Pantun Jenaka
Pantun Jenaka
[37]
[25] Tidur siang di atas dipan,
Buah kelapa buah lontar mata terpejam karena lelah.
Jatuh terlindas roda motor Peganglah tiket masa depan,
Untuk apa otaknya pintar tiketmu berada di sekolah.
Tapi sukanya di tempat kotor [38]
[26] Bukit tinggi bertingkat-tingkat,
Selasih dibawah papaya sebagai anugerah juga rahmat.
Diseruduk seekor rusa Meski jauh tetap berangkat,
Katanya sih orang kaya kami doakan agar kau selamat.
Pinjam pulpen saja tak bias [39]
[27]
Jalan-jalan ke Batu Jajar,
Kupu-kupu terbang ke taman
luas sawah berhektar-hektar.
Hutan bakau banyak ikannya
Siapa yang tekun belajar,
Aku punya seorang teman
saat dewasa akan pintar.
Mendekatiku kalau ada maunya
[40]
[28]
Pagi hari makan laksa Tidur bayi di ayunan,
Lauknya dengan pepes belida ayunan kecil dari papan.
Kalau meminjam ia memaksa Sekolah adalah perjuangan,
Kalau saya meminjam bilangnya ga ada untuk meraih masa depan.
[29] [41]
Badan kotor banyak kuman Waktu hujan berbasah-basah,
Air turun lewat talang main di kolam untuk berenang.
Pantas saja tak punya teman Waktu kecil bersusah-susah,
Ia pelit bukan kepalang dewasa kelak bersenang-senang.
[30] Pahit manis terasa di lidah,
Mawar tumbuh di tengah taman banyak pikiran di kepala.
Banyak daunnya tinggi di batang Belajar adalah ibadah,
Dia pasti mengaku teman di sisi Allah ada pahala.
Kalau mau pinjam hutang [42]
[31] Bangun rumah dari bata,
Bagus kursi banyak yang suka rumah satu jadi dua.
Sayang kayunya terbelah-belah Tabah hati gapai cita-cita,
Kita masih berpantun ria kepada Allah kita berdoa.
Pantun jenaka anak sekolah. [43]
[32] Lari cepat si gundala,
Para guru sedang rapat tuk mengejar laju kereta.
Kami semua sedang senam Memang akan banyak kendala,
Pantun untuk kelas empat dalam menggapai cita-cita.
Kelas lima dan kelas enam [44]
[33] Sangat ringan tubuh kancil,
Minta maaf jika salah sayang kancil sangat usil.
Anak ayam turun berkotek Banyak belajar di waktu kecil,
Belum mengerjakan PR sekolah
di waktu besar moga berhasil.
Pagi-pagi ribut menyontek
[45]
[34]
Bangau turun ke dalam rawa,
Beli kecap, kecap bango
terbang menuju kebun salak.
Bango berdiri berjajar-jajar
Clingak clinguk planga plongo Ibu Bapak selalu berdoa,
Itu akibat malas belajar moga dirimu sukses kelak.
[35] [46]
Pergi ke ladang memetik duren Sungguh indah pulau Pinang,
Perut lapar nasinya basi banyak kolam juga taman.
Percuma saja wajahnya keren Bangun pagi hati senang,
Otaknya kosong tak berisi pergi ke sekolah bertemu teman.
[36] [47]
Cantik sekali wajah pengantin, Anak sekolah duduk berjajar,
banyak hati yang tertambat. duduk di bangku amat lebar.
Pergi sekolah harus rajin, Sekolahku teman belajar,
guruku baik dan penyabar.
[48] [59]
Bulan terang sangat jelas, Batu gunung bisa terbelah,
pagi hari tertutup kabut. banyak hewan yang berpindah.
Bila sudah masuk kelas, Nikmati masa-masa sekolah,
selalu tenang tidak ribut. inilah masa yang sangat indah.
[49] [60]
Gemuruh suara air arungan, Tebas rumput dengan parang,
berkelok sungai ke ujung desa. duduk santai di ayunan.
Jika guru sedang menerangkan, Berteman dengan banyak orang,
dengarkan olehmu dengan seksama. silaturahim dalam jalinan.
[50] [61]
Bawah batu ada lipan, Gersang nian bukit cadas,
batu keras hadapi zaman. dahan pohon usah dipangkas.
Jadi anak mesti sopan, Jadilah murid yang cerdas,
disayang guru disukai teman. selalu kerjakan setiap tugas.
[51] [62]
Buah duku Talang Betutu, Panjang belut dua jengkal,
beli sekilo untuk arisan. lebih panjang ekor pari.
Sesama teman saling membantu, Berteman dengan anak nakal,
itulah tanda murid budiman. bagai menusuk diri sendiri.
[52] [63]
Burung murai dalam sangkar, Tanjung Pandan Tanjung Pinang,
sangkar mahal indah hiasannya. lewat dulu desa Ketapang.
Jauhkan olehmu bertengkar, Orang beriman selalu tenang,
bertengkar itu tiada gunanya. hidupnya bahagia terasa lapang.
[53] [64]
Mati lampu kegelapan, Gugur daun pohon ara,
nyalan dulu sebatang lilin. daun hijau dimakan rusa.
Ada PR segera kerjakan, Jauh dari Tuhan akan sengsara,
itulah tanda anak disiplin. di dunia dan akhir masa.
[54] [65]
Petik satu buah sukun, Nasi hangat dalam kukusan,
sayang buah masih kecil. nasi merah dalam nampan.
Hendaknya belajar dengan tekun, Belajar tak pernah bosan,
dengan tekun bisa berhasil. supaya cerah masa depan.
[55] [66]
Api panas dari bara, Mangga gedong mangga cengkir,
ada yang pingsan melihatnya. kayu jati bagus diukir.
Tanpa ilmu hidup sengsara, Jika engkau bersifat kikir,
dengan ilmu insan berbahagia semua orang akan menyingkir.
[56] [67]
Melati wangi melati putih, Bumi penuh dengan hewan,
rempah-rempah banyak gunanya. langit dihiasi awan gemawan.
Mari kita hidup bersih, Jika engkau insan dermawan,
buang sampah pada tempatnya. banyak teman banyak kawan.
[57] [68]
Menarik rakit hingga ke tepi, Lambat jalan kura-kura,
rakit dibuat berhari-hari. jalan terjal tidak rata.
Kalau lingkungan indah rapi, Di dunia hanya sementara,
lingkunganpun nyaman berseri. persiapkan bekal akhirat kita.
[58] [69]
Tepung gula jadi adonan, Anak desa memetik kelapa,
timun cabai dibuat acar. kelapa hijau rupa-rupa.
Mari tanam pepohonan, Manusia tidak akan lupa,
kondisi teduh udarapun segar. saat dimasukan rasa bahagia.
Jika pribadi selalu santun,
semua orang mudah dituntun.
[70] [82]
Anak sekolah belajar giat, Makan enak lauk pepesan,
sudah besar punya pangkat. duduk di tepi sungai Asahan.
Menuntut ilmu sepanjang hayat, Nabi telah memberi pesan,
dengan ilmu beroleh berkat. kita berlindung dari kegelisahan.
[71] [83]
Hutan hijau mesti lestari, Nasi merah nasi ketan,
warisan untuk cucu nanti. dimasak waktu ada hajatan.
Berteman dengan bijak bestari, Gelisah adalah bisikan setan,
belajar hikmah kehidupan ini. tenang berasal dari keimanan.
[72] [84]
Kini kancil sudah jera, Di mana letak kota Daha,
mencuri timun ditinggalkannya. jauh di negeri Arab sana.
Kehidupan laksana samudra, Kewajiban insan berusaha,
engkau adalah perahunya. tekad kuat ada di dada.
[73] [85]
Awan putih tampak mengambang, Sudah diberi usah meminta,
pantai surut tersisa garam. terimakasih di lubuk jiwa.
Banyak ombak dan gelombang, Tekad bulat tuk cita-cita,
jangan sampai perahumu karam. bertawakal jangan dilupa.
[74] [86]
Bambu tali bambu anyaman, Air putih di atas meja,
diambil oleh si bujang tampan. badan lelah tidurpun lena.
Dunia ini bukan tujuan, Usia hanya sekejap saja,
tempat berangkat awal kehidupan. jalani hidup penuh makna.
[75] [87]
Sarapan pagi kue cucur, Bagaimana tanah basah,
tambah lagi dengan bubur. karena hujan turun merata.
Pantang mundur meskipun hancur, Bagaimana hati gelisah,
kebenaran jangan terkubur. selama Allah Tuhan kita.
[76] [88]
Tanam padi tumbuh ilalang, Putih-putih bulu domba,
kalau lapar makan lemang. bila dirajut indah jadinya.
Kepada Allah jua engkau pulang, Bila insan sempurna menghamba,
jangan dosa bergelimang. Allah akan penuhi segalanya.
[77] [89]
Angin bertiup suara menderu, Ular kobra sangat berbisa,
terbang burung jumlah beribu. awas menyembur ke arah mata.
Alam terkembang menjadi guru, Dijamin sudah rezeki manusia,
petiklah hikmah banyakan ilmu. bersyukur kepada-Nya tugas kita.
[78] [90]
Naik pedati pergi ke desa, Jaga lisan bila berkata,
hutan bakau banyak udangnya. semua pasti ada catatannya.
Besarkan hati lapangkan jiwa, Jika insan tekun bekerja,
tentu engkau miliki kharisma. kesuksesan di depan mata.
[79] [91]
Ikan pari ikan cucut, Buah nangka buah sukun,
beli di pasar pagi pagi. tercampur dengan minyak zaitun.
Beranilah jangan pengecut, Yang kuat dan yang tekun,
itulah perintah dari Nabi. oleh Allah kan dituntun.
[80] [92]
Siapa yang membeli sangkar, Anak gembal hilang dombanya,
sangkar burung anyaman tikar. mungkin dimakan oleh serigala.
Siapa yang suka bertengkar, Allah mencintai hamba-Nya,
dekat dia dengan yang mungkar. yang bekerja dengan seksama.
[81]
Oleh-oleh minyak zaitun,
dapat pula kain katun.
[93] Dari Seram ke Pulau Buru
Kulit rubah tidak merah, Dalam kota beli papaya
abu-abu warna aslinya. Anak baik menghormati guru
Meski rebah jangan menyerah, Berbakti jua pada orangtua
dengan jari kudayung jua.
[94] Ke kota Medan membeli ulos
Air minyak tak tercampur, Beli ulos penuh bergambar
badan sakit minum kencur. Anak sekolah jangan membolos
Jika membolos tak jadi pintar
Hidup ini medan tempur,
beranilah meskipun hancur.
Buah duku dari Palembang
[95]
Pulau Bali mashur mangganya
Mari petik buah tomat, Baca buku janganlah jarang
buah tomat mengandung serat. Sebab buku jendela dunia
Lebih baik hidup terhormat,
terhormat nanti di akhirat. Pohon jati kuat kayunya
[96] Pohon nyiur tinggi batangnya
Berderap kaki tentara, Murid sejati banyak ilmunya
tegap sekali cara jalannya. Bekal mengabdi nusa bangsa
Berjuang hanya sementara,
tidak mungkin selamanya. Air laut asin rasanya
[97] Kelapa muda manis airnya
Dayung-dayung perahu sampan, Jika ingin hidup bahagia
sebilah kayu untuk titian. Sejak muda tekun bekerja
Berjuang untuk kehidupan,
siapkan bekal tuk kematian. Masuk toko membeli kain
[98] Kain batik buatan Tasik
Beli baju beli celana, Jika engkau banyak bermain
beri satu untuk tetangga. Kepada ilmu tidak tertarik
Hiduplah dengan bijaksana,
emosi nafsu mesti dijaga. Tanam padi di tengah sawah
Sawah subur selalu basah
[99] Pagi hari pergi sekolah
Memang asyik main jerami, Sore hari ke madrasah
sambil makan kue legit. s
Kasihi yang ada di Bumi, Tanah tandus penuh batu
niscaya dicintai penduduk langit. Tanah subur selalu gembur
[100] Jika orang banyak berilmu
Sungguh indah kota Mekah, Sehat makmur sepanjang umur
jangan lupa kota Madinah.
Siapa yang memberi sedekah, Tinta hitam untuk menulis
oleh Allah diberi nafkah. Pensil warna untuk melukis
[101] Ilmu itu tak pernah habis
Anak kecil banyak polah, Turun temurun ke ahli waris
banyak orang yang tertawa.
Hidup ini jangan serakah, Hujan angin bercampur badai
ambil dunia hanya secukupnya. Hujam reda pergi ke pantai
[102] Di sekolah jangan berkelahi
Kalau berkelahi tak jadi pandai
Tekukur memanggil kancil,
lihat jerapah jalan kesasar.
Anak bambu bernama rebung
Bersyukur untuk hal kecil,
Rebung dibeli di pasar pagi
niscaya ditambah dengan yang besar. Anak sekolah suka menabung
[103] Semua keperluan bisa dibeli
Pak penghulu mengambil bedak,
perahu besar baru bersandar. Tamasya ke kota Bogor
Pikir dulu sebelum bertindak, Jangan lupa ke Kebun Raya
supaya sesal dapat terhindar Meski kau sudah tersohor
Jangan lupakan ayah bunda
Gajah perang melawan gajah Jangan takut oleh lawan.
Seekor pelanduk mati di tengah
Jika kau tiada masuk sekolah
Ayah bunda pastilah resah Tinggi usia di tengah zaman,
Tinggi bunga di tengah taman.
Kain tenun dari Sumbawa Jadilah anak yang budiman,
Kain batik dari Pekalongan
Disayang ayah disukai teman.
Jika ingin jadi mahasiswa
Sekolah Dasar jangan diabaikan
Semut makan hingga kenyang,
Merah warna buah tomat Makan ubi juga kentang.
Membuat sayur terasa nikmat Bila hati sangat penyayang,
Beta ingin mencari sahabat Semua manusia akan datang.
Agar hidup punya manfaat