Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Obat
Definisi obat adalah suatu zat yang digunakan untuk diagnose,
pengobatan, melunakkan, penyembuhan,atau pencegahan penyakit pada
manusia atau pada hewan. Obat bisa bersifat menyembuhkan, tetapi juga
bisa bersifat racun. Obat bertindak sebagai penyembuh jika digunakan
dengan dosis dan waktu yang tepat dan bila digunakan salah dalam
pengobatan atau dengan keliwat dosis akan menimbulkan keracunan. Jika
dosisnya kecil maka tidak diperoleh efek penyembuhan ( Anief, 2007 ).
Sedangkan menurut Syamsuni (2006), pengertian obat adalah semua
bahan tunggal atau campuran yang dipergunakan oleh semua mahluk untuk
bagian dalam dan luar tubuh guna mencegah, meringankan, dan
menyembuhkan luka pasien.
B. Macam-macam Sediaan Obat
1. Sediaan padat
 Tablet
Tablet menawarkan banyak keuntungan melebihi bentuk-bentuk
yang lain antara lain biaya pembuatan yang rendah untuk tiap satuan,
kemudahan dalam mengatasi permasalahan-permasalahan kestabilan dan
palatabilitas atau citarasa, keseragaman dosis, dan kenyamanan dalam
pengemasan. Karena jumlah pemberian dosis obat pada hewan
menggunakan takaran bobot tubuhnya, maka jumlah obat yagn akan
diberikan kepada seekor sapi dapat sangat banyak. Oleh sebab itu digunakan
tablet yang berbentuk kapsul atau silinder yang disebut bolus (Blodinger,
1998).
Menurut Anief (2007), tablet terdiri dari beberapa macam :
 Tablet kempa
 Tablet kunyah
 Tablet salut
 Tablet efervesen
 Kapsul menurut (Anief, 2007)
 Kapsul gelatin keras, terdiri dari dasar sebagai wadah
obat dan penutupnya.
 Kapsul gelatin lunak, tertutup dari pabrik dan
obatnya sudah dari dulu diisi di pabrik. Agar menarik
kapsul ini dibuat berwarna.
 Serbuk menurut (Anief, 2007)
 Serbuk terbagi, bentuk serbuk ini berupa bungkusan
serbuk dalam kertas perkamen atau dalam kantong-
kantong kecil, tiap bungkus merupakan 1 dosis.
 Serbuk tak terbagi, serbuk dalam jumlah yang
banyak ditempatkan dalam dos, botol mulut lebar.
 Serbuk efervesen, serbuk yang berupa granul kecil
yang mengandung asam sitrat dan natrium
bikarbonat.. Cara penggunan dilarutkan dulu dalam
segelas air.
2. Sediaan cair
Menurut Anief (2007), macam bentuk obat cair untuk pemakaian
oral sebagai berikut :
 Larutan, merupakan suatu larutan obat , sebagai pelarut adalah
air atau ditambah zat cair lainnya seperti sedikit gliserin, alcohol
dan sebagainya.
 Eliksir, adalah suatu larutan alkoholis dan diberi pemanis
mengandung obat dan diberi bahan pembahu. Sebagai pelarut
adalah gliserin, sirup atau larutan sorbitol.
 Sirup, adalah suatu larutan obat dalam larutan gula yang jenuh
biasanya diberi esen.
 Emulsi, adalah suatu campuran dua zat yang tidak mau
bercampur, biasanya minyak dan air, dimana zat cair yang satu
terdispersi dalam zat cair yang lain dengan bantuan emulgator.
 Suspensi oral, adalah suatu campuran obat berupa zat padat
terbagi halus yang terdispersi di dalam medium cairan. Biasanya
cairan yang dipakai adalah air, dan harus digojog dulu sebelum
digunakan.Suspensi oral dapat berupa ; suspense oral, mixture,
magma, dan gel.
 Suspensi oral, adalah sediaan cair yang diberi bahan pembau dan
perasa, mengandung obat padat yang terbagi halus dan tidak
larut.
 Mikstura, adalah sediaan cair yang mengandung partiket obat
padat yang terbagi halus.
 Magma, adalah sediaan yang mengandung obat padat terbagi
halus terdispersi dalam, cairan, karena zat padatnya banyak
maka vikses maka tidak mengandung bahn pensuspensi.
 Gel, adalah obat padat yang mempunyai daya penyerap air yang
besar(hidrasi) dan ukuran partikelnya sangat kecil (koloid),
sangat viskes dan tanpa bahan pensuspensi.

3. Pengertian dan Macam-macam dosis


Perencanaan pembuatan dosis ini dapat ditentukan dengan
menghitung volume andministrasi obat (VOA) dalam ml dengan rumus
berat badan dalam kilogram dikali dengan dosis obat dalam mg per
kilogram berat badan lalu dibagi dengan konsentrasi obat dalam mg per ml
(Susanty, dkk, 2013).

 Rumus menghitung dosis sediaan padat dan cair


 Rumus umum menghitung dosis :
mg
berat badan (kg) x dosis ( )
kg
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 =
konsentrasi (%)
(Susanty, dkk,
2013)
 Rumus menghitung dosis obat oral :
permintaan
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ = milik x sediaan .

 Rumus menghitung obat suntik cair :


Kaidah yang digunakan untuk memecahkan masalah obat suntik cair
adalah sama seperti kaidah untuk obat padat dan cair.
permintaan
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ = x sediaan
milik
 Rumus menghitung suntikan dari obat bubuk
Kaidah yang digunakan untuk obat oral dan untuk suntikan dari obat
cair, karena obat bubuk akan menjadi cairan begitu dilarutkan.
permintaan
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ = x sediaan
milik
Keterangan :

 Permintaan obat adalah pesanan dokter.


 Milik adalah kekuatan obat.
 Sediaan adalah bentuk sediaan obat.
 Jumlah adalah berapa banyak dari persediaan yang diberikan

Hal – hal yang perlu dikuasai menurut Henke (2008):

 Mengubah pesanan dan sediaan menjadi ukuran berat yang sama


 Menghilangkan koma desimal sebelum memecahkan suatu soal
 Menggunakan padanan bila diperlukan konservasi
 Mengartikan jenis – jenis khusus pesanan obat oral padat: obat
bebas (OCT), multivitamin dan cair.

Volume cairan yang diberikan pada setiap jenis hewan percobaan tidak
boleh melebihi batas maksimal yang telah ditetapkan.

Hewan Volume Maksimum Cairan yang Boleh Diberikan


Percobaan i.v i.m i.p s.c p.o
Mencit 0,5 0,05 1 0,5 1
Tikus 1 0,1 3 2 5
Kelinci 5-10 0,5 10 3 20
Marmot 2 0,2 3 3 10
Sediaan yang diberikan kepada hewan secara oral dapat berupa
larutan ataupun suspense (untuk senyawa yang tidak larut dalam air)
(Harmita,Maksum Radji, 2008).

Perbandingan luas permukaan tubuh hewan (digunakan sebagai


faktor konversi dosis antar spesies hewan) (Harmita,Maksum Radji, 2008)

Tabel konversi dosis pada setiap hewan dan manusia

Dosis Dosis pada hewan yang dicari


yang Mencit Tikus Marmot Kelinci Kucing Kera Anjing Manusia
diket 20g 200 g 400g 1,5 Kg 2,0Kg 4 Kg 12 Kg 70 Kg
20 g
1,0 7,0 12,25 27,8 23,7 64,1 124,2 387,9
Mencit
200 g
0,14 1,0 1,74 3,3 4,2 9,21 17,8 56,0
Tikus
400 g
0,08 0,57 1,0 2,,25 2,4 5,2 10,2 31,5
Marmot
1,5 g
0,04 0,25 0,44 1,0 1,06 2,4 4,5 14,2
Kelinci
2 kg
0,03 0,23 0,41 0,92 1,0 2,2 4,1 13,0
Kucing
4 kg
0,016 0,11 0,19 0,42 0,45 1,0 1,9 6,1
Kera
12 kg
0,008 0,06 0,10 0,22 0,24 0,52 1,0 3,1
Anjing
70 Kg
0,0026 0,018 0,031 0,07 0,076 0,16 0,32 1,0
Manusia
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 2007. Apa yang Perlu Diketahui Tentang Obat. Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press.
Blodinger, G., 1998. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi VI. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

Harmita, Maksum Radji, Analisis hayati, edisi 3, Jakarta,EGC,2008,

Henke, Grace. 2008. Perhitungan Dosis, Preparat, dan Cara Pemberian

Obat. Jakarta : EGC.

Susanty, Adriani, Nofri Hendri Sandi, Wewen Sista M. 2013. Pengaruh


Ekstrak Etanol Daun Tampa Badak (Vacanga foetida (BI.) K Schum)
Terhadap Klirens Kreatinin Mencit Putih (Mus musculus L.) Jantan.
2013. Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia I (2) Maret : 52-56.
Syamsuni. 2007. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai