Anda di halaman 1dari 17

A.

KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM


Aktivitas di laboraturium khususnya laboratorium kimia berupa praktek,
penelitian, pelayan masyarakat (komersial) selalu menggunakan bahan-bahan
kimia. Dengan demikian hal-hal yang tidak dikehendaki (kecelakaan) dapat saja
terjadi bila kita tdak mengenal secara baik tentang bahan kimia yang digunakan.
Banyak kecelakaan yang terjadi karena unsure manusianya.

Dalam bekerja di laboratorium sebaiknya diasumsikan bahwa semua bahan kimia


yang ada di laboratorium adalah berbahaya. Jenis bahaya yang dapat diakibatkan
oleh bahan kimia ialah : racun, korosif, karsinogenik, mudah terbakar, eksplosip
(mudah meledak), dan bersifat radioaktif. Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan pada aktivitas di laboratorium, pengetahuan tentang bahan kimia yang
akan digunakan serta penanganannya adalah suatu yang mutlak disamping bekerja
dengan penuh tanggung jawab, disiplin, dan mengikuti aturan yang ada
(normatif).

Keselamatan kerja dalam melakukan aktivitas laboratorium adalah suatu hal yang
mutlak untuk menghindari kecelakaan yang tidak diinginkan baik disebabkan
peralatan ( kecelakaan fisik) maupun bahaya yang ditimbulkan oleh bahan-bahan
kimia. Disamping pengetahuan yang baik tentang sifat dan bahaya bahan kimia,
maka pengetahuan tentang alat-alat keselamatan laboratorium adalah sesuatu hal
yang mutlak.

Bekerja di laboratorium mempunyai resiko yang berbahaya bagi yang bekerja.


Untuk meminimalisir (zero accident) kecelakaan di laboratorium maka para
pekerja laboratorium haruslah mengetahui sumber-sumber bahaya, symbol-
simbol tanda bahaya dan teknik penggunaan peralatan keselamatan kerja.
Laboratorium yang baik harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
sesuai dengan jenis laboratoriumnya (kimia, fisika, biologi, laboratorium terapan,
dll).

Laboratorium kimia agak spesifik karena banyak menggunakan bahan kimia


dengan bermacam sifat bahaya, maka sebaiknya laboratorium kimia mempunyai
pralatan keselamatan standar berikut:
1. Jas Laboratorium
Untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu diperlukan pakaian berupa “disposable
protective garment”, yaitu pakaian pelindung yang dibuang atau dimusnahkan
sesudah digunakan. Misalkan untuk pelindung dari mikroorganisme (bakteri,
virus, dan jamur) pada pekerjaan “Bioassay” untuk anti bakteri, anti virus dan
anti jamur serta elelopati (herbisida).

2. Sarung tangan
Sarung tangan (gloves) sangat penting karena daya tahan tangan terhadap
bahan kimia dan suhu yang tinggi terbatas. Bahan sarung tangan dapat berupa
karet alam, karet neopren, karet nitril, abses, dan lain-lain dengan mutu dan
ketebalan yang beragam. Untuk menjamin keselamatan pekerja makan sarung
tangan harus selalu dipakai dengan jenis sarung tangan yang sesuai dengan
pekerjaan yang dilakukan. Untuk melindungi tangan dari bahan yang sangat
panas misalnya dari api Bunsen dan tanur digunakan instlated gloves yang
terbuat dari bahan abses.

3. Pelindung mata dan muka


Di samping mencegah muka dan mata dari percikan bahan kimia maka
penggunaan pelindung mata dan muka juga untuk mencegah muka dari
kontak dengan cahaya ultra violet (UV), sinar laser, dan api pengelasan.
Untuk mencegah muka dari sinar dan pengelasan ini digunakan kacamata
khusus. Jangan menggunakan kontak lensa bila bekerja di laboratorium
karena asap/uap dapat menumpuk di bawah kontak lensa yang dapat
menimbulkan kerusakan mata.

4. Alat/kran pencuci mata


Mata yang terkena cairan kimia, debu dan butiran-butiran yang terbang
sebagai pertolongan pertama harus dicuci segera dengan alat pencuci mata.
Bila tubuh memerlukan air yang banyak (jika tubuh terkena bahan kimia maka
perlu disiram), maka di laboratorium harus tersedia kran pencuci mata
(eyewash fountain) dan shower (safety shower).

5. Alat pernapasan
Alat pernapasan (respirator masker) adalah pelindung saluran pernapasan dari
debu, serat kecil, dan uap atau gas dari bahan kimia.

6. Alat pemadam kebakaran


Beberapa alat pemadam kebakaran (fire extinguisher) tergantung jenis bahan
bakar yang menyebabkan kebakaran. Bahan pemadam kebakaran ada berupa
air, tepung, karbondioksida, halon, busa, pasi, dan lain-lain.

7. Selimut api
Selimut api digunakan saat waktu terjadi kebakaran khususnya dengan
menerobos api kebakaran khususnya untuk menerobos api kebakaran.

8. Tangga
Tangga digunakan untuk mengambil alat atau bahan kimia yang terdapat di
tempat yang tinggi, untuk menghindari bahaya akibat jatunya atau tumpahnya
bahan kimia. Tangga ini harus kokoh dan stabil waktu digunakan.

9. Karet penghisap
Karet penghisap (pipet bulp) digunakan untuk memipet bahan-bahan kimia
yang sebaiknya semua pengambilan bahan kimia dilakukan dengan karet
penghisap. Kita harus beranggapan bahwa semua bahan kimia yang
digunakan di laboratorium adalah bebahaya apalagi bila masuk dalam mulut
dan tubuh. Untuk bahan kimia yang sangat berbahaya biasanya disertai
dengan etiket berupa larangan agar tidak diisap dengan mulut.

10. Tanda peringatan keselamatan


Tanda ini perlu untuk menghindari kecelakaan dan wajib dipatuhi setiap orang
yang melakukan aktivitas di laboratorium.

B. JENIS DAN PENANGANAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DALAM


LABORATURIUM

Secara umum bahan kimia berbahaya diklasifikasikan menjadi beberapa golongan


diantaranya sebagai berikut :

1. Bahan Kimia Beracun (Toxic)

Bahan kimia beracun adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya
terhadap kesehatan manusia atau menyebabkan kematian apabila terserap ke
dalam tubuh karena tertelan, lewat pernafasan atau kontak lewat kulit.

Pada umumnya zat toksik masuk lewat pernafasan atau kulit dan kemudian
beredar keseluruh tubuh atau menuju organ-organ tubuh tertentu. Zat-zat
tersebut dapat langsung mengganggu organ-organ tubuh tertentu seperti hati,
paru-paru, dan lain-lain. Tetapi dapat juga zat-zat tersebut berakumulasi
dalam tulang, darah, hati, atau cairan limpa dan menghasilkan efek kesehatan
pada jangka panjang. Pengeluaran zat-zat beracun dari dalam tubuh dapat
melewati urine, saluran pencernaan, sel efitel dan keringat. Contohnya :
Ammonia, karbon monoksida, benzene, kloroform, dan sebagainya.
2. Bahan Kimia Korosif (Corrosive)
Bahan kimia korosif adalah bahan kimia yang karena reaksi kimia dapat
mengakibatkan kerusakan apabila kontak dengan jaringan tubuh atau bahan
lain.

Zat korosif dapat bereaksi dengan jaringan seperti kulit, mata, dan saluran
pernafasan. Kerusakan dapat berupa luka, peradangan, iritasi (gatal-gatal) dan
sinsitisasi (jaringan menjadi amat peka terhadap bahan kimia).
Contohnya : H2SO4, HCl, NaOH, gas C1 dan sebagainya.

3. Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)


Bahan kimia mudah terbakar adalah bahan kimia yang mudah bereaksi
dengan oksigen dan dapat menimbulkan kebakaran. Reaksi kebakaran yang
amat cepat dapat juga menimbulkan ledakan. Contohnya: eter, aseton, alkohol
sbb.

Bila kebakaran terjadi saat api masih kecil dapat di lakukan pemadaman
menggunakan pemadam tertentu sesuai dengan jenis kebakaran nya.

4. Bahan Kimia Peledak (Explosive)


Bahan kimia peledak adalah suatu zat padat atau cair atau campuran keduanya
yang karena suatu reaksi kimia dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan
tekanan yang besar serta suhu yang tinggi, sehingga menimbulkan kerusakan
disekelilingnya.

Zat eksplosif amat peka terhadap panas dan pengaruh mekanis (gesekan atau
tumbukan), ada yang dibuat sengaja untuk tujuan peledakan atau bahan
peledak seperti trinitrotoluene (TNT), nitrogliserin dan ammonium nitrat
(NH4NO3).
5. Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)
Bahan kimia oksdiator adalah suatu bahan kimia yang mungkin tidak mudah
terbakar, tetapi dapat menghasilkan oksigen yang dapat menyebabkan
kebakaran bahan-bahan lainnya.

6. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air (Water Sensitive Substances)


Bahan kimia reaktif terhadap air adalah bahan kimia yang amat mudah
bereaksi dengan air dengan mengeluarkan panas dan gas yang mudah
terbakar.

7. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive Substances)


Bahan kimia reaktif terhadap asam adalah bahan kimia yang amat mudah
bereaksi dengan asam menghasilkan panas dan gas yang mudah terbakar atau
gas-gas yang beracun dan korosif.

8. Gas Bertekanan (Compressed Gases)\


Gas bertekanan adalah gas yang disimpan dibawah tekanan, baik gas yang
ditekan maupun gas cair atau gas yang dilarutkan dalam pelarut dibawah
tekanan.

9. Bahan Kimia Radioaktif (Radioactive Substances)


Bahan kimia radioaktif adalah bahan kimia yang mempunyai kemampuan
memancarkan sinar radioaktif dengan aktivitas jenis lebih besar dari 0,002
microcurie/gram.

Suatu bahan kimia dapat termasuk diantara satu atau lebih golongan di atas
karena memang mempunyai sifat kimia yang lebih dari satu sifat.

C. JENIS DAN PENYEBAB KECELAKAAN DALAM LABORATURIUM


1. Jenis Bahaya di Laboratorium
1. Keracunan
Keracunan dapat berakibat fatal ataupun gangguan kesehatan. Keracunan
pada manusia dapat terjadi apabila zat racun tertelan ,lewat kulit atau
terhisap, oleh karena itu bekerja di laboratorium harus lah menggunakan
pelindung pernafasan (masker), pelindung mata (kaca mata khusus),
pelindung tangan (sarung tangan), dan pelindung tubuh (jas
laboratorium).

Bahan ini dalam kondisi normal atau dalam kondisi kecelakaan ataupun
dalam kondisi kedua-duanya dapat berbahaya terhadap kehidupan
sekelilingnya. Bahan beracun harus disimpan dalam ruangan yang sejuk,
tempat yang ada peredaran hawa, jauh dari bahaya kebakaran dan bahan
yang inkompatibel (tidak dapat dicampur) harus dipisahkan satu sama
lainnya.

Jika panas mengakibatkan proses penguraian pada bahan tersebut maka


tempat penyimpanan harus sejuk dengan sirkulasi yang baik, tidak
terkena sinar matahari langsung dan jauh dari sumber panas.

2. Iritasi
Iritasi sebagai akibat kontak dengan bahan kimia korosif. Iritasi dapat
berupa luka atau peradangan pada kulit saluran pernafasan dan mata.

Hindari kulit, mata, dan bagian tubuh lain dari bahan – bahan kimia ini.
Pada saat mengambil cairan dari dalam botol, jangan sampai ada zat
yang tercecer dari dalam botol. Mengambil zat tidak boleh di hisap
dengan mulut melain kan dengan karet penghisap.

3. Kebakaran dan luka bakar


Kebakaran dan luka bakar sebagai akibat kurang hati- hati dalam
menangani pelarut-pelarut organik yang mudah terbakar seperti eter,
aseton, alkohol sbb.

Kebakaran dapat timbul oleh adanya bunga api, panas atau loncatan
listrik dan dengan adanya oksigen serta bahan bakar. Bila kebakaran
terjadi saat api masih kecil dapat di lakukan pemadaman menggunakan
pemadam tertentu sesuai dengan jenis kebakaran nya.

Kebakaran di labaoratorium dapat di kelompokkan menjadi:


a. Kebakaran kertas, kayu, karet, plastik, dan scjenis nya dapat di atasi
dengan menggunakan air yang berfungsi sebagai pcndingin dan untuk
menye limuti bahan dari oksigen.
b. Kebakaran pelarut organik seperti benzena, toluene dan eter dapat
padamkan dengan menggunakan busa. Busa adalah dispersi gas dalam
cairan yang berfungsi untuk mengisolasi bahan dari oksigen
c. Kebakaran instalasi listrik yang dapat di atasi dengan menggunakan gas
CO2 dan halon (CF3Br).
d. Kebakaran logam –lagam alkali seperti kalium dan natrium. Dapat di
atasi dengan menggunakan handuk kering campuran natrium karbonat,
kalium klorida, kalium karbonat, dan amonium fosfat. Selain itu
kebakaran ini dapat di atasi dengan menggunakan CO2.

4. Bahaya-bahaya lain
Seperti sengatan listrik, keterpaan pada radiasi sinar tertentu,dan
pencemaran lingkungun. Jadi, jelas laboratorium kimia mengandung
banyak potensi bahaya, tetapi potensi bahaya apapun dapat di kendalikan
sehingga tidak menimbul kan kerugian. Suatu contoh, bahan bakar
bensin dan gas cair mempunyai potensi bahaya kebakaran yang sangat
besar.
2. Sumber-sumber bahaya dalam laboratorium kimia
1. Bahan- bahan kimia yang berbahaya, yang perlu kita kenal jenis, sifat,
cara penanganan dan penyimpanan nya. Contoh nya: bahan kimia beracun,
mudah terbakar, eksplusif, dan sebagai nya.

2. Teknik percobaan, yang meliputi pencampuran bahan, destilasi, ekstraksi,


reaksi kimia, dan sebagai nya

3. Sarana laboratorium, yakni gas, air, listrik, dan sebagai nya.

D. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN


1. TINDAKAN P3K
Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) secara harfiah didefinisikan
sebagai tindakan yang diberikan/dilakukan oleh orang yang terlatih atau
memahami seluk beluk anatomi kesehatan dasar. Kemampuan dasar ini
diperoleh melalui pendidikan umum formal pelatihan atau pengalaman.
Pertolongan pertama berarti adalah tindakan awal yang dilakukan sebelum
dibawa ke fasilitas kesehatan yang lebih baik. P3K bertujuan agar cidera yang
timbul tidak lebih parah, menghentikan pendarahan, mencegah nyeri dan
menjamin fungsi saluran pernapasan, sehingga korban terselamatkan dari
bahaya yang lebih fatal secara maksimal. Kadang-kadang korban tidak hanya
mengalami satu jenis trauma tetapi kompleks sehingga si penolong diharuskan
mampu memberi pertolongan sesuai prioritas yang mengancam jiwa korban.

Bekerja di Laboratorium tidak boleh sendirian. Pokok-pokok utama P3K


adalah sebagai berikut:
1. Bila terjadi kecelakaan diharapkan tidak panik (tenang)
2. Hal pertama yang diperhatikan adalah pernapasan, bila korban berhenti
bernapas segera lakukan napas buatan
3. Bila terjadi pendarahan segera hentikan. Pendarahan yang terjadi pada
pembuluh darah utama dapat menyebabkan kematian korban dalam tempo
3-5 menit
4. Perhatikan tanda-tanda shock
5. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru

Berikut ini adalah beberapa tindakan P3K untuk berbagai jenis kecelakaan :

a. Terkena bahan kimia


1. Mintalah bantuan teman
2. Bila memungkinkan cucilah bagian tubuh yang kena bahan tersebut
dengan ari dan sabun
3. Jangan menggaruk bagian yang terkena bahan kimia
4. Korban dibawa ke tempat yang banyak oksigen (segar)
5. Hubungi petugas medik secepatnya (dokter atau rumah sakit).
b. Kebakaran
1. Jangan panic
2. Apabila masih mungkin dipadamkan dengan tabung CO2 (racun api)
3. Hindari menghirup asam secara langsung
4. Menutup semaksimal mungkin akses angin masuk dalam ruangan
(pintu, jendela dan ventilasi udara)
5. Bila menyelamatkan diri jangan menggunakan lift tetapi tangga
darurat
6. Segera menghubungi pemadam kebakaran
c. Luka akibat benda tajam
1. Mencuci luka dengan air dan segera beri antiseptic
2. Menutup dengan kasa steril atau pembalut
3. Bila luka besar lakukan desinfeksi dan segera di bawa ke dokter
4. Untuk luka yang dalam dan banyak kotoran digunakan pinset steril
untuk mengambil kotoran
d. Luka memar. (akibat benturan benda tumpul yang menimbulkan
pecahnya pembuluh darah sehingga kulit menjadi berwarna biru)
1. Bersihkan luka memar dari kotoran
2. Kompres dengan air dingin (es), atau alkohol 70% dengan
menggunakan kain kasa yang telah dibasahi dengan bahan pengompres

e. Mengatasi pendarahan
1. Letakkan bagian yang mengalami pendarahan di tempat yang lebih
tinggi
2. Digunakan kain bersih untuk menekan sumber pendarahan
3. Untuk pendarahan hebat lakukan pengikatan dengan kain kasa pada
bagian yang mendekati tubuh dan segera dibawa ke dokter

f. Mengatasi luka bakar


Luka bakar ada beberapa jenis sesuai penyebabnya sebagai berikut
1. Luka bakar kering (dry burns): disebabkan oleh nyala api, saluran
rokok dan peralatan yang panas
2. Scald: luka bakar karena cairan panas
3. Luka bakar dingin (Criogenic burns): disebabkan oleh kontak dengan
oksigen dan Nitrogen cair
4. Luka bakar karena bahan kimia (Chemical burns): Luka bakar karena
bahan kimia misalkan asam dan basa pekat
5. Luka bakar radiasi (radiation burns): disebabkan oleh cahaya matahari
termasuk pantulan cahaya oleh salju

Penanganan luka bakar harus hati-hati karena dapat menyebabkan


infekasi dengan tingkatan sebagai berikut:

1. Superficial burns: kulit berwarna merah, membengkak, sedikit


mengeras permukaannya dan relatif mudah sembuh.
2. Intermediate burns: melepuh, sekitarnya memerah dan rawan
terhadap infeksi
3. Deep burns: semua lapisan kulit terbakar, pucat dan kadang-kadang
gosong

Tindakan umum yang harus dilakukan terkait dengan P3K dalam


menangani luka bakar adalah sebagai berikut:

1. Hilangkan penyebab luka bakar


2. Daerah yang terkena luka bakar didinginkan dengan air dingin yang
mengalir hingga rasa sakitnya hilang. Jangan menggunakan air es
karena akan menimbulkan rasa sakit
3. Jangan menarik pakaian atau kain pada luka bakar, hal ini harus
dilakukan oleh paramedic
4. Bila luka bakar tidak terlalu parah maka kain boleh ditarik bila telah
didinginkan
5. Segera dibawa ke paramedis atau dokter

Selain tindakan umum yang harus dilakukan dalam menangani luka


bakar, perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Jangan memberi kain, kasa atau pembalut luka bakar karena akan
menempel
2. Jangan memberikan lemak, cream, mentega atau kecap seperti yang
sering dilakukan orang karena dapat menimbulkan infeksi
3. Jangan memberi alkohol pada kulit yang terbakar karena akan
menyebabkan rasa sakit dan jangan memecahkan gelembung luka
bakar

g. Luka di mata
Luka di bagian mata dapat disebabkan oleh benda asing, debu, kepingan
logam, kotoran, percikan bahan kimia, uap bahan kimia, dan lain-lain.
Cara merawatnya adalah sebagai berikut:
a. Luka yang disebabkan benda asing dapat ditolong dengan kapas yang
dibasahi dengan air dengan cara mengusapnya pada biji mata. Bila
benda tersebut tertanam pada biji mata harus segea di bawa ke
dokter.
b. Bila terkena percikan bahan kimia, mata dicuci dengan
penyemprotan yang lemah secara terus-menerus selama 15 menit.
Agar mata lebih bersih maka kelopak matanya juga harus dibuka.
Selanjutnya di bawa ke dokter dan jangan memberikan salep atau
obat lain tanpa rekomendasi dokter.

h. Keracunan
Racun dalam tubuh dapat masuk melalui mulut (oral), pernapasan
(inhalasi), dan kulit. Bahan yang uapnya mengeluarkan bau maka
keberadaannya mudah diketahui namun untuk gas yang tidak berbau
seperti CO,uap Hg dan debu Pb maka dapat terhirup tanpa disadari yang
dapat menyebabkan pingsan, sesak napas hingga membahayakan jiwa.
Penanganannya sesuai dengan kondisi yang terjadi seperti pingsan atau
sesak napas.
1. Pingsan: bila masih bernapas dibawa ke dokter, tapi bila berhenti
bernapas dibuat napas buatan dari mulut ke mulut 12 kali/menit untuk
dewasa. Sedangkan untuk anak-anak lebih sering dari itu, angkat
tangan ke atas setinggi mungkin sambil diikuti dengan menekan
punggung (tengah di bawah). Bila ada oksigen maka alirkan melalui
hidung.
2. Sesak napas: bila ada berikan oksigen hingga tidak ada lagi masalah.
Keracunan bahan kimia dapat disebabkan oleh:
a. Asam keras: asam bersifat iritan dan korosif seperti asam asetat
glasial, asam klorida, asam sulfat, asam nitrat, asam fosfat, dan
lain-lain. Bila kena kulit dinetralkan dengan soda kue 5%. Bila
sudah tertelan maka untuk mencuci lambung digunakan norit
(magnesium oksida), dan dapat ditambahkan dengan meminum
susu, dan makan putih telur mentah. Disamping itu dapat juga
menggunakan bahan yang mengandung CO2 agar perut kembung
dan mengeluarkan angin.
b. Basa keras: basa keras seperti kapur tohor, NaOH, KOH, amonia,
bila kena kulit penanganannya sama seperti asam keras bila
tertelan dinetralkan dengan asam cuka dapur yang diencerkan (1:1)
dan jangan memaksakan muntah kaena dapat merusak jaringan
yang dilalui muntah. Untuk melindungi dinding lambung diberi
minum minyak kelapa. Sekitar jantung dikompres dengan air
hangat dan segera dibawa ke dokter.
c. Fosfor: untuk mencegah penyerapan oleh dinding usus maka
diberi minum paraffin cair 100cc atau larutan KMnO4 1g/5L.
d. Karbon monoksida (silent killer): pembunuh diam-diam karena
tidak berbau sehingga tidak diketahui masuk dalam tubuh namun
efeknya akan tiba-tiba pingsan. Bila terjadi pingsan segera dibawa
ke tempat yang segar, selimuti dan lakukan pernapasan buatan.
e. Karbon dioksida: dalam jumlah tertentu memang digunakan
sebagai penyegar pada minuman ringan (soft drink) seperti soda,
coca-cola namun pada kadar tertent akan menyebabkan keracunan.
Pertolongan yang harus dilakukan adalah membawanya ke tempat
yang sejuk, siram dengan air dingin, bila pingsan lakukan
pernapasan buatan.
Simbol Keterangan
Nama : Irritant
Lambang : Xi
Arti : Bahan yang dapat menyebabkan iritasi, gatal-gatal dan
dapat menyebabkan luka bakar pada kulit.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit.
Contoh : NaOH, C6H5OH, Cl2

Nama : Harmful
Lambang : Xn
Arti : Bahan yang dapat merusak kesehatan tubuh bila
kontak langsung dengan tubuh atau melalui inhalasi.
Tindakan : Jangan dihirup, jangan ditelan dan hindari
kontak langsung dengan kulit.
Contoh : Etilen glikol, Diklorometan.

Nama : Corrosive
Lambang : C
Arti : Bahan yang bersifat korosif, dapat merusak jaringan
hidup, dapat menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal dan
dapat membuat kulit mengelupas.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit dan
hindari dari benda-benda yang bersifat logam.
Contoh : HCl, H2SO4, NaOH (>2%)

Nama : Toxic
Lambang : T
Arti : Bahan yang bersifat beracun, dapat menyebabkan
sakit serius bahkan kematian bila tertelan atau terhirup.
Tindakan : Jangan ditelan dan jangan dihirup, hindari
kontak langsung dengan kulit.
Contoh : Metanol, Benzena

Nama : Flammable
Arti : Bahan kimia yang mempunyai titik nyala rendah,
mudah terbakar dengan api bunsen, permukaan metal panas
atau loncatan bunga api.
Tindakan : Jauhkan dari benda-benda yang berpotensi
mengeluarkan api.
Contoh : Minyak terpenting

Nama : Inhalation Hazard


Arti : Bahan-bahan yang dapat merusak sistem inhalasi atau
pernapasan.
Tindakan : Jangan dihirup.

Nama : Dengerous When Wet


Arti : Material yang bereaksi cukup keras dengan air.
Tindakan : Jauhkan dari air dan simpan di tempat yang
kering/tidak lembab.
Contoh : Calcium carbide, Potassium phosphide, Maneb.

Nama : Organic Peroxide


Arti : Merupakan simbol keamanan bahan kimia yang
digunakan dalam transportasi dan penyimpanan peroksida
organik.
Contoh : Benzol peroxide, Methyl ethyl ketone peroxide,
Dicetyl perdicarbonate.

Nama : Oxidizer
Arti : Material yang mudah menimbulkan api ketika kontak
dengan material lain yang mudah terbakar dan dapat
menimbulkan ledakan.
Contoh : Calcium hypochlorite, Sodium peroxide,
Ammonium dichromate.

Nama : Non Flammable Gas


Arti : Simbol pengaman yang digunakan pada transportasi
dan penyimpanan material gas yang tidak mudah terbakar.
Contoh : Oksigen, Nitrogen, Helium.

Nama : Radioactive
Arti : Bahan yang mengandung material atau kombinasi dari
material lain yang dapat memancarkan radiasi secara
spontan.
Contoh : Uranium, 90Co, Tritium.

Anda mungkin juga menyukai