SIMULASI PENERAPAN HACCP PADA PRODUK MINUMAN BERKARBONASI
MOHAMMAD HERGA SETYONO 1113096000065
PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 M / 1435 H BAB I PENDAHULUAN
1. Deskripsi Produk Coca - Cola adalah minuman ringan berkarbonasi yang dijual di toko, restoran, dan mesin penjual di lebih dari 200 negara. Minuman ini diproduksi oleh The Coca - Cola Company asal Atlanta, Georgia, dan sering disebut Coke saja (merek dagang terdaftar The Coca - Cola Company di Amerika Serikat sejak 27 Maret 1944). Awalnya dibuat sebagai obat paten saat ditemukan pada akhir abad ke-19 oleh John Pemberton, Coca - Cola akhirnya dibeli oleh pebisnis Asa Griggs Candler yang taktik pemasarannya berhasil membuat Coke mendominasi pasar minuman ringan dunia sepanjang abad ke-20. Perusahaan ini memproduksi konsentrat yang kemudian dijual ke pabrik Coca - Cola berlisensi di seluruh dunia. Pabrik botol yang memegang kontrak ekskulsif dengan perusahaan ini memproduksi produk akhir dalam bentuk kaleng dan botol dari konsentrat tersebut, dicampur dengan air yang telah disaring dan pemanis. Pabrik-pabrik tersebut kemudian menjual, mendistribusikan, dan memasarkan Coca - Cola ke toko-toko eceran dan mesin penjaja. Coca - Cola Enterprises adalah contoh pabrik Coca - Cola, yang merupakan pabrik Coca - Cola terbesar di Amerika Utara dan Eropa Barat. The Coca - Cola Company juga menjual konsentrat untuk air mancur soda di sejumlah restoran besar dan distributor jasa makanan. The Coca - Cola Company juga pernah mengeluarkan minuman cola lain dengan merek Coke, yang paling umum adalah Diet Coke, kemudian Caffeine- Free Coca - Cola, Diet Coke Caffeine-Free, Coca - Cola Cherry, Coca - Cola Zero, Coca - Cola Vanilla, dan beberapa versi khusus berperisa lemon, jeruk nipis, atau kopi.
2. Komposisi Produk Minuman Coca Cola mengandung komposisi sebagai berikut: Air Berkarbonasi Gula Pewarna Karamel Konsentrat Kola Pengatur Keasaman (Asam Fosfat) Kafein (23mg/saji atau maksimum konsumsi 150mg/hari)
3. Informasi Nilai Gizi
Takaran saji: 270 ml Jumlah saji per kemasan: 2 JUMLAH PER SAJIAN Energi Total: 110 kkal Energi dari lemak 0 kkal % AKG * Lemak Total Lemak Jenuh 0 g 0 g 0 % 0 % Protein 0 g 0 % Karbohidrat Total Gula 27 g 26 g 9 %
Natruim 15 mg 1 % * Persen AKG berdasarkan kebutuhan Energi 2000 kkal. Kebutuhan energi Anda Mungkin lebih tinggi atau lebih rendah
4. Kriteria Produk dan Kemungkinan Kerusakan Produk Penelitian menunjukkan bahwa soda dan minuman manis merupakan sumber utama kalori yang tinggi. Banyak ahli gizi mengatakan bahwa Coca - Cola dan minuman ringan lainnya dapat berbahaya jika dikonsumsi secara berlebihan, terutama untuk anak-anak muda yang sering meminum minuman ringan. Penelitian telah menunjukkan bahwa pengguna secara teratur minuman ringan memiliki asupan rendah kalsium, magnesium, asam askorbat, riboflavin, dan vitamin A. Minuman ini juga telah menimbulkan kritik untuk penggunaan kafein, yang dapat menyebabkan ketergantungan fisik. Sebuah situs menunjukkan bahwa mengonsumsi dalam jangka panjang yang teratur menyebabkan osteoporosis pada wanita yang lebih tua (tapi tidak laki-laki). Hal ini diperkirakan karena adanya asam fosfat. Sebuah kritik umum Coke berdasarkan tingkat keasaman diduga beracun yang telah ditemukan untuk menjadi tidak berdasar oleh para peneliti; tuntutan hukum berdasarkan gagasan ini telah diberhentikan oleh pengadilan Amerika beberapa alasan ini. Meskipun banyak kasus pengadilan telah diajukan terhadap The Coca - Cola sejak tahun 1920-an, menyatakan bahwa keasaman minuman ini berbahaya, tidak ada bukti yang menguatkan klaim ini telah ditemukan. Dalam kondisi normal, bukti-bukti ilmiah yang menunjukkan keasaman Coca - Cola tidak mengakibatkan kerusakan langsung pada tubuh. Sejak tahun 1980 di AS, Coca - Cola telah dibuat dengan sirup jagung tinggi fruktosa (HFCS) sebagai bahan pembuatan. Beberapa ahli giji menyarankan untuk berhati-hati terhadap konsumsi HFCS karena dapat memperburuk obesitas dan diabetes yang lebih dari gula tebu. Selain itu, sebuah penelitian pada 2009 menemukan bahwa hampir setengah dari sampel yang diuji dari HFCS komersial mengandung zat berbahaya yaitu merkuri. Di India, ada sebuah kontroversi besar apakah ada pestisida dan bahan kimia berbahaya lain terdapat di dalam produk kemasan, termasuk Coca - Cola. Pada tahun 2003 Pusat Sains dan Lingkungan (CSE), sebuah organisasi non-pemerintah di New Delhi, mengatakan air soda yang diproduksi oleh produsen minuman ringan di India, termasuk raksasa multinasional PepsiCo. dan Coca - Cola, mengandung racun termasuk lindan, DDT, yang dapat berkontribusi terhadap kanker dan gangguan sistem kekebalan tubuh. CSE menemukan bahwa India menghasilkan produk minuman ringan Pepsi telah 36 kali tingkat residu pestisida diperbolehkan sesuai dengan peraturan Uni Eropa; minuman ringan Coca - Cola ditemukan memiliki 30 kali jumlah yang diizinkan. CSE mengatakan telah menguji produk yang sama dijual di Amerika Serikat dan tidak menemukan residu seperti Setelah tuduhan pestisida dilakukan pada tahun 2003., Coca - Cola penjualan di India mengalami penurunan sebesar 15 persen. Pada tahun 2004 sebuah komite parlemen India didukung temuan CSE dan sebuah komite yang ditunjuk pemerintah bertugas dengan mengembangkan standar pertama di dunia pestisida untuk minuman ringan. The Coca - Cola telah menjawab bahwa pabrik filter air untuk menghilangkan kontaminan potensial dan yang produknya diuji untuk pestisida dan harus memenuhi standar kesehatan minimum yang sebelum Coca - Cola didistribusikan. Di negara bagian India Kerala penjualan dan produksi Coca - Cola, bersama dengan minuman ringan lainnya, pada awalnya dilarang setelah tuduhan, sampai Pengadilan Tinggi di Kerala terbalik hanya memutuskan bahwa pemerintah federal bisa melarang produk makanan. Coca - Cola juga telah dituduh penggunaan air yang berlebihan di India. Sedangkan untuk kemungkinan kerusakan yang paling mudah terjadi pada produk ialah air berkarbonasi (yang mengandung CO 2 ) yang dapat mudah hilang gasnya karena terpapar ke udara sehingga rasa atau sensasi karbonasi yang ditimbulkan dari air tersebut akan hilang yang nantinya akan mengakibatkan minuman terasa hambar atau pun pahit akibat tidak adanya lagi sensasi soda yang terjadi. Takaran produk yang disebutkan dalam komposisi ialah kafein dengan kadar 23 mg/saji sehingga tidak disarankan untuk melebihi takaran maksimum yang disebutkan.
BAB II PENYUSUNAN RENCANA HACCP UNTUK INDUSTRI MINUMAN BERKARBONASI COCA COLA
Rencana HACCP bersifat dinamis artinya, memungkinkan terjadinya perubahan perubahan apabila ada unsur-unsur dalam teknologi produksi yang berubah. Oleh karena itu program atau rencana HACCP pada umumnya bersifat unik atau spesifik untuk suatu industri tertentu pada lokasi tertentu. Meskipun demikian beberapa langkah umum dalam penyusunan rencana HACCP dalam pedoman ini dapat dijadikan acuan penyusunan rencana HACCP langkah demi langkah. 1. LANGKAH 1 : PENYUSUNAN TIM HACCP Tim ini dapat terdiri dari 5 - 10 orang dan terdiri dari anggota yang memiliki latar belakang pendidikan yang beragam, seperti ahli mikrobiologi, ahli mesin (engineer), ahli kimia, personalia atau manajer bagian pembelian, bagian pengolahan atau produksi, bagian quality assurance dan sebagainya. Berdasarkan kesepakatan bersama kemudian ditunjuk seorang ketua. Sebaiknya diantara tim tersebut terdapat orang-orang yang telah mendapatkan pelatihan tentang HACCP. Daftar anggota tim HACCP dapat disusun seperti pada Tabel 1: Tabel 1. Daftar Anggota Tim HACCP Nama Jabatan Tanggung Jawab General Manager Memberikan kewenangan akan design, dan implementasi sistem kontrol kepada QA Manager
Quality Asurance Manager Ketua Tim HACCP, memastikan syarat-syarat implementasi HACCP terpelihara dan terimplementasi dengan baik
Deputy General Manager Divisi Logistic (PPIC dan Ware House) 1. Menjamin bahwa semua karyawan di departemennya terlatih dan memahami sistem keamanan pangan 2. Memastikan bahan baku yang diterima dari supplier dan produk jadi yang akan diekspor ditangani dengan baik dan benar 3. Memastikan gudang, area karantina, gudang kemasan dan penyimpanan kemasan dalam keadaan bersih sesuai dengan persyaratan GMP 4. Memberikan masukan bagi analisa bahaya yang mungkin terjadi pada bahan baku Production Manager 1. Menjamin bahwa semua karyawan di departemennya terlatih dan memahami sistem keamanan pangan 2. Menjamin bahwa semua produk yang dihasilkan telah sesuai dengan standar persyaratan mutu dan keamanan pangan 3. Menjamin proses yang berlangsung di area produksi telah sesuai dengan GMP, SOP dan SSOP yang telah ditetapkan Packing Manager 1. Menjamin bahwa semua karyawan di departemennya terlatih dan memahami sistem keamanan pangan 2. Memastikan bahwa kemasan yang datang dari supplier telah diinspeksi dengan baik dan benar 3. Menjamin bahwa kemasan yang digunakan adalah aman untuk digunakan
Supervisor (Departemen Proses) 1. Menjamin setiap proses produksi yang berlangsung di area produksi telah sesuai dengan GMP, SOP, dan SSOP yang telah ditetapkan 2. Memastikan pekerja untuk taat terhadap GMP, SOP, dan SSOP yang telah ditetapkan 3. Memberikan masukan mengenai proses produksi yang berlangsung di area produksi untuk pembentukan diagram alir proses Engineering Manager 1. Memastikan bahwa mesin yang akan digunakan dalam proses produksi berada dalam keadaan baik 2. Memastikan proses maintenance mesin pengolahan berjalan dengan baik sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan