Keselamatan kerja dalam melakukan aktivitas laboratorium adalah suatu hal yang
mutlak untuk menghindari kecelakaan yang tidak diinginkan baik disebabkan
peralatan ( kecelakaan fisik) maupun bahaya yang ditimbulkan oleh bahan-bahan
kimia. Disamping pengetahuan yang baik tentang sifat dan bahaya bahan kimia,
maka pengetahuan tentang alat-alat keselamatan laboratorium adalah sesuatu hal
yang mutlak.
2. Sarung tangan
Sarung tangan (gloves) sangat penting karena daya tahan tangan terhadap
bahan kimia dan suhu yang tinggi terbatas. Bahan sarung tangan dapat berupa
karet alam, karet neopren, karet nitril, abses, dan lain-lain dengan mutu dan
ketebalan yang beragam. Untuk menjamin keselamatan pekerja makan sarung
tangan harus selalu dipakai dengan jenis sarung tangan yang sesuai dengan
pekerjaan yang dilakukan. Untuk melindungi tangan dari bahan yang sangat
panas misalnya dari api Bunsen dan tanur digunakan instlated gloves yang
terbuat dari bahan abses.
5. Alat pernapasan
Alat pernapasan (respirator masker) adalah pelindung saluran pernapasan dari
debu, serat kecil, dan uap atau gas dari bahan kimia.
7. Selimut api
Selimut api digunakan saat waktu terjadi kebakaran khususnya dengan
menerobos api kebakaran khususnya untuk menerobos api kebakaran.
8. Tangga
Tangga digunakan untuk mengambil alat atau bahan kimia yang terdapat di
tempat yang tinggi, untuk menghindari bahaya akibat jatunya atau tumpahnya
bahan kimia. Tangga ini harus kokoh dan stabil waktu digunakan.
9. Karet penghisap
Karet penghisap (pipet bulp) digunakan untuk memipet bahan-bahan kimia
yang sebaiknya semua pengambilan bahan kimia dilakukan dengan karet
penghisap. Kita harus beranggapan bahwa semua bahan kimia yang
digunakan di laboratorium adalah bebahaya apalagi bila masuk dalam mulut
dan tubuh. Untuk bahan kimia yang sangat berbahaya biasanya disertai
dengan etiket berupa larangan agar tidak diisap dengan mulut.
Bahan kimia beracun adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya
terhadap kesehatan manusia atau menyebabkan kematian apabila terserap ke
dalam tubuh karena tertelan, lewat pernafasan atau kontak lewat kulit.
Pada umumnya zat toksik masuk lewat pernafasan atau kulit dan kemudian
beredar keseluruh tubuh atau menuju organ-organ tubuh tertentu. Zat-zat
tersebut dapat langsung mengganggu organ-organ tubuh tertentu seperti hati,
paru-paru, dan lain-lain. Tetapi dapat juga zat-zat tersebut berakumulasi
dalam tulang, darah, hati, atau cairan limpa dan menghasilkan efek kesehatan
pada jangka panjang. Pengeluaran zat-zat beracun dari dalam tubuh dapat
melewati urine, saluran pencernaan, sel efitel dan keringat. Contohnya :
Ammonia, karbon monoksida, benzene, kloroform, dan sebagainya.
2. Bahan Kimia Korosif (Corrosive)
Bahan kimia korosif adalah bahan kimia yang karena reaksi kimia dapat
mengakibatkan kerusakan apabila kontak dengan jaringan tubuh atau bahan
lain.
Zat korosif dapat bereaksi dengan jaringan seperti kulit, mata, dan saluran
pernafasan. Kerusakan dapat berupa luka, peradangan, iritasi (gatal-gatal) dan
sinsitisasi (jaringan menjadi amat peka terhadap bahan kimia).
Contohnya : H2SO4, HCl, NaOH, gas C1 dan sebagainya.
Bila kebakaran terjadi saat api masih kecil dapat di lakukan pemadaman
menggunakan pemadam tertentu sesuai dengan jenis kebakaran nya.
Zat eksplosif amat peka terhadap panas dan pengaruh mekanis (gesekan atau
tumbukan), ada yang dibuat sengaja untuk tujuan peledakan atau bahan
peledak seperti trinitrotoluene (TNT), nitrogliserin dan ammonium nitrat
(NH4NO3).
5. Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)
Bahan kimia oksdiator adalah suatu bahan kimia yang mungkin tidak mudah
terbakar, tetapi dapat menghasilkan oksigen yang dapat menyebabkan
kebakaran bahan-bahan lainnya.
Suatu bahan kimia dapat termasuk diantara satu atau lebih golongan di atas
karena memang mempunyai sifat kimia yang lebih dari satu sifat.
Bahan ini dalam kondisi normal atau dalam kondisi kecelakaan ataupun
dalam kondisi kedua-duanya dapat berbahaya terhadap kehidupan
sekelilingnya. Bahan beracun harus disimpan dalam ruangan yang sejuk,
tempat yang ada peredaran hawa, jauh dari bahaya kebakaran dan bahan
yang inkompatibel (tidak dapat dicampur) harus dipisahkan satu sama
lainnya.
2. Iritasi
Iritasi sebagai akibat kontak dengan bahan kimia korosif. Iritasi dapat
berupa luka atau peradangan pada kulit saluran pernafasan dan mata.
Hindari kulit, mata, dan bagian tubuh lain dari bahan – bahan kimia ini.
Pada saat mengambil cairan dari dalam botol, jangan sampai ada zat
yang tercecer dari dalam botol. Mengambil zat tidak boleh di hisap
dengan mulut melain kan dengan karet penghisap.
Kebakaran dapat timbul oleh adanya bunga api, panas atau loncatan
listrik dan dengan adanya oksigen serta bahan bakar. Bila kebakaran
terjadi saat api masih kecil dapat di lakukan pemadaman menggunakan
pemadam tertentu sesuai dengan jenis kebakaran nya.
4. Bahaya-bahaya lain
Seperti sengatan listrik, keterpaan pada radiasi sinar tertentu,dan
pencemaran lingkungun. Jadi, jelas laboratorium kimia mengandung
banyak potensi bahaya, tetapi potensi bahaya apapun dapat di kendalikan
sehingga tidak menimbul kan kerugian. Suatu contoh, bahan bakar
bensin dan gas cair mempunyai potensi bahaya kebakaran yang sangat
besar.
2. Sumber-sumber bahaya dalam laboratorium kimia
1. Bahan- bahan kimia yang berbahaya, yang perlu kita kenal jenis, sifat,
cara penanganan dan penyimpanan nya. Contoh nya: bahan kimia beracun,
mudah terbakar, eksplusif, dan sebagai nya.
Berikut ini adalah beberapa tindakan P3K untuk berbagai jenis kecelakaan :
e. Mengatasi pendarahan
1. Letakkan bagian yang mengalami pendarahan di tempat yang lebih
tinggi
2. Digunakan kain bersih untuk menekan sumber pendarahan
3. Untuk pendarahan hebat lakukan pengikatan dengan kain kasa pada
bagian yang mendekati tubuh dan segera dibawa ke dokter
1. Jangan memberi kain, kasa atau pembalut luka bakar karena akan
menempel
2. Jangan memberikan lemak, cream, mentega atau kecap seperti yang
sering dilakukan orang karena dapat menimbulkan infeksi
3. Jangan memberi alkohol pada kulit yang terbakar karena akan
menyebabkan rasa sakit dan jangan memecahkan gelembung luka
bakar
g. Luka di mata
Luka di bagian mata dapat disebabkan oleh benda asing, debu, kepingan
logam, kotoran, percikan bahan kimia, uap bahan kimia, dan lain-lain.
Cara merawatnya adalah sebagai berikut:
a. Luka yang disebabkan benda asing dapat ditolong dengan kapas yang
dibasahi dengan air dengan cara mengusapnya pada biji mata. Bila
benda tersebut tertanam pada biji mata harus segea di bawa ke
dokter.
b. Bila terkena percikan bahan kimia, mata dicuci dengan
penyemprotan yang lemah secara terus-menerus selama 15 menit.
Agar mata lebih bersih maka kelopak matanya juga harus dibuka.
Selanjutnya di bawa ke dokter dan jangan memberikan salep atau
obat lain tanpa rekomendasi dokter.
h. Keracunan
Racun dalam tubuh dapat masuk melalui mulut (oral), pernapasan
(inhalasi), dan kulit. Bahan yang uapnya mengeluarkan bau maka
keberadaannya mudah diketahui namun untuk gas yang tidak berbau
seperti CO,uap Hg dan debu Pb maka dapat terhirup tanpa disadari yang
dapat menyebabkan pingsan, sesak napas hingga membahayakan jiwa.
Penanganannya sesuai dengan kondisi yang terjadi seperti pingsan atau
sesak napas.
1. Pingsan: bila masih bernapas dibawa ke dokter, tapi bila berhenti
bernapas dibuat napas buatan dari mulut ke mulut 12 kali/menit untuk
dewasa. Sedangkan untuk anak-anak lebih sering dari itu, angkat
tangan ke atas setinggi mungkin sambil diikuti dengan menekan
punggung (tengah di bawah). Bila ada oksigen maka alirkan melalui
hidung.
2. Sesak napas: bila ada berikan oksigen hingga tidak ada lagi masalah.
Keracunan bahan kimia dapat disebabkan oleh:
a. Asam keras: asam bersifat iritan dan korosif seperti asam asetat
glasial, asam klorida, asam sulfat, asam nitrat, asam fosfat, dan
lain-lain. Bila kena kulit dinetralkan dengan soda kue 5%. Bila
sudah tertelan maka untuk mencuci lambung digunakan norit
(magnesium oksida), dan dapat ditambahkan dengan meminum
susu, dan makan putih telur mentah. Disamping itu dapat juga
menggunakan bahan yang mengandung CO2 agar perut kembung
dan mengeluarkan angin.
b. Basa keras: basa keras seperti kapur tohor, NaOH, KOH, amonia,
bila kena kulit penanganannya sama seperti asam keras bila
tertelan dinetralkan dengan asam cuka dapur yang diencerkan (1:1)
dan jangan memaksakan muntah kaena dapat merusak jaringan
yang dilalui muntah. Untuk melindungi dinding lambung diberi
minum minyak kelapa. Sekitar jantung dikompres dengan air
hangat dan segera dibawa ke dokter.
c. Fosfor: untuk mencegah penyerapan oleh dinding usus maka
diberi minum paraffin cair 100cc atau larutan KMnO4 1g/5L.
d. Karbon monoksida (silent killer): pembunuh diam-diam karena
tidak berbau sehingga tidak diketahui masuk dalam tubuh namun
efeknya akan tiba-tiba pingsan. Bila terjadi pingsan segera dibawa
ke tempat yang segar, selimuti dan lakukan pernapasan buatan.
e. Karbon dioksida: dalam jumlah tertentu memang digunakan
sebagai penyegar pada minuman ringan (soft drink) seperti soda,
coca-cola namun pada kadar tertent akan menyebabkan keracunan.
Pertolongan yang harus dilakukan adalah membawanya ke tempat
yang sejuk, siram dengan air dingin, bila pingsan lakukan
pernapasan buatan.
Simbol Keterangan
Nama : Irritant
Lambang : Xi
Arti : Bahan yang dapat menyebabkan iritasi, gatal-gatal dan
dapat menyebabkan luka bakar pada kulit.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit.
Contoh : NaOH, C6H5OH, Cl2
Nama : Harmful
Lambang : Xn
Arti : Bahan yang dapat merusak kesehatan tubuh bila
kontak langsung dengan tubuh atau melalui inhalasi.
Tindakan : Jangan dihirup, jangan ditelan dan hindari
kontak langsung dengan kulit.
Contoh : Etilen glikol, Diklorometan.
Nama : Corrosive
Lambang : C
Arti : Bahan yang bersifat korosif, dapat merusak jaringan
hidup, dapat menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal dan
dapat membuat kulit mengelupas.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit dan
hindari dari benda-benda yang bersifat logam.
Contoh : HCl, H2SO4, NaOH (>2%)
Nama : Toxic
Lambang : T
Arti : Bahan yang bersifat beracun, dapat menyebabkan
sakit serius bahkan kematian bila tertelan atau terhirup.
Tindakan : Jangan ditelan dan jangan dihirup, hindari
kontak langsung dengan kulit.
Contoh : Metanol, Benzena
Nama : Flammable
Arti : Bahan kimia yang mempunyai titik nyala rendah,
mudah terbakar dengan api bunsen, permukaan metal panas
atau loncatan bunga api.
Tindakan : Jauhkan dari benda-benda yang berpotensi
mengeluarkan api.
Contoh : Minyak terpenting
Nama : Oxidizer
Arti : Material yang mudah menimbulkan api ketika kontak
dengan material lain yang mudah terbakar dan dapat
menimbulkan ledakan.
Contoh : Calcium hypochlorite, Sodium peroxide,
Ammonium dichromate.
Nama : Radioactive
Arti : Bahan yang mengandung material atau kombinasi dari
material lain yang dapat memancarkan radiasi secara
spontan.
Contoh : Uranium, 90Co, Tritium.