Anda di halaman 1dari 3

BISNIS MADU HUTAN SUMBAWA

Cara Mendapatkan:

Proses panen lestari

1. Tidak menebang atau merusak pohon tempat lebah biasa bersarang


2. Tidak menggunakan sembarangan alat saat panen
3. Tidak panen sembarang waktu
4. Menanam tanaman pakan lebah
5. Menggunakan asap, dengan tidak nyala api besar supaya terhindar dari kebakaran dan
terbunuhnya koloni-koloni lebah
6. Potong hanya kepala sarang, di sisakan sedikit bagian madu
7. Tidak mengambil bagian larva untuk bagian komersil
8. Membersihkan sisa sarang dibagian kepala madu yang melekat di dahan
9. Hindari kerusakan bagian sarang yang tertinggal
10. Pisau yang di gunakan adalah stailess steel
11. Menggunakan sarung tangan pada saat panen
12. Dahan bekas sarang dibersihkan setelah pengambilan sarang lebah
13. Jerigen penampung berwarna putih dan bersih
14. Disarankan supaya panen di siang hari.

Adapun prinsip dari proses panen lestari sebagai berikut:

 Lestari, yaitu suatu sistim panen yang hanya mengambil bagian madu dan
menyisahkan sedikit untuk anakan atau 25% dari bagian kepala madu yang harus di
tinggalkan.
 Higienis, dimana peralatan yang digunakan tidak merusak kualitas madu

Dengan menggunakan proses panen lestari ini, panen madu hutan yang biasanya 1 musim
hanya bisa dilakukan sekali, sekarang bisa meningkat menjadi 2 – 3 kali tergantung banyak
sedikitnya sumber bunga di lokasi. 15 hari setelah panen pertama mereka koloni lebah akan
menghasilkan lagi kepala madu dan akan siap dipanen kembali.
Setelah madu dipanen dari hutan, teknik pasca panen nya pun haruslah dilakukan secara
benar. Teknik pasca panen madu yang disarankan adalah dengan sistem tiris. Sistem tiris ini
akan menghasilkan madu yang lebih higienis dan memiliki rasa yang lebih murni bila
dibandingkan dengan madu yang diperoleh dengan sistem peras.

Dalam sistem tiris ini, proses yang dilakukan adalah sebagai berikut;

 Mengiris sarang madu dengan pisau stainless. Ditiris bagian lapisan atas dan tengah,
dan bagian tengahnya dipisah
 Menggunakan alat saring dari nilon berwarna putih. Mesh ukuran 50 untuk proses
penyaringan di hutan dan mesh ukuran 200 untuk proses penyaringan di tempat
produksi
 menggunakan sarung tangan berbahan karet atau plastik
 menggunakan wadah/ember baru, dari alumunium/stainless dan ditutup saat dibawa
dari hutan ke tempat penyimpanan.

Proses Panen Madu Murni 100%

Daerah Batu Lanteh Kabupaten Sumbawa adalah salah satu daerah penghasil madu hutan
yang telah menerapkan proses panen lestari. Para petani madu hutan yang tergabung dalam
Koperasi Petani Madu Hutan Lestari di daerah ini telah merasakan manfaat dari proses panen
lestari yang mereka terapkan. Hasil panen madu hutan bertambah, kualitas madu semakin
baik, harga jual madu meningkat dan petani pun semakin sejahtera.
Cara Pemasaran :

Jaringan Madu Hutan Sumbawa (JMHS) merupakan organisasi pemegang Hak Atas
Kekayaan Intelektual (HAKI) Madu Hutan Sumbawa. Lembaga ini telah memfasilitasi
penguatan kapasitas petani dan pemasaran produk madu petani Sumbawa sejak 2007.
Fasilitator JMHS ini yakni Julmansyah sekaligus inisiator berdirinya lembaga ini. JMHS kini
memiliki outlet pemasaran madu petani serta telah memiliki pasar yang jelas. Membantu
memasarakan sudah 20 ton madu petani Sumbawa hingga 2014.

 JMHS memiliki anggota 3 koperasi hutan dan 2 kelompok tani hutan dengan jumlah
anggota terlibat sampai mencapai 410 KK di desa-desa sekitar hutan.

 JMHS hanya memasarkan madu dengan Panen Lestari dengan Sistem Tiris (tanpa
peras tangan), dengan madu yang higienis.

 Sejak Mei 2007 sampai sekarang JMHS telah memasarkan madu sebanyak 4 ton ke
Dian Niaga Jakarta dan PT. UKMWAY Jakarta.

 Potensi madu anggota JMHS sebanyak 15 ton/tahun, dengan potensi terbesar berasal
dari Hutan Batulanteh sebanyak 11 ton/tahun.

 Potensi madu hutan seluruh wilayah Kab. Sumbawa dapat mencapai ratarata 125
ton/tahun dengan Jaringan Pemasaran Melalui Dian Niaga dan Jaringan Madu Hutan
Indonesia (JMHI)

 Pemasaran Skala Besar JMHS, telah mengirim 4 ton madu ke Dian Niaga Jakarta

Anda mungkin juga menyukai