Anda di halaman 1dari 25

Laporan Geologi Untuk Sertifikasi Desain

PLTA Kerinci Merangin Provinsi Jambi


BAB II
GEOLOGI REGIONAL DAERAH PENYELIDIKAN

Secara geologi regional proyek pembangunan PLTA Kerinci Merangin dapat


dijelaskan berdasarkan kondisi Fisiografi, Stratigrafi dan Struktur Geologi. Mengacu
pada Peta Geologi Regional Daerah Sungaipenuh yaitu Peta Geologi Regional
Lembar Sungaipenuh, Sumatra. Lembar Nomor 0812 & 0813 dengan skala 1 :
250.000. Oleh Kusnama, R. Pardede, S. Andi Mangga & Sidarto, yang di keluarkan
oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung, tahun 1993.
Penyelidikan sebelumnya dilakukan oleh geologiwan Belenda yang terlibat
dalam studi regional Sumatra, diantaranya Moerman (1915), Tobler (1992),
Koolhoven & Aernout (1928), Westerveld (1942), Rutten (1927), Van Bemmelen
(1949,1970), Verstappen (1973), Asama drr.(1975) dan Tjia (1977). Laporan
pendahuluan mengenail geologi daerah ini telah disusun berupa laporan terbuka
PUSLITBANG GEOLOGI (Pardede drr., 1984), sedangkan explorasi geothermal
yang meliputi pula penyelidikan geologi telah dikerjakan oleh direktorat vulkanologi
pada tahun 1980 di daerah Lempur sebelah timur danau Kerinci.

1. Fisiografi

Lembar ini merupakan bagian dari pegunungan barisan, secara morfologi


dapat dibedakan menjadi lima satuan : pegunungan kasar, kerucut gunung api,
kuesta, dataran tinggi dan dataran rendah. Pegunungan kasar terdapat dibagian
timur dan tengah lembah, dengan ketinggian antara 431 – 1692 Meter diatas muka
laut. Lembah – Lembah sungai berbentuk V dan terbentuk diatas batuan
metasedimen Formasi Asai (Ja) dan Formasi Peneta (Kjp), Granodiorit Nagan
(Tpegdn) dan Granit Tantan ( TJgdn).
Kerucut gunung api dengan tipe penyaliran memancar yang khas terdapat
pada bagian tengah daerah ini, merupakan bagian busur barisan yeng membujur
dari Baratlaut – Tenggara. Satuan ini mempunyai puncak – puncak betbentuk
kerucut seperti G. Pandan (2168M), G. Mesurai (2533M), G. Hulunilo (2469M),
G.Sumbing (2507M), G. Kunyit (2151M), G. Medan (1575M), G.Raya (2545M), G.
Kebongsang (2262M).
Laporan Geologi Untuk Sertifikasi Desain
PLTA Kerinci Merangin Provinsi Jambi
Morfologi kuesta terdapat dibaratlaut Danau Kerinci, dan tersusun oleh
batuan sedimen Formasi Kumun (Tmk). Dataran tinggi terdapat dilembah kerinci
pada ketinggian 835 M diatas muka laut dan tersusun oleh aluvium.
Dataran rendah terdapat dibagian barat lembar, disepanjang pantai barat dari
S. Serengai diselatan sampai Indrapura diutara. Ketinggian maksimal 50 Meter
diatas muka laut dan tersusun oleh Aluvium.

2. Penafsiran Indraan Jauh

Dalam rangka pelaksanaa proyek SSGMEP, dalam bulan Juli – Agustus 1990
telah dilaksanakan penafsiran citra SAR lembar Sungaipenuh & Ketaun, sebagai
bagian dari latihan kerja proyek tersebut dibawah bimbingan Dr.D.Greenbaum dari
BGS.
Citra SAR yang dipergunakan merupakan bagian dari liputan yang tersedia
untuk seluruh Sumatera, yang dibuat pada tahun 1998 oleh PT Georeka Nusantara
untuk BAKOSURTANAL, dengan sekala 1 : 250.000 . Pencitraan ini dilaksanakan
dengan mempergunakan X-Band, system STAR-1 Intera Technologies, yang
menghasilkan liputan beresolusi 12 m pada daerah selebar 46 km, mengarah ke
selatan pada jalur Timur – Barat. Tumpang tindih sebesar 60% antara jalur yang
bersebelahan menghasilkan liputan setereoskopik penuh. Data yang ada , baik yang
berupa masing – masing strip setereoskopis maupun mosaic digital, telah
dipergunakan. Seluruh lembar meliputi terliputi oleh delapan jalur radar dengan
sekala 1 : 250.000.
Mutu citra tersebut umumnya baik sampai sedang, walaupun setempat
disebagian pegunungan Barisan, akibat topografinya menyebabkan adanya
bayangan radar yang luas. Disamping itu karena citra tersebut merupakan hasil
cetak potret dan bukannya hasil tulisan laser, maka mutu ronannya berkurang,
sehingga penentuan batas geologi antara unit – unit berelief rendah dan klasifikasi
daerah – daerah dengan relief rendah, menjadi lebih sulit. Namun demikian citra
tesebut merupakan suatu perbaikan besar bila dibandingkan dengan potret udara
konvensional, dan terbukti sangat sesuai untuk mencetak gejala struktur geologi
didaerah berhutan lebat.
Laporan Geologi Untuk Sertifikasi Desain
PLTA Kerinci Merangin Provinsi Jambi
3. Klasifikasi Citra dan Stratigrafi

Pada Citra SAR dapat diamati empat buah satuan morfologi , yaitu ; Kerucut
Gunungapi, Berona kelabu tua, Pola saliran memancar dan berstruktur kawah.
Contoh antara lain G.Pandan, G.Mesurai, G.Hulunilo, G.Sumbing, G.Medanm
G.Raya dan G.Jebongso.
Daerah pegunungan, topografi kasar, berona kelabu muda – tua, dibagian
timur laut Lembar dan di pegunungan Barisan banyak terdapat kelurusan yang kuat
dangan penyaliran berkerapatn sedang.
Daerah lerang, berona kelabu muda – sedang, pola aliran sejajar tanggung
berkerapatan sedang, kelurusan berarah Barat Laut – Tenggara dan tekstur sedang
– kasar tersebut terutama dibagian Selatan dan Barat.
Daerah rata, berona kelabu muda dengan tekstur sedang, penyaliran berkerapatan
sedang, pada umumnya terdapat di bagian Barat Laut Lembar, disepanjang pantai
dan disekeliling Danau Kerinci.
Beberapa satuan batuan dikenali dari citra SAR, dan umumnya terdapat
kesesuaian antara peta geologi potret dan peta geologi . Namun ada juga
perbedaan – perbedaan yang memerlukan pengecekan lapangan, terutama sebaran
satuan potret udara I2, Js2 dan Qv1 serta sentuhan Tv2/Ts1.
Satuan yang diduga batuan malihan , hanya terbatas diujung Timur Laut
Lembar dan dianggap mewakili formasi – formasi berumur Paleozaikum Akhir dan
Mesozoikum Awal.
Batuan beku tersebar luas dan didimonasi oleh Batuan Gunungapi Kenozoikum ;
Batuan Plutonik terutama dibagian tengah daerah ini, berarah Barat Laut –
Tenggara, hamper sejajar dengan arah sesar utama Pegunungan Barisan.
Persesaran tersebar luas di daerah ini, terutama berarah Barat Laut – Tenggara,
setempat dengan sesar – sesar kecil berarah Timur Laut – Barat Daya.
Pengecualian hanya pada sesar pandan yang berarah hampir Utara – Selatan
disudut tenggara Lembar.
Laporan Geologi Untuk Sertifikasi Desain
PLTA Kerinci Merangin Provinsi Jambi
(Rincian Satuan – satuan geologi potret Lembar Sungaipenuh & Ketaun)
Satuan SAR Ciri - Ciri Geologi Potret Penafsiran Geologi Usulan Satuan Geologi
Nama Batuan
Sedimen

Qa Tekestur sangat halus sampai halus, Sedimen tak mengeras Aluvium (Qa)
rona kelabu, topografi rata ,terletak di
alliran - aliran sungai utama.
Qs Sedimen tak mengeras Endapan Rawa (Qa)
Tekstur halus, timbulan rendah, sampai
sangat rendah, rona gelap.

Qs2 Rona kelabu muda, tekstur sedang, Batuan sedimen berbutir Formasi Bintunan (Qtb)
permukan melandai, penyaliran sejajar. halus - kasar

Qs1 Rona kelabu muda, tekstur sedang licin, Batuan sedimen berbutir Formasi Pengasih (Qtp)
penyaliran dendrit - tanggung halus - kasar
berkerapatan rendah, topografi
menggelombang & kelurusan BL -
Tenggara
Ts3 Rona kelabu tua, tekstur kasar sedang, Batuan sedimen berbutir Formasi Kumun (Tmk)
penyaliran sejajar - tanggung kasar .
berkerapatan sedang, kelurusan
berarah BL - Tenggara, nisbi tahan
terhadap erosi

Ts2 Rona kelabu tua, tekstur kasar, Batuan sedimen berbutir Formasi Lemau (Tml)
penyeliran sejajar - tanggung kasar - sedang
berkerapatan sedang, kelurusan
berarah BL - Tenggara dan TL - BD

Ts1 Rona kelabu mudah sampai tua, tekstur Batuan sedimen berbutir Formasi Seblat (KJp)
sedang, penyaliran dendritik - tanggung sedang - kasar
berkerapatan sedang, kelurusan kuat
berarah BL - Tenggara, ketahanan
terhadap erosi sedang, permukaan
menggelombang

Js2 Rona kelabu muda sampai tua, tekstur Batuan sedimen berbutir Formaso Peneta (Kjp)
kasar, penyaliran dendrit - tanggung sangat halus
berkerapatan tinggi, morfologi berbukit,
keselurusan berarah BL - Tenggara,
ketahanan terhadap erosi sedang
Laporan Geologi Untuk Sertifikasi Desain
PLTA Kerinci Merangin Provinsi Jambi

Js1 Rona kelabu tua, tekstur kasar, Batuan sedimen mengeras Formasi Asai (Ja)
penyaliran berkerapatan sedang, tahan
terhadap erosi, tanah berbukit,
keselurusan berarah BL – tenggara

Batuan Beku dan


Vulkanik

Qv1-10 Rona kelabu muda, tekstur sedang Batuan gunungapi, Batuan gunungapi
sebagian kasar, hampir seluruhnya didominasi aliran lava dan kuarter (Qv, Qhv, Qtv).
penyaliran memancar kerkerpatan /atau lahar
sedang, umunya tahan terhadap erosi

Tv2 Rona kelabu mudah, sampai tua, tekstur Batuan sedimen berbutir Formasi Hulusimpang
kasar, penyaliran sejajar - tanggung kasar dan batuan gunungapi (Tomh)
berkerapatan sedang, kelurusan kuat
berarah BL - tenggara, tanah bergunung
sampai kasar

Tv1 Rona mudah dan tekstur licin, Batuan vulkaniklastika Formasi Banda (Tb)
penyaliran sejajar - tanggung berbutir kasar - halus
berkerapatan sedang - tinggi, kelurusan
berarah BL - tenggara, tanah curam

Pv Rona mudah dan tekstur licin dengan Lava gunungapi pejal Formasi Palepat (Pp)
pola penyaliran dendrit, kelurusan
berarah BL - tenggara dan tahan
terhadap erosi , membentuk tanah kasar
dan curam

T5 Rona kelabu, tekstur sedang, penyaliran Batuan beku pluton pejal Granit tantan (TJgdt)
memancar berkerapatan tinggi, sangat
tahan terhadap erosi, topografi berbukit
T4 Batuan plutonik terkekarkan Granodiorit nagam
Rona kelabu, tekstur kasar, penyaliran (Tpegdn)
memancar berkerapatan sedang,
sangat tahan terhadap erosi
T3 Rona kelabu, tekstur sedang, penyaliran Batuan plutonik terpecah Stok Diorit & Dasitan
berkerapatan sedang, sangat tahan (Tmdi/Tmda)
terhadap erosi, tanah berbukit tak
teratur
Laporan Geologi Untuk Sertifikasi Desain
PLTA Kerinci Merangin Provinsi Jambi
T2 Rona kelabu muda tekstur licin, bentuk - Batuan plutonink sangat Pluton granodiorit
bentuk tahan, tanah berbukit pejal (Tpgd)

T1 Rona kelabu muda, tekstur licin, Batuan pluto pejal Granit (Tpgr)
penyaliran memancar kerapatan tinggi,
sangat tahan terhadap erosi dan
membentuk topografi berbukit

4. Stratigrafi Regional Daerah Penyelidikan


Urutan stratigrafi Lembar Sungaipenuh & Ketaun dapat dibagi menjadi tiga :
Urutan Pratersier, Tersier, dan Kuarter. Masing – masing satuan batuan telah dirinci
secara litostratigrafi dan tatanannya disesuaikan dengan sandi stratigrafi Indonesia
(1975) dan panduan stratigrafi internasional (Hrdberg 1976). Hasilnya jenjang istilah
yang dipakai untuk batuan yang berlapis ialah Anggota, Formasi, dan Kelompok.
Geologi lembar ini terutama meliputi satuan batuan Zona Busur Depan dan
Zona Busur Magmatik Sumatera; serempat mencerminkan sebagai Cekungan
Bengkulu dan Zona Barisan. Satuan – satuan Cekungan Bengkulu terdapat
dibagian barat dan barat daya Lembar, dan Zona Barisan terdapat dibagian tengah
dan timur laut Lembar. Satuan ketiga yang disebut Cekungan Antaragunung hanya
terdapat setempat disekitar Danau Kerinci dibagian Utara Lembar.
Laporan Geologi Untuk Sertifikasi Desain
PLTA Kerinci Merangin Provinsi Jambi

Peta Geologi Regional Lembar Sungai Penuh & Ketaun, Sumatera


Oleh Kusmana R Pardede, S. Andi Mangga dan Sidarto 1992
Laporan Geologi Untuk Sertifikasi Desain
PLTA Kerinci Merangin Provinsi Jambi
A. Urutan Pra – Tersier

Urutan Pra- Tersier di lembar Sungaipenuh & Ketaun Meliputi batuan malihan
derajat rendah berumur Perem dan Jura – Kapur yang telah mengalami deformasi
sedang. Batuan malihan derajat rendah terdiri dari batuan Gunungapi – Meta
Formasi Palepat yang berumur perem, batuan Sedimen – Meta Formasi Asai yang
berumur Jura Tengah, dan batuan termalih lemah Formasi Peneta yang berumur
Jura Akhir – Kapur Awal. Hubungan stratigrafi antara kedua satuan batuan sedimen
– meta tersebut tidak jelas, setempat sentuhannya berupa tektoniktetapi
singkapannya tidak bagus. Keduanya dicirikan oleh adanya batuan malihan
berderajat lebih tinggi dari Formasi Asai yang lebih tua. Dapatditafsirkan bahwa
pemalihan Formasi Peneta hanya terjadi setempat disebankan oleh panas atau
kataklastika, sedangkan pada satuan yang lebih tua berupa dinamotermal regional ;
bukti petrografi rinci belum diperoleh.
Formasi Palepat terdiridari batuan Gunungapi – Meta bersusunan Andesit
sampai Basal dengan sisipan batuan Sedimen. Satuan ini pertama kali dipelajari
oleh Zwierzycki (1935) dan diberi nama Lapisan Airkuning, yang bersama dengan
lapisan – lapisan Karing dan Salamuku membentuk “Seri Jambi Karbon” . nama
yang dipakai sekarang diajukan oleh Rosidi drr (1976). Berdasarkan melimpahnya
flora dan fauna yang dikandungnya, seri ini diusulkan berumur Karbon sampai
Perem (Zwierzycki, 1935, Jongmans, 1937;Marks, 1956). Penelitian ulang bukti –
bukti planologi yang ada oleh Asma drr. (1975), Beauvais drr. (1984) dan Fontaine &
Gafoer (1989) menyimpulkan bahwa satuan tersebut berumur Perem Awal. Namun
suwarna & Suharsono (1984) mengusulkan bahwa Formasi Palepat berlanjut
sampai Perem Tengah, seperti yang diamati oleh Simanjundjuntakdrr.(1991)
didaerah Muarabungo. Oleh karena itu umur Formasi Palepat adalah awal Perem
Tengah.
Batuan Gunungapi Formasi Palepat dan batuan sejenis Formasi Silungkang dari
Kelompok Peusangan yang luas yang diendapkan serentak (Cameron drr.,1980),
oleh Katili (1973,1981) ditafsirkan sebagai busur (kepulauan) Gunungapi dan
merupakan bukti dari penunjaman kearah Timur Laut dibawah Sumatera pada
pertengahan Perem Akhir. Namun Suparka & Sukendar (1981) menyimpulkannya
sebagai batuan gunungapi tepian benua yang mungkin merupakan erupsi celah.
Laporan Geologi Untuk Sertifikasi Desain
PLTA Kerinci Merangin Provinsi Jambi
Batuangunungapi Pp di daerah yang diselidiki diterobos oleh Granit Tantan yang
berumur Trias Akhir – Jura.
Formasi Asai terdiri dari sedimen – meta marin yang menyerupai flysch, dan
berdasarkan bukti fosil yang ditemukan Fontaine & Beauvais (1984) disimpulkan
berumur Jura Tengah. Formasi ini rupanya bersentuhan secara tektonik dengan
Formasi Peneta dan diterobos oleh Granodiorit Nagan. Umur pemalihan formasi ini
ditafsirkan sebagai pertengahan Jura Akhir.
Formasi Peneta terdiri dari endapan paparan laut dangkal yang mungkin
merupakan bagian dari kumpulan tanah muka yang diendapkan didekat tepi benua
Jura Akhir, ke arah daratan dari busur Gunungapi Woyla – Gumai.
Pada umumnya batuan Pra – Tersier menunjukkan beberapa bukti adanya
pemalihan dan deformasi, tetapi struktur sedimen asli dan fosil – fosil tetap
tersimpan baik. Batuan ini hanya tersingkap dibagian Timur Laut Lembar, dan
penafsiran sekarang yang yang belum terbukti menyatakan bahwa ini berlanjut
kerah barat mendasari batuan sedimen di Cekungan Bengkulu, Waluapun disepakati
bahwa kenyataannya mungkin tidak demikian.
(Tabel Urutan Pra – Tersier, di Lembar Sungai Penuh & Ketaun)
Satuan Umur Kode Litologi Tebal Sebaran Keterangan

FORMASI KLP Seripih tufaan berselingan dengan Minimum Ujung TL Lingkungan


PENETA batuganping - meta. Serpih berwarna 400 Meter Lembar pengendapan
kuning kecoklatan sampai kelabu; laut dangkal.
perpaduan TL - BD ; Tufaan & Karbonan Satuan ini telah
dengan lapisan sejajar urat kuarsa. mengalami
Batugamping - Meta, kelabu kekuningan, pemalihan
terkekar kuat & urat kuarsa tak teratur. kadar sangat
rendah. Dapat
A kh I r

dikorelasaikan
dengan Fm.
Siulak di
LB.Painan

Anggota KJpm Batugamping - Meta berselingan dengan 250 Meter S.Cangko di Endapan
J u r a

Mersip serpih gampingan. TL Lembar paparan laut


Batugamping, setempat seperti pualam, dangkal miring
kelabu muda, terkekarkan kuat, perlapisan curam 70 - 80
asli mengandung molusca tak jelas. Urat - Derajat ke BD.
urat kecil kuarsa dan kalsit sejajar dengan Tipe lokasi di
perpaduan BL - Tenggara. Serpih, kampung
Gampingan , kelabu kecoklatan, mungkin Mersip di Lb.
tufaan dan / atau karbonatan; terkekarkan Sarolangun
kuat dengan urat - urat kecil sejajar dengan
perpaduan.
Laporan Geologi Untuk Sertifikasi Desain
PLTA Kerinci Merangin Provinsi Jambi
FORMASI Ja Perselingan antara Sabak, filit, Minimum Singkapan Diendapkan
ASAI Batulempung - Batulanau sabakan, 200 Meter di TL dilingkungan
Batupasir, tuf dan setempat Hornfels. Lembar flysch lautan,
Sabak, kelabu tua sampai coklat antara tipe lokasi di S.
kekuningan, dengan banyak urat kuarsa S.Merangin Asai di
sampai tebal 80 cm, perdaunan curam dan S. Lb.Sarolangun;
kataklastika menembus kuat, bintal pirit. Mesurnai di sabak diterobos
Terhornfelskan pada sentuhan dengan timur bukit dan
Tpegd, kelabu kehijauan, keras, berbutir barisan termalihkan
halus, dengan perubahan epikot - klorit & sentuh oleh
sedikit pirit. Granodiorit
Tengah

Filit, kelabu - tua keras, urat kuarsa sejajar Nagan.


dengan pendaunan BL - Tenggara. Sentuhan
Batulempung sabakan, kelabu-tua bawah tidak
dengan perlapisan sejajar BL-Tenggara tersingkap.
belahan menyabak miring 60 - 80 Derajat. Dikorelasikan
Jura

Batulanau sabakan, kelabu - hitam, dengan


karbonan, tebal lapisan 20 - 30 cm. Fm.Siguntur
Batupasir, kelabu kecoklatan, keras, (Rosidi
menyisip diantara uratan sabak . drr.,1976)
Tuff, coklat kekuningan sampai kelabu,
keras susunan diabas menyisip disatuan
sabak.

FORMSI Pp Batuan gunungapi - meta, lava dan tuf Minimum Ujung sudut Mungkin busur
PALEPAT bersusunnan andesitan-basalan. 200 Meter TL Lembar Gunungapi
Lava, hijau tua, tekstur afanitik-porfiritik, atau tepi
fenokris utama sabagaian terubah menjadi benua,
campuran klorit dan serisit. Mineral dikorelasikan
Awal Perem Tengah

pelengkap biotit - kuarsa mungkin berasal dengan Fm.


dari pemalihan. Silungkang di
Tuff, mengelas, jenis sela dan hablur daerah Solok.
semua ada, termalihkan, hujau - tua Dasar satuan
sampai kelabu kehijauan, berlapis baik, tidak
keras, umum memotong urat kuarsa tersingkap,
termalihkan
sentuh oleh
Granodiorit
Tantan. Nama
lain "Fm.
Diabas Tua"
(Tobler, 1992)
dan Lapisan Air
Kuning (Marks,
1957).

B. Urutan Tersier
Batuan Tersier tersingkap di tiga daerah ; di Cekungan Bengkulu, Cekungan
Antargunung dan Pegunungan Barisan. Dua yang pertama didominasi oleh batuan
sedimen dan yang terakhir oleh batuan gunungapi.
Satuan terbawah yang tersingkap dicekungan benngkulu adalah Formasi
Seblat yang terdiri dari endapan turbidit laut. Satuan ini diendapkan pada tahap
Laporan Geologi Untuk Sertifikasi Desain
PLTA Kerinci Merangin Provinsi Jambi
transgresi utama dicekungan tersebut yang berlanjut sampai Miosen Tengah.
Terdapatnya komponen Tufaan yang banyak didalam Formasi Seblat menunjukkan
adanya kegiatan gunungapi serentang dalam Zona Busur Magmatik Pegunungan
Barisan saat itu, yaitu Formasi Hulusimpang. Analisis foraminifera kecil dari serpih
hitam – kelabu Formasi Seblat di daerah Curup di Lembar Bengkulu yang
bersebelahan, menunjukkan umur awal Miosen Tengah. Bukti fosil dari tempat lain
di dalam cekungan ini menunjukkan kisaran umur dari Oligosen Akhir sampai
Miosen Tengah (Darwin, 1982 ).
Bagian atas formasi ini dianggap mewakili puncak tahapan transgresi utama
di Cekungan Bengkulu, dan secara luas dapat dikorelasikan dengan Formasi Gumai
di Cekungan Sumatera Selatan. (Pardede drr..,1984).
Formasi Seblat ditindih takselaras oleh Formasi Lemau yang berumur akhir
Miosen Tengah sampai Miosen Akhir. Formasi Lemau terdiri dari sedimen epiklastik
dan vulkanoklastik yang diendapkan pada lingkungan peralihan antara laut dangkal
dan pluviatil, dan setara Formasi Airbenakat di Cekungan Sumatera Selatan.
Dilembar Bengkulu yang terletak bersebelahan, Formasi Lemau ditindih selaras oleh
Formasi Simpangaur yang berumur Miosen Akhir – Pliosen. Walaupaun satuan
tersebut dapat dikenali diujung tenggara daerah ini, tetapi tidak cukup bagus untuk
dinyatakan terpisah dalam peta geologi. Formasi Lemau ditindih tidak selaras oleh
endapan sungai Formasi Bintunan yang berumur Plio – Plistosen dan oleh Batuan
Gunungapi dari satuan Rio – Andesit & Andesit – Basal. Umur Formasi BIntunan
didasarkan pada korelasi dengan satuan yang mengandung Batuapung lain seperti
Formasi Kasai dan Formasi Maur.
Urutan Cekungan Antargunung disekitara Danau Kerinci terdiri dari tiga
satuan. Formasi Bandan yang tersingkap terpisah di utara danau dan tersusun oleh
bahan – bahan vulkaniklastika bersifat Tufaan. Di lembar ini batuan yang mendasari
formasi tersebut tidak tersingkap, tertutupi oleh batuan Gunungapi Qv dan tidak
mengandung fosil, sehingga umurnya tidak diketahui.
Laporan Geologi Untuk Sertifikasi Desain
PLTA Kerinci Merangin Provinsi Jambi
(Urutan Tersier, di Lembar Sungai Penuh & Ketaun : Cekungan Bengkulu)
Satuan Umur Kode Litologi Tebal Sebaran Keterangan

FORMASI Qtb Dibagian bawah Konglomerat ±200 M Dibagian barat Terselarasakan


BINTUNAN polimik bersisipan Batupasir Lembar di menindih Fm.
kemudian Batulempung sepanjang daerah Lemau tertindih
Tufaan, Batupasir dan lapisan pantai. terselaraskan
tipis Lignit/Batubara. Penampang tipe oleh Qv,
Konglomerat, kelabu - di Airbintunan di setempat
kekuningan. Terpilah sedang - Lb. Bengkulu menjemari
buruk, kepingan membundar dengan Qtv.
PlIo - PlIstosen

tanggung, agak mengeras, Dikorelasi


kemas terbuka. Litologi dengan Fm.
kepingan : Batuan terubah, Maura dan
Batuapung, Andesit - Basal, Fm.Kasai dijalur
Granit, Tuf dan bahan urat Barisan &
Kuarsa. Palembang
Batupasir, kelabu kekuningan, diendapkan di
berbutir halus - kasar, berlapis lingkungan
baik dengan 30 - 40 cm, peralihan air
batuapung seringkali berlapis payau.
silang siur.
Batulempung, kelabu - hitam
kecoklatan atau warna kaki,
Tufaan dan Batuapungan
dengan lapisan - lapisan kayu
terkersikkan & Lignit - Karbonat
setempat mengandung
moluska air tawar.

FORMASI Tml Bagian bawah meliputi Breksi ±400 m Di bagian barat Takselaras
LEMAU dengan sisipan Batupasir Lembar di lerang menindih Fm.
Tufaan, Tuf dan Batubara. Bukit barisan, di Seblat dan
Bagian atas terdiri dari Sungai - Sungai Fm.Hulusimpan
Miosen Tengah - Miosen AkhIr

Batulempung, Batupasir dan Seblat, Ketaun, g dan ditindih


Batupasir Gampingan. Ipuh dan Tapan. oleh Qtb dan
Breksi, kelabu kekuningan, Tipe Lokasi di setempat oleh
terpilah buruk - sedang, S.Lemau dan di Qtv.
kepingan batuan terubah Lb. Bengkulu Dikorelasikan
menyudut brukuran 0,5 - 1,4 dengan Fm.
cm, Dasit, Tuf, Kuarsa, dan Airbenakat,
Sabak. Lajur
Batupasir Tufaan, kelabu Palembang di
kekuningan , berbutir sedang - Cekungan
kasar, berlapis 20-30 cm , Sumatera
bersusunan Dasitan, Selatan .
perubahan Batubara mencapai Diendapkan
tebal 2 Meter dilingkungan
Tuf, kelabu kekuningan, Dasit laut dangkal ,
berlapis baik dengan tebal mengandung
lapisan 20-40 cm fosil tetapi tidak
Batulempung, kelabu dapat dikenali
kehijauan berlapis baik dengan
tebal lapisan 20-30 cm ,
setempat gampingan di
beberapa tempat mengandung
molusca air tawar
Laporan Geologi Untuk Sertifikasi Desain
PLTA Kerinci Merangin Provinsi Jambi
FORMASI Toms Bagian bawah Batupasir 600 M Terdapat dibagian Setempat
SEBLAT karbonan dengan lensa - lensa Tenggara Lembar menjemari
Konglomerat dan kayu pada lereng barat dengan
terkersikan. Bagian tengah Bukit Barisan, si Fm.Hulusimpan
meliputi Serpih Tufaan S. Seblat - g ditepi
bersisipan Batugamping. S.Ketaun dan cekungan dan
Bagian atas terdiri dari dearh ditindih oleh
Batulanau Tufaan & sekelilingnya. Fm.Lemau.
Batulempung Gampingan Umumnya
mengandung lensa - lensa diendapkan
konglomerat dan batupasir dilingkungan
OlIgosen AkhIr - MIosen Tengah

glukonitan. turbidit lautan .


Batupasir, kelabu kecoklatan, Dikorelasikan
karbonan, pecahan kayu yang dengan
terkersikan, berbutir sedang Fm.Talangakar
sampai kasar, terpilah buruk, dan Fm. Gumai
tebal lapisan 30-40 cm dengan (sebagian) di
struktur perlapisan silang siur Cekungan
ukuran besar ; sabgaian besar Sumatera
butiran & kepingan berasal dari Selatan.
batuaan lempungan terubah
Konglomerat, kelabu Dikorelasikan
kecoklatan terpilah buruk, dengan Fm.
kepingan batuan terubah Talangakar dan
membundar tanggung , Tuff & Fm.Gumai
Lava , Batugamping dan (sebagian) di
Kuarsa. Berupa lensa - lensa Cekungan
didalam Batupasir glukonitan. Sumatera
Seriph, kelabu tua kehitaman, Selatan.
Tufaan dan sebagian
Gampingan , berlapis baik
dengan tebal 20-30 cm.
Batugamping, kelabu
kecoklatan mengandung
foraminifera dan koral.
Batulanau, Tufaan, hitam -
kelabu, sebagian gampingan
dengan lapisan Batulempung
Gampingan, keras baerlapis
baik dengan tebal 20-30cm,
umunya perlapisan sejajar

(Urutan Tersier di Lembar Sungaipenuh & Ketaun : Cekungan Antargunung)


Satuan Umur Kode Litologi Tebal Sebaran Keterangan

FORMASI Qtp Batulempung, Batulanau, ? Terbatas di Takselaras


Plio - Plistosen

PENGASIH Batupasir dan Konglomerat daerah sekitar menindih Fm.


polimik dengan sisipian Lignit. D.Kerinci, Kumun dana
Batulempung, putih terutama bagian bawah
kekuningan sampai coklat, S.Merangin . Tipe Qtv. Fosil belum
mengandung karbonat dan/ata lokasi kampung pernah
Batuapung ; terdapat Pengasih , 4 Km ditemukan .
kongkresi oksidasi besi. Barat D. Kerinci. Ditafsirkan
Umumnya terdapat perlapisan mungkin
sejajar. endapan danau
Batulanau, kelabu kekuningan, dan
karbon dan batuapung dengan dikorelasikan
kongkresi oksidasi besi ; dengan Fm.
berlapis baik dengan berubah Kasai dan Fm.
menjadi Batupasir. Bintunan
Batupasir , kelabu kecoklatan masing-masing
sammpai kekuningan, di Cekungan
karbonan dan batuapung, Sumatera dan
berlapis baik dengan tebal 20 - Selatan dan
30 cm, berstruktur silang-siur Cekungan
Laporan Geologi Untuk Sertifikasi Desain
PLTA Kerinci Merangin Provinsi Jambi
besar. Bengkulu.
Konglomerat, kelabu
kecoklatan, agak mengeras,
terpilah sedang , membundar -
tanggung, kepingan basal , tuf
& kuarsa berukuran 0,5-3,0 cm
; setempat berterkstur gerus-
isi.

FORMASI Tmk Batupasir, Konglomerat, ? Terkurung Terdapat dijalur-


KUMUN Breksi dan Tuf dangan sisipan didaerah sekitaran jalur memanjang
Lignit. Danau Kerinci berarah BL-
Batupasir, kelabu kekuningan, Tenggara yang
terpilah buruk, butiran seringkali
membundar tanggung, berbutir dibatasi sesar.
sedang-kasar, meliputi kuarsa, Diterobos oleh
batuan terubah dan terutama Granodiorit
bahan batuan beku. Matrix Sungaipenuh,
terdiri dari oksida-besi dan takselaras
bahan karbon pejal. Berlapis menindih
tebal 40-60 cm , perlapisan batuanalas
MIosen

silangu-siur ukuran kecil. malihan


Konglomerat, kelabu tua Mezosoikum
sampai hitam , terpilah buruk , dan ditindih
kepingan batuan gunungapi takselaras oleh
terubah membundar- Qtp & Qv.
tanggung.
Breksi, kelabu-tua sampai
hitam, terpilah buruk, kepingan
batuan gunungapi terubah &
Tuf menyudut, kuarsa dan
granit . Pejal, tebal 60-40 cm .
Tuf, kelabu kekuningan,
terpilah buruk, berbutir
sedang-kasar, pecahan sela
dominan, karbon setempat
mengandung lensa-lensa lignit
(20-30 cm).

FORMASI Tb Tuf padat, Breksi Gunungapi Minimum Terbatas didaerah Sentuhan


BANDAN dan Tuf Konglomerat . 400 m kecil diutara bawah tidak
Tuf padat, hijau tua sampai D.Kerinci Tipe tersingkap dan
terang, porfiritik dengan lokasi di ditindih
orientasi mineral utama urat- G.Bandan di takselaras oleh
urat kuarsa. Terpropilitkan ; Lembar Painan Qv ; jalur yang
pemineralan Pirit dan dibatasi sesar
kalkopirit. melampar ke BL
Breksi gunungapi, hijau ke Lembar
Eosen

sampai kelabu kekuningan, Painan dimana


meliputi pecahan andesit satuan ini
berukuran 0,2-8,0 cm , Tuf didirikan oleh
basalan , mengandung Rosidi drr. 1976.
pemineralan pirit, umumnya Diendapkan
terubah terpropilitkan dan dilingkungan
terkloritkan . sungai, tidak
Tuf konglomerat , hijau sampai berfosilkan.
kelabu kekuningan , pecahan
andesit berukuran 0.2-2.0 cm ,
urat kuarsa yang memotong
banyak terdapat.
Laporan Geologi Untuk Sertifikasi Desain
PLTA Kerinci Merangin Provinsi Jambi
(Urutan Tersier, Lembar Sungaipenuh & Ketaun : Jalur Barisan)
Satuan Umur Kode Litologi Tebal Sebaran Keterangan

BATUAN Qtv Lava, Tuf Kacuk, Tuf ± 350 Di bagian tengah- Menindih tidak
GUNUNG API mengelas dan breksi Cm timur Lembar, selaras Fm.
RIO ANDESIT gunungapi ; umumnya tersebar Hulusimpang,
Batuapung. sepanjang jalur setempat
Lava, meliputi riolit, dasit dan sesar Dikit Seblat. bersisipan
andesit; terutama afanitik dengan Qtb, dan
tetapi andesit juga porfiritik bagian dasar
dengan fenokris plagioklas tertindih oleh
PlIo - PlIstosen

dan hipersten berukuran Qtp, ditindih


sampai 1,5 cm . Dasit takselaras oleh
mengandung Biotit. Qv. Merupakan
Tuf padat, putih kecoklatan, bagian dari
terpilah buruk-sedang, perioda kegiatan
orientasi kaca tampak jelas. gunungapi yang
Tuf mengelas, kelabu luas diseluruh
kecoklatan mengandung Sumatera pada
pecahan batuan & mineral Plio-Plistosen
serta kaca ; beberapa orientasi (Van Bemmelen,
aliran oleh pecahan sela dapat 1949). Secara
mencapai 60 % . Regional
Tuf Kacuk, putih kekuningan , dikorelasikan
karbon kayu terkersikkan. dengan satuan
Breksi Gunungapi, kuningkaki, Tuf Toba dan
kepingan lava menyudut , tuf Tuf Pasuma
dan batuapung berukuran 0,5- (Westerveld,
8,0 cm . 1947).

FORMASI Tomh Lava, Breksi Gunungapi, dan 700 M Tersingkap Diendapkan


HULUSIMPANG tuf, khas terkloritkan dan disepanjang dalam kondisi
terpropilitkan dengan lereng barat Bukit peralihan dari
pemineralan sulfida dan urat- barisan terutama daratan ke
OlIgosen AkhIr - MIosen Awal

urat Kuarsa. di tenggara lautan dangkal.


Lava, Andesit-Basal, hijau Lembar di hulu Menjemari
sampai kelabu kehijauan, Sungai sungai dengan
fenokris plagioklas dan Seblat, Ketaun & Fm.Seblat dan
hornblenda sebagian terubah Ipuh. diterobos
di dalam Massa dasar kristal dengan
renik. Banyak mineral Granodiorit
sekunder dengan penyebab Langkup dan
pirit & kalkopirit. Stock kecil
Breksi Gunungapi, kelabu Diorit-Kuarsa
kehijauan sampai violet, berumur Miosen
terpilah buruk, kepingan lava . Dikorelasikan
andesit-basal menyudut dan dengan
Tuf, terpropilitkan & Fm.Painan
terkloritkan. (Rosisdi
Tuf, kelabu kehijauan meliputi drr.,1976),
jenis terlaskan, pisoliitik dan Fm.Andesit Tua
hablur, bersusunan andesitan- (Van Bemmelen,
basalan, umumnya berlapis 1949).
baik dengan tebal 15-25 cm
khas terubah kuat.

C. Batuan Terobosan
Umur Granodiorit Tantan ditetapkan 200 ± 10 Juta tahun, Berdasarkan
mineral Rb/Sr (Fontaine, hubungan pribadi), yaitu Trias Akhir – Jura Awal.
Pentarikan K/AR terhadap mineral biotit dan hornblenda Granodiorit Nagan
Laporan Geologi Untuk Sertifikasi Desain
PLTA Kerinci Merangin Provinsi Jambi
menghasilkan umur 54.4 ± 0.5 Juta Tahun dan 51.5 ± 0.7 Juta tahun ; rata – rata
53.5 juta tahun, sehingga dapat disimpulkan bahwa umur terobosan tersebut adalah
Eosen Awal. Grano – Diorit Nagan ini sangat khas, karena merupakan satu –
satunya terobosan Paleogen didalam suatu jalur regional yang tersusun oleh
granitoid yang berumur Mesozoikum Akhir. Batuan tersebut mungkin suatu
terobosan yang lebih tua, dimana umur K/Ar-nya mencerminkan peristiwa
kataklastika lebih mudah daripada umur penerobosannya, yang rupanya pada Kapur
Akhir.
Satu – satunya hasil pentarikan K/Ar terhadap Granodiorit Lengkup menghasilkan
umur 3.48 ± 0.5 Juta tahun, menunjukkan umur Pliosen untuk terobosan tersebut,
krna itu umur tersebut mungkin bukanlah umur penerobosan pluton, melainkan umur
katklastik yang menggambarkan gerakan di Sistem Sesar Sumatera pada Plio –
Plistosen. Lokasi percontoh yang ditarik pada peta geologi sangat berdekatan
dengan jejak Sesar Dikit Utama. Umur penerobosan yang lebih mungkin ialah
Miosen Tengah, tetapi hal ini masi perlu dipastikan. Logika tersebut dapat diterapkan
pada pentarikan K/Ar sebesar 3.5 Juta tahun (rata – rata dari dua pentarikan)
terhadap batuan Granodiorit Sungaipenuh yang tealah mengalami tektonika kuat
dan terdaunkan menyerupai genesa. Percontohan yang ditarik dari pluton tersebut
sengajah dipilih sedemikian rupa, untuk memperoleh pentarikan peristiwa tektonika
yang menyebbabkan terjadinya perdaunan yang kuat pada batuan Granit. Sangat
diharaphan bahwa umur Granodiorit Langkup, terutama karena keduanya terletak
disepanjang sistem sesar yang sama. Umur termuda yang didapat dari daerah yang
diselidiki ialah 0.1 Juta tahun , dari andesit porfiri Qv (PUSLITBANG GEOLOGI).
(Rincian batuan Terobosan , Lembar Sungaipenuh & Ketaun)
Satuan Umur Kode Litologi Tebal
GRANIT ? Tpgr Granit biotit Contoh yang ditarik menunjukkan umur K/Ar 3.5
Pliosen Juta tahun, rata-rata dari dua umur, singkapan
granit sangat tertektonikkan dan kemungkinan
umur tersebut "reset". Umur terobosan yang
diusulkan ialah Miosen Tengah, perlu diteliti
kebenarannya .

GRANODIORIT ? Tpgd Granodiorit hornblenda-biotit Tersingkap di sepanjang jalur sesar Dikit-Seblat


LANGKUP Pliosen dan menerobos Formasi Hulusimpang yang
berumur Oligosen-Miosen Awal. Satu-satunya
pentarikan K/Ar menunjukkan umur 3.48 ± 0,5
Juta tahun yang ditafsirkan sebagai umur
gerakan utama sistem sesar Sumatera pada Plio
- Plistosen. Kemungkinan umur satuan ini
Miosen Tengah, tetapi belum dibuktikan.
Miosen Tmda Dasit Tedapat sabagai stock kecil-kecil menerobos
Laporan Geologi Untuk Sertifikasi Desain
PLTA Kerinci Merangin Provinsi Jambi
Tengah Formasi Hulusimpang dan ditafsirkan berumur
Miosen Tengah.

Miosen Tmdi Diorit (Kuarsa) Hornblenda Bagian dari kerabat pluto regional yang terdapat
Tengah porfiritik di seluruh Pegunungan Barisan, menerobos
Formasi Hulusimpang dan diduga ada kaitannya
dengan permineralan emas epitermal yang
umumnya terdapat di batuan gunungapi Toms.

GRANODIORIT ? Tpegdn Granodiorit biotit-horenblenda Menerobos Formasi Asai yang berumur Jura
NAGAN Eosen Tengah dan dipotong oleh sistem sesar regional
Awal yang berarah BL- Tenggara. Data umur K/Ar
yang ada menunjukkan 54.4 ± 0.5 dan 51.5 ±
0.7 Juta Tahun, dapat mencerminkan tektonika
Paleogen Awal dan dalam tata letak regional
mungkin lebih menunjukkan umur terobosan
Kapur Akhir, tetapi hal ini belum terbukti.

GRANIT Trias TRJgdt Granit biotit berubah menjadi Menerobos Formasi Palepat yang berumur
TANTAN Akhir - gronodiorit, putih-kelabu, Perem dan menyentuh-sesar dengan Formasi
Jura setempat porfiritan dangan Penetaan yang berumur Jura Akhir - Kapur Awal
Awal fenokris felspar -Na dan .
Felspar-K . Umur mineral Rb/Sr 200 ± 10 Juta Tahun yang
beku diumumkan mungkin menunjukkan umur
terobosan, tetapi belum dibuktikan.

(Urutan Kuarter, Lembar Sungaipenuh & Ketaun)


Satuan Umur Kode Litologi Tebal Sebaran Keterangan

ALLUVIUM Qa Bongkahan, Krakal, Pasir, ? Terutama


Lumpur dan Lempung disepanjang
daerah pantai dan
di BL Lembar dan
Holosen

di BL Danau
Kerinci.

ENDAPAN Qs Pasiran, lanau, lumpu dan ? Daerah pantai


RAWA lempung mengandung sisa rendah di BL
tumbuhan. Lembar.

BREKSI Qhv Batuan gunungapi : breksi, lava ±400 M Tersebar dibagian Menindih
GUNUNGAPI & tuf bersusun andesitan- tengah - TL takselaras QTv
&TUF basalan. Lembar. Kerucut dan satuan
Breksi, kelabu kehitaman, Gunungapi G. Mesozoikum.
terpilah buruk, kepingan Sumbing, G. Kegiatan
menyudut berukuran 0,5-150 Hulunilo dan G. solfatar sering
cm. Mesurai. dijumpai.
PlIstosen

Tuf sela, kelabu kekuningan


sampai kuning kecoklatan,
terpilah buruk, kepingan
menyudut berukuran 0,4-1,5 cm
, termasuk andesit, kaca
gunungapi & mineral karbon.
Tuf kacuk, putih kekuningan,
lunak, terpilah sangat buruk,
kepingan menyudut sampai
membundar tanggung terdiri dari
andesit, basal, kaca, gunungapi,
oksida besi dan mineral karbon.
Lava Andesit, kelabu keras
afanitan sampai profiritan
dengan fenokris plagioklas
Laporan Geologi Untuk Sertifikasi Desain
PLTA Kerinci Merangin Provinsi Jambi
(andesit) & augit berukuran 0,3-
0,8 mm.
Lava basal, kelabu kehitaman,
keras, struktur buruk ; umumnya
afanitan tetapi juga porfiritan
dengan fenokris olivin dan
plagioklas, berukuran 0,4-1,0
mm.

BATUAN Qv Lava andesitan-basalan, tuf dan ±300 M Tersebar dibagian


GUNUNGAPI breksi gunungapi. utara-tengah dan
ANDESITAN Andesit, hitam sampai kelabu tenggara Lembar.
BASALAN tua, afanitan sampai porfiritan Pusat-pusat
dengan fenokris plagioklas & gunungapi
augit. G.Kebongsong,
Basal, Kelabu tua , afanitan , G.raya, G.Medan,
struktur buruk. G.Bungkuk dan G.
PlIstosen

Tuf, jenis-jenis hablur dan sela, Pandan


kelabu kecoklatan, pecahan
kaca gunungapi, fragmen
andesit-basal & sedikit breksi,
oksida besi umum terdapat .
Tuf mengelas, kelabu
kecoklatan, tersusun oleh 70%
lava dan 30% hablur.
Breksi gunungapi, hitam-kelabu,
padat, terutama kepingan lava,
terpilah buruk, campur aduk,
kepingan menyudut 0,5-1,00
cm.

D. Pemalihan
Pemalihan regional hanya mempengaruhi batuan Pra-Tersier. Formasi
Palepat telah mengalami pemalihan regional kadar rendah dan pemalihan sentuh
setempat. Secara regional Formasi Palepat dapat disebandingkan, paling tidak
sebagian, dengan Formasi Silungkang (Silitonga & Kastowo,1975) yang merupakan
bagian dari Kelompok Peusanga (Cameron drr.,1980). Kelompok Peusangan
bersama dengan Kelompok Tapanuli membentuk lempeng benua mikro Mergui
(Pulunggono & Cmeron, 1984) yang terdapat di seluruh inti tengah Sumatera.
Kelompok Peusangan lebih sedikit mengalami deformasi daripada Kelompok
Tapanuli yang lebih tua, dan inilah sebabnya Cameron Drr. (1980) mengusulkan
adanya peristiwa orogenesa Perem Tengah yang diikuti oleh terobosan Granit dan
Pemalihan Regional, yang telah mempengaruhi salah satu Kelompok, tatapi
Kelompok yang lain tidak. Umur, derajat pemalihan dan korelasi Formasi Palepat
dengan Formasi Silungkang dari Kelompok Peusangan, akan menyimpulkan bahwa
orogenesa “pras-Peusangan” itu berumur Perem paling awal atau bahkan Permo –
Karbon.
Laporan Geologi Untuk Sertifikasi Desain
PLTA Kerinci Merangin Provinsi Jambi
Umur pemalihan yang nyata – nyata mempengaruhi Formasi Palepat tidak diketahui
; kemungkinan berumur Permo – Trias, dihubungkan dengan pertumbukan Lempeng
Mergui dengan Lempeng Malaya Timur di sepanjang garis Raud – Bentong
(Metcalfe, 1990). Kemungkinan lain, mungkin berhubungan dengan plutonisma Trias
Akhir – Jura Awal, yang diikuti oleh perubahan dan pemalihan kadar rendah, yang
rupanya mempengaruhi Formasi Palepat di Lembar Muarabungo (Simandjuntak
drr.,1981). Atau, pemalihan tersebut mungkin berumur Jura Awal seperti diusulkan
oleh Clarke drr.(1982).
Formasi Asai dan Formasi Peneta memperlihatkan bukti – bukti telah
mengalami pemalihan kadar rendah, berupa penghabluran ulang mineral lempung
yang berjajar di dalam belahan – belahannya ; yang didalam Formasi Asai
menghasilkan Sekis dan Sedimen – Meta Filita. Hal tersebut ditafsirkan sebagai
hasil pemallihan dinamotermal berdasarkan ditemukannya kesekisan yang tumbuh
beragam. Sebaliknya pemalihan di Formasi Peneta disebabkan oleh pengaruh
termal da /atau kataklastika setempat. Bukti adanya pemalihan regional kadar
rendah didalam Formasi Asai di Lembar ini dan Lembar – Lembar di sebelahnya,
namun tidak mempengaruhi batuan – batuan yang lebih muda, memberikan dugaan
adanya pemalihan yang berumur bagian tengah Jura Akhir, daripada yang berumur
Jura Awal.

5. Struktur Geologi dan Tektonik Regional Derah Penyelidikan


Struktur Lembar Sungaipenuh & Ketaun dikuasai oleh peristiwa tektonika Jura
sampai Resen. Unsur – unsur struktur utama dalam batuan di Lembar ini ialah
lipatan, sesar dan kekar.
A. Perlipatan

Lipatan – lipatan hanya dapat diamati di dalam satuan – satuan Tersier


sampai Resen, dan sifat perlipatannya lebih kurang berarah Barat Laut – Tenggara,
sejajar dengan arah struktur Sumatera (de Coster, 1974). Jenis lipatan umumnya
tegak , terbuka, struktur antiklin dan sinklin tenpa belahan. Didalam urutan batuan
Tersier Tengah Awal, lipatan – lipatan tersebut lebih rapat dengan kaki – kaki miring
lebih curam, bila dibandingkan dengan di dalam urutan batuan Tersier Akhir –
Kuarter. Didalam urutan batuan yang pertama kemiringannya berkisaran antara 10o
– 40o , misalnya di dalam Formasi Seblat, dan Kurang dar 10o sampai hampir
mendatar di dalam Formasi Bintunan.
Laporan Geologi Untuk Sertifikasi Desain
PLTA Kerinci Merangin Provinsi Jambi
B. Persesaran
Persesaran di Lembar Sungaipenuh & Ketaun terdapat di semua batuan yang
berumur Pra – Holosen, dan umumnya arah sesar yang sama dapat dilihat di dalam
kedua batuan berumur Pra – Tersier dan batuan yang lebih muda. Persesaran ini
dapat dibagi menjadi dua arah utama , Barat Laut – Tenggara dan Utara – Selatan ;
dan tiga jalur geografi ; Jalur Sesar Bukit Barisan , Jalur Sesar Bukit Barisan Timur
dan Jalur Sesar Bukit Barisan Barat.
Jalur Sesar Bukit Barisan meliputi tiga bagian yang berarah Barat Laut – Tenggara :
Sesar sesar Seblat, Dikit dan Siulak (Tjia,1977). Sesar Seblat tersusun oleh enam
buah sesar sejajar yang terletak di hulu S. Seblat dengan panjang ± 17 Km dan
lebar ± 7,5 Km. Sesar Dikit terdiri dari paling kurang dua sesar yang hampir sejajar
yang membentang dari G. Pandan disepanjang S. Langkup sampai G.Kunyit ;
Berupa jalur dengan panjang ± 55 Km dan lebar antara 500 – 700 m. Umur kedua
Sesar tersebut diduga Plio – Plistosen, tetapi keduanya masih giat, bukti – bukti
neotektonika di S. Nyabu dan S. Langkup memastikan adanya gerakan menganan di
daerah ini.

6. Tatanan Tektonik

Sumatra Terletak disepanjang tepi barat daya tanah Sunda, perluasan


lempeng Eruasia yang berupa daratan Asia Tenggara, dan merupakan bagian busur
Sunda. Dilepas pantai barat Sumatra , kerak Samudra yang mendasari lautan Hindia
dan bagian dari lempeng Indoaustralia telah menunjam miring disepanjang parit
Sunda (Hamilton, 1979; Curray drr., 1971). Penunjaman dibawa sumtra selama
Tersier Awal sampai Resen telah menyebabkan terjadinya busur magma yang luas
dipegunungan Bukitbarisan. Penunjaman dibawah Sumatra secara berkala tidak
teratur, mungkin telah terjadi sejak Perem Akhir (Katili, 1969, 1972; Cameron drr.,
1980). Walaupun posisi busur dan parit seperti sekarang mungkin baru terjadi pada
Miosen. Tegangan yang timbul sebagai akibat penunjaman miring sacara berkala
telah dilepaskan melalui sesar dextral yang sejajar dengan tepi lempeng (Fitch,
1973), dan menghasilkan terjadinya system sesar Sumatra yang membujur
sepanjang pulau tersebut dan meretas busur megma Barisan. Sehubungan dengan
busur magma tersebut, dari barat ketimur, Sumatra dapat dibagi menjadi empat
mandala geologi : Zona Akrasi, Zona Busur Magmatik dan Zona Busur Belakang.
Laporan Geologi Untuk Sertifikasi Desain
PLTA Kerinci Merangin Provinsi Jambi
Dalam hal ini Lembar Sungai Penuh & Ketaun terutama terletak didalam zona Busur
Magmatik. Geologi lembar ini meliputi batuan alas Pretersier, sejumlah pluton
Neogen dan urutan lepisan batuan gunung api dan sedimen Tersier dan Kuarter
yang menutupinya.

(SketsaPeta Mandala Geologi Tersier di Sumatra)

7. Sejarah Geologi
Batuan tertua tersingkap deli Lembar Sungaipenuh & Ketaun ialah batuan
gunungapi meta Formasi Plepat yang berumur Perem, yang meliputi lava dan tuf
bersusunan desitan-basalan. Satuan gunungapi ini telah ditafsirkan sebagai hasil
daerah penunjaman Paleozoikum Akhir yang miring ke timur laut di bawah sumatera
(katili, 1971,1981), yang membentuk bagian dari sistem parit busur ganda yang
saling berlawanan, yang berlangsung pada saat itu (Hutchison, 1973); atau lelehan
setempat di lingkungan tepi benua (Suparka & Sukendar 1981). Model yang pertama
diacudisini , sejalan dengan evolusi tektonik lempeng umum pulau sumstera seperti
diusulkan oleh Cameron drr. (1980)
Laporan Geologi Untuk Sertifikasi Desain
PLTA Kerinci Merangin Provinsi Jambi
Formasi Palepat telah mengalami pemalihan regional kadar rendah sekitar
pertengahan Perem Akhir dan Jura Awal ; tetapi penentuan saat yang tepat masih
menjadi perdebatan walaupun umur Mezosoikum Awal telah dipilih dari model
regional.
Setelah masa penurunan dan genangan lau, Formasi Asai berlingkungan laut
berumur Jura Tengah, terdiri dari sedimen – meta yang menyerupai flysch. Periode
pemalihan yang terbatas pada Jura Akhir kemudian diikuti oleh pengendapat
Formasi Peneta berumur Jura Akhir – Kapur Awal, yang sangat mungkin terjadi di
lingkungan laut dangkal sampai peralihan. Susunan urutan Mesozoikum Awal
tersebut ditafsirkan sebagai bagian dari tanah muka hingga busur kepulauan
dan/atau urutan cekungan tepi yang terdapat setempat – setempat di seluruh
sumatera : “Ranah Woyla” (Pulunggono & Cameron, 1984).
Penunjaman “kerak samudera Woyla”, yang sebagian di wakili oleh susunan
batuan kerak samudera di Pegunungan Gumai dan Garba, memicu pembentukan
busur pluton berumur Jura Akhir di sepanjang tepi benua Sumatera. Penunjaman
tersebut diakhiri dan kegiatan magma terhenti pada saat akrasi Ranah Woyla 125
juta tahun yang lalu gafoer drr.,1992), meliputi busur Gunungapi lautan dan ofiolit
(dan setara dengan Ranah Woyla tersebut diatas) sampai bongkah benua. Selama
akrasi, urutan batuan kerak bumi kemungkinan mengalami perubahan dan
perobekan di dalam, dan kepingan – kepingan ofiolit terperas keatas, terperangkap
dan tersebar luas di sepanjang sesar – sesar sejajar busur utama dari daerah yang
rusak.
Setelah peristiwa akrasi kapur tengah tersebut diatas, terbentuklah busur
pluton pascaorogen berumur Kapur Akhir di seluruh Sumatera bagian tengah dan
barat. Magma granitoi dialih tempatkan di dalam bongkah benua, termasuk Ranah
Woyla yang terkratonkan, terparitkan di sepanjang sesar dalam yang tersebar luas
secara regional, dan sejajar dengan batas benua. Sesar – sesar berarah barat laut –
tenggara dari jalur Sesar Bukit Barisan Timur , mungkin merupakan bagian dari
sistem sesar ini, yang terbentuk di bongkahan tanah muka selama masa akrasi
Ranah Woyla tersebut. Bila demikian halnya, Granodiorit Nagan mungkin dapat
merupakan bagian dari busur pluton berumur Kapur Akhir, dan umur K/Ar yang
menunjukkan Eosen Akhir yang di peroleh dari terobosan tersebut, sesungguhnya
merupakan umur dari kataklastika yang di tetapkan. Dalam hal ini sangat manarik
untuk diperhatikan bahwa terobosan Nagan merupakan hal yang unik, karena
Laporan Geologi Untuk Sertifikasi Desain
PLTA Kerinci Merangin Provinsi Jambi
merupakan satu satu – satunya trobosan berumur Paleogen di daerah yang dikuasai
oleh pluton Mesozoikum .
Paleogen Awal merupakan masa yang tenang, hampir tanpa catatan
pengendapan di seluruh daratan Sumatera, dan kegiatan magma kecil terjadi
sewaktu – waktu di sepanjang Busur Barisan yang sedang timbul.
Setelah pengangkatan pada Mesozoikum Akhir – Kenozoikum Awal, maka
pada Miosen Tengah terjadi lagi suatu penunjaman, dan cekungan – cekungan
Sumatera menjadi terbuka yang disebabkan oleh pemekaran busur belakang.
Persesaran bongkah yang memotong sesar – sesar Barat laut – tenggara dan Timur
laut – Barat daya, yang disebabkan oleh pemempatan yang berarah Utara –
Selatan, telah menyebabkan terjadinya beberapa cekungan sedimen berbentuk
memanjang yang di pisahkan dari tinggian batuan alas oeh sesar – sesar. Maka
terbentuklah Cekungan Sumatera Selatan. Cekungan Bengkulu yang terdapat di
daerah yang diselidiki di tefsirkan sebagai cekungan “Pull – Apart” yang lembat laun
berubah menjadi cekungan busur muka berumur Plio – Plistosen (Hall 1991; Gafoer
drr.,1992).
Pendalaman cekungan yang terus terjadi berlangsung sejak kira – kira
Oligosen Akhir, dan mengakibatkan terjadinya genangan laut yang mencapai
puncaknya pada Miosen Tengah. Sedimen turbidit diendapkan di dalam cekungan
Bengkulu yaitu Formasi Seblat, sebagian berasal dari bahan – bahan yang
diendapkan oleh geantiklin barisan yang sedang timbul. Formasi Hulusimpang dari
Lajur Barisan telah diendapkan pada Oligosen Akhir di lingkungan laut dangkal
sampai daratan. Peristiwa ini menadai fasa utama pertama dari kegiatan gunungapi
regional Busur Barisan dan dapat dikorelasikan dengan “Formasi Andesit Tua” (Van
Bemmelen, 1949) yang sebelumnya ditafsirkan berumur Miosen Awal .
Pada Misoen Tengah pegunungan barisan tersebut terangkat dan seluruh
geantiklin menjadi batuan gunungapi. Pertama kali kegiatan tersebut bersifat
andesitan, tetapi kemudian disusul oleh letusan tuf asam yang hebat, lava dan
batuan vulkanoklastika yang telah berlanjut tanpa henti sejak saat itu dan bercampur
dengan rempah – rempah basa.
Pengendapat di Cekungan Sumatera Selatan dan cekungan Bengkulu berlangsung
dalam lingkungan susutlaut pada Miosen Tengan sampai Miosen Akhir ; dan
Formasi Lemau, walaupun masih bersifat lautan, telah diendapkan di perairan yang
lebih dangkal, yang pada Pliosen Awal menyebabkan terjadinya lingkungan
Laporan Geologi Untuk Sertifikasi Desain
PLTA Kerinci Merangin Provinsi Jambi
peralihan. Pengangkatan yang terjadi pada Pliosen Tengah – Akhir menyebabkan
terjadinya ketakselarasan setempat, yang disusul oleh pristiwa orogenesa utama
pada Plio – Plistosen yang menghasilkan persesaran renggut menganan regional di
sepanjang sistem Sesar Sumatera di pegunungan Barisan. Penandapan diakhiri
dengan pengendapan Formasi Bintuniyang bersifat Batuapung, takselaras diatas
Formasi Lemau dan kegiatan gunungapi yang disertai oleh pengangkatan
menyeluruh terjadi lagi di Busur Barisan, bersama – sama dengan penunjaman
ulang disepanjang sistem parit Busur Sumatera (QTv, Qhv, Qv). Pengendapan
Holosen terdapat sebagian aluvium dan endapan rawa.
Laporan Geologi Untuk Sertifikasi Desain
PLTA Kerinci Merangin Provinsi Jambi

GEOLOGI DAERAH PENYELIDIKAN


Morfologi Daerah Penyelidikan
Stratigrafi Daerah Penyelidikan
Struktur Geologi Dearah Penyelidikan
GEOTEKNIK LOKASI PLTA
Geoteknik Rencana Tapak Bendungan
Geoteknik Rencana Power House
Geotekni Rencana Weir dan Danau
Kelongsoran
Aspek Geoteknik Galian Pondasi
KEGEMPAAN
MATERIAL KONSTRUKSI
Bahan Material
Bahan Material Acak Random
Bahan Material Pasir (Filter)
Bahan Material Batu (Rip Rap)
ANALISI LABORATORIUM MATERIAL TIMBUNAN
Material Timbunan Tanah
Material Filter
Material Timbunan Rip Rap

Anda mungkin juga menyukai