Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS DAYA DUKUNG DAN

PENURUNAN RAFT FOUNDATION DAN DESAIN BASEMENT


GEDUNG TELKOM LANDMARK TOWER, JAKARTA

Arzena Norega
NIM : 15009047

(Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Program Studi Teknik Sipil)


Institut Teknologi Bandung

ABSTRAK

Dalam rangka meningkatkan kapasitas dan pengembangan pekerjaan, PT Telkom


Indonesia berencana untuk membangun suatu gedung baru di samping gedung kantor pusat,
Graha Citra Caraka, yang sudah berdiri sebelumnya di Jl. Gatot Subroto Kav. 52, Jakarta
Selatan. Gedung milik PT Telkom yang akan dibangun diberi nama Telkom Landmark
Tower yang direncanakan memiliki 2 tower utama, dimana tower 1 terdiri dari 21 lantai dan
tower 2 terdiri dari 46 lantai.
Pada tugas akhir ini, dilakukan perhitungan dan desain pada semua aspek geoteknik
yang terkait, yaitu meliputi penentuan parameter dan lapisan tanah di lokasi proyek, desain
dan analisis penurunan pondasi, dan desain basement. Penentuan parameter dan lapisan
tanah didasarkan pada tes lapangan yang terdiri dari SPT, CPT, Pressuremeter Test (PMT),
dan Downhole Seismic Test, kemudian juga tes laboratorium yang terdiri dari pengujian
index properties tanah, triaxial CU, dan uji konsolidasi. Pondasi yang direncanakan untuk
gedung ini adalah jenis pondasi rakit (raft foundation). Perhitungan daya dukung, penurunan
tanah, dan desain pondasi diperhitungkan pada beban statik dan dinamik dimana
pembebanannya didapat dari perencana struktur dan dalam proses analisisnya menggunakan
perangkat lunak PLAXIS 3D Foundation. Selain itu pada analisis dinamik pondasi rakit juga
ditambahkan analisis interaksi tanah-struktur (soil-structure interaction) berdasarkan
peraturan NIST GCR 12-917-22, Seismic Design of Reinforced Concrete Mat Foundations.
Hasil yang didapatkan dari analisis pondasi adalah penulangan pondasi, daya dukung
pondasi yang memenuhi faktor keamanan minimal dan penurunan tanah yang masih di
bawah batas nilai yang diizinkan.
Disamping desain pondasi, dilakukan juga desain struktur proteksi galian dengan
menggunakan perangkat lunak PLAXIS 2D. struktur proteksi galian sedalam 11.4 meter ini
berupa diaphragm wall setebal 600 mm dengan tambahan perkuatan berupa ground anchor
yang dipasang sebanyak 2 baris hingga 3 baris dengan jarak horizontal 3 meter, yang mana
pada perhitungan analisis kestabilannya dibagi menjadi 4 sisi. Selanjutnya perhitungan
dilakukan juga pada kondisi statik dan dinamik, dimana untuk analisis dinamik digunakan
metode Wood (1973) yang merumuskan beban lateral ekuivalen akibat gempa untuk
ditambahkan ke sistem diaphragm wall. Kemudian faktor keamanan galian dan defleksi pada
dinding hasil analisis PLAXIS 2D masih memenuhi nilai batas yang disyaratkan.

Kata kunci : Telkom Landmark Tower, pondasi rakit, penurunan tanah, daya dukung,, PLAXIS 3D Foundation,
interaksi tanah-struktur, PLAXIS 2D, basement, diaphragm wall, beban lateral ekuivalen dan ground anchor.

1
PENDAHULUAN Berdasarkan data tanah hasil uji lapangan
dan laboratorium dan data pembebanan
Tugas akhir ini secara umum menjabarkan struktur kemudian dilakukan pemodelan
mengenai proses desain geoteknik untuk dengan menggunakan perangkat lunak
gedung Telkom Landmark Tower. Dimulai tersebut. Kemudian hasil tersebut
dari penentuan parameter dan lapisan dibandingkan dan analisis didapatkan
tanah pada lokasi proyek hingga pada kesimpulan.
analisis dan desain pondasi gedung dan
struktur proteksi galian basement. PENGOLAHAN DATA
Perhitungan dilakukan secara manual dan
juga menggunakan perangkat lunak Data tanah didapat dari hasil pengeboran
tertentu yang dapat digunakan untuk ,pengujian lapangan yang tediri dari SPT,
memodelkan kondisi lapangan. Dalam CPT, PMT, dan Downhole Seismic Test,
proses pendesainan tersebut menggunakan dan pengujian laboratorium yag terdiri dari
bantuan perangkat lunak yang berdasar uji index properties tanah, uji triaxial CU,
pada metode elemen hingga (finite elemen dan uji konsolidasi. Dari data tersebut
method) yaitu PLAXIS 3D Foundation dan kemudian dilakukan pengolahan dengan
PLAXIS 2D. Pembebanan pondasi menggunakan teori-teori dasar sehingga
diperoleh dari perencana struktur baik didapatkan parameter-parameter kekuatan
pembebanan dalam kondisi statik maupun tanah dan properti tanah. Secara umum
dinamik. Pondasi gedung berupa pondasi kondisi tanah pada proyek Telkom
rakit (raft foundation) yang dibagi menjadi Landmark Tower dari permukaan tanah
3 area pondasi yaitu area pondasi tower 1 sampai kedalaman 7.5 meter merupakan
dengan ketebalan raft 2 meter dan area tanah medium stiff silty clay dengan NSPT
pondasi tower 2 dengan ketebalan raft 3.5 rata-rata adalah 10, kemudian tanah
meter, dan area pondasi dengan tebal raft dibawahnya merupakan tanah pasir dengan
1.5 meter. Pada tahap awal konstruksi area NSPT lebih dari 40, lebih dalam lagi
tower 1 dan tower 2 dipisahkan oleh late ditemukan tanah lempung kelanauan
pour strip. Kemudian bagian late pour dengan konsistensi teguh (stiff), NSPT
strip akan dicor setelah konstruksi gedung antara 20 sampai 30 dan konsistensi keras,
mencapai level atap. Hal ini dilakukan NSPT lebih dari 30. Dari analisis rata-rata
untuk memperkecil distorsi akibat NSPT dan Vs pada 30 meter teratas
terjadinya penurunan tanah diferensial lapisan tanah dapat disimpulkan bahwa
(differential settlement). Aturan dalam kelas situs guna keperluan desain seismik
penentuan parameter tanah dan desain adalah SD (tanah sedang).
pondasi mengacu pada Rapergub DKI
Jakarta (2009) mengenai pedoman Data pembebanan struktur didapatkan dari
perencanaan geoteknik dan struktur perencana struktur baik pembebanan
bangunan di provinsi DKI Jakarta. struktur dalam kondisi statik maupun
dinamik akibat gempa rencana desain.
Struktur proteksi galian merupakan
diaphragm wall yang diperkuat dengan Data seismic untuk lokasi tersebut antara
ground anchor, aturan –aturan yang lain PHA sebesar 0.28g, sedangkan
digunakan dalam pendesainan dinding koefisien gaya lateral tanah (kh) yaitu
proteksi galian menggunakan acuan yang 0.14. Kemudian berdasarkan analisis site
sama dengan pendesainan pondasi dan specific response spectra untuk periode
ditambahkan dengan BS 8002 - Code of gedung 2.96s percepatan strukturnya
Practice for Earth Retaining Structures. sebesar 0.115g

2
Dari data tersebut kemudian dilakukan Dari kontur penurunan segera pada area
pemodelan pondasi dan struktur proteksi pondasi dapat dianalisis pula penurunan
galian dengan menggunakan PLAXIS 3D diferensial-nya (differential settlement).
Foundation dan PLAXIS 2D. Distorsi penurunan pondasi rakit Telkom
Landmark Tower terbesar pada tower 2
HASIL DAN ANALISIS dalah sebesar 1/320 dan pada tower 1
sebesar 1/490. Nilai maksimum distorsi
Pada dasarnya ada 2 hal yang didesain yang diizinkan menurut Bjerrum adala
yaitu pondasi dan struktur proteksi galian. 1/300, sehingga dapat disimpulkan bahwa
Pondasi rakit dimodelkan dengan PLAXIS pondasi tidak akan bermasalah terhadap
3D Foundation. Perhitungan daya dukung penurunan diferensial yang melebihi
dilakukan dengan perhitungan manual syarat. Kemudian untuk penurunan jangka
menghasilkan nilai faktor keamanan panjang dihitung pula penurunan akibat
sebesar 3.27 sedangkan dari analisis konsolidasi. Besarnya penurunan
perangkat lunak didapatkan faktor konsolidasi (consolidation settlement)
keamanan lebih dari 4, kedua nilai ini maksimum adalah 60 mm yang terjadi
lebih besar daripada nilai faktor keamanan pada tower 2. Pada tower 1 besarnya
minimum yaitu 3. Setelah itu dilakukan penurunan konsolidasi maksimum sebesar
analisis uplift, dari perhitungan uplift ini 52.53 mm, sedangkan pada area podium
dapat disimpulkan bahwa gaya uplift sebesar 58.58 mm. Diperkirakan pula lama
dalam kondisi banjir sekalipun lebih kecil konsolidasi adalah selama 1652 hari atau
daripad beban gedung dalam tahap akhir selama kurang lebih 4.53 tahun.
konstruksi. Kemudian untuk interaksi tanah-struktur
(soil-structure interactions)
Perhitungan penurunan tanah sepenuhnya diperhitungkan tambahan gaya horizontal
dianalisis dengan menggunakan PLAXIS dan tambahan momen pada pondasi.
3D Foundation. Hasil analisis penurunan Percepatan horizontal yang ditambahkan
segera (elastic settlement) dapat dilihat (Sa,FIM) sebesar 0.115 g namun gaya
pada Gambar 1 nilai maksimumnya tambahan berupa momen (rocking effects)
adalah 23.77 mm , penurunan maksimum pada pondasi rakit tidak ada (Hφ = 0).
ini terjadi pada tower 2, sedangkan pada Hasil analisis intraksi tanah-struktur yaitu
tower 1 penurunan maksimumnya yaitu deformasi pondasi pada saat gempa
sebesar 17.94 mm, kemudian pada podium bertambah sebesar 8.87 mm, selain itu
penurunan maksimum yang terjadi adalah juga dihasilkan gaya-gaya dalam pondasi
19.9 mm. untuk keperluan perhitungan penulangan
pondasi.

Struktur proteksi galian sedalam 11.4


meter direncanakan menggunakan
diaphragm wall dengan tebal 600 mm dan
diperkuat dengan ground anchor dengan
jarak horizontal sebesar 3 m, kemudian
dalam analisis sisi dinding dibagi menjadi
4 sisi dinding. Analisis kestabilan galian
basement 3 lantai Telkom Landmark
Tower ini menggunakan bantuan software
Gambar 1. Hasil analisis penurunan segera PLAXIS 2D. Permodelan struktur proteksi
(elastic settlement) pondasi Telkom Landmark
Tower
galian dapat dilihat pada Gambar 2.
Analisis kestabilan galian dihitung untuk
keamanan jangka pendek (short term

3
analysis) dan keamanan jangka panjang Hasil analisis dengan PLAXIS 2D defleksi
(long term analysis). Hasil analisis dinding maksimum berkisaar antara 61.37
stabilitas galian jangka pendek untuk mm hingga 74.29 mm, sedangkan faktor
semua dinding menunjukkan angka yang keamanan turun menjadi angka 1.82
berkisar dari 2.11 hingga 2.29, sedangkan hingga 2.13.
untuk jangka panjang nilainya dari 2.08
hingga 2.20. Defleksi maksimum yang KESIMPULAN
terjadi pada dinding yaitu sebesar 37.69
mm hingga 44.59 mm. Berdasarkan hasil dan analisis, dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Perencanaan pondasi rakit (raft


foundation) Telkom Landmark Tower
dari segi daya dukung memenuhi
faktor keamanan memenuhi nilai yang
disyaratkan (FS > 3) baik menurut
perhitungan manual maupun
perhitungan dengan perangkat lunak
metode elemen hingga. Penurunan
segera yang terjadi masih pada batas
Gambar 2. Ilustrasi permodelan galian terbuka yang diperbolehkan dan adanya
pada sisi 1 distorsi akibat penurunan diferensial
masih lebih kecil dari nilai yang
Ground anchor dipasang sebanyak 3 baris diizinkan. Penurunan diferensial ini
pada dinding 1-1 (berbatasan langsung juga diantisipasi dengan mengecor late
dengan gedung Graha Citra Caraka) dan pour strip setelah konstruksi gedung
pada dinding sisi 2-2 hingga 4-4 dipasang mencapai level atap. Penurunan
sebanyak 2 baris. Gaya angkur berkisar konsolidasi terjadi selama kurang lebih
antara 624.71 kN hingga 680.13 kN untuk 4.53 tahun dan besarnya penurunan
setiap angkurnya. Kemudian dalam maksimum 60 mm masih dalam batas
kondisi gempa, gaya gempa yang diizinkan.
diperhitungkan sebagai beban lateral 2. Struktur proteksi galian berupa
ekuivalen menurut Wood (1973). diaphragm wall ini selain menjadi
Kemudian gaya tersebut ditambahkan pada dinding penahan tanah saat konstruksi
permodelan di PLAXIS 2D seperti pada pondasi namun juga sebagai dinding
Gambar 3. basement yang bersifat permanen,
sehingga perlu dilakukan analisis
jangka pendek da jangka panjang.
Hasil analisis menunjukkan bahwa
angka keamanan stabilitas struktur
proteksi galian diatas angka keamanan
yang disyratkan (FS > 2). Defleksi izin
maksimal untuk kondisi galian ini
menurut BS 8002 adalah 57.5 mm,
sehingga defleksi hasil analisis
PLAXIS 2D masih lebih kecil daripada
yang disyaratkan. Desain angkur
Gambar 3. Ilustrasi permodelan galian terbuka
menggunakan angka keamnan sebesar
dengan beban gempa pada sisi 1 2 dan bonded length direncanakan
berada pada lapisan dense sand,

4
dengan jumlah strand rata-rata yaitu 6 untuk Stuktur Bangunan Gedung dan
strand yang memiliki mutu sesuai Non Gedung
ASTM A 416-06. Pada saat terjadi SNI 03-2847-2002 : Tata Cara
beban gempa faktor keamanan Perhitungan Struktur Beton Untuk
stabilitas dinding turun namun tetap Bangunan Gedung
lebih besar daripada yang disyaratkan BS 8002 : Code of Practice for Earth
(FS > 1.5). Retaining Structures
Ebeling, Robert M. And Strom Ralph W.
PUSTAKA 2001. State of the Practice in the
Design of Tall, Stiff, and Flexible
Das, Braja M. 2011. Principles of Tieback Retaining Walls. US Army
Foundation Engineering. Toronto : Corps of Engineers
Thomson NEHRP Seismic Design Technical Brief
Craig. 2004. Craig’s soil mechanics. New no.7 Seismic Design of Reinforced
York : Spons Press Concrete Mat Foundation. National
Whitman, Robert V. And Lambe Institute of Standards and
T.William. 1969. Soil Mechanics. Technology. Published in 2012
New York : John Wiley & Sons Soil-Structure Interaction for Building
Leonardo Electronic Journal of Practice Structures. National Institute of
and Technologies. Contiguous Pile Standards and Technology.
Wall as a Deep Excavation Published in 2011
Supporting system. New Delhi, Comparison of U.S. and Chilean Building
India, 2011. Code Requirements and Seismic
Bowles, Josep. 1997. Foundation Analysis Design Practices. National Institute
and Design. Singapore : McGraw- of Standards and Technology.
Hill Published in 2011
Canadian Geotechnical Society. 2006. Rapergub DKI Jakarta. 2009. Pedoman
Foundation Engineering Perencanaan Geoteknik dan Struktur
Manual.Canada Bangunan di Provinsi DKI Jakarta.
Coduto, Donald P. 2001. Foundation Jakarta: Gubernur DKI Jakarta
Design Principles and Practices. Irsyam, Masyhur. 2004. Catatan Kuliah
New Jersey : Prentice-Hall Rekayasa Pondasi. Penerbit ITB
Standard Tes Method for Prebored Bandung.
Pressuremeter Testing in Soils, www.lankelma.com
American Society Testing Material www.puskim.pu.go.id
(ASTM). United States.
Kramer Steven L. 1996. Geotechnical
Earthquake Engineering. New
Jersey : Prentice-Hall
Geotechnical Engineering Circular no.4
Ground Anchors and Anchored
System. U. S. Department of
Transportation/FHWA. Published in
1999
Budhu, Muni. 2000. Soil Mechanics and
Foundations. New York : John
Wiley & Sons.
RSNI 03-1726-201x : Tata Cara
Perencanaan Ketahanan Gempa

Anda mungkin juga menyukai