Anda di halaman 1dari 3

PENYAKIT PARU OBSTRRUKTIF KRONIK

(PPOK)
No .Dokumen
No. Revisi
SOP Tanggal Terbit
Halaman
UPTD PUSKESMAS H.Ejang Nurjamil
KARANGANYAR

1. Pengertian Demam tifoid dan paratifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus.
Disebabkan oleh Salmonella thypi, salmonella parathypi A,
salmonella parathypi B, dan salmonella parathypi C. Bakteri ini dapat
hidup sampai beberapa minggu di alam bebas seperti di dalam air, es,
sampah dan debu. Penularan kuman melalui mulut oleh makanan
yang tercemar.
2. Tujuan Sebagai pedoman petugas dalam melaksanakan penatalaksanaan
penyakit demam tifoid
3. Kebijakan Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskemas DTP
Karanganyar Nomor…………………………………
4. Referensi 1. Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Panduan Pengobatan di
Puskesmas Kota Yogyakarta. Revisi I, 2012
2. Permenkes No. 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter di Fasilitasi Pelayanan Kesehatan Primer.
5. Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesis (keluhan utama, riwayat
penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat alergi,
dan riwayat penyakit keluarga), apakah demam naik turun
terutama sore hari, sakit kepala, nyeri otot, tidak nafsu
makan, mual muntah, sulit BAB, diare, nyeri perut.
2. Petugas melakukan pemeriksana vitas( sign yang diperlukan.
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik yang diperlukan/ yang
sesuai : lidah kotor (coated tonge) ujung dan tepi lidah
kemerahan, tremor, nyeri tekan regio epigastrik,
hepatosplenomegali, bibir kering, pecah-pecah.
4. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang : angka lekosit,
hitung jenis lekosit, trombosit, widal
5. Petugas menegakkan diagnosa dan atau differential diagnosis
berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan vital sign,
pemeriksana penunjang (jika diperlukan); gejala demam,
gangguan saluran cerna, gangguan kesadaran, lekopeni (<
5000 per mm3), limfositosis relatif, monositosis,
aneosinofilia dan trobositopenia rangan, serologi widal titer 0
> 1/320.
No .Dokumen
No. Revisi
SOP Tanggal Terbit
Halaman
UPTD PUSKESMAS H.Ejang Nurjamil
KARANGANYAR

6. Petugas memberikan terapi simptomatik untuk menurunkan


demam (antiperetik) dan mengurangi keluhan
gastrointestinal.
7. Petugas memberikan terapi antibiotik :

ANTIBIOTIK DOSIS KETERANGAN


Kloramfenikol Dewasa: 4 x500 Tidak diberikan
mg selama 10 bila lekosit < 2000
hari Anak : 50- / mm3
100
mg/kgBB/hr,
maks 2 g selama
10-14 hari dibagi
4 dosis
Cotrimoxazole Dewasa: 2 x
(160-800)
selama 10 -14
hari Anak : TMP
6-9
mg/kgbb/hari
atau SMX 30-35
mg/kgbb/hari
selama 10 hari.
Ampicillin atau Dewasa: (1,5-2)
Amoxicillin grl hari selama 7
-10 hari tiap 8
jam Anak : 50-
100
mg/kgbb/hari
selama 7-10 hari
tiap 8 jam
Ciprofloxacin 2 x 500 mg Tidak dianjurkan
selama 1 minggu untuk anak < 18
tahun
No .Dokumen
No. Revisi
SOP Tanggal Terbit
Halaman
UPTD PUSKESMAS H.Ejang Nurjamil
KARANGANYAR

8. Petugas memberikan edukasi kepada pasien dan atau


keluarganya istirahat tirah baring dan mengatur tahapan
mobilitasi, diet tinggi kalori dan tinggi protein, konsumsi
obat-oabatan secara rutin dan tuntas, tanda-tanda kegawatan,
higiene perorangan, makanan dan minuman.
9. Jika ada indikasi (tanda-tanda kedaruratan) atau pasien telah
mendapat terapi 5 hari belum tampak perbaikan, petugas
melakukan rujukan ke pelayanan kesehatan yang Iebih tinggi
(Rumah Sakit).
10. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan
ke unit farmasi.
11. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis,
pemeriksaan, diagnosa, terapi, rujukan yang telah dilakukan
dalam rekam emdis pasien.
12. Petugas menyerahkan rekam medis ke petugas simpus untuk
dientry.
13. Petugas mendokumentasikan hasil pemeriksaan, diagnosa
dan terapi yang sudah tercatat dalam rekam medis ke data
simpus.
6. Diagram Alir -
7. Hal – hal yang 1.
harus
diperhatikan
8. Unit terkait 2. Unit Bp Umum
9. Dokum,en 1. Rekam medis
terkait 2. Lembar observasi pasien
10. Rekaman No Halaman Yang Perubahan Diberlakukan
Historis dirubah Tgl
perubahan

Anda mungkin juga menyukai