Limbah Industri Pupuk
Limbah Industri Pupuk
Terimakasih kepada tuhan yang maha esa yang telah membantu kami untuk
menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Karena tanpa pertolongan tuhan
yang maha esa kami tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini sengaja di buat oleh kami untuk muenambah pengetahuan pembaca
mengenai Pengolahan limbah industri pupuk, pemantauan limbah cair industri pupuk,
karakteristik limbah industri pupuk, Limbah B3 dan kesehatan, industri dan pencemaran
lingkungan, Limbah dan masalahnya dan Prinsip pengolahan limbah industri pupuk lainnya
yang akan menambah wawasan pembaca mengenai limbah industri pupuk. Penyusun
mengambil isi pokok pembahasan dalam makalah ini dari berbagai sumber. Tetapi yang pada
dasarnya mempunyai tujuan yang sama yaitu menambah pengetahuan pembaca mengenai
limbah industri pupuk.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen yang telah memberikan tugas
kepada kami karena dengan tugas tersebut penyusun jadi lebih mengetahui mengenai
limbah industri pupuk.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan kepada
pembaca, meskipun makalah ini ada kelebihannya dan kekurangannya kami mohon kritik
dan saranya agar kami bisa memperbaikiya.
Penyusun
HALAMAN
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 1
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
PENUTUP
Masalah lingkungan yang kita hadapi pada hakikatnya adalah masalah ekologi manusia.
Masalah itu timbul karena perubahan lingkungan yang menyebabkan lingkungan itu tidak
atau kurang sesuai lagi untuk mendukung kehidupan manusia. Akibatnya adalah
terganggunya kesejahteraan manusia. Di kalangan ilmuwan khususnya pakar Biologi
lingkungan telah lama mendapatkan perhatian khusus.
Hal ini tidaklah mengherankan karena ekologi merupakan ilmu yang mempelajari
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya merupakan salah satu
cabang biologi yang penting. Dalam permasalahan lingkungan, yang dipersoalkan ialah
perubahan yang diakibatkan oleh perbuatan manusia. Dengan makin besarnya jumlah
manusia yang disertai dengan kebutuhan yang meningkat per orangnya dan meningkatnya
kemampuan manusia untuk melakukan intervensi terhadap alam, baik alam abiotik maupun
alam biotik, perubahan yang terjadi pada lingkungan makin besar pula. Perubahan yang
makin besar itu misalnya arus energi dan daur materi, telah mengganggu proses alam
sehingga banyak fungsi ekologi alam terganggu pula. Dampak gangguan fungsi ekologi alam
terhadap kesejahteraan manusia makin terasa pula baik secara nyata maupun potensial.
Inilah yang dirisaukan sejak puluhan tahun yang lalu dan masalah tidak tampak berkurang,
melainkan malahan nampak makin bertambah.
KONFERENSI STOCKHOLM
Sejak tahun 1950-an, masalah lingkungan mendapatkan perhatian tidak saja dari para
ilmuwan, melainkan juga masyarakat umum dan politisi. Memicu perhatian itu ialah
terutama terjadinya pencemaran oleh limbah industri dan pertambangan serta pestisida.
Misalnya, di Jepang dalam tahun 1940-an dan 1950-an terjadi pencemaran oleh air raksa
(Hg) dari limbah industri dan oleh cadmium (Cd) dari limbah pertambangan (Zn).
Pencemaran itu telah menyebabkan penyakit keracunan yang berturut-turut disebut
penyakit Minamata (itai-itai). Nama penyakit Minamata diambil dari tempat terjadinya
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Dengan adanya Konferensi Stockholm masalah lingkungan yang dihadapi dunia tidak
dapat teratasi. Pada satu pihak negara maju masih meneruskan pola hidupnya yang mewah
dan boros serta yang mencemari lingkungan. Jumlah industri, kendaraan bermotor, dan
konsumsi energi terus meningkat sehingga limbah yang dihasilkan makin bertambah banyak.
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia mempunyai landasan hukum yang kuat
melalui UU no 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup,
1. Proses kimia
2. Karakteristik limbah
3. Prinsip pengolahan lingkungan industri pupuk
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah pengolahan limbah industri pupuk ini adalah
sebagai berikut :
a) Mengetahui proses limbah industri pupuk
b) Mengetahui prinsip pengolahan limbah industri pupuk
c) Mengetahui karakteristik limbah industri pupuk
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan,
pembatasan masalah, metode pengumpulan data, sistematika penulisan.
Metode penulisan pada makalah ini berhubungan dengan pokok pembahasan pengolahan
limbah industri pupuk. Sumber data yang di bahas dalam makalah ini di ambil dari internet.
Pupuk Urea yang dikenal dengan nama rumus kimianya NH2CONH2 pertama kali dibuat
secara sintetis oleh Frederich Wohler tahun 1928 dengan mereaksikan garam cyanat dengan
ammonium hydroxide.
Pupuk urea yang dibuat PT Pupuk Kujang merupakan reaksi antara karbon dioksida
(CO2) dan ammonia (NH3). Kedua senyawa ini berasal dari bahan gas bumi, air dan udara.
Ketiga bahan baku tersebut meruapakan kekayaan alam yang terdapat di Jawa Barat.
Pada proses pembuatan ammonia dengan tekanan rendah dalam reaktor (±150
atmosfir) yaitu dengan reaksi reforming merubah CO menjadi CO2, penyerapan CO2 dan
metanasi. Reaksi reforming ini dilakukan dalam 2 tingkatan yaitu :
Tingkat Pertama :
Gas bumi dan uap air direaksikan dengan katalis melalui pipa-pipa vertikal dalam dapur
reforming pertama dan secara umum reaksi yang terjadi sebagai berikut:
Cn H2n + nH2O NCO + (2n+1)H2 - panas
CH4 + H2O CO + 3H2 - panas
Tingkat Kedua :
Udara dialirkan dan bercampur dengan arus gas dari reformer pertama di dalam
reformer kedua, hal ini dimaksudkan untuk menyempurnakan reaksi reforming dan untuk
memperoleh campuran gas yang mengandung nitrogen (N)
2 CH4 + 3 O2 ---> 12 N2
2 CO + 4 H2O ---> 12 N2
lalu campuran gas sesudah reforming direaksikan dengan H2O di dalam converter CO
untuk mengubah CO menjadi CO2
CO + H2O ---> CO2 + H2
CO2 yang terjadi dalam campuran gas diserap dengan K2 CO3
K2 CO3 + CO2 + H2O ---> KHCO3
Reaksi ini berlangsung tanpa katalisator dalam waktu ± 25 menit. Proses selanjutnya
adalah memisahkan urea dari produk lain dengan memanaskan hasil reaksi (urea, biuret,
ammonium karbamat, air dan ammonia kelebihan) dengan penurunan tekanan, dan
temperatur 120-165 derajat Celsius, sehingga ammonium karbamat akan terurai menjadi
NH3 dan CO2, dan kita akan mendapatkan urea berkonsentrasi 70-75%.
Untuk mendapatkan konsentrasi urea yang lebih tinggi maka dilakukan pemekatan
dengan cara:
Penguapan larutan urea di bawah vacuum (ruang hampa udara, tekanan 0,1 atmosfir
mutlak), sehingga larutan menjadi jenuh dan mengkristal.
Memisahkan kristal dari cairan induknya dengan centrifuge.
Penyaringan kristal dengan udara panas.
Untuk mendapatkan urea dalam bentuk butiran kecil, keras, padat maka kristal urea
dipanaskan kembali sampai meleleh dan urea cair lalu disemprotkan melalui nozzle-nozzle
kecil dari bagian atas menara pembutir (prilling tower).
Sementara tetesan urea yang jatuh melalui nozzle tersebut, dihembuskan udara dingin
ke atas sehingga tetesan urea akan membeku dan menjadi butir urea yang keras dan padat.
1. Synthesa Unit
Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik Urea, untuk mensintesa Urea dengan
mereaksikan Liquid NH3 dan gas CO2 di dalam Urea Reaktor dan ke dalam reaktor ini
dimasukkan juga larutan recycle karbamat yang berasal dari bagian Recovery. Tekanan
operasi di Sintesa adalah 175 Kg/cm2g. Hasil Sintesa Urea dikirim ke bagian Purifikasi
untuk dipisahkan ammonium karbamat dan kelebihan ammonianya setelah dilakukan
stripping oleh CO2.
2. Purification Unit
Ammonium karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan ammonia di unit Sintesa
diuraikan dan dipisahkan dengan cara tekanan dan pemanasan dengan dua langkah
penurunan tekanan, yaitu pada 17 kg/cm2g dan 22,2 kg/cm2g. Hasil peruraian berupa
gas CO2 dan NH3 dikirim ke bagian Recovery, sedangkan larutan ureanya dikirim ke
bagian Cristaliser.
3. Cristaliser Unit
Larutan urea dari unit Purifikasi dikristalkan dibagian ini secara vakum. Kemudian kristal
ureanya dipisahkan di Centrifuge. Panas yang diperlukan untuk menguapkan air diambil
dari panas sensibel larutan urea, maupun panas kristalisasi urea dan panas yang diambil
dari sirkulasi Urea Slurry ke HP Absorber dari Recovery.
5. Recovery Unit
Gas ammonia dan gas CO2 yang dipisahkan dibagian purifikasi diambil kembali dengan 2
langkah absorbsi dengan menggunakan mother liquor sebagian absorbent kemudian di
recycle kembali ke bagian sintesa.
3. Limbah Padat
Limbah katalis bekas berasal dari pabrik ammonia yang mengandung oksida -oksida
dari : Ni, Zn, Cu, Fe, Mo, Co. Diatasi dengan penyimpanan sementara ditempat yang
aman kemudian dijual kembali
Limbah debu urea berasal dari unit pengantongan. Diatasi dengan pemasangan
peralatan dust collector, dehumidifier dan exhaust fan, urea dust dan waste
dilarutkan kembali kemudian di – recycle.
3. Unit Sanitasi
Unit ini dirancang untuk memproses air limbah sanitasi dengan sistem lumpur aktif,
dilanjutkan dengan aerasi udara dan klorinasi. Unit ini mempunyai kapasitas retensi desain
sekitar 50.000 galon. Keluaran kolam ini dialirkan ke kolam stabilisasi.
3.1. Kesimpulan
3.1. Saran
Limbah industri harus ditangani dengan baik dan serius oleh Pemerintah Daerah dimana
wilayahnya terdapat industri. Pemerintah harus mengawasi pembuangan limbah industri
dengan sungguh-sungguh. Pelaku industri harus melakukan cara-cara pencegahan
pencemaran lingkungan dengan melaksanakan teknologi bersih, memasang alat pencegahan
pencemaran, melakukan proses daur ulang dan yang terpenting harus melakukan
pengolahan limbah industri guna menghilangkan bahan pencemaran atau paling tidak
meminimalkan bahan pencemaran hingga batas yang diperbolehkan. Di samping itu perlu
dilakukan penelitian atau kajian-kajian lebih banyak lagi mengenai dampak limbah industri
yang spesifik (sesuai jenis industrinya) terhadap lingkungan serta mencari metode atau
teknologi tepat guna untuk pencegahan masalahnya.