Tubuh manusia mengandung 60-70% air dari seluruh berat badan, bila terjadi kehilangan
20% saja air dalam tubuh dapat mengakibatkan kematian. Sedangkan untuk minum
diperlukan air seanyak 3% dari berat atau sekitar 2,3 liter setiap hari.
B. Arti Air Sehat
Air sehat adalah air bersih yang dapat dipergunakan untuk kegiatan manusia dan harus
terhindar dari kuman-kuman penyakit dab bebas dari bahan-bahan kimia yang dapat
mencemari air bersih tersebut, dengan akibat orang yang memanfaatkan bisa jatuh sakit.
Air di bumi pada dasarnya makan proses pengulangan yang terus-menerus berupa proses
sirkulasi dari penguapan, peresapan, dan pengaliran. Air dari permukaan tanah dan laut
akibat panas matahari akan menguap, berubah menjadi awan, kemudian jatuh sebagai hujam
atau salju. Sebagian diserap tumbuh-tumbuhan dan sebagian diserap tanah menjadi air
tanah, yang sewaktu-sewaktu dapat memancar ke permukaan tanah bila lapisan tanah ada
yang lunak, menjadi mata air.
Beberpa organisme yang dapat menyebabkan penyakit oada manusia berasal dari
kotoran/najis manusia yang menderita sakit. Untuk itu perlu pemeriksaan laboratarium agar
dapat diketahui jumlah bakteri golongan Koli dalam air. Dalam hal ini jumlah koli dalam air
tiap 100 ml harus nol atau 3.
Air bersih penting karena dibutuhkan oleh setiap makhluk hidup di alam ini seperti
manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Air kita pergunakan dalam kehidupan
kita sehari-hari, misalnya untuk mencuci, mandi, dll. Karena itu air tersbut harus
bersih, agar tidak terkena penyakit atau terhindar dari sakit.
2. Tanda-tanda Air Bersih
Sample (contoh) air yang akan diambil dibedakan untuk pemeriksaan kimia dan
untuk pemeriksaan bibit-bibit/kuman-kuman penyakit yang terkandung dalam air.
. Untuk pemeriksaan kimia dan fisika
contoh air, diambil dari masing-masing sumber air seperti mata air,
air
sampel air yang diambil untuk diperiksa, pada botol air harus diberi
label atau keterangan tentang tanggal diambil, tempat sampel air diambil,
maksud pemeriksa (pemeriksaan kimia lengkap atau sebagian, keadaan dan
lingkungan sampel air.
terhadap air kran dan air pompa, air dipompa atau dikeluarkan dari
kran selama 15 menit untuk membersihkan kotoran pada permukaan kran
atau pompa. Kemudia setelah air itu dibuang, air yang baru ditampung dalam
botol, jerigen, kantong, plastik, sebanyak 2 liter. Botol, jerigen, kantong
plastik harus punya tutup.
terhadap air sumur, botol pengambil air diberi timah besi pemberat di
pantat botolnya. Kemudian ditenggelamkan ke dalam sumur. Demikian pula
terhadap mata air atau air danau.
setelah air siap diambil, diberi label, sampel air dikirm ke
laboratorium perusahaan air minum, laboratorium Rumah Sakit atau
laboratorium Dinas Kesehatan.
a. Untuk pemeriksaan bibit-bibit penyakit/kuman penyakit
jumlah air yag diambil anatara 100ml-500ml
botol-botol yang dipergunkana untuk contoh aair harus bebas kuman
atau steril dan pakai tutup yang juga steril.
kran-kran air, corong pompa harus dibuka (dikeluarkan airnya), lalu
dipanasi dengan api spiritus antara 5 – 10 menit agar kuman-kuman pada
mulut kran dan kran pompa mati.
setelah itu botol yang steril dimasukkan air yang akan diperiksa
sebanyak 100ml – 500ml lalu tutup.
botol sampel yang telah diapaki dan telah berisi air serta ditutup
diberi label/keterangan (tanggal pengambilan, tempat pengamiblan mata air
(kran-sumur-air (pompa)
sampel air yang telah dimasukkan ke dalam botol sampel, ditutup
dan diberi label harus segera dikirim ke laboratarium tempat pemeriksaan
secepatnya. Tidak boleh lebih dari 12 jam – 24 jam dan untuk air limbah
harus kurang 6 jam.
lalu dikirm ke laboratarium Rumah Sakit. Laboratarium Dinas
Kesehatan atau Laboratarium Perusahaan Air Minum.
5. Cara Memperoleh air bersih melalui proses Kimia (tertentu (kaporit, tawas,
kapur, tohor)
. air yang keruh/kotor, diberi tawas (A12 SO4) agar kotoran halus
yang mengambang dalam air dapat menggumpal menjadi butir kotoran yang
lebih besar, dan mudah mengendap dan juga diberi kapur tohor {Ca (OC12)}
a. air yang diberi tawas, dialirkan ke bak yang ada saringan kerikil,
ijukm dan pasir agar kotorannya tersaring.
b. air yang sudah disaring dialirkan ke dalam tempat pengampungan air
bersih dan kemudian diberi bubuk kaporit, agar air yang sudah jernih itu
kuman-lumnanya dapat mati/terbunuh.
susunan tempat pembubuh kaporti ini, dilengkapi dengna lapisan arang
batok kelapa agar bau dalam air yang telah disaring dan bau kaporit dapat
dihilangkan atau berkurang dan diberi pula lapisan ijuk agar kotoran sisa
dapat lebih tersaring.
c. air yang telah sidaring, diberi kaporit berait telah bersih dan dapat
dipergunakan untuk mandi, mencuci, dll. Terapi untuk minum air tersebut
harus dimasak.
d. ukuran bahan kimia yang diperlukan adalah untuk volume 20 liter
dibutuhkan :
tawas = 4 gram
kapur tohor = 4 gram
kaporit = 0,2 mg
e. air yang diberi kapur tohor dan tawas dibiarkan selama 5 – 10 menit
6. syarat kualitas air dan kualitas air yang baik secara fisik.
. Syarat Fisik
tidak berwarna, artinya air itu jernih, bening dan tidak keruh/kotor
tidak berasa, artinya air itu tidak asin, asam, payau, sepet/kelat,dsb
air tersebut segar artinya suhu air tersebut tidak melebihi suhu udara
luar.
tidak berbau artinya air tersebut tidak berbau amis, anyir,busuk,
menyengat, dll.
a. Syarat Kimia :
tidak mengandung bahan-bahana] kimia beracun seperti timah hitam
(Pb), air Raksa (Hg)
kadar kimia unsur-unsur lain seperti besi (Fe), Mangan (Mg) dan
lainnya tidak melebihi syarat yang telah ditetapkan.
derajat keasaman air harus normal tidak boleh terlalu asam atau
terlalu basa. Tanda derajat keasaman itu ditandai denan pH (yang baik
adalah 6,5-8p pm).
tidak mengandung racun seperti bekas racun tikus, nyamuk,
pestisida, dll.
b. Syarat Bakteriologis :
Tidak mengandumg bibit penyakit seperti bibit penyakit kolera, tipus, disentri,
kencing tikus, dll.
Dapat dicicipi melalui lidah kita, apakah terasa asam, asin, pahit, payau,
kelat, tawar, dsb.
b. Bau :
Dapat diketahui melalui indera penciuman kita, apakah amis, anyir, atau bau
busuk, pada tempat air dtampung.
c. Kesadahan atau air yang lemak :
Dapat diketahui apakah air tersebut kalau dipakai mandi terasa licin, atau
mengeluarkan busa atau tidak. Kalau air itu licin atau tidak berbusa kena
sabun berarti air itu sadah, artinya banyak mengandung kapur.
Selain itu, Air yang tidak berbusa atau tidak berbuih tersebut juga bisa
disebabkan karena mengandung zat kimia tertentu seperti Garam Kalsium
(Zat Kapur), atau Garam Magnesium (Zat Mesiu) dalam kadar yang
berlebihan. Biasanya dinyatakan dalam derajat jerman (75 derajat jerman).
Cara menghilangkannya :
dipanaskan/dimasak (untuk garam calcium dan Mg )
disemprotkan ke udara agar kontak dengan udara
disaring dengan pasir dan pengolahan tertentu.
2. Pemeriksaan pH air :
. Dengan komperator
Sediakan komperator dengan yang mempunyai 2 (dua) tabung
isikan tabung pertama dengan air yang akan diperiksa dan bubuhi
zat penunjuk seperti Ortolidine, Brom, thimal Blue dan Phenol Red
isikan tabung kedua dengan air yang sama tetapi tidak dibubuhi
bahan yang disebut diatas
kadua tabung dimasukkan ke dalam tempat pada komperator dan
perhatikan perbedaan warna menurut nomor (angka) yang ditunjukkan pada
kedudukan wrna penduga yang sama.
a. Menaikkan pH air
memberikan kapur tohor atau
diberi abu dapur, abu gosok atau sekam yang telah dibakar
Di dalam air bibit-bibit penyakit dapat hidup. Air juga dapat membawa bibit-bibit penyakit
maupun bibit serangga, seperti nyamuk, lalat, sebagainya. Oleh karena itu, macam-macam
penyakit itu :
penyakit kulit seperti gatal, kutu air, kudisan kran, air pompa, air sumur sebanyak 2
(dus) liter. Diamsukkan ke dalam botol dan kantong air yang bersih.
air yang diambil contoh (sampelnya) tidak boleh disimpna lebih dari 72 jam sejka
diambil s/d diperiksa di laboratarium pemeriksaan air.
penyakit disentri, muntah berak, kolera, mencret typus.
penyakit cacing Schitoma
penyakit kuning karena air kencing tikus
Pramuka golongan penegak dan pandega dapat mengaplikasikan dan memberi contoh
(menyuluh) hal-hal yang penting tentang pestisida seperti :
masuknya pestisida ke dalam tubuh manusia
cara menyimpan pestisida
cara membuang limbah pestisida
pertolongan pertama pada korban keracunan pestisida
MATERI SKK Pengamanan Pestisida
A. Pengertian Pestisida
Pestisida adalah bahan beracun yang digunakan untuk membunuh hama, misalnya nyamuk,
lalat, kecoa, tikus, dsb. Tetapi pestisida dapat menyebabkan keracunan bagi manusia bila
penggunaannya kurang hati-hati.
Pestisida ini sangat banyak jenisnya, ada yang dipergunakan di bidang kesehatan
masyarakat, (dalam rumah tangga), pertanian, perkebunan, juga digunkana sebagai bahan
pengawet. Beberapa pestisida rumah tangga yang dijual di toko-toko dan kios pestisida
penggunaannya langsung disemprotkan dengan wadahnya, karena sudah dikemas dalam
kemasan yang siap pakai.
B. Manfaat dan Bahaya Pestisida
Seperti yang dijelaskan sebelumnya di atas, pestisida merupakan bahan yang berbahaya
meski dalam kehidupan sehari-hari pestisida banyak bermanfaat bagi manusia, misalnya
untuk membunuh nyamuk, lalat, kutu, dll. Namun pestisida juga dapat sangat berbahaya bagi
manusia, seperti keracunan, bahkan tidak jarang sampai terjadi kematian. Dalam
penggunaannya yang tidak hati-hati serta tidak sesuai standar dan anjuran pemakaian, maka
resiko dari dampak pestisida tidak hanya buruk bagi manusia namun juga bagi lingkungan
sekitar.
Oleh karena itu, penggunaan pestisida apapun jenisnya harus selalu berhati-hati. Mulai
dari cara penyimpanan, penggunaan, sampai cara membuang limbah pestisida harus
mengikuti petunjuk-petunjuk yang telah ditetapkan.
6. Cara-cara Penyimpanan Pestisida Secara Aman
a. Simpan pestisida dalam kotak/lemari khusus pestisida yang tidak
mudah dijangkau oleh anak-anak dan dapat dikunci.
b. Jangan pernah menyimpan pestisida di dapur, atau ruang
makan/lemari makan.
c. Jangan pernah menyimpan pestisida bersama-sama dengan bahan
makanan, seperti beras, sayur-sayuran, dll.
d. Alat Semprot harus disimpan dengan memperhatikan butir 1-3.
7. Cara-cara Penggunaan Pestisida Secara Aman
a. Cara-cara menghindari bahaya pestisida terhadap manusia :
gunakan pestisida bilamana perlu saja.
bila terpaksa harus menggunakan pestisida harus mengikuti
petunjuk-petunjuk yang tercantum pada “label” (yang tertera pada wadah
pestisida)
gunakan pakaian pelindung saat menggunakan pestisida.
jangan menyemprot pestisida dekat dengan makanan/bahan
makanan.
segera dicuci apabila ada anggota badan yang terkena percikan
pestisida saat digunakan.
simpanlah pestisida beserta peralatannya dengan segera di tempat
yang aman.
b. Cara-cara menghindari pencemaran pestisida terhadap lingkungan :
tidak menggunakan wadah/tempat pestisida untuk keperluan lain,
misalnya untuk tempat minyak goreng, dsb.
harus dihancurkan bekas wadah pestisida dan ditanam
jangan menyemprot di dalam ruangan yang ada penghuninya
bersihkan tumpahan pestisida pada lantai dengan cara menguruk
dengan pasir, selanutnya pasir tersebut dikumpulkna dan ditanam dalam
tanah.
bila mencuci alat-alat bekas pestisida, hati-hati jangan sampai
mencemari sumur maupun sumber air minum lainnya
bersihkan badan atau anggota badan bila terkena percikan pestisida
cepat-cepat dibuang (ditanam) bila menemui pestisida yang bocor.
8. Cara Membuang Limbah Pestisida
1. Limbah pestisida harus ditanam atau dikubur dalam tanah yang jauh
dari sumber air seperti sumur. Tidak boleh dibuang di kali, halaman, dan
kebun.
2. Pemusnahan limbah pestisida bisa dilakukan cara dibakar dengan
suhu tinggi (melalui incubator) maupun ditanam setelah dihancurkan terlebih
dahulu. Jangan dibuang disungai atau sitanam begitu saja.
3. Pemusnahan dengan cara dibakar kerugiannya dapat menimbulkan
pencemaran udara juga memerlukan biaya yang mahal. Oleh karena itu
pemusnahan yang sering dilakukan, yaitu dengan cara ditanam (dikubut),
selain biayanya yang murah juga praktis dilakukan
4. Pemusnahan dengan cara ditanam harus diperhatikan jangan
sampai menibulkan pencemaran pada air tanah. Untuk itu harus diperhatikan
hal-hal berikut :
tempat penguburan hendaknya diperhatikan, tinggi air tanah sewaktu
musim hujan (tidak boleh kurang dari 3 meter dari permukaan tanah).
harus jauh dari tempat tinggal penduduk, yaitu kira-kira sejauh
minimal 100 meter.
dalamnya lubang tidak boleh lebih dari 1 meter.
dalam melakukan penguburan agar dicampur dengan kapur
secukupnya sebelum ditutup kembali dengan tanah untuk menetralisir sisa-
sisa pestisida.
9. Keracunan dan Penanganan Korban Keracunan Pestisida
0. Cara Masuknya Pestisida
Pestisida yang masuk lewat jalan ini, biasanya dalam benetuk uap
pestisida maupun bentuk titik-titik (partikel), cairan pestisida yang
oleh permukaan paru-paru selanjutnya diserap dan diedarkan ke
seluruh tubuh.
c. Jalan yang ketiga melalui permukaan kulit
Pada umumnya pestisida dibagi dua bagian besar, yaitu pestisida golongan
organik, dan golongan anorganik. Jenis Pestisida yang paling sering
digunakan di masyarakat adalah gol. organik sintetik :
. Gol. organo khlorin
Air Bersih (Contohnya : air bersih yang berasal dari sumur gali, sumur pompa tangan,
mata air, air ledeng, dll.), Kakus/WC, Tempa sampah (Contoh : tempat sampah yang
terbuat dari kotak kayu, ember, tong plastik, karung, keranjang sampah, dll),
6. Bengunan rumah harus cukup kuat, lantainya mudah dibersihkan dan tidak
mudah untuk bersarang tikus. Bangunan yang kuat akan memberikan kemananan
bagi penghuninya.
Lantai Rumah dapat terdiri dari :
ubin
plesteran
tanah yang dipadatkan
Bahan bangunan tidak terbuat dari bahan yang berbahaya bagi kesehatan,
dindingnya pun harus kuat dan tidak lembab serta berwarna cerah. , Lantainya harus
kedap air untuk menjaga kelembaban rumah agar tidak berlebih, sehingga rumah
pun menjadi tidak pengap, mudah dibersihkan, dan tidak ditumbuhi jamur/lumut.
Di samping itu, letak dapur harus diperhatikan sehingga asap dapur tidak dapat
masuk keruangan lain dalam rumah. Peletakkan dari perabotan rumah tangga juga
harus diatur dengan baik, agar tidak mudah untuk bersarang tikus.
7. Ukuran-ukuran untuk rumah sehat seharusnya adalah :
Lubang angin/ventilasi sebaiknya tidak kurang dari 1/20 luas lantai
Kamar tidur
Membuang sampah harus dilakukan pada tempatnya. Selain itu, sampah dapat
dibuang pada lubang yang sengaja dibuat kemudian ditimbun apabila lubang tersebut
sudah penuh. Di perkotaan, sampah harus dibuang pada tempat-tempat
penampungan sampah yang disediakan oleh pemerintah sehingga memudahkan
bagi petugas pengangkut sampah untuk mengangkutnya kemudian diangkut ke
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) untuk kemudian diolah lebih lanjut.
Sampah juga saat ini mulai menjadi bahan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Dengan kemajuan saat ini, sampah banyak dimanfaatkan untuk keperluan lain
misalnya diolah menjadi pupuk (sampah organik), diolah menjadi aksesoris-aksesoris
(seperti asbak, tas cantik, gantungan kunci, dll), serta barang lainnya sesuai dengan
keinginan dan kemampuan yang dimiliki.
2. Membuang kotoran/buang air besar
Rumah Bersih adalah rumah yang terlihat selalu bersih, baik dari kotoran, sampah maupun
denu pada perabotan rumah tangga dan halaman rumah. Sedangkan Rumah Kotor aalah
rumah yang di dalam maupun pekarangannya banyak sampah berserakan.