah, busa, dan
kotoran lainnya
 air tidak boleh berasa, harus bebas dari bahan kimia seperti bau busuk, bau belerang
 air harus sesuai dengan suhu sekitarnya, atau lebih rendah, tidak boleh suhunya
lebih tinggi.
D. Macam Asal Sumber Air

Air di bumi pada dasarnya makan proses pengulangan yang terus-menerus berupa proses
sirkulasi dari penguapan, peresapan, dan pengaliran. Air dari permukaan tanah dan laut
akibat panas matahari akan menguap, berubah menjadi awan, kemudian jatuh sebagai hujam
atau salju. Sebagian diserap tumbuh-tumbuhan dan sebagian diserap tanah menjadi air
tanah, yang sewaktu-sewaktu dapat memancar ke permukaan tanah bila lapisan tanah ada
yang lunak, menjadi mata air.

Sumber air dapat digolongkan menjadi :


1. air yang berasal dari angkasa contoh : air hujan, dan salju
2. air yang berasal dari permukaan : air sungai, telaga, waduk, danau, dll
3. air yang berasal dari tanah :
 air rembesan atau air tanah dangkal : air sumur gali
 air tanah dalam : sumur bor
 air artesis (air yang memancar cukup kuat ke atas)
 mata air (sumber air yang keluar ke permukaan tanah dan dapat mengalir
sandiri)
E. Perbedaan Air Bersih dan Air Kotor
0. Air kotor adalah air yang secara fisik tampak keruh, kehitam-hitaman/coklat,
menimbulkan bau, tidak jernih, berwarna gelap dan berasa asin/asam.
1. tampak banyak ikan yang mati disungai/laut dalam saat tertentu karena air
telah tercemar bahan kimia tertentu
2. pada air yang keruh bercampur lumpur maupun kotoran/bahan organik dari
akar-akar pohon sekitarnya dan ikan tidak bisa hidup, karena kurang udara/oksigen.
3. air sungai, danau, laut banyak mengandung sampah, busa, pada permukaan
air tersebut.
4. kadang-kadang air tampak jernih tetapi timbul bau busuk sepeti bau
belerang/telur busuk karena air mengandung belerang.
F. Kebersihan Air
0. Sumur Air
a. konstruksi sumur harus dijaga kebersihannya, tidak boleh berlumut,
bercak-bercak, kotoran pada lantai/dinding sumur dan ember/gayung
pengambil harus bersih
b. sekitar bangunan sumber air tidak boleh ada genangan air yang
dapat mencemari sumber air, jadi harus dialirkan melalui selokan.
c. lantai sumur dan sekitarnya harus dibuat agak miring supaya sisa air
dapat mengalir dan lantai tetap kering. Kemudian sisa air dan kotoran
dialirkan ke selokan peresapan, jangan ada comberan.
1. Tempat penyimpanan air
. harus terbuat dari bahan yang kedap air/tidak merembes dan mudah
tidak mudah berkarat seperti gentong, drum almunium, bak fiber, dll.
Semuanya harus memakai penutup
a. harus diletakkan pada tempat yang terkena cahaya matahari/terang
dan mudah dijagkau dan ada penutup supaya tidak mudah dihinggapi
serangga
b. harus dering dikuras setiap minggu 2 kali, mudah membersihkan dan
tidak ada comberan sisekitarnya serta diletakkan di tempat yagn kering
jangan lembab.
2. Desinfeksi

Desinfeksi : pemusnahan hama


Desinfeksi perlu guna menghancurkan kuman penyakit dan lain-lain jasad renik yang
membahyakan yang terdapat dalam air. Penghancuran jasad renik ini harus
sempurna, maka air yang perlu didesinfrksi harus jernih. Sesudah it, air harus
disimpan dalam wadah yang sepadan untuk mencegah pengotoran lagi. Termasuk
cara mendesinfeksi yang penting adalah merebus dan memberi khlor/kaporit
. Merebus

Merebus air setidaknya selama 5 menit (dalam arti lamnya mendidih,


bukannya dari mulai dipanasi) adalah cukup buat mendesinfeksi
a. Memberi khlor

Mencampuri air minum dengan ramuan yang mengandung khlor (kaporit)


untuk memberi bau khlor yang samar-samar sesudah kontak salama kurang
30 menit (air kurang lebih mengandung khlor residu 0,1 ppm) pada umumnya
adalah cukup, asal air tidak mengandung banyak banyak bahan organik dan
lumayan jernih. Dosis yang lebih tinggi diperlukan apabila airnya
mengandung banyak kotoran.
G. Penyakit yang ditularkan melalui air

Beberpa organisme yang dapat menyebabkan penyakit oada manusia berasal dari
kotoran/najis manusia yang menderita sakit. Untuk itu perlu pemeriksaan laboratarium agar
dapat diketahui jumlah bakteri golongan Koli dalam air. Dalam hal ini jumlah koli dalam air
tiap 100 ml harus nol atau 3.

Berikut jenis-jenis penyakit yang diteulrkan melalui air :


 penyakit perut : muntah berak/kolera, disentri, diare, demam thypoid/paratyphus,
hepatitis, tulafenia, poliomyekitis
 penyakit kulit : kudisan, panu, kadas, kurap, dan kulit bersisik.
 penyakit kecacingan : cacing tambang, cacing pita, cacing kremi, dan demam keong
 penyakit mata : trakhoma, infeksi mata
 penyakit keracunan : biru-biru pada bayi, muntah-muntah karena air mengandung
nitrat
 penyakit yang ditularkan melalui serangga : malaria, encephalitis/radang otak, kaki
gajah, demam berdarah, yellow fever.

SKK Pengawasan Kualitas Air

TUJUAN SKK Pengawasan Kualitas Air

1. Golongan Penegak dan Pandega


 Dapat memberikan penyuluhan tentang pentignya air bersih dan tanda-tanda air
bersih serta membedakannya dengan air kotor secara sederhana
 Dapat memberikan penyuluhan tentang penyakit yang disebabkan air kotor
 Dapat memberikan penyuluhan cara mengangkat/mengambil air dengan tidak
mengganggu kualitas air/mutu air.
 Dapat memberikan penyuluhan cara memperoleh air yang baik secara fisik dan
bekteriologis.
 Dapat memberikan penyuluhan cara memperoleh air bersih melalui proses kimia
tertentu
MATERI SKK Pengawasan Kualitas Air
A. Air Bersih
1. Pentingnya Air Bersih

Air bersih penting karena dibutuhkan oleh setiap makhluk hidup di alam ini seperti
manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Air kita pergunakan dalam kehidupan
kita sehari-hari, misalnya untuk mencuci, mandi, dll. Karena itu air tersbut harus
bersih, agar tidak terkena penyakit atau terhindar dari sakit.
2. Tanda-tanda Air Bersih

Air yang bersih itu berasal dari :


 Air sumur, air sumur pompa
 Air Ledeng/kran
 Air gunung, mata air, air danau dekat gunung
 Air yang telah dimasak.

Sedang tanda-tanda air yang bersih itu :


 airnya berwarna bening, jernih, tidak keruh
 rasa air tawar, tidak asam, asin, payau, dan tida sepet/kelat, dsb.
 tidak berbau amis, anyir, atau busuk
 airnya segar.

Adapun tanda-tanda air kotor itu biasanya :


 berwarna keruh, kotor, coklat, abu-abu, hitam, dll.
 biasanya berbau amis, anyir/busuk, dsb.
 banyak kotoran, sampah, daun-daunan, kaleng bekas dsb.
3. Air yang baik secara fisik artinya kita memperoleh air dari sumber air ang
baik dengan cara mengambil air dari :
a. Air Tanah
 diambil melalui sumur gali dengan memakai timba yang bersih atau
dengan menggunakan pompa air
 diambild ari sumur bor. Air Sumur bor biasaya jarang mengandung
bibit-bibit penyakit
 air yang dipakai untuk memancing agar pompa air dapat berjalan
haruslah air yang bersih
 air sumur, pada waktu banyak terjai penyakit muntah berak/kolera
harus diberi bubuk kaporit agar kuman penyakitnya mati.
b. Air Hujan
 air hujan yang jatuh dari langit sebelum ditampung harus disaring
dulu, dengan ijuk atau kain agar kotoran tidak ikut masuk ke dalam bak air.
 air yang tekah disaring harus ditmpung ditempat yang bersih, seperti,
tempayan, drum, bak semen, dsb. Tempat menampung air hujan harus
memakai tutup.
 air hujan yang telah ditampung diambil dengan timba atau kran yang
bersih
 air hujan yng dapt dibubuhi kapori, dan kapur tohor untuk membunuh
kuman penyakit, dan menambah enaknya rasa air hujan.
c. Air Ledeng
 diambil dari kran umum, bak-bak umum atau Hydran Air yang telah
disediakan oleh Perusahaan Air Minum pada tempat pemukiman
 tidak boleh diambil dari pipa-pipa air yang dibocorkan
 tidak boleh menyedot air dari pipa-pipa air dengan pompa air agar
kotoran dari luar tidak tersedot (terhisap)
4. Air yang baik secara bakteriologis adalah air yang mengalami proses :
semua air, air ledeng, air danau, air hujan, ai pompa yang akan diminum atau
membuat minuman/makanan, harus dimasak sampai mendidih agar kuman-kuman
penyakit dan racun dan air bisa hilang atau mati, sehingga air aman untuk diminum.
B. Pengambilan Air
1. mengambil dari sumber yang baik seperti air sumur gali, air pompa, mata air,
air gunung, dll
2. Menjaga agar tempat dekat sumber air/mata air, sumur pompa, dll harus
dipelihara dan dijaga agar tetap dan selalu bersih.
Caranya :
 tidak membuang kotoran-kotoran dan sampah dekat mata air, sumur dll.
 jangan mandi terlalu dekat dengan sumur
 ternak seperti ayam, kambing, kerbau tidak mengotori sumur, mata air, bak
penampungan hujan
 sumur harus mempunyai dinding, lantai sumur, bibir sumur, dan pagar.
 air hujan yang dipakai/ditampung harus disaring
 pohon sekeliling mata air jangan ditebang
3. Air diangkat/diambil dengan alat-alat/benda yagn bersih dan benar seperti :
 air sumur diambil dengan timba yang bersih atau dengan pompa air
 air ledeng diambil dari kran-kran air yang telah disediakan
 ember, tempayan, bak air untuk menampung dan menyimpan air harus
bersih dan mempunyai penutup
 ember, tempayan, bak air yang mempunyai sisa-sisa kotoran di dalamnya
harus dibersihkan agar air yang ditampung/disimpan tidak ikut kotor.
 gelas-gelas untuk minum juga harus bersih dan pakai tutup
 air mentah yang akan diminum harus dimasak lebih dahulu.
4. Cara pengambilan sample air.

Sample (contoh) air yang akan diambil dibedakan untuk pemeriksaan kimia dan
untuk pemeriksaan bibit-bibit/kuman-kuman penyakit yang terkandung dalam air.
. Untuk pemeriksaan kimia dan fisika
 contoh air, diambil dari masing-masing sumber air seperti mata air,
air
 sampel air yang diambil untuk diperiksa, pada botol air harus diberi
label atau keterangan tentang tanggal diambil, tempat sampel air diambil,
maksud pemeriksa (pemeriksaan kimia lengkap atau sebagian, keadaan dan
lingkungan sampel air.
 terhadap air kran dan air pompa, air dipompa atau dikeluarkan dari
kran selama 15 menit untuk membersihkan kotoran pada permukaan kran
atau pompa. Kemudia setelah air itu dibuang, air yang baru ditampung dalam
botol, jerigen, kantong, plastik, sebanyak 2 liter. Botol, jerigen, kantong
plastik harus punya tutup.
 terhadap air sumur, botol pengambil air diberi timah besi pemberat di
pantat botolnya. Kemudian ditenggelamkan ke dalam sumur. Demikian pula
terhadap mata air atau air danau.
 setelah air siap diambil, diberi label, sampel air dikirm ke
laboratorium perusahaan air minum, laboratorium Rumah Sakit atau
laboratorium Dinas Kesehatan.
a. Untuk pemeriksaan bibit-bibit penyakit/kuman penyakit
 jumlah air yag diambil anatara 100ml-500ml
 botol-botol yang dipergunkana untuk contoh aair harus bebas kuman
atau steril dan pakai tutup yang juga steril.
 kran-kran air, corong pompa harus dibuka (dikeluarkan airnya), lalu
dipanasi dengan api spiritus antara 5 – 10 menit agar kuman-kuman pada
mulut kran dan kran pompa mati.
 setelah itu botol yang steril dimasukkan air yang akan diperiksa
sebanyak 100ml – 500ml lalu tutup.
 botol sampel yang telah diapaki dan telah berisi air serta ditutup
diberi label/keterangan (tanggal pengambilan, tempat pengamiblan mata air
(kran-sumur-air (pompa)
 sampel air yang telah dimasukkan ke dalam botol sampel, ditutup
dan diberi label harus segera dikirim ke laboratarium tempat pemeriksaan
secepatnya. Tidak boleh lebih dari 12 jam – 24 jam dan untuk air limbah
harus kurang 6 jam.
 lalu dikirm ke laboratarium Rumah Sakit. Laboratarium Dinas
Kesehatan atau Laboratarium Perusahaan Air Minum.
5. Cara Memperoleh air bersih melalui proses Kimia (tertentu (kaporit, tawas,
kapur, tohor)
. air yang keruh/kotor, diberi tawas (A12 SO4) agar kotoran halus
yang mengambang dalam air dapat menggumpal menjadi butir kotoran yang
lebih besar, dan mudah mengendap dan juga diberi kapur tohor {Ca (OC12)}
a. air yang diberi tawas, dialirkan ke bak yang ada saringan kerikil,
ijukm dan pasir agar kotorannya tersaring.
b. air yang sudah disaring dialirkan ke dalam tempat pengampungan air
bersih dan kemudian diberi bubuk kaporit, agar air yang sudah jernih itu
kuman-lumnanya dapat mati/terbunuh.
susunan tempat pembubuh kaporti ini, dilengkapi dengna lapisan arang
batok kelapa agar bau dalam air yang telah disaring dan bau kaporit dapat
dihilangkan atau berkurang dan diberi pula lapisan ijuk agar kotoran sisa
dapat lebih tersaring.
c. air yang telah sidaring, diberi kaporit berait telah bersih dan dapat
dipergunakan untuk mandi, mencuci, dll. Terapi untuk minum air tersebut
harus dimasak.
d. ukuran bahan kimia yang diperlukan adalah untuk volume 20 liter
dibutuhkan :
 tawas = 4 gram
 kapur tohor = 4 gram
 kaporit = 0,2 mg
e. air yang diberi kapur tohor dan tawas dibiarkan selama 5 – 10 menit
6. syarat kualitas air dan kualitas air yang baik secara fisik.
. Syarat Fisik
 tidak berwarna, artinya air itu jernih, bening dan tidak keruh/kotor
 tidak berasa, artinya air itu tidak asin, asam, payau, sepet/kelat,dsb
 air tersebut segar artinya suhu air tersebut tidak melebihi suhu udara
luar.
 tidak berbau artinya air tersebut tidak berbau amis, anyir,busuk,
menyengat, dll.
a. Syarat Kimia :
 tidak mengandung bahan-bahana] kimia beracun seperti timah hitam
(Pb), air Raksa (Hg)
 kadar kimia unsur-unsur lain seperti besi (Fe), Mangan (Mg) dan
lainnya tidak melebihi syarat yang telah ditetapkan.
 derajat keasaman air harus normal tidak boleh terlalu asam atau
terlalu basa. Tanda derajat keasaman itu ditandai denan pH (yang baik
adalah 6,5-8p pm).
 tidak mengandung racun seperti bekas racun tikus, nyamuk,
pestisida, dll.
b. Syarat Bakteriologis :

Tidak mengandumg bibit penyakit seperti bibit penyakit kolera, tipus, disentri,
kencing tikus, dll.

Cara membedakan kualitas air yang baik secara fisik :


c. warna jernih dan bening : dapat ditentukan dengan melihat dasar
tempat air ditampung
d. tidak berbau : dilakukan dengan menciumnya.
e. rasa air tawar : dirsai melalui mulut atau dicicipi dengan ujung lidah
f. air segar : dirasakan dengan tangan dan mulut
C. Pemeriksaan Air
1. Dengan alat yang sederhana :
. Kekeruhan
 air dimasukkan ke dalam gelas atau tabung yang bening, warna air
keruh dan warna gelas yang putih dan ebing tampak berbeda
 kalau dalam kolam air atau bak mandi, diberi pecahan piring yang
berwarna putih di dasar kolam, apabila pecahan piring yang ada di dasar
kolam/bak yang berisi air terlihat dengan jelas berarti air itu jernih.
a. Rasa :

Dapat dicicipi melalui lidah kita, apakah terasa asam, asin, pahit, payau,
kelat, tawar, dsb.
b. Bau :

Dapat diketahui melalui indera penciuman kita, apakah amis, anyir, atau bau
busuk, pada tempat air dtampung.
c. Kesadahan atau air yang lemak :

Dapat diketahui apakah air tersebut kalau dipakai mandi terasa licin, atau
mengeluarkan busa atau tidak. Kalau air itu licin atau tidak berbusa kena
sabun berarti air itu sadah, artinya banyak mengandung kapur.

Selain itu, Air yang tidak berbusa atau tidak berbuih tersebut juga bisa
disebabkan karena mengandung zat kimia tertentu seperti Garam Kalsium
(Zat Kapur), atau Garam Magnesium (Zat Mesiu) dalam kadar yang
berlebihan. Biasanya dinyatakan dalam derajat jerman (75 derajat jerman).
Cara menghilangkannya :
 dipanaskan/dimasak (untuk garam calcium dan Mg )
 disemprotkan ke udara agar kontak dengan udara
 disaring dengan pasir dan pengolahan tertentu.
2. Pemeriksaan pH air :
. Dengan komperator
 Sediakan komperator dengan yang mempunyai 2 (dua) tabung
 isikan tabung pertama dengan air yang akan diperiksa dan bubuhi
zat penunjuk seperti Ortolidine, Brom, thimal Blue dan Phenol Red
 isikan tabung kedua dengan air yang sama tetapi tidak dibubuhi
bahan yang disebut diatas
 kadua tabung dimasukkan ke dalam tempat pada komperator dan
perhatikan perbedaan warna menurut nomor (angka) yang ditunjukkan pada
kedudukan wrna penduga yang sama.
a. Menaikkan pH air
 memberikan kapur tohor atau
 diberi abu dapur, abu gosok atau sekam yang telah dibakar

Jumlahnya menurut banyaknya air atau menurut kadar ph-nya. Misalnya


untuk pH air ….. Untuk Volume air 1 m3, diberi tohor sebanyak … gram.
D. Penyakit yang Disebabkan Air Kotor

Di dalam air bibit-bibit penyakit dapat hidup. Air juga dapat membawa bibit-bibit penyakit
maupun bibit serangga, seperti nyamuk, lalat, sebagainya. Oleh karena itu, macam-macam
penyakit itu :
 penyakit kulit seperti gatal, kutu air, kudisan kran, air pompa, air sumur sebanyak 2
(dus) liter. Diamsukkan ke dalam botol dan kantong air yang bersih.
 air yang diambil contoh (sampelnya) tidak boleh disimpna lebih dari 72 jam sejka
diambil s/d diperiksa di laboratarium pemeriksaan air.
 penyakit disentri, muntah berak, kolera, mencret typus.
 penyakit cacing Schitoma
 penyakit kuning karena air kencing tikus

SKK Pengamanan Pestisida


TUJUAN SKK Pengamanan Pestisida

1. Golongan Penegak dan Pandega

Pramuka golongan penegak dan pandega dapat mengaplikasikan dan memberi contoh
(menyuluh) hal-hal yang penting tentang pestisida seperti :
 masuknya pestisida ke dalam tubuh manusia
 cara menyimpan pestisida
 cara membuang limbah pestisida
 pertolongan pertama pada korban keracunan pestisida
MATERI SKK Pengamanan Pestisida
A. Pengertian Pestisida

Pestisida adalah bahan beracun yang digunakan untuk membunuh hama, misalnya nyamuk,
lalat, kecoa, tikus, dsb. Tetapi pestisida dapat menyebabkan keracunan bagi manusia bila
penggunaannya kurang hati-hati.

Pestisida ini sangat banyak jenisnya, ada yang dipergunakan di bidang kesehatan
masyarakat, (dalam rumah tangga), pertanian, perkebunan, juga digunkana sebagai bahan
pengawet. Beberapa pestisida rumah tangga yang dijual di toko-toko dan kios pestisida
penggunaannya langsung disemprotkan dengan wadahnya, karena sudah dikemas dalam
kemasan yang siap pakai.
B. Manfaat dan Bahaya Pestisida

Seperti yang dijelaskan sebelumnya di atas, pestisida merupakan bahan yang berbahaya
meski dalam kehidupan sehari-hari pestisida banyak bermanfaat bagi manusia, misalnya
untuk membunuh nyamuk, lalat, kutu, dll. Namun pestisida juga dapat sangat berbahaya bagi
manusia, seperti keracunan, bahkan tidak jarang sampai terjadi kematian. Dalam
penggunaannya yang tidak hati-hati serta tidak sesuai standar dan anjuran pemakaian, maka
resiko dari dampak pestisida tidak hanya buruk bagi manusia namun juga bagi lingkungan
sekitar.

Adapun bahaya terhadap lingkungan ini dapat berupa :


1. mencemari sumber air minum (misalnya : sumur, tempat minum, dsb)
2. mencemari sungai
3. mencemari udara terutam udara dalam ruangan
4. mencemari bahan-bahan makanan, misalnya sayur-sayuran, buah-buahan
dll)
5. mencemari tanah/lantai bila terjadi tumpahan pestisida atau membuang
bekas pestisida secara sembarangan

Oleh karena itu, penggunaan pestisida apapun jenisnya harus selalu berhati-hati. Mulai
dari cara penyimpanan, penggunaan, sampai cara membuang limbah pestisida harus
mengikuti petunjuk-petunjuk yang telah ditetapkan.
6. Cara-cara Penyimpanan Pestisida Secara Aman
a. Simpan pestisida dalam kotak/lemari khusus pestisida yang tidak
mudah dijangkau oleh anak-anak dan dapat dikunci.
b. Jangan pernah menyimpan pestisida di dapur, atau ruang
makan/lemari makan.
c. Jangan pernah menyimpan pestisida bersama-sama dengan bahan
makanan, seperti beras, sayur-sayuran, dll.
d. Alat Semprot harus disimpan dengan memperhatikan butir 1-3.
7. Cara-cara Penggunaan Pestisida Secara Aman
a. Cara-cara menghindari bahaya pestisida terhadap manusia :
 gunakan pestisida bilamana perlu saja.
 bila terpaksa harus menggunakan pestisida harus mengikuti
petunjuk-petunjuk yang tercantum pada “label” (yang tertera pada wadah
pestisida)
 gunakan pakaian pelindung saat menggunakan pestisida.
 jangan menyemprot pestisida dekat dengan makanan/bahan
makanan.
 segera dicuci apabila ada anggota badan yang terkena percikan
pestisida saat digunakan.
 simpanlah pestisida beserta peralatannya dengan segera di tempat
yang aman.
b. Cara-cara menghindari pencemaran pestisida terhadap lingkungan :
 tidak menggunakan wadah/tempat pestisida untuk keperluan lain,
misalnya untuk tempat minyak goreng, dsb.
 harus dihancurkan bekas wadah pestisida dan ditanam
 jangan menyemprot di dalam ruangan yang ada penghuninya
 bersihkan tumpahan pestisida pada lantai dengan cara menguruk
dengan pasir, selanutnya pasir tersebut dikumpulkna dan ditanam dalam
tanah.
 bila mencuci alat-alat bekas pestisida, hati-hati jangan sampai
mencemari sumur maupun sumber air minum lainnya
 bersihkan badan atau anggota badan bila terkena percikan pestisida
 cepat-cepat dibuang (ditanam) bila menemui pestisida yang bocor.
8. Cara Membuang Limbah Pestisida
1. Limbah pestisida harus ditanam atau dikubur dalam tanah yang jauh
dari sumber air seperti sumur. Tidak boleh dibuang di kali, halaman, dan
kebun.
2. Pemusnahan limbah pestisida bisa dilakukan cara dibakar dengan
suhu tinggi (melalui incubator) maupun ditanam setelah dihancurkan terlebih
dahulu. Jangan dibuang disungai atau sitanam begitu saja.
3. Pemusnahan dengan cara dibakar kerugiannya dapat menimbulkan
pencemaran udara juga memerlukan biaya yang mahal. Oleh karena itu
pemusnahan yang sering dilakukan, yaitu dengan cara ditanam (dikubut),
selain biayanya yang murah juga praktis dilakukan
4. Pemusnahan dengan cara ditanam harus diperhatikan jangan
sampai menibulkan pencemaran pada air tanah. Untuk itu harus diperhatikan
hal-hal berikut :
 tempat penguburan hendaknya diperhatikan, tinggi air tanah sewaktu
musim hujan (tidak boleh kurang dari 3 meter dari permukaan tanah).
 harus jauh dari tempat tinggal penduduk, yaitu kira-kira sejauh
minimal 100 meter.
 dalamnya lubang tidak boleh lebih dari 1 meter.
 dalam melakukan penguburan agar dicampur dengan kapur
secukupnya sebelum ditutup kembali dengan tanah untuk menetralisir sisa-
sisa pestisida.
9. Keracunan dan Penanganan Korban Keracunan Pestisida
0. Cara Masuknya Pestisida

Masuknya pestisida pada tubuh manusia melalui tiga jalan :


a. Jalan yang pertama melalui mulut

Umumnya kejadian ini karena karena kecelakaan (bunuh diri)


maupun karena ketidaktahuan manusia atas bahaya pestisida,
misalnya lupa untuk membersihkan tangan sebelum makan sesuatu,
dsb.
b. Jalan yang kedua melalui jalan nafas

Pestisida yang masuk lewat jalan ini, biasanya dalam benetuk uap
pestisida maupun bentuk titik-titik (partikel), cairan pestisida yang
oleh permukaan paru-paru selanjutnya diserap dan diedarkan ke
seluruh tubuh.
c. Jalan yang ketiga melalui permukaan kulit

Bila permukaan kulit kena pestisida, maka akan segera diserap ke


seluruh tubuh melalui pembuluh/rambut-ramut darah dan lebih-lebih
jika ada luka pada kulit, misalnya korengan, luka-luka kecil, dsb,
maka akan lebih cepat diserap ke seluruh tubuh.
1. Gejala-gejala dan tanda-tanda keracunan pestisida

Pada umumnya pestisida dibagi dua bagian besar, yaitu pestisida golongan
organik, dan golongan anorganik. Jenis Pestisida yang paling sering
digunakan di masyarakat adalah gol. organik sintetik :
. Gol. organo khlorin

Sifat : relatif sangat beracun, juga di alam mempunyai sifat yang


tidak mudah terurai (persisten) sehingga membahayakan lingkungan
hidup. Di dalam tubuh manusia pestisida golongan ini secara
kumulatif dapat disimpan dalam jaringan lemak, sehingga orang bisa
keracunan setelah titik kejenuhan di dalam jaringan lemak tersebut
dilampaui.
Pestisida yang termasuk ke dalam golongan ini adalah : DDT,
Dieldrin, Endrin, Khlordan, BHC, dsb.
a. Gol. orhano phosphat

Sifat : mudah terurai di alam (tidak persisten) dan tidak disimpan


secara kumulatif dalam jaringan lemak (dalam tubuh manusia),
sehingga sifatnya ini orang sering menggunakan pestisida golongan
ini. Akan tetapi pestisida golongan ini di dalam tubuh manusia dapat
menurunkan kadar kholinesterease darah. Oleh karenanya orang
yang terpapar pestisida ini akan mengalami gangguan fungsi
syarafnya.
Pestisida yang termasuk golongan ini adalah : malathion, diazinon,
abate, fenethrotion, dsb.
b. Gol. organo karbamat

Sifat : baik pada lingkungan maupun reaksinya di dalam tubuh


manusia pada umumnya adalah sama, tetapi pengaruh terhadap
penurunan kadar kholinestrease darahnya adalah lebih ringan
dibandingkan pengaruhnya oleh organo phospat.
2. Pertolongan pertama Penderita Keracunan Pestisida

Pertolongan pertama bagi penderita harus cepat-cepat dilakukan sebelum


pengobatan. Hal ini untuk mencegah terjadinya kematian pada penderita
apabila terlambat menangani pasien. Untuk itu pertolongan pertama perlu
dilakukan dengan cara :
. pindahkan korban di tempat udara yang bersih dan jauh dari
pestisida
a. bila kontak dengan badannya, maka lepaskan baju yang
terkena pestisida selanjutnya penderita dimandikan dan dikeramasi
dengan sabun dan air, jika ada kontaminasi kulit dan rambut
b. bila mengenai mata, maka mata harus dicuci dengan air
mengalirlebih kurang 10 menit dan hati-hati jangan sampai terkena
pada mata lainnya.
c. bila tertelan, maka bersihkan mulut dan hidung serta
usahakan agar penderita memuntahkan isi lambungnya. Hal ini bisa
dilakukan dengan meminumkan air hangat yang dicampur dengan
garam dapur.
d. letakkan posisi kepala lebih rendah dari lambung sehingga
memudahkan untuk mengeluarkan isi lambung masuk ke saluran
pernapasan.
e. bila dalam perjalanan menuju raumah sakit pernapasan
penderita berhenti, maka lakukan napas buatan.
f. bila jantung/ nadi berhenti berdenyut, lakukan pijat jantung
dan dengan menekan dada kiri berulang-ulang.
g. bila terjadi kejang-kejang berikan sendok antara lidah dan
langit-langit mulut agar lidah tidak tergigit/menyumbat tenggorokkan.

SKK Penyehatan Makanan & Minuman


1. Bahaya Dan Tanda-Tanda Keracunan Makanan
1. bahaya keracunan makanan adalah :
a. Sumber, dapat menularkan kepada orang lain dengan berperan sebagai
cairan (pembawa kuman), dimana yang bersangkutan tidak sakit tetapi
dapat menyebarkan penyakit kepada orang lain.
b. Kehilangan produktifitas karena tubuh menjadi lemah, kesadaran
menurun, dan gangguan kesehatan lainnya sehingga tidak dapat bekerja
secara optimal dan menyebabkan kehilangan pendapatan atau
penerimaan keluarga.
c. Pemborosan ekonomi karena akibat dari keracunan yang bersangkutan
harus mengeluarkan biaya pengobatan dan rehabilitasi.
2. tanda-tanda umum keracunan
a. Keracunan infeksi bakteri biasanya ditandai dengan demam, sakit
kepala, mual, sakit perut, dan diare.
b. Keracunan karena toksi bakteri biasanya ditandai dengan demam, sakit
kepala, mual, sakit perut, disertai dengan lemah badan. Diare kadang
tercampur dengan darah.
c. Keracunan kimia akibat pestisida atau logam berat, ditandai dengan
badan lemah, kesadaran menurun, tubuh dingin, mual muntah, kadang
mulut berbusa, biasanya menimbulkan kematian.
d. Keracunan karena racun alam ditandai dengan demam, sakit kepala,
mual, sakit perut, kejang, sakit otot, dan kadang diare.
3. tindakan darurat yang harus dilakukan adalah :
1.Pemberian cairan basa
2.Pemberian zat penawar
3.Pemberian cairan asam
4.Segera dibawa ke dokter / puskesmas / RS
5.Mengamankan sisa makanan untuk diperiksa di laboratorium
6.Melaporkan kejadian keracunan kepada sarana pelayanan kesehatan

1.Hygiene Sanitasi Makanan


1. hygiene sanitasi makanan adalah upaya kesehatan dan kebersihan
unutuk mengendalikan faktor makanan, orang, tempat, dan
perlengkapannya yang dapat menimbulkan penyakit / gangguan
kesehatan atau keracunan makanan.
2. Emapat aspek hygiene sanitasi makanan
a. kontaminasi : masuknya zat asing ke dalam makanan yang tidak
dikehendaki (bakteri, jamur, virus, rambut, debu, tamah, pupuk,
perstisida, dan radioaktif)
b. keracunan : timbulnya gejala klinis suatu penyakit atau gangguan
kesehatan lainnya akibat mengonsumsi makanan yang tidak sehat.
Keracunan dapat terjadi karena :
- bakteriotogis
- kimia
- pembusukan
- pemalsuan
c. cara pengolahan : agar menghasilkan makanan yang bersih, sehat,
aman, dan bermanfaat bagi tubuh maka diperlukan pengolahan yang baik
dan benar. Makanan perlu diolah dan disimpan secara baik menurut jenis
dan macamnya.
1. hygiene perorangan
a. pegertian hygiene perorangan adalah upaya kesehatan yang dilakukan
oleh setiap orang untuk memperoleh kesehatan jasmani, sosial, dan
mental yang optimal. Hygiene perorangan merupakan kunci keberhasilan
dalam mengolah makanan yang aman dan sehat.
b. Prinsip hygiene perorangan, dalam penerapannya sebagai berikut :
mengetahui sumber pencemaran dari tubuh yaitu :
- sumber cemaran utama : hidung, mulut, telinga, isi perut, dan kulit.
- Sumber cemaran lain : luka terbuka, bisul / nanah, dan rambut.
- Sumber cemaran karena perilaku : tangan yang kotor, rambut, lubang
hidung, telinga atau sela-sela gigi, batuk, bersin, atau percikan ludah
akibat meludah sembarangan, menyisir rambut dan cincin yang dipakai
(kecuali cincin kawin yang polos).
- Sumber cemaran karena ketidaktahuan : pemakaian bahan palsu,
bahan rusak, pewarna bukan untuk makanan serta pemakaian borax
untuk pembuatan bakso.
1. titik kendali kritis (TKK) hygiene sanitasi makanan
a. pemilihan bahan
- bahan dipilih yang bersih, segar, dan bebas bahan berbahaya dan
beracun seperti pestisida, kotoran manusia, logam berat, dan sebagainya.
- Segera diolah apabila tidak ada fasilitas penyimpanan dingin.
- Semua bahan harus yang masih baik dan utuh.
b. penyimanan bahan
- suhu penyimpanan sesuai dengan keperluannya.
- Waktu penyimpanan sesingkat mungkin untuk mencegah kerusakan dan
penurunan mutu.
- Hindari suhu danger zone yaitu antara 10o C – 60o C.
- Sirkulasi penyimpanan sisten FiFo (first in first out).
c. Pengolahan
- cuci bahan dengan air bersih sehangga mengurangi pencemaran
- masak dengan suhu 100o C, sehingga kuman patogen mati
- lindungi penjamah makanan agar tidak mencemari makanan
- waktu masak harus dekat dengan waktu makan dan tidak lebih dari 4
jam jaraknya
d. penyimpanan makanan
- usahakan makanan masak tidak disimpan lebih dari 6 jam
- jika harus disimpan suhunya < 10o C atau > 60o C
- lindungi makanan dari pencemaran kembali dan pencemaran silang
e. penyajian
- segerakan sajikan makanan dalam keadaan panas pada suhu >60o C
atau dengan keadaan dingin < 10oC
- tidak boleh disimpan lebih dari 8 jam
- tidak mencampur makanan baru dengan makanan sisa penyajian
- lakukan uji organoleptik (merasakan) uji coba biologi sebelum disajikan
f. pengangkutan
- lindungi dari cemaran kimia, serangga, atau percikan ludah sewaktu
menata dan membawa makanan.
- Gunakan kendaraan pengangkut makanan khusus.
- Peralatan wadah makanan tidak melarutkan zat beracun ke dalam
makanan.
1.Pertolongan Pertama Penderita / Tersangka Keracunan
Pestisida
Untuk pertolongan pertama penderita keracunana pestisida adalah
sebagai berikut :
1. pindahkan penderita di tempat udara yang bersih dan jauh
dari pestisida.
2. bila pestisida kontak dengan badannya maka lepaskan baju
yang terkena pestisidas selanjutnya penderita dimandikan dan
dikeramasi dengan sabun dan air, jika ada kontaminasi kulit dan
rambut.
3. bila pestisida mengenai mata maka mata harus dicuci melalui
air yang mengalir lebih kurang selama 10 menit dan hati-hati
jangan sampai terkena pada mata lainnya.
4. bila pestisida tertelan maka bersihkan mulut dan hidung serta
usahakan agar penderita memuntahkan isi lambungnya. Hal ini bisa
dilakukan dengan meminumkan air hangat yang dicampur dengan
garam dapur.
5. letakkan posisi kepala lebih rendah dari lambung sehingga
memudahkan untuk mengeluarkan isi lambung masuk ke saluran
pernapasan.
6. bila dalam keadaan menuju rumah sakit pernapasan
penderita berhenti maka lakukan napas buatan.
7. bila jantung atau nadi berhenti berdenyut lakukan pijat
jantung dengan menekan dada kiri berulang-ulang.
8. bila terjadi kejang-kejang berikan sendok antara langit-langit
mulut dengan lidah agar lidah tidak tergigit/menyumbat
tenggorokan
1. Pengobatan Keracunan Pestisida
Pengobatan keracunan pestisida hanya bisa dilakukunoleh dokter atau
petugas kesehatan yang sudah dicaya dapat memberikan pengobatan
keracunan pestisida, setelah dilakukan pertolongan pertama pada
penderita maka segeralah penderita tersebut dibawaw ke rumah
sakit/puskesmas/dokter terdekat untuk diberikan pertolongan lebih
lanjut.
1. Pemyuluhan Pada Masysrakat
Wadah bekas pestisida tidak boleh untuk dipergunakan bagi keperluan
lain, misal: wadah minyak goreng, tempat minum atau tempat-tempat
lainnya karena kalau kita tidak waspada kita akan terkena racun pestisida
tersebut.
Setiap wadah pestisida harus dimusnahkan dan yang terpentimg harus
diperhatikan bahwa selama pemusnahan agar dilakukan secara aman,
dalam arti tidak menimbulkan bahaya terhadap manusia maupun
lingkungan.
Pemusnahan tersebut bisa dilakukan dengan cara dibakar dengan suhu
tinggi (melalui incubator) maupun ditanam setelah dihancurkan terlebih
dahulu. Jangan dibuang di sungai atau ditanam begitu saja.
Pemusnahan dengan cara dibakar kerugiannya selain dapat menimbulkan
pencemaran udara juga memerlukan biaya yang mahal. Oleh karena itu,
pemusnahan yang sering dilakukan yaitu dengan cara ditanam atau
dikubur, karena selain biayanya murah juga praktis.
Harus diperhatiakan, jangan sampai menimbulkan pencemaran pada air
tanah. Oleh karena itu, selama melakukan penguburan wadah pestisida
harus diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1.
1. tempat penguburan hendaknya diperhatikan, tinggi air tanah sewaktu
musim hujan (tidak boleh kurang dari 3 meter dari permukaan tanah).
2. Harus jauh dari tempat tinggal penduduk, yaitu kira-kira sejauh
minimal 100 meter.
3. Dalamnya lubang tidak boleh lebih dari 1 meter.
4. Dalam melakukan penguburan agar dicampur dengan kapur
secukupnya sebelum ditutup kembali dengan tanah untuk menetralisir
sisa-sisa pestisida.
SKK Penyehatan Perumahan

TUJUAN SKK Penyehatan Perumahan

1. Golongan Penegak dan Pandega


 Dapat mengaplikasikan Rumah Sehat secara sederhana di keluarganya
 Dapat mengaplikasikan bagaimana membuang sampah dan kotoran dengan benar
 Dapat memberikan contoh perbedaan sampah dan kotoran dengan benar
 Dapat membuat contoh rumah sehat secara sederhana
 Dapat memberikan contoh bagaimana membuang sampah dan kotoran dengan
benar
 Dapat memberikan penyuluhan tentang rumah bersih dan kotor
MATERI SKK Penyehatan Perumahan
Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok kita sehari-hari serta untuk berteduh apabila terjadi
panas dan hujan, sebagai tempat berlindung kita. Rumah juga dapat menimbulkan beberapa risiko
penyakit termasuk bahaya radiasi dan pencemaran udara apabila setiap harinya tidak bersih. Agar
penghuni rumah terhindar dari penyakit-penyakit tersebut, maka diperlukan kondisi kualitas
kesehatan lingkungan rumah yang baik.
Rumah dan Perumahan memiliki makna yang berbeda. Rumah adalah bangunan sebagai tempat
tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Sedangkan Perumahan adalah kelompok rumah
yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana
lingkungan.
A. Rumah Sehat secara sederhana
1. Rumah yang memiliki ruangan terpisah untuk keperluan hidup sehari-sehari,
dengan ukuran yang memadai, yaitu :
 ruang makan
 kamar tidur
 dapur
 kamar mandi
 kakus/WC
 tempat cuci pakaian
2. Setiap ruangan diatur dengan baik, sehingga mudah dan tidak terlalu jauh
untuk dijangkau.
Ruangan tidur orang tua dan anak dewasa harus terpisah.
3. Sinar matahari dapat masuk ke rumah, terutama pada pada pagi hari dan
pada malam hari ada cahaya lampu listrik atau lampu lainnya yang cukup untuk
pencahayaan. Sehingga berguna untuk kelancaran kegiatan keluarga, seperti
membaca, menjahit, dsb. Rumah sehat memiliki Suhu antara 18o – 30 derajat C.
4. Terdapaat jendela yang selalu terbuka pada siang hari dan terdapat lubang
angin (ventilasi).
Jendela dan lubang angin harus dibuat menghadap arah angin. Ruang dalam rumah
harus cukup agar pertukaran udara dapat terjadi dengan lancar dan rumah selalu
tampak segar. Sebab apabila tidak terdapat pertukaran udara dalam rumah maka
ruangan rumah akan menjadi pengap, lembab, dan terasa panas.
5. Tersedia sarana-sarana sebagai berikut :

Air Bersih (Contohnya : air bersih yang berasal dari sumur gali, sumur pompa tangan,
mata air, air ledeng, dll.), Kakus/WC, Tempa sampah (Contoh : tempat sampah yang
terbuat dari kotak kayu, ember, tong plastik, karung, keranjang sampah, dll),
6. Bengunan rumah harus cukup kuat, lantainya mudah dibersihkan dan tidak
mudah untuk bersarang tikus. Bangunan yang kuat akan memberikan kemananan
bagi penghuninya.
Lantai Rumah dapat terdiri dari :
 ubin
 plesteran
 tanah yang dipadatkan

Bahan bangunan tidak terbuat dari bahan yang berbahaya bagi kesehatan,
dindingnya pun harus kuat dan tidak lembab serta berwarna cerah. , Lantainya harus
kedap air untuk menjaga kelembaban rumah agar tidak berlebih, sehingga rumah
pun menjadi tidak pengap, mudah dibersihkan, dan tidak ditumbuhi jamur/lumut.

Di samping itu, letak dapur harus diperhatikan sehingga asap dapur tidak dapat
masuk keruangan lain dalam rumah. Peletakkan dari perabotan rumah tangga juga
harus diatur dengan baik, agar tidak mudah untuk bersarang tikus.
7. Ukuran-ukuran untuk rumah sehat seharusnya adalah :
 Lubang angin/ventilasi sebaiknya tidak kurang dari 1/20 luas lantai
 Kamar tidur

Tinggi langit-langit tidak kurang dari 2,75 m dari lantai

Luas kamar tidur harus berpedoman pada :


Jumlah Orang Luas Minimum Keterangan
1 4,5 m2
1,5 6,0 m2 1/2 org anak = anak usia 1-10 thn
2 8,0 m2
 Luas dapur minimum adalah 4 meter persegi. Bila penghuni rumah tidak
lebih dari 2 orang, tidak boleh kurang dari 3 meter persegei.
 Kakus : 1 kakus tidak boleh dipergunakan lebih dari 5 orang (bila kakus
menjadi satu dengan kamar mandi). Kalau kakus terpisah, tidak boleh lebih dari 7
orang.
B. Bagaimana seharusnya membuang sampah dan kotoran
1. Membuang sampah

Membuang sampah harus dilakukan pada tempatnya. Selain itu, sampah dapat
dibuang pada lubang yang sengaja dibuat kemudian ditimbun apabila lubang tersebut
sudah penuh. Di perkotaan, sampah harus dibuang pada tempat-tempat
penampungan sampah yang disediakan oleh pemerintah sehingga memudahkan
bagi petugas pengangkut sampah untuk mengangkutnya kemudian diangkut ke
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) untuk kemudian diolah lebih lanjut.
Sampah juga saat ini mulai menjadi bahan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Dengan kemajuan saat ini, sampah banyak dimanfaatkan untuk keperluan lain
misalnya diolah menjadi pupuk (sampah organik), diolah menjadi aksesoris-aksesoris
(seperti asbak, tas cantik, gantungan kunci, dll), serta barang lainnya sesuai dengan
keinginan dan kemampuan yang dimiliki.
2. Membuang kotoran/buang air besar

Membuang kotoran atau BAB hendaknya pada tempatnya yaitu, Kakus/WC/Jamban.


Hal ini bertujuan agar lingkungan kita tetap bersih dan terhindar dari berbagai
penyakit menular.
C. Perbedaan Rumah Bersih dan Rumah Kotor

Rumah Bersih adalah rumah yang terlihat selalu bersih, baik dari kotoran, sampah maupun
denu pada perabotan rumah tangga dan halaman rumah. Sedangkan Rumah Kotor aalah
rumah yang di dalam maupun pekarangannya banyak sampah berserakan.

Anda mungkin juga menyukai